Anda di halaman 1dari 8

A.

TMQ (Time Quality Management)


1. Pengertian TQM (Time Quality Management)
TQM (Time Quality Management) adalah suatu pendekatan manajemen
untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas untuk memaksimumkan
daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungannya yang dilakukan untuk mendapatkan
kepuasan dari pelanggan yang berdampak akan memberi keuntungan bagi
seluruh masyarakat dan anggota organisasi tersebut. Hal ini karenakan atas
partisipasi semua anggota organisasi terebut untuk memperoleh
kesuksesan jangka panjang.
Intinya TQM (Time Quality Management) akan memberikan keuntungan
bagi sebuah organisasi apabila pelanggan/konsumen merasa puas.
2. Karakteristik TQM (Time Quality Management)
 Memiliki keinginan yang tinggi dalam sebuah kualitas
 Memiliki komitmen jangka panjang
 Membutuhkan kerja sama tim
 Memperbaiki proses secara berkesinambungan
 Menyelenggarakan dan pelatihan
 Memiliki kesatuan dan tujuan
 Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawanTerfokus pada
kepuasan pelanggan
3. Keunggulan TQM (Time Quality Management)
Manfaat TQM bagi pelanggan

 Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk


atau pelayanan
 Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan
lebih diperhatikan.
 Kepuasan pelanggan terjamin.
Manfaat TQM bagi institusi adalah:

 Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan


 Staf lebih termotivasi
 Produktifitas meningkat
 Biaya turun
 Produk cacat berkurang
 Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat
Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan
Manfaat TQM bagi staf organisasi adalah :

 Pemberdayaan
 Lebih terlatih dan berkemampuan
 Lebih dihargai dan diakui

B.Six Sigma

1. Pengertian Six Sigma


Six Sigma adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat – untuk mencapai dan
mendukung kesuksesan bisnis. Six Sigma terfokus pada peningkatan
kepuasan pelanggan, disebut disiplin ilmu karena mengikuti model
formal,yaitu DMAIC ( Define, Measure, Analyze, Improve, Control )dan alat
karena digunakan bersamaan dengan yang lainnya, seperti Diagram
Pareto(Pareto Chart) dan Histogram.
Intinya agar dapat meningkatkan kualitas dan kinerja bisnis, kesuksesan six
sigma bergantung pada kemampuan memecahkan masalah.

2. Karakteristik six sigma


 Kelangsungan perusahaan bergantung kepada kemajuan bisnis.
 Perusahaan bertambah besar berdasarkan kepuasan pelanggan
(customer)
 Kepuasan pelanggan ditentukan oleh quality, price dan delivery.
 Quality, price dan delivery dikontrol oleh process capability.
 Process capability tergantung dari variasi.
 Variasi proses menentukan kenaikan defect, cost dan cycle time.
3. Keunggulan Six Sigma

 Menurunkan Cost of loss, perbaikan kualitas dan service produk serta


kepuasan konsumen.
 Dapat mengurangi secondary process [rework] dan claim.
 Membuat keputusan berdasarkan data dan tidak hanya berdasar
praduga saja.
 Dapat diterapkan disegala bidang baik bidang Industri maupun
bidang financial.
 Fokus terhadap 3P (Product, Process, People).
 Sangat berdampak terhadap investasi.
 Berdampak terhadap biaya.
 Pengolahan data sangat mudah dengan menggunakan statistik.
C. Perbedaan TQM (Time Quality Management) dengan Six Sigma
TQM (Time Quality Management) hanya memberikan petunjuk secara
umum (sesuai dengan istilah manajemen yang ada dalam TQM). Sayangnya
TQM biasanya hanya digunakan untuk menjaga sebuah kualitas, apabila
digunakan untuk melakukan peningkatan kualitas, tentunya hal ini cukup
sulit. Beberapa penyebab TQM sulit untuk meningkatkan kualitas, yakni :
 Terlalu fokus pada kualitas dan tidak memperhatikan isu bisnis kritis
lainnya.
 Implementasi Total Quality Control menciptakan pemahaman bahwa
masalah kualitas adalah masalahnya departemen Quality Control,
padahal masalah kualitas biasanya berasal dari ketidakmampuan
departemen lain dalam perusahaan yg sama.
 Penekanan umumnya pada standar minimum kualitas produk, bukan
pada bagaimana meningkatkan kinerja produk.
Namun dalam six sigma semua itu dapat diatasi caranya adalah

