Anda di halaman 1dari 57

STANDARISASI DAN SISTEM MUTU

STANDARISASI & SISTEM MUTU

Sistem penjaminan mutu yang paling mapan dan


paling banyak digunakan di seluruh lembagalembaga di dunia adalah sistem penjaminan
mutuInternational Organization for
Standarization(ISO). Istilah ISO diambil dari
bahasa Yunani isos yang berarti sama, atau
standar. Oleh karenanya ISO digunakan sebagai
standar mutu yang dikeluarkan olehInternational
Organization for Standardizationatau Badan
Standar Internasional. ISO yang berdiri pada
1947 bersifat organisasi non pemerintah yang
berpusat di Jenewa, Swiss (Prasetya, 2004)

Sejarah tentang sistem penjaminan mutu ISO


berawal dari kondisi perang dunia ke II yang
ingin mendapatkan bahan peledak dengan
standar mutu yang bagus. Berawal dari sinilah
kemudian bagian pengadaan barang militer
Inggris mengembangkan serangkaian standar
yang secara umum dapat menunjukkan
kemampuan
suatu
perusahaan
dalam
menyediakan produk bermutu tinggi.

Pada akhir 1960-an dibuat standar sistem mutu AQAP (Allied


Quality Assurance Publicators) yang dikembangkan dari
standar-standar sebelumnya. Pada awal 1970-an, Inggris
mengembangkan lebih lanjut seri AQAP dan disebut
DEFSTAN 05 series olehUnited Kingdom Ministry of
Defence. Pada saat yang bersamaan angkatan bersenjata
Amerika Serikat mengembangkan MIL STD 9858A. Disisi lain
perusahaan-perusahaan yang tidak bertransaksi dengan
militer kemudian mengembangkan BS 5157 yang kemudian
dikembangkan BS 5750 bagian 1, 2 dan 3 pada tahun 1979.
Pada tahun ini pula pemeriksaan pihak ke tiga yang
merupakan karakteristik ISO 9000 mulai dikembangkan.
Selain itu pada tahun ini komisi ISO Inggris yaituBritish
Standard Institute(BSI) menyerahkan proposal untuk
pembentukan komisi teknik baru dengan nomor ISO/TC 176.
Sebagai hasil dari ISO/TC 176 yang telah melakukan
sosialisasi ke seluruh dunia dalam tahun 1987 seri standar
ISO 9000 dipublikasikan.

Sistem manajemen mutu merupakan salah satu


proses yang masih menjadi bagian dari proses MMT.
Proses pengembangan secara terus menerus dalam
MMT akan berhasil jika terdapat proses yang
komprehensif
untuk
melakukan
pengujian,
pencermatan, analisis, dan pelaporan terhadap
kegiatan yang berkaitan dengan proses dalam upaya
untuk merelisasikan produk. Shoki, dkk mengatakan
bahwa ISO 9000 dapat diintegrasikan dengan MMT
untuk pengembangan menyeluruh sistem mutu yang
mana pengembangan mutu dapat dicapai dengan
mendasarkan pengujian proses-proses organisasi
yang
berkaitan
dengan
definisi
proses,
pengembangan proses dan desain proses.

ISO 9001:2000 merupakan ISO versi baru yang di


luncurkan pada bulan Oktober 2000. Bagi semua
organisasi yang telah memperoleh sertifikat ISO,
maka memiliki kewajiban untuk melakukan
modifikasi sesuai dengan persyaratan baru yang
diterapkan dalam ISO 9001:2000, walaupun tidak
terdapat perbedaan yang sangat bertolak
belakang. ISO tentang sistem mutu merupakan
sistem ISO dengan seri ISO 9000 yang mulai
dikeluarkan pada tahun 1987. ISO 9000 terdapat
berbagai varian yaitu ISO 9000, ISO 9001, ISO
9002, ISO 9003, dan ISO 9004

ISO 9000 menguraikan filosofi umum dari


standar sistem mutu, karakteristik, jenis-jenis,
dan dimana serta kapan standar ini tepat
digunakan, serta mendiskripsikan unsur-unsur
yang harus dimasukkan dalam model
penjaminan mutu ini. ISO 9001 memuat
sistem mutu untuk desain/ pengembangan,
produksi, instalasi dan pelayanan, ISO 9002
untuk produksi dan instalasi, ISO 9003 untuk
inspeksi dan pengujian akhir, dan ISO 9004
merupakan panduan manajemen mutu dan
elemen sistem mutu (Sonhadji, 1999)

