Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI

DIAGRAM PENGENDALIAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

Ainirahmah Ismaraniah Nurhasyiri (061840421425)

Jabborov Behzod (061840421433)

Kelas : 5 KIA

Dosen Pengampu : Ir. Jaksen M. Amin, M.Si

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pengendalian
Mutu Produksi yang berjudul “Diagram Pengendalian”. Tidak lupa shalawat serta
salam selalu kami curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang
telah membimbing umatnya di jalan yang benar.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini. Diantaranya ucapan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Pengendalian Mutu Produksi yaitu Bapak Ir. Jaksen M. Amin, M.Si dan juga
rekan-rekan yang telah menyusun makalah ini. Dan kami berharap semoga makalah
yang kami buat ini dapat bermanfaat.
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Setiap saran, kritik, dan komentar yang bersifat
membangun dari pembaca demi kemajuan dimasa yang akan datang.

Palembang, November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3
2.1 Pengertian dan Tujuan Diagram Penegndalian ........................... 3
2.2 Jenis-Jenis Diagram Pengendalian .............................................. 4
2.2.1 Control Chart untuk Data Atribut .................... 4
2.2.2 Control Chart untuk Data Variabel .................. 6
2.3 Rumus-Rumus Diagram Pengendalian ....................................... 6
2.4 Cara Membuat Diagram Pengendalian ...................................... 8
BAB III PENUTUP .............................................................................. 29
3.1 Kesimpulan .............................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 30

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kualitas dan manajemen kualitas telah mengalami evolus menjadi yang TQM
(Total Quality Management), filosofi TQM berisi dua komponen yang saling
berhubungan, yaitu sistem manajemen dan sistem teknik. Sistem manajemen
berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan pengelolaan
proses sumber daya manusia yang berkaitan dengan kualitas produk atau jasa.
Sistem teknik melibatkan penjaminan kualitas dalam desain produk,
perencanaan dan desain proses dan pengendalian bahan baku, produk dalam proses
dan produk jadi. Statistic Qaulity Control (SQC) atau pengendalian kualitas
statistik merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk
memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola dan memperbaiki produk dan
proses menggunakan metode-metode statistik. Pengendalian kualitas statistik
(Statistic Quality Control) sering disebut sebagai pengendalian proses statistik
(Statistical Process Control/SPC).
Pengendalian kualitas statistik dan pengendalian proses statistik memang
merupakan dua istilah yang saling dipertukarkan, yang apabila dilakukan bersama-
sama maka pengguna akan melihat gambaran kinerja proses masa kini dan masa
mendatang. Pengendalian kualitas statistik mempunyai cakupan yang lebih luas
karena di dalamnya terdapat pengendalian proses statistik, pengendalian produk
(acceptance sampling) dan analisis kemampuan proses. Salah satu pengendalian
kualitas statistik yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu Control Chart .
Bagan pengendalian (control chart) merupakan grafik garis dengan
mencatumkan batas maksimum dan bahan minimum yang merupakan batas daerah
pengendalian. Bagan ini menunjukkan perubahan data dari waktu ke waktu tetapi
tidak menunjukkan penyebab penyimpangan, meskipun adanya penyimpangan itu
akan terlihat pada bagian pengendalian tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan diagram pengendalian ?
2. Apa saja jenis-jenis diagram pengendalian ?
3. Bagaimana cara membuat diagram pengendalian ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa mengetahui pengertian dari diagram pengendalian.
2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis diagram pengendalian.
3. Mahasiswa mengetahui cara membuat diagram pengendalian.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Tujuan Diagram Pengendalian


Diagram pengendalian atau bagan pengendalian (control chart) merupakan
grafik garis dengan mencantumkan batas maksimum dan batas minimum yang
merupakan batas daerah pengendalian. Bagan ini menunjukkan perubahan data dari
waktu ke waktu tetapi tidak menunjukkan penyebab penyimpangan, meskipun
adanya penyimpangan itu akan terlihat pada bagan pengendalian tersebut. Control
chart adalah suatu teknik yang secara grafis digunakan untuk memonitor dan
mengevaluasi apakah suatu aktivitas/proses berada dalam pengendalian kualitas.
Control Chart memiliki Upper Line (garis atas) untuk Upper Control Limit
(Batas Kontrol tertinggi), Lower Line (garis bawah) untuk Lower control limit
(Batas control terendah) dan Central Line (garis tengah) untuk Rata-rata
(Average). Data yang dimasukkan berupa titik-titik yang kemudian digambarkan
garis untuk memperlihatkan grafiknya. Kapan kita akan gunakan Control Chart?
− Saat kita ingin mengontrol proses yang sedang berlangsung dengan
menemukan dan memperbaiki masalah yang terjadi
− Saat kita ingin memprediksi atau mendapatkan kisaran (range) dari hasil suatu
proses
− Saat kita ingin mengetahui apakah proses yang kita pelajari tersebut stabil
(dalam Statistik control atau Kendali Statistik)
− Saat kita ingin menganalisis pola variasi proses apakah dari penyebab khusus
(penyebab yang tidak sering terjadi atau tidak rutin terjadi) atau penyebab
umum yang sering terjadi diproses.
− Saat kita ingin menentukan apakah proyek peningkatan kualitas harus
membidik kepada pencegahan pada masalah tertentu atau harus melakukan
perubahan yang mendasar pada proses.

