Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH

TEKNIK REAKSI KIMIA

KATALIS DAN KINETIKA REAKSI KATALITIK

Disusun Oleh :
Dandy Maulana Abraham 17 644 035
Delisa Adelia 17 644 042
Karin Meidi Safira S 17 644 051

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PRODI S1-TERAPAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan penulisan Makalah Teknik Reaksi Kimia tentang Katalis
Heterogen sesuai waktunya. Penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Teknik Reaksi Kimia.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Irmawati Syahrir, S. T., M. T.sebagai dosen mata kuliah Teknik Reaksi
Kimia
2. Seluruh anggota kelompok , atas kerjasama yang baik.

Tim penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan Makalah ini, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari segenap pembaca demi kebaikan dan
kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 20 Mei 2019

Tim Penulis

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 5
1.1. Latar Belakang..................................................................................................... 5
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 6
1.3. Bagaimana Pengelompokan Katalis ? ................................................................. 6
1.4. Tujuan ................................................................................................................. 6
BAB II ISI .............................................................................................................................. 7
2.1. Definisi Katalis ..................................................................................................... 7
Sifat Sifat dari Reaksi Katalistis ................................................................................... 9
Berdasarkan tingkat kepentingannya, komponen inti katalis dapat dibedakan
menjadi tiga bagian diantaranya: ............................................................................... 9
Komponen Komponen Katalis................................................................................... 10
Deaktivasi Katalis ...................................................................................................... 11
2.2. Perkembangan Penggunaan Katalis di Industri ................................................ 16
2.2.1 Contoh contoh proses yang menggunakan katalis dalam proses produksinya
pada sebuah industri................................................................................................. 17
2.2.2 Industri yang menggunakan katalis .......................................................... 22
2.3. Peran Katalis Dalam Reaksi Kimia ..................................................................... 23
Pengaruh Katalis berdasarkan Teori Tumbukan ....................................................... 23
2.4. Pengelompokan Katalis ..................................................................................... 26
Pengelompokan Katalis Secara Umum ..................................................................... 26
Penggolongan katalis berdasarkan fasenya di dalam sistem reaksi ......................... 31
Penggolongan katalis berdasarkan keberadaannya di alam..................................... 34
2.5. Katalis Padat (Katalis Heterogen)...................................................................... 35
Pengertian Katalis Heterogen ................................................................................... 35
Prinsip Kerja Katalis Heterogen................................................................................. 36
Mekanisme Katalis Heterogen .................................................................................. 37
Mekanisme Katalis Menurut Langmuir – Hinshelwood ............................................ 37
Mekanisme Katalis Menurut Eley Rideal .................................................................. 38

iii
Contoh Katalis Heterogen ......................................................................................... 39
Katalis Pendukung ..................................................................................................... 40
Peran Katalis Heterogen ........................................................................................... 40
Pembuatan Asam Nitrat............................................................................................ 42
Keuntungan Katalis Heterogen ................................................................................. 44
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 45
Daftar Pustaka................................................................................................................... 47

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Katalis merupakan zat yang ditambahkan dalam sistem reaksi untuk
mempercepat reaksi. Katalis dapat digunakan dalam pengaktifan reaksi yang
akan mempercepat laju reaksi dengan menurunkan energi aktifasi. Jika energi
pengaktifan reaksi tinggi, maka untuk temperatur normal, hanya akan terjadi
sebagian kecil pertemuan molekul yang nantinya dapat menghasilkan reaksi
yang efektif. Katalis dapat menurunkan energi pengaktifan dengan
menghindari tahap penentu laju yang lambat dari reaksi yang tidak dapat
dikatalisa. Dengan menurunnya energi aktifasi maka pada temperatur yang
sama didapatkan laju reaksi dengan konstanta laju yang besar yang artinya
reaksi efektifnya dapat terjadi secara cepat.
Fungsi utama dari katalis ini adalah menyediakan reaksi alternatif dalam
suatu reaksi kimia.Katalis memegang peranan penting dalamperkembangan
industri kimia. Dewasa ini, hampir semua produk industri dihasilkan melalui
proses yang memanfaatkan jasa katalis, baik satu atau beberapa proses.
Katalis tidak terbatas pada bagianproses konveksi, bahkan juga untuk bagian
proses pemisahan. Penggunaan katalis di industri sekitar 50%
(Levenspiel,1999). Katalis berdasarkan fase reaksinya dapat digolongkan
menjadi katalis homogen dan heterogen. Katalis heterogen adalah katalis
yang berbeda fase dengan fase reaktan dan produknya.
Proses katalitik menggunakan katalis heterogen dalam Industri,
pertama kali dilakukan pada tahun 1857, menggunakan Pt
untuk mengoksidasi SO2 menjadi SO3dalam larutan asam.Penggunaan katalis
heterogen biasanya pada suhu dan tekanan tinggi. Umumnya katalis
heterogen berupa zat padat yang terdiri dari logam atau oksida logam.
Keuntungan penggunaan katalis heterogen adalah katalisnya dapat dipisahkan
dengan penyaringan dari produk bila reaksi telah selesai. Banyak proses
industri yang menggunakan katalis heterogen, sehingga proses dapat
berlangsung lebih cepat dan biaya produksi dapat dikurangi. Dalam makalah

5
ini, akan dibahas mengenai katalis heterogen khususnya tentang cara kerja
dan mekanisme reaksi dari katalis heterogen.

1.2. Rumusan Masalah


 Apa Definisi dari Katalis ?
 Bagaimana Perkembangan Penggunaan Katalis di Industri?
 Bagaimana Peran Katalis dalam Reaksi Kimia?

1.3. Bagaimana Pengelompokan Katalis ?


 Bagaimana Jenis – Jenis dari Katalis Padat

1.4. Tujuan
 Mengetahui definisi dari Katalis
 Mengetahui Perkembangan Penggunaan Katalis di Industri Kimia
 Mengetahui Peranan Katalis dalam Reaksi Kimia
 Mengetahui Pengelompokan dari Katalis
 Mengetahui Jenis – jenis dari Katalis Padat (Katalis Heterogen)

6
BAB II
ISI

2.1. Definisi Katalis

Katalis adalah zat yang ditambahkan pada reaksi kimia dengan tujuan
untuk mempercepat reaksi tersebut. Katalis dapat mempercepat reaksi ke
kanan atau ke kiri sehingga keadaan setimbang lebih cepat tercapai, katalis
ini disebut dengan katalis positif. Penambahan katalis juga dapat
menghambat reaksi, katalis tersebut disebut katalis negatif atau anti katalis
atau inhibitor.

Penambahan katalis akan mempengaruhi laju reaksi. Pada teori


tumbukan dan distribusi energi molecular Maxwell – Boltzman pada gas,
tumbukan-tumbukan menghasilkan reaksi jika partikel-partikel
bertumbukan dengan energi yang cukup untuk memulai suatu
reaksi.Energi minimum yang diperlukan disebut dengan reaksi aktifitas
reaksi. Katalis tidak mengubah nilai kesetimbangan dan berperan dalam
menurunkan energi aktivasi. Energi aktivasi sendiri adalah sejumlah energi
minimum yang diperlukan oleh suatu zat untuk dapat bereaksi hingga
terbentuk zat baru. Dalam penurunan energi aktivasi ini, maka energi
minimum yang dibutuhkan untuk terjadinya tumbukan berkurang sehingga
terjadinya reaksi berjalan cepat.

Gambar 2.1 Grafik Penuruan Energi Aktivasi

7
Katalisator adalah Sebuah zat yang meningkatkan laju reaksi kimia
tanpa dikonsumsi dalam proses reaksi. Katalis pada umumnya mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut: aktivitas, stabilitas, selektivitas, umur,
regenerasi dan kekuatan mekanik. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas,
katalis mempunyai tiga fungsi katalitik, yakni:
1. Aktivitas (berkaitan dengan kemampuannya mempercepat reaksi),
2. Selektivitas atau spesifisitas (berkaitan dengan kemampuannya
mengarahkan suatu reaksi), dan
3. Stabilitas atau lifetime (berkaitan dengan kemampuannya menahan
hal-hal yang dapat mengarahkan terjadinya deaktivasi katalis).

