Anda di halaman 1dari 7

Pembahasan Soal

Tentang
Kesetimbangan Kimia dalam Proses Industri
Dosen Pengajar :

Prof. Dr. Ir. Renita Manurung, MT.

Nama/NIM :
1. Viter Andrean Ahilia / 170405098
2. Jimy Ardiansyah / 170405158
3. Andri Pamungkas / 170405191

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
Kesetimbangan Kimia dalam Proses Industri
The production of hydrogen gas:
 Reaction: CH4 (g) + H2O (g) ↔ CO (g) + 3H2 (g);
 This reaction is endothermic with ∆ H =206 kJ
 Increasing the reaction temperature will increase both the rate and the yield.
 This reaction favos high temperature and low pressure conditions.

Pembahasan Soal:

Direaksikan dengan suhu 300 oC interval suhunya masi jauh, menghasilkan yield
73%
1. Gas Hidrogen
Hidrogen adalah unsur kimia pada table priodik yang memilki
symbol H dan Nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hydrogen
tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan
merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakal. Hydrogen adalah
unsur paling melimpah dengan persentase kira-kira 75% dri total massa
unsur alam semesta. Senyawa hydrogen relative langka dan jarang dijumpai
secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara industry dari berbagai
senyawa hidrokarbon seperti metana.
Hidrogen merupakan unsur yang sangat aktif secara kimia, sehingga
jarang sekali ditemukan dalam bentuk bebas. Di alam, hydrogen terdapat
dalam bentuk senyawa dengan unsur lain, seperti dengan oksigen dalam air
atau dengan karbon dalam metana. Sehingga untuk dapat dimanfaatkan,
hydrogen harus dipisahkan terlebih dahulu dari senyawanya agar dapat
digunakan sebagai bahan bakar. Ada beberapa metode pembuatan gas
hydrogen seperti dibawah ini:

A. Reaction: CH4 (g) + H2O (g) ↔ CO (g) + 3H2 (g);


Reaksi diatas merupakan salah satu bentuk reaksi pembentukan
hydrogen. (Stean Reforming) salah satu nama pembuatan gas hydrogen
seperti ditunjukkan pada reaksi diatas, dalam proses ini, gas alam metan,
propan dan etan direaksikan dengan steam (uap air) pada suhu tinggi (700-
1000oC) dengan bantuan katalis, untuk menghasilkan hydrogen, karbon
dioksida (CO2) dan karbon monoksida (CO). sebuah reaksi samping juga
terjadi antara karbon monoksida dengan steam, yang menghasilkan
hydrogen dan karbon dioksida.
Gas hydrogen yang dihasilkan kemudian dimurnikan, dengan
memisahkan karbon dioksida dengan cara penyerapan. Saat ini steam
reforming banyak digunakan untuk memproduksi gas hydrogen secara
komersial di berbagai sector industry, diantaranya industry pupuk dan
hydrogen peroksida (H2O2). Akan tetapi metode produksi seperti ini sangat
tergantung dari ketersediaan gas alam yang terbatas, serta menghasilkan gas
CO2, sebagai gas efek rumah kaca.

B. Reaksi ini bersifat endoterm dengan H=206 kJ


Reaksi pembentukan hydrogen yang terjadi merupakan reaksi endoterm,
disebut dengan reaksi endoterm ialah terjadi ketika Kalor mengalir dari
lingkungan ke system.

Pada reaksi endoterm, system menyerap energy. Oleh karena itu, entalpi
system akan bertambah, artinya entalpi produk (H P) lebih besar dari entalpi
pereaksi (HR). akibatnya, perubahan entalpi yaitu selisish antara entalpi
produk dengan entalpi pereaksi (HP-HR) bertanda positif.