3
Tujuan utama dari penggunaan Control Chart adalah untuk mengendalikan
proses produksi sehingga dapat menghasilkan kualitas yang unggul dengan cara
mendeteksi penyebab variasi yang tidak alami (penyebab spesial, penyebab yang
tidak natural) atau disebut dengan process shift (terjadinya penggeseran proses)
serta untuk mengurangi variasi yang terdapat dalam proses sehingga menghasilkan
proses yang stabil. Yang dimaksud dengan Proses Stabil adalah proses yang
memiliki distribusi normal yang sama pada setiap saatnya. Perlu diketahui, bahwa
proses stabil yang dimaksud disini tetap memiliki variasi, tetapi variasinya sangat
kecil dan dapat dikendalikan.
2.2 Jenis-Jenis Diagram Pengendalian
Control Chart atau Peta Kendali yang paling sering dipakai dalam Produksi
pada umumnya terdiri dari 7 Jenis Control Chart dan digolongkan menjadi 2
kategori berdasarkan jenis data yang diukurnya yaitu untuk data variabel dan untuk
data attribute. Berikut ini adalah Jenis-jenis Control Chart (Peta Kendali) :
2.2.1 Control Chart untuk data atribut
Data untuk atribut (Atributes Data) merupakan data kualitatif yang tidak
diperoleh dari pengukuran, namun dari pemeriksaan sesuai ataau tidak sesuai
dan dapat dihitung untuk pencatatan dan analisis. Contoh dari data atribut
adalah ketiadaan label pada kemasan produk, kesalahan proses administrasi
buku tabungan nasabah, banyaknya jenis cacat pada produk dan lain-lain. Data
atribut diperoleh dalam unit-unit ketidaksesuaian dengan spesifikasi atribut
yang ditetapkan. Atribut dalam pengendalian kualitas menunjukkan
karakteristik kualitas yang sesuai dengan spesifikasi. Atribut digunakan apabila
ada pengukuran yang tidak memungkinkan untuk dilakukan misalnya goresan,
kesalahan warna, atau ada bagian yang hilang. Pengendalian kualitas proses
statistic untuk data atribut ini digunakan sebagai pengganti pengendali kualitas
proses statistik untuk data variabel. Grafik pengendali kualitas proses statistik
data atribut dapat digunakan pada semua tingkatan dalam organisasi,
perusahaan, dan mesin-mesin. Grafik pengendali kualitas proses statistik data
atribut juga dapat membantu mengidentifikasi akar permasalahan baik pada

4
tingkat umum maupun pada tingkat yang lebih mendetail. Control Chart Jenis
ini diantaranya adalah np-Chart, p-Chart, c-Chart dan u-Chart.
1. np-Chart
np-Chart adalah Control Chart (Peta kendali) yang berfungsi untuk
mengukur jumlah defective (kegagalan/cacat) pada produksi. np-Chart
digunakan apabila jumlah sampel (sample size) yang dikumpulkan adalah
konstan atau tetap. Ukuran sampel (sample size) sebaiknya berjumlah lebih dari
30 (n>30) dan harus konstan (tetap) dari waktu ke waktu sedangkan jumlah set
sampel yang ideal adalah sekitar 20 – 25 set sampel.
2. p-Chart
p-Chart adalah salah jenis Control Chart (Peta Kendali) yang berfungsi
untuk mengukur proporsi defective (kegagalan/cacat) pada produksi. Sebagai
contoh, jika ada 10 unit yang cacat dari 100 unit yang di inspeksi, maka proporsi
produk cacat adalah 10/100=0,10. p-Chart digunakan apabila jumlah sampel
(sample size) yang dikumpulkan adalah tidak konstan atau tidak tetap. Ukuran
sampel (sample size) sebaiknya lebih dari 30 (n>30) dan Jumlah Set sampel
yang ideal adalah sekitar 20 – 25 set sampel.
3. c-Chart
c-Chart adalah jenis Control Chart (Peta Kendali) yang berfungsi untuk
mengukur banyaknya jumlah defect atau ketidaksesuaian yang terdapat dalam
unit yang diproduksi, contohnya adalah jumlah cacat lobang pada lembaran
logam dengan ukuran tertentu. c-Chart digunakan apabila jumlah kesempatan
yang defect atau besaran tempat terjadinya kerusakan seperti panjang, berat,
volume, dll adalah konstan atau tetap.
4. u-Chart
Sama seperti c-Chart, u-Chart digunakan untuk mengukur banyaknya
jumlah defect atau ketidaksesuaian dalam unit yang diproduksi seperti jumlah
cacat lobang pada lembaran logam dengan ukuran berbed. Penggunaan u-Chart
apabila jumlah kesempatan yang defect atau besaran tempat terjadinya

