Oleh:
1. Elfrina Araonna Uli Purba 118280070
2. Kevin Bima Sirait 118280024
Adanya reaksi heterogen yang dapat berlangsung dalam suatu sistem yang
heterogen, yaitu sistem yang di dalamnya terdapat dua atau lebih fasa. Banyak reaksi-
reaksi kimia fasa cair maupun gas yang hanya dapat berlangsung pada permukaan
padatan. Karena sifat reaksinya hanya bergantung pada fasa padat, maka reaksi tersebut
dikatakan berkatalisis dengan fasa padat sebagai katalisnya. Ada lima tahapan dalam
reaksi heterogen [7] :
Reaksi water gas shift (WGS) merupakan reversibel dan eksotermik. Reaksi ini
dapat berlangsung dengan baik oleh bantuan katalis. Reaksi WGS terjadi dengan
mencampur gas karbon monoksida dengan uap menjadi gas karbon dioksida dan
gas hidrogen [8]. Katalisis reaksi ini telah menjadi subjek dari banyak
penyelidikan teoritis dan mekanis, dan reaksinya juga merupakan perhatian
khusus karena Reaksi water gas shift (WGS) banyak digunakan di proses industri,
termasuk amonia dan produksi hidrogen. Permintaan hidrogen, produk dari reaksi
pergeseran, tidak diragukan lagi akan menjadi lebih besar di tahun-tahun
mendatang, karena penggunaan baru untuk hidrogen diperkirakan akan muncul,
seperti dalam pencairan batu bara dan gasifikasi, hidrotreating cairan minyak
bumi dan minyak serpih yang lebih berat, dan digunakan sebagai bahan bakar
langsung. Hidrogen terutama diproduksi hari ini oleh reformasi uap hidrokarbon
dan oksidasi sebagian hidrokarbon [4]. Namun, kedua proses menghasilkan
campuran hidrogen dan karbon monoksida yang tidak cocok untuk banyak
aplikasi industri. Reaksi water gas shift (WGS) juga telah digunakan secara luas
untuk detoksifikasi gas kota [9]. Reaksi pergeseran untuk hidrogenasi dengan
menggunakan air sebagai agen hidrogenasi alih-alih H2 [8]. Dirasakan oleh
beberapa orang bahwa hidrogen yang diproduksi dalam reaksi shift adalah bentuk
yang lebih aktif untuk tujuan hidrogenasi, Minat khusus adalah hidrogenasi batu
bara dengan reaksi shift, yang dalam kondisi tertentu berlangsung lebih mudah
daripada ketika H2 digunakan sendiri [9]. Dalam artikel ini reaksi water gas shift
(WGS) yang dikatalisasi oleh katalis besi dan tembaga tradisional akan ditinjau,
dengan penekanan khusus pada studi kinetik dan mekanistis baru-baru ini,
Deskripsi umum dari setiap katalis diberikan mengenai komposisi, struktur, situs
aktif, metode persiapan, aditif, dan racun. Pada bagian terakhir dari artikel ini
sistem katalis pergeseran gas air baru, yang sangat aktif dan sepenuhnya toleran
belerang, dibahas.
BAB II
DESAIN KATALIS
Komponen CO H2O CO 2 H2
∆Hfo298
-110525 -241818 -393509 0
(kJ/mol)
∆ G fo298
-137169 -228572 -394359 0
(kJ/mol)
Dari data di atas didapatkan entalpi reaksi pada kondisi standar yakni:
∆ Gof 298 =Jumlah ∆ Gof 298 produk −Jumlah ∆ Gof 298 reaktan
Dimana
−∆ G of 298
ln K p =
RT
−∆ G of 298
K p =exp ( RT )
Dari persamaan tersebut didapat konstanta kesetimbangan termodinamika pada
keadaan standar 298 K adalah
K p =exp ( −−141863
8,314 ×298 )
K p =1,038627E+5
( x )2
K= 2
( 0,5−x )
Sehingga:
−41166 kJ /mol 1 1 ( x )2
1,038627E+5 exp
( R
−
T 298 T (=
( 0,5−x )2 ))
Berdasarkan dari perhitungan yang dilakukan, kondisi operasi optimum dilakukan
pada suhu 450oC-480oC dengan nilai konversi di atas 80%
2.3 Pengajuan Mekanisme Reaksi
rads-2= k2 C H O C s – k-2 C H O . S
2 2
C H O .S
rads-2= k2 (C H O C s – ) 2
2
k2
2. Reaksi permukaan
CO . S+ H 2 O . S ↔ CO 2 . S + H 2 . S……………………..…………..
