KARYA AKHIR
Oleh:
INES IVAWANI BR GINTING
NIM : 16 01 016
2019
BIODATA MAHASISWA
A. DATA PRIBADI
1. Nama Lengkap : Ines Ivawani Br Ginting
2. NIK : 1206126605980001
3. NIS (Nomor Induk Siswa Nasional) : 9985190042
4. Tempat, Tanggal Lahir : Berastepu, 26 Juni 1999
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Agama : Kristen Protestan
7. Program Studi : Teknik Kimia
8. Jalur Pendaftaran : Bebas Testing
9. Kewarganegaraan : Indonesia
10. Jenis Pendaftaran : Reguler
11. Mulai Semester : I (Satu)
12. Alamat : Desa Berastepu
13. No. Telepon : 081387004211
14. E-mail : inesivawani.ginting@gmail.com
15. Jenis Tinggal : Bersama Orangtua
16. Alat Transportasi :-
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat dan kasih-Nya, sehingga penulisan Karya Akhir ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan Karya Akhir ini merupakan salah satu
persyaratan yang harus dipenuhi dalam mencapai derajat Ahli Madya Diploma
Tiga ( D-III ) di Politeknik Teknologi Kimia Industri ( PTKI ) Medan.
iii
9. Terimakasih kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Matius Ginting dan
Ibunda Ratna Br Milala yang telah memberikan dukungan moral dan materi,
motivasi serta doa kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada kakak tercinta Nela Efri Nensi Br Ginting dan juga adik-adik tercinta
Etania Br Ginting dan Argintama Ginting yang memberikan semangat kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Akhir ini.
10. Bapak Kiflidar, Bapak Asril Sako dan Bapak Imam selaku pembimbing
Praktek Kerja Lapangan.
11. Teruntuk Rahma Adelia Br Sitepu, Chia Barus, Magda br Tarigan, Billy
Prima Milala, Superenda Ginting, Abdi Suranta Ginting, Asima Putri
Simamora, Kajelina Sirait, Marlina, Desma Simbolon dan Lestari Br Surbakti
yang selalu mendukung dan membantu penulis pada masa perkuliahan
berlangsung, mendampingi dan memberi semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan Karya Akhir ini.
12. Terimakasih kepada teman-teman dan keluarga besar PMS PTKI Medan dan
KMK PTKI Medan yang selalu menjadi penyemangat sewaktu perkuliahan.
13. Terimakasih kepada teman-teman stambuk 2016 Politeknik Teknologi Kimia
Industri (PTKI) Medan terkhusus kepada teman-teman sekelas penulis TK-A
yang memberikan banyak motivasi saat penyusunan Karya Akhir ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Karya Akhir
ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi Mahasiswa PTKI Medan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN
Medan .................................................................................. 13
v
2.8. Pengolahan Air Umpan Boiler............................................ 22
vi
4.3. Tabulasi Data ................................................................….. 50
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
9. Tabulasi Data.....................................................…............................... 50
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
diperoleh dari air sungai, air tersebut tidak sama walaupun menggunakan
sumber air sejenis, ini karena dipengaruhi oleh kandungan asam mata air
tersebut. Namun air dari sumber-sumber tersebut harus diolah terlebih
dahulu, karena air umpan boiler yang digunakan untuk menghasilkan
steam ini harus tidak mengandung mineral-mineral atau garam-garam
(biasanya berupa garam bikarbonat, klorida, sulfat, nitrat, kalsium sulfat,
karbonat, dan silikat) yang bisa menyebabkan pengendapan, korosi, carry
over, dan terbentuknya kerak di dalam boiler. Sedangkan sistem air umpan
adalah sistem penyediaan air secara otomatis untuk boiler sesuai dengan
kebutuhan steam. Ada dua sumber air umpan, yaitu:
Kondensat : steam yang telah berubah fasa menjadi air (mengembun
Air make up : air baku yang sudah diolah
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan
ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada
tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu
proses. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan
panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi steam,
volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang
menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler
merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan (feed water system),
sistem steam (steam system)dan sistem bahan bakar (fuel system).
1. Sistem air umpan (feed water system) menyediakan air untuk boiler
secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran
disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan.