5
kerusakan seperti panjang, berat, volume, dll adalah non-konstan atau tidak
tetap.
2.2.2 Control Chart untuk Data Variabel
Variable Control Chart atau Peta Kendali Variabel ini digunakan untuk
mengendalikan proses dengan Data Variabel yang diperoleh dari pengukuran
aktual seperti panjang kaki komponen, suhu solder, tegangan power supply,
dimensi komponen dan data-data variabel lainnya. Control Chart jenis ini
diantaranya adalah Xbar – R Chart, Xbar – s Chart dan I – MR Chart.
1. Xbar – R Chart
Xbar – R Chart adalah Peta kendali untuk mengendalikan proses
berdasarkan Rata-rata (Xbar) dan Range (R). Xbar – R Chart digunakan apabila
ukuran sampel yang dikumpulkan berjumlah lebih dari 2 dan kurang dari atau
sama dengan 5 (2 < n ≤ 5) pada setiap set sampel data, Jumlah set sampel yang
ideal adalah 20 – 25 set sampel.
2. Xbar – s Chart
Xbar – s Chart adalah Peta kendali untuk mengendalikan proses
berdasarkan Rata-rata (X-bar) dan Standar Deviasi (s). Xbar-s Chart digunakan
apabila ukuran sampel yang dikumpulkan berjumlah lebih dari 5 (n > 5) pada
setiap set sampel data, Jumlah set sample yang ideal adalah 20 – 25 set sampel.
3. I – MR Chart (Individual Moving Range Chart)
I-MR Chart digunakan apabila data sampel yang dikumpulkan hanya
berjumlah 1 unit. Chart jenis ini s ering digunakan jika sampel yang diperiksa
tersebut harus dimusnahkan (tidak dapat dipakai kedua kalinya) atau pada
produk yang berharga tinggi.

2.3 Rumus-Rumus Control Chrat (Peta Kendali)


Rumus untuk menghitung Control Limit (Batas Kendali) berbeda-beda
tergantung jenis Control Chart (Peta Kendali) yang dipergunakannya, Berikut ini
adalah rumus-rumus Control Chart yang digunakan untuk menghitung batas
kendalinya :

6
7
N 𝐴2 𝐷3 𝐷4
2 1,88 - 3,267
3 1,023 - 2,575
4 0,729 - 2,282
5 0,577 - 2,115
6 0,483 - 2,004
7 0,419 0,076 1,924
8 0,373 0,136 1,864
9 0,337 0,184 1,816
10 0,38 0,223 1,777

2.4 Cara Membuat Diagram Pengendalian


2.4.1 Bagan x - R
Langkah pembuatannya adalah :
1. Langkah 1
Kumpulkan data, umumnya diperlukan lebih dari 100 data. Data dan cara
pengambilan serupa dengan yang akan dilakukan pada waktu yang akan
datang.
2. Langkah 2
Bagi data tersebut ke dalam beberapa grup. Pemilihan sub grup tersebut
dapat didasarkan pada urutan pengukuran atau lot dan tiap sub grup terdiri
atas 2 sampai 5 buah data. Di dalam pengelompokkan data tersebut harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Data yang diperoleh dengan kondisi teknis yang sama. Kelompokkan
ke dalam satu sub grup.
b. Dalam satu sub grup, jangan dimasukkan data dari lot atau sifat yang
berbeda.
Karena itu umumnya data yang dikelompokkan dalam sub grup menurut
hari, waktu, lot dan sebagainya. Jumlah data di dalam masing-masing sub
grup dinyatakan sebagai n, sedangkan jumlah sub grup = k.
3. Langkah 3