……………….(3)
rs= k3 C C O .S C H – k-3 C CO . S C H . S
2 O. S 2 2
CCO .S C H . S
rs= k3 (C CO. S C H O .S – ) 2 2
k3
2
3. Desorpsi
CO 2 . S ↔ CO 2+ S ………….
………………………………………………………(4)
rdes-1= k4 C CO . S – k-4 C CO C S
2 2
CCO C S
rdes-1= k4 (C CO . S – ) 2
2
k4
H 2 . S ↔ H 2 + S………………………………………………………………
…..(5)
rdes-2= k5 C H 2
– k-5 C H C S
.S 2
CH CS
rdes-2= k5 (C H . S – ) 2
2
k5
Pseudo-steady
rads-1= k1 C CO C s – k-1 C CO. S
r ads−1 CCo .S
= (CCOCS – )
k1 k1
CCo .S
= CCOCS
k1
C CO. S = k1 C CO C s
rads-2= k2 C H O C s – k-2 C H O . S
2 2
r ads−2 C H O .S
= (C H O C s – ) 2
k2 2
k2
C H O .S
2
= CH O Cs
k2 2
C H O . S = k2 C H O C s
2 2
rdes-1= k4 C CO . S – k-4 C CO C S
2 2
r des−1 CCO C S
= (C CO . S – ) 2
k4 2
k4
CCO C S
= C CO . S
2
k4 2
rdes-2= k5 C H . S – k-5 C H C S
2 2
r des−2 CH CS
= (C H . S – ) 2
k5 2
k5
CH CS
2
=C H . S
k5 2
C C C C
C t=¿ C s +k 1C CO C s +k 2 C H O C s + CO S + H S 2 2
k4 k5 2
C C
C t=¿ C s ¿ + CO + H ¿ 2 2
k4 k5
Ct
C s=
C CO C H
(
1+ k 1 C CO + k 2 C H O +
k4
+
k5 2
2 2
)
Sehingga laju reaksinya adalah
CCO .S C H . S
rs= k3 (C CO. S C H O .S – ) 2 2
2
k3
CCO C S C H C S
rs= k3 (k 1 CCO C s k 2 C H O C s – ) 2 2
k3 k4 k 52
C CO C H
rs= k3k1k2C s2 (C CO C H 2O
– ) 2 2
k1 k2 k3 k4 k 5
C CO C H
k 1 k 2 k 3 C t2 (C CO C H O – ) 2 2
2
k 1 k2 k3 k4 k5
rs= 2
C CO C H
( 1+ k 1 CCO +k 2C H O + 2
k4
+
k5
2 2
)
CCO C H
k (C CO C H O – ) 2 2
2
k eq
rs= 2
C CO C H
( 1+k 1 C CO + k 2 C H O +
2
k4
+
k5
2 2
)
2.5 Menentukan Sifat Katalis
Katalis harus memiliki sifat sebagai berikut agar dapat bekerja pada reaksi untuk
memperbesar produk yang diinginkan
Katalis harus bisa bekerja pada temperatur tinggi untuk memaksimalkan
produk yang diinginkan
Katalis mampu melakukan hirodeoksigenasi yang selektif untuk
memperbanyak produk yang diinginkan
Katalis harus memiliki life time yang tergolong lama dalam produksi
kevin
[6] کوچکی. ع. و. . م. غ.س, “No Title)فيزيولوژی گياهان زراعی (ترجمه,” pp. 68–70, 1377.
[7] Sutapa, “Langmuir-Hinshelwood Sebagai Model,” no. January 2008, pp. 51–54,
2014.
[8] C. Ratnasamy and J. Wagner, “Water gas shift catalysis,” Catal. Rev. - Sci. Eng.,
vol. 51, no. 3, pp. 325–440, 2009, doi: 10.1080/01614940903048661.
[9] J. R. Ladebeck and J. P. Wagner, “Catalyst development for water-gas shift,”
Handb. Fuel Cells, pp. 1–12, 2010, doi: 10.1002/9780470974001.f302017.