Untuk setiap reaksi yang dikatalisisnya, katalis harus mempunyai


aktivitas kimia, selektivitas, dan stabilitas yang cukup tinggi.
Peningkatan aktivitas tersebut memberikan beberapa keuntungan sbb:
• Kecepatan reaksi yang lebih tinggi untuk kondisi operasi yang sama.
• Kecepatan reaksi yang sama, tetapi dengan throughput yang lebih
tinggi atau ukuran reaktor yang lebih kecil.
• Kecepatan reaksi yang sama pada kondisi yang lebih lunak (berupa
suhu atau tekanan operasi yang lebih rendah), dengan yield
meningkat, operasi menjadi lebih mudah, deaktivasi berkurang, dan
selektivitas yang lebih baik.
Secara umum katalis mempunyai 2 fungsi yaitu mempercepat reaksi
menuju kesetimbangan atau fungsi aktivitas dan meningkatkan hasil reaksi
yang dikehendaki atau fungsi selektivitas .
Katalis sebagai suatu substansi kimia mampu mempercepat laju reaksi
kimia yang secara termodinamika dapat berlangsung. Hal ini disebabkan
karena kemampuannya mengadakan interaksi dengan paling sedikit satu
molekul reaktan untuk menghasilkan senyawa antara yang lebih aktif.
Interaksi ini akan dapat meningkatkan ketepatan orientasi tumbukan,
meningkatkan konsentrasi akibat lokalisasi reaktan, sehingga
meningkatkan jumlah tumbukan dan membuka alur reaksi dengan energi

8
pengaktifan yang lebih rendah. Katalis dapat dibagi ke dalam 3 komponen
yakni situs aktif, penyangga atau pengemban dan promotor. Situs aktif
berperan dalam reaksi kimia yang diharapkan, penyangga berperan dalam
memodifikasi komponen aktif, menyediakan permukaan yang luas, dan
meningkatkan stabilitas katalis, sementara itu promotor berperan dalam
meningkatkan atau membatasi aktivitas katalis serta berperan dalam
struktur katalis.

Katalis dapat dibagi berdasarkan dua tipe dasar, heterogen dan


homogen. Katalis heterogen merupakan katalis yang fasanya tidak sama
dengan reaktan dan produk. Katalis heterogen secara umum berbentuk
padat dan banyak digunakan pada reaktan berwujud cair atau gas.
Penggunaan katalis heterogen biasanya pada suhu dan tekanan tinggi.
Sifat Sifat dari Reaksi Katalistis
1. Pada reaksi katalitis, katalis akan menurunkan energi aktivasi.
2. Katalis yang sedikit akan mempercepat reaksi dari zat reaktan
dalam jumlah banyak.
3. Katalis tidak mengubah letak kesetimbangan untuk reaksi
reversibel.

Berdasarkan tingkat kepentingannya, komponen inti katalis dapat


dibedakan menjadi tiga bagian diantaranya:
1. Selektifitas adalah kemampuan katalis untuk memberikan produk
reaksi yang diinginkan (dalam jumlah tinggi) dari sejumlah
produk yang mungkin dihasilkan.
2. Aktifitas adalah kemampuan katalis untuk mengubah bahan baku
menjadi produk yang diinginkan.
3. Stabilitas adalah sebuah katalis untuk menjaga aktifitas,
produktifitas dan selektifitas dalam jangka waktu tertentu.

9
Komponen Komponen Katalis
 Katalis dibentuk dari komponen-komponen yang dapat
menunjang sifat katalis yang diharapkan, seperti aktif, selektif,
panjang usia (stabil terhadap gangguan fisika, kimia, termal, dan
mekanik), dan murah.
 Khusus untuk katalis heterogen, pada kondisi tertentu dibutuhkan
sifat-sifat lain seperti: konduktivitas termal yang tinggi serta
kemampuan menghasilkan distribusi aliran yang merata dan
pressure drop yang rendah di sepanjang unggun (bed).
 Untuk memenuhi sifat-sifat tersebut di atas, pada umumnya
katalis padat dibentuk dari tiga komponen utama sebagai berikut :
1. Komponen (atau fasa) aktif
Fungsi: aktivitas kimia, mengemban fungsi utama katalis
untuk mempercepat dan mengarahkan reaksi
Pengelompokan fasa aktif katalis disajikan dalam tabel
berikut:

2. Penyangga (support atau carrier)


- Fungsi: luas permukaan yang tinggi, porositas, sifat-
sifat mekanik, kestabilan, aktivitas fungsional ganda,
modifikasi komponen aktif.
- Jenis: oksida dengan melting point tinggi, tanah liat,
karbon.
3. Promotor

10
- Fungsi pada komponen aktif: elektronik, morfologi,
poisoning.
- Fungsi pada penyangga: struktural, inhibisi aktivitas,
promosi aktivitas.

Deaktivasi Katalis
Seiring dengan berlangsungnya proses, katalis dapat mengalami
perubahan sifat kimia dan fisika secara reversibel maupun ireversibel
yang mengarah kepada terjadinya penurunan (atau kehilangan)
aktivitasnya. Semua katalis akan mengalami penurunan (atau
kehilangan) aktivitasnya sepanjang waktu penggunaan (time on
stream, TOS). Peristiwa inilah yang dinamakan deaktivasi.
Deaktivasi katalis merupakan penurunan aktivitas dan selektivitas
katalis selama pemakaian katalis tersebut.
Deaktivasi reversibel bersifat sementara, sehingga katalis dapat
diaktifkan kembali dan diregenerasi; sedangkan deaktivasi
ireversibel bersifat permanen, sehingga harus dilakukan penggantian
katalis baru.
Proses deaktivasi dapat berlangsung:
- sangat cepat, seperti pada katalis-katalis perengkahan
(cracking) hidrokarbon, atau
- sangat lambat, seperti pada katalis besi promoted untuk reaksi
sintesis amonia, yang dapat digunakan selama beberapa tahun
tanpa kehilangan aktivitas secara berarti (signifikan).

Deaktivasi katalis dapat mempengaruhi kinerja reaktor.


Penurunan jumlah active sites katalis dapat menurunkan aktivitas
katalitiknya. Katalis yang telah terdeaktivasi harus diregenerasi atau
bahkan diganti secara periodik. Dengan mengetahui hal-hal yang
dapat menyebabkan deaktivasi, bagaimana deaktivasi dapat
mempengaruhi performa katalis, bagaimana mencegah terjadinya

11
deaktivasi, serta bagaimana meregenerasi katalis yang telah
terdeaktivasi, maka persoalan deaktivasi ini dapat diminimasi.
Secara umum, menurut Hughes (1984), ada 3 macam penyebab
terjadinya deaktivasi katalis, yaitu:

1. Peracunan
Peracunan secara umum, walaupun tidak tepat, sering diterapkan
pada semua bentuk deaktivasi katalis. Peracunan katalis merupakan
deaktivasi katalis yang disebabkan oleh sejumlah kecil material
tertentu untuk katalis tertentu dan berkaitan dengan adsorpsi racun
pada situs aktif katalis, sehingga akan menghalangi proses adsorpsi
reaktan oleh katalis. Peracunan sering dihubungkan dengan
kontaminan, misalnya senyawaan belerang pada aliran umpan dalam
proses fraksinasi minyak bumi, yang sering juga disebut sebagai
peracunan oleh pengotor. Kebanyakan proses peracunan katalis
adalah proses irreversibele (tidak dapat balik), sehingga katalis yang
telah teracuni harus diganti atau diregenerasi bila memungkinkan.
Secara prinsip, dimungkinkan upaya untuk menghilangkan pengotor
yang bertindak sebagai racun katalis dari aliran material dasar (raw
material) suatu reaksi atau dengan menggunakan pelindung katalis
(catalyst guard). Tetapi untuk menurunkan kadar pengotor dalam
material dasar (misalnya, menurunkan kadar senyawa belerang
sebensar dari 1 ppm dalam reaksi metanasi terkatalisis oleh nikel)
membutuhkan dana yang cukup besar. Oleh karena itu usaha yang
dilakukan adalah mentoleransi kadar pengotor sampai batas tertentu.
Peracunan pada katalis logam didasarkan pada sifat struktur
elektron dari racun dalam fasa gas dan elektron dari katalis dalam
fasa padat. Peracunan terjadi karena racun diserap oleh situs aktif
katalis membentuk kompleks yang teradsorpsi secara kimia. Racun
yang efektif pada proses deaktivasi katalis adalah racun yang

12
mengandung unsure N, P, As, Sb, O, S, Se Te dan molekul yang
mengandung ikatan rangkap, misalnya CO.
Logam berat (Hg, Pb, Bi, Sn, Zs, Cd, Cu) dapat menurunkan
aktivitas katalis. Toksisitas logam berat berkaitan dengan kelima sub
orbital d yang terisi elektron secara penuh atau paling sedikit terisi
oleh satu pasangan elektron. Toksistas tidak akan tejadi apabila
unsur tidak mempunyai orbital d atau kalaupun memiliki orbital d,
orbital d-nya kosong. Elektron pada orbital d, berperan pada proses
terjadinya ikatan intermetalik antara logam berat dengan katalis yang
akan menyebabkan adanya toksisitas.
2. Pencemaran

Secara umum, jumlah material yang berperan dalam proses


deaktivasi katalis pada proses pencemaran lebih banyak
dibandingkan pada proses peracunan. Tipe proses pencemaran
katalis yang paling umum adalah pembentukan kokas (endapan
karbon) dan pengendapan logam pada permukaan katalis.
Pembentukan kokas umumnya terjadi pada katalis yang
digunakan dalam proses fraksinasi minyak bumi atau reaksi yang
menggunakan senyawa organik sebagai umpan. Kokas terbentuk
selama reaksi katalisis, dan bukan merupakan pengotor.
Secara umum, kokas bisa berasal dari reaktan ataupun produk.
Kokas dapat terjadi karena hasil samping reaksi ataupun produk
suatu reaksi. Kokas yang merupakan hasil samping suatu reaksi
disebut pencemaran pencemaran yang berlangsung secara paralel.
Sedangkan kokas yang terbentuk sebagai hasil (produk) reaksi
disebut pencemaran secara seri (konsekutif) Karena adanya asosiasi
intrinsik secara kimiawi, pencemar katalis tidak dapat dihilangkan
dengan cara memurnikan umpan ataupun dengan pemakaian
pelindung katalis (catalyst guard). Sepanjang reaksi kimia
berlangsung, kokas akan terbentuk. Pembentukan kokas dapat
diminimalkan dengan cara pemilihan kondisi reaktor dan

