POLISTIRENA
21030113120038
21030113120040
Anggita Widiasari
21030113120045
Fadly Faradhila
21030113120060
21030113130138
21030113140170
penyusunan ini adalah pengumpulan sumber informasi dari berbagai karya tulis
dan kajian.
Sedang proses studi pustaka dan penyusunan makalah ini, didapat bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu diucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Slamet Priyanto, MS selaku dosen Proses Industri Kimia Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan makalah
ini.
2. Orang tua yang telah memberikan dorongan, semangat, fasilitas yang
memadai untuk menyelesaikan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak
langsung selama penyusunan makalah ini.
Penulis berharap semoga pembuatan makalah ini bisa bermanfaat bagi
masyarakat pembaca sehingga menjadikan perubahan yang lebih baik bagi para
pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini, disadari masih banyak kekurangan. Oleh
sebab itu saran dan kritik yang membangun dari para pembaca akan sangat
berguna bagi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
i
KATA PENGANTAR...............................................................................................
ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
.......................................................................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah
.......................................................................................................................
2
1.3. Tujuan
.......................................................................................................................
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Polistirena
.......................................................................................................................
3
2.2. Sejarah Polistirena
.......................................................................................................................
3
2.3. Sifat Polistirena
.......................................................................................................................
3
2.4. Kebutuhan Polistirena di Indonesia
.......................................................................................................................
5
2.5. Kapasitas Pabrik yang Telah Ada
.......................................................................................................................
6
2.6. Peluang Produk Polistirena di Indonesia
.......................................................................................................................
6
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.Kebutuhan monomer dan polimer di Indonesia (1000 Ton/Thn). . .5
Tabel 2.2. Data Impor Polistirena di Indonesia..............................................5
Tabel 2.3. Data Produksi Polistirena di Dunia................................................6
Tabel 2.4. Data Permintaan B-foam Periode Januari 2010 Desember
2010................................................................................................................6
Tabel 2.5. Perbedaan Jenis Produksi Polistirena ..........................................14
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Rumusan Masalah
1. Apa rumus molekul dan rumus bangun polistirena?
2. Bagaimana sifat fisika dan kimia polistirena?
3. Berapa kebutuhan polistirena di pasar?
4.
5.
6.
7.
1.3.
1.
2.
3.
4.
polistirena
5. Mengetahui reaktor dan diagram alir pembentukan polistirena
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi Polistirena
Polistirena adalah sebuah polimer denganmonomer stirena, sebuah
hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Polimer ini
merupakan plastik yang kuatdan murah, yang merupakan salah satu polimer
golongan vinil (Storbl, 2007).
Sifat Polistirena
a. Rumus Molekul
Susunan kimiawi dari polistiren adalah hidrokarbon rantai panjang
dengan setiap karbon lain yang terhubung ke kelompok fenil (nama yang
diberikan kepada cincin aromatik benzena , ketika terikat untuk
substituen karbon kompleks). Rumus kimia Polistirena adalah (C8 H8) n,
itu berisi unsur-unsur kimia karbon dan hidrogen
b. Rumus Bangun
c. Sifat Fisik
Sifat Fisis Polistirena
Kepadatan
1,05 g / cm 3
Kepadatan EPS
16-640 kg / m 3
Konstanta dielektrik
2.4-2.7
10 -16 S / m
0,08 W / (m K)
3000-3600 Mpa
46-60 Mpa
Perpanjangan putus
3-4%
Notch test
2-5 Kj / m 2
95 C
Melting point
240 C
Vicat B
90 C [6]
8 10 -5 / K
1,3 Kj / (kg K )
aseton
Perubahan ikatan rangkap karbon ke ikatan tunggal kurang reaktif
Sangat mudah terbakar dengan bara api berwarna kuning
Pada oksidasi sempurna, hanya menghasilkan karbon dioksida dan
uap air.
Fleksibel dan mudah dibentuk padatan karena kekuatan Van der
Waal yang kuat, yang ada antara rantai hidrokarbon yang panjang.
(http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/627/jbptitbpp-gdl-rinamelati31339-3-2008ts-2.pdf)
2.3.
10
Produk
2003 2004 2005 2006 2011* 2015*
Ethylene
1197 1314 1432 1561 2147
2609
Propylene
750 818 892 972
1337
1625
Styrene Monomer
220 242 265 302
443
581
VinylChlorideMonomer 348 376 406 438
572
722
Polyethylene
783 861 947 1023 1421
1795
Polypropylene
720 792 871 958
1378
1703
Polystyrene
128 141 155 170
246
305
Poly Vinyl Chloride
375 413 454 499
745
1024
(Ministry of Industry Republic of Indonesia, 2007)
Tingginya kebutuhan polistirena di Indonesia berdampak pada jumlah
Kapasitas(Ton)
2002
6.182,44
2003
6.928,98
2004
7.393,503
2005
6.446,801
2006
5.532,667
(Sumber BPS Import tahun 2002-2006)
2.4.
