Anda di halaman 1dari 39

Katalisis dan Katalitik Reaktor

Definisi
Katalis :
Zat yang mempengaruhi laju reaksi tetapi tidak mengalami perubahan
Katalisis :
Studi penggunaan katalis dan proses katalitik.
Yield
Jumlah produk yang terbentuk per mole reaktan.
Selectivity :
Jumlah mole produk yang diinginkan per mole produk yang tidak diinginkan.
Katalis mengubah laju reaksi tetapi tidak mempengaruhi keseimbangan.
Katalis Homogen :
Adalah katalis yang berada dalam larutan dengan salah satu reaktan.
Katalis Heterogen:
Katalis yang memiliki fasa berbeda dengan reaktan.
Contoh : katalis : padat
Reaktant / produk : padat atau gas
Contoh :
Pt pada
+

3H2

Al2O3xH2O
Cyclohexane

Benzene

Hydrogen

Reaksi katalitik heterogen terjadi pada atau didekat permukaan / Interface fluid solid. Interfacial
area penting untuk meningkatkan laju reaksi. Interfacial area dihasilkan oleh struktur berpori.
Permukaan pori-pori memberikan area yang dibutuhkan untuk laju reaksi yang tinggi.

Contoh :

Cracking Catalyst silica - alumina


volume pori = 0.6 cm3/g
jari-jari pori rata-rata = 4 nm
surface area = 300 m2/g

Porous catalyst :
Katalis yang memiliki area yang luas yang dihasilkan oleh pori-pori
Contoh : Pt pada alumina untuk reforming petroleum naptha untuk mendapatkan higher
octane rating.

Molecular Sieves:
Material yang memiliki pori yang dapat melewatkan molekul kecil tetapi tidak dapat
melewatkan molekul yang lebih besar.
Contoh Molecular Sieves :
Clay atau zeolite seperti ZSM-5 zeolite.
Konfigurasi molekul yang bereaksi dapat dikendalikan oleh penempatan atom katalis pada
tempat tertentu dalam zeolit.
Contoh : Orientasi molekul butana dalam cincin pada permukaan katalis membentuk benzene.
Zeolite dapat membentuk molekul etana

Monolithic Catalysts :
Katalis yang tidak berpori.
Contoh: platinum gauze untuk oksidasi NH3 membentuk HNO3.
Monolithic catalyst banyak dipakai pada proses apabila ada pertimbangan
penyisihan panas.

Supported Catalyst :
Adalah katalist yang terdiri dari material aktif yang terdispersi pada zat yang kurang
aktif (support).
Contoh :

a. Automobile muffler catalyst


b.

Platinum on- alumina catalyst pada petroleum reforming.

Unsupported Catalyst

Active ingredients merupakan jumlah yang lebih banyak dari


zat lain (promoter).
Contoh :
a. Platium gauze untuk oksidasi ammonia.
b. Promoted iron untuk sintesa ammonia.
c.

Silica alumina dehydrogenation catalyst.

Deaktivasi :
Penurunan aktivitas katalis yang disebabkan oleh:
a. Aging phenomenon seperti perubahan struktur kristal permukaan .
b. Poisoning atau fouling, yaitu menempelnya zat asing pada
permukaan .katalis yang aktif.
Reaksi Fasa Gas
Dengan katalis padat, reaksi fasa gas dapat berlangsung jika satu
atau semua reaktan menempel pada permukaan (Adsorpsi).
Physical Adsorption
Merupakan proses eksotermis, dan panas adsorpsi kecil 1-15
kcal/gmole.

Gaya tarik antara gas molekul dan permukaan padat lemah.