13
pengoperasiannya yang tepat, atau dengan cara memodifikasi katalis
yang digunakan. Perbedaan utama antara peracunan dan pencemaran
katalis dapat adalah :
 Peracunan. Berkurangnya ukuran partikel katalis akan
menyebabkan meningkatnya luas permukaan partikel katalis.
Luas permukaan partikel katalis yang besar akan lebih bisa
mengakomodasikan racun, karena proses peracunan terjadi pada
lapisan aktif yang tipis di dekat permukaan luar partikel katalis.
 Pencemaran. Pencemaran katalis, terutama pembentukan kokas,
terjadi pada situs katalis yang memiliki laju reaksi paling besar.
Bertambahnya jumlah endapan yang relatif besar, akan menutup
situs aktif katalis.

3. Sintering (Penggumpalan)
Sintering merupakan proses deaktivasi termal, yaitu proses fisik
yang berkaitan:
 hilangnya area material pengembang atau basa oksida
 hilangnya penyebaran kristal logam pada katalis logam
pengemban
 penurunan komponen logam dalam katalis.

Berdasarkan tipe katalis yang digunakan, proses sintering dapat


dibedakan menjadi dua. Tipe pertama adalah katalisnya merupakan
material tipe pengemban dengan daerah suhu operasional normal
sampai tinggi, misalnya SiO2, Al2O3. Pengoperasian katalis tipe ini
pada suhu tinggi akan menyebabkan hilangya luas permukaan katalis
yang berakibat pada berubahnya struktur pori, sehingga akan
menurunkan aktivitas katalis. Tipe kedua adalah katalis dengan
bahan aktifnya adalah logam yang diembankan pada pengemban
oksida dengan daerah suhu operasional tinggi, misalnya platina yang
diembankan pada silika atau alumina. Pada tipe kedua ini, sintering
terjadi tidak hanya karena pengurangan ara pengemban, tetapi juga

14
karena hilangnya penyebaran logam pada katalis yang pada akhirnya
menyebabkan turunnya aktivitas katalis. Lebih lanjut sintering tipe
kedua dapat terjadi pada suhu operasional di bawah suhu minimum
yang bisa menyebabkan terjadinya hilangnya area. Pada kasus
katalis bifungsi, misalnya platina teremban dalam alumina,
penyimpangan suhu dari suhu daerah operasional akan menurunkan
area kedua komponen katalis, yakni platina dan alumina. Beberapa
mekanisme pada proses sintering adalah:
 Penguapan – kondensasi. Karena tekanan uap lebih besar
daripada tekanan pada permukaan cembung ataupun cekung
pada permukaan katalis, akan terjadi kecenderungan
penguapan, dari pertikel penyusun katalis ke permukaan
cekung di antara partikel.
 Difusi volume. Difusi atom terjadi dari partikel satu ke partikel
yang berdekatan.
 Difusi permukaan. Mekanisme difusi permukaan mencakup
migrasi atom ke permukaan partikel.
 Difusi butiran di daerah batas antar butiran.

Laju sintering meningkat dengan cepat seiring dengan


meningkatnya temperatur Secara umum proses sintering yang terjadi
pada katalis teremban oksida dengan daerah operasional suhu tinggi
meliputi tiga tahap, yaitu:
 Tahap I, terjadi pertumbuhan partikel-partikel dari area kontak
membentuk leher.
 Tahap II, merupakan tahap intermediet, yaitu terjadinya
persinggungan atau titik potong di antara leher-leher tersebut
membentuk pori yang tertutup.
 Tahap III, terjadi pertumbuhan lebih lanjut dari partikel-
partikel area kontak tersebut akan menghilangkan pori tertutup
pada Tahap II.

15
2.2. Perkembangan Penggunaan Katalis di Industri
Katalis memegang peranan penting dalam perkembangan industri
kimia. Dewasa ini, hampir semua produk industri dihasilkan melalui
proses yang memanfaatkan jasa katalis, baik satu atau beberapa proses.
Katalis tidak terbatas pada bagian proses konveksi, bahkan juga untuk
bagian proses pemisahan. Penggunaan katalis di industri sekitar 50%.
Perkembangan industri pada dewasa ini, khususnya industri-industri
perabot plastik dan zat kimia tentunya saja tak terlepas dari apa yang
namanya KATALIS. Katalis adalah suatu zat yang digunakan untuk
mempengaruhi laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa terpakai oleh
reaksi itu sendiri. Katalis dapat berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai
pereaksi ataupun produk.
Katalis terutama banyak dipergunakan untuk membantu dalam
proses industri seperti dalam pengilangan minyak bumi dan proses
produksi bahan kimia umum atau kimia khusus. Selain dikedua jenis
industri tersebut, katalis juga dipergunakan dalam proses produksi
produk makanan, pembangkit listrik tenaga nuklir, kendaraan, dan untuk
kegiatan pengendalian pencemaran. Dalam proses di kilang minyak
bumi, katalis yang banyak dipergunakan adalah katalis reforming,
isomerasi dan hydrocracking. Fungsi katalis-katalis tersebut pada
dasarnya untuk membantu memecah rantai senyawa karbon. Dengan
bantuan katalis tersebut minyak mentah (crude oil) dapat diproses
sehingga dapat diperoleh variasi turunannya seperti premium, kerosin,
avtur, dan produk lainnya tergantung tingkat pemutusan rantai
karbonnya. Untuk industri kimia, kebanyakan katalis yang digunakan
adalah katalis yang membantu pembentukan (syntetic catalysts) seperti
katalis hidrogenasi, katalis oksidasi, dll. Beberapa katalis yang sering
dipakai dalam produksi bahan kimia antara lain: Vynil acetate monomer
(VAM), purified terepthalic Acid (PTA) dan proses hidrogenisasi. Untuk
bidang lingkungan, katalis tertentu dapat digunakan untuk mendestruksi
senyawa yang menghasilkan bau sehingga berfungsi sebagai deodorant.

16
Ada juga katalis yang bisa memecah rantai senyawa organic volatile
(VOC) sehingga dapat digunakan untuk destruksi senyawa berbahaya
tersebut.

2.2.1 Contoh contoh proses yang menggunakan katalis dalam proses


produksinya pada sebuah industri
1. Pembuatan Polipropilena
Katalis banyak digunakan dalam berbagai macam industri. Biasanya
katalis digunakan dalam industri polipropilena atau bahan-bahan kimia,
seperti ammonia. Polipropilena adalah sebuah polimer termo-plastik yang
dibuat oleh industri kimia dan dapat digunakan menjadi berbagai barang-
barang yang bersifat plastic. Polipropilena dapat dibuat dengan katalis
Ziegler-Natta.

Gambar 2.3 Polipropilena


Katalis Ziegler-Natta adalah campuran antara senyawa-senyawa
titanium seperti titanium(III) klorida atau titanium(IV) klorida dan senyawa-
senyawa aluminium seperti aluminium trietil. Katalis Ziegler-Natta dapat
membatasi berbagai monomer mendatang ke sebuah orientasi yang spesifik,
hanya menambahkan monomer-monomer itu ke rantai polimer jika mereka
menghadap ke arah yang benar.