Perubahan untuk versi ISO 1994 dengan versi


2000 adalah penggabungan ISO 9001, ISO 9002
dan ISO 9003 menjadi ISO 9001 saja. Perubahan
lain adalah struktur yang mendasarkan polaPlanDo-Check-Action(PDCA),
pendekatan
proses,
penekanan pada pelanggan, dan peningkatan
berkesinambungan (continual improvement), dan
penekanan pada peranan dan tanggung jawab
manajemen puncak terhadap sistem manajemen
mutu (Gazpers, 2001). Pada tahun 2000, ISO yang
berkaitan dengan Sistem Manajemen Mutu (SMM)
tersebut kemudian di beri nama dengan ISO
9001:2000.

Pada bulan Mei 2008 ISO 9001:2000 diperbaruhi


menjadi ISO 9001:2008. Perubahan yang
dilakukan dari versi 2000 ke versi 2008 memang
tidak sedrastis ketikadilakukannya perubahan
dari versi 1994 ke versi 2000. Namun demikian,
tetap terdapat banyak hal penting dalam
perubahan versi tersebut, utamanya berkaitan
dengan
penyesuaian
terhadap
teknologi
informasi dan penggunaan tenaga kerja luar.
Organisasi yang telah memperoleh SMM ISO
9001:2000 harus melakukanupdatepada versi
2008 ini selambat-lambatnya pada bulan
November 2010.

Dengan semakin luasnya berbagai hal yang


berkaitan dengan wilayah yang harus
distandarisasi, maka semakin banyak pula
jenis-jenis standar baru yang ada dan
diimplementasikan pada berbagai negara.
Standar-standar ISO yangberkaitan dengan
berbagai
bidang
tersebut
beberapanya
terdapat pada tabel .

ISTILAH-ISTILAH PENTING DALAM SNI

Mewujud ( Entity ), kasat mata atau tidak kasat mata


Mutu ( Quality ) , keseluruhan karakteristik demi
kepuasan kebutuhan ( satisfaction of need )
Jaminan Mutu ( Quality Assurance,QA ), kegiatan
terencana dan sistematis yang diterapkan demi
pemberian keyakinan yang memadai bahwa produk
bermutu
Pengendalian Mutu ( Quality Control,QC ), teknik
dan kegiatan operasional yang digunakan untuk
memenuhi persyaratan mutu
Inspeksi ( Inspection ), kegiatan seperti pengukuran,
pemeriksaan, pengujian, pembandingan mutu yang
ditentukan, agar diperoleh produk bermutu

SNI : Standar Nasional Indonesia

Ada 5 seri yaitu :


SNI
SNI
SNI
SNI

SNI 19-9000-1992
19-9001-1994
19-9002-1994
19-9003-1994
19-9004-1992

ISO 9000 : Quality management and quality assurance


standards-guidelines for selection and use
ISO 9001 : Quality sistem model for quality assurance in
design/development, production, installation and servicing
ISO 9002 : Quality sistem model for quality assurance in
production and installation
ISO 9003 : Quality sistem model for quality assurance in final
inspection and test
ISO 9004 : Guidelines-quality management and quality
systems
elements

Dimensi Kualitas
Ada 8 dimensi yang digunakan untuk menganalisis
karakteristik kualitas produk.
1. Performa ( Performance ): aspek fungsional produk, misalnya
percepatan, kenyamanan, dll
2. Features, pelengkap dari performa, misal servis makan/minum, TV
3. Kehandalan ( reliability ), keberhasilan suatu produk dalam periode
waktu tertentu di bawah kondisi tertentu
4. Konformitas ( conformance ), kesesuaian produk terhadap spesifikasi
yang telah ditetapkan sebelumnya
5. Daya tahan ( durability), ukuran masa pakai produk
6. Kemampuan pelayanan ( service ability ), berkait dengan kecepatan,
kesopanan, kompetensi, kemudahan, serta akurasi
7. Estetika ( aesthetics), keindahan produk
8. Kualitas yang dipersepsikan, bersifat subyektif, terkait dengan
perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk. Biasanya pelanggan
terpengaruh oleh merek merek tertentu yang diyakini pasti baik.

