Disusun Oleh :
Dandy Maulana Abraham 17 644 035
Delisa Adelia 17 644 042
Karin Meidi Safira S 17 644 051
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan penulisan Makalah Teknik Reaksi Kimia tentang Katalis
Heterogen sesuai waktunya. Penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Teknik Reaksi Kimia.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Irmawati Syahrir, S. T., M. T.sebagai dosen mata kuliah Teknik Reaksi
Kimia
2. Seluruh anggota kelompok , atas kerjasama yang baik.
Tim Penulis
ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 5
1.1. Latar Belakang..................................................................................................... 5
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 6
1.3. Bagaimana Pengelompokan Katalis ? ................................................................. 6
1.4. Tujuan ................................................................................................................. 6
BAB II ISI .............................................................................................................................. 7
2.1. Definisi Katalis ..................................................................................................... 7
Sifat Sifat dari Reaksi Katalistis ................................................................................... 9
Berdasarkan tingkat kepentingannya, komponen inti katalis dapat dibedakan
menjadi tiga bagian diantaranya: ............................................................................... 9
Komponen Komponen Katalis................................................................................... 10
Deaktivasi Katalis ...................................................................................................... 11
2.2. Perkembangan Penggunaan Katalis di Industri ................................................ 16
2.2.1 Contoh contoh proses yang menggunakan katalis dalam proses produksinya
pada sebuah industri................................................................................................. 17
2.2.2 Industri yang menggunakan katalis .......................................................... 22
2.3. Peran Katalis Dalam Reaksi Kimia ..................................................................... 23
Pengaruh Katalis berdasarkan Teori Tumbukan ....................................................... 23
2.4. Pengelompokan Katalis ..................................................................................... 26
Pengelompokan Katalis Secara Umum ..................................................................... 26
Penggolongan katalis berdasarkan fasenya di dalam sistem reaksi ......................... 31
Penggolongan katalis berdasarkan keberadaannya di alam..................................... 34
2.5. Katalis Padat (Katalis Heterogen)...................................................................... 35
Pengertian Katalis Heterogen ................................................................................... 35
Prinsip Kerja Katalis Heterogen................................................................................. 36
Mekanisme Katalis Heterogen .................................................................................. 37
Mekanisme Katalis Menurut Langmuir – Hinshelwood ............................................ 37
Mekanisme Katalis Menurut Eley Rideal .................................................................. 38
iii
Contoh Katalis Heterogen ......................................................................................... 39
Katalis Pendukung ..................................................................................................... 40
Peran Katalis Heterogen ........................................................................................... 40
Pembuatan Asam Nitrat............................................................................................ 42
Keuntungan Katalis Heterogen ................................................................................. 44
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 45
Daftar Pustaka................................................................................................................... 47
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Katalis merupakan zat yang ditambahkan dalam sistem reaksi untuk
mempercepat reaksi. Katalis dapat digunakan dalam pengaktifan reaksi yang
akan mempercepat laju reaksi dengan menurunkan energi aktifasi. Jika energi
pengaktifan reaksi tinggi, maka untuk temperatur normal, hanya akan terjadi
sebagian kecil pertemuan molekul yang nantinya dapat menghasilkan reaksi
yang efektif. Katalis dapat menurunkan energi pengaktifan dengan
menghindari tahap penentu laju yang lambat dari reaksi yang tidak dapat
dikatalisa. Dengan menurunnya energi aktifasi maka pada temperatur yang
sama didapatkan laju reaksi dengan konstanta laju yang besar yang artinya
reaksi efektifnya dapat terjadi secara cepat.
Fungsi utama dari katalis ini adalah menyediakan reaksi alternatif dalam
suatu reaksi kimia.Katalis memegang peranan penting dalamperkembangan
industri kimia. Dewasa ini, hampir semua produk industri dihasilkan melalui
proses yang memanfaatkan jasa katalis, baik satu atau beberapa proses.
Katalis tidak terbatas pada bagianproses konveksi, bahkan juga untuk bagian
proses pemisahan. Penggunaan katalis di industri sekitar 50%
(Levenspiel,1999). Katalis berdasarkan fase reaksinya dapat digolongkan
menjadi katalis homogen dan heterogen. Katalis heterogen adalah katalis
yang berbeda fase dengan fase reaktan dan produknya.
Proses katalitik menggunakan katalis heterogen dalam Industri,
pertama kali dilakukan pada tahun 1857, menggunakan Pt
untuk mengoksidasi SO2 menjadi SO3dalam larutan asam.Penggunaan katalis
heterogen biasanya pada suhu dan tekanan tinggi. Umumnya katalis
heterogen berupa zat padat yang terdiri dari logam atau oksida logam.
