Anda di halaman 1dari 7

Prarancangan Pabrik Hidrogen dari Steam dan Gas Alam melalui Proses Steam Reforming

Kapasitas 70.000 Ton/Tahun


Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

BAB I
PENGANTAR
I.1 Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan sumber daya energi yang
terbarukan dan ramah lingkungan, pemanfaatan hidrogen sebagai sumber
pembawa energi (energy carrier) akan semakin memegang peranan penting di
masa yang akan datang. Dengan demikian, kebutuhan hidrogen secara global
diperkirakan akanterus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hidrogen
memiliki beberapa keunggulan antara lain ketersediaan bahan baku yang
melimpah di alam serta hasil pembakarannya yang ramah lingkungan. Selain
sebagai energy carrier, H2 telah lama digunakan sebagai bahan baku dalam
pembuatan beragam produk kimia, khususnya pembuatan pupuk urea dengan
proses Haber-Bosch yang merupakan salah satu industri terbesar di dunia.
Berdasaran data riset yang dilakukan oleh The Freedonia Group, Inc., kebutuhan
hidrogen dunia saat ini mencapai 475 miliar m3 dan diprediksi akan meningkat
tiap tahunnya sebesar 3,4%. Negara-negara di Asia Pasifik adalah negara-negara
yang paling dominan dalam menggunakan hidrogen. Hidrogen tersebut
dimanfaatkan secara masif pada industri kilang minyak dan pupuk sebagai
bahan bakar dan bahan baku proses. Berikut ini data konsumsi hidrogen dunia
berdasarkan riset yang dilakukan The Freedonia Group, Inc (Freedonia, 2010).

23% Asia/Pasific
33%
North America
16%
28% Wesern Europe
Other Regions

Gambar I.1 Data Konsumsi Hidrogen Dunia


Selain di bidang industri, hidrogen dimanfaatkan juga sebagai bahan
bakar pada kendaraan yang menggunakan fuel cell. Dalam sebuah fuel cell, gas
H2 yang diumpankan akan diurai menjadi ion H+ dan elektron (arus listrik) pada
sisi anoda menggunakan katalis platina. Selanjutnya elektron akan mengalir
melalui anoda, elektron-elektron ini akan membuat jalur di luar sirkuit fuel

Harry Rachmadi (12/329784/TK/39050) ` 1


Zulfikar Pangestu (12/333834/TK/40176)
Prarancangan Pabrik Hidrogen dari Steam dan Gas Alam melalui Proses Steam Reforming
Kapasitas 70.000 Ton/Tahun
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

cell dan melakukan kerja listrik. Dengan demikian, proses konversi H2 menjadi
listrik hanya menghasilkan uap air (H2O) sehingga bahan bakar hidrogen disebut
clean energy (LIPI, 2010).
Berdasarkan Kementerian ESDM (2014), cadangan gas alam Indonesia
mencapai 150 TSCF pada tahun 2014. Pemerintah sangat mendukung
pemanfaatan gas alam di Indonesia kebijakan Energy Mix yang menargetkan
pemanfaatan gas alam lebih dari 30% pada tahun 2025. Hal ini membuat
rencana penambahan pabrik hidrogen dari gas alam menjadi hal yang
menjanjikan di Indonesia.
Pembuatan hidrogen dari gas alam umumnya dilakukan dengan proses
steam reforming dengan memanfaatkan umpan berupa gas alam dengan
komposisi terbesar metana dan steam. Proses ini dilakukan dengan bantuan
katalis yang mampu mengkonversi metana dan steam menjadi gas sintesis (H2
dan CO). Proses ini memiliki konversi yang tinggi yaitu dapat mencapai 95%
(LeValley, 2014).

I.2 Tinjauan Pustaka

Proses pembuatan hidrogen secara komersial terdiri dari beberapa cara,


yaitu proses steam reforming, oksidasi parsial (batu bara, resid), dan elektrolisis
air. Hidrogen juga dihasilkan sebagai produk samping dari proses kimia
pembuatan etilen, stiren, atau pembuatan bensin dengan proses catalytic
reforming.

