Anda di halaman 1dari 57

PROSES PEMISAHAN 1

JURUSAN TEKNIK KIMIA


UNJANI
Pendahuluan
• Kuliah Proses Pemisahan
• SKS (Kredit) : 3 sks
• Status : Wajib

• Tujuan Pembelajaran
• Mahasiswa dapat memahami pentingnya proses pemisahan dalam sebuah
industri, mengenal teknologi pemisahan, merancang alat pemisahan di
industri
Perkuliahan
• Dosen :
Lulu Nurdini , ST., MT
• Jadwal Kuliah :
• Selasa :
Jam 10.00 – 12.30 WIB
• Ruang B 3.13
• Periode Kuliah : 11 september 2017 – 5 januari 2018
• UTS : 30 Oktober – 10 November 2017
• UAS : 2 – 14 Januari 2017
Penilaian
• Bobot
• Kuis & Tugas : 15%
• UTS : 40%
• UAS : 45%
• Total : 100%
• Nilai
• A : > 80
• AB : 76-80
• B : 66-75
• BC : 61-65
• C : 51-60
• D : 40-50
• E : < 40
Buku Acuan
• Henley, Ernest J, Equilibrium-Stage Separation Operation in Chemical
Engineering, John Wiley & Sons Press
• Geankoplis, C.J., Transport Processes and Unit Operations, Prentice
Hall International, Inc., 3rd Ed
• McCabe,W.L., Smith,J.C., Harriot,P., Unit Operations of Chemical
Engineering, McGraw Hill, Inc., 5th Ed
Mengapa perlu proses pemisahan?

• Bahan baku tidak murni


• Reaktor tidak bekerja dengan
sempurna
Dasar pemisahan = perbedaan sifat fisik
Langkah awal untuk menentukan teknologi
pemisahan
• Mengumpulkan informasi mengenai sifat fisik komponen yang akan
dipisahkan
• Lalu, menanyakan beberapa hal sbb :
• Bagaimana cara membedakan komponen dari campurannya berdasarkan sifat
fisiknya?
• Apakah perbedaan komponen-komponen dalam campurannya cukup besar?
• Apakah perbedaan tersebut secara ekonomi memungkinkan?
• Apakah komponen yang dipisahkan menuju aliran yang tepat?
contoh

Sifat fisik Garam Gula


Tampilan Putih, berbentuk kristal Putih, berbentuk kristal
Ukuran Beberapa mikrometer Beberapa mikrometer
Rasa Asin Manis
Kemampuan meleleh Tidak meleleh Meleleh
Kelarutan dalam air Terlarut rterlarut
Dapat
dipisahkan
Homogen secara
mekanik
Fasa

Dapat
dibedakan
secara fisik
Proses Pemisahan 1

Equilibrium Based Separation


Objek proses pemisahan
• Campuran
• Campuran heterogen
• Campuran homogen
Pemisahan campuran heterogen

• Secara visual berbeda


• Secara fisikokimiawi berbeda
• Pemisahan mudah
• Kesulitan : jumlah yang dipisahkan
banyak
• Pemanfaatan gaya mekanik : dapat
digunakan
Pemisahan Campuran Homogen
• Secara visual tidak nampak
seperti campuran
• Membentuk sifat
fisikokimiawi yang berbeda
dari komponennya
• Pemisahannya sulit
• Pemanfaatan proses difusi
Pemanfaatan proses difusi
• Perbedaan laju difusi suatu senyawa dalam medium
• Difusi antar fasa yang menuju ke keadaan setimbang dan pada
keadaan setimbang umumnya memberikan komposisi yang berbeda
Perbedaan Laju Difusi
• Campuran A dan B dipaksa
menerobos medium pemisah
• Pada medium pemisah, laju
difusi A lebih cepat daripada
laju difusi B
• Disisi kanan konsentrasi A
meningkat
• Perlu adanya gaya dorong
• Kunci pemisahan : pada
medium pemisah
• Medium pemisah : membran
polimer/keramik
• Gaya dorong : beda tekan, beda
konsentrasi, beda muatan, dsb
Pemanfaatan difusi antar fasa
• Separating agent menyebabkan
campuran menjadi dua fasa
• A dan B berdifusi menuju ke
keadaan setimbang
• Komposisi kesetimbangan
berbeda
• Kunci pemisahan : fasa yang
setimbang  separating agent yg
sesuai
• Separating agent : massa/energi
Klasifikasi Teknologi Pemisahan
Teknologi Input Output Dasar
pemisahan
Mechanical 2 fasa 2 fasa Perbedaan ukuran
/ densitas
Rated based 1 fasa 1 fasa Perbedaan
kecepatan
pergerakan suatu
bahan dalam suatu
media
Equilibrium based 1 fasa 2 fasa Perbedaan
komposisi 2 fasa
dalam
kesetimbangan
Filtrasi