American Polymer
Lokasi
Kapasitas(Ton/th)
USA
48.081
11
2.
Chevron
USA
21.724
3.
Dow Chemical
USA
171.458
4.
Huntsman Chemical
USA
181.437
5.
BASF
China
572.000
6.
NOVA chemical
China
413.000
7.
BP
China
150.000
8.
Eni Chemical
China
126.000
9.
Taiwan Heqiao
China
448.000
(Widiarto, 2009)
2.5.
Periode
1
Januari 2010
2
Februari 2010
3
Maret 2010
4
April 2010
5
Mei 2010
6
Juni 2010
7
Juli 2010
8
Agustus 2010
9
September 2010
10 Oktober 2010
11 November 2010
12 Desember 2010
Total
WEB
WES
WEP
(Balok)
527
318
388
321
367
432
382
354
244
574
509
543
4959
(Lembaran)
19060
24509
23272
27985
25515
30121
34628
29628
32569
29057
35645
33286
345275
(Pipa)
240
300
185
30
100
571
0
15
1132
20
237
0
2830
12
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/532/jbptunikompp-gdl-rizkyrachm-265696-babiv.pdf
Dari data di atas menunjukan bahwa jumlah permintaan untuk sterofoam
setiap bulan semakin meningkat. Hal tersebut meramalkan bahwa kebutuhan
sterofoam pada masa yang akan datang akan semakin meningkat dan
menunjukan masih ada peluang untuk mendirikan pabrik polistirena.
2.6.
13
14
8. Pemerintah
Kebijakan pemerintah untuk menjadikan Merak, dan sekitarnya sebagai
kawasan industri akan memudahkan dalam hal perijinan dan pengembangan
pabrik.
(http://boddhileader.wordpress.com/project/)
Manfaat Polistirena
Polistirena merupakan senyawa berbentuk Kristal bening yang
mempunyai sifat elektris yang baik, derajat kekerasan yang tinggi, tahan
terhadap panas, mudah dalam pewarnaan, permukaan yang halus dan low
toxity.
Karena sifat-sifat seperti di atas maka polistirena banyak digunakan
sebagai
15
Gambar 2.3.Styrofoam
Sumber
:http://fungsidanjeniskemasan.blogspot.com/2014/05/mengetah
ui-jenis-kemasan-makanan-dan.html
16
2. Tahap Propagansi
Proses propagasi adalah proses pertumbuhan polimer sebagai
akibat dari penggabungan monomer-monomer ke dalam rantai radikal
aktif (Billmayer, 1970).
Produksi Polistirena
1. Polimerisasi bulk (larutan)
Dalam industri umunya, polimerisasi bulk (larutan) disebut
polimerisasi massa. Sebagian besar polistirena yang diproduksi sekarang
ini menggunakan proses ini. Pada proses ini menggunakan sejumlah
solvent yang biasanya adalah monomer stirena itu sendiri dan Etil
Benzena. Ada 2 jenis polimerisasi bulk, yaitu :
18
melalui
koil
maupun
pendingin
uap.
Dengan
meskipun
polistirena
yang
umum
dikomersialkan
19
Sumber
:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19835/4/Chapter
%20II.pdf
3. Polimerisasi Emulsi
Polimerisasi emulsi biasanya digunakan pada proses
kopolimerisasi stirena dengan monomer atau polimer lain. Proses ini
merupakan metode komersial yang jarang digunakan untuk memproduksi
polistirena kristal atau HIP. Proses ini mempunyai persamaan dengan
proses polimerisasi suspense kecuali bahwa butiran monomer yang
digunakan dalam polimerisasi emulsi ini dalam ukuran mikroskopis. Air
digunakan sebagai carrier dengan agen pengemulsi untuk memberikan
partikel yang sangat kecil dan aktalis untuk mempercepat kecepatan
reaksi.(Meyer,1984).
Tabel 2.5. Perbedaan Jenis Produksi Polistirena
Jenis Produksi
1. Polimerisasi bulk
-bulk batch
-bulk continous
Kelebihan
Kekurangan
Prosesnya mudah.
Kemurnian Produk.
Alat-alat sederhana.
Sangat eksotermis.
Waktu pengerjaan
lama.