8
Tabelkan data yang ada dan rencanakan lembarannya sehingga hasil
perhitungan X-R mudah dicantumkan
Contoh :
Tabel dibawah ini menunjukkan data hasil pengukuran berat perkantong
produk produksi PT.”X”.
No X1 X2 X3 X4 X5 X rata-rata R
1 42,43 42,4 41,6 38 38 40,5 4,4
2 41,4 39,6 39,6 40 42,9 40,7 3,3
3 40,2 40,4 38,4 38,2 38,4 39,1 2,2
4 38,8 42,2 38,9 38,4 40 39,7 1,6
5 41,2 40,4 40,4 40,8 40,4 40,6 0,8
6 39,8 38,4 41,6 41,6 41 41,5 3,2
7 37,2 37,5 38,7 38,7 39,4 38,3 2,2
8 38,4 43 40 40 40 40,3 4,6
9 40,8 40,8 40 37,8 37,7 39,4 3
10 37,2 38,6 42,4 42,4 41 40,3 5,2
11 39 42,4 40,4 40,9 40 40,4 3,4
12 40 40 39,6 39,4 39,4 39,7 0,6
Total 479,5 34,5
Rata-rata 39,9 2,9

4. Langkah 4
Hitung harga rata-rata X yaitu X. Hasil akhir X mempunyai ketelitian 1
tingkat lebih tinggi dari harga X (jumlah desimal satu lebih banyak).
Perhitungan X dilakukan sebagai berikut :
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + ⋯ + 𝑋𝑛
𝑋=
𝑛

Jadi harga X untuk data dlam subgrup 1 adalah :

42,43 + 42,4 + 41,6 + 38 + 38


𝑋=
5

𝑋 = 40,5
5. Langkah 5
Hitung harga range = R (selisih harga terbesar dan terkecil). Harga R
dihitung sebagai berikut :

9
𝑅 = 𝑋(𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟) − 𝑋(𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙)
Untuk sub grup nomor 1 R = 42,4 − 38 = 4,4
Untuk sub grup nomor 2 R = 42,9 − 39,6 = 3,3
6. Langkah 6
Hitung harga rata-rata total = X yaitu jumlah X dibagi harga k (jumlah sub
group)
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + ⋯ + 𝑋𝑛
𝑋̅ =
𝑘
40,5 + 40,7 + 39,1 + 39,7 + ⋯ + 39,7
𝑋̅ =
12
𝑋̅ = 39,9
7. Langkah 7
Hitung harga rata-rata range = 𝑅̅ , yaitu jumlah R seluruh sub grup dibagi
dengan k
𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + ⋯ + 𝑅𝑛
𝑅̅ =
𝑘
4,4 + 3,3 + 2,2 + 1,6 + ⋯ + 0,6
𝑅̅ =
12
𝑅̅ = 2,9
8. Langkah 8
Hitung batas-batas pengendalian. Pakailah rumus berikut untuk bagan
pengendalian X dan R.
Bagan pengendalian X :
Garis Tengah (GT) (CL) = 𝑋̅
Batas pengendalian atas (UCL) UCL = 𝑋̅ + 𝐴2 . 𝑅
Batas pengendalian bawah (LCL) LCL = 𝑋̅ − 𝐴2 . 𝑅
Bagan pengendalian R :
Garis Tengah (GT) (CL) = 𝑅̅
Batas pengendalian atas (UCL) UCL = 𝐷4 . 𝑅
Batas pengendalian bawah (LCL) LCL = 𝐷3 . 𝑅
Koefisien 𝐴2 dan 𝐷4 yang dipakai dalam rumus tercantum dalam tabel
berikut :

10
N 𝐴2 𝐷3 𝐷4
2 1,88 - 3,267
3 1,023 - 2,575
4 0,729 - 2,282
5 0,577 - 2,115
6 0,483 - 2,004
7 0,419 0,076 1,924
8 0,373 0,136 1,864
9 0,337 0,184 1,816
10 0,38 0,223 1,777
Maka untuk data pada tabel di atas diperoleh :
Bagan pengendalian X :
Garis Tengah (GT) (CL) = 𝑋̅ = 39,9
Batas pengendalian atas (UCL) = 𝑋̅ + 𝐴2 . 𝑅̅
= 39,9 + (0,557 𝑥 2,9)
= 41,6
Batas pengendalian bawah (LCL)= 𝑋̅ − 𝐴2 . 𝑅̅
= 39,9 − (0,577 𝑥 2,9)
= 38,22
Bagan pengendalian R :
Garis Tengah (GT) (CL) = 𝑅̅
Batas pengendalian atas (UCL) = 𝐷4 . 𝑅̅
= 2,115 𝑥 2,9
= 6,1
Batas pengendalian bawah (LCL) = 𝐷3 . 𝑅̅ (tidak perlu dilanjutkan bila n
≤ 6)
9. Langkah 9
Gambarkan rangka bagan pengendalian, pakailah kertas grafik dan tentukan
skalanya. Garis tengah digambar dengan garis lurus yang tegas, garis batas
pengendalian atas dan bawah digambar dengan garis yang patah-patah,
sedangkan garis pengendalian digambar memakai garis patah.
10. Langkah 10