CH4(g) + H2O(g)⇋ CO(g) + 3H2(g)


Nilai daripada perubahan entalpi pada reaksi pembentukan gas
hydrogen adalah sebesar 206KJ. Hal ini bisa kita cari dengan menjumlahkan
panas pembentukan dari setiap senyawa nya.
∆Hf CO(g) = -110,54 kJ
∆Hf CH4(g) = -74,85 kJ
∆Hf H2O(g) = -241,82 kJ
∆Hf H2(g) = 0 kJ
Entalpi Reaksinya adalah:
 [(∆Hf Produk) - (∆Hf Reaktan)]
= [(∆Hf CO(g) + ∆Hf H2(g)) - (∆Hf CH4(g) + ∆Hf H2O(g))]
= [(1.∆Hf CO(g) +3.∆Hf H2(g)) - (1. ∆Hf CH4(g) + 1.∆Hf H2O(g))]
= [(1(-110,54) + 3(0)) – (1(-74,85) + 1(-241,82))]
= [(-110,54) – (-316,67)]
= 206,13 kJ (Endotermis)
Pengaruh suhu pada konstanta kesetimbangan K ditentukan oleh
tanda A ΔH°. Jadi ketika ΔH° positif, yaitu, ketika reaksi standar adalah
endotermik, peningkatan T menghasilkan peningkatan K. Persamaan
(13.28) menunjukkan bahwa peningkatan K pada P konstan
menghasilkan peningkatan ∏i (yi)vi , ini menyiratkan pergeseran
reaksi ke kanan dan peningkatan E. Sebaliknya, ketika ΔH" negatif, yaitu,
ketika reaksi standar eksotermik, peningkatan T menyebabkan penurunan
K dan penurunan ∏i (yi)vi pada konstanta P. Ini menyiratkan
pergeseran reaksi ke kiri dan penurunan E. Meskipun reaksi
terakhir adalah eksotermik, kebutuhan energi keseluruhan dari proses
produksi hidrogen ini secara signifikan endotermik, membutuhkan energi
sebagian dari gas alam untuk dibakar dalam tungku reformer. Pemisahan
H2 dari syngas yang meninggalkan reaktor WGS (kebanyakan CH4, CO,
H2O, dan CO2) yang tidak bereaksi dilakukan di akhir.

C. Peningkatan suhu reaksi akan meningkatkan laju dan hasil.


Teori Tumbukan
Menurut teori tumbukan reaktivitas, reaksi terjadi ketika molekul
reaktan “bertumbukan secara efektif”. Agar "tumbukan efektif" terjadi,
molekul reaktan harus diorientasikan dalam ruang dengan benar untuk
memfasilitasi pemutusan dan pembentukan ikatan dan penataan ulang
atom yang menghasilkan pembentukan molekul produk.
Selama tumbukan molekul, molekul juga harus memiliki jumlah energi
kinetik minimum agar tumbukan efektif terjadi. Energi ini bervariasi untuk
setiap reaksi, dan dikenal sebagai energi
aktivasi (Ea). Oleh karena itu, laju reaksi tergantung pada energi aktivasi;
energi aktivasi yang lebih tinggi berarti bahwa lebih sedikit molekul akan
memiliki energi yang cukup untuk mengalami tumbukan efektif.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi laju reaksi


1. Konsentrasi reaktan. Peningkatan konsentrasi satu atau lebih reaktan akan
sering meningkatkan laju reaksi. Hal ini terjadi karena konsentrasi reaktan
yang lebih tinggi akan menyebabkan lebih banyak tumbukan reaktan itu
dalam periode waktu tertentu.
2. Keadaan fisik reaktan dan luas permukaan. Jika molekul reaktan berada
dalam fase yang berbeda, seperti dalam campuran heterogen, laju reaksi akan
dibatasi oleh luas permukaan fase yang bersentuhan. Misalnya, jika reaktan
logam padat dan reaktan gas dicampur, hanya molekul yang ada di
permukaan logam yang dapat bertumbukan dengan molekul gas. Oleh karena
itu, meningkatkan luas permukaan logam dengan menumbuknya rata atau
memotongnya menjadi banyak bagian akan meningkatkan laju reaksinya.
3. Suhu. Kenaikan suhu biasanya meningkatkan laju reaksi. Kenaikan suhu
akan menaikkan energi kinetik rata-rata molekul reaktan. Oleh karena
itu, proporsi molekul yang lebih besar akan memiliki energi minimum yang
diperlukan untuk tumbukan efektif
4. Kehadiran katalis. Katalis adalah zat yang mempercepat reaksi dengan
berpartisipasi di dalamnya tanpa dikonsumsi. Katalis menyediakan jalur
reaksi alternatif untuk mendapatkan produk. Mereka sangat penting untuk
banyak reaksi biokimia. Mereka akan diperiksa lebih lanjut di bagian
"Katalisis."