Membutuhkan
pengadukan dan
Kemurnian produk
alat recycle.
tinggi.
2. Polimerisasi
mudah.
Tidak ada kesulitan
Suspensi
Dimungkinkan
dengan panas
adanya
polimerisasi.
kontaminasi dari
polimerisasi sederhana.
penstabil.
Volatilitas dapat
20
Emulsi
Dimungkinkan
terjadinya
panas polimeriasi.
kontaminasi
Beberapa proses
dan agen
mungkin dilakukan
pengemulsi.
Berat molekul
polimer tinggi
untuk proses
pembentukan yang
polimeriasi secara
cepat dengan
kontinyu.
menggunakan
injeksi.
Berdasarkan hasil pengamatan kelebihan dan kekurangan proses
pembuatan High Impact Polystyrene diatas, maka pada pra rancangan pembuatan
High Impact Polystyrene ini digunakan proses bulk continuous.
Proses pembuatan High Impact Polystyrene secara berkelanjutan
dilakukan dengan beberapa tahap proses, yaitu :
1. Tahap penyiapan bahan baku
a. Stirena
Stirena monomer sebagai bahan baku utama disimpan dalam
bentuk cair dalam tangki penyimpan (T-01) pada suhu 30 OC dan
tekanan 1 atm, dialirkan ke dalam mixer 1 (M-01) untuk dicampur
dengan arus recycle dengan menggunakan pompa sentrifugal P-01 dan
selanjutnya dialirkan ke mixer 2 (M-02) yang sebelumnya dipanaskan
terlebih dahulu oleh pemanas HE-01.
b. Etil Benzena
21
2. Tahap reaksi
Campuran stirena monomer, Etil Benzena, Polibutadiena dan
inisiator Benzoil Peroksida dimasukkan ke dalam reaktor (R-01) yang
berupa tangki berpengaduk. Reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis
sehingga diperlukan pendingin dengan menggunakan jaket pendingin.
Sebagai pendingin digunakan air yang masuk pada suhu 30oC dan keluar
pada suhu 45oC. Kondisi operasi dalam reaktor dipertahankan pada suhu
137oC dan tekanan 1 atm selama 7,6 jam untuk mencapai konversi sebesar
85% .
22
3. Tahap akhir
Produk yang keluar dari reaktor berbentuk slurry dengan
menggunakan pompa sentrifugal P-05 dialirkan ke devolatilizer yang
dioperasikan pada suhu 150oC dan tekanan vacuum 0,5 atm untuk
memisahkan sisa pereaktan dengan produk High Impact Polystyrene
berdasarkan titik didihnya. Sisa pereaktan yang berupa Stirena monomer,
Etil Benzena dikondensasikan di kondensor (C-01) dan hasil kondensasi
direcycle kembali sebagai bahan baku.
Produk High Impact Polystyrene yang telah terpisah dari sisa
pereaktan dengan suhu 150oC didinginkan terlebih dahulu di cooler (C-02)
sampai suhu 30oC. Kemudian dimasukkan ke Rotary Dryer (RD) untuk
dikeringkan dengan efisiensi 72%. Selanjutnya dalam pellet mill (PM)
strand dipotong menjadi bentuk pellet, kemudian HIP akan di teruskan ke
screner (SC-02) untuk mendapatkan keseragaman ukuran dan selanjutnya
HIP akan dimasukkan ke dalam unit pengantongan pada gudang (G03).
