PENDAHULUAN
Pada dasarnya, istilah kesetimbangan berhubungan dengan apa yang kita sebut
”keseimbangan kimia” akan tetapi, keseimbangan ini merupakan keseimbangan Mekanik.
Dalam keseimbangan mekanik, jika resultan gaya ( net force) pada suatu benda sama dengan
nol, sehingga sebuah benda dikatakan kesetimbangan mekanik jika benda tersebut tidak sedang
mengalami perubahan dalam gerakannya (percepatannya sama dengan nol).
Ketika suatu reaksi kimia berlangsung dalam sebuah bejana yang mencegah masuk atau
keluarnya zat-zat yang terlibat dalam reaksi tersebut. Maka besaran-besaran (kuantitas-
kuantitas) dari komponen-komponen reaksi tersebut berubah ketika beberapa komponen
tersebut digunakan dan komponen lainnya terbentuk.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang teramati
selama bertambahnya waktu reaksi. Jika suatu kimia telah mencapai keadaan kesetimbangan
maka konsentrasi reaktan dan produk menjadi konstan sehingga tidak ada perubahan yang
teramati dalam sistem. Meskipun demikian, aktivitas molekul tetap berjalan, molekul-molekul
reaktan berubah mnjadi produk secara terus-menerus sambil molekul-molekul produk berubah
menjadi reaktan kembali dengan kecepatan yang sama.
Sedikit sekali reaksi kimia yang berjalan ke satu arah saja, kebanyakan adalah reaksi
dapat balik. Pada awal reaksi dapat balik, reaksi berjalan ke arah pembentukan produk. Sesaat
setelah produk tersebut, pembentukan reaktan produk juga mulai berjalan. Jika kecepatan reaksi
maju dan reaksi balik adalah sama, dan dikatakan bahwa kesetimbangan kimia telah dicapai.
Harus diingat bahwa kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai
reaktan dan produk. Kesetimbangan antara dua fase zat-zat yang sama disebut kesetimbangan
fisika, perubahan yang terjadi adalah proses fisika. Dalam peristiwa ini, molekul air yang
meninggalkan fase cair adalah sama dengan jumlah molekul yang kembali ke fase cair.
Menurut Konsep Stoikiometri, suatu zat yang direaksikan akan habis bereaksi jika
perbandingan mol zat itu sama dengan perbandingan koefisiennya. Contohnya adalah reaksi
berikut:
Pada reaksi tersebut, jika perbandingan mol Mg dan HCl yang direaksikan adalah 1:2
maka Mg dan HCl habis bereaksi. Reaksi yang seperti ini disebut reaksi satu arah
atau irreversible. Adakalanya pada reaksi kimia, reaktan tidak habis bereaksi, walaupun zat
yang direaksikan sama dengan perbandingan koefisiennya. Contohnya adalah pada campuran
gas nitrogen dan hidrogen jika dipanaskan menghasilkan gas amonia sesuai dengan persamaan
reaksi.
Dalam hal ini reaksi tidak hanya berlangsung dari kiri ke kanan tetapi juga dari kanan ke kiri.
Reaksi yang berlangsung dari kiri ke kanan maupun dari kanan ke kiri disebut reaksi dapat
balik atau reversible. Jika laju reaksi ke kiri sama dengan laju reaksi ke kanan maka terjadi
kesetimbangan.
Pada peristiwa reaksi satu arah, zat-zat hasil reaksi tidak dapat bereaksi kembali
membentuk zat pereksi. Ciri-ciri reaksi satu arah adalah sebagai berikut.
Contoh :
Pada reaksi tersebut Zn habis bereaksi dengan HCl menghasilkan ZnCl2 dan gas H2.
ZnCl2 dan gas H2 tidak dapat bereaksi kembali membentuk Zn dan HCl.
Pada reaksi dua arah, zat-zat hasil reaksi tidak dapat bereaksi kembali membentuk zat
pereaksi. Reaksi kesetimbangan kimia dapat terjadi bila reaksi yang terjadi merupakan reaksi
dapat balik (reversible) . Ciri-ciri reaksi dapat balik adalah sebagai berikut:
Contoh :
Dalam penulisan reaksi dapat balik, kedua reaksi dapat digabung sebagai berikut.
Apabila pada reaksi dapat balik laju reaksi ke kiri sama dengan laju reaksi ke kanan
akan terjadi kesetimbangan kimia.
