Anda di halaman 1dari 18

PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 PADA CV.

MENTARI NUSANTARA

MAKALAH PRAKTIKUM

MANAJEMEN KESEHATAN TERNAK

Oleh :

Kelas :F

Kelompok :1

M. Burhanudin R. 200110170216

Siti Agniya Sri Hartati 200110180026

Yusalia Indah Nabila 200110180032

Talitha Fauziah 200110180041

Sinsin Dwi Shintya 200110180052

Sholihah Amrina Rosyada 200110180275

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK PERAH


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ISO 9001 adalah standar internasional yang menetapkan persyaratan

untuk Sistem Manajemen Mutu. ISO 9001 pertama kali diterbitkan pada
tahun 1986 oleh ISO (International Organization for Standardization),

sebuah badan internasional yang terdiri dari badan standar nasional yang

beranggotakan lebih dari 160 negara.

Sejak pertama diterbitkan, ISO 9001 mengalami 2 kali perubahan minor

(1994, 2008) dan 2 kali perubahan major (2000, 2015). Versi terkini ISO

9001 adalah ISO 9001:2015.

ISO 9001 lebih berisi persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan,

dimana cara untuk memenuhi persyaratan tersebut diserahkan ke masing-

masing perusahaan tergantung dari jenis dan kompleksitas dari masing-

masing industri.

1.2 Identifikasi Masalah

1.2.1 Apa pengertian dari ISO 9001:2015.

1.2.2 Bagaimana uraian skema model sistem manajemen mutu ISO

9001:2015.

1.2.3 Bagaimana rancangan produser dan kebijakan mutu di CV. Mentari.

1.2.4 Bagaimana rancangan sasaran mutu di CV. Mentari.

1.2.5 Bagaimana rancangan tanggung jawab dan wewenang di CV. Mentari.


1.2.6 Apa manfaat penerapan ISO 9001:2015.
1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Mengetahui definisi dari ISO 9001:2015.

1.3.2 Mengetahui uraian skema model sistem manajemen mutu ISO

9001:2015.

1.3.3 Mengetahui rancangan prosedur dan kebijakan mutu di CV. Mentari.

1.3.4 Mengetahui rancangan sasaran mutu di CV. Mentari.

1.3.5 Mengetahui rancangan tanggung jawab dan wewenang di CV. Mentari.


1.3.6 Mengetahui manfaat penerapan ISO 9001:2015.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mutu

2.1.1 Pengertian Mutu

Kata mutu memiliki banyak definisi yang berbeda, dari yang

konvensional sampai yang lebih strategi. Pengertian mutu ditinjau dari

definisi konvensional pada umumnya menggambarkan karakteristik

langsung dari suatu produk, seperti : performansi, keandalan, mudah

dalam penggunaan, dan sebagainya. Sedangkan pengertian mutu

ditinjau dari definisi strategi menyatakan bahwa mutu adalah segala

sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan


(Gasperz, 2006).

Disamping pendapat tersebut, para pakar mutu telah mencoba

mendefinisikan mutu sebagai berikut (Tjiptono dan Diana, 2003) :

1. Menurut Joseph Juran, mutu adalah kecocokan pengguna produk

(fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan

pelanggan.
2. Menurut Philip B. Crosby, mutu adalah conformance to

requirement, yaitu sesuai dengan standar yang disyaratkan atau

distandarkan.

3. Menurut Feigenbaum, mutu adalah kepuasan pelanggan

sepenuhnya (full customer satisfaction).

4. Menurut Garvin, mutu adalah suatu kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan

tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan

pelanggan atau konsumen.

Berdasarkan uraian diatas, terdapat beberapa elemen yang

membahas mengenai definisi mutu/kualitas yang diterima secara

universal dan dari definisi yang telah ada dapat dilihat beberapa

persamaannya, diantaranya adalah :

1. Mutu meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

2. Mutu mencakup produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan.

3. Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah.