2. Sistem steam (steam sistem) mengumpulkan dan mengontrol produksi
steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik
pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur
menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan.
3. Sistem bahan bakar (fuel sistem) adalah semua peralatan yang
digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas
3
KAJIAN PUSTAKA
5
6
Kandungan pupuk KCl terdiri dari 2 zat yaitu zat hara dan zat
pembawa. Karena pupuk KCl dapat ditemukan dengan banyak jenis,
maka perbandingan antara zat hara dan zat pembawanya pun berbeda-
beda. Namun secara umum, saat ini yang ramai ditemui adalah pupuk
KCl 80 yang memiliki kandungan zat hara sebesar 60% dan zat
pembawa sebesar 40%. Hal ini berarti dalam 100 kg KCl terdapat 60
kg zat hara (K2O) dan 40 kg zat pembawa.
Hara yang terkandung dalam pupuk KCl adalah hara kalium
yang dapat diserap tanaman dalam bentuk senyawa K2O. Sebelum
dapat diserap, pupuk KCl pada tanah akan terlebih dahulu terurai
menjadi senyawa K2O dan ion Cl. K2O bermanfaat untuk
pertumbuhan dan penguat daya tahan tanaman terhadap penyakit,
sedangkan ion Cl justru merugikan tanaman jika diberikan dalam
jumlah berlebih.
9
Tabel 2.2. Jenis produk pupuk NPK PT. Artha Gita Sejahtera
2. % kadar air ( %w ) 2%
Total nitrogen ( %w ) 16%
Total P2O5 16%
NPK 16:16:16 Total P2O5 larut dalam air 14%
Total K2O 16%
3. % kadar air ( %w ) 2%
Total nitrogen ( %w ) 12%
Total P2O5 12%
NPK 12:12:17:2 Total P2O5 larut dalam air 10%
Total K2O 17%
Total MgO 2%
4. % kadar air ( %w ) 2%
Total nitrogen ( %w ) 27%
Total P2O5 6%
NPK 12:6:27 Total K2O 27%
Boiler
N,P,K,TE steam
Mixer
Granulator Dryer
Bat ching
plant
Cooler
Vibrator
screen
Packing
Fines
1. Batching
Batching plant adalah tempat atau pabrik yang dibangun secara
khusus untuk proses pengadukan bahan material dengan takaran besar,
sesuai fungsi masing-masing dari tipe mutu yang telah ditetapkan.
Batching plant merupakan alat yang berfungsi untuk mencampur atau
memproduksi bahan dalam produksi yang besar. Batching plant digunakan
agar produksi bahan tetap dalam kualitas yang baik, sesuai standar yang
diharapkan. Alat ini digunakan untuk mencampur partikel-partikel yang
berukuran padat dan halus.
2. Mixer (Pencampuran)
Di mixer bahan baku di campurkan dan di aduk-aduk sampai
merata dan homogen. Mixer yang digunakan dilengkapi dengan pengaduk
untuk membantu homogenitas pencampuran. Pemilihan jenis pengaduk
yang digunakan berdasarkan pada pertimbangan sesuai untuk proses
karena murah dan dapat menangani cairan dari segi viskositasnya.
3. Granulator
Dalam proses granulasi terjadi di granulator material padat yang
telah ditimbang dan material recycle masuk ke granulator dan steam di
injeksi ke dalam granulator. Material dalam granulator akan tergranulasi,
menjadi material granule basah dengan diameter 1 mm, 2-4 mm dan lebih
besar dari 5 mm. Material ini kemudian akan masuk ke dryer.
4. Boiler
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan
ke air sampai berbentuk steam dan kemudian akan di injeksikan ke
granulator untuk membentuk granule. Tekanan steam dari boiler ke
granulator adalah sebesar 6,5 bar.
5. Dryer (Pengeringan)
Material granule dari granulator akan dikeringkan oleh udara panas
di dalam dryer. Suhu dan kapasitas alir udara panas akan di kontrol secara
otomatis oleh furnace controller. Agar efesiensi pengeringan naik, bagian
dryer yang diangkat dipasang pada bagian dalam dryer dan knocker
15
dipasang di luar dryer untuk anti kerak di dalam drum. Pada sesi ini, akan
dipasang seperator (pemisah) dryer cyclone dan section fan. Untuk
menghisap udara basah dan debu, sehingga kelembaban dan debu pada
semi-produk akan berkurang saat masuk cooler.