17
2. Pembuatan Amonia menurut proses Haber-Bosch
Selain dapat memproduksi polipropilena, katalis juga dapat
memproduksi ammonia dengan cara menambahkan katalis oksida besi ke
dalam reaksi. Dalam memproduksi ammonia digunakan suatu proses sintesis
yang disebut proses Haber-Bosch.
Proses Haber-Bosch ialah proses pembuatan ammonia (NH3) dengan
cara memadukan antara nitrogen dan hydrogen dengan factor-faktor (tekanan
dan suhu) yang optimal. Dalam pembuatan ammonia, diperlukan tekanan
yang cukup tinggi, yakni berkisar 200-1000 atm. Apabila tekanan yang
digunakan tinggi, maka reaksi akan bergeser ke kanan dan secara otomatis
reaksi menjadi eksoterm. Selain tekanan yang tinggi, dalam pembuatan
ammonia juga diperlukan suhu yang sesuai. Apabila suhu yang digunakan
tinggi ammonia (NH3) akan mengurai dan membentuk nitrogen (N2) dan
hydrogen (N2). Dan apabila suhu yang digunakan rendah, kadar reaksi
pembuatan ammonia akan menurun.
Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hidrogen ditemukan
oleh Fritz Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses
industri pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan
oleh Carl Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan
termokimia reaksi sintesis amonia adalah :

Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk


ketuntasan reaksi ke kanan (pembentukan NH3) adalah suhu rendah dan
tekanan tinggi. Akan tetapi, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat pada
suhu rendah, bahkan pada suhu 500oC sekalipun. Dilain pihak, karena reaksi
ke kanan eksoterm, penambahan suhu akan mengurangi rendemen. Proses
Haber-Bosch semula dilangsungkan pada suhu sekitar 500oC dan tekanan

18
sekitar 150-350 atm dengan katalisator, yaitu Fe2O3 Katalis ini mempercepat
laju reaksinya dengan cara mengadsorbsi zat-zat pereaksi pada
permukaannya, reaksinya sebagai berikut:

Seiring dengan kemajuan teknologi, digunakanlah tekanan yang jauh lebih


besar, bahkan mencapai 700 atm. Untuk mengurangi reaksi balik, maka amonia
yang terbentuk segera dipisahkan. Mula-mula campuran gas nitrogen dan
hidrogen dikompresi (dimampatkan) hingga mencapai tekanan yang diinginkan.
Kemudian campuran gas dipanaskan dalam suatu ruangan yang bersama
katalisator sehingga terbentuk amonia. Berikut diagram alur dari proses Haber-
bosch untuk sintesis amonia :

Gambar 2.4 Diagram alur dari proses Haber-bosch untuk sintesis


ammonia

19
3. Pembuatan asam sulfat menurut proses kontak

Penerapan laju reaksi dalam industri dapat ditemukan pada industri


pembuatan asam sulfat menurut proses kontak yakni pada proses nya
menggunakan katalis. Katalis banyak digunakan dalam industri kimia, karena
dengan penggunaan katalis akan
mempercepat proses produksi sehingga biaya produksi lebih hemat
dan menguntungkan. Asam sulfat diproduksi dari belerang, oksigen, dan air
melalui proses kontak.Pembuatan asam sulfat menurut proses kontak
berlangsung dengan beberapa tahap-tahap reaksi yaitu sebagai berikut ini :
a. Belerang dibakar dengan udara membentuk belerang dioksida

b. Belerang dioksida dioksidasi lebih lanjut menjadi belerang trioksida.

c. Belerang trioksida dilarutkan dalam asam sulfat pekat membentuk asam


pirosulfat.

d. Asam pirosulfat direaksikan dengan air membentuk asam sulfat pekat.

Dari tahapan reaksi diatas, tahapan penting dan berlangsung lambat adalah
pada tahap-b.
Untuk mempercepat laju reaksinya ditambahkan katalis vanadium pentoks
ida (V2O5). Katalis ini dapat mempercepat laju reaksi dengan proses reaksi
sebagai berikut :

20
4. Dalam Industri Roti

Katalis yang digunakan dalam pembuatan roti adalah enzim zimase


yang merupakan bio katalis. Penambahan zimase dilakukan pada proses
peragian pengembangan roti. Ragi di tambahkan ke dalam adonan sehingga
glukosa dalam adonan terurai menjadi etil alkohol dan karbon dioksida.
Penguraian berlangsung dengan bantuan enzim zimase yang dihasilkan ragi.

Pada proses ini, CO berfungsi mengembangkan adonan roti.


Banyaknya rongga kecil pada roti membuktikan terjadinya gelembung
CO saat peragian.

5. Industri Perminyakan

Kebutuhan akan bensin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah


kendaraan bermotor, Itulah sebabnya perlu dilakukan pengembangan metode
distilasi yang menghasilkan bensin. Metode yang dikembangkan tersebut,
yaitu pemecahan katalis dan alkilasi. Katalis yang digunakan, diantaranya
asam, oksida alumunium, silikon, dan krom.
Selain itu terdapat pula proses perengkahan Minyak Bumi (
CRACKING). Untuk merngurangi kebutuhan energi yang cukup besar serta
menghasilkan produk dengan selektifitas yang tinggi, digunakan berbagai
katalis termasuk dalam proses perengkahan. Katalis perengkahan dalam
industri minyak bumi umumnya merupakan katalis heterogen atau padatan
dengan luas permukaan dan keasaman yang tinggi serta stabilitas termal yang
cukup besar. Luas permukaan katalis yang digunakan dalam proses ini
berkisar antara 300m2/gram hingga 700 m2/gram. Bahan padatan tersebut

21
antara lain adalah -alumina, Aluminium oksida (Al2O3), Silika alumina,
zeolit dan clay. Pada produksi gasolin, dilaporkan penggunaan katalis pada
perengkahan minyak bumi menghasilkan angka oktan yang tinggi.
Mekanisme dasarnya adalah pada pembentukan muatan elektrik suatu
molekul yang disebabkan oleh keasaman padatan katalis.

2.2.2 Industri yang menggunakan katalis


 Industri asam sulfat menggunakan katalisator V2O5
 Industri amonia menggunakan De
 Metanol menggunakan ZnO
 Industri Hidrocraking menggunakan Logam (seperti Pd) pada
zeolit
 C2H2 + 2H2 ® C2H6
 Industri pembuatan gas SO3 menggunakan katalis gas NO2
 Katalis padat Fe untuk Proses Haber pada pembuatan amonia:
 N2 (g) + 3 H2 (g) ↔ 2 NH3 (g)
 Katalis padat Fe2O3-BiO2 untuk oksidasi amonia pada
pembuatan asam nitrat:
 NH3 (g) + 5 O2 (g) ↔ 4 NO (g) + 6 H2O (g)
 Katalis padat Ni pada hidrogenasi hidrokarbon:
 R1CH=CHR2 (l) + H2 (g) → R1CH2CH2R2 (l)
 (minyak tak jenuh) (lemak jenuh)
 Industri pembuatan asam khlorida dengan katalis arang (C):
 H2 (g) + Cl2 (g) → 2 HCl (g)
 Katalis logam Ni pada reaksi hidrogenasi etena ( C2H4 ).
 Industri pembuatan asam etanoat menggunakan katalis logam
Rodium atau Iridium
 Industri pembuatan mentega menggunakan katalis logam Ni
 Industri pembuatan asam sulfat ( proses Kontak ) menggunakan
katalis logam V2O5

22
2.3. Peran Katalis Dalam Reaksi Kimia
Peran katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya
(mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil energi pengaktifan
suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan
menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat
berlangsung lebih cepat.
Peran utama dari katalis ini adalah menyediakan reaksi alternative
dalam suatu reaksi kimia. Dengan peranan yang sangat penting ini, maka
katalis sangat di perlukan oleh tubuh dalam proses pencernaan makanan
di dalam tubuh. Fungsi penting katalis (enzim) ini memberikan dampak
besar terhadap kelancaran pencernaan makanan di dalam tubuh. Misalnya
saja adalah enzim amylase di dalam mulut (air liur) yang membantu
memecah amilosa menjadi maltosa. Selain peranan katalis di dalam
tubuh, katalis juga berperan dalam proses kimia lainnya. Katalis
mempunyai tiga fungsi katalitik, yakni:
1. Aktivitas (berkaitan dengan kemampuannya mempercepat reaksi),
2. Selektivitas atau spesifisitas (berkaitan dengan kemampuannya
mengarahkan suatu reaksi)
3. Stabilitas atau life time (berkaitan dengan kemampuannya menahan
hal-hal yang dapat mengarahkan terjadinya deaktivasi katalis).
Pengaruh Katalis berdasarkan Teori Tumbukan
Umumnya reaksi bekerja berjalan lambat bila energi aktivasi suatu
reksi terlalu tinggi. Agar reaksi dapat berlangsung lebih cepat, maka dapat
dilakukan dengan cara menurunkan energi aktivasi. Untuk menurunkan
energi aktivasi dapat dilakukan dengan mencari senyawa antara (keadaan
transisi) lain yang energjnya lebih redah. Fungsi katalis dalam hal ini
mengubah jalannya reaksi sehingga diperoleh senyawa antara (keadaan
transisi) yang energinya relative lebih rendah. Yang bekerja dengan cara ini
contohnya katalis homogen.
Misalnya reaksi : A + B → C, berlangsung melalui dua tahapan ;
Tahap I : A + B → AB* (AB* merupakan senyawa antara)

23
Tahap II : AB* → C
Apabila ke dalam reaksi tersebut ditambahkan katalis (Z) maka, tahapan
reaksi berlangsung sebagai berikut:
Tahap I : A + Z → AZ* (AZ* senyawa antara yang erbentuk oleh
katalis)
Tahap II : AZ* + B → C + Z

Pada kedua tahap tersebut terlihat bahwa pada akhir reaksi Z


diperoleh kembali dan mengkatalis molekul-molekul A dan B yang lain.
Penggambaran energi menunjukkan bahwa dengan adanya jalan reaksi yang
berbeda akan memerlukan energi pengaktifan yang rendah. Contoh katalis
homogen adalah larutan Fe3+ untuk mengkatalisis pengeuraian H2O2
menjadi H2O dan gas oksigen.
Katalis dapat mempengaruhi terjadinya reaksi, tetapi pada akhir
reaksi dapat diperoleh kembali. Fungsi katalis adalah menurunkan energi
aktivasi, sehingga jika ke dalam suatu reaksi ditambahkan katalis, maka
reaksi akan lebih mudah terjadi. Hal ini disebabkan karena zat- zat yang
bereaksi akan lebih mudah melampaui energi aktivasi. Katalis adalah zat yang
mempercepat laju reaksi, tetapi tidak mengalami perubahan kimia secara
permanen, sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali.
Katalis mempercepat reaksi dengan cara menurunkan harga energi aktivasi
(Ea). Sedangkan zat yang dapat memperlambat laju reaksi disebut inhibitor.
Meskipun katalis menurunkan energi aktivasi reaksi, tetapi ia tidak
mempengaruhi perbedaan energi antara produk dan pereaksi. Dengan kata
lain, penggunaan katalis tidak akan mengubah entalpi reaksi.
Pengaruh katalis dalam mempengaruhi laju reaksi terkait dengan
energi pengaktifan reaksi (Ea). Katalis yang digunakan untuk mempercepat
reaksi memberikan suatu mekanisme reaksi alternatif dengan nilai Ea yang
lebih rendah dibandingkan dengan nilai Ea reaksi tanpa katalis. Semakin
rendah nilai Ea maka lebih banyak partikel yang memiliki energi kinetik yang
cukup untuk mengatasi halangan Ea yang rendah ini.