11
Gambarkan titik-titik X dan R yang sudah dihitung untuk masimg-masing
sub grup rangka bagan pengendalian. Untuk meletakkan titik-titik X
pakailah tanda titik (.) sedangkan untuk R pakailah tanda silang (x).
11. Langkah 11
Tuliskan keterangan-keterangan yang perlu disebelah kiri dan masing-
masing bagan tuliskan X dan R sedang harga n dikiri atas. Cantumkan juga
karakteristik dan riwayat pengumpulan data.

12
2.4.2 Bagan x-S
1. Langkah 1
Tabelkan data yang ada dan rencanakan lembarannya sehingga hasil
perhitungan X-S mudah divantumkan
Contoh : Organisasi pengemasan yang memantau kinerja mesin
pengemasan, setiap wadah harus memiliki berat 35 lb, selama fase
Pengukuran, tim proyek melakukan studi kapabilitas proses dan
mengidentifikasi bahwa proses tersebut tidak mampu (kurang dari satu
sigma). Pada fase Analyze dikumpulkan 12 set bobot container dengan
ukuran subgrup 4.

2. Langkah 2
Hitung harga rata-rata X yaitu X. Hasil akhir X mempunyai ketelitian 1
tingkat lebih tinggi dari harga X (jumlah desimal satu lebih banyak).
Perhitungan X dilakukan sebagai berikut :
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + ⋯ + 𝑋𝑛
𝑋=
𝑛

13
Jadi harga X untuk data dlam subgrup 1 adalah :
65 + 63 + 55 + 54 +
𝑋=
4
𝑋 = 59,3
Hitung harga rata-rata total = X yaitu jumlah X dibagi harga k (jumlah sub
group)
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + ⋯ + 𝑋𝑛
𝑋̅ =
𝑘
59,3 + 54,8 + 42 + 40,5 + ⋯ + 22,3
𝑋̅ =
12
𝑋̅ = 38,54

3. Langkah 3
Menghitung nilai s dengan rumus :

∑(𝑋𝑖 − 𝑋̅)2
𝑠=√
𝑛−1

14
Menghitung nilai 𝑠̅ dengan rumus :
∑𝑆𝑖
𝑠̅ =
𝑁
120,99
𝑠̅ =
12
𝑠̅ = 10,08
4. Langkah 4
Menghitung batas nilai
Hitung batas-batas pengendalian. Pakailah rumus berikut untuk bagan
pengendalian X dan S.
Bagan pengendalian X :
Garis Tengah (GT) (CL) = 𝑋̅
Batas pengendalian atas (UCL) UCL = 𝑋̅ + 𝐴3 𝑆̅
Batas pengendalian bawah (LCL) LCL = 𝑋̅ − 𝐴3 . 𝑆̅
Bagan pengendalian S :
Garis Tengah (GT) (CL) = 𝑆̅
Batas pengendalian atas (UCL) UCL = 𝐵4 . 𝑆̅
Batas pengendalian bawah (LCL) LCL = 𝐵3 . 𝑆̅
Koefisien 𝐴3 dan 𝐵4 yang dipakai dalam rumus tercantum dalam tabel
berikut :

15
Maka untuk data pada tabel di atas diperoleh :
Bagan pengendalian X :
Garis Tengah (GT) (CL) = 𝑋̅ = 38,54
Batas pengendalian atas (UCL) = 𝑋̅ + 𝐴3 . 𝑆̅
= 38,54 + (1,628 𝑥 10,08)
= 54,96
Batas pengendalian bawah (LCL)= 𝑋̅ − 𝐴3 . 𝑆̅
= 38,54 − (1,628 𝑥 10,08)
= 22,13
Bagan pengendalian S :
Garis Tengah (GT) (CL) = 𝑆̅
Batas pengendalian atas (UCL) = 𝐵4 . 𝑆̅
= 2,266 𝑥 10,08

16
= 22,84
Batas pengendalian bawah (LCL)= 𝐵3 . 𝑆̅ tidak perlu dilanjutkan bila n≤ 5)
5. Langkah 5
Gambarkan garis kendali dan peta kendali didasarkan pada tabel.