Keuntungan penggunaan katalis heterogen adalah katalisnya dapat dipisahkan
dengan penyaringan dari produk bila reaksi telah selesai. Banyak proses
industri yang menggunakan katalis heterogen, sehingga proses dapat
berlangsung lebih cepat dan biaya produksi dapat dikurangi. Dalam makalah
5
ini, akan dibahas mengenai katalis heterogen khususnya tentang cara kerja
dan mekanisme reaksi dari katalis heterogen.
1.4. Tujuan
Mengetahui definisi dari Katalis
Mengetahui Perkembangan Penggunaan Katalis di Industri Kimia
Mengetahui Peranan Katalis dalam Reaksi Kimia
Mengetahui Pengelompokan dari Katalis
Mengetahui Jenis – jenis dari Katalis Padat (Katalis Heterogen)
6
BAB II
ISI
Katalis adalah zat yang ditambahkan pada reaksi kimia dengan tujuan
untuk mempercepat reaksi tersebut. Katalis dapat mempercepat reaksi ke
kanan atau ke kiri sehingga keadaan setimbang lebih cepat tercapai, katalis
ini disebut dengan katalis positif. Penambahan katalis juga dapat
menghambat reaksi, katalis tersebut disebut katalis negatif atau anti katalis
atau inhibitor.
7
Katalisator adalah Sebuah zat yang meningkatkan laju reaksi kimia
tanpa dikonsumsi dalam proses reaksi. Katalis pada umumnya mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut: aktivitas, stabilitas, selektivitas, umur,
regenerasi dan kekuatan mekanik. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas,
katalis mempunyai tiga fungsi katalitik, yakni:
1. Aktivitas (berkaitan dengan kemampuannya mempercepat reaksi),
2. Selektivitas atau spesifisitas (berkaitan dengan kemampuannya
mengarahkan suatu reaksi), dan
3. Stabilitas atau lifetime (berkaitan dengan kemampuannya menahan
hal-hal yang dapat mengarahkan terjadinya deaktivasi katalis).
8
pengaktifan yang lebih rendah. Katalis dapat dibagi ke dalam 3 komponen
yakni situs aktif, penyangga atau pengemban dan promotor. Situs aktif
berperan dalam reaksi kimia yang diharapkan, penyangga berperan dalam
memodifikasi komponen aktif, menyediakan permukaan yang luas, dan
meningkatkan stabilitas katalis, sementara itu promotor berperan dalam
meningkatkan atau membatasi aktivitas katalis serta berperan dalam
struktur katalis.
9
Komponen Komponen Katalis
Katalis dibentuk dari komponen-komponen yang dapat
menunjang sifat katalis yang diharapkan, seperti aktif, selektif,
panjang usia (stabil terhadap gangguan fisika, kimia, termal, dan
mekanik), dan murah.
Khusus untuk katalis heterogen, pada kondisi tertentu dibutuhkan
sifat-sifat lain seperti: konduktivitas termal yang tinggi serta
kemampuan menghasilkan distribusi aliran yang merata dan
pressure drop yang rendah di sepanjang unggun (bed).
Untuk memenuhi sifat-sifat tersebut di atas, pada umumnya
katalis padat dibentuk dari tiga komponen utama sebagai berikut :
1. Komponen (atau fasa) aktif
Fungsi: aktivitas kimia, mengemban fungsi utama katalis
untuk mempercepat dan mengarahkan reaksi
Pengelompokan fasa aktif katalis disajikan dalam tabel
berikut:
10
- Fungsi pada komponen aktif: elektronik, morfologi,
poisoning.
- Fungsi pada penyangga: struktural, inhibisi aktivitas,
promosi aktivitas.
Deaktivasi Katalis
Seiring dengan berlangsungnya proses, katalis dapat mengalami
perubahan sifat kimia dan fisika secara reversibel maupun ireversibel
yang mengarah kepada terjadinya penurunan (atau kehilangan)
aktivitasnya. Semua katalis akan mengalami penurunan (atau
kehilangan) aktivitasnya sepanjang waktu penggunaan (time on
stream, TOS). Peristiwa inilah yang dinamakan deaktivasi.
Deaktivasi katalis merupakan penurunan aktivitas dan selektivitas
katalis selama pemakaian katalis tersebut.
Deaktivasi reversibel bersifat sementara, sehingga katalis dapat
diaktifkan kembali dan diregenerasi; sedangkan deaktivasi
ireversibel bersifat permanen, sehingga harus dilakukan penggantian
katalis baru.
Proses deaktivasi dapat berlangsung:
- sangat cepat, seperti pada katalis-katalis perengkahan
(cracking) hidrokarbon, atau
- sangat lambat, seperti pada katalis besi promoted untuk reaksi
sintesis amonia, yang dapat digunakan selama beberapa tahun
tanpa kehilangan aktivitas secara berarti (signifikan).
11
deaktivasi, serta bagaimana meregenerasi katalis yang telah
terdeaktivasi, maka persoalan deaktivasi ini dapat diminimasi.