24
Gambar 2.5. grafik pengaruh katalis terhadap energi
pengaktifan (Ea)
Dengan memperhatikan gambar.4 diatas dapat dilihat bahwa tanpa
katalis, energi pengaktifan (Ea) suatu reaksi lebih banyak, sedangkan dengan
menggunakan katalis, Ea menjadi lebih sedikit, sehingga laju reaksi menjadi
lebih cepat. Ini berarti bahwa katalis dapat meningkatkan energi pengaktifan
suatu reaksi, sehingga laju reaksi menjadi semakin besar.

2.3.2 Pengaruh Katalis Berdasarkan Teori Adsorbsi


Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau
mengabsorpsi zat yang direaksikan. Sehingga katalis dapat meningkatkan
laju reaksi, sementara katalis itu sendiri tidak mengalami perubahan kimia
secara permanen. Cara kerjanya yaitu dengan menempel pada bagian
substrat tertentu dan pada akhirnya dapat menurunkan energi pengaktifan dari
reaksi, sehingga reaksi berlangsung dengan cepat.
Proses katalis dengan cara adsorpsi umumnya dilakukan oleh katalis
heterogen. Pada proses adsorpsi, melekul-molekul pereaksi akan teradsorpsi
pada permukaan katalis, dengan terserapnya pereaksi dipermukaan katalis
mengakibatkan zat-zat pereaksi terkonsentrasi di permukaan katalis dan ini
akan mempercepat reaksi. Kemungkinan yang lain, karena pereaksi-pereaksi
teradsorpsi dipermukaan katalis akan dapat menimbulkan gaya tarik
antarmolekul yang bereaksi, dan ini menyebabkan molekul-molekul tersebut
akan reaktif. Contoh katalis adsorpsi adalah nikel pada pembuatan margarine,
untuk mengkatalis reaksi antara gas hydrogen dengan lemak atau minyak

25
menjadi margarine. Pada industri H2SO4 digunakan katalis V2O5 untuk
mempercepat reaksi gas SO2 dan O2 menjadi SO3.

2.3.3 Pengaruh Katalisator Terhadap Kesetimbangan


Fungsi katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah mempercepat
tercapainya kesetimbangan dan tidak merubah letak kesetimbangan (harga
tetapan kesetimbangan Kc tetap), hal ini disebabkan katalisator mempercepat
reaksi ke kanan dan ke kiri sama besar.
- Hubungan Antara Harga Kc Dengan Kp
Untuk reaksi umum:
aA(g)+bB(g) ↔ cC(g)+dD(g)
Harga tetapan kesetimbangan:
Kc = [(C)c . (D)d] / [(A)a . (B)b]
Kp = (PCc x PDd) / (PAa x PBb)
dimana: PA, PB, PC dan PD merupakan tekanan parsial masing-masing gas A,
B. C dan D.
Secara matematis, hubungan antara Kc dan Kp dapat diturunkan sebagai:
Kp = Kc (RT) Dn
dimana Dn adalah selisih (jumlah koefisien gas kanan) dan (jumlah koefisien
gas kiri).

2.4. Pengelompokan Katalis


Pengelompokan Katalis Secara Umum
Terdapat tiga jenis katalis yang umum, tergantung jenis zat yang
menaikkan lajunya:
Katalis Heterogen
Dalam katalis heterogen, reaktan dan katalis berbeda fasa. Biasanya
katalis berupa padatan dan reaktan berwujud gas atau cairan. Katalis
heterogen sejauh ini adalah jenis katalis yang paling penting dalam industri

26
kimia, terutama dalam sintesis merbagai bahan kimia penting. Disini
dijelaskan dua contoh katalis heterogen yang spesifik.

- Pembuatan asam Nitrat

Asam Nitrat adalah salah satu asam anorganik yang paling penting.
Asam ini digunakan dalam produksi pupuk, zat warna, obat-obatan, dan
bahan peledak. Metode industri yang utama dalam memproduksi asam nitrat
adalah proses Ostwald. Bahan awalnya, yaitu ammonia dan molekul oksigen,
dipanaskan dengan tambahan adanya katalis platina-rodium sampai sekitar
800oC:

4NH3(g) + 5O2(g) → 4NO(g) + 6H2O(g)

Nitrogen oksida yang terbentuk mudah teroksidasi (tanpa katalis) menjadi


nitrogen dioksida:

2NO(g) + O2(g) → 2NO2(g)

Ketika dilarutkan di dalam air, NO2 membentuk asam nitrit dan asam nitrat:

2NO2(g) + H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)

Jika dipanaskan, asam nitrit berubah menjadi asam nitrat sebagai berikut:

3HNO2(aq) → HNO3(aq) + H2O(l) + 2NO(g)

NO yang dihasilkan dapat didaur-ulang untuk menghasilkan NO2 pada tahap


kedua.

- Konverter Analitik

Pada suhu tinggi di dalam mesin mobil yang sedang berjalan, gas
nitrogen dan oksigen bereaksi menjadi nitrogen oksida.

27
N2(g) + O2 ↔ 2NO(g)

Ketika lepas ke atmosfer, NO segera bergabung dengan O2 membentuk NO2.


Nitrogen dioksida dan gas lain yang diemisikan oleh mobil, seperti karbon
monoksida (CO) dan berbagai hidrokarbon yang tidak terbakar, menjadikan
mobil sebagai sumber pencemar udara yang utama.

Sebagian besar mobil baru dilengkapi dengan koverter katalitik.


Konverter katalitik yang efisien memiliki dua tujuan; Mengoksidasi CO dan
hidrokarbon-hidrokarbon yang tidak terbakar menjadi CO2 dan H2O, dan
mereduksi NO dan NO2 menjadi N2 dan O2. Gas buang panas yang telah
diinjeksi dengan udara dilewatkan ke bilik pertama dari salah satu converter
untuk mempercepat pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan untuk
menuurunkan emisi CO. (Gambar di bawah menunjukan penampang
melintang dari converter katalitik, mengandung Pt atau Pd atau oksida logam
transisi seperti CuO atau Cr2O3). Namun, karena suhu tinggi meningkatkan
produksi NO, diperlukan satu lagi bilik kedua yang berisi katalis berbeda
(logam transisi atau oksida logam transisi) dan bekerja pada suhu yang lebih
rendah untuk menguraikan NO menjadi N2 dan O2 sebelum dibuang lewat
knalpot.

Gambar 2.6 Katalitik konverter pada mobil yang memiliki dua tahap

28
Katalis Homogen
Dalam katalis homogen, reaktan dan katalis terdispersi dalamsatu fasa,
biasanya fasa cair. Katalis asam dan basa adalah jenis katalis homogen yang
paling penting dalam larutan berwujud cairan. Contohnya, reaksi etil asetat
dengan air yang menghasilkan asam asetat dan etanol biasanya berlangsung
sangat lambat sehingga sukar diukur.

Tanpa kehadiran katalis, hukum lajunya adalah:

Laju = k [CH3COOC2H5]

Namun, reaksi dapat dikatalisis oleh asam. Dengan bantuan asam klorida,
lajunya menjadi

Laju = kc [CH3COOC2H5][H+]

Katalis Enzim

Dari semua proses rumit yang ada dalam sistem makhluk hidup,
tidak satu pun yang lebih menarik atau lebih penting dari pada katalis enzim.
Enzim adalah katalis biologis. Kenyataan yang menakjubkan tentang enzim
adalah bahwa enzim tidak saja dapat meningkatkan laju reaksi biokimiawi
sebanyak sekitar 106 sampai 1018 kali, tetapi enzim juga sangat spesifik. Satu
enzim hanya bekerja untuk molekul-molekul tertentu yang disebut substrat
(dengan kata lain, reaktan), dan tidak mengganggu bagian lain dari sistem itu.
Telah diperkirakan bahwa rata-rata sel hidup dapat mengandung sampai 3000
enzim yang berbeda, masing-masing mengkatalisis reaksi spesifik yang
substratnya dikonversi menjadi produk yang sesuai. Katalis enzim biasanya
merupakan katalis homogen dengan substrat dan enzim berada dalam larutan
berair yang sama.

