PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fasa adalah bagian yang serbasama dari suatu sistem, yang dapat dipisahkan
secara mekanik; serbasama dalam hal komposisi kimia dan sifat-sifat fisika. Jadi
suatu sistem yang mengandung cairan dan uap masing-masing mempunyai bagian
daerah yang serbasama. Dalam fasa uap kerapatannya serbasama disemua bagian
pada uap tersebut. Dalam fasa cair kerapatannya serbasama disemua bagian pada
cairan tersebut, tetapi nilai kerapatannya berbeda dengan di fasa uap. Sistem yang
terdiri atas campuran wujud gas saja hanya ada satu fasa pada kesetimbangan sebab
gas selalu bercampur secara homogen. Dalam sistem yang hanya terdiri atas wujud
cairan-cairan pada kesetimbangan bisa terdapat satu fasa atau lebih, tergantung pada
kelarutannya. Padatan-padatan biasanya mempunyai kelarutan yang lebih terbatas dan
pada suatu sistem padat yang setimbang bisa terdapat beberapa fasa padat yang
berbeda. Jumlah komponen dalam suatu sistem merupakan jumlah minimum dari
spesi yang secara kimia independen yang diperlukan untuk menyatakan komposisi
setiap fasa dalam sistem tersebut.
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
D. Manfaat
PEMBAHASAN
A. KESETIMBANGAN KIMIA
Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang
teramati selama bertambahnya waktu reaksi. Jika suatu kimia telah mencapai keadaan
kesetimbangan maka konsentrasi reaktan dan produk menjadi konstan sehingga tidak
ada perubahan yang teramati dalam sistem. Meskipun demikian, aktivitas molekul
tetap berjalan, molekul-molekul reaktan berubah mnjadi produk secara terus-menerus
sambil molekul-molekul produk berubah menjadi reaktan kembali dengan kecepatan
yang sama.
Sedikit sekali reaksi kimia yang berjalan ke satu arah saja, kebanyakan adlah
reaksi dapat balik. Pada awal reaksi dapat balik, reaksi berjalan ke arah pembentukan
produk. Sesaat setelah produk tersebut, pembentukan reaktan produk juga mulai
berjalan. Jika kecepatan reaksi maju dan reaksi balik adalah sama, dan dikatakan
bahwa kesetimbangan kimia telah dicapai. Harus diingat bahwa kesetimbangan kimia
melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai reaktan dan produk. Kesetimbangan
antara dua fase zat-zat yang sama disebut kesetimbangan fisika, perubahan yang
terjadi adalah proses fisika. Dalam peristiwa ini, molekul air yang meninggalkan fase
cair adalah sama dengan jumlah molekul yang kembali ke fase cair.
H2O(C) H2O(g)
N2O4(g) 2NO2(g)
Kemajuan reaksi ini mudah dimonitor karena N2O4 adalah suatu gas tak
berwarna, sedangkan NO2 adalah gas berwarna coklat tua. Andaikan sejumah tertentu
gas N2O4 diinjeksikan ke dalam labu tertutup, maka segera tampak warna coklat yang
menunjukkan terbentuknya molekul NO2. Intensitas warna terus meningkat dengan
berlangsungnya peruraian N2O4 terus-menerus sampai kesetimbangan tercapai. Pada
keadaan ini, tidak ada lagi perubahan warna yang diamati. Secara eksperimen kita
juga dapat mendapatkan keadaan kesetimbangan dimana gas NO2 murni sebagai
starting material atau dengan suatu campuran antara gas NO2 dan gas N2O4.
Kita dapat membuat jadi lebih umum pembicaraan ini dengan meninjau reaksi
dapat balik berikut.
aA Bb
Persamaan tersebut adalah suatu bentuk matematika hukum aksi massa yang
diusulkan oleh Cato Gulberg dan Peter Waage pada tahun 1864.
a. Hanya terjadi dalam wadah tertutup, pada suhu dan tekanan tetap
c. Laju reaksi maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi balik (ke kiri)
Pengaruh konsentrasi
Jika konsentrasinya diperbesar pada salah satu zat maka reaksi bergeser dari
arah zat tersebut, sedangkan bila konsentrasinya diperkecil maka reaksi akan bergeser
ke arah zat tersebut.