6. Cooler (Pendingin)
Di dalam cooler, material pupuk NPK dari dryer akan dikontakkan
dengan udara pendingin dihumidifikasi untuk menurunkan suhu. Untuk
menaikkan efesiensi pendingin, bagian yang diangkat dipasang di dalam
cooler. Pada sesi ini akan di pasang cooler cyclone separator dan suction
fan untuk menghisap udara basah dan debu sehingga semi-produk tidak
berdebu dan kelembaban pada material lebih jauh akan dikurangi
kemudian masuk sesi saringan (rotex). Material setelah proses pendingin
tidak hanya untuk disimpan dan dapat mencegah caking (penggumpalan)
saat transportasi.
7. Rotex (Saringan)
Setelah dari cooler, material pupuk NPK yang masuk ke dalam
rotex akan disaring dan memisahkan produk yang mempunyai ukuran
yang besar dan ukuran yang kecil. Ukuran mesh rotex adalah 6-7 mm.
8. Vibrator Screen (Pengayakan)
Setelah dari rotex, kemudian produk pupuk NPK masuk ke
vibrator screen untuk di ayak untuk memisahkan produk pupuk NPK yang
under size memiliki ukuran <2 mm, over size >5 mm. Produk yang
diprolehkan harus memiliki ukuran 2-5 mm tiap butirnya.
9. Chain Crusher
Chain Crusher sama dengan alat Hammer Mill adalah alat yang
digunakan untuk menghancurkan partikel-partikel yang berukuran besar
menjadi partikel-partikel yang berukuran kecil. Setelah dihancurkan di
chain crusher maka pupuk NPK akan dikirimkan kembali ke granulator
untuk diolah kembali supaya mendapatkan ukuran yang sesuai atau yang
diinginkan.
16
10. Packing
Packing berfungsi untuk melakukan pengemasan atau pengesakan
produk akhir sesuai berat yang diinginkan Granul yang berukuran seragam
selanjutnya dimasukkan ke dalam karung atau kantung plastik dan
kemudian ditimbang. Ukuran kemasan bermacam-macam tergantung
kebutuhan konsumen. Berat timbangan per sak yang diinginkan adalah
49,8-50,5 kg/sak dan jahitan di sak harus lurus selama proses produksi
berjalan, hal-hal tersebut diatas harus di cek dengan kadar air standart pada
pupuk NPK adalah <3%.
11. Gudang
Gudang adalah tempat produk jadi yang sudah siap dipasarkan.
Bukan hanya produk jadi tetapi juga ada bahan baku yang digunakan pada
pembuatan pupuk NPK yang dibutuhkan.
2.5. Boiler
Boiler merupakan suatu bejana tertutup dimana panas pembakaran
dialirkan ke air hingga terbentuk uap air atau steam. Boiler terdiri dari dua
sistem terpisah. Satu sistem adalah sistem steam-air, yang juga disebut
dengan sisi berair dari boiler. Kedalam sistem ini air dimasukkan, dan
setelah menerima panas yang ditransfer melalui logam pembatas, air
menjadi panas lalu berubah menjadi uap dan meninggalkan sistem dalam
bentuk uap. Bagian lain dari boileradalah sistem bahan bakar-udara-gas
buang, yang disebut dengan bagian berapi dari boiler. Sistem ini
menyediakan panas yang ditransfer ke air. Input dari sistem ini adalah bahan
bakar dan udara pembakaran. Pada sistem ini bahan bakar dan udara
sepenuhnya bercampur dan dibakar didalam tungku pembakaran.
Pembakaran akan mengubah energi kimia dari bahan bakar dan
menghasilkan energi termal atau panas. Tungku pembakaran biasanya
sejajar dengan permukaan transfer panas dalam bentuk tabung-tabung
sirkulasi air dan steam. Tabung-tabung ini menerima panas radiasi dari
pembakaran dan mentrasfernya ke bagian berair boiler. Gas hasil
17
pembakaran yang disebut juga dengan gas buang akan didinginkan dengan
mentransferkan panasnya melalui permukaan perpindahan panas radiasi.