FOKUS

PADA PELANGGAN(Customer Focus)


Organisasi bergantung pada pelanggan mereka, karena itu
manajemen organisasi harus memahami kebutuhan pelanggan
sekarang & yang akan datang. Organisasi harus memenuhi kebutuhan
pelanggan dan giat berusaha melebihi ekspektasi pelanggan.

2. KEPEMIMPINAN(Leadership)
Pemimpin organisasi harus menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari
organisasi. Mereka harus menciptakan dan memelihara lingkungan
internal agar orang- orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam
pencapaian tujuan- tujuan organisasi.

3. KETERLIBATAN ORANG(Involvement of people)


Orang/ karyawanpada semua tingkatan merupakan faktor yang
sangat penting dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara
penuh akan memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk
manfaat organisasi.

4. PENDEKATAN PROSES(Process Orientation)


Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara efisien,
apabila aktivitas dan sumber- sumber daya yang berkaitan
dikelola sebagai suatu proses. Suatu proses dapat
didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang,
material, metode, mesin dan peralatan, dalam suatu
lingkungan guna menghasilkan nilai tambah output bagi
pelanggan.

5. PENDEKATAN SISTEM TERHADAP


MANAJEMEN(System Approach to Management)
Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan, dari
proses- proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem,
akan memberikan kontribusi pada efektifitas dan efisiensi
organisasi dalam mencapai tujuan- tujuannya.

6. PENINGKATAN TERUS MENERUS(Continual


Improvement)
Peningkatan terus- menerus dari kinerja organisasi
secara keseluruhan harus menjadi tujuan tetap dari
organisasi. Peningkatan terus- menerus didefinisikan
sebagai suatu proses sebagai suatu proses yang
berfokus pada upaya terus- menerus meningkatkan
efektifitas dan atau efisiensi organisasi untuk
memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi itu.
Peningkatan terus- menerus mambutuhkan langkahlangkah konsolodasi progresif, menanggapi
perkembangan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan,
dan akan menjamin suatu evolusi dinamik dari sistem
manajemen mutu.

7. PENDEKATAN FAKTUAN DALAM


PEMBUATAN KEPUTUSAN (Factual Approach
to Decision Making)
Keputusan yang efektif adalah keputusan yang
berdasarkan pada analisis data dan informasi
untuk menghilangkan akar penyebab masalah,
sehingga masalah- masalah kualitas dapat
terselesaikan secara efektif dan efisien.

8. HUBUNGAN PEMASOK YANG SALING


MENGUNTUNGKAN(Mutually Beneficial
Supplier Relationship)
Suatu organisasi dan pemasok adalah saling
tergantung, dan suatu hubungan yang saling

Unsur Utama TQM


1.Fokus pada pelanggan
2.Obsesi terhadap kualitas
3.Pendekatan Ilmiah
4.Komitmen jangka panjang
5.Team Work
6.Improve secara berkesinambungan
7.Pendidikan dan Latihan
8.Kebebasan terkendali
9.Kesatuan tujuan
10.Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan

Inspeksi

Arti sempit inspeksi adalah memeriksa atau pemeriksaan. Inspeksi


adaiah gabungan kegiatan operasional dan managerial, yang
meliputi: review, survey, check, measure, detection, examination,
data collection, analyze^ documentation, reporting, test,
recording, dan auditing atau verification. Ada 2 langkah inspeksi,
yaitu: pengendalian rnutu dan penjaminan mutu

Pengendalian mutu ( Quality Control, QC ): terhadap raw material,


process and equipment or technology. Langkahnya ialah: review
dokumen, survei lokasi obyek, pengecekan obyek, pengukuran,
deteksi penyimpangan, penelitian lanjut ( eksaminasi ),
dokumentasi cacat, pelaporan singkat, penyajian rekapitulasi,
perekaman perbaikan dalam kartu rekam ( record card)

Penjaminan mutu ( Quality Assurance, QA ):


langkah managerial secara sistematis untuk mengadakan auditing
atas hasil kerja pengendalian mutu. Bisa dilakukan secara internal
oleh pemilik obyek maupun eksternal oleh perusahaan independen.
Langkahnya adaiah: review dokumen, audit hasil QC, pelaporan
sesuai format standar.
Cakupan Inspeksi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Plant inspection
Boiler inspection
Welding inspection
Rotating Equipment Inspection
Offside inspection
Statutory inspection Qc/ ncfann -an ctang)
Electrical inspection

