Anda di halaman 1dari 20

6.

Perancangan Bejana and Pipa Proses Di Bawah Tekanan Eksternal


(Brownell dan Young,Chapter 8, pp.141-154)

Introduksi
Banyak alat proses kimia dibutuhkan untuk dapat dioperasikan dibawah tekanan ekternal,
apabila tekanan di dalam alat lebih kecil daripda tekanan di luar alat. Ini berarti bahwa:
a. tekanan di dalam kecil dan dapat dikatakan vacuum,
b. tekanan yang lebih besar berada diluar alat,
c. kombinasi a dan b.

Contoh kasus:
1. multiple effect evaporator and condenser for last effect
2. kolom distilasi vacuum and kristalizer
3. jacketed vessel
4. heat exchanger

Dasar Teori
Ditinjau suatu silinder tegak dengan panjang tak terhingga

Compressive stress oleh P external ke arah pusat. PCompressive


external (Pext)
stress
ini oleh
dilawan
P external
oleh Yield
ke arah
Point
L pusat.
(Yp)Pdari
external
bahan(P

f  Yp  akan terjadi "buckling" (lekuk=pesok)


Jika compressive
berkaitan dengan Ptheoritical  Pth yang menahan dinding silinder dari tekanan luar, Pext
Yp
3
2E  t 
Pth 
1   2  d  (8.24)
E = modulus elastisitas

= Poisson’s Ratio, untuk baja   0,3
Poisson’s Ratio=? Dalam pengetesan kuat tarik, jika batang baja ditarik ke kanan, maka batang
akan memanjang, sebaliknya diameter batang akan mengkerut oleh akibat konstraksi lateral.
Pada daerah elastis akan berlaku rasio perubahan panjang kearah aksial akibat penarikan
terhadap perubahan diameter kearah lateral akibat kontraksi. Secara matematis ditulis:
c

e (6.2)
55
dengan:
c = satuan konstraksi lateral
e = satuan perpanjangan aksial
 = Poisson’s ratio, konstanta yang bergantung pada bahan konstruksi
material (=0,3 untuk struktur baja)

Maka untuk baja pers. (8-24) dapat disederhakan menjadi (8.25)


3 3
2E  t  t 
Pth  2    2, 2 E  
1  0,3  d  d (8.25)
Untuk keperluan perancangan silinder tegak tipis-panjang yang beroperasi pada tekanan luar di
rancang dengan faktor keamanan 4.

Circumferensial Stiffener

l = jarak antar 2 stiffener Jika di dalam silinder ada tray, maka l=jarak antar
=18-30 in

Dengan demikian:
3 3
1 1 t t 
Pallawable  Pth   2, 2  E    0,55 E  
4 4 d  d  (8.26)
Untuk setiap jarak/ketinggian tertentu suatu silinder/menara perlu diberi penguat secara
melingkar (circumferensial stiffener).

8.2. Jarak Kritis Antar Stiffener


Persamaan 8.25 dan 8.26 dapat diaplikasikan pada silinder/shell/menara tipis panjang di bawah
tekanan external tanpa ring penguatan melingkar atau dengan ring penguatan sepanjang ”critical
l
length”= c .
Menurut Southwell:

lc 
4 6
27
 4
1  2 d d t  (8.27)
dengan mensubstitusikan: Poisson’s Ratio untuk bahan konstruksi baja,   0, 3

lc 
4 6
27
 4
1  0,32 d 
d t  1,11d d t
(8.28)
dengan:
lc = panjang kritis, inches
d = diameter silinder/shell, inches
t = tebal silinder/shell, inches

8.3. Collapsing Pressure of Vessel Shell with Circumferential Stiffener


Untuk vessel di mana kurang/lebih kecil daripada critical length, koefisien dari pers 8.25 harus
dimodifikasi menutur proporsi vessel atau:

56
3
t
Pth  KE  
d  (8.29)
Dengan menerapkan faktor keamanan 4 memberikan
1
Pallowable  Pth
4
3
K t
Pallowable  E 
4 d  (8.30)
dengan:
K = koefisien yang bergantung pada proporsi vessel, sebagaimana
ditunjukkan dalam Fig.8.3, B&Y

Catatan: Nilai minimum dari , K=2,2, seperti pada Pers.8.25

Dengan mensubstitusikan pers.8.29 ke Pers.3.14 dengan mengabaikan faktor korosi,c,


ditemukan bahwa stress kompresif melingkar untuk tekanan eksternal pada saat terjadinyam
collapsing adalah:
pd
t
2f (3.14)
3
pth d KE  t 
f   d
2t 2t  d 
2
f Kt 
   
E 2 d  (8.31)

57
Do t
Pers.8.25 dan 8.31 dapat dilukis sebagai absis  terhadap t d dengan parameter
sebagaimana ditunjukkan dalam Fig.8.4, B&Y,p.145, sbb.

Fig.8.5, B&Y menunjukkan hubungan antara strain (  ) terhadap tensile strength dengan
parameter jenis logam (bahan konstruksi) dan ditunjukkan bahwa mild stell pada suhu kamar
stress-strain dapat didekati dengan 2 garis lurus.
pall  1 4 pth
Dengan menggunakan faktor keamanan untuk perancangan adalah 4, di mana
pada mana collapsing terjadi, didapatkan:
2 ft
pth  4 pall 
d (8.32)
Dengan mengatur kembali Pers.8.32 diperoleh:
d d f t
pall    pth     B atau pall  B  
t  4t  2 d  (8.33)
Dengan menggunakan Pers.8.33 dan diagram stress-strain, pendekatan dapat ditentukan secara
simultan nilai f E dan f 2 dan diaghram-diagram tersebut dilukis seperti pada Fig.8.7,
B&Y, p.146 dengan: absis:
  f E dan ordinat= Pall d t = f 2  B dengan parameter suhu:100, 600 dan 900o F

58
]
Fig.8.4 dan Fig.8.7 dapat digunakan untuk menentukan tekanan kerja yang aman

untuk suatu vessel di bawah tekanan luar.


1. Rasio dimensi= l d dan d t dihitung dan nilai f E ditentukan dari Fig.8.4,
B&Y,
2. Nilai f E   dari tahap 1 dipakai untuk menentukan nilai all
p d / t. Dan dari
pall d / t dapat dihitung langsung pall .

Dalam perancangan vessel rasio= l d biasanya diketahui, tetapi nilai d t tidak diketahui,
p pall ini
karena t dihitung. Nilai t pertama-tama haruslha ditrial dan dihitung all yang aman.
dicheck dengan tekanan kerja yang diinginkan seperti telah dijelaskan di atas.
Kedua kurva dari Fig.8.4 dan Fig.8.7 mempunyai absis yang sama yaitu f E   ,
keduanya dapat digambar menjadi satu seperti ditunjukkan pada Fig.8.8 dan 8.9 (untuk plain
carbon stell sampai 900oF). Fig.8.8 untuk Yield Strength=24000-30000 psi dan Fig.8.9 untuk
Yield Strength=30000-38000 psi. Untuk bahan lainnya lihatlah B&Y, Appendix I, pp.364-380.

59
Contoh Soal 8.4, B&Y, p.146
Sebuah menara fraksinasi dengan diameter dalam 14 ft and panjang antara tangent line atas and
tangent line bawah= 21 ft. Menara terdiri dari tray yang dapat dibongkar-pasang dengan jarak
t  39 inch
antar tray, s . Menara dioperasikan dibawah tekana vakum/hampa pada 750 0F.
Bahan konstruksi: SA-283 Grade B plain carbon stell, yang mempuntyai Yield Strength,
Ys  27000 psi (Lihatlah tabel 5.1, B&Y, p.79). Tentukan tebal shell yang dibutuhkan apabila:
a. tidak ada stiffener, b. ada stiffener yang diletakkan pada posisi tray?
Solusi:
a. Skema vessel

60
ts=b=39 in
21 ft

Di=14 ft

t  5 8 in (tebal netto= tebal shell pada akhir umur alat = tebal shell
b. Dicoba tebal shell, s
tidak termasuk faktor korosi, c)
l

l

 21ft   12in/ft  
252in
 1, 49
d o di  2tsh  14ft   12in/ft   2  5 / 8in  169, 25in
d o di  2tsh  14ft   12in/ft  +2  5/8in  169, 25in
    271
t tsh 5/8in 0,625in
Y  27000psi, terletak di dalam kisaran, 24000-30000 psi, maka dipakai Fig.8.8
Dari s
l d  1, 49 d t  271
Dari Fig.8.8; ordinat, o , ditarik mendatar memotong parameter, o ,
kemudian ditarik ke atas memotong parameter suhu operasi di t=750 oF. Dibaca koordinatnya,
absis=  =0,0002in/in dan ordinat kanan, B  2300
 t  B 2300
pall  B      8, 48 psi
 d o  d o / t 271
Maka,
pdisain  patmosfeer(luar)  pdalam  14, 7  0  14, 7 psi<pkerja ts  5 8 in
, tidak memenuhi syarat.

tsh  13 16 in
c. Dicoba tebal shell yang lebih tebal,
l l  21ft   12in/ft  252in
    1, 49
d o di  2tsh  14ft   12in/ft   2  13 /16in  169, 625in
d o di  2tsh  14ft   12in/ft  +2  13/16in  169, 25 in
    208,5
t tsh 13/16in 13/16 in
l do  1, 49 , ditarik mendatar memotong parameter, d o t  208,5 ,
Dari Fig.8.8; ordinat kiri,
kemudian ditarik ke atas memotong parameter suhu operasi di

61
T=750oF. Dibaca koordinatnya, absis=  =0,00029 in/in dan ordinat kanan, B  3400
 t  B 3400
pall  B      16,3 psi>pkerja
 d o  d o / t 208,5 t  13 16 in memenuhi
Maka, . Maka, sh
syarat.
Shell dengan tebal 13/16 in mempunyai berat,

p   13 /16in   1ft 12in  490lb/ft   33,15lb/ft
3 2

wt   dlp   3,14   14ft   21ft   33,15lb/ft   30700lb


2
Berat shell,

8.4b. Jika dengan stiffener pada posisi tray, maka tebal shell yang dibutuhkan akan lebih tipis
daripada yang tanpa penguat,
ts  7 16 in
a. Dicoba
l  jarak antar stiffener = jarak antar tray = 39 in

62
l l  39 in  39in
    0, 231
d o di  2tsh  14ft   12in/ft   2  7 /16in  168,875in
d o di  2tsh  14ft   12in/ft  +2  7/16in  168,875 in
    386
t tsh 7/16in 7/16 in
l d o  0, 231 , ditarik mendatar memotong parameter, d o t  386 ,
Dari Fig.8.8; ordinat,
kemudian ditarik ke atas memotong parameter suhu operasi di t=750 oF. Dibaca koordinatnya,
absis=  =0,0012 in/in dan ordinat kanan, B  6200
 t  B 6300
pall  B      16,1 psi>pkerja , pkerja  14, 7psi
 do  do / t 386
Maka, .
t  7 16 in
Maka, sh memenuhi syarat.
Shell dengan tebal 7/16 in mempunyai berat,

p   7 /16in   1ft 12in  490lb/ft   17,85lb/ft
3 2

wt   dlp   3,14   14ft   21ft   17,85lb/ft   16450lb


2
Berat shell,
Catatan:
1. Dengan penggunaan stiffener, ada penghematan untuk shell seberat=30.700-16.450=14.250
lb. Tetapi berat tersebut masih kurang teliti karena unsur berat stiffener belum diperhitungkan.
Jika berat stiffening ring dimasukkan sebesar 2.700 lb. Penghematan berat bahan sehell netto =
14.250-2.700=13.100 lb=5.947,4 kg.
2. Perhitungan berat stiffening ring (Baca Brownell & Young, pp.149-150)
Dasar perhitungan:
a. Jarak spasi dari tangen line atas sampai tray teratas= vapor disangeging
space=3-4 ft, diambil 4 ft,
b. Jarak spasi dari bagian tangen line bawah sampai tray terbawah= bottom
separator space=2-3 ft, diambil 3 ft.
Ini berarti jarak antara tray teratas dan tray terbawah = 21-(4+3)= 14 ft.
Jumlah tray= jarak antar tray teratas sampai tray terbawah/jarak antar tray
=14x12/39=4,3  5 Misal digunakan stiffener jenis channel
7inx2 1 8 in, maka berdasarkan tabel
pada Appendix G,Brownell & Young, pp.354, berat per ft dari stiffener,
dipilih 12,25 lb/ft.

3 ft
tray 1
stiffener
tray 2

ts=b=39 in
tray 3 21 ft

tray 4

tray 5

4 ft Di=14 ft

Berat stiffener total = jumlah


stiffener x berat 1 stiffener =
5 x x14ftx12,25 lb/ft=2.693,9  2.700 lb.
t P
3. Jika jarak antar tray, s , tidak diketahui maka untuk vakum dapat diambil,
63
ts  38 sampai dengan 48in

8.5. Perancangan circumferential stiffener (penguat melingkar)


Dalam perancangan circumferential stiffener rings untuk vessel di bawah tekanan luar,
setiap stiffener menahan beban luar sepanjang ½ pada setiap sisi (kedua) sisi suatu stiffener
(dengan l =jarak antar 2 stiffener berturutan). Oleh karena itu beban persatuan panjang ring
lP
pada keadaan collapsed = th
Dengan menuliskan kembali pers.8.23 dengan menyebutkan bahwa persamaan ini
variabel l dengan I.
3EI 3EI 24 EI
Pth    3
 do 2 
3 3
ro do
(8.23)
24 EI
P  pth l  3
Maka,
do (8.34)
dengan:
P=beban yang harus ditahan oleh shell dan stiffener dalam lb/in dari panjang
keliling (circumferential length)
atau
pth d 3l
I
24 E
Dengan mengalikan dengan t t dan mengatur kembali didapatkan
 d 2lt   pth d 
I   
 12 E   2t 
pd f
f  dan pers. 6.1,  = ,
Dengan mensubstitusikan pers.3.14, 2t E didapat:
2
d lt d lt
2
I f 
12 E 12 (8.35)
Berkenaan dengan momen inertia (I) dari stiffening ring dan shell berkerja sama untuk menahan
kondisi collapsed dari vessel dibawah tekanan eksternal, Timoshenko telah mengemukakan
bahwa momen inertia gabungan dari stiffener dan shell akan setara dengan momen inertia dari
shell yang sedikit lebih tebal atau
Ay Ay
ty  t  t
dy l
(8.36)
dengan:
ty = tebal ekuivalen shell, inches
Ay = luas tambang melintang dari satu circumferential stiffener, inches 2
l  dy = jarak antar circumferential stiffener, inches

t digantikan dengan t y
Dengan mensubstitusikan Pers.8.36 ke dalam Pers.8.35, dengan
diperoleh:
d 2lt y  d 2l  Ay 
I  t  
12 12  l 
(8.37)
Pers.8.37=persamaan yang dikemukakan oleh ASME Code tahun 1956 untuk stiffening rings
untuk vessel dibawah tekanan eksternal kecuali koefisien dalam penyebut adalah 14
dibandingkan dengan 12 pada Pers.8.37. Nilai 14 dalam persamaan ASME Code didekati
dengan pengalaman empiris. Pada umumnya, momen inertia I gabungan antara shell dan

64
stiffener bersama-sama bervariasi dari 30-70% lebih besar dari momen inertia stiffener itu
sendiri.
Dengan menggunakan allowable yang konservatif dari tambahan 30% untuk momen
inertia gabungan antara shell dan stiffener dan memasukkan faktor keamanan tambahan dalam
perancangan dengan menambahkan beban 10%, didapatkan:
 1  10%  d l  Ay  d 2l  Ay 
2
I    t    , maka I  t  
 1  30%  12  l  14  l 
(8.38)
Pers.8.38 memberikan momen inertia yang diperlukan untuk stiffening ring pada keadaan
tekanan yang mengakibatkan collapsed yang sama dengan vessel yang dirancang
menggunakan Fig.8.8.
P
Tekanan operasi yang diijinkan, allowable adalah ¼ kali tekanan pada mana kondisi collapsed
secara teoritis terjadi. Untuk menggunakan Fig.8.8 dalam merancang stiffener, diperlukan
tahapan yang berlawanan. Penggunaannya berdasarkan atas nilai B, jika B diekspresikan dalam
teq
tebal shell ekivalen, , (termasuk kontribusi stiffeneing ring), maka dengan pers.8.33, didapat:
d d f t
pall    pth     B atau pall  B  
t  4t  2 d  (8.33)

f Pth d o Pall d o
B  
2 4teq A
t y
l (8.39)
8.6. Contoh perhitungan circumferential stiffener
Perancangan circumferential stiffener untuk menara berdiameter 14 ft yang diberikan
sebelumnya dalam bab 8 ini akan dijelaskan. Tebal shell yang diperlukan 7/16 in dan jarak
antar stiffener = jarak antar tray=39 inch. Menara beroperasi vakum. Perhitungan momen
inertia circumferential stiffener memerlukan pendekatan yang serius. Rancanglah
circumferential yang memadai.
Solusi:
Asumsi, circumferential stiffener yang dipilih adalah tipe channel 7inx 2 1/8 in.
Dari Appendix G, B&Y, Item 1, p.354, didapatkan: dengan berat 12,25 lb/ft,
A  3,58 in 2
I=24,1 in4 dan y .
Substitusikan data ini ke pers.8.39, didapatkan:
Pall d o 15 x168,875
B   4790
Ay  3,58 
t 0, 4375   
l  39 
Masukkanlah ke ordinat kanan Fig.8.8 dengan B=4790 dan ditarik horizontal ke kiri ke garis
bahan untuk 750oF; kemudian ditarik vertikal ke dasar peta di mana,   0, 00045
Substitusikan ke dalam pers.8.38 memberikan:
d 2l  Ay  1692 x39  3,58 
I  t      0, 4375   x0, 00045  18,95 in  24,1 in
4 4

14  l  14  39 
Oleh karena momen inertia yang dibutuhkan lebih kecil daripada yang disediakan oleh tipe dan
ukuran stiffener yang dipilih, yaitu channel 7inx2 1/8in, maka disain stiffener sudah memadai.
Berat 5 stiffening rings
=5     14ft   12,25lb/ft  =2.692,55lb  2.700 lb
Shell dengan tebal 7/16 in mempunyai berat,
 
p   7 /16in   1ft 12in  490lb/ft 3  17,85lb/ft 2

Berat shell,
 
wt   dlp   3,14   14ft   21ft  17,85lb/ft 2  16.450lb
Berat shell dan stiffening rings= 16.450+2.700=19.150 lb
Jika dibandingkan dengan berat total untuk shell tanpa stiffening rings yaitu = 30.700 lb, maka
terdapat dengan pemakaian stiffening rings akan dihemat berat sebesar = 30.700-
19.150=11.550 lb.
65
8.8. Disain Tutup Untuk External Pressure Vessel
Yang dibahas antara lain:
a. Hemispherical dan b. torispherical sub. Bab 8.8-8, 10, B&Y, pp.152
c. Elliptical dished head, sub. Bab 8.11-8.12, B&Y, pp.152-153,
d. Conical dished head, sub Bab 8-13, B&Y, pp.153.

8.8. Stabilitas Elatisitas dari Tutup Bentuk Hemispherical dan Torisperical


Bentuk dished head di bawah tekanan eksternal ditekankan pada kegagalan/kerusakan
akibat ketidakstabilan elastis seperti yang dialami pada shell. Pers.4.33 dapat diterapkan untuk
tutup bentuk hemispherical (separoh bola) atau torispherical dan memberikan tekan teoritis
dimana kondisi collapsed akan terjadi karena ketidakstabilan elastis.
2 Et th 2
Pcritical   Pth

r2 3 1  2  (4.33)

atau
t r
2
th
2
3(1   P / 2 E , maka
2


tth  r 4 3 1   2  P / 2E
(8.53)
Dengan menerapkan factor keamanan perancangan sebesar 4,4, yaitu menggunakan tabal 4,4
kali tabal teoritis yang menyebabkan collapsed/buckling terjadi, diperoleh persamaan:
th  4, 4tth  4, 4r 4 3 1   2   P / 2E  c
(8.54)
Untuk konstruksi baja di mana Poisson’s Ratio,   0,3 , maka persamaan (8.54) dapat
disederhanakan:


th  4, 4r 4 3 1   2  P / 2 E +c  4, 4  4
  
3 1  0,32 / 2 r P / E +c

 1, 28 
th  4, 4   r P / E  c  4r P / E  c
 1, 41  (8.55)
Dengan:
th = tebal tutup, inch
P = tekanan eksternal maksimum, psi
c = factor korosi yang diijinkan, inch
E = modulus elastisitas pada suhu operasi, psi
r = jari-jari dish untuk hemisperical dan torispherical
r = jari-jari head ekivalen untuk elliptical dished head, inch
Oleh karena pers.8.55 mengandung modulus elastisitas, E, (sebagai fungsi stress) akan menurun
pada suhu tinggi; dalam praktek lebih disukai untuk menerapkan Fig.8.8, seperti pada saat
menentukan tebal shell silindris. Garis penuh yang ditandai dengan sphere line dari Fig.8.8
ditunjukkan untuk cara ini. Untuk menerapkan Fig.8.8, skala untuk sphere line dimodifikasi
r 100t t
pada ordinat yaitu h dengan r= jari-jari kurvatur head dan h = tebal head. Fig.8.8

digunakan untuk menentukan nilai B, dengan prosedur yang sama dapat ditentukan P all dengan
persamaan:
B
Pall 
r th (8.56)
8.9. Contoh Soal 8.9. Perancangan Tutup Hemispherical
Ingin dirancang tutp dengan tipe hemispherical dished head untuk vessel dengan dimensi shell
seperti contoh soal sebelumnya. Yaitu dari sebuah menara fraksinasi dengan diameter dalam 14
ft and panjang antara tangent line atas and tangent line bawah= 21 ft. Menara terdiri dari tray
66
t  39 inch
yang dapat dibongkar-pasang dengan jarak antar tray, s . Menara dioperasikan
dibawah tekana vakum/hampa pada 750 0F. Bahan konstruksi: SA-283 Grade B plain carbon
Y  27000 psi
stell, yang mempuntyai Yield Strength, s (Lihatlah tabel 5.1, B&Y, p.79).
Perancangan bersifat pendekatan karena modulus elastisitas pada suhu ini (750 0F), juga sebagai
fungsi dari stress, fall.
Penyelesaian:
1. Gambar skema alat.

3 ft
tray 1

tray 2

ts=b=39 in
tray 3 21 ft

tray 4

tray 5

4 ft Di=14 ft

D  14 ft, L  21 ft, t s  39 in, tsh  13 16 in


Dari data sebelumnya:
Diameter shell rata-rata =
Di  Do Di  Di  2tsh  12 in  13
  Di  tsh  14ft    in=168,8125  169 in
2 2  1ft  16
Berdasarkan Fig.5-7, (f) dan sifat dari bentuk bola, maka:

Fig.5.7f. Hemispherical Dished Head


Jari-jari kurvatur dish (crown) = rc  1 2 Dsh  1 2  169   84,5 in
rc 84,5
th  5 16in    2, 7
100th 100  5 /16 
2. Ditrial,

67
rc
 2,7,
Dari Fig.8.8, untuk ordinat kiri,
100 t h ditarik mendatar ke kanan dan memotong
sphere line pada absis bawah,   f E  0, 00044. Kemudian ditari vertikal ke atas
memotong parameter suhu bahan 7500F dan kemudian ditarik mendatar ke kanan memotong
ordinat kanan di B=4.800.

3. Pall untuk tutup hemispherical dapat dihitung sebagai berikut:


B 4.800
Pall    17,8 psi>Pworking . Pworking  14, 7 psi.
rc th 2, 7 x100
t  5 /16 inch sudah memadai.
Jadi tebal tutup hemispherical, h

8.10. Contoh soal perancangan tutup tipe torispherical


Ingin dirancang tutup tupe torispherical utnuk vessel dengan dimensi shell seperti contoh soal
sebelumnya. Yaitu dari sebuah menara fraksinasi dengan diameter dalam 14 ft and panjang
antara tangent line atas and tangent line bawah= 21 ft. Menara terdiri dari tray yang dapat

68
t  39 inch
dibongkar-pasang dengan jarak antar tray, s . Menara dioperasikan dibawah tekanan
vakum/hampa pada 7500F. Bahan konstruksi: SA-283 Grade B plain carbon stell, yang
Ys  27000 psi (Lihatlah tabel 5.1, B&Y, p.79). Perancangan ini
mempunyai Yield Strength,
juga bersifat pendekatan.
Penyelesaian:
1. Gambar skema alat.

3 ft
tray 1

tray 2

ts=b=39 in
tray 3 21 ft

tray 4

tray 5

4 ft Di=14 ft

2. Untuk menentukan jari-jari dished head lihatlah Fig.5-7d dan Tabel 5.7.

Fig.5.7. ASME and API-ASME code flanged and dished (torispherical)

69
Dari dari OD Shell=168 in and tebal shell 13/16 in  14/16 in  7/8 in, didapat r  144 in .
Akan tetapi karena diagram/gambar khusus untuk torispherical belum tersedia, maka
penyelesaian hanya bersifat pendekatan yaitu diandaikan bahwa Fig.8.8 untuk bentuk bola
dapat diterapkan juga untuk tutup torispherical. Kompensasinya jari-jari dishnya diperbesar
rc .
menjadi = diameter shell. Jari-jari dish = jari-jari kurvatur = D = 169 in=
rc 169
th  5 8in    2, 7
100th 100  5 / 8 
3. Ditrial,
Dengan cara serupa dengan tutup yang berbentuk hemispherical, maka dengan Fig.8.8,
didapat B=4.800.
B 4.800
Pall    17,8 psi>Pworking . Pworking  14, 7 psi.
 rc  2, 7 x100
  x100
 100th 
rc
 2,7,
Dari Fig.8.8, untuk ordinat kiri,
100th ditarik mendatar ke kanan dan memotong
sphere line pada absis bawah,   f E  0, 00044. Kemudian ditari vertikal ke atas
memotong parameter suhu bahan 7500F dan kemudian ditarik mendatar ke kanan memotong
ordinat kanan di B=4.800.

4. Pall untuk tutup torispherical dapat dihitung sebagai berikut:


B 4.800
Pall    17,8 psi>Pworking . Pworking  14, 7 psi.
rc th 2, 7 x100
t  5 / 8 inch sudah memadai.
Jadi tebal tutup hemispherical, h

8.11. Stabilitas Elatis dari Tutup Tipe Elliptical Dished Head Di bawah Tekanan
Luar
Jari-jari kurvatur dari tutup tipe elliptical mencapai maksimumnya pada pusat tutup dan
pada titik ini = 2x jari-jari shell untuk tutup yang mempunyai a/b=2/1. a=panjang absis mayor,
b=panjang absis minor. Perancangan tutup yang didasarkan pada jari-jari kurvatur maksimum
rc ) nilainya akan berkurang
akan mengakibatkan over desain, karena jari-jari kurvatur=crown (
r
sepanjang jarak dari pusat ke titik temu antara tutup dengan shell. Pengurangan c ini akan
meningkatkan ketegaran (rigidity) dan stabilitas elastis yang lebih tinggi. Maka, tutup tipe
elliptical dished head mempunyai stabilitas elastis yang lebih besar daripada tutup tipe
r r
torispherical yang memiliki diameter, tebal dan c pada pusat tutup yang sama. Karena c untuk
tutup elliptical bervariasi sepanjang meridian, jari-jari rata-rata harus digunakan. Tabel 8.1.
mencantumkan jari-jari kurvatur ekivalen sebagai fungsi dari rasio a/b sebagai berikut:
Table 8.1. Equivalen Radius of Curvature to Be Used for Design of Elliptical
Dished Heads under External Pressure
ab 3,0 2,8 2,6 2,4 2,2 2,0 1,8 1,6 1,4 1,2 1,0
(bola)
rc / d 1,36 1,27 1,18 1,08 0,99 0,90 0,81 0,73 0,65 0,57 0,50
rc = jari-jari kurvatur (crown) rata-rata
d=diameter vessel dan

8.12. Contoh Perancangan Tutup Elliptical


Suatu tutp elliptical (elliptical dished head/closure), a/b=2/1, akan dirancang sebagai tutup
untuk vessel sebagaimana dijelaskan dalam contoh soal sebelumnya. Yaitu dari sebuah menara
fraksinasi dengan diameter dalam 14 ft and panjang antara tangent line atas and tangent line
bawah= 21 ft. Menara terdiri dari tray yang dapat dibongkar-pasang dengan jarak antar tray,
ts  39 inch . Menara dioperasikan dibawah tekanan vakum/hampa pada 750 0F. Bahan

70
konstruksi: SA-283 Grade B plain carbon stell, yang mempunyai Yield Strength,
Ys  27000 psi (Lihatlah tabel 5.1, B&Y, p.79).
Penyelesaian:
Perancangan ini juga diselesaikan secara pendekatan.
Dari contoh soal sebelumnya:
Di  14ft, tsh  7 /16 in,  D0  Di  2tsh  14ft  12in /1ft   2  7 /12in   168,875in  169 in
Dari Tabel 8.1, Brownell&Young, untuk a/b=2,
rc d  rc Do  0,9  rc  0,9 Do  0,9  169   152,1 in
th  9 /16 in>tsh
Dicoba tebal tutup,

rc 152,1
  2, 7
Dengan bantuan Fig.8.8, B&Y, p.147;
100th 100 x9 /16 = Ordinat kiri,
ditarik horizontal memotong sphere line, ditarik verikal ke atas memotong suhu bahan di 750 oF
dan ditarik horizontal ke kanan memotong ordinal kanan di
Pall rc B B 4.800
B  4.800   Pall     17,8psia>Pworking
th rc th  r  100 x 2, 7
100 x  c 
 100th 
th  9 /16 in, sudah memadai.
Maka tabal head,

8.13. Stabilitas Elastis dari Tutup Konis di bawah Tekanan Eksternal


Gambar sket tutup konis.

Sudut puncak konis = 2  = apex angle


Tutup konis di bawah tekanan eksternal dapat dibagi ke dalam 3 kelompok, sbb.
1. Jika apex angle kecil  45 tutup konis dapat dianggap berkelakuan sebagai
0
Shell silindris
yang mempunyai diameter ujung konis dan panjang ( l ) sama dengan panjang aksial konis.
Pada keadaan ini tutup konis tidak memerlukan stiffening ring. Jika stiffening ring
digunakan, tebal head akan berkurang pada setiap seksi sesuai dengan sudut puncak.
Dalam hal ini, setiap seksi dirancang menggunakan diameter terbesar dari seksi yang
ekivalen dengan diameter shell, D, dan panjang aksial antar stiffener ekivalen dengan
panjang shell antar stiffener, l
2. Untuk tutup konis yang mempunyai sudut puncak sedang (45-120 0), prosedur perhitungan
tebal konis seperti pada kasus 1 dipakai, kecuali bahwa diameter pada ujung konis (besar)
diambil sebagai panjang silinder ekivalen (D=H), jika tidak digunakan stiffener. Jika
digunakan digunakan circumferential stiffener, prosedur perhitungannya sama dengan konis
berstiffener dengan sudut puncak = 2   45 , seperti pada kasus 1,
0

3. Jika tutup konis datar mempunyai sudut puncak >120 0, maka tutup konis dirancang
sebagai plat datar yang mempunyai diameter konis terbesar.

8.14. Contoh Perancangan Tutup Konis

71
Tutup konis yang mempunyai sudut puncak 450 dan tanpa stiffener dirancang untuk vessel
Di  14ft, tsh  7 /16 in. Tentukanlah tebal konis.
seperti dalam soal terdahulu,
Penyelesaian:
1. Skema tutup konis,

do 2

B
C
l

2. Sudut puncak konis=450=2     22,5 , maka tutup konis termasuk kelompok 1. Ditrial,
0

th  tsh , th  11/16 in
Dari gambar dapat dihitung tinggi konis, l .
Dari segitiga ABC siku-siku di B,
do / 2 d /2 169 / 2 84,5
tan   l  o    204in,
l tan  tan 22,5 0
0, 4142
l 204 d 169
  1, 21 dan o   246
d o 169 th 11/16
l
 1, 21
Dengan bantuan Fig.8.8 dengan ordinat kiri
d o ditarik mendatar ke kanan ke
do 169
  246
memotong kurva pada f E  0, 00030 . Kemudian ditarik vertikal ke
th 11/16
suhu bahan 750oF dan selanjutnya ditarik ke kanan memotong ordinat kanan di B=3.700.
B 3.700
Pall    15, 05 psia>Pworking
d o th 246 P  14, 7 psia
dimana working .
th  11/16 in sudah memadai.
Dengan demikian,
72
Soal PR. Sebuah crystalizer vaccum berdiameter 12 ft dibuat dari mild-steel. Alat tersebut
mempunyai tutup dasar berbentuk konis dengan apex angle=600 dan tutup puncak berbentuk
torispherical dished closure. Jarak antara sambungan konis dengan shell sampai sambungan
torispherical dengan shell = 18 ft. Tentukanlah tebal shell, tebal tutup konis dan tebal tutup
torispherical yang memenuhi syarat!

8.15. Pipa dan tubing di bawah tekanan ekternal


Hubungan yang dijelaskan terdahulu untuk vessel panjang dan tipis dibawah tekanan eksternal
t d
adalah konservatif. Tubing dan pipa biasanya mempunyai rasio 0 lebih besar daripada 0,02

dan oleh karenanya dimaksudkan untuk mengatasi kegagalan buckling oleh karena elastis
plastis daripada oleh karena kegagalan elastis. Oleh karena itu dan untuk keseragaman umum
dari tubing dan pipa komersiil, mempunyai nilai-nilai yang lebih umum dari tekanan kerja
eksternal allowable yang bisa ditolerir daripada persoalan bagian shell dari vessel. ASME
Special Research Committe on Vessel Under External Pressure meninjau persoalan ini dengan
tujuan untuk menambah nilai tekanan kerja eksternal yang diijinkan.
S t e w a r t m e
collapsed untuk pipa baja yang mempunyai Yield Stength=Y s=37.000 psi pada suhu kamar,
sbb.:
p  86.670  t d o   1386
(8.57)
ASME code committe merevisi persamaan Stewart untuk memasukkan pengaruh bahan
yang mempunyai Ys selain 37.000 sbb.
12
 t   f 
p  2,344    1, 064 f y  y 
 do  E (8.58)
dengan:
p = tekanan collapsed, psi
t = tebal tube, in
do = diameter luar, in
fy = yield strength pada suhu operasi, psi
E = modulus elastisitas pada suhu operasi, psi

Code Committe mempertimbangkan bahwa rumus Stewart termnodifikasi,


t/d
sebagaimana dalam Pers.8.58, sangat konservatif jika diterapkan untuk rasio o sampai

dengan 0,14.
Tidak ada data ekstensif dan tidak ada hubungan teoritis tersedia untuk tekanan
t / d  0,30
collapsed dari tube yang sangat tebal yang mempunyai rasio o . Tetapi committe
mempunyai opini bahwa tube dengan tebal demikian akan mengalami kegagalan terutama
Pall untuk tube yang mempunyai
disebabkan oleh sifat plastis daripada collapsed. Pada sisi ini
t / d  0,30
rasio o dihitung berdasarkan hubungan hoop-stress termodifikasi sebagaimana yang
diberikan dalam pers.8.59 sbb.
4 fy  t 
p  
1, 05  d o 
(8.59)
Persamaan 8.59 didasarkan pada teori dinding tipis (ilah Pers.3.14, B&Y) dan asumsi bahwa
Ys  1 2 xUltimate Strength . Faktor reduksi 5% dimasukkan dalam penyebut pada basis
kedua teori yang diacu dan juga berdasar pengalaman.
t/d
Untuk kisaran rasio o menengah yaitu 0,14-0,30, transisi gradual diseleksi oleh

committe. Dengan menyeleksi allowable working stress =40%xYs untuk baja dan allowable

73
working pressure (w.s.) = 1/5x tekanan collapsed sebagaimana dirumuskan dalam pers.8.58,
Fig.8.10, B&Y, p.153 dapat digambar sbb.

0,14  t / d  0,30
Berdasarkan Fig.8.10, zona transisi digambar sebagai garis lurus dari o

untuk setiap kurva. Gambar serupa untuk kurva ini dengan lebih luas parameter
0, 02  t / d o  0,30 ditunjukkan dalam Fig.13.5 bab 13, B&Y, p.258 untuk keperluan
perancangan terapan.
Meskipun Fig.8.10 dan Fig.13.5 dipersiapkan untuk tube mild-stell, gambar-gambar ini dapat
digunakan untuk bahan lainnya yaitu:
1. bahan ferrous dengan syarat diterapkan faktor keamanan 4 atau 5
2. bahan nonferrous dengan syarat diterapkan faktor keamanan 5.
Catatan: Dari Mata Kuliah Mekanika Fluida, karakteristik pipa itu ada yang dinyatakan dengan
Schedule Number, misal: 10,20,30,40,60,80,100,120,140 dan 160. Apa yang dimaksud dengan
schedule number itu?
P
Schedule Number  1000
Jawab:
f all
di mana:
P = tekanan kerja internal yang mampu dilayani oleh pipa, psi
fall = stress yang diijinkan dari bahan, psi

Sebagai contoh:
Tekanan kerja = 10 atm= 1470 psi, fall=18750 psi untuk carbon stell, maka:
1470
Schedule Number  1000  78, 4  80
18750

74

Anda mungkin juga menyukai