29
Enzim umumnya adalah suatu molekul protein berukuran besar yang
mengandung satu atau lebih tapak aktif tempat terjadinya interaksi enzim
dengan substrat. Tapak-tapak ini memiliki struktur sesuai dengan
molekulnya, sama seperti kunci yang sesuai dengan gembok tertentu. Akan
tetapi, molekul enzim (atau setidaknya tapak aktifnya) memiliki struktur yang
agak lentur dan dapat dimodifikasi bentuknya agar pas dengan berbagai jenis
substrat.

Gambar 2.7 Model enzim gembok-kunci yang menggambarkan kespesifikan


enzim untuk molekul susbtrat

Tinjauan matematis untuk kinetika enzim cukup rumit,meskipun kita telah


mengetahui tahap dasar yang terlibat dalam reaksinya. Skema sederhananya
adalah:

E + S ↔ES

ES → P + E

dengan E, S, dan P adalah enzim, substrat, dan produk, dan ES adalah zat
antara enzim-substrat. Gambar di bawah menunjukan energi potensial untuk

30
reaksi ini. Sering kali diasumsikan pembentukan ES dan penguraiannya
kembali ke molekul enzim dan molekul susbtrat terjadi dengan cepat dan
bahwa tahap penentu lajunya adalah pembentuk produk. Secara umum, laju
reaksi seperti itu dinyatakan dengan persamaan

laju = Δ[P] / Δt

= k [ES]

Konsentrasi dari zat antara ES ini sendiri berbanding lurus dengan banyaknya
substrat yang ada, dan plot laju versus konstrasi substrat biasanya akan
menghasilkan kurva seperti yang ditunjukan pada gambar di bawah. Mula-
mula laju meningkat dengan cepat dengan meningkatnya konsentrasi substrat.
Namun, di atas kosentrasi tertentu,semua tapak aktif terisi, dan reaksi menjadi
berorde ke-nol untuk substrat. Dengan kata lain, laju tetap sama meskipun
konsentrasi substrat meningkat. Pada titik ini dan sesudahnya, laju
pembentukan produk hanya bergantung pada seberapa cepat zat antara ES
terurai, bukan pada banyaknya molekul substrat yang ada.

Penggolongan katalis berdasarkan fasenya di dalam sistem reaksi


Katalis homogen
Yakni jika fase katalis sama dengan fase reaktan dan fase produk
reaksi (atau: fase katalis = fase reaksi). Yang paling umum berupa fase cair,
dengan katalis dan reaktan berada dalam larutan. Katalis homogen merupakan
katalis yang mempunyai fasa sama dengan reaktan dan produk. Penggunaan
katalis homogen ini mempunyai kelemahan yaitu: mencemari lingkungan,
dan tidak dapat digunakan kembali. Contoh Katalis Homogen : Katalis dan
pereaksi berwujud gas, dan katalis dan pereaksi berwujud cair. Sebagian
besar reaksi katalis homogen adalah asam basa, seperti halnya reaksi
hidrolisis dari ester atau mutarotasi glukosa.

31
- Keunggulan: aktivitas dan selektivitasnya tinggi, tidak mudah teracuni
oleh keberadaan pengotor, mudah dioperasikan, mudah dimodifikasi,
mudah untuk dipelajari.
- Kekurangan: sulit dipisahkan dari campuran reaksi, kurang stabil pada
suhu tinggi. Karena alasan-alasan tersebut, katalisis homogen terbatas
penggunaannya di industri, biasanya dalam pembuatan zat kimia khusus,
obat-obatan, dan makanan; kecuali pada produksi asam asetat, proses
alkilasi olefin, dan hidroformilasi.

Katalis homogen adalah suatu jenis dari katalisis di mana katalis


menempati fase yang sama dengan reaktan. Katalis homogen adalah senyawa
yang ada dalam fase yang sama (gas atau cair) sebagai reaktan. Campuran
homogen adalah Sebuah zat yang seragam dalam komposisi. Katalisis asam,
katalis organologam, dan katalisis enzimatik adalah contoh katalis homogen.
Paling sering, katalis homogen melibatkan pengenalan katalis fase cair ke
dalam larutan reaktan. Dalam kasus tersebut, asam dan basa sering katalis
sangat efektif, karena mereka dapat mempercepat reaksi dengan
mempengaruhi polarisasi ikatan. Katalis homogen digunakan dalam berbagai
aplikasi industri, karena memungkinkan untuk peningkatan laju reaksi tanpa
peningkatan suhu. Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau
lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantara kimia yang selanjutnya
bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang
memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik,
di mana C melambangkan katalisnya:
A + C → AC (1)
B + AC → AB + C (2)
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya
dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya
menjadi,
A + B + C → AB + C
Contoh katalis homogen:

32
- Reaksi berkatalis homogen, fase gas
CO (g) + ½ O2 (g) → CO2 (g) katalis:
NO (g) CH3CHO (g) → CH4 (g) + CO (g) katalis: uap I2
- Reaksi berkatalis homogen, fase cair
C12H22O11 + H2O → C6H12O6 + C6H12O6 katalis: asam
CH3COOC2H5 + H2O → CH3COOH + C2H5OH katalis: asam
- Katalis gas NO2 pada pembuatan gas SO3.
- Katalis gas Cl2 pada penguraian N2O

Proses katalitik pada reaksi berkatalis homogen berlangsung melalui


pembentukan senyawa kompleks dan penyusunan ulang antara molekul-
molekul reaktan dengan ligan katalis.

Katalis heterogen
Yakni jika fase katalis tidak sama dengan fase reaktan dan/atau fase
produk reaksi (atau: fase katalis ≠ fase reaksi). Pada umumnya:
fase katalis → padatan
fase reaksi → gas
Sifat-sifat katalis heterogen : Mudah dipisahkan dari campuran reaksi, Tahan
dan stabil terhadap suhu relatif tinggi, Mudah disiapkan dalam bentuk pellet
katalis padat, Konstruksinya sederhana Hingga tahun 1980-an sekitar 90%
katalis yang digunakan di dalam proses industri kimia berupa katalis
heterogen. Katalis heterogen biasanya membutuhkan pendukung (support),
karena pendukung katalis memiliki kekuatan mekanik, tahan panas,
mempunyai kerapatan ruah yang optimal, dan kemampuan pelarutan fase
aktif. Dalam mempelajari katalis asam basa akan diketahui katalisator asam
spesifik, katalisator basa spesifik, katalisator asam umum dan katalisator
basa umum.
Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis
menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat)
untuk sementara terjerap. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah

33
sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk
dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.
Contoh:
- Katalis padat Fe untuk Proses Haber pada pembuatan amonia:
N2 (g) + 3 H2 (g) ↔ 2 NH3 (g)
- Katalis padat Fe2O3-BiO2 untuk oksidasi amonia pada pembuatan asam
nitrat:
NH3 (g) + 5 O2 (g) ↔ 4 NO (g) + 6 H2O (g)
- Katalis padat Ni pada hidrogenasi hidrokarbon:
R1CH=CHR2 (l) + H2 (g) → R1CH2CH2R2 (l)
(minyak tak jenuh) (lemak jenuh)
- Katalis arang (C) pada pembuatan asam khlorida:
H2 (g) + Cl2 (g) → 2 HCl (g)
- Katalis logam Ni pada reaksi hidrogenasi etena ( C2H4 ).
- Katalis logam Rodium atau Iridium pada proses pembuatan asam etanoat.
- Katalis logam Ni pada proses pembuatan mentega.
- Katalis logam V2O5 pada reaksi pembuatan asam sulfat ( proses Kontak )

Penggolongan katalis berdasarkan keberadaannya di alam

1. Katalis Biokimia
Disebut juga enzim. Merupakan senyawa protein berukuran koloid.
Dijumpai dalam sistem biokimia dan makhluk hidup. Contoh: enzim-enzim
dalam sistem pencernaan tubuh manusia enzimenzim dalam tumbuhan.
Bekerja pada suhu ambient. Setiap enzim mempunyai suhu optimum (suhu
operasi ketika aktivitasnya mencapai maksimum). Peningkatan suhu di atas
suhu optimumnya akan mengakibatkan kerusakan enzim (denaturasi protein).
Contoh: Enzim amilase = membantu menghidrolisis amilum menjadi
maltose; Enzim katalase = menguraikan H2O2 menjadi O2 dan H2O; Enzim
lipase = menguraikan lipid menjadi gliserol dan asam lemak.