Berikut ini merupakan proses produksi hidrogen dari hidrokarbon dan air.
Proses Reaksi
Steam reforming 𝐶𝐻4 + 2𝐻2 𝑂 → 𝐶𝑂2 + 4𝐻2
Naphta reforming 𝐶𝑛 𝐻2𝑛 + 𝑛𝐻2 𝑂 → 𝑛𝐶𝑂 + (2𝑛 + 1)𝐻2
Resid partial oxidation 𝐶𝐻1,8 + 0,98 𝐻2 𝑂 + 0,51 𝑂2 → 𝐶𝑂2 + 1,88𝐻2
Gasifikasi Batubara 𝐶𝐻0,8 + 0,6 𝐻2 𝑂 + 0,7 𝑂2 → 𝐶𝑂2 + 𝐻2
Elektrolisis Air 2𝐻2 𝑂 → 2𝐻2 + 𝑂2

Harry Rachmadi (12/329784/TK/39050) ` 2


Zulfikar Pangestu (12/333834/TK/40176)
Prarancangan Pabrik Hidrogen dari Steam dan Gas Alam melalui Proses Steam Reforming
Kapasitas 70.000 Ton/Tahun
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Pemilihan proses bergantung beberapa kriteria berikut:


1. Ketersediaan dan harga bahan baku
2. Capital cost
3. Biaya operasi
4. Faktor lingkungan
5. Kegunaan lanjutan gas hidrogen

Proses Steam Reforming


Lebih dari 95% produks hidrogen di U.S., menggunakan proses steam
reforming gas alam dengan komposisi terbesar gas metana. Kemurnian yang
dihasilkan dari proses ini dapat mencapai (95-97%). Pada tahun 1980
dikembangkan teknologi Pressure Swing Absorber (PSA) untuk menghasilkan
gas hidrogen dengan kemurnian sekitar 99,9%. Berikut merupakan reaksi pada
proses steam reforming
Reforming
𝐶𝐻4 + 𝐻2 𝑂 ↔ 𝐶𝑂 + 3𝐻2 ∆𝐻298𝐾 = 206 𝑘𝐽/𝑔𝑚𝑜𝑙 (I.1)
Shift Reaction
𝐶𝑂 + 2𝐻2 𝑂 ↔ 𝐶𝑂2 + 𝐻2 ∆𝐻298𝐾 = -41 kJ/gmol (I.2)
Overall Reaction
𝐶𝐻4 + 3𝐻2 𝑂 ↔ 𝐶𝑂 + 4𝐻2 (I.3)
Proses steam reforming secara keseluruhan merupakan reaksi endotermis
sehingga proses ini dijalankan pada suhu tinggi dan tekanan rendah. Untuk
penggunaan metana sebagai bahan baku katalis yang digunakan berupa Ni.
Proses ini dijalankan pada suhu 788-880 oC, tekanan1,4-3,8 MPa, dan rasio
steam: karbon (2,5:4). Hal ini dimaksudkan agar kadar metana yang keluar dari
reformer serendah mungkin dan jumlah hidrogen yang terbentuk maksimum.
Pada proses shift reaction yang merupakan reaksi eksotermis, proses dijalankan
pada suhu rendah 343-371 oC dengan jumlah steam berlebih. Katalis yang
digunakan untuk proses shift reaction berupa Fe2O3. Secara keseluruhan produk
yang dihasilkan pada proses ini selain gas hidrogen (H2) yaitu gas
karbonmonoksida (CO) dan gas karbondioksida (CO2).

Harry Rachmadi (12/329784/TK/39050) ` 3


Zulfikar Pangestu (12/333834/TK/40176)
Prarancangan Pabrik Hidrogen dari Steam dan Gas Alam melalui Proses Steam Reforming
Kapasitas 70.000 Ton/Tahun
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Proses Oksidasi Parsial


Proses oksidasi parsial dilakukan dengan memasukkan hidrokarbon,
oksigen, dan steam yang sebelumnya telah dipanaskan kedalam sebuah reaktor
dengan sistem insulasi untuk waktu tinggal tertentu. Pada proses ini digunakan
oksigen dengan jumlah dibawah kebutuhan stokiometrisnya. Reaksi secara
keseluruhan pada proses parsial oksidasi yaitu:
𝑛 𝑚
𝐶𝑛 𝐻𝑚 + 2 𝑂2 → 𝑛 𝐶𝑂 + 𝐻2 (I.4)
2

Tiga tahap dalam proses oksidasi parsial meliputi pemanasan dan perengkahan
hidrokarbon, reaksi, dan ‘soaking’.
Pada tahap pemanasan, hidrokarbon yang telah dipanaskan sebelumnya
berkontak dengan campuran steam-oksigen sehingga hidrokarbon akan
mengalami perengkahan menjadi karbon metana dan radikal hidrokarbon.
Pada tahap reaksi, oksigen akan bereaksi dengan hidrokarbon secara
keseluruhan menghasilkan panas (bersifat eksotermis).
𝑚 𝑚
𝐶𝑛 𝐻𝑚 + (𝑛 + 4 ) 𝑂2 → 𝑛 𝐶𝑂2 + 𝐻2 𝑂 (I.5)
2