Berdasarkan jurnal yang telah kami baca, untuk produksi gas hidrogen
kebanyakan memang menggunakan suhu yang tinggi sekitar 800 – 1000
o
C dengan proses Steam Reforming Gas.
Tetapi ada salah satu jurnal tentang produksi gas hidrogen yang
menggunakan proses Steam Reforming Dimetil Eter. Pada proses ini
menggunakan suhu yang hanya sekitar 300oC dengan efisiensi produksi
sekitar (49%) dan juga efesiensi termal yang awalnya hanya 33% menjadi
75%. Dimana pada proses ini memang menggunakan panas yang lebih
sedikit dibandingkan dengan Steam Reforming Gas . Dan panas sisanya
dapat dimanfaatkan untuk menjalankan proses .

D. Pengaruh tekanan pada kondisi pembentukan gas hydrogen.


Meskipun konstanta kesetimbangan tidak dipengaruhi oleh tekanan, hal itu
mempengaruhi komposisi kesetimbangan dalam reaksi fase gas. Efek ini
dijelaskan secara kualitatif dengan prinsip Le Chatelier. Perhatikan
misalnya, kesetimbangan dalam reaksi fase gas A → 2B. Ketika
tekanan diterapkan pada sistem ini, ia merespons sedemikian rupa
untuk meminimalkan efek peningkatan tekanan. Hal ini dicapai dengan
mengurangi jumlah mol dalam sistem, yang pada gilirannya dicapai
dengan reaksi A → 2B. Jadi, peningkatan tekanan menurunkan jumlah
molekul B dan meningkatkan jumlah molekul A. Dengan alasan yang
sama kita dapat menyimpulkan bahwa dalam kasus kesetimbangan reaksi
untuk
CH4(g) + H2O(g)⇋ CO(g) + 3H2(g)
pembentukan hydrogen akan disukai oleh peningkatan tekanan karena
ada pengurangan jumlah mol karena reaksi ini. Harus diingat bahwa ketika
komposisi sistem berubah dengan cara ini sebagai respons terhadap
kenaikan atau penurunan tekanan, ia melakukannya tanpa mengubah
konstanta kesetimbangan. Kecuali pada tekanan yang sangat tinggi, sifat
padatan, cairan atau larutan tidak terlalu dipengaruhi oleh tekanan. Oleh
karena itu, konsentrasi kesetimbangan dalam reaksi yang melibatkan
padatan, cairan atau larutan tidak dipengaruhi secara signifikan oleh
perubahan tekanan. Untuk memprediksi pengaruh tekanan secara
kuantitatif, hubungan antara konstanta kesetimbangan dan komposisi
kesetimbangan harus ditetapkan. konstanta kesetimbangan sebagai fungsi
dari aktivitas spesies dalam sistem yang bereaksi Aktivitas komponen
dipengaruhi oleh perubahan tekanan, suhu dan komposisi. Karena K
tidak bergantung pada tekanan, dan aktivitas tidak, ini mensyaratkan
bahwa aktivitas komponen berubah dengan tekanan sedemikian rupa
sehingga fungsi kompleks aktivitas, yang telah kita definisikan sebagai
konstanta kesetimbangan, tetap tidak berubah.

Anda mungkin juga menyukai