Anda di halaman 1dari 62

TUGAS AKHIR

PRA RANCANGAN PABRIK GAS NITROGEN, OKSIGEN DAN


ARGON DENGAN KAPASITAS 150.000 TON/TAHUN

“TUGAS KHUSUS PERHITUNGAN KOMPRESOR, DISTILASI,


DAN TANGKI”

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar
Sarjana Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta

OLEH :

DITA YULIA PUTRI (1110017411004)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS BUNG HATTA

PADANG

2015
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Udara merupakan salah satu sumber daya alam yang paling penting bagi
manusia. Ketersediaan udara yang melimpah di muka bumi ini membuat manusia
tidak perlu mengeluarkan biaya dalam memanfaatkannya, namun tidak semua
orang tahu bahwa selain oksigen masih ada kandungan udara lainnya yang bisa
dimanfaatkan seperti nitrogen dan argon. Seiring dengan kemajuan teknologi,
udara yang mulanya mengandung berbagai macam jenis gas dapat dipisahkan
berdasarkan sifat fisiknya seperti titik didih masing-masing komponen gas
sehingga mendatangkan nilai ekonomis.
Dalam dunia industri saat ini, kandungan udara seperti nitrogen, oksigen,
dan argon yang akan digunakan untuk proses produksi diperoleh dari udara bebas.
kandungan nitrogen di alam bebas sebanyak 78,08%, oksigen sebanyak 20,95%,
argon 0,93%, dan lain-lain 0,04%. Gas-gas tersebut kemudian mendapatkan
beberapa perlakuan sehingga nantinya terjadi perubahan fase dari gas menjadi
cairan.
Gas oksigen diperlukan untuk pembakaran dan sebagian besar manfaatnya
untuk industri dan medis. Gas nitrogen digunakan untuk keperluan industri,
medis, laboratorium,dan industri makanan, sedangkan gas argon digunakan untuk
pengelasan TIG ( Tungsten Inert Gas ) yang berfungsi untuk pengelasan
berkualitas tinggi dengan kecepatan peleburan atau penyatuan yang rendah dan
MIG (Metal Inert Gas ) berfungsi untuk peleburan atau penyatuan logam dengan
kecepatan tinggi dan sedang, sebagai gas pengisi dalam lampu pijar, lampu neon,
dan sebagai mix gases. Pabrik pengolah udara ini diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan gas industri, mengingat perannya terhadap pertumbuhan pabrik –
pabrik lain yang membutuhkan. Contoh industri yang membutuhkan produk gas
tersebut adalah :

1
1. Pabrik Petrokimia yang membutuhkan Nitrogen sebagai salah satu
penunjang dalam prosesnya atau sebagai gas purge.
2. Pabrik makanan dan minuman menggunakan Nitrogen liquid untuk
membekukan dengan cepat beberapa jenis makanan dengan
meminimalkan kerusakan sel dari kristal es, memperbaiki penampilan,
rasa dan textur.
3. PT. Trimitra Wisesa Abadi membutuhkan Argon dan Oksigen sebagai
penunjang pembuatan boiler, pressure tank, sebagai contohnya untuk
pengelasan
4. Pabrik Pembuatan gelas atau kaca yang membutuhkan gas oksigen dan
argon untuk melebur kaca supaya mendapatkan hasil yang lebih baik.
5. Pabrik pembuatan lampu membutuhkan gas argon sebagai bahan pengisi
tabung lampu.
Dalam memproduksi gas nitrogen, oksigen dan argon menggunakan
suatu plant yang bernama ASU ( Air separation unit ). ASU merupakan unit
pemisahan udara dengan menggunakan sistem distilasi bertekanan. Pemisahan
tersebut berdasarkan perbedaan titik didih dari masing – masing fraksi gas
yang terdapat di udara. Dengan berdirinya pabrik Industri gas ini akan
membutuhkan banyak tenaga kerja dan akan membuka banyak lapangan kerja
dan otomatis akan mengurangi pengangguran di Indonesia, khususnya di Riau.
1.2 Kapasitas
Besarnya kapasitas pabrik pembuatan gas oksigen, nitrogen dan argon
dapat ditentukan berdasarkan orientasi produk dan dapat juga mengacu kepada
pabrik gas yang sudah ada atau mengacu kepada kebutuhan gas dalam negeri,
seiring meningkatnya industri yang menggunakan gas oksigen, nitrogen dan
argon. Pemakaian gas tersebut tidak hanya pada industri baja tetapi pada industri
medis, makanan, dan perhotelan. Dari hasil pertumbuhan tersebut maka
kebutuhan gas oksigen, nitrogen dan argon dalam industri meningkat.

2
Industri-industri yang mengolah gas oksigen, nitrogen dan argon adalah
sebagai berikut :
1. PT. Samator Gas Industri, Jawa Timur kapasitas 260.383 ton/tahun
2. PT. Samator Gas, Batam kapasitas 126.000 ton/tahun
3. PT. Samator Gas, Subang kapasitas 160.000 ton/tahun
4. PT. Duta Surya Sukses, Batam kapasitas 250.920 ton/tahun

Tabel 1.1 Kebutuhan gas oksigen, nitrogen, argon di Indonesia


Tahun Kebutuhan gas oksigen nitrogen argon
(ton/tahun)
2009 102150,045
2010 137101,455
2011 154396,305
2012 125029,485
2013 261299,68

(sumber: www.bps.go.id)
Data dari Kebutuhan gas oksigen, nitrogen argon dapat diketahui
kebutuhan masa yang akan datang.

Gambar 1.1 Prediksi Kebutuhan Gas Oksigen, Nitrogen, Argon

3
Pabrik gas oksigen, nitrogen, argon direncanakan akan beroperasi pada
tahun 2018. Dari hasil prediksi, kebutuhan gas oksigen, nitrogen, argon untuk
tahun tersebut adalah 305.890 ton/tahun. Dan pabrik yang beroperasi nanti
direncanakan akan memenuhi 40% jumlah produksi pada tahun tersebut, yaitu
sebesar 150.000 ton/tahun.

1.3 Lokasi Pabrik


Penentuan lokasi pabrik merupakan salah satu hal yang sangat penting
dalam mendirikan suatu industri dimana penentuan ini berdasarkan pada faktor
teknis maupun ekonomis yaitu diharapkan dapat memberikan keuntungan yang
maksimum bagi pendiri pabrik maupun bagi masyarakat disekitar pabrik yang
akan didirikan.
Tabel 1.2 Analisa SWOT Pabrik gas

Internal Eksternal
Lokasi Variabel
Strength Weakness Opportunities Threat
(Kekuatan) (Kelemahan) (Keuntungan) (Tantangan)
Jalan Tujuh Putri. Bahan Baku Gratis
Kecamatan Teluk
Binjai, Kota
Pemasaran Transportasi Darat Dekat Pelabuhan
Dumai,Provinsi
 Transportasi Laut Kelang
Riau
Utilitas Penyediaan air Berada dikawasan
diperoleh dari air industri
PDAM
SDM SDM yang
berkualitas bisa
didapat dari SDM
dari universitas di
Riau
Kondisi Iklim cukup Jarang terjadi bencana
daerah stabil,temperatur alam seperti banjir
normal
Kuala enok, Bahan Gratis
Indragiri Hilir baku

4
Pemasaran  Transportasi darat Minimnya alat Dekat dengan Kondisi jalan
 Transportasi Laut transportasi Pelabuhan Samudra menuju Kuala
Kuala enok
memprihatinkan

Utilitas Dekat dengan


sumber air

Tenaga Dapat diperoleh


Kerja dari penduduk yang
bermukim di sekitar
pabrik

Kondisi Rawan
Daerah bencana alam
seperti :
longsor

Dari analisis SWOT pada Tabel 1.2 di atas dapat disimpulkan bahwa
pemilihan lokasi pabrik yang lebih berpotensi di Jalan Putri Tujuh, Kecamatan
Teluk Binjai, Kota Dumai, Provinsi Riau. Peta lokasi dapat dilihat pada Gambar
1.2

Gambar 1.2 Peta lokasi Pendirian Pabrik

5
Pabrik Gas akan didirikan di Jalan Putri Tujuh, Kecamatan Teluk Binjai,
Kota Dumai, Provinsi Riau Alasan pemilihan daerah ini sebagai lokasi disebabkan
oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Pemasaran dan Transportasi
Produk gas yang dihasilkan ditujukan untuk memenuhi permintaan
pasar dalam negeri seperti PT. Riau Sakti United Plantation membutuhkan
gas nitrogen, PT. Pasific Indo Palm membutuhkan gas oksigen, PT. Putri
Salju Satria membutuhkan gas argon dan PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk.
Lokasi pabrik dekat dengan sarana transportasi baik darat maupun laut
(pelabuhan Kelang) sehingga distribusi bahan baku dan produk dapat berjalan
lancar.
2. Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja di Riau cukup banyak tersedia sehingga dapat di
datangkan dari masyarakat setempat serta dapat juga didatangkan dari
daerah-daerah lain disekitarnya, sehingga kebutuhan tenaga kerja akan
terpenuhi. Sedangkan tenaga ahli diperoleh melalui kerja sama dengan
perguruan tinggi yang ada di Indonesia, salah satunya dari lulusan
universitas yang berada di daerah Riau
3. Utilitas
Kebutuhan air diambil dari air PDAM, dan kawasan industri, sedangkan
kebutuhan listrik dipasok dari PLN dan PLTD
4. Keadaan Iklim dan Bencana Alam
Lokasi ini merupakan daerah yang cukup stabil, temperatur udara
normal dan bencana lain seperti gempa bumi atau banjir besar jarang
terjadi sehingga kemungkinan operasi pabrik berjalan lancar.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1Tinjauan Umum

2.1.1 Komposisi Gas di Atmosfer

Atmosfer merupakan selimut bumi yang berupa udara dan memiliki


komposisi senyawa beraneka ragam. Udara adalah bagian dari atmosfer bumi
yang merupakan lapisan yang membungkus bumi setebal ± 86 km di atas
permukaan tanah. Senyawa yang paling banyak di atmosfer adalah Nitrogen dan
urutan ke dua adalah Oksigen.
Udara berupa campuran gas bersifat homogen, tak berwarna, tak berbau
dan tak berasa. Udara kering dan bersih mengandung 78,08 % nitrogen, 20,95 %
oksigen, 0,93 % argon dan 0,04 % gas lainnya seperti karbondioksida, neon,
helium, metana, hidrogen dan kripton. Karena kandungan nitrogen, oksigen,
argon, yang cukup banyak, hal ini menyebabkan udara dijadikan sebagai bahan
baku dalam memproduksi nitrogen, oksigen, argon, dengan berbagai tingkat
kemurnian

2.1.2 Gas Oksigen, Nitrogen, dan Argon


1. Gas Oksigen
Oksigen adalah unsur ketiga terbanyak yang ditemukan berlimpah di matahari,
dan memainkan peranan dalam siklus karbon-nitrogen, oksigen lebih larut dalam
air dari pada nitrogen. Pada suhu 0 °C, konsentrasi oksigen dalam air adalah 14,6
mg·L−1, pada suhu 20 °C oksigen yang larut adalah sekitar 7,6 mg·L−1. Pada suhu
25 °C dan 1 atm udara, air tawar mengandung 6,04 mL oksigen per liter,
manakala dalam air laut mengandung sekitar 4,95 mL per liter. Pada suhu 5 °C,
kelarutannya bertambah menjadi 9,0 mL (50% lebih banyak daripada 25 °C) per
liter untuk air murni dan 7,2 mL (45% lebih) per liter untuk air laut.
Oksigen cair dengan kadar kemurnian yang tinggi biasanya didapatkan dengan
distilasi bertingkat udara cair. Oksigen cair juga dapat dihasilkan dari
pengembunan udara, menggunakan nitrogen cair dengan pendingin. Oksigen
merupakan zat yang sangat reaktif dan harus dipisahkan dari bahan-bahan yang

7
mudah terbakar. Pada suhu dan tekanan biasa, oksigen didapati sebagai dua atom
oksigen dengan formula kimia O2.

2. Gas Nitrogen
Nitrogen adalah unsur kimia dalam table periodik yang memiliki lambang
N dan nomer atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau,
tanpa rasa dan merupakan gas diatomic bukan logam yang stabil, sangat sulit
bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya. Dinamakan zat lemas karena zat ini
bersifat malas, tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya.
Nitrogen mengisi 78,08 % atmosfir bumi dan tedapat dalam banyak
jaringan hidup. Zat lemas membentuk banyak senyawa penting seperti asam
amino, amoniak, asam nitrat dan sianida. Nitrogen memiliki sifat – sifat fisik
sangat dekat dengan oksigen sehingga menyulitkan dalam proses pemisahan
oksigen dan nitrogen. Nitrogen tidak mendukung pembakaran, dan karena
nitrogen adalah suatu gas yang tergolong asphyxiant, maka seseorang dalam
lingkungan yang kaya akan nitrogen akan sangat cepat kehilangan kesadaran dan
dapat meninggal dunia. Nitrogen pada tekanan atmosferik adalah gas yang tidak
berwarna, tidak berasa, tidak berbau. Bila tercairkan, nitrogen 19 % lebih ringan
dari air. Titik didih pada tekanan atmosfer adalah -196ºC (77 K). dan berat
molekulnya 28.013.

3.Gas Argon
Argon simbolnya Ar, merupakan elemen gas terbesar ke tiga di atmosfer
Bumi setelah unsur gas nitrogen dan oksigen. Nama elemen Argon, diambil dari
bahasa Yunani Argos yang artinya tidak aktif, karena Argon tidak mudah ber-
reaksi dengan elemen lain. Argon digunakan bersama dengan gas Neon dalam
industri listrik untuk mengisi lampu neon. Gas Argon berwarna biru. Lampu neon
yang diisi dengan Gas Argon lebih hemat listrik dibandingkan lampu listrik biasa.

8
2.2 Tinjauan Proses

2.2.1 Klasifikasi Proses Industri Gas

1. Proses Kriogenik
Proses kriogenik merupakan proses produksi gas nitrogen, oksigen dan
beberapa gas lain yang berdasarkan titik didih masing-masing gas. Proses ini
prinsipnya sama dengan proses destilasi bertingkat tetapi suhu yang digunakan
sangat rendah yaitu mencapai -185oC dan tekanan yang besar yaitu 6 atm (UIG,
2009).
Proses kriogenik merupakan proses yang paling banyak digunakan oleh
industri-industri besar dengan kapasitas produk yang sangat besar. Dengan
menggunakan proses ini akan di peroleh gas dengan kemurnian yang tinggi sekitar
± 99,9%. Pada proses kriogenik bahan baku yang digunakan berupa udara bebas
yang diambil dari atmosfer. Ada dua tahapan proses untuk mendapatkan produk
yaitu :
a. Proses Penyaringan dan Kompresi
Udara sebagai bahan baku dilewatkan kebagian adsorben untuk menghilangkan
kotoranya. Adsorben yang digunakan berupa zeolit dan silika gel yang kemudian
akan menyerap karbon dioksida dan hidrokarbon yang memiliki molekul lebih
berat serta sisa air yang ada. Selain itu juga dapat mengunakan alumium yang
merupakan senyawa penukar kalor sehingga karbon dioksida dan air akan
membeku terlebih dahulu kemudian dipisahkan, cara yang kedua ini cukup efektif
sehingga banyak diterapkan pada industri-industri gas yang lain.
Setelah udara di bersihkan dari kotoran udara akan dikompresi dan
diturunkan suhunya hingga mencair kemudian ditransferkan ke kolom pemisahan.
Proses pendinginan dilakukan dengan cara penukaran suhu pada proses yang lain
yang diharuskan adanya suhu tinggi seperti pada proses penguapan pada kolom
pemisahan.

9
b. Proses Di Kolom Pemisahan.
Proses yang terjadi di dalam kolom meliputi pemisahan destilasi yang
berdasarkan titik didihnya.berikut titik didih masing-masing gas.
Tabel 2.1 Titik Didih Gas
No. Gas Titik Didih (oC)
1. N2 -195
2. O2 -182
3. Ar -185,6
(George T.Austin,1996)
Untuk menghasilkan Nitrogen,cukup dengan satu kolom sedangkan untuk
memisahkan Oksigen dan Argon sangat sulit hal ini dapat dilihat dari tabel di atas
yang menyatakan titik didih kedua gas ini berdekatan sehingga biasanya untuk
mendapatkan oksigen atau argon dengan menggunakan beberapa kolom
pemisahan. Biasanya argon murni diperoleh dari argon mentah yang merupakan
campuran argon dan oksigen yang dipisahkan secara katalis dalam suatau reaktor.

2. Proses Linde-Hampson
Sistem Linde-Hampson mulai digunakan pada tahun 1902, merupakan
sistem pemisahan udara yang sederhana. Uap air dan karbon dioksida dihilangkan
dari udara setelah dikompresi secara isothermal, kemudian udara dilewatkan
melalui preecooling heat exchanger. Udara dari preecooling heat exchanger
selanjutnya didinginkan lebih lanjut melalui bagian bawah coil, yang berfungsi
sebagai reboiler.
Pada sistem linde, di asumsikan sistem yang berlangsung berada dalam
kondisi ideal. Pada kondisi ideal ini, tidak ada ireversibel pressure drop (kecuali
untuk valve), tidak ada kebocoran panas dari lingkungan, dan perpindahan panas
terjadi tanpa ada hilang kalor.
Pada tahap pertama, gas dari kondisi lingkungan dikompresi secara
reversibel dan isothermal. Pada kenyataannya, proses yang terjadi bersifat
adiabatic ireversibel atau konversi politropik yang di ikuti dengan pendinginan
untuk menurunkan temperature gas sehingga kembali sama dengan temperature
lingkungan.

10
Pada tahap kedua, gas di alirkan melalui heat exchanger yang secara ideal
tidak terjadi perubahan tekanan. Di dalam heat exchanger tidak terjadi perubahan
tekanan, namun terjadi pertukaran panas dengan gas bertekanan rendah yang
menuju kesiklus berikutnya.
Pada tahap ketiga, gas mengalami ekspansi melalui valve ekspansi sampai
tekanan nya sama dengan tekanan awal. Pada akhirnya gas akan berubah menjadi
cairan dan di jaga pada kondisi saturated-liquid.
Sistem Linde-Hampson sederhana tidak dapat digunakan untuk gas neon,
hydrogen, dan helium. Hal ini dikarenakan temperatur maksimum inverse gas
berada di bawah temperature gas ambien, yaitu gas yang melewati valve ekspansi
berada pada kondisi uap.
3. Proses Claude
Sistem claude memanfaatkan dari gas untuk menggerakan mesin ekspansi.
Jika ekspander bersifat adiabatis revesibel, proses ekspansi bersifat isentropic.
Proses isentropic ini menghasilkan lebih banyak penurunan temperatur dari pada
sistem isentalpik. Pada sistem claude gas pertama kali dikompresi hingga
tekanannya mencapai 4 Mpa kemudian dilewatkan menuj heat exchanger
pertama. Setelah melewati heat exchanger pertama, 60-80 % gas atau udara yang
masuk di alirkan ke ekspander. Aliran keluaran dari ekspander di pertemukan
kembali dengan aliran yang masuk kembali ke heat exchanger kedua.
Aliran gas yang akan dicairkan berlanjut ke heat exchanger kedua dan
ketiga. Pada akhirnya valve ekspansi akan mengekspansi aliran menuju ke liquid
receiver. Uap dingin yang berasal dari penampungan liquid akan dikembalikan
lagi ke heat exchanger untuk mendinginkan gas yang masuk. Pada sistem claude,
energy keluaran dari ekspander digunakan untuk membantu menekan gas yang
akan dicairkan.

11
Tabel 2.2 Perbandingan proses pemisahan udara menggunakan proses
kriogenik, Linde-Hampson dan Claude

Karakteristik Proses
Kriogenik Linde-Hampson Claude

Tekanan (P) 5.9-9.8 atm 8.8-9.8 atm 5.3 atm


Temperatur < - 100 °C -166 °C - 176.4 °C
(T)
Bahan Baku Udara Udara Udara
Konversi Gas Nitrogen 99.9 % Nitrogen 99 % Nitrogen 99.7 %

Oksigen 99.6 % Oksigen 98 % Oksigen 99 %


Argon 99.9 % Argon 98 % Argon 98 %
Berdasarkan tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk
perancangan pabrik gas Oksigen, Nitrogen, dan Argon, proses yang dipilih adalah
Proses Kriogenik, karena dengan proses kriogenik membutuhkan energi yang
tidak terlalu besar dan akan menghasilkan produk gas dengan kemurnian yang
sangat tinggi hingga 99,9%, sehingga dengan pertimbangan ini produksi nitrogen,
oksigen, dan argon akan memperoleh lebih banyak keuntungan.

2.3 Sifat fisik dan Kimia Bahan Baku Utama dan Penunjang
Bahan baku pada Unit Pemisahan Udara ini adalah udara bebas dari
lingkungan sekitar pabrik. Udara adalah campuran dari berbagai macam gas,
antara lain adalah nitrogen, oksigen, argon dan berbagai macam gas lainnya dalam
jumlah kecil. Udara yang digunakan adalah udara yang telah dihilangkan
kandungan uap airnya atau disebut udara kering.

2.3.1 Bahan Baku


1. Nitrogen (N₂)
 Sifat fisika:
 Berat molekul : 28 gr/mol.
 Densitas (ρ) gas : 1,2505 kg/m3
 Titik didih : - 195 oC
 Tekanan kritis : 33,9 bar

12
 Sifat kimia :
 Tidak mudah terbakar.

2. Oksigen (O₂)
 Sifat fisika :
 Berat molekul : 32 gr/mol.
 Densitas (ρ) gas : 1,4289 kg/m3
 Titik didih : - 182 oC
 Tekanan kritis : 50,8 bar
 Sifat kimia :
 Merupakan gas yang tidak dapat terbakar dengan sendirinya.
 Bersifat oksidator.
 Mempercepat proses pembakaran.
 Sedikit larut dalam air.

3. Argon (Ar)
 Sifat fisika :
 Tidak berwarna dan berbau.
 Berat molekul : 40 gr/mol.
 Densitas (ρ) gas : 1,7836 kg/m3
 Titik didih : - 185 oC
 Tekanan kritis : 48,6 bar
 Sifat kimia :
 Tidak mudah terbakar.

2.4 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk


2.4.1 Spesifikasi bahan baku
 Wujud : gas
 Kenampakan : tidak berwarna
 Komposisi rata-rata penyusunnya adalah sebagai berikut :
Batas maksimal impurities untuk kelancaran proses produksi gas pada pabrik
yang akan dibangun adalah sebagai berikut:
Spesifikasi bahan baku komponen udara dapat dilihat pada Tabel 2.3 :

13
Tabel 2.3 Spesifikasi bahan baku komponen udara

Sifat fisis Udara Udara O₂ N₂ Ar


BM 28,96 32 28,06 39,944
Densitas gas, kg/ m3 1,2928 1,4292 1,2505 1,7828
Volume jenis, m3/kg 0,773 0,700 0,799 0,56
o
TD/cair, C -193 -182,97 -195,81 -185,9
o
Tc, C -140,7 -118,8 147,10 -122,4
Pc, atm 37,2 49,7 33,5 48,0
ρc, kg/m3 0,31 0,43 0,311 0,531
(sumber:Samator Report Gas Kendal. 2011)
2.4.2 Spesifikasi Produk
a. Oksigen Cair
 Kemurnian : 99,6 %
 Impurities : Nitrogen dan argon 0,4 %
b. Nitrogen cair
 Kemurnian : 99,999 %
 Impurities : oksigen 1 ppm
c. Argon cair
 Kemurnian : 99,999 %
 Impurities : oksigen 1 ppm dan nitrogen 1 ppm

14
BAB III

DESKRIPSI PROSES

3.1 Tahapan Proses


Secara garis besar pembentukan produk terdiri dari dua tahap, yaitu :
1. Proses persiapan bahan baku
2. Proses pembentukan produk
3.1.1 Proses persiapan bahan baku
Bahan baku yang digunakan adalah udara bebas yang didapat dari lingkungan
pabrik. Bahan baku sebelum masuk ke proses terlebih dahulu dilakukan beberapa
proses, yaitu:
1. Filtrasi
Udara dari atmosfer diserap dengan menggunakan penyaring udara, yang
berfungsi untuk menghilangkan partikel debu dari udara proses yang dapat
mengganggu proses destilasi. Jika tidak disaring, debu akan terakumulasi
menjadi lumpur dalam proses selanjutnya, sehingga akan menyebabkan
penyumbatan pada alat proses dan penurunan kemurnian produk
2. Kompresi
Alat yang digunakan yaitu compressor (K-100), udara yang keluar dari
penyaring udara akan masuk ke compressor (K-100), fungsinya yaitu untuk
menaikkan tekanan udara hingga 6 atm.
3. Pemurnian
Udara terkompresi kemudian dimasukkan ke alat penukar panas (heat
exchanger E-100), dan didinginkan hingga air dan karbon dioksida
membeku pada permukaan alat penukar panas, setelah udara lewat
kemudian dialirkannya waste gas yang bersifat kering metode ini dikenal
dengan reversing exchangers. Udara yang telah bebas pengotor akan
diteruskan ke cooler (E-101) yang akan membawa udara pada temperatur
kriogenik (-185 oC)

15
3.1.2 Proses pembentukan produk
Proses selanjutnya adalah proses destilasi, proses ini bertujuan untuk
memisahkan udara umpan sehingga didapatkan produk liquid nitrogen, liquid
oksigen, dan liquid argon. Udara umpan yang telah berada pada temperatur
kriogenik (-185oC) memasuki kolom destilasi pertama (T-100), karena titik didih
nitrogen yang paling rendah dibanding oksigen dan argon, sehingga nitrogen yang
lebih mudah menguap pada produk atas destilasi, sedangkan produk bawah destilasi
kaya akan cairan oksigen dan argon.
Produk atas destilasi pertama kemudian akan diumpankan ke destilasi 2 (T-
101), yaitu untuk pemisahan nitrogen dan argon. Titik didih nitrogen lebih rendah di
banding argon, sehingga nitrogen akan menguap ke bagian atas destilasi 2, sehingga
dihasilkan produk berupa liquid nitrogen, sedangkan bagian bawah destilasi 2 akan
menghasilkan liquid argon.
Untuk menghasilkan liquid oksigen, pada bagian bawah destilasi 1 yang
banyak mengandung oksigen akan dilewatkan pada heat exchangers, tidak langsung
dengan udara umpan sehingga dihasilkan produk liquid oksigen.

16
BAB IV
NERACA MASSA DAN ENERGI

Neraca massa dan neraca energi merupakan keterangan yang dapat


menunjukkan banyaknya massa dan panas yang masuk, keluar dan terakumulasi
pada setiap peralatan proses. Neraca massa dan neraca energi ini berguna untuk
menentukan spesifikasi dan ukuran dari peralatan yang digunakan.
4.1 Neraca Massa
Berdasarkan perhitungan neraca massa pada rancangan pabrik ini
dilakukan pada kapasitas pabrik 125.000 ton/tahun.

4.1.1 Perhitungan neraca massa


1. Destilasi 1 ( T-100 )
Fungsi : Tempat memisahkan nitrogen, argon dan oksigen

Aliran 8 Destilasi 1 Aliran 9


Aliran 4

Tabel 4.1.Neraca Massa Destilasi 1 (T-100)


Komponen Bm Masuk ( Q8) Keluar
Produk atas (Q9) Produk bawah (Q4)
kmol Kg Kmol kg kmol Kg
Nitrogen 28 419,83 11760,0204 419,788017 11754,0645 0,041983 1,1755
Argon 40 50 1997,4994 5,00054 200,0216 45,00486 1800,1944
Oksigen 32 113 3604,4802 0 0,0000 112,6465 3604,6880
Jumlah 582,4819 17362 424,788557 11954,0861 157,693343 5406,0579
Total 17362 17362

17
2. Destilasi II (T-101)
Fungsi : Tempat pemisahan nitrogen dan argon

Aliran 9 Destilasi Aliran 10


11 Aliran 11

Tabel 4.2.Neraca Massa Destilasi 11 (T-101)

Komponen Bm Masuk Keluar


Produk atas Produk bawah
kmol Kg kmol kg kmol Kg
Nitrogen 28 419,788017 11754,06448 419,7460382 11752,8891 0,041978802 1,1754
Argon 40 5 200,0216 0,0005 0,0200 5,000039946 200,0016
Jumlah 424,788557 11954,08608 419,7465383 11752,9091 5,042018748 201,1770
Total 11954,08608 11954,08608

18
3. Destilasi III (X-100)
Fungsi : Tempat pemisahan oksigen dan argon.

QSteam

Aliran 5 Destilasi 3 Aliran 12


Aliran 13

Qkondensat
Tabel 4.3.Neraca Massa Destilasi 3 (X-100)

Komponen Bm Masuk Keluar


Produk atas Produk bawah
Kmol Kg kmol Kg kmol Kg
Nitrogen 28 0,041983 1,175524 0,0209915 0,5878 0,0209915 0,5878
Argon 40 45 1800,1944 45,0004 1800,0144 0,004500486 0,1800
Oksigen 32 113 3604,688 0,0000 0,0000 112,6465 3604,6880
Jumlah 157,693343 5406,057924 45,02135101 1800,6021 112,671992 3605,4558
Total 5406,057924 5406,057924

19
4.2.Neraca Energi
Neraca energi merupakan penerapan dari hukum termodinamika pertama
yang meliputi hukum kekekalan energi. Hukum kekekalan energi menyatakan
bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Dalam hal ini
neraca energi memberikan hubungan antara energi yang masuk ke dalam suatu
sistem dan keluar dari suatu sistem. Jumlah panas masuk ke dalam susatu sisten
proses dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Q = n . Cp . ΔT
Dimana :
Q = jumlah panas masing-masing komponen (Joule/jam)
n = mol masing-masing komponen (kmol)
Cp = panas spesifik masing-masing komponen (kJ/kmol)
ΔT = beda temperatur ( 0C )
Perhitungan neraca energi ini menggunakan temperatur referensi pada 25 0C.

4.2.1. Kompresor (K-100)

Kompresor

Tabel. 4.4 Neraca Energi Kompresor (K-100)

Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)


Q1 QSteam Q2 QKondesat

122227,3 1038932
14651,66 124546,3
23407,94 6208,649
160286,9 1.677.204,9701 2419583 667.805,27
1.837.491,82 1.837.491,82

20
4.2.2. Heat Exchanger (E-100)
Q4 QSteam

Q2 Heat Q3
exchanger

Q5 Qkondensat

Tabel. 4.5 Neraca Energi Heat Exchanger (E-100)

Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)


Q2 Q4 QSteam Q3 Q5 QKondesat
3324390 -953,163 61110,11 -953,163

398525,1 -271139 7325,829 -271139

636659,3 -489677 7.110.651 11703,3 -489677 2.831.216

3.512.847,15 3.512.847,15

21
4.2.3. Flash Drum (V-100)

Flash Drum

Tabel. 4.6 Neraca Energi Flash Drum (V-100)

Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)


Q3 QSteam Q6 QKondesat

61110,11 61110,11

7325,829 7325,829
37.523,36 1.776,5
6485,631 6485,631
37.398,20 37.398,20

22
4.2.4. Cooler (E-101)

Qsteam

Q6 Cooler Q8

Qkondensat

Tabel. 4.7 Neraca Energi Cooler (E-100)

Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)


Q6 QSteam Q8 QKondesat

61110,11 -2566624
7325,829 -307685
6485,631 -491538
2419583 4.941.787,0643 7.043.947,03 1.495.800,10
4.861.647,83 4.861.647,83

23
4.2.5. Destilasi 1 (T-100)

QSteam

Q8 Destilasi 1 Q9
Q4

Qkondensat

Tabel. 4.8 Neraca Energi Destilasi 1 (T-100)

Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)


Q8 QSteam Q9 Q4 QKondesat

-2566624 -2833472 -1342,95


-307685 -285,431 -939574
-491538 961.202,3538 -14,6187 -281049 961.202.3538
4.327.050,09 4.327.050,09

24
4.2.6. Destilasi II (T-101)

QSteam

Q9 Destilasi 1I Q10
Q11

Qkondensat

Tabel. 4.9 Neraca Energi Destilasi 11 (T-101)

Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)


Q9 QSteam Q10 Q11 QKondesat

-2833472 -2454540 -33,7997


-285,431 -2477,47 -22019,5
-14,6187 1.614.524,7282 -2,50607 -3030,39 420.387,37
2.902.490,75 2.902.490,75

25
4. Destilasi 3 ( X-100 )

QSteam

Q5 Destilasi 3 Q12

Q13

Qkondensat
Tabel 4.10 neraca energi destilasi 3

Qmasuk (kJ/jam) Qkeluar (kJ/jam)


Q5 QSteam Q12 Q13 QKondesat

-2833472 0 -957,482
-271492 -268778 -1922,69
-489677 1.614.524,7282 -4896,62 -868988 420.387,37
534.206,9352 534.206,9352

26
BAB V
UTILITAS

Kelancaran produksi pada suatu pabrik dipengaruhi oleh unit-unit


pendukung proses atau yang dikenal dengan unit utilitas. Utilitas berperan dalam
mempersiapkan kebutuhan operasional pabrik, diantaranya :
1. Unit penyediaan air, yang akan digunakan untuk proses, air pendingin,
bahan baku steam dan termasuk air sanitasi.
2. Unit penyediaan listrik, yang akan digunakan untuk operasi dan
penerangan.
5.1 Blok Diagram Utilitas
Air PDAM

filtrasi

Demineralisasi
(ion excanger)

Cooling tower
degasifikasi

boiler
Gambar 5.1 Blok diagram utilitas
5.2 Deskripsi proses
5.2.1 Unit penyediaan air
Unit penyediaan air bertugas menyediakan semua kebutuhan air atau
sebagai sumber air untuk keperluan industri maupun sanitasi, yaitu untuk air
keperluan proses, air pendingin, air umpan boiler dan air sanitasi. Kebutuhan air
untuk pabrik yang di gunakan di unit ini berasal dari air PDAM. Air dari PDAM
di tampung di bak penampungan air bersih (V-103).

27
5.2.2 Filtrasi
Air yang telah ditampung di bak penempungan air bersih (V-103) setelah
itu dilakukan proses filtrasi dengan menggunakan micro filtration (MF-102),
dengan tujuan untuk menyaring partikel-partikel kecil yang masih terdapat dalam
air PDAM.
5.2.3 Demineralisasi
Demineralisasi adalah sebuah proses penyerapan kandungan ion-ion
mineral di dalam air dengan menggunakan resin ion exchange. Air proses
demineralisasi digunakan untuk berbagai macam kebutuhan, terutama untuk
industri. Alat yang digunakan untuk menghilangkan kesadahan ini disebut dengan
ion exchanger (INX-101). Ion exchanger menggunakan prinsip kerja pertukaran
ion. Pada proses ini, untuk kation exchanger akan diregenerasi resin dengan HCl,
dan pada anion exchanger akan diregenerasi dengan NaOH. Proses pertukaran ion
terjadi ketika ion penyebab kesadahan seperti Ca 2+ dan Mg2+ terikat pada resin
dan melepaskan ion Na+ ke dalam air menurut persamaan reaksi di bawah ini.
Ca2+ (aq) + Na2R(resin) CaR(resin) + 2Na+ (aq)

Kation lainnya, seperti ion Cu2+, Zn2+, Mn2+ dan Fe2+/Fe3+, juga akan
dihilangkan dari proses ini. Air yang keluar selanjutnya ditampung pada water
storage tank (V-101) dan akan diproses pada degasification (DG-101) dan cooling
tower (CT-101)
5.2.4 Unit Air Pendingin (Cooling Tower)
Cooling Tower (CT-101) di gunakan untuk mendinginkan air yang telah
di gunakan pada proses produksi, terutama proses pendinginan pada air keluaran
cooler. jumlah air pendingin yang di butuhkan sebesar 6.633,44 kg/jam.
Penggunaan air sebagai media pendingin pada alat perpindahan panas
dikarenakan faktor berikut :
1. Air dapat menyerap jumlah panas yang tinggi persatuan volume.
2. Air merupakan bahan yang mudah didapat dan harganya relative rendah.
3. Tidak mudah mengembang dan menyusut dengan adanya perubahan suhu.
4. Mudah dikendalikan dan dikerjakan.
5. Tidak mudah terdekomposisi.

28
Syarat air pendingin adalah tidak boleh mengandung :
a. Hardness : yang memberikan efek pada pembentukan kerak.
b. Zat-zat organik : penyebab slime
C. Silika : penyebab kerak
5.2.5 Unit pembangkit steam
Unit ini berfungsi memenuhi kebutuhan steam pabrik gas nitrogen,
oksigen dan argon, steam dihasilkan oleh boiler dan digunakan untuk keperluan
proses.
5.2.5.1 Degasification (DG-101)
Selain bebas dari ion-ion penyebab kesadahan, air umpan boiler juga harus
bebas dari kandungan gas terlarut, seperti oksigen dan karbon dioksida.
Keberadaan oksigen dan karbon dioksida terlarut di dalam air umpan boiler akan
memicu terjadinya korosi pada perpipaan, boiler, dan peralatan lainnya.
Pemisahan gas terlarut dari air umpan boiler ini dapat dilakukan dalam suatu alat
degasification (DG-101).
5.2.5.2 Boiler
Air umpan boiler yang telah bebas dari kesadahan dan gas terlarut
kemudian dialirkan ke dalam steam generation (SG-101) . Jenis boiler yang
digunakan adalah steam generation (SG-101). Gas yang telah dipanaskan akan
melewati tube-tube dan memanaskan air yang ada disekeliling tube. Energi panas
yang dilepaskan gas diserap oleh air sehingga air mengalami perubahan dari fasa
cair menjadi fasa uap (saturated atau superheated steam). Steam yang dihasilkan
ini kemudian dikirim ke plant untuk digunakan pada unit proses.
5.2.3 Unit Penyediaan Listrik
Listrik merupakan sumber tenaga penggerak dari peralatan proses maupun
penerangan. Kebutuhan listrik yang diperlukan untuk pabrik gas nitrogen, oksigen
dan argon ini diambil dari generator sebagai penghasil tenaga listrik. Distribusi
kebutuhan listrik pada proses ini adalah, sebagai berikut :
1. Untuk proses produksi dan utilitas
2. Untuk penerangan pabrik dan kantor
Kebutuhan tenaga listrik pada pabrik gas nitrogen, oksigen dan argon
direncanakan untuk non proses (perumahan, perkantoran, laboratorium, mesjid /

29
musholla, kantin dan lain-lain) dan keperluan proses seperti menggerakkan alat
proses, penerangan dan peralatan instrumentasi. Sumber pengadaan listrik untuk
kebutuhan-kebutuhan tersebut diperoleh dari PLN Riau dan sebagai cadangan
digunakan genset.

30
BAB VI

SPESIFIKASI PERALATAN

Spesifikasi setiap peralatan pada Pra Rancangan Pabrik gas nitrogen,


oksigen, dan argon digunakan untuk tugas khusus dan dihitung secara manual.
Hasilnya dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut ini :

SPESIFIKASI PERALATAN UTAMA


6. 1. Kompresor (K-100)
IDENTIFIKASI
Nama Alat Kompresor
Kode K-100
Jumlah 1 unit
Fungsi Untuk menaikkan tekanan udara
DATA DESIGN
Type Kompresor centrifugal
Daya 172 Hp

6. 2. Flash drum (V-100)


IDENTIFIKASI
Nama Alat Flash drum
Kode V-100
Jumlah 1 unit
Fungsi Untuk pemisahan dua fase
DATA DESIGN
Type Silinder vertical dengan alas hemispherical
Bahan Konstruksi Carboon Steel
Tinggi vessel 18 m
Diameter vessel 2m

6. 3. Cooler (E-100)
IDENTIFIKASI
Nama Alat Cooler
Kode E-100
Jumlah 1 unit
Fungsi Untuk menurunkan temperatur udara
DATA DESIGN
Type Shell and tube Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carboon Steel

31
Shell Tube
ID :27 in Nt : 180 buah
B :3,85 OD : 1,25 in
Pass :6 PT : 1,565 in
C’ : 0,3125 ∆Pt : 0,6 psi
∆Ps : 2,5 psi BWG : 16

6. 4. Destilasi (T-101)
IDENTIFIKASI
Nama Alat destilasi 1
Kode T-100
Jumlah 1 unit
Fungsi Untuk memisahkan oksigen
DATA DESIGN
Tipe Sieve tray
Temperatur -185 o C
Tekanan Design 6 atm
Bahan Konstruksi Carboon Steel
Diameter Kolom 4m
Tinggi Kolom 30 m

6. 5. Destilasi 2 (T-101)
IDENTIFIKASI
Nama Alat destilasi 2
Kode T-101
Jumlah 1unit
Fungsi Untuk memisahkan nitrogen dan argon
DATA DESIGN
Tipe Sieve tray
Temperatur -185o C
Tekanan Design 6 atm
Bahan Konstruksi Carboon Steel
Diameter Kolom 2m
Tinggi Kolom 18 m

6. 6. Destilasi 3 (X-100)
IDENTIFIKASI
Nama Alat Splitter
Kode X-100
Jumlah 1unit
Fungsi Untuk memisahkan oksigen dan argon
DATA DESIGN
Tipe Splitter
Temperatur -185 o C
Tekanan Design 6 atm
Bahan Konstruksi Carboon Steel
32
Diameter Kolom 2m
Tinggi Kolom 18 m

6. 7. Storage Tank (V-101)


IDENTIFIKASI
Nama Alat Storage Tank
Kode V-101
Jumlah 3 unit
Fungsi Tempat penyimpanan nitrogen
DATA DESIGN
Type Silinder vertical dengan tutup elipsoidal
Tekanan Design 1 atm
Temperatur -175 0C
Fasa Cair
Bahan Konstruksi Carbon Steel
Volume Tangki 1388,235 m3
Diameter Tangki 9,6 m
Tinggi Tangki 21,7 m

6. 8. Storage Tank (V-102)


IDENTIFIKASI
Nama Alat Storage Tank
Kode V-102
Jumlah 3 unit
Fungsi Tempat penyimpanan argon
DATA DESIGN
Type Silinder vertical dengan tutup elipsoidal
Tekanan Design 1 atm
Temperatur -175 0C
Fasa Cair
Bahan Konstruksi Carbon Steel
Volume Tangki 164,5 m3
Diameter Tangki 4,7 m
Tinggi Tangki 11,8 m

6. 9. Storage Tank (V-103)


IDENTIFIKASI
Nama Alat Storage Tank
Kode V-103
Jumlah 3 unit
Fungsi Tempat penyimpanan oksigen
DATA DESIGN
Type Silinder vertical dengan tutup elipsoidal
Tekanan Design 1 atm
Temperatur -175 0C
33
Fasa Cair
Bahan Konstruksi Carbon Steel
Volume Tangki 383,3 m3
Diameter Tangki 6,3 m
Tinggi Tangki 14,3 m

34
SPESIFIKASI PERALATAN UTILITAS
6.10. Storage Air PDAM
IDENTIFIKASI
Nama Alat Storage Tank
Kode V-103
Jumlah 1 unit
Fungsi Tempat penyimpanan air PDAM
DATA DESIGN
Type Receiver Tank
Tekanan Design 1,5 atm
Temperatur 25 0C
Fasa Cair
Bahan Konstruksi Carbon Steel
Volume Tangki 7409,72 L
Diameter Tangki 1,47 m
Tinggi Tangki 4,39 m

6.11 Ion Exchange


IDENTIFIKASI
Nama Alat Ion Exchange
Kode INX-101
Jumlah 1 unit
Fungsi Tempat pertukaran kation dan anion
DATA DESIGN
Type INX Column
Temperatur 25 0C
Volume Column 314,93 L
Diameter 0,85 m
Tinggi 1,12 m

6.12 Storage
IDENTIFIKASI
Nama Alat Storage Tank
Kode V-104
Jumlah 1 unit
Fungsi Tempat penyimpanan air keluaran ion
exchange
DATA DESIGN
Type Flat Bottom Tank
Tekanan Design 1,5 atm
Temperatur 25 0C
Fasa Cair
Bahan Konstruksi Carbon Steel
Volume Tangki 5928,7 L
Diameter Tangki 1,36 m
Tinggi Tangki 4,08 m

35
6.13 Cooling Tower
IDENTIFIKASI
Nama Alat Cooling Tower
Kode CT-101
Jumlah 2 unit
Fungsi Tempat pendinginan air
DATA DESIGN
Type Cooling Tower
Temperatur 25 0C
Fasa Cair
Volume Packing 2.586,86 L
Tower Floor Area 30 m2
Tinggi Packing 0,1 m

6.14 Degasification
IDENTIFIKASI
Nama Alat Degasification
Kode DG-101
Jumlah 1 unit
Fungsi Tempat penghilangan gas terlarut
DATA DESIGN
Type Degasifier
Fasa Cair
Volume 14662,73 L
Tinggi 2m
Diameter 0,18 m

6.15 Steam Generation


IDENTIFIKASI
Nama Alat Steam Generation
Kode SG-101
Jumlah 1 unit
Fungsi Unit Penghasil Steam
DATA DESIGN
Type Steam Generator
Fasa Gas
Laju Alir 2653,1 kg/jam

36
6.16 Pompa
IDENTIFIKASI
Nama Alat Pompa
Kode PM-101 s/d PM-105
Jumlah 5 unit
Fungsi Untuk mengalirkan bahan baku dan
produk
DATA DESIGN
Type Centrifugal pump
Bahan Konstruksi Commercial steel pipe
Power PM-101= 0,23 kW
PM-102= 0,19 kW
PM-103= 0,09 kW
PM-104= 0,09 kW
PM-105= 0,09 kW

37
BAB VII
TATA LETAK PABRIK DAN INSTRUMENTASI

Susunan peralatan dan fasilitas dalam suatu rancangan alir proses


merupakan syarat penting dalam memperkirakan biaya secara akurat sebelum
mendirikan pabrik atau desain secara terperinci pada masa mendatang meliputi
desain sarana perpipaan, fasilitas bangunan, tata letak peralatan dan kelistrikan.
Hal ini secara khusus akan memberi informasi yang dapat diandalkan terhadap
biaya bangunan dan tempat, sehingga dapat diperoleh perhitungan biaya yang
terperinci sebelum pabrik didirikan.

7.1 Tata Letak Pabrik


Tata letak pabrik adalah suatu perencanaan dan pengintegrasian aliran dari
komponen-komponen produksi suatu pabrik, sehingga diperoleh suatu hubungan
yang efisien dan efektif antara operator, peralatan dan gerakan material dari bahan
baku menjadi produk. Tata letak suatu pabrik memainkan peranan yang penting
dalam menentukan biaya produksi, serta efisiensi dan keselamatan kerja. Oleh
karena itu tata letak pabrik harus disusun secara cermat untuk menghindari
kesulitan dikemudian hari.
Suatu rancangan pabrik yang rasional mencakup penyusunan area proses,
storage (persediaan) dan area pemindahan/ area alternative (area handling) pada
posisi yang efisien dan dengan melihat faktor-faktor sebagai berikut (Timmerlaus,
2004) :
a. Urutan proses produksi dan kemudahan aksebilitas operasi, jika suatu
produk perlu diolah lebih lanjut maka pada unit berikutnya disusun
berurutan sehingga sistem perpipaan dan penyusunan letak pompa lebih
sederhana
b. Pengembangan lokasi baru atau penambahan/ perluasan lokasi yang
telah ada sebelumnya
c. Distribusi ekonomis dari fasilitas logistik (bahan baku dan bahan
pelengkap), fasilitas utilitas (pengadaan air, steam, tenaga listrik dan

38
bahan bakar), bengkel untuk pemeliharaan/ perbaikan alat serta
peralatan pendukung lainnya
d. Bangunan menyangkut luas bangunan, kondisi bangunan dan
konstruksinya yang memenuhi syarat
e. Pertimbangan kesehatan, keamanan dan keselamatan seperti
kemungkinan kebakaran/ peledakan
f. Masalah pembuangan limbah
g. Alat-alat yang dibersihkan/dilepas pada saat Shut Down harus
disediakan ruang yang cukup sehingga tidak mengganggu peralatan
lainnya
h. Pemeliharaan dan perbaikan
i. Fleksibilitas dalam perencanaan tata letak pabrik harus
dipertimbangkan dengan kemungkinan dari perubahan proses/ mesin,
sehingga perubahan-perubahan yang dilakukan tidak memerlukan biaya
yang tinggi
j. Service area, seperti kantin, tempat parkir, ruang ibadah dan sebagainya
diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu jauh dari tempat kerja.

Penyusunan tata letak peralatan proses, tata letak bangunan dan lain-lain
akan berpengaruh secara langsung pada investasi modal, biaya produksi, efesiensi
kerja dan keselamatan kerja.
Pengaturan tata letak pabrik yang baik akan memberikan beberapa keuntungan,
seperti :
1. Mengurangi jarak transportasi bahan baku dan produk sehingga
memudahkan proses material handling.
2. Memberikan ruang gerak yang lebih leluasa sehingga mempermudah
perbaikan mesin dan peralatan yang rusak.
3. Menurunkan ongkos produksi.
4. Meningkatkan keselamatan kerja.
5. Mengefesiensikan kerja semaksimal mungkin.
6. Meningkatkan pengawasan operasi dan proses agar lebih baik.

39
Pabrik gas nitrogen, oksigen dan argon ini direncanakan berdiri di Jalan
Putri Tujuh, Kecamatan Teluk Binjai, Kota Dumai, Provinsi Riau dengan luas
area 6,5 Ha, dengan perincian sebagai berikut:
- Area Pabrik : 1 Ha
- Area Perumahan : 1 Ha
- Area Perkantoran : 1 Ha
- Area Perluasan : 3,5 Ha

Tata letak lingkungan pabrik dan tata peralatan pabrik dapat dilihat pada
Gambar 7.1

40
D D

20
D D D D

d 21
22 23
21

7 8 2

D D
D D
3 D
11 D
9 1
21 4 D
D
D 5
10
D 21 D

12
6

20
22

11 D D

13 14 15

18

12 17
24

. S. Rokan
KETERANGAN GAMBAR
1. KANTOR PUSAT 13. KANTOR PEMADAM KEBAKARAN
2. KANTOR LITBANG 14. LABORATORIUM
3. DIKLAT 15. BENGKEL
4. MESJID 16. DAERAH UTILITAS
5. KANTIN 17. DAERAH PABRIK
6. GUDANG 18. RUANG KONTROL
7. KOPERASI 19. DAERAH PERLUASAN PABRIK
8. KANTOR KESELAMATAN KERJA 20. POS SATPAM
9. POLIKLINIK 21. TAMAN
10. PERUMAHAN DIREKTUR 22. PARKIR
11. PERUMAHAN PEGAWAI 23. LAPANGAN TENIS
12. GOR 24. PENGOLAHANLIMBAH

Gambar 7.1 Tata Letak Lingkungan Pabrik

41
7.2 Instrumentasi
Agar mutu produk tetap terjamin, maka operasi dijaga tetap dengan mantap.
Untuk kemantapan kondisi operasi tersebut membutuhkan suatu alat bantu yang
dikenal dengan instrumentasi.
Instrumentasi dapat dianggap sebagai otak dan syaraf mekanis dari proses
kontrol dari suatu industri. Alat kontrol ini dapat berupa pengukur (indicator),
pencatat (recorder) atau sebagai alat yang dapat mengembalikan ke kondisi yang
dikehendaki apabila terjadi penyimpangan dari kondisi yang telah di set.
Adapun penyimpangan – penyimpangan yang umum terjadi dalam operasi
adalah:
a. Temperatur
b. Tekanan
c. Tinggi permukaan fluida
d. Laju alir fluida
Pengendalian peralatan proses biasa dilakukan secara manual dan otomatis.
Pengendalian manual digunakan apabila pengendalian proses sepenuhnya
ditangani manusia, sedangkan otomatis digunakan apabila pengendalian proses
dilakukan oleh alat kontrol yang bekerja dengan sendirinya (otomatis).
Pengendalian proses secara otomatis biasanya dilakukan apabila tidak
memungkinkan dilakukan secara manual, ataupun karena biaya operasi alat
kontrol lebih mudah dibandingkan dengan tenaga manusia. Adapun keuntungan
pengendalian secara otomatis adalah:
a. Keselamatan kerja lebih terjamin.
b. Hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
c. Ketelitian lebih tinggi.
Oleh karena itu dalam merencanakan pabrik cenderung digunakan
pengontrolan secara otomatis, namun demikian tenaga manusia masih sangat
diperlukan dalam pengoperasian dan pengawasan selama proses berlangsung.

42
7.2.1 Pemilihan Alat Instrumen
Pemilihan alat instrumentasi sangat tergantung kondisi input, output dan
kondisi operasi. Oleh karena itu, untuk memilih alat kontrol harus diketahui input
apa saja yang tidak dapat dikontrol serta yang dapat dikontrol.
Pemakaian instrumentasi harus menguntungkan baik ditinjau dari segi
proses maupun ekonomi. Kriteria ini meliputi :
 Mudah dalam pengontrolan
 Mudah dalam perawatan dan perbaikan
 Mudah untuk mendapatkan suku cadang
 Harga alat murah dengan kualitas yang memadai (memenuhi standar)

7.2.2 Jenis – Jenis Instrumen


Jenis – jenis instrumentasi yang digunakan adalah :
1. Pengaruh Temperatur
 Temperature Indicator Control (TIC) yang berfungsi untuk
mengetahui serta mengendalikan secara langsung suhu fluida di dalam
suatu sistem.
2. Pengaruh Ketinggian Permukaan Cairan
 Level Indicator Control (LIC) yang berfungsi untuk mengetahui serta
mengendalikan secara langsung ketinggian cairan di dalam suatu sistem.
3. Pengaruh Tekanan
 Pressure Indicator Control (PIC) yang berfungsi untuk mengetahui
serta mengendalikan secara langsung tekanan di dalam suatu sistem.
4. Pengaruh Laju Alir
 Flow Indicator Control (FIC) yang berfungsi untuk mengetahui serta
mengendalikan secara langsung laju alir di dalam suatu sistem.

Berikut ini peralatan proses pabrik beserta jenis– jenis instrumentasi yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 7.1 dibawah ini :

43
Tabel 7.1 Peralatan Proses Pabrik Beserta Jenis-Jenis Instrument yang Digunakan

No Nama Alat Jenis Instrumen Kegunaan


TIC Mengamati dan mengontrol
1 Heat Exchanger
temperature keluar heat exchanger
TIC Mengamati dan mengontrol
2 Cooler
temperature keluar kompresor
Mengamati dan mengontrol
3 Distilasi 1 LIC
ketinggian cairan
Mengamati dan mengontrol
4 Distilasi 2 LIC
ketinggian cairan
Mengamati dan mengontrol
5 Distilasi 3 LIC
ketinggian cairan
Mengamati dan mengontrol
6 Tangki nitrogen LIC ketinggian cairan di dalam tangki
nitrogen
Mengamati dan mengontrol
7 Tangki argon LIC ketinggian cairan di dalam tangki
argon
Mengamati dan mengontrol
8 Tangki oksigen LIC ketinggian cairan di dalam tangki
oksigen

7.3 Kesehatan, Keselamatan kerja di lingkungan hidup


Suatu usaha perencanaan dalam pengaturan peralatan pabrik sehingga
seluruh karyawan, masyarakat sekitar dan lingkungan terhindar dari bahaya yang
ditimbulkan oleh pabrik.
Dalam melaksanakan pekerjaan setiap karyawan perlu disiplin untuk
menghindari bahaya yang mungkin terjadi. Dengan adanya keselamatan kerja
suatu pabrik, berarti ada usaha untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman,
bebas dari kecelakaan, kehancuran dan kebocoran. Selain bahaya yang bersumber
dari dalam pabrik, bahaya juga dapat berasal dari luar pabrik, seperti angin, gempa
dan petir.
Usaha – usaha yang perlu diperhatikan untuk menanggulangi bahaya –
bahaya yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut :
1. Tangki dipilih yang tahan tekan, tahan korosi dan dilengkapi dengan
mandhole dan handhole untuk pemeriksaan dan pemeliharaan.

44
2. Memakai jaket untuk mencegah kebocoran pada suatu sistem pemipaan.
3. Pipa – pipa yang dialiri fluida panas dan beracun diberi warna kontras dan
dipasang jauh dari tempat karyawan lewat.
4. Lampu – lampu penerangan pada pabrik harus dipasang memadai.
5. Kabel – kabel listrik pada daerah suatu proses diberi isolasi khusus yang
tahan terhadap panas.
6. Bangunan – bangunan yang tinggi harus diberi penangkal petir.
7. Ventilasi udara untuk laboratorium dan ruang penyimpanan bahan kimia
harus cukup, agar sirkulasi udara baik.
8. Sistem pemadaman kebakaran disesuaikan dengan jenis proses.
9. Pengontrolan harus diadakan secara periodic untuk semua peralatan dan
instalasi pabrik.

7.3.1 Sebab – Sebab Terjadinya Kecelakaan


Secara umum sebab terjadinya kecelakaan sebagai berikut :
1. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik meliputi mesin, peralatan, bahan produksi, lingkungan
kerja, penerangan dan lain – lain.
Kecelakaan terjadi akibat :
 Kesalahan perencanaan.
 Rusaknya peralatan.
 Kesalahan waktu pembelian.
 Terjadi ledakan karena kondisi operasi yang tidak terkontrol.
 Penyusunan peralatan dan bahan produksi yang kurang tepat.
2. Manusia (karyawan)
Kecelakaan yang disebabkan oleh manusia (karyawan) antara lain :
 Kurangnya pengetahuan dan keterampilan karyawan.
 Ketidak cocokan karyawan dengan peralatan proses atau lingkungan
kerja.
 Kurangnya motivasi kerja dan kesadaran karyawan akan keselamatan
kerja.
 Ketidak mampuan fisik, mental serta faktor bakat lainnya.

45
3. Sistem manajemen
Adapun kecelakaan yang disebabkan oleh system manajemen adalah :
 Kurangnya perhatian terhadap keselamatan kerja.
 Kurangnya penerapan prosedur kerja dengan baik.
 Kurangnya pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan pabrik dan
modifikasi pabrik.
 Tidak mengadakan inspeksi peralatan.
 Kurang perhatian pada sistem penganggulangan bahaya.

7.3.2 Peningkatan Usaha Keselamatan Kerja


Untuk meningkatkan keselamatan kerja yang harus diperhatikan dahulu
adalah perkiraan – perkiraan di daerah mana yang paling rawan dengan
kecelakaan. Kemudian mengetahui jenis kecelakaan apa saja yang dapat terjadi.
Di lokasi pabrik gas nitrogen, oksigen dan argon ini kemungkinan jenis
kecelakaan yang terjadi adalah :
1. Kecelakaan karena ledakan dan kebakaran dapat terjadi terutama di area
proses dan utilitas. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
 Cara pemasangan peralatan proses pabrik.
 Kondisi operasi yang terjadi pada masing – masing alat.
 Pemeriksaan terhadap peralatan hendaknya dilakukan secara rutin.
 Menyediakan alat pemadam kebakaran serta alat penyelamatan yang
baru.
2. Kecelakaan secara fisik
Kecelakaan ini terjadi karena :
 Benturan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
 Memberi pagar pembatas pada peralatan yang bergerak.
 Mewajibkan setiap karyawan memakai helm dan sepatu
pengaman apabila masuk ke lokasi pabrik.

46
BAB VIII
ORGANISASI PERUSAHAAN

Keberhasilan suatu perusahaan dalam meningkatkan pendapatannya sangat


tergantung pada struktur, bentuk dan manajemen dari perusahaan tersebut.
Pengelolaan suatu perusahaan yang baik memerlukan suatu struktur organisasi
yang sesuai, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan efesiensi dan produktifitas
sumber daya manusia yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan
perusahaan.
8.1 Bentuk Perusahaan
Pada Pra Rancangan Pabrik gas nitrogen, oksigen dan argon ini, bentuk
perusahaan yang dipilih adalah Perseroan Terbatas (PT). Pemilihan ini
didasarkan pertimbangan sebagai berikut:
a. Perseroan Terbatas adalah suatu badan hukum, artinya pemegang saham
adalah pemilik dari perusahaan dan kekuasaan tertinggi pada rapat
pemegang saham.
b. Tanggung jawab dan wewenang pemegang saham terbatas karena segala
sesuatu yang menyangkut kelancaran produksi dipegang oleh pimpinan
perusahaan, sehingga pembagian hak dan wewenang antara pemegang
saham dengan pelaksanaan perusahaan terlihat dengan jelas.
c. Direktur perusahaan adalah orang yang dipandang mampu mengendalikan
perusahaan sehingga diharapkan mampu mendapatkan keuntungan yang
maksimal.
d. Mudah untuk mendapatkan modal, yaitu dengan menjual saham
perusahaan.
e. Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin, karena tidak berpengaruh
dengan berhentinya salah satu pemegang saham, direksi beserta staffnya
serta karyawan perusahaan.
f. Perseroan terbatas dapat menarik modal yang sangat besar dari
masyarakat, sehingga dengan modal ini PT dapat memperluas usahanya.

47
8.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi akan menentukan kelancaran aktivitas perusahaan dalam
pencapaian keuntungan yang maksimal dan perkembangan perusahaan yang baik.
Dalam pengelolaan perusahaan direncanakan memakai sistem Line and staff
organization. Pemilihan sistem ini didasarkan atas beberapa azaz yang akan
dijadikan pedoman, antara lain :
 Pembagian tugas dan wewenang yang jelas.
 Sistem control atas kerja yang telah dilaksanakan.
 Kesatuan perintah dan tanggung jawab.
Pada sistem ini garis kekuasaan lebih sederhana dan praktis, dimana :
a. Pimpinan yang terpusat pada satu tangan tidak akan menyebabkan
timbulnya kesimpangsiuran dalam menjalankan tugas (adanya kesatuan
komando).
b. Kepala bagian merupakan orang yang ahli dibidangnya.
c. Keputusan dapat dijalankan dengan cepat.
Ada dua kelompok penting yang berpengaruh dalam menjalankan organisasi line
and staff , yaitu :
 Sebagai garis atau line yaitu orang – orang yang melaksanakan tugas
pokok operasional produksi.
 Sebagai staff yaitu orang – orang yang membantu tugas dari para Dewan
Direksi dan Kepala Bagian.
Organisasi dan operasional pabrik gas Nitrogen, Oksigen dan Argon
dalam usaha menata manajemen perusahaan dan mengatur kebijakan
diawasi dan dikendalikan secara langsung oleh General Manager dan
menggunakan sistem garis, dimana pertanggungjawaban berjalan dari
bawah ke atas dan kebijakan dari atas ke bawah. Kebijakan dilaksanakan
oleh General Manager yang dibantu oleh beberapa manager bagian yaitu :
1. Manager Akuntansi / keuangan
2. Manager Umum / personalia
3. Manager Produksi
4. Manager Penjualan
Para manager melaksanakan tugasnya dengan membawahi para

48
supervisor. Supervisor ini bertugas mengkoordinir kerja para operator
sesuai dengan bidangnya masing-masing.

8.3 Tugas dan Wewenang


Pembagian tugas dan wewenang merupakan hal yang sangat penting
dalam suatu kegiatan guna kelancaran operasi perusahaan. Adapun tugas dan
wewenang tiap jabatan adalah sebagai berikut :
1. Kepala Cabang (General Manager)
Memimpin aktivitas-aktivitas produksi, penjualan umum,
personalia/ administrasi,akuntansi, termasuk didalamnya memberikan
bimbingan, mengkoordinasi dan melakukan pengawasan sesuai dengan
kebijaksanaan yang telah diterapkan.
2. Manager Akuntansi / keuangan
Membantu kepala cabang dalam mengatur, mencatat, mengawasi
keuangan perusahaan sekaligus membuat anggaran belanja perusahaan
serta mengadakan analisa dan pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran yang
telah ditetapkan.
3. Manajer Umum/ Personalia
Memikirkan, merumuskan, mengelola personalia dan rumah tangga
serta melaksanakan kebijakan dalam bidang pembelanjaan, pembiayaan,
rencana anggaran, pembukuan dan kesejahteraan pegawai sesuai dengan
ketetapan direksi.
4. Manager Produksi
Membantu kepala cabang dalam memikirkan dan merumuskan dalam
bidang teknik atau produksi serta melaksanakan kebijakan tersebut.
5. Manager Penjualan
Membantu kepala cabang dalam memikirkan, merumuskan,
menganalisa dan melaksanakan kebijaksanaan perusahaan dalam bidang
penjualan hasil produksi dan barang dagangan.

49
8.4 Sistem Kepegawaian dan Sistem Gaji
Pada pabrik gas nitrogen, oksigen dan argon ini sistem gaji karyawan
ditentukan berdasarkan tanggung jawab serta keahlian karyawan tersebut.
Pembagian karyawan pabrik ini dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Karyawan tetap
Karyawan tetap adalah karyawan yang diangkat dan diberhentikan dengan
suatu keputusan direktur dan mendapat gaji bulanan sesuai kedudukan,
keahlian dan masa kerja.
2. Karyawan harian
Karyawan harian adalah karyawan yang diangkat dan diberhentikan
direktur tanpa surat keputusan direktur dan mendapat upah harian yang
dibayar setengah bulan sekali sesuai dengan hari kerja.
3. Karyawan tidak tetap (kontrak)
Karyawan tidak tetap adalah karyawan yang digunakan oleh pabrik saat
diperlukan sesuai perjanjian yang disepakati dan diberhentikan sesuai
masa kontrak kerja. Keselamatan seluruh karyawan selama jam kerja
dijamin dengan asuransi tenaga kerja.
8.5 Sistem Kerja
Pabrik gas nitrogen, oksigen dan argon ini beroperasi selama 300 hari
setahun secara semi batch dengan waktu kerja 24 jam sehari. Untuk menjaga
kelancaran produksi serta mekanisme administrasi dan pemasaran, masa waktu
kerja dibagi dengan shift dan non shift.
8.5.1 Waktu Kerja Karyawan Non Shift
Tabel 8.1 Waktu Kerja Karyawan Non Shift

HARI JAM KERJA JAM ISTIRAHAT


Senin s/d Kamis 08.00 – 17.00 12.00 – 13.00
Jumat 08.00 – 17.00 11.30 – 13.00

8.5.2 Waktu Kerja Karyawan Shift


Pembagian jam kerja terdiri dari 3 shift dan 4 group, dimana 3 group
melakukan shift sedangkan satu shift libur. Setiap group dikepalai seorang
foreman shift. Pengaturan jam kerja shift ini adalah :

50
 Shift Pagi : jam 07.00 – 15.00
 Shift Sore : jam 15.00 – 22.00
 Shift Malam : jam 22.00 – 07.00
8.6 Jumlah Karyawan
Jumlah karyawan pada Pra Rancangan Pabrik gas nitrogen, oksigen dan
argon dapat dilihat pada Tabel 8.2 dan Tabel 8.3.
Tabel 8.2 Karyawan Non Shift

No Jabatan Jmlh
1. General manager 1
2. Manager keuangan 1
3. Manager umum 1
4. Manager produksi 1
5. Manager penjualan 1
6. Karyawan Pemasaran 2
7. Karyawan Administrasi dan SDM 2
8. Sekretaris 2
9. Kepala satpam 2
10. Sopir 2
11. Dokter 1
12. Perawat 2
.

Jumlah 18
Tabel 8.3 Karyawan Shift

No Jabatan Operator
1. Karyawan Produksi 16
2. Karyawan Utilitas 8
3. Karyawan Mesin (teknisi) 6
4. Karyawan Laboratorium dan Pengendali Mutu 6
5. Karyawan Instrumentasi dan Elektrikal 6
6. Satpam 4
7. Supervisor 4
8. Office boy 2

Jumlah 50

51
8.7 Kesejahteraan Sosial Karyawan
Jaminan sosial diberikan kepada karyawan, antara lain :
1. Tunjangan
 Tunjangan berupa gaji pokok yang diberikan berdasarkan golongan.
 Tunjangan jabatan yang diberikan berdasarkan jabatan yang dipegang
karyawan.
 Tunjangan lembur yang diberikan pada karyawan yang bekerja diluar
jam kerja berdasarkan jumlah jam kerja.
2. Cuti
 Cuti tahunan diberikan kepada setiap karyawan selama 12 hari kerja
setahun.
 Cuti sakit diberikan kepada karyawan yang menderita sakit
berdasarkan surat keterangan dokter.
 Cuti mendadak diberikan kepada karyawan apabila terjadi hal – hal
diluar dugaan.
3. Perlengkapan kerja karyawan produksi
Perlengkapan kerja diberikan kepada karyawan berupa safety
shoes, safety earing, helm, pakaian, masker dan kacamata.
4. Pengobatan
 Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit yang
diakibatkan oleh kecelakaan kerja ditanggung perusahaan sesuai
dengan undang – undang yang berlaku.
 Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit yang tidak
disebabkan oleh kecelakaan kerja diatur berdasarkan kebijaksanaan
perusahaan.
5. Asuransi tenaga kerja (ASTEK)
Asuransi tenaga kerja diberikan apabila karyawan lebih dari 10
orang atau dengan gaji karyawan Rp. 100.000/bulan.

52
Struktur Organisasi Perusahaan

GENERAL
MANAGER

Manager Personalia / Manager penjualan Manager produksi Manager keuangan


umum

Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor

Staf Staf Staf Staf

Karyawan Karyawan Karyawan


Karyawan

Gambar 8.1 Struktur Organisasi Perusahaan

53
BAB IX
ANALISA EKONOMI

Analisa ekonomi diperlukan untuk menentukan jumlah modal yang


dibutuhkan untuk mendirikan dan mengoperasikan pabrik serta tinjauan kelayakan
suatu pabrik. Faktor – faktor yang perlu ditinjau dalam analisa ekonomi adalah :
1. Investasi yang dibutuhkan untuk pendirian suatu pabrik sampai beroperasi
yang dikenal dengan istilah Total Capital Investment.
2. Biaya produksi (Total Production Cost).
3. Harga jual produk yang dihasilkan.
4. Tinjauan kelayakan dari investasi yang disebut Profitability Measure of
Investment. Tinjauan kelayakan ini terdiri atas perhitungan laba kotor dan laba
bersih, laju pengembalian modal (Rate of Return), waktu pengembalian modal
(Pay Out Time), serta titik impas (Break Even Point).

9.1 Total Capital Investment


Capital investment adalah sejumlah modal yang ditanamkan/diresikokan untuk
mendirikan pabrik sampai pabrik siap beroperasi. Capital investment terbagi 2, yaitu :
a. Fixed Capital Investment (FCI)
Investasi biaya tetap adalah modal yang dikeluarkan untuk pembelian dan
pemasangan peralatan pabrik serta alat penunjang lainnya sehingga pabrik
dapat beroperasi. Berdasarkan perhitungan Lampiran D didapatkan Fixed
Capital Investment sebesar US$ 43.134.672
b. Working Capital Investment (WCI)
Investasi biaya kerja adalah modal atau biaya yang dikeluarkan untuk
mengoperasikan pabrik sampai menghasilkan produk perdana. Biaya ini
dimaksudkan untuk membiayai start up, gaji karyawan, pembelian bahan
baku, pajak dan kebutuhan lainnya. Berdasarkan perhitungan Lampiran D
didapatkan Working Capital Investment sebesar US$ 7.612.000
Dengan demikian, Total Capital Investment adalah sebesar US$ 50.746.673,13

53
9.2 Biaya Produksi (Total Production Cost)
Total Production Cost adalah biaya yang diperkirakan untuk menjalankan
pabrik. Biaya produksi terbagi 2, yaitu:
a. Manufacturing Cost
Manufacturing cost adalah biaya yang berhubungan dengan produksi yang
terdiri dari Direct Production Cost, biaya tetap dan biaya overhead.
Berdasarkan perhitungan Lampiran D, didapatkan harga manufacturing cost
seperti berikut.
- Direct Production Cost = US$ 7.426.866

- Fixed Charge = US$ 9.933.915


- Plant Overhead Cost = US$ 2.591.161

b. General Expenses (GE)


General expenses adalah biaya yang diperlukan untuk keperluan administrasi,
distribusi, penjualan produk, penelitian dan pembiayaan lainnya. Berdasarkan
perhitungan Lampiran D, general expenses yang didapatkan adalah
US$ 5.959.672

9.3 Harga Jual (Total Sales)


Produk utama yang dihasilkan pada pabrik gas nitrogen, oksigen, dan argon ini
adalah liquid nitrogen, liquid oksigen, dan liquid argon. Harga jual liquid nitrogen
adalah US$ 300/ton atau Rp, 4.200.000/ton, liquid oksigen adalah US$ 500/ton atau
Rp, 7.000.000/ton, dan liquid argon US$ 1300/ton atau Rp, 18.200.000/ton
.Berdasarkan perhitungan Lampiran D, diperoleh total penjualan sebesar US$
76.878.480 atau Rp 1.076.300.000.000

9.4 Tinjauan Kelayakan Pabrik


Tinjauan kelayakan pabrik gas nitrogen, oksigen, dan argon dengan kapasitas
bahan baku 150.000 ton/tahun ini dapat dilihat dari 4 bagian berikut ini.
9.4.1 Laba Kotor dan Laba Bersih

54
Laba adalah hasil yang diperoleh dari total penjualan dikurangi total biaya
produksi. Laba kotor adalah laba sebelum dikeluarkan pajak, sedangkan laba bersih
adalah laba yang diperoleh setelah dikeluarkan pajak. Berdasarkan perhitungan
Lampiran D, diperoleh laba sebagai berikut.
- Laba kotor yang diperoleh adalah = US$ 50.966.865
= Rp 713.536.000.000
- Laba bersih yang diperoleh adalah = US$ 44.596.008
= Rp 624.344.000.000
9.4.2 Laju Pengembalian Modal (Rate of Return)
Rate of Return (ROR) merupakan perbandingan antara laba yang diperoleh
tiap tahun terhadap modal yang ditanamkan. Berdasarkan perhitungan Lampiran D
didapatkan nilai ROR sebesar 87,88 %.
9.4.3 Waktu Pengembalian Modal (Pay Out Time)
Pay Out Time (POT) merupakan lamanya waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan modal yang dipinjam. Berdasarkan perhitugan Lampiran D, POT
yang didapatkan adalah 1 tahun, 8 bulan.
9.4.3 Titik Impas (Break Even Point)
Break Event Point (BEP) atau yang lebih dikenal dengan sebutan titik impas
merupakan suatu kondisi dimana hasil penjualan produk sama dengan biaya produksi.
Berdasarkan perhitungan Lampiran D didapatkan BEP sebesar 26,61 %. Hal ini
menunjukkan bahwa pada 26,61 % dari kapasitas produksi yang terjual di pasaran
pabrik sudah bisa menutupi biaya produksi atau pabrik dinyatakan sudah balik modal.
Kurva BEP ini dapat dilihat pada Gambar 9.1.

55
Grafik BEP

Gambar 9.1 Grafik Break Even Point (BEP)

56
BAB X

KESIMPULAN DAN SARAN


10.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan hasil perhitungan dari bab–bab sebelumnya pada pra
rancangan pabrik gas nitrogen, oksigen, dan argon dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Pra Rancangan Pabrik gas nitrogen, oksigen, dan argon dengan Kapasitas
Produk 125.000 ton/tahun, direncanakan untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri dan sebagian diekspor.
2. Dari analisa teknis dan ekonomi yang dilakukan, maka Pabrik gas nitrogen,
oksigen, dan argon dengan Kapasitas Produksi 125.000 ton/tahun layak
didirikan di Provinsi Riau.
3. Pra Rancangan Pabrik gas nitrogen, oksigen, dan argon merupakan
perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas dengan struktur organisasi line and
staff dengan jumlah tenaga kerja 68 orang.
4. Dari perhitungan analisa ekonomi, maka Pabrik gas nitrogen, oksigen, dan
argon ini layak didirikan dengan :
 Fixed Capital Investment (FCI) = US$ 43.134.672

 Working Capital Investment (WCI) = US$ 7.612.000


 Total Capital Investment (TCI) = US$ 50.746.673
 Rate of Return (ROR) = 87,88 %

 Pay of Time (POT) = 1 tahun 8 bulan

 Break Event Point (BEP) = 26,61 %


10.2 Saran

Berdasarkan pertimbangan dari analisa ekonomi yang telah dilakukan pabrik


gas nitrogen, oksigen, dan argon ini layak untuk didirikan. Perlu dilakukan

57
pengkajian lebih lanjut sebelum pabrik ini didirikan. Kerjasama dengan disiplin ilmu
Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Mesin dan Teknik Industri.

58
DAFTAR PUSTAKA

Anonim1, 2014, Peta Sumateara Utara, Diakses Tanggal 03 Juli 2014


(http://2.bp.blogspot.com/2jJ2kP_VSWI/Ta4f0fMO3I/AAAAAAAAAB8/
5N0JPyBrIYg/s1600/foto+ypsbk+peta.jpg).
Anonim2, 2014, Kondisi Geografis Tanjung Morawa , Diakses Tanggal 03 Juli
2014,(http://informasikalbar.blogspot.com/2011/04/geografikabupatenben
gkayang.html)
Anonim3, 2014, Kawasan Industri Tanjung Morawa, Diakses Tanggal 03 Juli
2014,(http://kodepos.nomor.net/_kodepos.php?_i=desakodepos&sby=000
000&daerah=Kab.&jobs).
Anonim4, 2014, Pelabuhan Sumatera Utara, Diakses Tanggal 03 Juli 2014,
(http://kodepos.nomor.net/_kodepos.php?_i=desakodepos&sby=000000&
daerah=Kab.&jobs=Bengkayang)
Coulson< J.M, J.F Richarson, and R.K, Sinnot, “Chemical Engineering” Volume
6, Pergamon Press, Oxford, 1983
E. Daubert, Thomas. “Chemical Engineering Thermodynamic” Mc Graw-Hill
Compani, USA. 1985
Himmelblau, DM, “Basic Principles and Calculation in Chemical Engineering”
6th edition
Kern, D.Q, “Proses Heat Transfer”. Mc. Graw-Hill Internatonal Book Company
Inc, New York. 1950
Mc. Cabe, Smith, “Unit Operation of Chemical Engineering”, Mc. Graw Hill
Book.co.Inc, New York, 1984
Oleochemical from Palm Kernel Oil. Oxiteno
Perry, R.H, and Don Green, “Perry’s Chemical Engineers Hand Book” 7th edition,
Mc. Graw Hill Book Co.Inc, New York, 1999
Petter, M.S and K.D Timmerhaus, “Plant Design and Ekonomic for Chemical
Engineer’s, 3th edition, Mc Graw Hill International Book Company,
Aucland, 1991
Reklaitis, G.V “Introducing to Material and Energy Balance’s”, Jhon Wiley &
Sons, New York.1980
Shihidi. F (ed). Barley “Industrial Oilland Fat Product”. 6 volumes. Weley.2005
Stephen M. Mudge “Fatty Alcohols-a review their natural synthesis and
Environmental distribution. Scool of Ocean Sciencws University of weles.
Bongor. 2005
Tambun, Rondang. 2006, “Buku Ajar Teknologi Oleokimia. Medan. USU
Wallas, S.M., “Chemical Process Equipment Selection and Design”, Butterworths
Publishing (USA) Inc, Boston, 1988.
<http/www.wikipedia.com>

Anda mungkin juga menyukai