Pengendalian Mutu Terpadu ( PMT )


( Total Quality Control)
Adalah sistem manajemen yang mengikutsertakan seiuruh karyawan dari tingkatan organisasi dengan
penerapan konsep pengendalian kualitas dan metoda statistik untuk mencapai kepuasan pelanggan dan
yang mengerjakannya.
Ada 2 arti TQC:
1. TQC sebagai faisafah, mengharuskan seiuruh karyawan mempunyai pola pikir dan bertindak berdasarkan:
. Market in concept
. proses berikut adalah pelanggan kita
. self control atau self Plan- Do- Check- Action ( PDCA )
. Quality Assurance
2. TQC sebagai Sistem Manajemen
Ada 3 tingkatan manajemen, yaitu:
a. Manajemen Puncak ( Top Management): perumus visi dan misi
b. Manajemen Menengah ( Midle Management) pengurai atau
penjabar visi dan misi menjadi rancangan
aktifitas lengkap
dengan budged
c. Manajemen bawah ( Foreman and Operators) melaksanakan
standar standar perusahaan
Karakteristik TQC

1.
2.
3.
4.
5.

Karakteristik TQC
Berorientasi pada kepuasan pelanggan
Merupakan manajemen partisipatif
Semua harus tertulis
Berorientasi pada proses agar hasil optimal
Saling terkait, tidak mementingkan pekerjaan sendiri

Cara penerapan TQC


A. Mentalitas dasar
B. Sistem Manajemen
C. Sarana
D. Pendekatan Penerapan dan Pengembangan

A.

Mentalitas Dasar -> pola berpikir dan pola bertindak


ada 4 aspek, yaitu:
Sumber Daya Manusia ( SDM ), Kesadaran Mutu, Manajemen PDCA, Berbicara
berdasar data atau fakta.

SDM: - tidak saling menyalahkan


- kerjasama dan partisipatif
- keserasian hubungan atasan dan bawahan
Kesadaran Mutu: - mutu berarti kepuasan pelanggan
- proses berikutnya adalah pelanggan kita
- orientasi pasar
- kualitas adalah QCDSM ( Quality, Cost,
Delivery, Safety, Morals)
Manajemen PDCA: pengendalian mutu dimulai sejak darl proses awal sampai akhir,
selalu dilakukan tindakan pencegahan dan perbaikan
Berbicara berdasar data dan fakta: selalu berdasar pada data dan standar tertulis
dan terukur, bukan NATO ( No Action Talk Only)

B. Sistem Manajemen
Ada 5 aspek sistem manajemen
1. Policy Management
a. What Business are we in ( WBAWi) -> saat ini
b. Aim -> yang akan dicapai
c. Mission -> cara atau strategi pencapaian
d. Vission -> cita-cita atau angan-angan
e. Key Result Areas -> kunci keberhasilan
f. Five year policy -> kebijakan jangKa menengah
g. One year policy -> kebijakan jangka pendek
2. Activity Management
a. Activity plan -> rancangan kegiatan
b. 7ab/e of control point and check point
c. Management Graph -> ploting berbentuk grafik

3. QCC or SS management -> pengendalian dan inovasi


QCC -> Quality Control Circle, terdiri 4 - 1 0
orang pelaksana peningkatan dan
pengendalian
mutu dalam unit kerja
yang sama
SS -> Suggestion System, menampung
usulanusulan tertulis dari karyawan
demi produktifitas dan
efisiensi kerja
4. Diagnosis dan review -> evaluasi periodik oleh Top
Management tentang
sinkronisasi policy dan activity
management
5. Calendar of Event ( COE ) -> ploting jadwal secara baik,
berupa daftar rencana pertemuan selama satu tahun
( waktu, tempat, peserta, materi, dll)

C. Sarana ( Tools )
Empat hal pokok dalam sarana, yaitu: sumbang saran, langkah peningkatan,
Tools dan manajemen tools
1. Sumbang saran ( Brainstorming ) -> pengumpulan pendapat dari semua
yang hadir agar diperoleh masukan sebanyak mungkin dan terbaik
2. Langkah peningkatan -> ada 8 langkah penting untuk problem solving /
improvement.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

menemukan persoalan
mencari dan menemukan sebab
mempelajari faktor paling dominan
merencanakan cara penanggulangan
melaksanakan rencana (4)
memeriksa hasil
standarisasi
rencana berikutnya