2.4.3 Bagan I-Mr

1. Langkah 1
Hitung harga rata-rata X yaitu 𝑋̅.Perhitungan 𝑋̅ dilakukan sebagai berikut :
∑𝑥𝑖
𝑋̅ =
𝑚
5,4 + 5,6 + 5,1 + ⋯ + 5,3
𝑋̅ =
20
109,8
𝑋̅ =
20
𝑋̅ = 5,48
2. Langkah 2
Hitung nilai MRi dengan rumus :
𝑀𝑅𝑖 = |𝑥𝑖 − 𝑥𝑖−1 |
𝑀𝑅𝑖 = |5,6 − 5,4|
𝑀𝑅𝑖 = 0,2
Menghitung nilai ̅̅̅̅̅
𝑀𝑅 dengan rumus :

17
∑𝑀𝑅𝑖
̅̅̅̅̅
𝑀𝑅 =
𝑚−1
4,8
̅̅̅̅̅
𝑀𝑅 =
19
̅̅̅̅̅
𝑀𝑅 = 0,244
3. Langkah 3
Bagan pengendalian I :
Garis Tengah (CL) = 𝑋̅ = 5,48
Batas pengendalian atas (UCL) = 𝑋̅ + 𝐴3 . ̅̅̅̅̅
𝑀𝑅
= 5,48 + (2,66 𝑥 0,244)
= 6,13
Batas pengendalian bawah (LCL)= 𝑋̅ − 𝐴3 . ̅̅̅̅̅
𝑀𝑅
= 5,48 − (2,66 𝑥 0,244)
= 4,83
Bagan pengendalian MR :
Garis Tengah (CL) = ̅̅̅̅̅
𝑀𝑅 = 0,244
Batas pengendalian atas (UCL) = 𝐷4 . ̅̅̅̅̅
𝑀𝑅
= 3,267 𝑥 0,244
= 0,79
Batas pengendalian bawah (LCL)= 𝐷3 . ̅̅̅̅̅
𝑀𝑅 tidak perlu dilanjutkan bila n≤
6)
4. Langkah 4
Gambarkan garis kendali dan peta kendali didasarkan pada tabel.

18
2.4.4 Bagan P
1. Langkah 1
Kumpulkan data ambillah data sebanyak mungkin data semampu anda yang
menggambarkan jumlah yang diperiksa (n) dan jumlah produk cacat (pn).
Anda akan membutuhkan paling tidak 20 pasangan.
2. Langkah 2
Bagilah data ke dalam sub grup. Biasanya data dikelompokkan berdasarkan
tanggal atau lot. Ukuran sub grup (n) harus lebih dari 50 dan nilai rata-rata
cacat untuk setiap sub grup harus berkisar antara 3 sampai 4.
3. Langkah 3
Hitung bagian cacat untuk setiap subgroup dan masukkan kedalam
lembaran data. Gunakan lembaran data yang sama. Untuk mencari bagian
cacat, gunakan rumus berikut :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑐𝑎𝑡 𝑝𝑛
𝑃= = 𝑥100%
𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑏 𝑔𝑟𝑢𝑝 𝑛
15
𝑃= 𝑥100% = 13,3%
115

19
Ukuran Jumlah Persen
Subgrup UCL LCL
subgrup cacat cacat
No (%) (%)
n Pn P(%)
1 115 15 13,3 18,8 1,8
2 220 18 8,2 16,5 4,1
3 210 23 10,9 16,6 4
4 220 22 10 16,5 4,1
5 220 18 8,2 16,5 4,1
6 255 15 5,8 16 4,6
7 440 44 10 14,6 6
8 365 47 12,9 15,1 5,5
9 255 13 5,1 16 4,6
10 300 33 11 15,6 5
11 280 42 14,6 15,8 4,8
12 330 46 13,6 15,3 5,3
13 320 38 11,9 16,5 4,1
14 225 29 12,9 16,4 4,2
15 290 26 8,9 15,7 4,9
15 170 17 10 17,3 3,3
17 65 5 7,7 21,6 0
18 100 7 7 19,4 1,2
19 135 14 10,4 18,2 2,4
20 280 36 12,8 15,8 4,8
21 250 25 10 16,1 4,5
22 220 24 10,9 16,5 4,1
23 220 20 9,1 16,5 4,1
24 220 15 6,8 16,5 4,1
25 220 18 8,2 16,5 4,1
Total 5925 610
4. Langkah 4
Carilah rata-rata bagian cacat
𝑐𝑎𝑐𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ∑𝑝𝑛
𝑃̅ = =
𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎 ∑𝑛
∑𝑝𝑛 610
𝑃̅ = = = 0,103 𝑥 100% = 10,3%
∑𝑛 5925
5. Langkah 5
Hitung batas kendali