2.1.2 Pengertian Sistem Manajemen Mutu


Sistem manajemen mutu merupakan sekumpulan prosedur

terdokumentasi serta praktik-praktik standar untuk manajemen sistem

yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk

(barang/jasa) terhadap kebutuhan dan persyaratan tertentu (Gasperz,

2006).
Sistem manajemen mutu memberi gambaran bagaimana organisasi

menerapkan praktik-praktik manajemen mutu secara konsisten untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar. Terdapat beberapa

karakteristik umum dari manajemen mutu adalah (Gasperz, 2006) :

1. Sistem manajemen mutu berfokus pada konsistensi dari proses

kerja. Hal ini sering mencakup beberapa tingkat dokumentasi

terhadap standar-standar kerja.

2. Sistem manajemen mutu berlandaskan pada pencegahan terhadap

kesalahan-kesalahan yang akan timbul.

3. Sistem manajemen mutu mencakup elemen-elemen : tujuan

(objectives), pelanggan (customer), hasil-hasil (output), proses-

proses (processes), masukan-masukan (input), pemasok (suppliers),

dan pengukuran umpan balik dan umpan maju (measurements for

feedback and feedforward). Dalam sistem manajemen mutu sering

terdengar istilah Quality Control dan Quality Assurance. Quality

Control adalah kegiatan teknik dan kegiatan memantau,

mengevaluasi dan menindaklanjuti agar persayaratan yang telah


ditetapkan tercapai, sedangkan istilah Quality Assurance berarti

semua tindakan terencana dan sistematis yang diterapkan, untuk

meyakinkan pelanggan bahwa proses hasil kerja kontraktor akan

memenuhi persyaratan. Dalam mengontrol kualitas produk yang

dihasilkan, harus mempersiapkan dokumen–dokumen yang berupa

panduan–panduan kerja secara tertulis, serta catatan/rekaman hasil

kerja.
Dalam setiap lingkungan, pelaksanaan proses yang konsisten

merupakan kunci untuk peningkatan terus menerus yang efektif agar

selalu memberikan produk (barang/jasa) yang memenuhi harapan

pelanggan atau pasar.

2.2 ISO 9001:2015

2.2.1 Pengertian ISO

Iso berasal dari bahasa Yunani ‘Isos’ yang berarti sama (Fredy
Rangkuti, 2013). ISO (International Organization for Standardization)

adalah suatu badan standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan

perdagangan internasional yang berkaitan dengan barang dan jasa. ISO

merupakan organisasi internasional yang bertanggungjawab dalam

penyusunan standar baru ataupun revisi ISO standar yang telah ada.

Standar yang dikeluarkan oleh ISO, dipersiapkan oleh Technical

Committee yang mewakili organisasi serta kalangan industri. ISO

membawahi sejumlah badan sertifikasi nasional yang terdiri dari 135

negara atau lebih di seluruh dunia. Pada umumnya, ISO terkait dengan

mutu produk maupun jasa, standar-standar yang telah ditetapkan akan


ditinjau kembali dalam kurun waktu tiga tahun untuk memastikan

standar tersebut masih relevan dengan perkembangan dunia usaha.

Standar yang ditetapkan oleh ISO tidak bersifat teknis pelaksanaan,

tetapi merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan

dalam penerapannya (Silaban, 2011).

ISO 9001 merupakan standar internasional yang mengatur sistem

manajemen mutu (quality management system). Oleh karena itu, sering


kali disebut sebagai “ISO 9001, QMS”. Tulisan 2015 menunjukkan

tahun revisi sehingga ISO 9001:2015 adalah sistem manajemen mutu

ISO 9001 hasil revisi tahun 2015. Secara garis besar, ISO 9001:2015

tidak terlalu jauh berbeda dengan pendahulunya, yaitu ISO 9001:2008

(Gaspersz, 2011).
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian ISO 9001:2015


ISO 9001 adalah keluarga dari sistem standar manajemen mutu yang

dirancang untuk membantu organisasi dalam memastikan bahwa

organisasi dapat memenuhi kebutuhan pelanggan serta dapat memenuhi

persyaratan perundangan, hukum, dan peraturan yang terkait dengan

produk atau jasanya. ISO 9001 berkaitan erat dengan dasar-dasar dari

sistem manajemen mutu.

