Nim : E1Q022041
Kelas : 1/B
a) Reaksi reversibel adalah reaksi dua arah (bolak-balik). Pada reaksi ini, hasil reaksi dapat
kembali membentuk reaktan. Reaksi reversibel merupakan reaksi bolak-balik
(berlangsung dua arah); dalam hal ini terjadi kesetimbangan.
Contoh:
N₂ (g) + 3H₂ (g) ↔ 2NH₃ (g)
b) Reaksi irreversibel adalah reaksi satu arah (tidak dapat balik). Pada reaksi ini, hasil reaksi
tidak dapat kembali membentuk reaktan. Reaksi ireversibel merupakan reaksi satu arah;
tidak ada keadaan setimbang, meskipun sesungguhnya tidak ada reaksi kimia yang betul-
betul tidak dapat balik. Banyak kasus kesetimbangan berada sangat jauh di kanan
sedemikian sehingga dianggap ireversibel.
Contoh reaksi ireversibel adalah reaksi pembakaran, perkaratan besi, metabolisme
makanan.
Berdasarkan sifat berlangsungnya reaksi, reaksi kimia dapat dibedakan menjadi dua yaitu
reaksi searah dan reaksi dua arah.
Reaksi searah yaitu reaksi yang berlangsung dari arah reaktan ke produk atau ke kanan.
Pada reaksi ini, produk tidak dapat bereaksi kembali menjadi zat-zat asalnya. Ciri-ciri
reaksi searah yaitu:
1. persamaan reaksi ditulis dengan satu anak panah ke arah produk/kanan (→)
2. reaksi akan berhenti setelah salah satu atau semua reaktan habis;
3. produk tidak dapat terurai menjadi zat-zat reaktan;
4. reaksi berlangsung tuntas/berkesudahan.
Contoh reaksi searah:
NaOH(aq)+ HCI(aq) →NaCI (aq) + H2O(ℓ)
Reaksi dua arah yaitu reaksi yang dapat berlangsung dari reaktan ke produk atau ke kanan
dan juga sebaliknya dari produk ke reaktan atau ke kiri. Ciri-ciri reaksi dua arah yaitu:
1. persamaan reaksi ditulis dengan dua anak panah dengan arah berlawanan (⇔);
2. reaksi ke arah produk disebut reaksi maju, reaksi ke arah reaktan disebut reaksi
balik.
Contoh reaksi dua arah:
1. N2(g) + 3H2(g) ⇔ 2NH3(g)
2. H2O(ℓ) ⇔ H2O(g)
Pada reaksi reversibel dapat terjadi keadaan setimbang. Perhatikan reaksi berikut!
Pada persamaan reaksi di atas terdapat dua laju reaksi, yaitu laju reaksi ke arah produk
(NH3) dan laju reaksi ke arah reaktan (N2 + H2). Laju reaksi ke arah produk dipengaruhi
oleh konsentrasi N2 dan H2, sedangkan laju reaksi ke arah reaktan dipengaruhi oleh
konsentrasi NH3. Saat reaksi berlangsung, laju reaksi ke arah produk semakin lama
semakin lambat seiring berkurangnya konsentrasi reaktan. Sebaliknya, laju reaksi ke arah
reaktan semakin besar seiring bertambahnya konsentrasi produk. Pada suatu saat, laju
reaksi ke arah produk sama dengan laju reaksi ke arah reaktan, jumlah setiap komponen
tidak berubah, dan reaksi seolah-olah telah berhenti. Keadaan saat laju reaksi ke arah
produk sama dengan laju reaksi ke arah reaktan disebut sebagai keadaan setimbang.
Namun, perlu diingat bahwa keadaan setimbang hanya dapat berlangsung dalam sistem
tertutup.
Dimana: Kc = tetapan kesetimbangan (molar); [A] = molaritas zat A (M); [B] =
molaritas zat B (M); [C] = molaritas zat C (M); [D] = molaritas zat D (M)
2. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan heterogen merupakan jenis kesetimbangan yang terjadi pada saat
produk dan reaktan memiliki fase yang berbeda. Di mana yang hanya mempengaruhi
tetapan kesetimbangan hanya unsur yang berwujud gas (g) dan cairan (aq). Misalnya
sebagai berikut:
aA (aq) + bB (s) <==> cC (s) + dD (g)
Maka, nilai kesetimbangan disusun sebagai berikut:
Di mana: Kc = tetapan kesetimbangan; [A] = Molaritas zat A (M); [D] = Molaritas zat
D (M). Zat B tidak masuk dalam rumus karena merupakan fase padat (s) yang nilai
molaritasnya adalah 1.
Misalnya: pembuatan senyawa padatan amonium klorida pada industri kimia.
NH3 (g) + HCl (g) <==> NH4Cl (s)
Amonium klorida berbentuk padatan, sehingga konsentrasi molaritasnya adalah 1.
Maka, tetapan kesetimbangan yang didapatkan adalah:
Selain padatan, zat berwujud cair atau liquid juga memiliki molaritas 1. Hal ini karena
senyawa fasa padat dan cair adalah senyawa murni yang tidak diencerkan dengan air
ataupun dicampur dengan pelarut lain.
b) Tetapan Kesetimbangan Tekanan Parsial (Kp)
Berbeda dengan kesetimbangan konsentrasi atau Kc, pada tetapan kesetimbangan
kimia tekanan parsial atau Kp hanya fase dalam wujud gas yang diperhitungkan
mempengaruhi tetapan keseimbangannya.
Untuk menentukan tekanan parsial suatu zat dari tekanan parsial totalnya digunakan
persamaan sebagai berikut:
2. Kp Reaksi Heterogen
Karena reaksi heterogen hanya memperhitungkan fase berwujud gas (g) yang
mempengaruhi tetapan kesetimbangan. Misalnya sebagai berikut:
aA (aq) + bB (s) <==> cC (s) + dD (g)
5. Tuliskan konstanta kesetimbangan Kc dan Kp dari reaksi reaksi berikut ini…!
CaCO3 (s) + 2 H2O (l) Ca(OH)2 (aq) +H2CO3(aq)
Penyelesaian:
Koefisien persamaan reaksi: 1 - 2 - 1 -1
[Ca(OH)2]1 x [H2CO3]1
KC =
1x1
= [Ca(OH)2][H2CO3]
Penyelesaian:
[SO2]4
KC =
[S2O3]2 x [O2]1
[SO2]4
=
[S2O3]2 [O2]
CO2 (aq) CO2 (g)
Tentukan rumus tetapan kesetimbangan KP untuk reaksi tersebut!
Penyelesaian:
Koefisien persamaan reaksi: 1 - 1
(PCO2)1
KP =
1
= (PCO2)
Penyelesaian:
(PSO2)4
KP =
(PS2O3)2 x (PO2)1
(PSO2)4
=
(PS2O3)2 (PO2)