Anda di halaman 1dari 4

MATERI AJAR

KESETIMBANGAN KIMIA

A. Konsep Kesetimbangan
Berdasarkan jalannya reaksi, reaksi kimia dikelompokkan menjadi dua yaitu
reaksi irreversible (satu arah) dan reaksi reversible (dua arah). Reaksi irreversible
merupakan reaksi kimia yang reaktannya berubah menghasilkan produk, tetapi produk
tidak dapat membentuk reaktan kembali. Contoh reaksi irreversible adalah
pembakaran kertas:
C(s) + O2(g) → CO2(g)
Adapun reaksi reversible merupakan reaksi bolak-balik yaitu reaktan berubah
menjadi produk dan produk dapat kembali membentuk reaktan. Contohnya reaksi
pembentukan ozon (O3) dari gas oksigen (O2) di atmosfer. Dalam kondisi tertentu,
ozon dapat terurai kembali menjadi oksigen.
3O2(g) ⇌ 2O3(g)
Laju reaksi perubahan reaktan menjadi produk dalam reaksi kimia berjalan ke
kanan. Dalam reaksi reversible, laju reaksi ke kanan disertai dengan laju reaksi ke
kiri. Laju reaksi ke kiri yaitu laju perubahan produk kembali menjadi reaktan. Pada
suatu saat, laju reaksi ke kanan sama dengan laju reaksi ke kiri, sehingga terjadi reaksi
kesetimbangan. Keadaan inilah yang dimaksud dengan reaksi setimbang. Pada saat
keadaan setimbang, tidak terjadi perubahan konsentrasi reaktan maupun produk secara
makroskopis, namun secara mikroskopis terjadi perubahan terus-menerus secara
bolak-balik dalam tingkat molekuler.
Reaksi kesetimbangan berlangsung secara terus-menerus. Jumlah reaktan dan
produk tidak harus sama, tetapi kecepatan reaksi ke kanan maupun ke kiri sama besar,
vproduk = vreaktan. Contoh reaksi kesetimbangan yang terjadi di dalam tubuh diantaranya:
1. Peredaran oksigen, pH darah dan jaringan tubuh
2. Reaksi kesetimbangan di dalam mulut
Sisa-sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi diuraikan oleh bakteri mulut
sehingga kondisi mulut menjadi asam. Kondisi ini mengubah kesetimbangan
dalam mulut. Untuk mengembalikan kesetimbangan tersebut, perlu penambahan
basa. Misalnya dengan menggunakan pasta gigi yang memiliki pH basa.
Zat-zat yang terlibat dalam reaksi dapat terdiri atas berbagai wujud. Berdasarkan
wujud zat dalam keadaan setimbang, kesetimbangan kimia dibedakan menjadi
kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
1. Kesetimbangan Homogen
Kesetimbangan homogen adalah suatu kesetimbangan yang di dalamnya hanya
terdapat satu macam wujud zat. Reaktan dan produk dalam reaksi mempunyai fase
yang sama. Contoh:
a. 2SO3(g) ⇌2SO2(g) + O2(g)
b. Fe3+(aq) + CNS-(aq) ⇌ Fe(CNS)2+(aq)
2. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan heterogen adalah suatu kesetimbangan yang didalamnya terdapat
beberapa wujud zat. Reaktan dan produk dalam reaksi mempunyai fase yang
berbeda. Contoh:
a. Sb2S3(s) + 3H2(g) ⇌ 2Sb(s) + 3H2S(g)
b. BiCl3(aq) + H2O(l) ⇌ BiOCl(s) + 2HCl(aq)