ISO 9001 merupakan standar internasional yang mengatur sistem

manajemen mutu (quality management system). Oleh karena itu, sering

kali disebut sebagai “ISO 9001, QMS”. Tulisan 2015 menunjukkan

tahun revisi sehingga ISO 9001:2015 adalah sistem manajemen mutu


ISO 9001 hasil revisi tahun 2015. Secara garis besar, ISO 9001:2015

tidak terlalu jauh berbeda dengan pendahulunya, yaitu ISO 9001:2008.

ISO 9001:2015 adalah standar dokumen (standar persyaratan) yang

mencantumkan persyaratan yang harus dijalankan oleh organisasi dan

harus dijaga implementasinya. ISO 9001:2015 adalah standar terbaru

dari Sistem Manajemen Mutu ini, dan ‘2015’ adalah tahun revisi terbaru

dari sistem tersebut.


Adapun perbedaan antara versi 2008 dan 2015 secara signifikan

pada pendekatan proses yang menggabungkan siklus PDCA (Plan-Do-

Check-Action) dengan ‘risk-based thinking’.

ISO 9001:2015 bukan merupakan standar produk, karena tidak

menyertakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk

(barang/jasa). Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO

9001:2015, sehingga kita tidak dapat menginspeksi suatu produk


terhadap standar-standar produk.

ISO 9001:2015 hanya merupakan standar sistem manajemen mutu.

Dengan demikian apabila ada perusahaan yang mengiklankan bahwa

produknya telah memenuhi standar internasional, itu adalah hal yang

keliru, karena seyogyanya manajemen perusahaan hanya boleh

menyatakan bahwa sistem manajemen mutu yang telah memenuhi

standar internasional, karena tidak ada kriteria pengujian produk dalam

ISO 9001:2015.

3.2 Skema Model Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015


3.2.1 Pelanggan (Customer)

Yang dimaksud dengan pelanggan (Customer) adalah orang yang

memberikan masukan tentang apa yang harus dikerjakan oleh

kontraktor.
3.2.2 Kepemimpinan (Leadership)

Peranan manajemen dalam penerapan sistem manajemen mutu

sangat penting, karena penerapan sistem manajemen mutu merupakan

sebuah keputusan strategis organisasi.

3.2.3 Perencanaan (Planning)

Perencanaan sistem manajemen mutu membahas mengenai

pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi,


kebijaksanaan, proyek, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar

yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

3.2.4 Dukungan, Operasional (Support, Operation)

Organisasi harus menetapkan dan menyediakan sumber daya yang

dibutuhkan untuk mendukung pembentukan, implementasi,

pemeliharaan, dan peningkatan berkesinambungan dari sistem

manajemen mutu.

3.2.5 Evaluasi Kinerja (Performance Evaluation)

Organisasi harus menetapkan apa yang perlu dipantau dan diukur,

metode untuk pemantauan, pengukuran, analisis, dan evaluasi yang


diperlukan untuk memastikan hasil yang valid.

3.2.6 Peningkatan (Improvement)

Perusahaan yang sukses dan mampu bertahan dalam persaingan

adalah Perusahaan yang fokus dalam improvement (peningkatan).

Bentuk aplikasinya adalah dengan selalu melakukan perubahan melalui

peningakatan berkelanjutan baik internal dan eksternal yang

disesuaikan dengan iklim perubahan terkini.


3.3 Rancangan Prosedur dan Kebijakan Mutu di CV. Mentari

3.3.1 Rancangan Prosedur Mutu

Prosedur adalah cara yang telah ditetapkan untuk melaksanakan

aktivitas-aktivitas yang mendukung sistem mutu pada bisnis proses.