Flotasi
Sedimentasi Mechanical
Separation

Sentrifugasi Press
Equilibrium based separation
• Umpan : biner, multikomponen dalam satu fasa
• Output : dua fasa
• Perubahan fasa membutuhkan energi maupun melepaskan energi
• Separating agent : energi atau bahan aditif
Beberapa teknologi pemisahan

1. Evaporasi
2. Kondensasi Membutuhkan ENERGI
sebagai Separating
3. Distilasi
agent
4. Kristalisasi
5. Pengeringan
Beberapa teknologi pemisahan

1. Absorpsi
2. Adsorpsi Membutuhkan bahan
aditif sebagai
3. Leaching Separating agent
4. Ekstraksi
Heuristik pemilihan teknologi pemisahan
• Jika umpan dalam dua fasa, gunakan pemisahan mekanik
• Jika umpan dalam satu fasa, pilih pemisahan berdasarkan
kesetimbangan. Terutama utk produk dalam skala besar
• Penggunaan teknologi rated based separation hanya utk skala kecil,
high value added yg membutuhkan tingkat kemurnian tinggi
• Pemisahan berdasarkan kesetimbangan harus diperhatikan (1)
perbedaan titik didih, (2) titik leleh, (3) kelarutan dlm berbagai
pelarut, (4) ikatan terhadap permukaan padatan
• Beroperasi pada kondisi suhu dan tekanan mendekati ambien, dan
lebih baik beroperasi pada kondisi diatas kondisi ambien dari pada
dibawahnya
• Hindari penambahan zat asing jika memungkinkan
• Daur ulang untuk bahan dalam jumlah kecil, gunakan teknologi
dimana biaya meningkat seiring dgn peningkatan jumlah bahan yang
ter-daur ulang
Distilasi : kesetimbangan uap-cair
• A lebih mudah menguap
• B lebih sukar menguap
• Campuran Air (A) -
Asam Asetat (B)
• Campuran cair  separating
agent + energi  menguap
sebagian
• Campuran uap  separating
agent + energi  terkondensasi
sebagian
• Separating agent bisa berupa
massa tapi temperaturnya
berbeda
• Setelah setimbang  komposisi di
fasa uap dan fasa cair tetap
• Komposisi kesetimbangan di fasa uap
dan fasa cair umumnya berbeda
• A lebih mudah menguap  banyak di
fasa uap
• B sukar menguap  banyak di fasa
cair
• Komposisi kesetimbangan
dipengaruhi oleh kondisi : tekanan
dan temperatur
Jumlah dan Komposisi
• Dalam perhitungan dan analisis proses distilasi :
• Digunakan besaran molar
• Jumlah dalam mol, kmol, lbmol
• Komposisi dalam : fraksi mol, atau persen mol
Notasi komponen & komposisi
• Pada perhitungan distilasi biner :
• Komponen yang mudah menguap diberi simbol A dan komponen yang lebih
sukar menguap diberi simbol B
• Komposisi dinyatakan dalam fraksi mol dengan notasi :
• Y untuk fasa uap (yA, yB)
• X untuk fasa cair (xA, xB)
• Z untuk campuran keseluruhan baik satu fasa maupun dua fasa (zA, zB)
FASA UAP V = 30 Mol
A = 25 mol yA = 0,8333
B = 5 mol yB = 0,1667