Gaya Vander Waals ini terdiri dari interaksi antara
a. permanent dipole
b. permanent dipole dan induced dipole
c. dan/atau diantara atom netral dan molekul.
Jumlah gas yang teradsorpsi mengalami penurunan dengan kenaikan temperatur, dan sedikit zat
pada Tc

Chemisorption
Merupakan jenis adsorpsi yang mempengaruhi laju reaksi kimia.
Atom / molekul yang teradsorpsi tertahan pada permukaan oleh
valence forces .
Chemisorption adalah proses eksothermis tetapi panas adsorpsi =
panas reaksi kimia ( 10 100 kcal/gmole).
Active site adalah :
Titik (point) pada permukaan katalis yang membentuk ikatan kimia
kuat dengan atom atau molekul yang teradsorpsi.
Turnover Frequency, N:
Jumlah molekul yang bereaksi per active site per detik.
Dispersion , D
Adalah fraksi atom logam yang menempel dan berada pada
permukaan.

Contoh:
Turnover frequency sintesa Fisher - Trops
CO + 3H2

CH4 + H2O

Pada sintesa Fisher Trops digunakan O.5 wt % Ru pada

Al2 O3

Persentase dispersi katalis dari atom yang terekspose ditentukan dari


chemsorpsi H2 sebesar 49 % . Pada 988 kPa dan 574 K, turn over
frequency metana = 0,1607 /det.
Berapa laju pembentukan methana dalam mol/s .g katalis ( logam +
Support )
Penyelesaian :

MwRu

- rA = NCH4 D

%Ru
100

1moleCH 4
0,1607 molekul
0,49 permukaan.atom 6,02 x10 23 atomRu gatomRu 0,005 gRu

x
x
x
x
x
( permukaan.atom.Ru ).s 6,02 x10 23 molekul
total.atom.Ru
gatom(mole) Ru 101.1gRu
gtotal
3,89 x10 6 mole / s.gcat

Langkah-langkah Reaksi Katalitik


Langkah-langkah Reaksi Katalitik Heterogen untuk reaksi A B:
1. Perpindahan massa (diffusi) reaktan (misalkan A) dari bulk fluid ke
permukaan eksternal catalyst pellet.
2. Diffusi Reaktan dari mulut pori-pori melalui pori-pori katalis ke
bagian terdekat permukaan katalis internal.
3. Adsorpsi reaktan A pada permukaan katalis.
4. Reaksi pada permukaan katalis ( A B).
5. Desorpsi produk (misalkan B) dari permukaan katalis.
6. Difusi produk dari interior pellet katalis ke mulut pori pada
permukaan eksternal.
7. Mass transfer produk dari permukaan pellet eksternal ke bulk fluid.

Laju overall reaksi sama dengan laju langkah yang paling lambat. Jika langkah difusi (1,
2, 6 dan 7) sangat cepat dibandingkan dengan langkah reaksi (3, 4 dan 5), maka konsentrasi pada
tempat yang dekat dari active site tidak berbeda dengan konsentrasi pada bulk fluid. Dalam
situasi ini langkah transport atau diffusi, tidak mempengaruhi laju overall reaksi. Jika langkah
reaksi sangat cepat dibandingkan dengan langkah diffusi, perpindahan massa mempengaruhi laju
reaksi
Pada sistem dimana diffusi dari bulk gas atau liquid ke permukaan katalis atau mulut
katalis yang berpori-pori mempengaruhi laju reaksi, perubahan kondisi aliran mempengaruhi laju
reaksi overall. Pada katalis berpori, diffusi dalam katalis berpori membatasi laju reaksi, sehingga
laju reaksi overall tidak dipengaruhi oleh external flow, walaupun diffusi mempengaruhi laju
reaksi overall.