Pada area ini permukaan tersebut tidak kontak langsung dengan api, dan
panas berpindah secara konveksi. Area ini juga disebut dengan permukaan
panas konveksi, yang mendinginkan gas buang yang meninggalkan boiler
dengan mentransferkan panasnya ke bagian berair dari boiler (Dukelow,
1991).
Air umpan boiler adalah air yang disuplai ke boiler untuk dirubah
menjadi steam. Sedangkan sistem air umpan adalah sistem penyediaan air
secara otomatis untuk boiler sesuai dengan kebutuhan steam. Secara umum
air yang digunakan sebagai air umpan boiler adalah air yang tidak
mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang dapat
membentuk kerak pada boiler, air yang tidak mengandung unsur yang dapat
menyebabkan korosi terhadap boiler dan sistem penunjangnya dan juga
tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya pembusaan
terhadap air boiler.
5. Fe, dapat menyebabkan air bewarna dan mengendap disaluran air dan
boiler bila teroksidasi oleh oksigen (Soejardi, 1982).
Oleh karena itu untuk dapat digunakan sebagai air umpan boiler
maka air baku dari sumber air harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu,
karena harus memenuhi persyaratan tertentu sebagai yang diuraikan dalam
Tabel 2.3 :
Psi Bar
Sumber : (Yammout,2010)
20
P– Alkalinity Ppm -
M– Alkalinity Ppm 800,max
T.Hardness Ppm -
Silica Ppm 150,max
Korosi juga dapat terjadi karena adanya gas O2 dan CO2 yang larut
dalam air, Ion Hidrogen dan garam garam tak stabil (nonstable salts).
Adanya Chlorida (Cl) yang terlarut dalam air juga dapat menimbulkan laju
korosi yang sangat cepat.
Prosesnya sebagai berikut:
MgCl2 + H2O 2HCl + Mg (OH)2
Fe + 2HCl FeCl2 + 2H+
1. Pengolahan Eksternal
Proses pengolahan secara eksternal untuk memperbaiki kualitas
air terdiri atas berbagai jenis, dan penerapan proses-proses tersebut
disesuaikan dengan tujuan penggunaan air yang dikehendaki. Pengolahan
air secara eksternal ini dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
a. Proses pendahuluan (pretreatment)
Proses ini umumnya digunakan untuk memperoleh
kualifikasi air pendingin atau sebagai proses awal untuk
penyediaan air dengan kualitas yang lebih tinggi. Proses
pendahuluan antara lain adalah proses sedimentasi, aerasi, dan
klarifikasi.
24
1. Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk
memisahkan atau mengendapkan zat-zat padat atau suspensi
non-koloidal dalam air. Pengendapan dapat dilakukan dengan
memanfaatkan gaya gravitasi. Cara yang sederhana adalah
dengan membiarkan padatan mengendap dengan sendirinya.
Setelah partikel-partikel mengendap, maka air yang jernih dapat
dipisahkan dari padatan yang semula tersuspensi di dalamnya.
2. Klarifikasi
Proses klarifikasi bertujuan untuk menghilangkan padatan
tersuspens, baik yang kasar, halus atau bersifat koloid. Proses ini
mencakup koagulasi, flokulasi dan sedimentasi yang masing-
masing merupakan langkah-langkah tersendiri dengan
persyaratan tertentu yang harus dipenuhi untuk memperoleh
hasil yang dikehendaki.
3. Aerasi
Aerasi adalah proses mekanis pencampuran air dengan udara.
Tujuan aerasi membantu dalam pemisahan logam-logam yang
tidak diinginkan seperti besi (Fe) dang mangan (Mn),
menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam air terutama yang
bersifat korosif, menghilangkan bau, rasa dan warna yang
disebabkan oleh mikroorganisme.
b. Proses filtrasi
Proses filtrasi bertujuan untuk menahan zat-zat
tersuspensi(suspended matter) dalam suatu fluida dengan cara
melewatkan fluida tersebut melalui suatu lapisan berpori-pori,
misalnya: pasir, anthracite, karbon dan sebagainya. Fluida dapat
berupa cairan (zat-zat tersuspensi dalam cairan/slurry) atau gas.