Pengaruh tekanan
Jika suhu dinaikkan maka reaksi akan bergeser ke arah reaksi endoterm,
sedangkan jika suhu diturunkan maka reaksi akan bergeser ke arah eksoterm. Contoh
: N2(g) + 3H2(g)<--> 2NH3(g) H= - 92 kJ, bila suhu diubah dari 500° menjadi 1200°
maka kesetimbangan ke arah endoterm atau ke kiri. Katalis-katalis hanya berfungsi
untuk mempercepat tercapainya kesetimbangan kimia.
1) Kesetimbangan Homogen
Semua spesi kimia berada dalam fasa yang sama. Salah satu contoh kesetimbangan
homogen fasa gas adalah sistem kesetimbangan N2O4/NO2. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
Kc = [NO2]2 / [N2O4]
Konsentrasi reaktan dan produk dalam reaksi gas dapat dinyatakan dalam
bentuk tekanan parsial masing-masing gas (ingat persamaan gas ideal, PV=nRT).
Dengan demikian, satuan konsentrasi yang diganti dengan tekanan parsial gas akan
mengubah persamaan Kc menjadi Kp sebagai berikut :
Kp = (PNO2)2 / (PN2O4)
PNO2 dan PN2O4 adalah tekanan parsial masing-masing gas pada saat
kesetimbangan tercapai. Nilai Kp menunjukkan konstanta kesetimbangan yang
dinyatakan dalam satuan tekanan (atm). Kp hanya dimiliki oleh sistem kesetimbangan
yang melibatkan fasa gas saja. Secara umum, nilai Kc tidak sama dengan nilai Kp,
sebab besarnya konsentrasi reaktan dan produk tidak sama dengan tekanan parsial
masing-masing gas saat kesetimbangan. Dengan demikian, terdapat hubungan
sederhana antara Kc dan Kp yang dapat dinyatakan dalam persamaan matematis
berikut :
Kp = Kc (RT)a - n
2) Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan ini melibatkan reaktan dan produk dalam fasa yang berbeda.
Sebagai contoh, saat padatan kalsium karbonat dipanaskan dalam wadah tertutup,
akan terjadi reaksi berikut :
Dalam reaksi penguraian padatan kalsium karbonat, terdapat tiga fasa yang
berbeda, yaitu padatan kalsium karbonat, padatan kalsium oksida, dan gas karbon
dioksida. Dalam kesetimbangan kimia, konsentrasi padatan dan cairan relatif konstan,
sehingga tidak disertakan dalam persamaan konstanta kesetimbangan kimia. Dengan
demikian, persamaan konstanta kesetimbangan reaksi penguraian padatan kalsium
karbonat menjadi sebagai berikut :
Kc = [CO2]
Kp = PCO2
Baik nilai Kc maupun Kp tidak dipengaruhi oleh jumlah CaCO3 dan CaO
(jumlah padatan). Beberapa aturan yang berlaku dalam penentuan nilai konstanta
kesetimbangan kimia saat reaksi kesetimbangan dimanipulasi (diubah) antara lain :
1. Jika reaksi dapat dinyatakan dalam bentuk penjumlahan dua atau lebih reaksi, nilai
konstanta kesetimbangan reaksi keseluruhan adalah hasil perkalian konstanta
kesetimbangan masing-masing reaksi.
A + B <——> C + D Kc’
C + D <——> E + F Kc’’
2. Jika reaksi ditulis dalam bentuk kebalikan dari reaksi semula, nilai konstanta
kesetimbangan menjadi kebalikan dari nilai konstanta kesetimbangan semula.
1. Qc < Kc
2. Qc = Kc
3. Qc > Kc
Ada tiga faktor yang dapat mengubah kesetimbangan kimia, antara lain :
2. Suhu
1. Mengubah konsentrasi
2. Mengubah suhu
Reaksi pada proses Haber adalah reaksi eksotermis. Reaksi tersebut dapat
dinyatakan dalam persamaan reaksi berikut :
N2(g) + 3H2(g) <——> 2NH3(g) + Kalor
Setiap kali terjadi reaksi maju (dari kiri ke kanan), empat molekul gas (satu
molekul gas nitrogen dan tiga molekul gas hidrogen) akan membentuk dua molekul
gas amonia. Reaksi ini mengurangi jumlah molekul gas dalam ruangan. Sebaliknya,
reaksi balik (dari kanan ke kiri), digunakan dua molekul gas amonia untuk
mendapatkan empat molekul gas (satu molekul gas nitrogen dan tiga molekul gas
hidrogen). Reaksi ini menaikkan jumlah molekul gas dalam ruangan.