 Menggunakan isu biaya, cycle time dan isu bisnis lainnya sebagai
bagian yg harus diperbaiki.
 Six sigma tidak menggunakan ISO 9000 dan Malcolm Baldridge
Criteria tetapi fokus pada penggunaan alat untuk mencapai hasil yg
terukur.
 Six sigma memadukan semua tujuan organisasi dalam satu kesatuan.
Kualitas hanyalah salah satu tujuan, dan tidak berdiri sendiri atau
lepas dari tujuan bisnis lainnya.
 Six sigma menciptakan agen perubahan (change agent) yg bukan
bekerja di Quality Department.

https://rpwahyu.wordpress.com/2014/10/28/perbedaan-six-sigma-dengan-total-quality-
management/
ANALISIS TOTAL QUALITY MANAGEMENT
DAN SIX SIGMA
27 OKTOBER 2014 / NURSALMANAH

TOTAL QUALITY MANAGEMENT


Pengertian Total Quality Management
Total Quality Management adalah kemampuan produk untuk memperbaiki
dan menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses di organisasi.
Sedangkan menurut Kid Sadgrove (1995) TQM adalah “sistem manajemen
yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan
kegiatan yang diupayakan benar sekali (right first time), melalui perbaikan
berkesinambungan (continous improvement) dan memotivasi karyawan“
Lebih lanjut menurut Bill Creech, 1996, menyatakan bahwa prinsip-prinsip
dalam sistem TQM harus dibangun atas dasar 5 pilar sistem yaitu; Produk,
Proses, Organisasi, Kepemimpinan, dan Komitmen.

Unsur-unsur TQM
TQM merupakan model perbaikan mutu yang sifatnya terus menerus.
Menurut

Arthur R. Tenner dan Irving J. De Toro dalam buku “Total Quality


Management” (1992:32-33), model TQM dibangun berdasarkan tiga prinsip
mutu:

1. Fokus pada pelanggan Dalam filosofi TQM, konsumen memegang


peranan penting, sehingga segala sesuatunya dimulai dan didasari
oleh harapan konsumen. Mutu ditentukan oleh konsumen bukan oleh
manajemen perusahaan.
2. Proses perbaikan Konsep perbaikan terus menerus dibentuk
berdasarkan urutan langkah kegiatan terkait dalam menghasilkan
suatu produk. Langkah ini sangat penting dilakukan untuk dapat
menghasilkan produk yang minim kesalahan serta agar kepuasan
konsumen tercapai.
3. Keterlibatan menyeluruh Keterlibatan semua bagian perusahaan
sangat penting untuk diperhatikan, mulai dari pimpinan perusahaan
yang dalam tugasnya untuk mencapai produk yang mempunyai
keunggulan kompetitif di pasar yang dimasuki, karyawan yang diberi
wewenang untuk memperbaiki output dengan cara kerjasama yang
luwes.
Tujuan TQM
Secara singkat pelaksanaan TQM dalam suatu perusahaan adalah bertujuan
untuk:

1. Meningkatkan mutu sumber daya manusia sehingga mampu dan


terampil dalam melaksanakan tugasnya dengan baik.
2. Meningkatkan mutu produk dan pelayanan agar kepuasan pelanggan
terpenuhi.
3. Meningkatkan kerjasama antar karyawan sehingga semangat kerja
dapat terpelihara dengan baik
4. Meningkatkan produktifitas kerja
5. Menurunkan biaya.
6. Terlaksananya kebijakan dan sasaran perusahaan.
SIX SIGMA
Pengertian Six Sigma
Six Sigma merupakan salah satu konsep atau metode untuk meningkatkan
kinerja membangun keunggulan dalam persaingan melalui peningkatan
proses bisnis dengan mengurangi atau menghilangkan penyimpangan
terhadap proses bisnis yang ada serta mengurangi cacat dan sumber daya
sementara kepuasan konsumen terpenuhi. Konsep Six Sigma diperkenalkan
oleh Miel Harry dan Richard Scroeder dalam bukunya yang berjudul Six
Sigma The Breakthrought Management Strategy Revolution The World’s
Top Corporation.

Istilah six sigma merujuk pada sebuah program TQM dengan kemampuan
proses yang sangat tinggi (mencapai keakuratan 99,9997%). Istilah six
sigma ini dipopulerkan oleh Motorola, Honeywell, dan General Electric.