Zat-zat tersuspensi dapat berukuran sangat halus atau kasar, kaku
25
2. Pengolahan internal
Pengolahan air secara internal (internal water treatment) adalah
proses penambahan/penginjeksian suata atau beberapa bahan kimia
(chemicals) ke dalam air yang akan digunakan untuk proses maupun
pendukung proses. Pengolahan air secara internal merupakan proses
yang esensial, terlepas dari kenyataan apakah air itu diolah atau
sebelumnya. Oleh karena itu, pengolahan eksternal dalam beberapa
hal tidak diperlukan, sehingga air dapat langsung diolah dengan cara
pengolahan internal saja. Keuntungan pengolahan air secara internal
26
Cara kerja dari boiler pipa api ini adalah di dalam pipa terjadi
proses pengapian, kemudian panas yang dihasilkan dalam proses
tersebut langsung dihantarkan ke dalam boiler yang berisi air.
Kapasitas dan tekanan yang dihasilkan boiler dipengaruhi oleh besar
besar dan konstruksi boiler.
Di PT. Artha Gita Sejahtera menggunakan boiler pipa api yang
digunakan untukdiinjeksikan ke granulator sebagai pembentuk
granule.
air, air dimasukkan ke dalam pipa dimana pipa dikelilingi oleh nyala
api dan gas panas dari luar. Contoh ketel jenis ini : ketel Babcock dan
Wilcox, ketel Stirling, ketel La-Mont, ketel Benson, ketel Yarrow dan
ketel Loeffler.
- Oil Fuel
- Gaseous Fuel
- Electric
1. Efisiensi Pembakaran
2. Efisiensi Termal
Steam yang dipakai ada dua jenis yaitu, saturated steam dan
superheated steam. Sedangkan fungsi dari steam bermacam macam
tergantung cara pemakaian kebutuhan proses, tetapi secara umum steam
dipakai sebagai media pemanas (Adang,2001).
a. Uap Basah
Uap basah adalah campuran air dan uap pada keadaan tertentu,
pemanas dilakukan pada air dengan temperatur 100 oC dibawah tekanan
standar.
36
boiler akan dibuang (blowdown) dan diganti dengan air umpan yang baru.
Ada dua tipe blowdown yang umum digunakan pada sistem boiler yaitu:
1. Intermittent blowdown
Intermittent blowdowndigunakan untuk membuang lumpur berat
yang mengendap pada dasar boiler, dilakukan beberapa detik dengan
interval waktu tertentu. Intermittent blowdown dioperasikan secara
manual menggunakan valve yang dipasang pada pipa pembuangan pada
titik terendah boiler untuk mengurangi parameter dalam batasan yang
sudah ditentukan sehingga tidak berpengaruh buruk pada kualitas
steam. Jenis blowdown ini juga merupakan metode efektif untuk
membuang padatan yang telah lepas dari larutan dan menempati pipa
api serta permukaan dalam shell boiler (Prakosa, 2015).
2. Continuous blowdown
Blowdown kontinu dilakukan dengan sistem mekanik dan
dipasang untuk jangka panjang. Fungsi dari blowdown kontinu adalah
untuk mengeluarkan padatan di dalam air. Valve Continuous blowdown
hanya diatur sekali untuk kondisi tertentu, dan tidak perlu lagi diatur
setiap saat oleh operator. Walaupun terdapat sejumlah energi panas
terbuang ketika proses blowdown, tetapi ke flash vessel dan
menghasilkan flash steam. Flash steam ini dapat digunakan untuk
pemanasan awal air umpan boiler(Prakosa, 2015).