Secara umum, menurut Hughes (1984), ada 3 macam penyebab
terjadinya deaktivasi katalis, yaitu:
1. Peracunan
Peracunan secara umum, walaupun tidak tepat, sering diterapkan
pada semua bentuk deaktivasi katalis. Peracunan katalis merupakan
deaktivasi katalis yang disebabkan oleh sejumlah kecil material
tertentu untuk katalis tertentu dan berkaitan dengan adsorpsi racun
pada situs aktif katalis, sehingga akan menghalangi proses adsorpsi
reaktan oleh katalis. Peracunan sering dihubungkan dengan
kontaminan, misalnya senyawaan belerang pada aliran umpan dalam
proses fraksinasi minyak bumi, yang sering juga disebut sebagai
peracunan oleh pengotor. Kebanyakan proses peracunan katalis
adalah proses irreversibele (tidak dapat balik), sehingga katalis yang
telah teracuni harus diganti atau diregenerasi bila memungkinkan.
Secara prinsip, dimungkinkan upaya untuk menghilangkan pengotor
yang bertindak sebagai racun katalis dari aliran material dasar (raw
material) suatu reaksi atau dengan menggunakan pelindung katalis
(catalyst guard). Tetapi untuk menurunkan kadar pengotor dalam
material dasar (misalnya, menurunkan kadar senyawa belerang
sebensar dari 1 ppm dalam reaksi metanasi terkatalisis oleh nikel)
membutuhkan dana yang cukup besar. Oleh karena itu usaha yang
dilakukan adalah mentoleransi kadar pengotor sampai batas tertentu.
Peracunan pada katalis logam didasarkan pada sifat struktur
elektron dari racun dalam fasa gas dan elektron dari katalis dalam
fasa padat. Peracunan terjadi karena racun diserap oleh situs aktif
katalis membentuk kompleks yang teradsorpsi secara kimia. Racun
yang efektif pada proses deaktivasi katalis adalah racun yang
12
mengandung unsure N, P, As, Sb, O, S, Se Te dan molekul yang
mengandung ikatan rangkap, misalnya CO.
Logam berat (Hg, Pb, Bi, Sn, Zs, Cd, Cu) dapat menurunkan
aktivitas katalis. Toksisitas logam berat berkaitan dengan kelima sub
orbital d yang terisi elektron secara penuh atau paling sedikit terisi
oleh satu pasangan elektron. Toksistas tidak akan tejadi apabila
unsur tidak mempunyai orbital d atau kalaupun memiliki orbital d,
orbital d-nya kosong. Elektron pada orbital d, berperan pada proses
terjadinya ikatan intermetalik antara logam berat dengan katalis yang
akan menyebabkan adanya toksisitas.
2. Pencemaran
13
pengoperasiannya yang tepat, atau dengan cara memodifikasi katalis
yang digunakan. Perbedaan utama antara peracunan dan pencemaran
katalis dapat adalah :
Peracunan. Berkurangnya ukuran partikel katalis akan
menyebabkan meningkatnya luas permukaan partikel katalis.
Luas permukaan partikel katalis yang besar akan lebih bisa
mengakomodasikan racun, karena proses peracunan terjadi pada
lapisan aktif yang tipis di dekat permukaan luar partikel katalis.
Pencemaran. Pencemaran katalis, terutama pembentukan kokas,
terjadi pada situs katalis yang memiliki laju reaksi paling besar.
Bertambahnya jumlah endapan yang relatif besar, akan menutup
situs aktif katalis.
3. Sintering (Penggumpalan)
Sintering merupakan proses deaktivasi termal, yaitu proses fisik
yang berkaitan:
hilangnya area material pengembang atau basa oksida
hilangnya penyebaran kristal logam pada katalis logam
pengemban
penurunan komponen logam dalam katalis.
14
karena hilangnya penyebaran logam pada katalis yang pada akhirnya
menyebabkan turunnya aktivitas katalis. Lebih lanjut sintering tipe
kedua dapat terjadi pada suhu operasional di bawah suhu minimum
yang bisa menyebabkan terjadinya hilangnya area. Pada kasus
katalis bifungsi, misalnya platina teremban dalam alumina,
penyimpangan suhu dari suhu daerah operasional akan menurunkan
area kedua komponen katalis, yakni platina dan alumina. Beberapa
mekanisme pada proses sintering adalah:
Penguapan – kondensasi. Karena tekanan uap lebih besar
daripada tekanan pada permukaan cembung ataupun cekung
pada permukaan katalis, akan terjadi kecenderungan
penguapan, dari pertikel penyusun katalis ke permukaan
cekung di antara partikel.
Difusi volume. Difusi atom terjadi dari partikel satu ke partikel
yang berdekatan.