UMPAN
A = 30 mol
B = 70 mol
FASA CAIR L = 30 Mol
A = 5 mol xA = 0,0714
B = 65 mol xB = 0,9286
Total = 100 Mol
zA = 0,3000
zB = 0,7000
• Proses pemisahan secara distilasi dengan mudah dapat dilakukan
terhadap campuran jika :
• Dalam keadaan standar berupa cairan, saling melarutkan menjadi campuran
homogen
• Mempunyai sifat kemuapan relatif () yang cukup besar
Cara menentukan kesetimbangan uap-cair

Hukum Raoult, untuk larutan biner ideal :


pA = poA.xA ,
dengan pA = tek. parsial A di fasa uap,
poA = tek. uap murni A pada suhu yg sama, dan
xA = fraksi mol A di fasa cair.

Kemuapan relatif (relative volatility) :


untuk larutan biner AB, jika komponen A lebih mudah
menguap dibanding B, maka kemuapan relatif A terhadap B
ditulis sebagai :

 AB 
 yA / x A 

 yA / x A 
y B / x B  1  y A  / 1  x A 
36
 AB 
 yA / x A 

 yA / x A 
y B / x B  1  y A  / 1  x A 

𝑃𝐴 𝑥𝐴 𝑃𝐵 𝑥𝐵
𝑦𝐴 = 𝑦𝐵 =
𝑃 𝑃
𝑃𝐴
𝛼𝐴𝐵 =
𝑃𝐵

• Ketika nilai  > 1, maka pemisahan dapat dilakukan


• Nilai  berubah tergantung konsentrasi
Tekanan Uap Murni
• Tekanan uap murni suatu komponen dapat dicari dengan
menggunakan data-data persamaan Antoine :

𝐵
ln 𝑃 = 𝐴 −
(𝑇 + 𝐶)
• Hitunglah kemuapan relatif untuk campuran air – asam asetat pada
suhu 100oC, dengan fraksi massa cairan masing-masing 40% dan
60%!

A B C
Air 16,5362 3985,44 -38,9974
Asam Asetat 15,8667 4097,86 -27,4937
*(kPa,K)
• Hitunglah komposisi uap dan komposisi cairan pada kondisi
kesetimbangan (T=950C) !

DATA ANTOINE (kPa, K)


A B C
Bensena 14,1603 2948,78 -44,5633
Toluena 14,2515 3242,38 -47,1806
• Hitunglah komposisi cairan dan
komposisi uap dari campuran
bensena dan toluena pada suhu
tertentu (sesuai data di samping)!
Kurva Kesetimbangan Bensena-Toluena
1,2

0,8

0,6

0,4

0,2

0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
A vapor that is 70% mol benzene and 30% mol toluene is in
equilibrium with a liquid mixture of the same two species. The
absolute pressure in the system is 160 mmHg. Estimate the
composition of the liquid and the system temperature!

𝐵
log 𝑃 = 𝐴 −
𝑇+𝐶

P (mmHg), T (0C)
Other representations of equilibrium data
• Koefisien distribusi atau nilai K
KA = yA /xA
• Nilai K tergantung pada konsentrasi, tekanan, dan suhu
• Untuk senyawa hidrokarbon, nilai K dapat ditentukan dengan
menggunakan monograph DePriester
• Untuk campuran ideal, tekanan uap suatu komponen dapat dicari dengan persamaan :
PA = xA PoA
• Berdasarkan Hukum Dalton untuk tekanan parsial komponen :
𝑃𝐴
𝑦𝐴 =
𝑃
• Dengan menggabungkan kedua persamaan diatas, maka....

𝑥𝐴 𝑃𝐴𝑜
𝑦𝐴 =
𝑃
𝑃𝐴
𝐾𝐴 =
𝑃
48
Memanfaatkan monograph DePriester

Tentukan nilai T

Hitunglah nilai Ki

Jika
𝑁
Tentukan nilai
෍ 𝐾𝑖 𝑥𝑖 = 1
T baru
Tidak 𝑖=1
?

Ya
yi = Ki . xi

Selesai
49
• Persamaan yang digunakan :
𝑁

෍ 𝐾𝑖 𝑥𝑖 = 1
𝑖=1
(1)

𝐾𝑟𝑒𝑓 (𝑇𝑜𝑙𝑑 )
𝐾𝑟𝑒𝑓 = (2)
σ𝑁
𝑖=1 𝐾𝑖 𝑥𝑖 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛

Dari nilai Kref didapatkan nilai Tbaru, lalu cek dalam diagram
DePriester nilai K senyawa lain. Gunakan persamaan (1), hitung
sampai nilai K = 1
50
• Persamaan yang digunakan :
𝑁

෍ 𝑦𝑖 /𝐾𝑖 = 1
𝑖=1
(1)

𝑁 𝑦𝑖
𝐾𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑛𝑒𝑤 = 𝐾𝑟𝑒𝑓 (𝑇𝑜𝑙𝑑 ) σ𝑖=1 (2)
𝑥𝑖 𝑐𝑎𝑙𝑐

Dari nilai Kref didapatkan nilai Tbaru, lalu cek dalam diagram
DePriester nilai K senyawa lain. Gunakan persamaan (1), hitung
sampai nilai K = 1

51
Menghitung Bubble point temperatur
• Temukanlah Bubble point temperatur dari campuran yang
mengandung 15%-mol isopentana, 30%-mol n-pentana,
dan 55%-mol n-hexane. P = 1 atm.

Langkah-langkah penyelesaian :
• Konversikan nilai P (kPa)
• Ttrial = Kic5 > Knc5 > 1 > Knc6
• Tentukan Kref dalam kasus ini, gunakan Kref = c6 (n-heksana)
• Misal Ttrial = 50oC
maka : Kic5 = 2,1, Knc5 = 1,6, Knc6 = 0,58
• Lalu cek menggunakan persamaan :
𝑁

෍ 𝐾𝑖 𝑥𝑖 = 1
𝑖=1

• Lalu jika terlalu tinggi Ttrial nya, maka set Ttrial baru dengan persamaan

𝐾𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑜𝑙𝑑
𝐾𝑟𝑒𝑓 =
σ𝑁𝑖=1 𝐾𝑖 𝑥𝑖 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
• Lalu cek nilai Kref di monograph DePriester sampai nilai K = 1
• DePriester Chart memenuhi persamaan (Mc Williams, 1973) :
𝑎 𝑇1 𝑎 𝑇2 𝑎𝑃2 𝑎𝑃3
ln 𝐾 = 2 + + 𝑎 𝑇6 + 𝑎𝑃1 𝑙𝑛𝑃 + 2 +
𝑇 𝑇 𝑃 𝑃

Dimana nilai T dalam Rankine (oR)


nilai P dalam Psia

Konversi suhu
Rankine (oR) = K x 1,8
• Dengan menggunakan persamaan Williams, maka kita dapat mencari
nilai K dengan langkah-langkah sbb :
 Ttrial = 50oC, P = 1 atm
 cari nilai K masing-masing komponen dengan persamaan :
1
ln 𝐾 = 𝑎 𝑇1 2 + 𝑎 𝑇6 + 𝑎𝑃1 𝑙𝑛𝑃
𝑇
 Jika nilai K  1, maka cari nilai Ttrial baru

𝐾𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑜𝑙𝑑
𝐾𝑟𝑒𝑓 =
σ𝑁
𝑖=1 𝐾𝑖 𝑥𝑖 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
• Lalu hitung nilai Ttrial baru dengan persamaan :

1ൗ
𝑎 𝑇1 2
𝑇= 𝑎𝑃2 𝑎𝑃3
𝑙𝑛𝐾 − 𝑎 𝑇6 − 𝑎𝑃1 𝑙𝑛𝑃 − ൗ𝑃2 − ൗ𝑃

• Lakukan perhitungan sampai nilai K = 1

Anda mungkin juga menyukai