B. Pergeseran Kesetimbangan
Hubungan antara reaksi yang timbul pada sistem kesetimbangan dengan dengan
aksi dari luar dirumuskan oleh Henry Louis Le Chatelier pada tahun 1884 yang
dikenal sebagai asas Le Chatelier. Asas Le Chatelier menyatakan apabila dalam suatu
sistem kesetimbangan yang sedang berlangsung dilakukan aksi, akan timbul reaksi
dari dari sistem sehingga pengaruh aksi tersebut dapat diminimalkan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kesetimbangan reaksi diantaranya perubahan konsentrasi,
perubahan suhu, perubahan tekanan, dan perubahan volume (Priyambodo et al.,
2016).
1. Perubahan Konsentrasi
Apabila konsentrasi salah satu zat yang bereaksi ditambah atau dikurangi,
kesetimbangan akan bergeser dari zat yang bertambah atau menuju zat yang
berkurang konsentrasinya.
2. Perubahan Suhu
Apabila suhu sistem diturunkan, kesetimbangan sistem akan bergeser ke arah reaksi
yang melepas kalor (eksoterm). Sebaliknya, apabila suhu dinaikkan, kesetimbangan
sistem akan bergeser ke arah reaksi yang membutuhkan kalor (endoterm).
3. Perubahan Tekanan dan Volume
Menurut asas Le Chatelier, apabila tekanan sistem diperbesar atau volume diperkecil,
kesetimbangan sistem akan bergeser ke reaksi yang jumlah koefisiennya lebih kecil.
Sebaliknya apabila tekanan sistem diperkecil atau volume diperbesar, kesetimbangan
akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah koefisiennya lebih besar.
Prinsip Le Chatelier banyak digunakan dalam industri kimia. Proses kimia
dalam industri harus dilakukan secara efisien dan memaksimalkan perolehan produk.
Reaksi kimia yang berlangsung dikondisikan agar kesetimbangan bergeser ke arah
produk dan meminimalkan terjadinya reaksi balik. Selain itu, dalam proses produksi
digunakan katalis untuk mempercepat terbentuknya kesetimbangan reaksi. Kondisi
demikian dinamakan kondisi optimum. Contoh penerapan prinsip Le Chatelier dalam
industri, diantaranya pembuatan ammonia (NH3) menurut proses Haber-Bosch dan
pembuatan asam sulfat menurut proses kontak (Kuswati et al., 2016).

C. Tetapan Kesetimbangan Kimia


Hukum kesetimbangan dikemukakan pertama kali oleh Cato Guldberg dan Peter
Waage pada tahun 1864 sebagai hukum kesetimbangan. Hukum kesetimbangan
menyatakan bahwa dalam keadaaan setimbang pada suhu tertentu, hasil kali
konsentrasi hasil reaksi dibagi hasil kali konsentrasi pereaksi dalam sistem
kesetimbangan yang masing-masing dengan koefisiennya mempunyai harga tetap.
1. Tetapan Kesetimbangan Berdasarkan Konsentrasi (Kc)
Reaksi kesetimbangan yang mempunyai konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi
bervariasi, jika diukur pada suhu tetap mempunyai harga kesetimbangan (Kc) yang
tetap. Perhitungan harga Kc bergantung pada jenis reaksinya.
a. Reaksi Kesetimbangan Homogen
Kc reaksi kesetimbangan homogen dihitung dari konsentrasi tiap-tiap zat dalam reaksi
dipangkatkan koefisiennya.
Fe2O4(g) + 4H2(g) ⇌2Fe(g) + 4H2O(g)
Kc= ¿ ¿
b. Reaksi Kesetimbangan Heterogen
Zat padat murni (s) dan zat cair murni (l) tidak disertakan dalam persamaan tetapan
kesetimbangan karena konsentrasinya dianggap tetap.
Contoh:
La2(C2O4)3(s) ⇌ La2O3(s) + 3CO(g) + 3CO2(g)
Kc= ¿

2. Tetapan Kesetimbangan Tekanan Parsial (Kp)


Tetapan kesetimbangan tekanan parsial (Kp) adalah hasil kali tekanan parsial gas-
gas hasil reaksi dibagi dengan tekanan parsial gas-gas peraksi setelah masing-masing
dipangkatkan dengan koefisien menurut persamaan reaksi kesetimbangannya. Dengan
demikian, yang disertakan dalam persamaan tetapan Kp hanya fase gas (g).
Contoh:
4HCl(g) + O2 (g) ⇌2H2O(g) + 2Cl2 (g)
Kp = ¿ ¿
3. Hubungan Tetapan Kesetimbangan Berdasarkan Kc dan Kp
Hubungan antara tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc) dan
tetapan kesetimbangan tekanan parsial (Kp) adalah sebagai berikut.
Kp=Kc ¿
Keterangan:
∆ n = jumlah koefisien gas-gas produk-jumlah koefisien gas-gas pereaksi
4. Derajat Disosiasi (α ¿
Disosiasi adalah peristiwa peruraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang
lebih sederhana. Fraksi zat yang terdisosiasi dinyatakan sebagai derajat disosiasi (α ¿
yaitu perbandingan antara mol zat yang terdisosiasi dengan mol zat mula-mula.

α=
∑ mol zat yang terdisosiasi
∑ mol zat mula−mula

Referensi:
Kuswati, T. M., Ernavita, Ratih, dan Sukardjo. (2016). Buku Siswa Kimia SMA/MA
Kelas XI Kurikulum 2013 Kelompok Peminatan MIPA. Jakarta: Bumi Aksara.
Priyambodo, E., Waldjinah, Rufaida, A. D., dan Wulandari, E. T. (2016). Kimia untuk
SMA/MA Kelas XI Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Klaten: Intan
Pariwara.

Anda mungkin juga menyukai