Adsorption Isotherm
Adsorpsi A pada S
A + S

A. S

A = atom, molekul atau kombinasi atom lain

S = active site
A.S = satu unit A teradsorpsi pada site S
Nomenklatur
Ct = total konsentrasi molar active site per unit massa katalis.
= jumlah aktive site per unit massa dibagi dengan bilangan
avogadro [mol/g cat].
CV =

jumlah vacant site per unit massa katalis dibagi dengan

bilangan avogadro
Vacant site = non active site
Jika deaktivasi katalis diabaikan, Ct constant
Pi

Ci.S =

tekanan parsil species i dalam fasa gas atm.


konsentrasi permukaan sites yang ditempati oleh species i
[gmol/g.cat]

Sa

luas permukaan unit mass catalyst [m2/g.cat]

Ci.S

konsentrasi permukaan sites yang ditempati oleh species i berdasarkan


surface area (gmol i/m2)

Ci'.S

Ci.S
Sa

Site Balance
A

Vacant site

Vacant & Site yang ditempati

Total consentrasi sites :

Ct = Cv + CA.S + CB.S

Adsopsi gas yang tidak bereaksi pada permukaan katalis. Data adsorpsi dinyatakan dalam bentuk
adsorption isotherm. Isotherm menunjukkan jumlah gas yang terserap pada permukaan zat padat
pada tekanan yang berbeda dengan temperatur konstan.

Adsorpsi H2 pada powdered copper pada 25 oC ditampilkan pada Tabel


1:
Tabel 1. Adsorpsi H2 pada Cu Powder pada 25 oC
Tekanan

CH2.Sx102

Tekanan

CH2.Sx102

Meningkat, PH2

(g mol/g Cu)

Menurun, PH2

(g mol/g Cu)

0.559
0.761
0.941
1.212
1.281
1.471

(torr)
45.1
21.5
10.65
5.40
2.95
1.70

1.160
0.995
0.800
0.659
0.564
0.464

(torr)
3.25
8.90
17.65
36.20
74.50
204.8

1 torr = 1 mmHg = 0.133 kPa = 0.00132 atm.

Dua model pendekatan digunakan untuk mengetahui model mana yang


memenuhi data adsorpsi H2:
a. H2 teradsorpsi sebagai molecule (H2) pada Cu powder
b. H2 teradsorpsi sebagai H pada Cu powder
Model H2 teradsorpsi sebagai H2
H2 tidak bereaksi setelah diadsorpsi :
kA
H2 + S

H2 . S (Adsorption process)

k-A
Laju attachment molekul H2 pada permukaan :
Rate of attachment = kA PH2 CV
Rate of detachment of H2 molecule dari permukaan
Rate of detachment = k-A CH2.S

The Net rate of Adsorption


rAD k A PH 2 C v k _ A C H 2 .S
KA

kA
k _A

KA = Adsorption equilibrium constant


kA
KA

k A K A .k _ A k A

rAD k A PH 2 Cv

kA
C H 2 .S
KA

C H .S

rAD kA PH 2 Cv 2
kA

kA, k _ A & KA
f (T)
Site balance :
Ct = CV + CH2 . S

Pada kesetimbangan :
rAD 0
C H .S

0 kA PH 2 Cv 2
kA

PH 2 Cv

C H 2 .S
KA

C H 2 .S K A .PH 2 .CV

Cv Ct C H 2 .S
C H 2 .S K A .PH 2 (Ct C H 2 . S )
C H 2 .S

K A PH 2 Ct
1 K A PH 2

Persamaan Isotherm Langmuir


PH 2
C H 2 .S

PH
1
2
K A Ct Ct

PH 2
PH 2

C H 2 .S
Plot

Vs

jika menghasilkan garis lurus, maka model benar.

Model ke 2 :
Isotherm untuk hydrogen yang teradsorpsi sebagai atom.

H2 + 2S

2H.S

Molekul terdisosiasi pada adsorpsi.


Net rate adsorption, rAD
2

rAD k A p H 2 Cv 2 k _ A C H . S
C 2 H .S
)
KA

rAD k A ( PH 2 Cv 2
Dimana :
KA

kA
kA

Pada Kesetimbangan :
rAD 0 K A PH 2 Cv 2 C H

PH 2

1/ 2

Cv C H .S

Cv Ct C H .S

C H .S

C H .S

PH 2

1/ 2

1 K A .PH 2

1/ 2

H2

Ct

1/ 2

( PH 2 )1 / 2
1

Ct
Ct ( K A )1 / 2

1/ 2

H2

( PH 2 )

C H .S
Jika plot

versus

menghasilkan garsi lurus maka model 2 benar.