Sementara untuk reaksi yang tidak mengalami perubahan jumlah molekul gas
(mol reaktan = mol produk), faktor tekanan dan volume tidak mempengaruhi
kesetimbangan kimia. Katalis meningkatkan laju reaksi dengan mengubah
mekanisme reaksi agar melewati mekanisme dengan energi aktivasi terendah. Katalis
tidak dapat menggeser kesetimbangan kimia. Penambahan katalis hanya
mempercepat tercapainya keadaan setimbang.
Dari beberapa faktor di atas, hanya perubahan temperatur (suhu) reaksi yang
dapat mengubah nilai konstanta kesetimbangan (Kc maupun Kp). Perubahan
konsentrasi, tekanan, dan volume hanya mengubah konsentrasi spesi kimia saat
kesetimbangan, tidak mengubah nilai K. Katalis hanya mempercepat tercapainya
keadaan kesetimbangan, tidak dapat menggeser kesetimbangan kimia
B. KESETIMBANGAN FASA
Kata “fase” berasal dari bahasa yunani yang bermakna permunculan. Fase
adalah suatu daerah di mana semua sifat fisik dari bahan dasarnya seragam
(homogen). Contoh sifat fisik meliputi densitas, indeks bias, dan komposisi kimia.
Secara singkat, fase adalah suatu daerah dengan bahan kimia yang seragam,
secara fisik berbeda, dan (sering) dapat dipisahkan secara mekanis. dapat dipisahkan
secara mekanis berarti fase tersebut dapat dipisahkan dengan cara filtrasi,
sedimentasi, destilasi, dekantasi, ekstraksi (pemisahan heterogen)
Dalam hal ini tidak termasuk pemisahan dengan cara penguapan, destilasi,
adsorbsi, atau ekstraksi karena pemisahan dengan cara tersebut digunakan pada
sistem homogen
Untuk contoh sederhana adalah, di dalam sistem yang terdapat es batu dan air di
sebuah gelas, es batu merupakan fase padat, air merupakan fase cair, dan uap air di
sekitar gelas gelas adalah fase gas.
Perbedaan fase dapat digambarkan sebagai negara yang berbeda materi seperti
gas, cair, padat, plasma atau Bose-Einstein kondensat. Perbedaan fase juga mungkin
ada dalam suatu keadaan tertentu dari materi. Seperti ditunjukkan dalam diagram
untuk besi paduan, ada beberapa tahapan baik untuk negara padat dan cair. Fase juga
dapat dibedakan berdasarkan kelarutan seperti di kutub (hidrofilik) atau non-polar
(hidrofobik). Campuran air (cairan polar) dan minyak (cairan non-polar) secara
spontan akan terpisah menjadi dua tahap. Air memiliki kelarutan yang sangat rendah
(tidak larut) dalam minyak, dan minyak memiliki kelarutan rendah dalam air.
Kelarutan adalah jumlah maksimum zat terlarut yang dapat larut dalam sebuah
pelarut sebelum terlarut berhenti untuk membubarkan dan tetap dalam tahap yang
terpisah. Sebuah campuran dapat terpisah menjadi lebih dari dua fase cair dan fase
konsep pemisahan meluas ke padat, padat yaitu dapat terbentuk larutan padat atau
mengkristal ke dalam fase kristal berbeda. Logam pasangan yang saling larut dapat
terbentuk paduan, sedangkan logam pasangan yang tidak bisa saling larut.
Banyaknya fase
Banyaknya fase dalam sistem diberi notasi P. Gas, atau campuran gas, adalah
fase tunggal; kristal adalah fase tunggal; dan dua cairan yang dapat campur secara
total membentuk fase tunggal. Es adalah fase tunggal, walaupun es dapat dipotong-
[potong menjadi bagian-bagian kecil. Campuran es dan air adalah sistem dua fase (P
= 2) walaupun sulit untuk menemukan batas antara fase-fasenya.
Campuran dua logam adalah sistem dua fase (P = 2) jika logam-logam itu tak
dapat campur, tetapi merupakan sistem satu fase (P = 1) jika logam-logamnya dapat
campur. Contoh ini menunjukan bahwa memutuskan apakah suatu sistem terdiri dari
satu atau dua fase, tidak selalu mudah. Larutan padatan A dalam padatan B –
campuran yang homogen dari dua komponen– bersifat seragam pada skala molekuler.