Keterangan:
hg = Entalpi steam jenuh dalam kkal/kg steam
hf = Entalpi air umpan dalamkkal/kg air
Q = Jumlah steam yang dihasilkan per jam dalam kg/jam
q = Jumlah bahan bakar yang digunakan dalam kg/jam
GCV = Jenis bahan bakar dan nilai panas kotor bahan bakar
(GCV) dalamkkal/kg bahan bakar
MULAI
Pengambilan judul
Pengumpulan data
Kesimpulan
METODE PENELITIAN
1) Boiler
Merk : TEHA-BOILER
Jumlah : 1 buah
No serial : TH40B32
1) Air
2) Udara Pembakaran
3) Batubara
41
42
3.2.2. Metode
Pengumpulan data-data yang diperlukan dilakukan dengan metode:
1. Mengumpulkan data dari boiler.
2. Mengunjungi lokasi boiler.
3. Mengumpulkan data dari riwayat periksa uji boiler.
4. Melakukan pengamatan pada boiler setiap jam selama sehari.
5. Mengumpulkan data dari pemakaian batubara
Bb =
Keterangan:
Bb = jumlah kebutuhan batubara (kg/jam)
Qdiserap air = panas yang dibutuhkan untuk mengubah air menjadi
steam (kJ/ Jam)
LHVbatubara= Nilai Kalor Pembakaran Rendah atau Low Heating Value
(kJ/Kg).
BAB 4
Merek : TEHA-BOILER
Serial : TH40B32
bar
43
44
granulator = 7593,57 .
45
Maka:
Total Kebutuhan Steam = Jumlah Steam yang dibutuhkan + kelebihan
steam
= 7593,57 + (7593,57)
= 7593,57 + 759,357
= 8352,927
= 8352,927 + 1000
= 9352,927
Q1 =m H2O dT
- TB4)]
= 9352,927 kg/jam x x x
= 3.299.802,37 kJ/Jam.
Y = 2.032,86 kJ/Kg
Nilai panas laten penguapan pada temperatur 174,4oC adalah 2.032,86
kJ/Kg(G.V.Reklaitis).
48
Keterangan :
Massa Air Umpan(mair) = 9352,927 Kg/jam
Temperatur uap jenuh (T) = 174,4oC
Sehingga diperoleh :
Q2 = 9352,927 Kg/jam x 2.032,86 kJ/Kg
= 19.013.191,2 kJ/Jam
= 189.000.000 J/jam x
= 189.000 kJ/Jam
Maka total panas yang dibutuhkan untuk mengubah air menjadi steam
(Qsteam) :
Qdilepas bahan bakar = Qdiserap air
Qdiserap air = (Q1 + Q2)+ Q3
49
Keterangan :
Q1 = Panas Sensibel Air Pada Suhu 90oC 174,4oC
= 22.501.993,6 kJ/Jam
= 943,384983 kg/jam
Maka banyaknya bahan bakar yang dibutuhkan adalah sebanyak
943,384983 kg/jam.
6. Menghitung Efesiensi Boiler
Ƞ= x100%
= x 100%
44
= 100%
4.3. Tabulasi data
Tabel 4.3. Tabulasi Data
50
51
4.4. Pembahasan
Boiler (ketel uap) adalah alat yang berfungsi untuk menghasilkan uap
bertekanan atau steam. Ketel uap berfungsi sebagai tempat memproduksi
uap hasil pemanasan air pada suhu tertentu. Jenis ketel uap yang digunakan
pada PT. Artha Gita Sejahtera Medan adalah Fire Tube Boiler. Adapun
steamyang dihasilkan di unit boiler akan digunakan pada proses
pembentukan granul di unit granulator. Material dalam granulator akan
tergranulasi menjadi granul basah dengan diameter 1 mm, 2-4 mm dan lebih
besar dari 5 mm. Jumlah pemakaian steam di unit granulator yaitu 8352,927
kg/jam. Untuk mengubah air menjadi uap jenuh (saturated steam) harus
melalui proses pendidihan air sehingga apabila panas yang secara terus
menerus disuplai maka temperatur air akan naik dan berubah menjadi uap
jenuh. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh jumlah batubara yang
dibutuhkan sebagai bahan bakar untuk mengubah air umpan sebanyak
9352,927 kg/jam adalah sebanyak 943,384983 kg/jam dan panas yang
dibutuhkan untuk mengubah air menjadi steam adalah
kJ/Jam. Dengan jumlah blowdown 1000 kg/jam. Pemakaian
sistem blowdown bertujuan untuk mengendalikan air terhadap parameter
yang ditentukan antara lain meminimalkan terbentuknya kerak, korosi dan
masalah khusus lainnya. Akibatnya beberapa air akan dibuang (blowdown)
dan diganti dengan air umpan yang baru.