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19835/4/Chapter
%20II.pdf)
2.10. Flowsheet
a. GPPS Flowsheet
Sumber :wiki.zero-emissions.at
b. HIPS Flowsheet
24
Fe2O3
C6H5CH2CH3C6H5C) CH2+H2
EtilBenzen
Stirena
Hfreaksi
= Hfproduk - Hfreaktor
Hf C6H5CHCH2
= -69.87 kJ/mol
Hf H2
= 0 kJ/mol
HfC6H5CH2CH3
= -12.5 kJ/mol
Hfreaksi
= Hfproduk - Hfreaktor
= (-69.87+0) (-12.5)
Hfreaksi
= -57.37 kJ/mol
d (
H
RT 2
(2.1)
Dengan,
G = -RT ln K
(2.2)
d ln K
dT
Sehingga,
H
RT 2
(2.3)
K2
K1
=-
H
R
1
T2
1
)
T1
(2.4)
= -67.4 kJ/mol
25
GfH2
=0 kJ/mol
GfC6H5CH2CH3
= 130.7 kJ/mol
GReaksi
Gf total
=(-67.4+0) (130.7)
= -198.1 kJ/mol
RT
K exp
198.1 kJ
K exp
mol
K exp 0.0799
K 1.0832
G
RT
K
K +1
lnK=
x=
1. ln K =
198.1
8,314 x 200
K= 1.1265
1.1265
x=
1+1.1265
=0.53
2. ln K=
198.1
8,314 x 300
K = 1.0827
1.0827
x=
1+1 .0827
=0.52
3. ln K=
198.1
8,314 x 400
K = 1.0613
1.0613
x=
1+1.0613
=0.515
Tabel 2.6. Grafik Hubungan Suhu dan % Konversi (Termodinamika)
Suhu
%konversi
200
53
300
52
400
51.5
500
51.2
600
51
700
50.8
800
50.7
27
900
50.6
53.5
53
52.5
52
51.5
% Konversi
51
Tinjauan
Thermodinamika
50.5
50
49.5
49
Suhu
K
Gambar 2.13. Grafik Hubungan Suhu dan % Konversi (Termodinamika)
2.12. Tinjauan Kinetika
G /RT
1878
k . kb .T ( RT ) (ref. Westerterp)
e e
h
Pada T = 137C
kc = konstanta kecepatan reaksi
kb = konstanta Boltzman = 2,04666 kal/mol
h = konstanta Planck = 9,8204391 x 1011 kal.s /gmol
28
E
)
RT
Dimana :
k = konstanta kecepatan reaksi
A = factor frekuensi gas ideal
R = konstanta gas ideal
T = suhu absolute
Dalam hubungan ini:
E
R
= 6189.9
T = 410K
k = konstanta kecepatan reaksi (lt/kmol dt)
k pada temperature operasi 410K adalah sebesar 9.3.10-4 lt/kmol dt
Dari persamaan di atas, maka untuk mempercepat reaksi perlu
dilakukan usaha-usaha untuk memperbesar harga k, yaitu dengan jalan
memperbesar harga A dan T, serta memperkecil harga E.
Reaksi pembentukan polistirena adalah reaksi reversibel orde satu,
jadi persamaan yang digunakan untuk mencari konversi adalah:
29
Dari rumus k = A e RT
-ln(1-XA)=kt
t = 27360 detik
1. k = 0.122444 e-6189/200
k = 4.433 x 10-15
-ln(1-XA)=kt
(1-XA)=0.999
XA= 1.213 x 10-10
2. k = 0.122444 e-6189/300
k = 1.34 x 10-10
-ln(1-XA)=kt
(1-XA)=0.999963
XA= 3.67 x 10-6
3. k = 0.122444 e-6189/400
k = 2.329 x 10-8
-ln(1-XA)=kt
(1-XA)=0.99936
XA= 6.37 x 10-4
Berikut ini grafik hubungan suhu vs % konversi yang diperoleh
dalam tinjauan kinetika:
Tabel 2.7. Hubungan Suhu dan % Konversi (Kinetika)
Suhu
%Konversi
200
0.00000001213
300
0.000367
400
0.0637
500
1.398
600
10.5
30
700
38.35
800
76.8
900
96.8
Tinjauan Kinetika
v
60
e
r
40
s
i20
0
200
300
400
500
600
700
800
900
Suhu
K
31
Tinjauan Kinetika
Tinjauan Thermodinamika
50
40
30
20
10
0
200
300
400
500
600
700
800
900
32
33
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Polistirenaadalah sebuah aromatik polimer yang dibuat
dariaromatik monomer styrene, cairan hidrokarbon yang secara komersial
diproduksi dari minyak bumi oleh di industri kimia.
Polistirena merupakan senyawa berbentuk Kristal bening yang
mempunyai sifat elektris yang baik, derajat kekerasan yang tinggi, tahan
terhadap panas, mudah dalam pewarnaan, permukaan yang halus dan low
toxity.
Polistirena dibuat melalui beberapa tahapan reaksi, yaitu tahapan
inisiasi, tahapan propagasi, dan tahapan terminasi. Sedangkan contoh proses
produksinya adalah bulk-batch, bulk-continuous, polimerisasi suspensi, dan
polimerisasi eemulsi.
Berdasarkan analisa data yang telah diperoleh, maka disimpulkan
bahwa potensi pasar dari produk polistrena di Indonesia masih luas karena
setiap tahun permintaan produk polistirena semakin meningkat.
3.2. Saran
a. Saran Untuk Produsen
lingkungan
Hindari penggunaan polistirena sebagai tempat makanan dengan
suhu tinggi karena dapat terjadi kontaminasi pada makanan oleh
polistirena.
34
35
DAFTAR PUSTAKA
36
37