Dalam suatu larutan, atom-atom A dikelilingi oleh atom-atom dari A dan B, dan
sembarang sampel yabng dipotong dari padatan itu, bagaimanapun kecilnya, adalah
contoh yang tepat dari komposisi keseluruhannya.
Dispersi adalah seragam pada skala makroskopik, tetapi tidak pada skala
mikroskopik, karena dispersi terdiri atas butiran-butiran atau tetesan-tetesan
komponen didalam matriks komponen lain. Sampel kecil seluruhnya dapat berasal
dari butiran kecil A murni, sehingga sampel itu bukan contoh tepat dari
keseluruhannya. Dispersi seperti ini penting karena dalam banyak material tingkat
tinggi (baja), siklus perlakuan panas digunakan untuk memperoleh pengendapan
dispersi halus partikel- partikel dari suatu fase (seperti fase kabrid), di dalam suatu
matriks yang terbentuk dari fase larutan padat jenuh. Kemampuan mengendalikan
struktur mikro yang dihasilkan dari kesetimbangan fase inilah yang memungkinkan
penyesuaian sifat mekanik pada pemakaian khusus.
Banyaknya komponen
Kedua fase mempunyai komposisi formal “NH4Cl” dan sistem mempunyai satu
komponen. Jika HCl berlebih ditambahkan, sistem mempunyai dua komponen karena
sekarang jumlah relatif HCl dan NH3 berubah-rubah. Sebaliknya, kalsium karbonat
berada dalam kesetimbangan dengan uapnya
Contoh perhitungan komponen pada sistem: (1)sukrosa dalam air; (2) natrium
klorida dalam air; (3) asam fosfat encer.
Tunjukan banyaknya S dari berbagai jenis spesies (ion-ion) yang ada dalam
setiap sistem fase tunggal. Tunjukan banyaknya hubungan R antara spesies-spesies
(reaksi-reaksi pada kesetimbangan, kenetralan muatan). Kemudian banyaknya
komponen adalah banyaknya spesies dikurangi dengan banyaknya hubungan: C = S –
R. (1) spesies yang ada adalah molekul air dan molekul sukrosa sehingga S = 2. di
antara molekul-molekul itu tidak ada hubungan, sehingga R = 0. oleh karena itu, C =
2. (2) spesies yang ada adalah molekul H2O, ion Na+ dan ion Cl-, sehingga S = 3.
karena larutan itu bermuatan listrik netral, maka jumlah ion Na+ sama dengan ioni
Cl-. Oleh karena itu, ada suatu hubungan, dan R = 1. Konseuensinya, C = 3 -1 = 2. (3)
spesies yang ada dalam asam fosfat encer adalah H2O, H3PO4, H2PO4-, HPO4-2, PO4-3,
H+, maka S = 6. namun, ionisasi asam itu ada pada kesetimbangan:
Dan ada tiga hubungan di antara spesies-spesies tersebut, di samping itu, juga
ada kenetralan muatan keseluruhan, sehingga jumlah total kation harus sama dengan
jumlah total anion, apapun jenisnya. Dengan demikian, banyaknya hubungan total
adalah R = 4, sehingga jumlah total komponen C = 6- 4 = 2.
Aturan Fasa
Aturan fasa bisa diterapkan ke dalam sistem yang lebih dari satu komponen.
Hal ini memungkinkan untuk memproses secara lebih umum dan untuk mendapatkan
‘aturan fasa’ yang memberikan jumlah derajat kebebasan sistem dengan C komponen
dan P fasa. Berdasarkan C komponen yang didistribusikan kedalam setiap P fasa dari
sistem, derajat kebebasan sistem dapat dikalkulasikan dengan menambahkan jumlah
total variabel intensif yang dibutuhkan untuk mendeskripsikan secara terpisah setiap
fasa dan kemudian mengurangi jumlah variabel-variabel yang nilainya didapat dari
hubungan energi bebas kesetimbangan diantara fasa yang berbeda.
Jika komponen tidak ada atau berada pada tingkat yang diabaikan dalam salah
satu fasa dari sistem, akan ada lebih sedikit satu variabel intensif untuk fasa tersebut
sejak konsentrasi diabaikan dari satu unsur. Juga akan ada satu relasi kesetimbangan
yang lebih sedikit. Aturan fasa berlaku untuk semua sistem terlepas dari apakah
semua fasa memiliki jumlah komponen yang sama atau tidak.