BAB 5
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
52
DAFTAR PUSTAKA
Soejardi. 1982. Air Pengisi Ketel Dan Air Ketel. LPP. Yogyakarta.
Stach E. 1982. Coal Petrologi, Gebruder Berntraeger, Berlin, Stuttgart, p. 38-43.
Subyakto, Agung. 2017. Perawatan Boiler/Ketel Takuma Tekanan 21 Bar
Dengan Mengendalikan Residual Phospat. ITS : Surabaya.
Sukandarrumidi. 2009. Batubara Dan Pemanfaatannya. Yogyakarta. Universitas
Gajah Mada.
Tarigan, Arnelia Erlayas Ukurta Br. 2011. Perencanaan Model Simulasi Dengan
Kombinasi Safety Stock Bahan Baku Dan Rate Setting Untuk Menurunkan
Shutdown Mesin Pada Produksi Pupuk NPK Granular. Jakarta :
Universitas Indonesia.
Tarigan, Meldeana. Perhitungan Jumlah Panas Yang Dibutuhkan Pada Unit
Dryer Untuk Pengeringan Pupuk NPK 15 : 15 : 6 : 4 Di PT. Artha Gita
Sejahtera Medan. Medan : Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan.
Winanti, W. S. & T, Prayudi. 2006. Perhitungan Efisiensi Boiler pada Industri
Tepung Terigu. Jakarta : Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian
Dan Penerapan Teknologi.
Yammout. 2010. Feedwater Standards & Chemical Treatment Program
Lampiran 1.
Boiler
Baching
plant
Cooler
Vibrator
screen
Packing
Fines
Lampiran 2. Liquid Capacities (SI Units J,mol,K) (Continued)
Cp = a + bT + cT2 + dT3
P (bar) T (oC)
Water Steam Water Steam Water Evaporation Steam
1,01325 100,0 0,001044 1,673 419,0 2506,5 419,1 2256,9 2676,6
1,1 102,3 0,001046 1,549 428,7 2509,2 428,8 2250,8 2679,6
1,2 104,8 0,001048 1,428 439,2 2512,1 439,4 2244,1 2683,4
1,3 107,1 0,001049 1,325 449,1 2514,7 449,2 2237,8 2687,0
1,4 109,3 0,001051 1,236 458,3 2517,2 458,4 2231,9 2690,3
1,5 111,4 0,001053 1,159 467,0 2519,5 467,1 2226,2 2693,4
1,6 113,3 0,001055 1,091 475,2 2521,7 475,4 2220,9 2696,2
1,7 115,2 0,001056 1,031 483,0 2523,7 483,2 2215,7 2699,0
1,8 116,9 0,001058 0,977 490,5 2525,6 490,7 2210,8 2701,5
1,9 118,6 0,001059 0,929 497,6 2527,5 497,8 2206,1 2704,0
2,0 120,2 0,001061 0,885 504,5 2529,2 504,7 2201,6 2706,3
2,2 123,3 0,001064 0,810 517,4 2532,4 517,6 2193,0 2710,6
2,4 126,1 0,001066 0,746 529,4 2535,4 529,6 2184,9 2714,5
2,6 128,7 0,001069 0,693 540,6 2538,1 540,9 2177,3 2718,2
2,8 131,2 0,001071 0,646 551,1 2540,6 551,4 2170,1 2721,5
3,0 133,5 0,001074 0,606 561,1 2543,0 561,4 2163,2 2724,7
3,2 135,8 0,001076 0,570 570,6 2545,2 570,9 2156,7 2727,6
3,4 137,9 0,001078 0,538 579,6 2547,2 579,9 2150,4 2730,3
3,6 139,9 0,001080 0,510 588,1 2549,7 588,5 2144,4 2732,9
3,8 141,8 0,001082 0,485 596,4 2551,0 596,8 2138,6 2735,3