34
2. Katalis yang dibuat oleh manusia (man-made catalyst)

Bekerja pada suhu relatif tinggi. Sebagian besar berupa katalis padat.
Contoh: Katalis V2O5 untuk reaksi oksidasi SO2 : SO2 (g) + ½ O2 (g) ↔
SO3 (g) Katalis Fe-base untuk reaksi sintesis amonia: N2 (g) + 3 H2 (g) ↔ 2
NH3 (g) Katalis oksida Cu-Zn untuk reaksi sintesis metanol: nmCO (g) + 2
H2 (g) ↔ CH3OH (g)

2.5. Katalis Padat (Katalis Heterogen)


Pengertian Katalis Heterogen
Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda
dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisisnya. Penggunaan
katalis heterogen biasanya pada suhu dan tekanan tinggu.
Umumnya katalis heterogen berupa zat padat yang terdiri dari
logam atau oksida logam. Keuntungan penggunaan katalis
heterogen adalah katalisnya dapat dipisahkan dengan penyaringan
dari produk bila reaksi telah selesai. Banyak proses industri
yang menggunakan katalis heterogen, sehingga proses dapat
berlangsung lebih cepat dan biaya produksi dapat dikurangi.
Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu
bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana
pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerap.
Ikatan dalam substrat-substrat menjadi sedemikian lemah
sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk
dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.

35
Gambar Katalis Heterogen

Prinsip Kerja Katalis Heterogen

Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara


atau mengabsorpsi zat yang direaksikan. Sehingga katalis dapat
meningkatkan laju reaksi, sementara katalis itu sendiri tidak
mengalami perubahan kimia secara permanen.
Cara kerjanya yaitu dengan menempel pada bagian substrat
tertentu dan pada akhirnya dapat menurunkan energi pengaktifan
dari reaksi, sehingga reaksi berlangsung dengan cepat. Secara
umum proses suatu reaksi kimia dengan penambahan katalis
dapat dijelaskan sebagai berikut. Zat A dan zat B yang
direaksikan membentuk zat AB dimana zat C sebagai katalis.

A + B → AB (reaksi lambat)

Bila tanpa katalis diperlukan energi pengaktifan yang t


inggi dan terbentuknya zat AB lambat. Namun, dengan
adanya katalis C, maka terjadilah reaksi :

A + C → AC (reaksi cepat)

Energi pengaktifan diturunkan, maka AC terbentuk cepat


dan seketika itu juga AC bereaksi dengan B membentuk
senyawa ABC.

AC + B → ABC (reaksi cepat)

Energi pengaktifan reaksi ini rendah sehingga dengan c


epat terbentuk ABC yang kemudian mengurai menjadi AB dan
C. sesuai reaksi

36
ABC → AB + C (reaksi cepat)

Ada dua macam katalis, yaitu katalis positif (katalisator


) yang berfungsi mempercepat reaksi, dan katalis negatif
(inhibitor) yang berfungsi memperlambat laju reaksi. Katalis
positif berperan menurunkan energi pengaktifan, dan membuat
orientasi molekul sesuai untuk terjadinya tumbukan. Akibatnya
molekul gas yang teradsorpsi pada permukaan logam
ini menjadi lebih reaktif dari pada molekul gas
yang tidak terabsorbsi.

Mekanisme Katalis Heterogen


Adapun mekanisme reaksi katalisis heterogen secara umum adalah
sebagai berikut:
1. Difusi molekul reaktan ke permukaan katalis
2. Adsorpsi reaktan pada permukaan katalis.
3. Reaksi difusi reaktan pada permukaan katalis.
4. Reaksi dalam lapisan adsorpsi.
5. Desorpsi produk reaksi dari permukaan katalis.
6. Abfusi pada produk keluar dari permukaan katalis

Mekanisme Katalis Menurut Langmuir – Hinshelwood


Pada mekanisme menurut Langmuir-Hinshelwood,laju reaksi
heterogen dikendalikan oleh reaksi molekul teradsorpsi, dan bahwa
semua adsorpsi dan tekanan desorpsi berada dalam
kesetimbangan.Mekanisme katalis menurut Langmuir-
Hinshelwood:
1. Adsorpsi dari fase gas
2. Desorpsi ke fase gas
3. Disosiasi molekul di permukaan
4. Reaksi antara molekul teradsorpsi

37
Contoh reaksi dengan mekanisme Langmuir-Henshelwood :
 2 CO + O2 → 2 CO2 pada katalis Platina
 CO + 2H2 → CH3OH pada katalis ZnO.
 C2H4 + H2 → C2H6 Pada katalis tembaga
 N2O + H2 → N2 + H2O pada katalis Platina
 C2H4 + ½ O2 → CH3CHO pada katalis Paladium
 CO + OH → CO2 + H+ + e- pada katalis Platina

Mekanisme Katalis Menurut Eley Rideal


1. Adsorpsi dari fase gas

Difusi adalah peristiwa mengalirnya / berpindahnya suatu


zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian
berkonsentrasi rendah. Proses difusi molekul reaktan
kepermukaan atau difusi pada produk desorpsi merupakan
proses yang paling lambat dan tidak dapat ditentukan kecuali
pada penentuan proses teknik yang melibatkan penyerapan
katalis.

2. Desorpsi ke fase gas


3. Disosiasi molekul di permukaan
4. Reaksi antara molekul teradsorpsi
5. Reaksi antara gas dan molekul teradsorpsi

Contoh reaksi dengan mekanisme Eley-Rideal :

C2H4 + ½ O2 (adsorbed) → H2COCH2 .


Adsorpsi disosiatif oksigen kemungkinan akan terjadi,
sehingga akan membentuk produk sampingan karbon dioksida dan
air.
CO2 + H2(ads.) → H2O + CO
2NH3 + 1½ O2 (ads.) → N2 + 3H2O

38
C2H2 + H2 (ads.) → C2H4 .

Contoh Katalis Heterogen


Umumnya katalis heterogen berupa zat padat yang terdiri dari
logam atau oksida logam. Contoh-contoh dari katalis heterogen
adalah zeolit, CaO, MgO, dan resin penukar ion.Proses katalitik
menggunakan katalis heterogen dalam industri pertama kali pada
tahun 1857, menggunakan Pt untuk mengoksidasi SO2 menjadi
SO3 dalam larutan asam.

Reaksi Katalis
C4H10 → Butena dan C4H6 (butadiena)CH4 Cr2O3 - Al2O3Ni support
atau hidrokarbon lain + H2O → CO + H2
Pd dalam Al2O3 atau padatan
C2H2 + 2H2 → C2H6 pendukung Ni-Sulfida.

Hidrocraking Logam (seperti Pd) pada zeolit

CO + 2H2 → CH3OH Promotor ZnO dengan Cr2O3 atau


promoter Cu1 – ZnO dengan Cr2O3
atau Al2O3.

Tabel Beberapa contoh katalis heterogen dalam dunia industri

Beberapa reaksi dengan katalis heterogen:

1. Reaksi hydrolisis senyawa hidrokarbon tak jenuh:


Etylene dipanaskan pada temperatur 300oC dengan
menggunakan katalis celite akan menghasilkan etanol.
Reaksinya: C2H4 + H2O → C2H5OH
2. Reaksi hidroklorinasi acetilen dengan HCl, menggunakan
mercuri klorida akan menghasilkan vynil klorida.
Reaksinya: CH=CH + HCl → CH2=CHCH2 + 2H2

39
3. Hydrogenasi butana dengan menggunakan katalis Al2O3 dan
CuO3 akan menghasilkan 1,3 butadiena
Reaksinya: CH3CH2CH2CH3 → CH2=CHCH2 + 2H2
4. Proses Haber dalam pembuatan ammonia.
5. Proses Kontak pada pembuatan H2SO4.
6. Oksidasi ammonia pada pembuatan asam nitrat.
7. Hidrogenasi hidrokarbon.
8. Pembuatan asam klorida.

Katalis Pendukung
Katalis heterogen biasanya membutuhkan pendukung
(support), karena pendukung katalis memiliki kekuatan mekanik,
tahan panas, mempunyai kerapatan ruang yang optimal, dan
kemampuan pelarutan fase aktif. Pendukung juga meningkatkan
luas permukaan, memiliki pori serta ukuran partikel yang optimal,
dan peningkatan fungsi kimiawi seperti perbaikan aktivitas.
Pemilihan pendukung didasarkan pada beberapa hal :

1. Keinertan
2. Sifat mekanik yang diinginkan, termasuk ketahanan terhadap
kikisan, kekerasan dan ketahanan terhadap tekanan.
3. Kestabilan pada kondisi reaksi dan regenerasi.
4. Luas permukaan, diutamakan yang memiliki luas permukaan
besar agar semakin banyak sisi aktif katalis yang terdistribusi.
5. Porositas, meliputi ukuran pori rata-rata dan distribusi ukuran
pori
6. Sifat ekonomis bahan.