Hidrokarbon yang tidak teroksidasi akan bereaksi secara endotermis dengan


steam. Panas yang dibutuhkan untuk proses ini diperoleh dari reaksi
sebelumnya. Berikut merupakan reaksi reforming hidrokarbon dengan steam
𝑚
𝐶𝑛 𝐻𝑚 + 𝑛𝐻2 𝑂 → 𝑛 𝐶𝑂 + (𝑛 + 2 ) 𝐻2 (I.6)
Kondisi operasi proses ini yaitu pada suhu 1270-1409 oC dan tekanan 2,7-8,2
MPa dengan waktu tinggal 2-5 detik.
Pada tahap ‘soaking’, sejumlah karbon yang tidak bereaksi sekitar 1-3%
beratakan dipisahkan dan di recycle kembali kedalam reaktor. Untuk umpan
berupa gas alam kadar karbon output reaktor yang dihasilkan kurangdari 0,2%
berat.

Elektrolisis Air
Proses elektrolisis yaitu proses pemisahan molekul air menjadi hidrogen
dan oksigen dengan menggunakan energi listrik. Proses ini telah dilakukan pada
skala industri dengan skala yang terbatas. Proses elektrolisis sangat bersih
karena tidak menghasilkan emisi, reliable, dan hidrogen yang dihasilkan
memiliki kemurnian tinggi. Namun proses ini membutuhkan energi listrik 3-5

Harry Rachmadi (12/329784/TK/39050) ` 4


Zulfikar Pangestu (12/333834/TK/40176)
Prarancangan Pabrik Hidrogen dari Steam dan Gas Alam melalui Proses Steam Reforming
Kapasitas 70.000 Ton/Tahun
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

kali lebih besar dibandingkan apabila menggunakan energi berbahan bakar fosil.
Penggunaan energi terbarukan seperti penggunaan sel surya, tenaga angin
ataupun tenaga air dapat menjadi salah satu solusi dalam memecahkan masalah
kebutuhan energi listrik yang besar pada proses elektrolisis air. Berikut
merupakan reaksi pada proses elektrolisis air:
Katoda
2𝐻2 𝑂 + 2𝑒 − → 𝐻2 + 2𝑂𝐻− (I.7)
Anoda
1
2𝑂𝐻− → 𝐻2 𝑂 + 2 𝑂2 + 2𝑒 − (I.8)

Overall
1
𝐻2 𝑂 → 𝐻2 + 𝑂2 (I.9)
2

Perkembangan teknologi dalam meningkatkan efesiensi prduksi hidrogen


terus mengalami peningkatan. Namun, satu hal yang masih menjadi kendala
adalah proses pengiriman hidrogen tersebut kepada konsumen. Menurut Billings
(2000), biaya dalam pembuatan hidrogen adalah sebesar $6/GJ bandingkan
dengan biaya pengiriman produk hidrogen tersebut mencapai $25-35/GJ atau
lebih. Hal inilah yang mendorong inovasi terbaru di masa depan untuk
memproduksi hidrogen dalam skala kecil namun letak produksinya dekat dengan
konsumen. Sumber hidrogen skala kecil yang dapat diterapkan misalnya gas
metana yang dihasilkan dari landfill gas, volcanic off gas dan coal bed methane,
selain itu ada limbah zat organik semisal kertas, plastik, kotoran hewan juga
dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen.
Berikut ini beberapa teknologi inovasi untuk memproduksi hidrogen
dalam jumlah kecil dengan membuat alat yang “compact” dan menggunakan
kondisi operasi suhu dan tekanan yang rendah, sehingga material alat menjadi
lebih murah.