Aturan ini berlaku hanya untuk apa yang telah disebut sistem kimia biasa.
Sifat dari beberapa system mungkin lebih tergantung pada medan listrik atau magnet
seluruh sistem atau intensitas cahaya yang bersinar melalui sistem. Jika sifat seperti
intensif tambahan signifikan (dalam sistem kimia biasa variabel intensif dapat
diabaikan), mereka harus ditambahkan ke jumlah variabel dan salah satu kemudian
akan memiliki, misalnya Φ = C + 3 – P. Dalam praktek, kita hampir selalu berurusan
dengan sistem yang variabel tambahan tersebut tidak memiliki pengaruh yang nyata
pada sistem, dan karena itu mereka dapat dibiarkan keluar dari pertimbangan semua.
Aturan fasa merupakan penyamarataan yang penting meskipun hal ini tidak
memberitahu kita kepada kesimpulan dalam contoh sistem yang sederhana tetapi
aturan fasa merupakan panduan berharga untuk menjelaskan kesetimbangan fasa di
dalam sistem komplek.
Untuk menguraikan keadaan kesetimbangan dari suatu sistem yang terdiri atas
beberapa fasa dengan beberapa spesi kimia, dapat ditentukan mol masing – masing
spesi dalam setiap fasa serta suhu (T) dan tekanan (P). Akan tetapi penentuan tidak
dapat dilakukan karena massa setiap fasa dalam sistem tidak menjadi perhatian.
Massa atau ukuran dari setiap fasa tidak mempengaruhi posisi kesetimbangan fasa,
karena kesetimbangan fasa, karena kesetimbangan fasa ditentukan oleh kesamaan
dalam potensial kimia yang merupakan variabel intensif.
Φ = C + 2 – P ; Φ = derajat kebebasan
C = jumlah komponen
P = jumlah fasa
Pemahaman Anda tentang diagram fasa akan terbantu dengan pemahaman
hukum fasa Gibbs, hubungan yang diturunkan oleh fisikawan-matematik Amerika
Josiah Willard Gibbs (1839-1903) di tahun 1876. Aturan ini menyatakan bahwa
untuk kesetimbangan apapun dalam sistem tertutup, jumlah variabel bebas-disebut
derajat kebebasan Φ yang sama dengan jumlah komponen C ditambah 2 dikurangi
jumlah fasa P, yakni,
Φ=C+2-P
Jadi, dalam titik tertentu di diagram fasa, jumlah derajat kebebasan adalah 2 –
yakni suhu dan tekanan; bila dua fasa dalam kesetimbangan-sebagaimana ditunjukkan
dengan garis yang membatasi daerah dua fasa hanya ada satu derajat kebebasan-bisa
suhu atau tekanan. Pada ttik tripel ketika terdapat tiga fasa tidak ada derajat
kebebasan lagi. Dari diagram fasa, Anda dapat mengkonfirmasi apa yang telah
diketahui, dan lebih lanjut, Anda dapat mempelajari apa yang belum diketahui.
Misalnya, kemiringan yang negatif pada perbatasan padatan-cairan memiliki
implikasi penting sebagaimana dinyatakan di bagian kanan diagram, yakni bila
tekanan diberikan pada es, es akan meleleh dan membentuk air. Berdasarkan prinsip
Le Chatelier, bila sistem pada kesetimbangan diberi tekanan, kesetimbangan akan
bergeser ke arah yang akan mengurangi perubahan ini. Hal ini berarti air memiliki
volume yang lebih kecil, kerapatan leb besar daripada es; dan semua kita telah hafal
dengan fakta bahwa s mengapung di air.
Pada diagram fasa ini kita ambil contoh pada larutan H2O dan
Et3N(triethylamine/N(CH2CH3)3)
T
fase-2
a’ b’
T1c
fase-1
H2O Et3N
Keterangan gambar:
Cekungan biru (fase-2) yang kita lihat merupakan daerah dimana campuran
kedua komponen masih dapat dibedakan. Sedangkan sisanya (fase-1) adalah
daerah dimana kedua komonen sudah tercampur sempurna, pada saat ini
kedua komponen tidak dapat dibedakan lagi. Adapun terdapat suhu kritis (T
c), yaitu suhu saat kedua zat bercampur, membaur, suhu kritis ini terletak di
dasar cekungan putih.