Difusi permukaan. Mekanisme difusi permukaan mencakup
migrasi atom ke permukaan partikel.
Difusi butiran di daerah batas antar butiran.
15
2.2. Perkembangan Penggunaan Katalis di Industri
Katalis memegang peranan penting dalam perkembangan industri
kimia. Dewasa ini, hampir semua produk industri dihasilkan melalui
proses yang memanfaatkan jasa katalis, baik satu atau beberapa proses.
Katalis tidak terbatas pada bagian proses konveksi, bahkan juga untuk
bagian proses pemisahan. Penggunaan katalis di industri sekitar 50%.
Perkembangan industri pada dewasa ini, khususnya industri-industri
perabot plastik dan zat kimia tentunya saja tak terlepas dari apa yang
namanya KATALIS. Katalis adalah suatu zat yang digunakan untuk
mempengaruhi laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa terpakai oleh
reaksi itu sendiri. Katalis dapat berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai
pereaksi ataupun produk.
Katalis terutama banyak dipergunakan untuk membantu dalam
proses industri seperti dalam pengilangan minyak bumi dan proses
produksi bahan kimia umum atau kimia khusus. Selain dikedua jenis
industri tersebut, katalis juga dipergunakan dalam proses produksi
produk makanan, pembangkit listrik tenaga nuklir, kendaraan, dan untuk
kegiatan pengendalian pencemaran. Dalam proses di kilang minyak
bumi, katalis yang banyak dipergunakan adalah katalis reforming,
isomerasi dan hydrocracking. Fungsi katalis-katalis tersebut pada
dasarnya untuk membantu memecah rantai senyawa karbon. Dengan
bantuan katalis tersebut minyak mentah (crude oil) dapat diproses
sehingga dapat diperoleh variasi turunannya seperti premium, kerosin,
avtur, dan produk lainnya tergantung tingkat pemutusan rantai
karbonnya. Untuk industri kimia, kebanyakan katalis yang digunakan
adalah katalis yang membantu pembentukan (syntetic catalysts) seperti
katalis hidrogenasi, katalis oksidasi, dll. Beberapa katalis yang sering
dipakai dalam produksi bahan kimia antara lain: Vynil acetate monomer
(VAM), purified terepthalic Acid (PTA) dan proses hidrogenisasi. Untuk
bidang lingkungan, katalis tertentu dapat digunakan untuk mendestruksi
senyawa yang menghasilkan bau sehingga berfungsi sebagai deodorant.
16
Ada juga katalis yang bisa memecah rantai senyawa organic volatile
(VOC) sehingga dapat digunakan untuk destruksi senyawa berbahaya
tersebut.
17
2. Pembuatan Amonia menurut proses Haber-Bosch
Selain dapat memproduksi polipropilena, katalis juga dapat
memproduksi ammonia dengan cara menambahkan katalis oksida besi ke
dalam reaksi. Dalam memproduksi ammonia digunakan suatu proses sintesis
yang disebut proses Haber-Bosch.
Proses Haber-Bosch ialah proses pembuatan ammonia (NH3) dengan
cara memadukan antara nitrogen dan hydrogen dengan factor-faktor (tekanan
dan suhu) yang optimal. Dalam pembuatan ammonia, diperlukan tekanan
yang cukup tinggi, yakni berkisar 200-1000 atm. Apabila tekanan yang
digunakan tinggi, maka reaksi akan bergeser ke kanan dan secara otomatis
reaksi menjadi eksoterm. Selain tekanan yang tinggi, dalam pembuatan
ammonia juga diperlukan suhu yang sesuai. Apabila suhu yang digunakan
tinggi ammonia (NH3) akan mengurai dan membentuk nitrogen (N2) dan
hydrogen (N2). Dan apabila suhu yang digunakan rendah, kadar reaksi
pembuatan ammonia akan menurun.
Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hidrogen ditemukan
oleh Fritz Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses
industri pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan
oleh Carl Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan
termokimia reaksi sintesis amonia adalah :
18
sekitar 150-350 atm dengan katalisator, yaitu Fe2O3 Katalis ini mempercepat
laju reaksinya dengan cara mengadsorbsi zat-zat pereaksi pada
permukaannya, reaksinya sebagai berikut:
19
3. Pembuatan asam sulfat menurut proses kontak
Dari tahapan reaksi diatas, tahapan penting dan berlangsung lambat adalah
pada tahap-b.
Untuk mempercepat laju reaksinya ditambahkan katalis vanadium pentoks
ida (V2O5). Katalis ini dapat mempercepat laju reaksi dengan proses reaksi
sebagai berikut :
20
4. Dalam Industri Roti
5. Industri Perminyakan
21
antara lain adalah -alumina, Aluminium oksida (Al2O3), Silika alumina,
zeolit dan clay. Pada produksi gasolin, dilaporkan penggunaan katalis pada
perengkahan minyak bumi menghasilkan angka oktan yang tinggi.