Autothermal Reforming
Teknologi ini menggunakangabungan sistem steam reforming dan parsial
oksidasi sekaligus. Dengan menggunakan komposisi yang sesuai antara fuel
(metana), steam dan oksigen. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Harry Rachmadi (12/329784/TK/39050) ` 5


Zulfikar Pangestu (12/333834/TK/40176)
Prarancangan Pabrik Hidrogen dari Steam dan Gas Alam melalui Proses Steam Reforming
Kapasitas 70.000 Ton/Tahun
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

𝐶𝐻4 + 𝐻2 𝑂 ↔ 𝐶𝑂 + 3𝐻2 (I.10)


1
𝐶𝐻4 + 𝑂2 ↔ 𝐶𝑂 + 2𝐻2 (I.11)
2

Panas total reaksi yang dihasilkan dari kedua reaksi tersebut cukup untuk
memproduksi H2, sehingga tidak diperlukan lagi panas tambahan dari luar.
Namun, dibutuhkan sistem pemurnian yang baik untuk memisahkan nitrogen
dari udara yang digunakan saat reaksi oksidasi parsial.

Advaced Coal Gasification


Penggunaan batu bara sebagai salah satu bahan baku pembuatan hidrogen,
merupakan inovasi terbaik dalam integrasi pemanfaatan batu bara. Sebab, dalam
proses produksinya menghasil emisi jauh yang lebih kecil dibandingkan apabila
batu bara langsung dibakar menjadi bahan bakar.

Gambar I.2 Skema Proses Teknologi Zero Emission Coal (ZEC)

Proses gasifikasi dilanjutkan ke proses karbonisasi guna mengambil gas


hidrogen untuk bahan baku pada fuel cell. Sedangkan hasil karbonisasi berupa
CaCO3 di kalsinasi guna mendapatkan CO2 yang murni. Berdasarkan konsep
tersebut, dihasilkan CO2 murni yang kemurniannya dapat mencapai 100%.

Harry Rachmadi (12/329784/TK/39050) ` 6


Zulfikar Pangestu (12/333834/TK/40176)
Prarancangan Pabrik Hidrogen dari Steam dan Gas Alam melalui Proses Steam Reforming
Kapasitas 70.000 Ton/Tahun
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Proses ini memiliki efisiensi mencapai 70% dimana dua kali lipatnya apabila
batu bara dimanfaatankan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap.

Siklus Termokimia Nuklir Suhu Tinggi


Produksi hidrogen dengan menggunakan teknologi nuklir memberikan
kelebihan dari segi lingkungan. Nuclear Energy Research Initiative (NERI)
menemukan konsep yang baru dan inovatif untuk memproduksi hidrogen dengan
reaktor nuklir menggunakan gas helium sebagai media pendingin reaktor.
Reaktor nuklir didesain pada suhu operasi 700-950 oC untuk memproduksi
hidrogen dengan siklus termokimia. Hal ini lebih effisien dibandingkan
penggunaan reaktor nuklir sebagai penghasil tenaga yang digunakan untuk
memproduksi hidrogen dengan metode elektrolisis air. Berikut merupakan 3
reaksi siklus termokimia Sulfur-Iodine (SI):

𝐼2 + 𝑆𝑂2 + 2𝐻2 𝑂 → 2𝐻𝐼 + 𝐻2 𝑆𝑂4 (I.12)


1
𝐻2 𝑆𝑂4 → 𝑆𝑂2 + 𝐻2 𝑂 + 2 𝑂2 (I.13)

2𝐻𝐼 → 𝐼2 + 𝐻2 (I.14)
Berikut merupakan reaksi siklus termokimia Calcium-Bromin (UT-3):
1
𝐵𝑟2 + 𝐶𝑎𝑂 → 𝐶𝑎𝐵𝑟2 + 𝑂2 (I.15)
2

3𝐹𝑒𝐵𝑟2 + 4𝐻2 𝑂 → 𝐹𝑒3 𝑂4 + 6 𝐻𝐵𝑟 + 𝐻2 (I.16)


𝐶𝑎𝐵𝑟2 + 𝐻2 𝑂 → 𝐶𝑎𝑂 + 2 𝐻𝐵𝑟 (I.17)
𝐹𝑒3 𝑂4 + 8𝐻𝐵𝑟 → 𝐵𝑟2 + 3𝐹𝑒𝐵𝑟2 + 4𝐻2 𝑂 (I.18)
Reaksi overall untuk keduanya yaitu:
1
𝐻2 𝑂 → 𝐻2 + 𝑂2 (I.19)
2

Produksi Hidrogen dengan Fotolisis


Pemisahan air secara langsung, dimana input hanya berupa cahaya
matahari dan air. Proses ini termasuk kedalam fotoelektrokimia dan fotobiologis
menggunakan mikroorganisme, dan ini masih dikembangkan dalam tahap
penelitian.

Harry Rachmadi (12/329784/TK/39050) ` 7


Zulfikar Pangestu (12/333834/TK/40176)

Anda mungkin juga menyukai