Dalam contoh ini model 2 benar.

Jika lebih dari satu senyawa yang ada, misalnya adsorpsi A dengan hadirnya adsorbent B :
C A.S

K A PA Ct
1 K A PA K B PB

Jika adsorbsi pada A & B order 1, desorpsi juga order 1, dan A & B teradsorbsi sebagai molecule.

Surface Reaction
Laju adsorpsi species A pada permukaan zat padat (katalis) dinyatakan dengan
persamaan:

C .
rAD k A PA C v A S
KA

Reaktan yang terserap pada permukaan katalis bereaksi membentuk produk melalui 3 cara :

1. Single Site Mechanism :


Molekul yang teradsorpsi bereaksi membentuk produk pada site yang sama
A

. S

. S

2. Dual Site Mechanism:


a. Molekul yang teradsopsi berinteraksi dengan site yang lain membentuk produk
B

A . S

. S

b. Dua molekul yang teradsopsi bereaksi menghasilkan produk


B

A .S

.S

.S

c. Dua molekul yang teradsorpsi bereaksi pada site yang berbeda :


B

A .S

D.S

. S

. S

D .S

Langmuir Hinshelwood Kinetics

Mekanisme ketiga :
Reaksi molekul teradsorbsi dan molekul dalam fasa gas :
B

A.S

B (g)

.S

D (g)

Eley Rideal Mechanism


Desorpsi (Desorption)
Desorpsi adalah kebalikan adsorpsi. Produk dari reaksi permukaan yang teradsorpsi pada
permukaan katalasi terdesorpsi kedalam fasa gas.

Fasa gas

Rate Limiting Step


Jika reaksi heterogen berlangsung pada steady state, laju setiap langkah reaksi sama
(adsorpsi, reaksi permukaan dan desorpsi). Rate-limiting menentukan laju reaksi.
r ' A rAD rS rD
Rate limiting atau rate controlling (laju pengendali) diperoleh dari salah satu langkah (adsropsi,
reaksi permukaan dan desorpsi).

Algoritma menentukan Rate Limiting Steps :


1. Asumsi sequence langkah reaksi (adsorpsi molecule atau atom, dan single atau dual site
reaction).
2. Rate law (laju persamaan reaksi) ditulis untuk masing-masing langkah dan asumsi semua
langkah reversible.
3. Rate limiting steps dipostulasikan, dan yang bukan limiting step digunakan untuk
menghilangkan dependent terms.

Sintesa Rate Law, Mekanisme dan Rate Limiting Steps


Reaksi overall dekomposisi cumene membentuk benzene dan propylene.
C 6 H 5 CH (CH 3 ) 2 C 6 H 6 C 3 H 6

Mekanisme Dekomposisi Cumene


C

kA

.S

Adsorpsi cumene pada


permukaan

k_A

kS
C

B .S

k_S
kD
B

S
k_D

Surface reaction
Benzene & propylene
dalam fasa gas

Desorpsi benzene dari


permukaan

.S

Adsorpsi inhibitor
pada permukaan

Adsorpsi Cumene
rAD k A PC Cv k _ A C C .S

C
rAD k A PC Cv C .S
KA

rAD mol / g.cat.h

CC .S mol cumene.adsorbed / g .cat

k A kPa.s 1

k h
_A

atau

atm.h 1

atau s 1

kA
1
kPa
k _ A

KA

Surface Reaction :
C

kS

B
k_S

rS k S C C .S k _ S PP C B.S

PC
rS k S C C .S P B.S
KS

P (g)

KS

kS
k_ S

KS = Surface reaction equilibrium constant


k S s 1
KS = atm
C P .S 0
Laju Desorpsi Benzene :
rD k D C B.S k _ D PB CV

PC
rD k D CB.S B V
KD

KD

kD

&

kD
k_ D

K D s 1

dan kPA

Reaksi berlangsung pada steady state :


rC ' rAD rS rD
Laju Adsorpsi Inhibitor :

C
rI k I PI CV I .S
KI

KI

kI
k_ I

Apakah Adsorpsi Cumene adalah Rate Limiting


Melalui asumsi ini,
k A

kS
,

&

rS

kS
dan

k D

rA
r
, D .
kA
kD
,

Laju Adsorpsi Cumene :

C
rC ' rAD k A PC CV C .S
KA

Surface Reaction Rate :

C P
rS k S C C .S B.S P
KS

rS
C P
C C .S B. S P 0
kS
KS

(1)

C CS

C B.S PP
KS
(2)

Laju Desorpsi :

PC
rD k D C B.S B V
KD

PC
rD
C B .S B V 0
kD
KD
C B. S

PB CV
KD
(3)

Subtitusi persamaan (3) ke persamaan (2)


C C .S

PB PP CV
KS KD
(4)

Subtitusi persamaan (4) ke persamaan (1)

PB PP
CV
rAD k A PC
K S K D K A

PP

rAD k A PC B P CV
Ke

(5)

rAD 0 K A K S K D K e
(6)
Ke

= Konstanta kesetimbangan

Ke ditentukan dengan persamaan :


RT ln K G o

Dimana :
R

Ideal gas constant

Absolute temperature

(7)

Konsentrasi Total Site :


Ct
total sites = vacant sites + occupied sites
C t CV C C . S C B . S C I . S
C t CV

CV

PB PP CV PB CV

PI K I CV
KDKS
KD

Ct
PB PP
P
B PI K I 1
KDKS KD
(8)

Subtitusi persamaan (8) ke (5) :

rC ' rAD

PP

C t k A PC P B
Ke

PP
P
1 P B B K I PI
K S K D kD

(9)

Initial Rate
Pada kondisi awal, PP = PB = 0 (belum terbentuk produk), Persamaan (9) menjadi:
r 'CO rO '
y CO PTO PCO
y IO PTO PIO

k A y CO PTO C t
1 y IO K I PTO

y CO
= mole fraksi cumene awal
y IO
= mole fraksi inert awal
PTO
= tekanan total awal

Pada tekanan rendah :


y IO K I PTO 1
Laju awal naik secara linear dengan tekanan.
r 'O PTO

Pada Tekanan Tinggi


y IO K I PTO 1

Laju awal dipengaruhi oleh konsentrasi inert.


rO '

k A y CO Ct
y IO k I

Gambar 6-10 untuk 80 % Cumene dan 20 % Inhibitor.

y IO 0 y CO 1
Jika inhibitor tidak ada,
,
rO ' k A PTO C t

2. Apakah Surface Reaction Rate limiting ?

PC
rS k S CC .S P B.S
KS

(9B)

k S , k A , k D

Laju reaksi adsorpsi:

C
rAD k A PC CV C .S
KA

C
rAD
0 PC CV C .S
kA
KA
CC .S K A .PC .CV
(9C)

Laju reaksi desorpsi:

PC
rD k D C B.S B V
KD

PC
rD
0 C B .S B V
kD
KD
C B. S

PB CV
KD
(9D)

Substitusi Persamaan (9C) dan (9D) kedalam persamaan (9B)

PP
rS k S PC K A B P
KDKS

CV

PB PP
CV
rS k S K A PC
K D K S K A

Ke

PP
rS k S K A PC B P
Ke

CV

(10)

C t CV C B . S C C . S C I . S
(11)

C
rI k I PI CV I .S
KI

C I .S K I PI CV
(untuk rI = 0)
Subtitusi ke persamaan (11)
CV

Ct
1

PB
K A PC PI K I
KD
(12A)

KB
misalkan :

1
KD
(12B)

Subtitusi persamaan (12B) dan (12A) ke persamaan (10):

PP
k S C t K A PC P B
Ke

rC ' rS
1 PB K B K A PC PI K I
(13)
Initial Rate
Untuk 50 % C & 50 % I,

PP PB 0

PC0 = yC0 . PT0


PC0 = 0,5 PT0
PI0 = 0,5 PT0
rO '

k S C t K A (0.5PTO )
1 0.5 K A 0.5 K I PTO
yC 0 1,0

Untuk Cumene : 100 %,


rO '

k S C t K A PTO
kPTO

1 K A PTO
1 K A PTO

APAKAH DESORPSI BENZENE RATE-LIMITING ?


Reaksi desorpsi benzene dari permukaan:
B.S

kD
B + S
k-D

Laju desorpsi dinyatakan dengan persamaan:

PC
rD k D C B.S B
KD

(14)

Laju untuk reaksi permukaan membentuk benzene yang teradsorbsi dan propylene dalam fasa
gas:

PC
rS k S CC .S P B.S
KS

(15)

rS ~
0
kS
Persamaan (15) menjadi:
C
C BS K S C S
P

(16)

Laju adsorpsi cumene pada permukaan:

C
rAD k A PC CV C .S
KA

(17)

rAD ~
0
kA
C C S K A PC C
(18)

Substitusi persamaan (18) ke persamaan (16):


C B S

K A K S PC C
P

(19)

Substitusi persamaan (19) ke persamaan (14) dihasilkan:


P
P
rD k D K A K S C Cv
P K e

(20)

Site balance:
Ct CC S C BS C I S C
(21)
C I .S K I PI CV
(22)
Substitusi persamaan (16), (18) dan (22) ke persamaan (21) dihasilkan:

Cr
1 K A K S PC / P K A PC K I PI

(23)

Substitusi persamaan (23) ke persamaan (20):

k
k D Ct K S K A PC PB P / K e
rD
P PC K A K S K A P PC K I PI P

(24)

Dimana:
KA = Konstanta kesetimbangan adsorbsi
KS = Konstanta reaksi permukaan
Ke = Konstanta kesetimbangan fasa gas
Laju Awal
PP = PB = 0, Jika tanpa inhibitor PI = 0.
Persamaan (24) menjadi:
r 0' k D C t
(25)

Jika desorpsi mengendalikan, laju awal tidak tergantung pada total tekanan.
Observasi experimental menunjukkan laju awal tergantung pada tekanan total awal dengan
demikian desorpsi bukan controlling step.

Gambar 6-14. Actual initial rate sbg fungsi total pressure


Untuk menentukan apakah Adsorpsi atau Reaksi Permukaan controlling step, digunakan
komponen murni atau umpan tanpa inhibitor. Adsorpsi bukan controlling step karena Gambar 611 tidak sama dengan Gambar 6-14. Dari uji coba laboratorium, Reaksi Permukaan (Surface
Reaction) adalah Controlling Step dengan persamaan laju reaksi:
r C'

k PC P P / K e
1 K P K A PC K I PI

(26)

PERSAMAAN DESAIN
Laju pembentukan untuk reaksi heterogen merupakan perkalian laju reaksi dengan massa katalis:
G r A' W

g mol
mass of catalyst
time mass of cat

Reaktor Ideal:
N AO

dX
r A' W
dt

t N AO

X
O

(27)

dX
r A' W
(28)

Reaktor Tubular:
FAO

dX
rA'
dW

(29)

Penurunan Persamaan (29):


Generalized Mole Balance Species A pada massa katalis

Masuk - Keluar + Generasi = Akumulasi

FA W FA W W rA' W 0

(30)