Dokumen ini berisi tentang urutan pekerjaan suatu pekerjaan kegiatan

dan hubungan antara kegiatan, dilengkapi dengan identifikasi terhadap

aktivitas-aktivitas bersifat teknis melalui catatan dan formulir yang


digunakan. Prosedur mutu dirancang untuk tujuan menstandarkan

operasional setiap fungsi kerja. Saat ini, CV. Mentari Nusantara

Feedmill belum memiliki prosedur mutu, sehingga perlu dibuat

prosedur mutu yang sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini dan

sesuai dengan prinsip ISO 9001:2015.

3.3.2 Rancangan Kebijakan Mutu

Sesuai hasil gap analys, CV. Mentari Nusantara Feedmill belum

memiliki kebijakan mutu. Perancangan kebijakan mutu harus sesuai

dengan tujuan organisasi dan mencakup komitmen untuk terus

melakukan perbaikan SMM. Berdasarkan informasi visi dan misi


organisasi, maka peneliti mengusulkan kebijakan mutu yang berikut :

1. Menjamin kualitas produk

Perusahaan berkomitmen untuk menghasilkan produk yang

berkualitas dan pelanggannya. Jika ditemukan cacat pada produk

tersebut tidak akan dikirim kepada pelanggannya. Dengan demikian

perusahaan menjaga integritas dan moralitas perusahaan ini baik

dengan karyawan maupun dengan pelanggan.


2. Tepat waktu

Perusahaan juga sangat memperhatikan ketepatan pengiriman

produk sehingga sampai pada pelanggannya tepat pada

waktunya. Karena jika sampai pada pelanggannya tidak tepat

waktu, maka pelanggan akan komplain kepada perusahaan

karena terjadi kekosongan barang di toko/retail/peternakan

pelanggan tersebut.

3.4 Rancangan Sasaran Mutu di CV. Mentari

Sasaran mutu merupakan target dari masing-masing

bagian/departemen yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu.

Sesuai hasil gap analys, CV. Mentari Nusantara Feedmill belum

memiliki sasaran mutu. Keberadaan sasaran mutu dirasa sangat penting

untuk menanggulangi munculnya risiko-risiko bisnis proses pada CV.

Mentari Nusantara Feedmill. Rancangan sasaran mutu yang diusulkan

pada tabel 3 didasarkan pada berbagai kebutuhan vital perusahaan yang

sesuai dengan prinsip ISO 9001:2015 dan hasil diskusi dengan sejumlah
karyawan yang berkepentingan untuk menghasilkan dokumen sasaran

mutu yang tepat bagi CV. Mentari Nusantara Feedmill.

Penerapan ISO 9001 secara konsisten akan memberikan banyak

manfaat baik dari sisi internal organisasi seperti peningkatan mutu,

produktivitas, efektifitas, dan kinerja, maupun dari sisi eksternal seperti

peningkatan image dan peluang pemasaran (Sampaio dkk, 2009).