Peran Katalis Heterogen

Katalis heterogen merupakan katalis yang memiliki fasa yang


berbeda dengan reaktannya.Salah satu peranan katalis heterogen

40
adalah Al2O3 sebagai katalis converter gas buang pada kendaraan
bermotor.
- Jenis katalis heterogen yang berfungsi disini adalah Catalytic
converter yang merupakan alat yang digunakan sebagai
kontrol emisi gas buang yang diletakkan setelah exhaust
manifold pada sistem pembuangan kendaraaan bermotor .
Katalis automotive (converter) ini pertama kali didesain pada
tahun 1975 di US yang bertujuan untuk mengurangi polusi
udara dengan cara mengkonversi gas karbonmonoksida (CO),
nitrogen oksida (NOx) dan hidrokarbon (HC) yang merupakan
gas buang dari reaksi pembakaran bahan bakar yang tidak
sempurna pada kendaraan bermotor
- Katalis heterogen penting juga dalam industry minyak. Salah
satu terapan yang menarik adalah produksi bahan bakar cair
sintesis seperti bensin dari minyak diesel dengan cara reaksi
hidrogemn, H2 dengan karbon monoksida, CO. Dengan suatu
katalis logam yang tepat seperti nikel atau kobalt, karbon
monoksida akan bereaksi dengan hidrogen untuk menghasilkan
air dan hidrokarbon.
- Penggunaan katalis pada alat control yang disebut auto exhaust
emissions. Mobil-mobil yang dijual di Amerika sekarang
dilengkapi dengan “catalytic converters”.Alat ini
menggunakan suatu lempeng campuran oksida logam dimana
gas-gas yang sudah kotor lewat setelah gas-gas tersebut
bercampur dengan udara. Katalis secara efektif menaikkan
oksidasi CO dan hidrokarbon lain-lain menjadi CO2 dan
H2O.Katalis pada catalytic converters yang baru
menghilangkan juga pencemar oksida nitrogen dengan
mempercepat penguraiannya menjadi nitrogen dan oksigen.

41
Pembuatan Asam Nitrat

Asam nitrat ialah salah satu asam anorganik yang paling penting.
Asam ini digunakan dalam produksi pupuk, zat warna,obat-obatan dan
bahan peledak. Metode industri yang utama dalam memproduksi asam
nitrat ialah proses Ostwalk. Bahan awalnya yaitu ammonia dan molekul
oksigen, dipanaskan dengan tambahan adanya katalis platina-
rodiumsampai sekitar 800̊ C :

4NH3(g) +5O2(g) → 4NO(g) +6H2O(g)

Nitrat oksida yang terbentuk mudah teroksidasi (tanpa katalis)


menjadi nitrogen dioksida:

2NO(g) + O2 → 2NO2(g)

Ketika dilarutkan di dalam air, NO2 membentuk asam nitrit dan


asam nitrat:

2NO2(g) + H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)

Jika dipanaskan, asam nitrit berubah menjadi asam nitrat sebagai


berikut:

3HNO2(aq) → HNO3(aq) + H2O(l) + 2NO(g)

NO yang dihasilkan dapat didaur ulang untuk menghasilkan NO2


pada tahap kedua.

-Konverter Katalitik

Pada suhu tinggi di dalam mesin mobil yang sedang berjalan gas
nitrogen dan oksigen bereaksi membentuk nitrat oksida:

42
N2(g) + O2(g) → 2NO(g)

Ketika lepas ke atmosfer, NO segera bergabung dengan O2


membentuk NO2. Nitrogen dioksida dan gas lain yang diemisikan oleh
mobil, seperti karbon monoksida (CO) dan berbagai hidrokarbon yang
terbakar, menjadikan mobil sebagai sumber pencemar udara yang
utama. Sebagian besar mobil baru dilengkapi dengan converter
katalitik. Konverter katalitik yang efisien memiliki dua tujuan :
mengoksidasi CO dan H2O, dan mereduksi NO dan NO2 menjadi N2
dan O2. Gas buang panas yang telah diinjeksi dengan udara
dilewatkan ke bilik pertama dari salah satu converter untuk
mempercepat pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan untuk
menurunkan emisi CO. Namun karena suhu tinggi meningkat
produksi NO, diperlukan satu lagi bilik kedua yang berisi katalis
berbeda (logam transisi atau oksida logam transisi) dan bekerja pada
suhu yang lebih rendah untuk menguraikan NO menjadi N2 dan O2
sebelum gas dibuang lewat knalpot.

Mekanisme dari katalis padat dengan reaktan fasa gas, dimana


terjadi pembentukan kompleks reaktan dengan katalis setelah
pembentukan produk adalah sebagai berikut :

1. Reaktan terbawa oleh aliran gas pembawa sampai kepermukaan luar


partikel katalis.
2. Difusi reaktan dari permukaan luar masuk melalui pori dalam partikel
katalis.
3. Reaktan diadsorpsi pada sisi aktif katalis sehingga menimbulkan
energi adsorpsi
4. Reaksi pembentukan produk antara permukaan sampai terjadinya
produk.
5. Produk didesorpsi dari katalis keluar melalui pori bagian partikel
katalis.

43
6. Difusi produk menuju permukaan luar partikel katalis.
7. Produk mengikuti aliran gas pembawa.

Persyaratan kunci dalam katalisis heterogen ialah bahwa pereaksi


fase gas atau larutan diadsorpsi kepermukaan katalis. Tidak semua
atom – atom permukaan sama efektifnya sebagai katalis, bagian yang
efektif tersebut disebut sisi aktif katalis. Pada dasarnya, katalis
heterogen mencakup :

1. adsorpsi pereaksi,
2. difusi pereaksi sepanjang permukaan,
3. reaksi pada sisi aktif membentuk hasil reaksi yang diadsorpsi, dan
4. lepasnya (desorpsi) hasil reaksi.

Keuntungan Katalis Heterogen

Keuntungan dari katalis heterogen adalah ramah lingkungan,


tidak bersifat korosif, mudah dipisahkan dari produk dengan cara
filtrasi, serta dapat digunakan berulangkali dalam jangka waktu
yang lama. Selain itu, katalis heterogen meningkatkan kemurnian
hasil karena reaksi samping dapat dieliminasi.

Keuntungan lain penggunaan katalis heterogen adalah


katalisnya dapat dipisahkan dengan penyaringan dari produk bila
reaksi telah selesai. Banyak proses industri yang menggunakan
katalis heterogen, sehingga proses dapat berlangsung lebih cepat
dan biaya produksi dapat dikurangi. Beberapa logam
ada yang dapat mengikat cukup banyak molekul-molekul gas pada
permukannya, misalnya Ni, Pt, Pd dan V. Gaya tarik menarik
antara atom logam dengan molekul gas dapat memperlemah
ikatan kovalen pada molekul gas, dan
bahkan dapat memutuskan ikatan itu.

44
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1. Katalis adalah suatu senyawa kimia yang menyebabkan reaksi


menjadi lebih cepat untuk mencapai kesetimbangan tanpa mengalami
perubahan kimiawi diakhir reaksi. Katalis menurunkan energi yang
dibutuhkan untuk mencapai keadaan transisi pada reaksi,
memungkinkan interaksi yang lebih pada molekul untuk mencapai
keadaan tersebut. Namun, katalis tidak mempengaruhi proses reaksi
yang berlangsung. Dengan kata lain, meskipun katalis mempengaruhi
kinetika reaksi, keadaan ekuilibrium tetap, tidak terpengaruh. Katalis
tidak mengubah nilai kesetimbangan dan berperan dalam
menurunkan energi aktivasi.
2. Katalis terutama banyak dipergunakan untuk membantu dalam proses
industri seperti dalam pengilangan minyak bumi dan proses produksi
bahan kimia umum atau kimia khusus. Selain dikedua jenis industri
tersebut, katalis juga dipergunakan dalam proses produksi produk
makanan, pembangkit listrik tenaga nuklir, kendaraan, dan untuk
kegiatan pengendalian pencemaran. Dalam proses di kilang minyak
bumi, katalis yang banyak dipergunakan adalah katalis reforming,
isomerasi dan hydrocracking. Fungsi katalis-katalis tersebut pada
dasarnya untuk membantu memecah rantai senyawa karbon.
3. Peran katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat
reaksi) dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan
dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya
energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat
berlangsung lebih cepat.
4. Secara Umum Katalis dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu Katalis
Homogen, Katalis Heterogen, Katalis enzimatik.

45
5. Keuntungan dari katalis heterogen adalah ramah lingkungan, tidak
bersifat korosif, mudah dipisahkan dari produk dengan cara filtrasi,
serta dapat digunakan berulangkali dalam jangka waktu yang lama.
Selain itu, katalis heterogen meningkatkan kemurnian hasil karena
reaksi samping dapat dieliminasi.
.

46
Daftar Pustaka

Anonim.2012.http://batalyonchamistr.blogspot.co.id/2012/09/penerapan-laju-
reaksi-dalam-bidang.html

FerryEndi.2011.http://endiferrysblog.blogspot.com/2011/06/katalis-
heterogen.html?m=1

Krisnadwi.2013.https://bisakimia.com/2013/06/06/pendahuluan-katalis-heterogen/

Mulyadi Tedi.2015.https://budisma.net/2015/03/pengertian-dan-manfaat-katalis-
heterogen-.html

Shahabaqillah.2015.katalisheterogen.https://www.academia.edu/18544202/katalis
_heterogen_3KC_polsri

47

Anda mungkin juga menyukai