A
moles A
r W timemoles
mass catalyst
mass catalyst
time
'
A

Dengan membagi persamaan (30) dengan

dFA
rA'
dW

dan mengambil limit

0 menghasilkan:

(31)

FA FA0 (1 X )
(32)
Dengan mendiferensialkan persamaan (32) dan disubstitusi ke persamaan (31) menghasilkan:

FAO

dX
rA'
dW

(33)

Persamaan (33) diperoleh dengan mengabaikan pressure drop melalui reactor dan catalyst decay.
Integrasi persamaan (33) menghasilkan:

W F AO

X
O

dX
r A'

(34)

Persamaan (34) adalah persamaan desain untuk menghitung massa katalis yang dibutuhkan.
Perfectly Mixed Fluidized Catalytic Reactor

Massa katalis dihitung dengan persamaan:


W

FAO X
rA'
(35)

Problem:

1. Pembentukan mono nitro benzene melalui reaksi Benzene dan Asam Nitrat dengan
katalis heterogen. Reaksi berlangsung dalam reaktor fixed bed dalam fasa uap.
Turunkan Laju adsorpsi, Laju reaksi permukaan dan Laju desorpsi.
2. Senyawa A (liquid) bereaksi dengan senyawa B (liquid) membentuk senyawa C

(liquid) dan senyawa D (liquid) secara katalitik dengan katalis padat. Reaksi yang
terjadi:
A (liquid) + B (liquid) C (liquid) + D (liquid)
a. Turunkan persamaan laju adsorpsi, laju reaksi permukaan dan laju
desorpsi.
b. Jika laju reaksi permukaan sebagai rate limiting step, turunkan laju reaksi
yang diperlukan.

Mata Ujian

Teknik Reaksi Kimia II

Dosen

Prof. Dr. Ir. M. Said, M.Sc.

Semester

VI

Hari/Tanggal

Senin / 2 Mei 2016

Sifat Ujian

Buka Buku

Waktu

90 menit

1. Pada reaktor fixed bed, senyawa A (vapor) bereaksi dengan senyawa B (gas)
membentuk senyawa C (vapor) dan senyawa D (gas) secara katalitik dengan katalis
padat. Reaksi yang terjadi:

A+BC+D
Turunkan persamaan laju adsorpsi, laju reaksi permukaan dan laju desorpsi.
2. Jika laju reaksi permukaan sebagai rate limiting step dari soal No. 1, turunkan laju reaksi
yang diperlukan.
3. Turunkan persamaan: dNA/dz, dNB/dz, dNC/dz dan dND/dz dari reaksi pada soal No. 1
dengan reaktor fixed be.
Dimana:
NA, NB, NC dan ND
z

= mole/menit senya A, B, C dan D


= posisi (cm) dalam reaktor fixed bed.

Mata Ujian

Teknik Reaksi Kimia II

Dosen

Prof. Dr. Ir. M. Said, M.Sc.

Semester

VI A/B dan D3

Hari/Tanggal

Kamis / 12 Mei 2016

Sifat Ujian

Buka Buku

Waktu

90 menit

4. Pada reaktor fixed bed, senyawa A (vapor) bereaksi dengan senyawa B (vapor)
membentuk senyawa C (vapor) dan senyawa D (vapor) secara katalitik dengan katalis
padat. Reaksi yang terjadi:

A+BC+D
Turunkan persamaan laju adsorpsi, laju reaksi permukaan dan laju desorpsi.
5. Jika laju reaksi permukaan sebagai rate limiting step dari soal No. 1, turunkan laju reaksi
yang diperlukan.
6. Turunkan persamaan: dNA/dz, dNB/dz, dNC/dz dan dND/dz dari reaksi pada soal No. 1
dengan reaktor fixed bed.
Dimana:
NA, NB, NC dan ND
z

= mole/menit senya A, B, C dan D


= posisi (cm) dalam reaktor fixed bed

Anda mungkin juga menyukai