3.5 Rancangan Tanggung Jawab dan Wewenang di CV. Mentari

Selama ini CV. Mentari Nusantara Feedmill tidak memiliki

dokumen yang mengatur tentang tanggung jawab dan wewenang

karyawan. Sehingga, dalam aktivitas bisnisnya sering terjadi lempar

tanggung jawab ketika terjadi suatu masalah. Rancangan struktur

organisasi yang diusulkan didasarkan pada tanggung jawab dan

wewenang karyawan yang mengacu pada struktur organisasi yang


diusulkan dan disesuaikan dengan kebutuhan yang didasarkan pada ISO

9001:2015. Perubahan tanggung jawab dan wewenang yang paling

menonjol adalah pada Direktur dan Staff Quality Control. Perubahan

dan pembuatan tanggung jawab dan wewenang yang baru dimaksudkan

untuk mengatasi risiko perusahaan terkait dengan ketiadaan program

audit internal dan ketidak jelasan tanggung jawab dan wewenang

karyawan. Direktur pada struktur organisasi yang baru bertindak juga

sebagai management representatif yang bertanggungjawab terhadap

pelaksanaan adopsi ISO 9001:2015 seperti mempersiapkan dan

merevisi dokumen SMM, mempersiapkan tinjauan manajemen, jadwal


pertemuan dan melakukan rapat Management Review, dan

mempersiapkan jadwal audit.Sedangkan Staff Quality Control pada

struktur organisasi yang baru bertindak juga sebagai auditor internal

perusahaan seperti review kebijakan mutu secara berkala mengukur dan

mengawasi kinerja proses, dan memastikan kepatuhan semua fungsi

sesuai standar ISO 9001:2015.


3.6 Manfaat Penerapan ISO 9001:2015

Manfaat dari penerapan ISO 9001:2015 yang telah diperoleh oleh

perusahaan diantaranya sebagai berikut (Gaspersz, 2006) :

1. Menempatkan penekanan lebih besar pada keterlibatan.

2. Membantu menunjukan resiko pada organisasi dan memberikan

peluang yang terstruktur.

3. Menggunakan bahasa yang disederhanakan dan struktur umum dan


istilah, sangat bermanfaat untuk organisasi yang menggunakan

beberapa sistem manajemen.

4. Mengarahkan manajemen rantai pasokan yang lebih efektif.

5. Lebih user-friendly untuk layanan dan organisasi berbasis

pengetahuan.
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

ISO 9001 adalah bagian dari Sistem Manajemen Mutu yang

dirancang untuk membantu organisasi dalam memastikan bahwa

organisasi dapat memenuhi kebutuhan pelanggan serta dapat memenuhi

persyaratan perundangan, hukum, dan peraturan yang terkait dengan

produk atau jasanya. ISO 9001 berkaitan erat dengan dasar-dasar dari

sistem manajemen mutu.

Berdasarkan metode yang digunakan dalam perancangan Sistem

Manajemen Mutu, CV. Mentari belum menerapkan beberapa Sistem

Manajemen Mutu seperti rancangan prosedur dan kebijakan mutu,

rancangan sasaran mutu, serta rancangan tanggung jawab dan

wewenang. Hal ini menyebakan beberapa masalah pada CV. Mentari.

Berdasarkan hasil analisis resiko, ditemukan enam masalah,

diantaranya : ketidakjelasan tanggung jawab dan wewenang karyawan,

tidak adanya sasaran dan prosedur mutu, tidak adanya ruang lingkup

SMM, dan tidak adanya program audit internal dan kebijakan mutu.
4.2 Saran

Saran yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut antara

lain : membentuk struktur organisasi yang baru, pembuatan tanggung

jawab dan wewenang karyawan, penyusuan prosedur mutu, pembuatan

kebijakan mutu dan pembuatan pedoman perusahaan yang

dibukukan/didokumentasikan dalam manual mutu CV. Mentari

Nusantara Feedmill.
DAFTAR PUSTAKA

Gaspersz, Vincent. 2001. Total Quality Management. Jakarta: PT. Gramedia


Pustaka Utama.
Gaspersz, Vincent. 2006. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced
Scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Gaspersz, Vincent. 2011. Lean Six Sigma for Manufacturing and Service
Industries. Bogor: Vinchristo Publication.
Rangkuti, Freddy. 2013. Customer Service Satisfaction & Call Center
Berdasarkan ISO 9001. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama- hlm 11.
Sampaio, Paolo, dkk. 2009. ISO 9001 Certification Research: Questions,
Answers and Approaches. International Journal of Productivity and
Performance Management. Vol. 26 No. 1, Hal. 38–58.
Silaban, Bernard E. & Sugianto Yusup. 2011. Implementasi Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001: 2008 pada Industri Kontraktor (Studi Kasus PT. MAK).
Jurnal: Esensi, 14 (3), hlm. 16-38.
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2003. Total Quality Management. Edisi
Revisi. Yogyakarta: Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai