Anda di halaman 1dari 11

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN DI PABRIK PUPUK UREA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan jurusan Teknik Kimia

Oleh : 1. Zahroini Rahmah 2. Elsa Fitri Rahmadani 3. Faulina Retty (03111003002) (03111003010) (03111003016)

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya Indralaya

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki tanah yang cukup subur. Sebagian besar masyarat yang tinggal di Indonesia masih memiliki pekerjaan sebagai seorang petani. Mereka mengandalkan tanah Indonesia sebagai tempat untuk mata pencarian mereka. Sebagai seorang petani mereka pastinya tidak pernah lepas akan kebutuhan pupuk demi menunjang hasil pertanian yang bagus. Pupuk merupakan bahan pokok yang mereka butuhkan agar hasil yang mereka dapatkan menjadi maksimal. Pupuk (fertilizer) adalah suatu zat yang ditambahkan dengan tujuan agar kesuburan tanah ditingkatkan, sehingga tanaman menjadi lebih produktif. Pupuk yang diberikan ke tanah, di samping memperbaiki keadaan kimiawi tanah, pupuk dapat pula bermanfaat bagi keadaan fisik dan biologis tanah. Namun, tak jarang juga kita sering mendengar akan terjadinya kelangkaan akan produksi pupuk bagi para petani. Kelangkaan yang sering terjadi ini dapat menghambat produktivitas para petani. Kelangkaan ini juga dapat mengakibatkan menurunnya hasil yang maksimal yang didapatkan oleh para petani. Tak jarang juga diantara mereka yang mengeluh akan kelangkaan ini. Akibat kelangkaan ini tak jarang juga ada produsen pupuk yang melakukan kegiatan yang bisa di bilang bisa merugikan para petani. Mereka memanfaatkan masalah ini demi keuntungan mereka. Oleh karena itu pemerintahan mengembangan pupuk urea bagi masyarakat Indonesia yang berprofesi sebagai seorang petani. Lebih dari 90% dari produksi dunia menggunakan pupuk nitrogen dalam pertanian. Pupuk Urea, disebut pupuk Nitrogen (N), memiliki kandungan nitrogen 46 %. Urea dibuat dari reaksi antara amoniak dengan karbon dioksida dalam suatu proses kimia menjadi urea padat dalam bentuk prill (ukuran 1-3,35 mm) atau granul (ukuran 2-4,75 mm). Urea prill paling banyak digunakan untuk tanaman pangan dan industri, sedangkan urea granul lebih cocok untuk tanaman perkebunan. Secara ekonomi, untuk mengejar keuntungan memang wajar, sebab harga jual pupuk ke luar negeri jauh lebih mahal daripada harga jual kepada petani sendiri. Misalnya harga

pupuk urea bersubsidi di pasar dalam negeri hanya Rp 1.200 per kg, padahal harga pupuk urea di pasar internasional melambung hingga Rp 4.000 per kg. Namun, akibat dari kebijakan itu, pasokan pupuk kepada petani menjadi berkurang sehingga harga pupuk di dalam negeri membumbung tinggi, naik lebih dari 40 persen. Akibat lebih lanjut terjadi kelangkaan pupuk di beberapa daerah. Kondisi ini menyebabkan beredarnya pupuk-pupuk palsu. Urea merupakan pupuk yang mengandung nitrogen paling tinggi (46%) diantara semua pupuk padat. Urea mudah dibuat menjadi prill atau granul (butiran) dan mudah diangkut dalam bentuk curah maupun dalam kantong dan tidak mengandung bahaya ledakan. Zat ini mudah larut didalam air dan tidak mempunyai residu garam sesudah dipakai untuk tanaman. Kadang-kadang zat ini juga digunakan untuk pemberian makanan daun. Disamping penggunaannya sebagai pupuk, urea juga digunakan sebagai tambahan makanan protein untuk hewan pemamah biak dalam produksi melamin, sebagai perawis dalam pembuatan resin, plastik, adhesif, bahan pelapis, bahan anti ciut untuk tekstil, dan resin perpindahan ion. Bahan ini merupakan bahan antara dalam amonium sulfamat, asam sulfanat dan ftalosianina. Kegunaan produk antara lain 1. Urea dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan bahan kimia banyak yang penting 2. Urea prill digunakan untuk tanaman pangan dan industri. 3. Urea granul digunakan untuk tanaman perkebunan. 4. Urea juga digunakan sebagai bahan baku untuk produksi pupuk majemuk. 5. Urea digunakan sebagai bahan baku atau penunjang dalam industri farmasi, pada fermentasi pembuatan bir dan industri, dan industri minyak bumi. 6. Urea dapat berfungsi sebagai sumber hidrogen.

Industri Pupuk di Indonesia


Di Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal para petani. Penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum diterapkannya revolusi hijau di Indonesia pada tahun 1960-an. Sedangkan pupuk hayati dikenal para petani sejak proyek intensifikasi kedelai pada tahun 1980-an. Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman. Sedangkan pupuk hayati merupakan inokulan berbahan aktif organisme hidup yang berfungsi untuk menambah hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman. Setelah revolusi hijau, kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya karena jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganyapun relatif murah, dan mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan, sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian. Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan pupuk buatan dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah membuat mereka beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik. Pertanian organik hanya mengandalkan kebutuhan hara melalui pupuk organik dan masukan-masukan alami lainnya. Penggunaan pupuk hayati untuk membantu tanaman memperbaiki nutrisinya. Berikut adalah yang menjadi latar belakang pengembangan industri pupuk di Indonesia : 1. Meningkatnya perkembangan populasi manusia yang mendorong

meningkatnya kebutuhan pangan dunia sehingga berarti pula peningkatan suplai nitrogen. 2. Mengurangi terjadinya kelangkaan pupuk. 3. Memperbanyak ekspor urea ke luar negeri untuk menambah devisa negara. Ada beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi pabrik agar pabrik yang kita rancang bisa mendatangkan keuntungan yang besar

antara lain : penyediaan bahan baku, pemasaran produk, fasilitas transportasi dan tenaga kerja. Alasan pemilihan lokasi untuk lokasi pendirian pupuk Urea yang sesuai dengan studi kelayakan antara lain : a. Tersedia sumber air, b. Dekat dengan konsumen pupuk. c. Dekat dengan pelabuhan. d. Berdekatan dengan pabrik lainnya untuk memudahkan memperoleh bahan baku seperti amoniak.

Pembuatan Pupuk Urea


Pupuk Urea yang dikenal dengan nama rumus kimianya NH2CONH2 pertama kali dibuat secara sintetis oleh Frederich Wohler tahun 1928 dengan mereaksikan garam cyanat dengan ammonium hydroxide. Prinsip pembuatan urea pada umumnya yaitu dengan mereaksikan antara amonia dan karbondioksida pada tekanan dan temperatur tinggi didalam reaktor kontinu untuk membentuk amonium karbamat selanjutnya amonium karbamat yang terbentuk didehidrasi menjadi urea. Pada proses pembuatan amoniak dengan tekanan rendah dalam reaktor (150 atmosfir) yaitu dengan reaksi reforming merubah CO menjadi CO2, penyerapan CO2 dan metanasi. Reaksi reforming ini dilakukan dalam 2 tingkatan yaitu : Tingkat Pertama : Gas bumi dan uap air direaksikan dengan katalis melalui piap-pipa vertikal dalam dapur reforming pertama dan secara umum reaksi yang terjadi sebagai berikut: Cn H2n CH4 + nH2O + H2O Tingkat Kedua : Udara dialirkan dan bercampur dengan arus gas dari reformer pertama di dalam reformer kedua, hal ini dimaksudkan untuk menyempurnakan reaksi reforming dan untuk memperoleh campuran gas yang mengandung nitrogen (N) ---> ---> NCO + (2n+1)H2 CO + 3H2 panas panas

2 CH4 2 CO

+ 3 O2 + 4 H2O

---> --->

12 N2 12 N2

lalu campuran gas sesudah reforming direaksikan dengan H2O di dalam converter CO untuk mengubah CO menjadi CO2 CO + H2O ---> CO2 + H2

CO2 yang terjadi dalam campuran gas diserap dengan K2 CO3 K2 CO3 + CO2 + H2O ---> KHCO3

larutan KHCO3 dipanaskan guna mendapatkan CO2 sebagai bahan baku pembuatan urea. Setelah CO2 dipisahkan, maka sisa-sisa CO, CO2 dalam campuran gas harus dihilangkan yaitu dengan cara mengubah zat-zat itu menjadi CH4 kembali CO CO2 + 3H2 + 4H2 ---> ---> CH4 CH4 + H2O + 2H2O

Lalu kita mensitesa nitrogen dengan hidrogen dalam suatu campuran ganda pada tekanan 150 atmosfir dan kemudian dialirkan ke dalam converter amoniak. N2 + 3H2 ---> 2NH3

Setelah didapatkan CO2 (gas) dan NH3 (cair), kedua senyawa ini direaksikan dalam reaktor urea dengan tekanan 200-250 atmosfer. 2NH3 amoniak + CO2 karbon dioksida ---> ---> NH2COONH4 ammonium karbamat NH2 CONH2 + H2O - Q + Q

NH2COONH4

Reaksi ini berlangsung tanpa katalisator dalam waktu 25 menit. Proses selanjutnya adalah memisahkan urea dari produk lain dengan memanaskan hasil reaksi (urea, biuret, ammonium karbamat, air dan amoniak kelebihan) dengan

penurunan tekanan, dan temperatur 120-165 derajat Celsius, sehingga ammonium karbamat akan terurai menjadi NH3 dan CO2, dan kita akan mendapatkan urea berkonsentrasi 70-75%. Untuk mendapatkan konsentrasi urea yang lebih tinggi maka dilakukan pemekatan dengan cara: 1. Penguapan larutan urea di bawah vacuum (ruang hampa udara, tekanan 0,1 atmosfir mutlak), sehingga larutan menjadi jenuh dan mengkristal. 2. Memisahkan kristal dari cairan induknya dengan centrifuge 3. Penyaringan kristal dengan udara panas Untuk mendapatkan urea dalam bentuk butiran kecil, keras, padat maka kristal urea dipanaskan kembali sampai meleleh dan urea cair lalu disemprotkan melalui nozzle-nozzle kecil dari bagian atas menara pembutir (prilling tower). Sementara tetesan urea yang jatuh melalui nozzle tersebut, dihembuskan udara dingin ke atas sehingga tetesan urea akan membeku dan menjadi butir urea yang keras dan padat.

Faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Pupuk Urea


Beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi pembuatan urea yaitu: a. Temperatur Reaksi sintesis urea berjalan pada temperatur optimal adalah 190C dengan waktu tinggal sekitar 60 menit. Jika temperatur turun akan menyebabkan konversi amonium karbamat menjadi urea akan turun. b. Tekanan Untuk menghasilkan urea yang optimal, maka diperlukan tekanan tinggi yaitu 173 atm karena konversi amonium karbamat menjadi urea hanya berlangsung pada fasa cair sehingga tekanan harus dipertahankan pada keadaan tinggi. c. Perbandingan NH3 dan CO2 Industri urea di Indonesia pada umumnya mensintesis urea dengan perbandingan NH3 dan CO2 adalah 3,5-4 mol. Hal ini dikarenakan perbandingan mol dapat mempengaruhi suhu, tekanan operasi dan jumlah amonia yang terbentuk.

d. Jumlah air Jumlah air dalam reaktor dapat berpengaruh terhadap reaksi yang kedua yaitu penguraian amonium karbamat menjadi urea dan air. Jika terdapat air dalam jumlah yang cukup banyak, maka akan memperkecil konversi terbentuknya urea dari larutan karbamat.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan


Masalah keselamatan kerja sangat penting dalam pengoperasian pabrik, baik untuk melindungi keselamatan karyawan sendiri maupun demi keselamatan dan kelangsungan pabrik. Hal ini ditunjang dengan adanya Undang- Undang No. 1 tahun 1970 yang menetapkan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat pekerjaan demi kesejahteraan hidup dan peningkatan produktivitas nasional. Setiap industri pasti memiliki bagian yang khusus menangani tentang keselamatan dan kesehatan kerja di sekitar lingkungan pabrik. Tugas dan wewenang badan ini adalah memberi ijin kerja kepada karyawan yang akan melakukan penggalian, pembongkaran, perbaikan alat, mengawasi dan menegur orang- orang yang berada di lingkungan pabrik jika sekiranya melakukan tindakan yang membahayakan, mengadakan latihan

penanggulangan kecelakaan dan kebakaran secara periodik bagi seluruh karyawan, mengumandangkan safety talk atau peringatan kembali tentang peraturan keselamatan kerja pada waktuwaktu tertentu, dan menerbitkan majalah bulanan fire and safety. Bagian ini juga memiliki sarana-sarana penunjang keselamatan seperti ambulans, fire truck multi purpose, fire jeep car, fire detector dan instrumennya, racun api, masker gas dan api, unit pengisi udara tekan, kotak PPPK, poster-poster keselamatan kerja, ruang kelas dan garasi tambahan untuk latihan. Perkembangan bidang keselamatan dan kesehatan lingkungan mengikuti upaya pembangunan yang berwawasan lingkungan. Pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup termasuk sumber daya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Untuk menunjang pembangunan berkelanjutan yang

berwawasan lingkungan ini diperlukan suatu sistem politik yang menjamin partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan, sistem ekonomi yang mampu menghasilkan surplus dan berdasarkan kemampuan sendiri yang berlanjut, sistem sosial yang memberikan penyelesaian terhadap ketegangan akibat pembangunan yang tidak selaras, sistem produksi yang menghormati kewajiban untuk melestarikan ekologi, sistem teknologi yang dapat menemukan jawaban terhadap permasalahan lingkungan yang ada secara terus menerus. Dibawah ini beberapa istilah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan lingkungan: 1. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan prilakunya yang mempengaruhi kelangsungan prikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. 2. Ekosistem adalah tatanan unsure lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas dan produktivitas lingkungan hidup. 3. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung prikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. 4. Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsure pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsure lingkungan hidup. 5. Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain dalam lingkungan hidup oelh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. 6. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala daya upaya atau pemikiran yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik

jasmaniah maupun rohaniah tenaga budayanya, untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja menuju masyarakat adil dan makmur. 7. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diduga dari semula dan tidak dikehendaki yang mengganggu suatu proses dari aktivitas yang telah ditentukan dari semula dan dapat mengakibatkan kerugian baik korban manusia maupun harta benda. 8. Potensi bahaya (Hazards) adalah suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat menimbulkan kecelakaan / kerugian berupa cedera, penyakit, kerusakan atau kemampuan melaksanakan fungsi yang telah ditetapkan. 9. Resiko (Risk) adalah kemungkinan terjadinya kecelakaan / kerugian pada periode waktu tertentu atau siklus operasi tertentu. 10. Insiden adalah kejadian yang tidak diinginkan yang dapat dan telah mengadakan kontak dengan sumber energi melebihi nilai ambang batas badan atau struktur. 11. Aman / selamat adalah kondisi tiada kemungkinan malapetaka (bebas dari bahaya)

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Unknow Time. http://www.pusri.co.id/indexB02.php Diakses tanggal 29 November 2012. Anonim. Unknow Time. http://www.scribd.com/doc/31064733/K3-DI-KILANGMINYAK Diakses tanggal 29 November 2012. Anonim. Unknow Time. http://www.google.co.id/url?url=http://images.neniene.multiply.multiplycontent.com/ attachment/0/SUm4VgoKCn0AAEjOLgM1/nes%2520KP%2520Kujang%2520IB.pd f%3Fnmid%3D149589227&rct=j&sa=U&ei=qOy3UKK5O4fqrQeAxYHwDA&ved =0CBIQFjAA&q=Pabrik+Pupuk+Kujang+IB+merupakan+Badan+Usaha+Milik+Ne gara+%28BUMN%29+yang+berlokasi+di+Desa+Dawuan,+Kecamatan+Cikampek+ Kabupaten+Kerawang+,+Propinsi+Jawa+Barat+.+Pendirian+Pabrik+Pupuk+Kujang +IB+bertujuan+untuk+meningkatkan+kemampuan+PT+Pupuk+Kujang+dalam+mem asok+kebutuhan+pupuk+di+Jawa+Barat+.+Performance+test+untuk+pabrik+Kujang +IB+dilaksanakan+pada+1731+januari+2006+dengan+kapasitas+570.000+ton/tahun+untuk+produksi+urea+dan +330.000+ton/tahun+untuk+produksi+amonia+.+Pabrik+ini+terdiri+dari+4+unit+uta ma,+yaitu+unit+ammonia,+unit+urea,+unit+utilitas,+dan+unit+pengantongan.&usg= AFQjCNHjplDvXQ4F_kElhBknoKPqW-so7w Diakses tanggal 29 November 2012. Sitorirus, Edawart. 2011. Industri Pupuk di Indonesia. http://edowartblogspotscom.blogspot.com/2011/09/industri-pupuk-di-indonesia.html Diakses tanggal 29 November 2012.

Anda mungkin juga menyukai