Konsep Six Sigma


Terdapat enam aspek kunci yang perlu diperhatikan dalam aplikasi konsep
Six Sigma yaitu :

1. Identifikasi pelanggan anda.


2. Identifikasi produk anda.
3. Identifikasi kebutuhan anda dalam memproduksi produk untuk
pelanggan anda.
4. Definisikan proses anda.
5. Hindarkan kesalahan dalam proses anda dan hilangkan semua
pemborosan yang ada.
6. Meningkatkan proses anda secara terus-menerus menuju target Six
Sigma.
Langkah-langkah Six Sigma
Six Sigma disebut strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan
pelanggan, disebut disiplin ilmu karena mengikuti model
formal,yaitu DMAIC ( Define, Measure, Analyze, Improve, Control )
1. Define adalah fase menentukan masalah, menetapkan persyaratan-
persyaratan pelanggan, mengetahui CTQ (Critical to Quality). Fase
ini tidak banyak menggunakan statistik, tools statistik yang sering
dipakai pada fase ini adalah diagram cause & effect dan diagram
pareto. kedua tool statistik tersebut digunakan untuk mengidentifikasi
masalah dan menentukan prioritas masalah.
2. Measure adalah fase mengukur tingkat kecacatan pelanggan (Y).
Fase mengukur tingkat kinerja saat ini, sebelum mengukur tingkat
kinerja biasanya terlebih dahulu melakukan analisis terhadap sistem
pengukuran yang digunakan.
3. Analyze adalah fase menganalisis faktor-faktor penyebab
masalah/cacat (X). Masalah-masalah yang timbul terkadang sangat
kompleks sehingga membuat kita bingung mana yang akan kita
selesaikan.
4. Improve adalah fase meningkatkan proses (X) dan menghilangkan
faktor-faktor penyebab cacat. Pada fase improve banyak melibatkan
uji Design of Experiment (DoE). DoE merupakan suatu uji dengan
mengubah-ubah variabel faktor sehingga penyebab perubahan pada
variabel respon diketahui.
5. Control adalah fase mengontrol kinerja proses (X) dan menjamin
cacat tidak muncul. Tool yang umum digunakan adalah diagram
kontrol. fungsi umum diagram kontrol adalah sebagai berikut :
1) Membantu mengurangi variabilitas .

2) Memonitor kinerja setiap saat


3) Memungkinkan proses koreksi untuk mencegah penolakan

Selain menggunakan langkah-langkah DMSAIC, Six Sigma juga


melakukan metodelogi DMADV, sama halnya dengan DMAIC, DMADV
juga terdiri atas lima langkah yang harus dilakukan, antara lain :

1. Define : mendefinisikan tujuan-tujuan dari aktifitas desain yang


konsisten dengan keinginan konsumen dan strategi bisnis perusahaan
2. Measure : mengukur dan mengidentifikasi CTQ ( Critical to Quality),
kapasitas produk, kapabilitas proses produksi, dan taksiran risiko.
3. Analyze : menganlisa alternative yang dirancang dan di bangun,
menciptakan rancangan tingkat atas dan mengevaluasi kapabilitas
rancangan untuk memilih rancangan yang terbaik.
4. Design : merancang detail, mengoptimalkan rancangan, dan
merencanakan verifikasi rancangan. Fase ini mungkin saja
membutuhkan proses
5. Verify : menguji rancangan dan mengimplementasikan proses
produksi dan meyerahkan pada pemilik proses
Kelebihan Six Sigma
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Six Sigma dibanding metode lain
adalah:

1. Six Sigma jauh lebih rinci daripada metode analisis berdasarkan


statistik. Six Sigma dapat diterapkan di bidang usaha apa saja mulai
dari perencanaan strategi sampai operasional hingga pelayanan
pelanggan dan maksimalisasi motivasi atas usaha
2. Six Sigma sangat berpotensi diterapkan pada bidang jasa atau non
manufaktur disamping lingkungan teknikal, misalnya seperti bidang
manajemen, keuangan, pelayanan pelanggan, pemasaran, logistik,
teknologi informasi dan sebagainya
3. Dengan Six Sigma dapat dipahami sistem dan variabel mana yang
dapat dimonitor dan direspon balik dengan cepat.
4. Six Sigma sifatnya tidak statis. Bila kebutuhan pelanggan berubah,
kinerja sigma akan berubah
https://nursalmanah.wordpress.com/2014/10/27/analisis-total-quality-management-dan-
six-sigma/

Anda mungkin juga menyukai