20
Garis pusat (CL) 𝑃̅ = 10,3%
𝑃̅ (100%−𝑃̅)
Garis kendali atas (UCL) = 𝑃̅ + 3√ 𝑛

10,3%(100%−10,3%)
= 10,3% + 3√ 115

= 10,3% + 3(2,8)%
= 10,3% +8,5%
= 18,8%
𝑃̅ (100%−𝑃̅)
Garis kendali bawah (LCL) = 𝑃̅ − 3√ 𝑛

10,3%(100%−10,3%)
= 10,3% − 3√ 115

= 10,3% − 3(2,8)%
= 10,3% − 8,5%
= 1,8%
6. Langkah 6
Gambarkan garis kendali dan gambarkan p, peta kendali didasarkan pada
tabel.

21
2.4.5 Bagan np
Ukuran
Sub grup Jumlah cacat sub grup
No Pn n P (%)
1 1 100 1
2 6 100 6
3 5 100 5
4 5 100 5
5 4 100 4
6 3 100 3
7 2 100 2
8 2 100 2
9 4 100 4
10 6 100 6
11 2 100 2
12 1 100 1
13 3 100 3
14 1 100 1
15 4 100 4
16 5 100 5
17 4 100 4
18 1 100 1
19 6 100 6
20 15 100 15
21 12 100 12
22 6 100 6
23 3 100 3
24 4 100 4
25 3 100 3
26 3 100 3
27 2 100 2
28 5 100 5
29 7 100 7
30 4 100 4
Total 129 3000
1. Langkah 1
Menghitung nilai P
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑐𝑎𝑡 𝑝𝑛
𝑃= = 𝑥100%
𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑏 𝑔𝑟𝑢𝑝 𝑛
1
= 𝑥100% = 1
100

22
Menghitung nilai np
∑𝑝𝑛
̅̅̅̅ =
𝑛𝑝
𝑘
129
̅̅̅̅ =
𝑛𝑝
30
̅̅̅̅ = 4,3
𝑛𝑝
2. Langkah 2
Menghitung batas kendali
Garis pusat (CL) 𝑛𝑝
̅̅̅̅ = 4,3
(𝑛𝑝
̅̅̅̅)
Garis kendali atas (UCL) ̅̅̅̅ + 3√𝑛𝑝
= 𝑛𝑝 ̅̅̅̅(1 − )
𝑛

4,3
= 4,3 + 3√4,3(1 − 100 )

= 4,3 + 3(2,03)
= 4,3 + 6,09
= 10,39
̅̅̅̅)
(1−𝑛𝑝
Garis kendali bawah (LCL) ̅̅̅̅ − 3√𝑛𝑝
= 𝑛𝑝 ̅̅̅̅ 𝑛

4,3
= 4,3 − 3√4,3(1 − 100 )

= 4,3 − 3(2,03)
= 4,3 −6,09 (tidak dipertimbangkan)
3. Langkah 3
Gambarkan garis kendali dan gambarkan p, peta kendali didasarkan pada
tabel.

23
2.4.6 Bagan U
1. Langkah 1
Kumpulkan data. Kumpulkan data sebanyak mungkin yang anda dapat
menceritakan kepada anda jumlah unit n dan jumlah cacat c. Sebagai
contoh, marilah kita menganggap terdapat pelat tembaga elektroplating 5
m2 dengan delapan lubang pin di dalamnya. Satu unit menjadi 1 m 2
sehingga n = 5, dan c = 8.
2. Langkah 2
Kelompokkan data. Kerjakan ini berdasarkan lot, produk atau sampel dan
seterusnya. Tetapkan ukuran subgroup sehingga u akan lebih besar dari 2
atau 3.
Jumlah
Ukuran Jumlah
Subgrup lubang
subgrup Lubang UCL LCL
No pen Per
n pen c
unit (u)
1 1 4 4 8,1 -
2 1 5 5 8,1 -
3 1 3 3 8,1 -
4 1 3 3 8,1 -
5 1 5 5 8,1 -
6 1,3 2 1,5 7,07 -
7 1,3 5 3,8 7,07 -
8 1,3 3 2,3 7,07 -
9 1,3 2 1,5 7,07 -
10 1,3 1 0,8 7,07 -
11 1,3 5 3,8 7,07 -
12 1,3 2 1,5 7,07 -
13 1,3 4 3,1 7,07 -
14 1,3 2 1,5 7,07 -
15 1,2 6 5 7,65 -
15 1,2 4 3,3 7,65 -
17 1,2 0 0 7,65 -
18 1,7 8 4,7 6,9 -
19 1,7 3 1,8 6,9 -