3. Tools -> alat bantu analisis masalah/fakta.


Ada 7 alat bantu
a. lembar pengumpul data ( check sheet)
b. stratifikasi ( stratification ), pengelompokan data
c. Grafik dan bagan pengendalian ( graphic and control
chart) -> circle graph line, bar and
d. Diagram Pareto -> gabungan grafik garis dan balok
untuk menyatakan perbandingan masing-masing
jenis data terhadap keseluruhan
e. Diagram sebab akibat ( cause and effect ), juga
disebut diagram tulang ikan, berisi faktor-faktor
yang
berpengaruh.
f. Diagram Pencar ( scatter diagram ) -> korelasi antar
2 data atau 2 faktor yang ada
g. Histogram, diagram balok berisi sebaran data

D. Pendekatan Penerapan dan Pengembangan


Untuk melaksanakan TQM diperlukan pendekatan pendekatan yang dapat
menjamin sistern manajemen secara menyeluruh dan terpadu. Diperlukan
diagnosis sebelum diterapkan, antara lain:
a. pengamatan terhadap situasi ditinjau dari beberapa segi
b. Identifikasi masalah
c. analisis: - kepemimpinan yang digunakan
- kedewasaan karyawan
- sifat / suasana umum
- lainnya yang dipandang perlu
Perubahan yang diharapkan terjadi:
a. Pengetahuan ( knowledge )
b. Sikap ( attitude )
c. Perilaku (individual behaviour)
d. Perilaku organisasi ( group behaviour)

Standarisasi dalam industri manufakturing


Pada saat bahan baku atau bahan setengah jadi
dikerjakan dengan mesin, diharapkan hasilnya
seperti yang telah ditentukan sebelumnya, baik
ukuran, bentuk; posisi maupun tingkat kehalusan
permukaannya.
Syarat komponen berkarakteristik geometri ideal adalah:
1. ukuran/ dimensi teliti
2. Bentuk tepat/ sempurna
3. Permukaan halus sekali
Karakteristik geometri ideal sulit dihasilkan.
Perbedaan antara karakteristik hasil dan
karakteristik ideal disebut deviasi/ simpangan

Beberapa sebab terjadinya penyimpangan


a. Penyimpangan saat penyetelan (setting)mesin,
tergantung ketelitian meter pada mesin
b. Penyimpangan pengukuran geometri
(measuring),
pengukuran, pembacaan, penekanan
c. Penyimpangan gerakan mesin (operating),
ketidak
lurusan alat iris, spindel goyang
d. Keausan pahat atau aiat potong (wearing),
setelah
lama dipakai
e. Perubahan cuaca udara dan suhu benda (condition),
karena pemuaian atau pengerutan
f Besar gaya pemotongan (penetration), gaya tekan
alat iris pada permukaan benda kerja

Penyimpangan-penyimpangan di atas tidak dapat


dihilangkan, tetapi hanya dapat dikurangi atau
diminimalisir, sehingga penyimpangan geometrik masih
dapat diterima. Oleh karena itu perlu penetapan sampai
berapa jauh penyimpangan masih dapat diterima.
Komponen dengan sifat ketertukaran (Exchangable
components ).
Ketika dibuat suatu poros, dapat dilakukan 2 cara
pengerjaan, yaitu pengerjaan bebas tak terkontrol dimensi,
dan pengerjaan terkontrol dimensi terbesar dan terkecilnya.
Hasil ke dua proses tentu berbeda. Proses tak terkontrol
menghasilkan poros terlalu kecil atau terlalu besar,
sehingga perlu pengerjaan lagi bila poros akan dimasukkan
ke dalam lubang bantalan.

Proses pengerjaan ke dua akan menghasilkan poros dengan


ukuran baik, sehingga tidak perlu ada pengerjaan lagi ketika
poros harus dimasukkan ke dalam lubang bantalan.
Komponen hasil proses ke dua disebut komponen mempunyai
sifat ketertukaran.
Beberapa keuntungan komponen yang mempunyai sifat
ketertukaran:
1. Waktu perakitan lebih pendek
2. komponen dapat dibuat oleh beberapa pabrik
3 dapat diproduksi secara massal
4. manajemen produksi lebih mudah, produktivitas lebih
fleksibel, kualitasnya terjamin.

Anda mungkin juga menyukai