Bisa kita lihat di sebelah kanan adalah triethylamine dan di sebelah kiri adalah
air. b’ menunjukan bagian campuran yang banyak mengandung komponen
Et3N , sedangkan a’ menunjukan bagian campuran yang banyak mengandung
H2O . T adalah suhu, dapat saya disimpulkan bahwa banyaknya campuran
yang banyak mengandung H2O dan banyaknya campuran yang banyak
mengandung Et3N adalah sama pada suhu tertentu.
Sistem 2 Komponen
C=S–R
C (component) = komponen
Seperti yang telah kita ketahui, pada aturan fasa Gibbs, F adalah derajat
kebebasan, C adalah jumlah komponen, dan P adalah jumlah fasa. Rumusnya adalah:
F=C-P+2
F = 2 = 4 – Phase
Fasa yang terjadi ada 2, vapor dan liquid. Jadi, variable yang bersangkutan ada 2,
yaitu suhu dan tekanan.
F=C–P+2
dimana,
F = jumlah derajat kebebasan
C = jumlah komponen
P = jumlah fasa
Titik A, B dan C menyatakan komponen murni. Titik titik pada sisi AB, BC,
AC menyatakan fraksi dari dua komponen sedangkan titik didalam segitiga
merupakan fraksi dari tiga komponen yang mana jumlah fraksi dari zat A, B dan C
adalah x, y dan z.
25 75
50 50
75 25
A B
Titik X menyatakan suatu campuran dengan fraksi A = 25%, B = 25% dan C
= 50%. Titik titik pada garis BP dan BQ menyatakan suatu campuran dengan
perbandingan jumlah A dan C yang tetap tetapi dengan jumlah B yang berubah, Hal
yang sama berlaku bagi garis garis yang ditarik dari salah sudut segitiga kesisi yang
ada dihadapannya. Daerah didalam lengkungan merupakan daerah dua fasa. Salah
satu cara untuk menentukan garis binoidal atau kurva kelarutan ini adalah dengan
cara menambah zat B kedalam berbagai komposisi campuran A dan C. Titik titik
pada lengkungan menggambarkan komposisi sistem pada saat terjadi perubahan dari
jernih menjadi keruh. Kekeruhan timbul karena larutan tiga komponen yang homogen
pecah menjadi dua larutan konjugat terner.
Contoh penerapan sistem tiga komponen dan diagram fase segitiga adalah
pada otimisasi bubuk slag nikel yaitu dengan cara pendekatan sistem temari C-A-S
(CaO-Al2O3-SiO2). Hal ini dilakukan melalui penerapan sistem persamaan
keseimbangan reaksi kimiawi dengan tiga fase utama, yaitu:
a. Fase pembentukan senyawa kalsium silika hidrat (CSH) hasil reaksi antara
trikalsium silikat (C3S) dan dikalsium silikat (C2S) semen dengan air
(H2O)
b. Fase pembentukan senyawa kalsium silika hidrat (CSH) bubuk slag nikel
dengan kalsium hidroksida (CH) hasil sampingan reaksi kimia fase
pertama.
c. Fase hidrogamet atau fase pembentukan ettringite sebagai produk reaksi
antara senyawa kimia silika oksida (SiO2) dan alumunium oksida (Al2O3)
bubuk slag nikel dengan kalsium hidroksida (CH) hasil sampingan reaksi
kimia fase pertama.
Ketiga fase tersebut merepresentasikan reaksi hidrasi cementitous dengan tiga
komponen produk reaksi yaitu kalsium silika hidrat (CSH), kalsium
hidroksida (CH), dan kalsium suoaluminat hidrat (CASH).
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Kesetimbangan kimia adalah reaksi yang terbentuk bila laju reaksi sama besar
dan konsentrasi reaktan dan produk tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu.
Berdasarkan wujud zat-zat dalam keadaan setimbang, kesetimbangan kimia dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu
a. Kesetimbangan homogen
b. Kesetimbangan heterogen
b. Pengaruh suhu
c. Pengaruh tekanan
d. Pengaruh volume
e. Pengaruh katalis
d. Hubungan kc dan kp
e. Disosiasi
DAFTAR PUSTAKA
Sri Rahayu Ningsih, dkk, Sains Kimia 2 SMA/MA, 2007, Jakarta: Bumi Aksara
https://widiwidiaastuti.wordpress.com/2015/06/28/kesetimbangan-fasa
https://www.scribd.com/doc/86474145/Makalah-Kesetimbangan-Fasa