Mekanisme dasarnya adalah pada pembentukan muatan elektrik suatu
molekul yang disebabkan oleh keasaman padatan katalis.
22
2.3. Peran Katalis Dalam Reaksi Kimia
Peran katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya
(mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil energi pengaktifan
suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan
menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat
berlangsung lebih cepat.
Peran utama dari katalis ini adalah menyediakan reaksi alternative
dalam suatu reaksi kimia. Dengan peranan yang sangat penting ini, maka
katalis sangat di perlukan oleh tubuh dalam proses pencernaan makanan
di dalam tubuh. Fungsi penting katalis (enzim) ini memberikan dampak
besar terhadap kelancaran pencernaan makanan di dalam tubuh. Misalnya
saja adalah enzim amylase di dalam mulut (air liur) yang membantu
memecah amilosa menjadi maltosa. Selain peranan katalis di dalam
tubuh, katalis juga berperan dalam proses kimia lainnya. Katalis
mempunyai tiga fungsi katalitik, yakni:
1. Aktivitas (berkaitan dengan kemampuannya mempercepat reaksi),
2. Selektivitas atau spesifisitas (berkaitan dengan kemampuannya
mengarahkan suatu reaksi)
3. Stabilitas atau life time (berkaitan dengan kemampuannya menahan
hal-hal yang dapat mengarahkan terjadinya deaktivasi katalis).
Pengaruh Katalis berdasarkan Teori Tumbukan
Umumnya reaksi bekerja berjalan lambat bila energi aktivasi suatu
reksi terlalu tinggi. Agar reaksi dapat berlangsung lebih cepat, maka dapat
dilakukan dengan cara menurunkan energi aktivasi. Untuk menurunkan
energi aktivasi dapat dilakukan dengan mencari senyawa antara (keadaan
transisi) lain yang energjnya lebih redah. Fungsi katalis dalam hal ini
mengubah jalannya reaksi sehingga diperoleh senyawa antara (keadaan
transisi) yang energinya relative lebih rendah. Yang bekerja dengan cara ini
contohnya katalis homogen.
Misalnya reaksi : A + B → C, berlangsung melalui dua tahapan ;
Tahap I : A + B → AB* (AB* merupakan senyawa antara)
23
Tahap II : AB* → C
Apabila ke dalam reaksi tersebut ditambahkan katalis (Z) maka, tahapan
reaksi berlangsung sebagai berikut:
Tahap I : A + Z → AZ* (AZ* senyawa antara yang erbentuk oleh
katalis)
Tahap II : AZ* + B → C + Z
24
Gambar 2.5. grafik pengaruh katalis terhadap energi
pengaktifan (Ea)
Dengan memperhatikan gambar.4 diatas dapat dilihat bahwa tanpa
katalis, energi pengaktifan (Ea) suatu reaksi lebih banyak, sedangkan dengan
menggunakan katalis, Ea menjadi lebih sedikit, sehingga laju reaksi menjadi
lebih cepat. Ini berarti bahwa katalis dapat meningkatkan energi pengaktifan
suatu reaksi, sehingga laju reaksi menjadi semakin besar.
25
menjadi margarine. Pada industri H2SO4 digunakan katalis V2O5 untuk
mempercepat reaksi gas SO2 dan O2 menjadi SO3.
26
kimia, terutama dalam sintesis merbagai bahan kimia penting. Disini
dijelaskan dua contoh katalis heterogen yang spesifik.
Asam Nitrat adalah salah satu asam anorganik yang paling penting.
Asam ini digunakan dalam produksi pupuk, zat warna, obat-obatan, dan
bahan peledak. Metode industri yang utama dalam memproduksi asam nitrat
adalah proses Ostwald. Bahan awalnya, yaitu ammonia dan molekul oksigen,
dipanaskan dengan tambahan adanya katalis platina-rodium sampai sekitar
800oC:
Ketika dilarutkan di dalam air, NO2 membentuk asam nitrit dan asam nitrat:
Jika dipanaskan, asam nitrit berubah menjadi asam nitrat sebagai berikut:
- Konverter Analitik
Pada suhu tinggi di dalam mesin mobil yang sedang berjalan, gas
nitrogen dan oksigen bereaksi menjadi nitrogen oksida.
27
N2(g) + O2 ↔ 2NO(g)
Gambar 2.6 Katalitik konverter pada mobil yang memiliki dua tahap
28
Katalis Homogen
Dalam katalis homogen, reaktan dan katalis terdispersi dalamsatu fasa,
biasanya fasa cair. Katalis asam dan basa adalah jenis katalis homogen yang
paling penting dalam larutan berwujud cairan. Contohnya, reaksi etil asetat
dengan air yang menghasilkan asam asetat dan etanol biasanya berlangsung
sangat lambat sehingga sukar diukur.