4,0 143,6 0,001084 0,462 604,2 2552,7 604,7 2133,0 2737,6
4,2 145,4 0,001086 0,442 611,8 2554,4 612,3 2127,5 2739,8
4,4 147,1 0,001088 0,423 619,1 2555,9 619,6 2122,3 2741,9
4,6 148,7 0,001089 0,405 626,2 2557,4 626,7 2117,2 2743,9
4,8 150,3 0,001091 0,389 633,0 2558,8 633,5 2112,2 2745,7
5,0 151,8 0,001093 0,375 639,6 2560,2 640,1 2107,4 2747,5
5,5 155,5 0,001097 0,342 655,2 2563,3 655,8 2095,9 2751,7
6,0 158,8 0,001101 0,315 669,8 2566,2 670,4 2085,0 2755,5
6,5 162,0 0,001105 0,297 683,4 2568,7 684,1 2074,7 2758,9
7,0 165,0 1,001108 0,273 696,3 2571,1 697,1 2064,9 2762,0
7,5 167,8 0,001112 0,2554 708,5 2573,3 709,3 2055,5 2764,8
8,0 170,4 0,001115 0,2403 720,0 2575,5 720,9 2046,5 2767,5
8,5 172,9 0,001118 0,2268 731,1 2577,1 732,0 2037,9 2769,9
9,0 175,4 0,001121 0,2148 741,6 2578,8 742,6 2029,5 2772,1
9,5 177,7 0,001124 0,2040 751,8 2580,4 752,8 2021,4 2774,2
10,0 179,9 0,001127 0,1943 761,5 2581,9 762,6 2013,6 2776,2
10,5 182,0 0,001130 0,1855 770,8 2583,3 772,0 2005,9 2778,0
11,0 184,1 0,001133 0,1774 779,9 2584,5 781,1 1998,5 2779,7
11,5 186,0 0,001136 0,1700 788,6 2585,8 789,9 1991,3 2781,3
12,0 188,0 0,001139 0,1632 797,1 2586,9 798,4 1984,3 2782,7
12,5 189,8 0,001141 0,1569 805,3 2588,0 806,7 1977,4 2784,1
13,0 191,6 0,001144 0,1511 813,2 2589,0 814,7 1970,7 2785,4
14 195,0 0,001149 0,1407 828,5 2590,8 830,1 1957,7 2787,8
15 198,3 0,001154 0,1317 842,9 2592,4 844,7 1945,2 2789,9
16 201,4 0,001159 0,1237 856,7 2593,8 858,6 1933,2 2791,7
17 204,3 0,001163 0,1166 869,9 2595,1 871,8 1921,5 2793,4
18 207,1 0,001168 0,1103 882,5 2596,3 884,6 1910,3 2794,8
19 209,8 0,001172 0,1047 894,6 2597,3 896,8 1899,3 2796,1
20 212,4 0,001177 0,0995 906,2 2598,2 908,6 1888,6 2797,2
21 214,9 0,001181 0,0949 917,5 2598,9 920,0 1878,2 2798,2
22 217,2 0,001185 0,0907 928,3 2599,6 931,0 1868,1 2799,1
23 219,6 0,001189 0,0868 938,9 2600,2 941,6 1858,2 2799,8
24 221,8 0,001193 0,0832 949,1 2600,7 951,9 1848,5 2800,4
25 223,9 0,001197 0,0799 959,0 2601,2 962,0 1839,0 2800,9
26 226,0 0,001201 0,0769 968,6 2601,5 971,7 1829,6 2801,4
27 228,1 0,001205 0,0740 978,0 2601,8 981,2 1820,5 2801,7
28 230,0 0,001209 0,0714 987,1 2602,1 990,5 1811,5 2802,0
29 232,0 0,001213 0,0689 996,0 2602,3 995,5 1802,6 2802,2
30 233,8 0,001216 0,0666 1004,7 2602,4 1008,4 1793,9 2802,3
32 237,4 0,001224 0,0624 1021,5 2602,5 1025,4 1776,9 2802,3
34 240,9 0,001231 0,0587 1037,6 2602,5 1041,8 1760,3 2802,1
Sumber: G.V. Reklaitis.,Introduction to Material and Energy Balances,1942.