24
20 1,7 8 4,7 6,9 -
Total 25,4 75

3. Langkah 3
Carilah jumlah cacat per unit untuk setiap subgroup dan kemudian hitung
u. Carilah u dengan rumus berikut :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑐𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑢𝑏 𝑔𝑟𝑢𝑝(𝑐) 𝑐
𝑢= =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑢𝑏 𝑔𝑟𝑢𝑝(𝑛) 𝑛
4
𝑢= =4
1
carilah u total dengan rumus berikut :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑐𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑢𝑏 𝑔𝑟𝑢𝑝(𝑐) ∑𝑐
𝑢̅ = =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑢𝑏 𝑔𝑟𝑢𝑝(𝑛) ∑𝑛
75
𝑢̅ = = 2,95
25,4
4. Langkah 4
Hitunglah batas kendali.
Garis pusat : (CL) = 𝑢̅ = 2,95
̅
𝑢
Batas kendali atas (UCL) = 𝑢̅ + 3√𝑛

2,95
= 2,95 + 3√
1

= 2,95 + 3(1,718)

= 2,95 + 5,15

= 8,1

̅
𝑢
Batas kendali atas (UCL) = 𝑢̅ − 3√𝑛

2,95
= 2,95 − 3√
1

= 2,95 − 3(1,718)

25
= 2,95 − 5,15 (tidak dipertimbangkan)

5. Langkah 5
Gambar dalam garis kendali dan gambarlah u, sebuah peta dibuat dengan
dasar data dalam tabel akan muncul seperti gambar di bawah ini.

2.4.7 Bagan C
Tabel dibawah ini menunjukkan data pada peta jumlah cacat dalam bahan
tenunan untuk sampel ditentukan pada 1 m supaya peta c dapat dimuat. Rumus
berikut digunakan untuk menghitung batas kendali.
Sampel
No Jumlah Cacat Sampel No Jumlah cacat
1 7 11 6
2 5 12 3
3 3 13 2
4 4 14 7
5 3 15 2
6 8 15 4
7 2 17 7
8 3 18 4
9 4 19 2
10 3 20 3
Total 82

26
∑𝑐
Garis pusat : CL = 𝑐̅ =
𝑘

82
𝑐̅ = = 4,1
20

Batas kendali atas : UCL = 𝑐̅ + 3√𝑐̅


= 4,1 + 3√4,1
= 4,1 + 3(2,0248)
= 4,1 + 6,0745
= 10,17
Batas kendali atas : UCL = 𝑐̅ − 3√𝑐̅
= 4,1 − 3√4,1
= 4,1 − 3(2,0248)
= 4,1 − 6,0745 (tidak dipertimbangkan)

27
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Peta kendali atau Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal
seba gai metode grafik yang digunakan untuk mengevaluasi apakan suatu
proses berada dalam pengendalian kualitas secara statistik atau tidak sehingga
dapat memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas.
Metode ini dapat membantu perusahaan dalam mengontrol proses
produksinya dengan memberikan informasi dalam bentuk grafik. Tujuan dari
perancangan program aplikasi contol chart ini adalah untuk melihat sejauh
mana tingkat keberhasilan suatu proses produksi sehingga bisa dijadikan
pedoman dalam mengarahkan perusahaan kearah pemenuhan spesifikasi
konsumen.
Control chart akan membantu process owner keluar dari kebiasaan
buruk, yaitu hanya mengambil tindakan berdasarkan data-data terbaru saja. Jika
hanya melihat data-data terbaru, info yang didapatkan tidak akan cukup lengkap
untuk menghasilkan keputusan yang baik. Control chart ini juga akan
memberitahu, kapan untuk melakukan investigasi lanjutan atas sebuah
penyimpangan, dan kapan bisa membiarkannya saja. Singkatnya, control chart
akan membantu untuk lebih produktif dan menghindari waktu dan energi
terbuang untuk hal-hal yang tidak perlu.

28
DAFTAR PUSTAKA

https://sixsigmastudyguide.com/x-bar-s-chart/

https://id.wikipedia.org/wiki/Diagram_I-MR

https://www.scribd.com/document/365284679/Makalah-Diagram-Pengendalian

https://www.caesarvery.com/2017/05/macam-macam-peta-kendali-control-chart.html

29

Anda mungkin juga menyukai