Laju = k [CH3COOC2H5]
Namun, reaksi dapat dikatalisis oleh asam. Dengan bantuan asam klorida,
lajunya menjadi
Laju = kc [CH3COOC2H5][H+]
Katalis Enzim
Dari semua proses rumit yang ada dalam sistem makhluk hidup,
tidak satu pun yang lebih menarik atau lebih penting dari pada katalis enzim.
Enzim adalah katalis biologis. Kenyataan yang menakjubkan tentang enzim
adalah bahwa enzim tidak saja dapat meningkatkan laju reaksi biokimiawi
sebanyak sekitar 106 sampai 1018 kali, tetapi enzim juga sangat spesifik. Satu
enzim hanya bekerja untuk molekul-molekul tertentu yang disebut substrat
(dengan kata lain, reaktan), dan tidak mengganggu bagian lain dari sistem itu.
Telah diperkirakan bahwa rata-rata sel hidup dapat mengandung sampai 3000
enzim yang berbeda, masing-masing mengkatalisis reaksi spesifik yang
substratnya dikonversi menjadi produk yang sesuai. Katalis enzim biasanya
merupakan katalis homogen dengan substrat dan enzim berada dalam larutan
berair yang sama.
29
Enzim umumnya adalah suatu molekul protein berukuran besar yang
mengandung satu atau lebih tapak aktif tempat terjadinya interaksi enzim
dengan substrat. Tapak-tapak ini memiliki struktur sesuai dengan
molekulnya, sama seperti kunci yang sesuai dengan gembok tertentu. Akan
tetapi, molekul enzim (atau setidaknya tapak aktifnya) memiliki struktur yang
agak lentur dan dapat dimodifikasi bentuknya agar pas dengan berbagai jenis
substrat.
E + S ↔ES
ES → P + E
dengan E, S, dan P adalah enzim, substrat, dan produk, dan ES adalah zat
antara enzim-substrat. Gambar di bawah menunjukan energi potensial untuk
30
reaksi ini. Sering kali diasumsikan pembentukan ES dan penguraiannya
kembali ke molekul enzim dan molekul susbtrat terjadi dengan cepat dan
bahwa tahap penentu lajunya adalah pembentuk produk. Secara umum, laju
reaksi seperti itu dinyatakan dengan persamaan
laju = Δ[P] / Δt
= k [ES]
Konsentrasi dari zat antara ES ini sendiri berbanding lurus dengan banyaknya
substrat yang ada, dan plot laju versus konstrasi substrat biasanya akan
menghasilkan kurva seperti yang ditunjukan pada gambar di bawah. Mula-
mula laju meningkat dengan cepat dengan meningkatnya konsentrasi substrat.
Namun, di atas kosentrasi tertentu,semua tapak aktif terisi, dan reaksi menjadi
berorde ke-nol untuk substrat. Dengan kata lain, laju tetap sama meskipun
konsentrasi substrat meningkat. Pada titik ini dan sesudahnya, laju
pembentukan produk hanya bergantung pada seberapa cepat zat antara ES
terurai, bukan pada banyaknya molekul substrat yang ada.
31
- Keunggulan: aktivitas dan selektivitasnya tinggi, tidak mudah teracuni
oleh keberadaan pengotor, mudah dioperasikan, mudah dimodifikasi,
mudah untuk dipelajari.
- Kekurangan: sulit dipisahkan dari campuran reaksi, kurang stabil pada
suhu tinggi. Karena alasan-alasan tersebut, katalisis homogen terbatas
penggunaannya di industri, biasanya dalam pembuatan zat kimia khusus,
obat-obatan, dan makanan; kecuali pada produksi asam asetat, proses
alkilasi olefin, dan hidroformilasi.
32
- Reaksi berkatalis homogen, fase gas
CO (g) + ½ O2 (g) → CO2 (g) katalis:
NO (g) CH3CHO (g) → CH4 (g) + CO (g) katalis: uap I2
- Reaksi berkatalis homogen, fase cair
C12H22O11 + H2O → C6H12O6 + C6H12O6 katalis: asam
CH3COOC2H5 + H2O → CH3COOH + C2H5OH katalis: asam
- Katalis gas NO2 pada pembuatan gas SO3.
- Katalis gas Cl2 pada penguraian N2O
Katalis heterogen
Yakni jika fase katalis tidak sama dengan fase reaktan dan/atau fase
produk reaksi (atau: fase katalis ≠ fase reaksi). Pada umumnya:
fase katalis → padatan
fase reaksi → gas
Sifat-sifat katalis heterogen : Mudah dipisahkan dari campuran reaksi, Tahan
dan stabil terhadap suhu relatif tinggi, Mudah disiapkan dalam bentuk pellet
katalis padat, Konstruksinya sederhana Hingga tahun 1980-an sekitar 90%
katalis yang digunakan di dalam proses industri kimia berupa katalis
heterogen. Katalis heterogen biasanya membutuhkan pendukung (support),
karena pendukung katalis memiliki kekuatan mekanik, tahan panas,
mempunyai kerapatan ruah yang optimal, dan kemampuan pelarutan fase
aktif. Dalam mempelajari katalis asam basa akan diketahui katalisator asam
spesifik, katalisator basa spesifik, katalisator asam umum dan katalisator
basa umum.
Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis
menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat)
untuk sementara terjerap. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah
33
sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk
dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.
Contoh:
- Katalis padat Fe untuk Proses Haber pada pembuatan amonia:
N2 (g) + 3 H2 (g) ↔ 2 NH3 (g)
- Katalis padat Fe2O3-BiO2 untuk oksidasi amonia pada pembuatan asam
nitrat:
NH3 (g) + 5 O2 (g) ↔ 4 NO (g) + 6 H2O (g)
- Katalis padat Ni pada hidrogenasi hidrokarbon:
R1CH=CHR2 (l) + H2 (g) → R1CH2CH2R2 (l)
(minyak tak jenuh) (lemak jenuh)
- Katalis arang (C) pada pembuatan asam khlorida:
H2 (g) + Cl2 (g) → 2 HCl (g)
- Katalis logam Ni pada reaksi hidrogenasi etena ( C2H4 ).
- Katalis logam Rodium atau Iridium pada proses pembuatan asam etanoat.
- Katalis logam Ni pada proses pembuatan mentega.
- Katalis logam V2O5 pada reaksi pembuatan asam sulfat ( proses Kontak )
1. Katalis Biokimia
Disebut juga enzim. Merupakan senyawa protein berukuran koloid.
Dijumpai dalam sistem biokimia dan makhluk hidup. Contoh: enzim-enzim
dalam sistem pencernaan tubuh manusia enzimenzim dalam tumbuhan.
Bekerja pada suhu ambient. Setiap enzim mempunyai suhu optimum (suhu
operasi ketika aktivitasnya mencapai maksimum). Peningkatan suhu di atas
suhu optimumnya akan mengakibatkan kerusakan enzim (denaturasi protein).
Contoh: Enzim amilase = membantu menghidrolisis amilum menjadi
maltose; Enzim katalase = menguraikan H2O2 menjadi O2 dan H2O; Enzim
lipase = menguraikan lipid menjadi gliserol dan asam lemak.
34
2. Katalis yang dibuat oleh manusia (man-made catalyst)
Bekerja pada suhu relatif tinggi. Sebagian besar berupa katalis padat.
Contoh: Katalis V2O5 untuk reaksi oksidasi SO2 : SO2 (g) + ½ O2 (g) ↔
SO3 (g) Katalis Fe-base untuk reaksi sintesis amonia: N2 (g) + 3 H2 (g) ↔ 2
NH3 (g) Katalis oksida Cu-Zn untuk reaksi sintesis metanol: nmCO (g) + 2
H2 (g) ↔ CH3OH (g)
35
Gambar Katalis Heterogen
A + B → AB (reaksi lambat)
A + C → AC (reaksi cepat)
36
ABC → AB + C (reaksi cepat)
37
Contoh reaksi dengan mekanisme Langmuir-Henshelwood :
2 CO + O2 → 2 CO2 pada katalis Platina
CO + 2H2 → CH3OH pada katalis ZnO.
C2H4 + H2 → C2H6 Pada katalis tembaga
N2O + H2 → N2 + H2O pada katalis Platina
C2H4 + ½ O2 → CH3CHO pada katalis Paladium
CO + OH → CO2 + H+ + e- pada katalis Platina
38
C2H2 + H2 (ads.) → C2H4 .
Reaksi Katalis
C4H10 → Butena dan C4H6 (butadiena)CH4 Cr2O3 - Al2O3Ni support
atau hidrokarbon lain + H2O → CO + H2
Pd dalam Al2O3 atau padatan
C2H2 + 2H2 → C2H6 pendukung Ni-Sulfida.
39
3. Hydrogenasi butana dengan menggunakan katalis Al2O3 dan
CuO3 akan menghasilkan 1,3 butadiena
Reaksinya: CH3CH2CH2CH3 → CH2=CHCH2 + 2H2
4. Proses Haber dalam pembuatan ammonia.
5. Proses Kontak pada pembuatan H2SO4.
6. Oksidasi ammonia pada pembuatan asam nitrat.
7. Hidrogenasi hidrokarbon.
8. Pembuatan asam klorida.
Katalis Pendukung
Katalis heterogen biasanya membutuhkan pendukung
(support), karena pendukung katalis memiliki kekuatan mekanik,
tahan panas, mempunyai kerapatan ruang yang optimal, dan
kemampuan pelarutan fase aktif. Pendukung juga meningkatkan
luas permukaan, memiliki pori serta ukuran partikel yang optimal,
dan peningkatan fungsi kimiawi seperti perbaikan aktivitas.
Pemilihan pendukung didasarkan pada beberapa hal :
1. Keinertan
2. Sifat mekanik yang diinginkan, termasuk ketahanan terhadap
kikisan, kekerasan dan ketahanan terhadap tekanan.
3. Kestabilan pada kondisi reaksi dan regenerasi.
4. Luas permukaan, diutamakan yang memiliki luas permukaan
besar agar semakin banyak sisi aktif katalis yang terdistribusi.
5. Porositas, meliputi ukuran pori rata-rata dan distribusi ukuran
pori
6. Sifat ekonomis bahan.
40
adalah Al2O3 sebagai katalis converter gas buang pada kendaraan
bermotor.
- Jenis katalis heterogen yang berfungsi disini adalah Catalytic
converter yang merupakan alat yang digunakan sebagai
kontrol emisi gas buang yang diletakkan setelah exhaust
manifold pada sistem pembuangan kendaraaan bermotor .
Katalis automotive (converter) ini pertama kali didesain pada
tahun 1975 di US yang bertujuan untuk mengurangi polusi
udara dengan cara mengkonversi gas karbonmonoksida (CO),
nitrogen oksida (NOx) dan hidrokarbon (HC) yang merupakan
gas buang dari reaksi pembakaran bahan bakar yang tidak
sempurna pada kendaraan bermotor
- Katalis heterogen penting juga dalam industry minyak. Salah
satu terapan yang menarik adalah produksi bahan bakar cair
sintesis seperti bensin dari minyak diesel dengan cara reaksi
hidrogemn, H2 dengan karbon monoksida, CO. Dengan suatu
katalis logam yang tepat seperti nikel atau kobalt, karbon
monoksida akan bereaksi dengan hidrogen untuk menghasilkan
air dan hidrokarbon.
- Penggunaan katalis pada alat control yang disebut auto exhaust
emissions. Mobil-mobil yang dijual di Amerika sekarang
dilengkapi dengan “catalytic converters”.Alat ini
menggunakan suatu lempeng campuran oksida logam dimana
gas-gas yang sudah kotor lewat setelah gas-gas tersebut
bercampur dengan udara. Katalis secara efektif menaikkan
oksidasi CO dan hidrokarbon lain-lain menjadi CO2 dan
H2O.Katalis pada catalytic converters yang baru
menghilangkan juga pencemar oksida nitrogen dengan
mempercepat penguraiannya menjadi nitrogen dan oksigen.
41
Pembuatan Asam Nitrat
Asam nitrat ialah salah satu asam anorganik yang paling penting.
Asam ini digunakan dalam produksi pupuk, zat warna,obat-obatan dan
bahan peledak. Metode industri yang utama dalam memproduksi asam
nitrat ialah proses Ostwalk. Bahan awalnya yaitu ammonia dan molekul
oksigen, dipanaskan dengan tambahan adanya katalis platina-
rodiumsampai sekitar 800̊ C :
2NO(g) + O2 → 2NO2(g)
-Konverter Katalitik
Pada suhu tinggi di dalam mesin mobil yang sedang berjalan gas
nitrogen dan oksigen bereaksi membentuk nitrat oksida:
42
N2(g) + O2(g) → 2NO(g)
43
6. Difusi produk menuju permukaan luar partikel katalis.
7. Produk mengikuti aliran gas pembawa.
1. adsorpsi pereaksi,
2. difusi pereaksi sepanjang permukaan,
3. reaksi pada sisi aktif membentuk hasil reaksi yang diadsorpsi, dan
4. lepasnya (desorpsi) hasil reaksi.
44
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
45
5. Keuntungan dari katalis heterogen adalah ramah lingkungan, tidak
bersifat korosif, mudah dipisahkan dari produk dengan cara filtrasi,
serta dapat digunakan berulangkali dalam jangka waktu yang lama.
Selain itu, katalis heterogen meningkatkan kemurnian hasil karena
reaksi samping dapat dieliminasi.
.
46
Daftar Pustaka
Anonim.2012.http://batalyonchamistr.blogspot.co.id/2012/09/penerapan-laju-
reaksi-dalam-bidang.html
FerryEndi.2011.http://endiferrysblog.blogspot.com/2011/06/katalis-
heterogen.html?m=1
Krisnadwi.2013.https://bisakimia.com/2013/06/06/pendahuluan-katalis-heterogen/
Mulyadi Tedi.2015.https://budisma.net/2015/03/pengertian-dan-manfaat-katalis-
heterogen-.html
Shahabaqillah.2015.katalisheterogen.https://www.academia.edu/18544202/katalis
_heterogen_3KC_polsri
47