C. KEADAAN KESETIMBANGAN
Berbagai reaksi dapat balik tidak semuanya dapat mencapai kesetimbangan. Untuk
mencapai kesetimbangan perlu beberapa syarat khusus, yaitu reaksinya dapat balik, sistemnya
tertutup, dan bersifat dinamis. Sistem tertutup merupakan sistem reaksi di mana baik zat-zat
yang bereaksi maupun zat-zat hasil reaksi tetap dalam sistem. Sistem tertutup tidak selamanya
harus terjadi dalam wadah tertutup, kecuali pada reaksi gas. Keadaan setimbang adalah suatu
keadaan dimana dua proses yang berlawanan arah berlangsung secara simultan dan terus
menerus, tetapi tidak ada perubahan yang dapat diamati atau diukur. Cepat lambatnya suatu
reaksi mencapai kesetimbangan bergantung pada laju reaksi, semakin besar laju reaksi maka
semakin cepat. Kesetimbangan kimia hanya dapat berlangsung dalam sistem tertutup.
Sementara itu, pada umumnya proses alami berlangsung dalam sistem terbuka. Berbagai proses
alami seperti perkaratan logam, pembusukan dan lain sebagainya.
Berdasarkan wujud zat yang ada dalam keadaan setimbang. Kesetimbangan yang semua
komponennya satu fase disebut kesetimbangan homogen, sedangkan yang terdiri dari dua fase
atau lebih disebut kesetimbangan heterogen.
a. Kesetimbangan Homogen
Contoh:
N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)
2NO2(g) ⇌ N2O4(g)
Contoh:
b. Kesetimbangan Heterogen
Contoh:
Contoh :
H2O(g) ⇌ H2O(l)
Contoh :
Contoh :
D. Pergeseran Kesetimbangan
Seorang ahli kimia prancis, Henry Louis Le Chatelier (1850-1936) berpendapat sebagai
berikut: “Jika pada kesetimbangan reaksi dilakukan aksi-aksi tertentu, sistem akan
mengadakan reaksi dengan menggeser kesetimbangan untuk menghilangkan pengaruh aksi
tersebut.” Pendapat tersebut dikenal dengan azas Le Chatelier. Aksi-aksi yang dimaksud
Chatelier adalah melakukan tindakan dengan mengubah konsentrasi, suhu, tekanan, dan volume
sistem. Selanjutnya, keempat faktor itu disebutfaktor yang mempengaruhi kesetimbangan
reaksi yang akan diuraikan sebagai berikut.
1. Pengaruh Konsentrasi
A+B⇌C
Jika ada usaha untuk menambah konsentrasi dari salah satu zat pada reaksi setimbang,
akan terdapat reaksi yang mengkonsumsi zat tambahan terrsebut. Sebaliknya, jika ada usaha
untuk mengurangi konsentrasi salah satu zat pada reaksi setimbang, akan terdapat reaksi untuk
menambah zat yang dikurangi tersebut.
2. Pengaruh Volume
A+B⇌C
Sesuai dengan azas Le Chatelier, yaitu jika ada usaha untuk mengubah volume sistem,
maka akan ada reaksi ke arah jumlah mol zat yang lebih besar atau jumlah mol yang lebih
kecil. Usaha untuk menaikkan volume sistem sama dengan
Jika volume diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah
molekulnya terbanyak atau ke ruas yang jumlah angka koefisiennya terbanyak.
Jika volume diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah
molekulnya terkecil atau ke ruas yang jumlah angka koefisiennya terkecil.
Jika jumlah angka koefisien ruas kanan dan ruas kiri sama maka penambahan atau
pengurangan volume tidak akan menggeser kesetimbangan.
Contoh :
Ditambah BiCl3
Ditambah air
Ditambah BiOCl
Penyelesaian:
3. Pengaruh Tekanan
A+B C
Sesuai dengan azas Le Chatelier, yaitu jika ada usaha untuk mengubah tekanan sistem,
maka ada reaksi ke arah jumlah mol gas yang lebih besar atau jumlah gas yang lebih kecil. Jika
usaha yang dilakukan adalah menaikkan tekanan sistem, kesetimbangan akan bergeser ke
jumlah mol terkecil. Sebaliknya, jika usaha yang dilakukan adalah menurunkkan tekanan
sistem, kesetimbangan akan bergeser ke jumlah mol terbesar. engaruh tekanan berlawanan
dengan pengaruh volume:
Jika tekanan diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah
molekulnya terkecil atau ke ruas yang jumlah angka koefisiennya terkecil.
Jika tekanan diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah
molekulnya terbesar atau ke ruas yang jumlah angka koefisiennya terbesar.
Jika jumlah angka koefisien ruas kiri dan ruas kanan sama maka penambahan atau
pengurangan tekanan tidak akan menggeser kesetimbangan.
4. Pengaruh Suhu
Jika suhu sistem kesetimbangan dinaikkan maka reaksi sistem menurunkan suhu dengan
cara kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi yang menyerap kalor (endoterm).
Jika suhu sistem kesetimbangan diturunkan maka reaksi sistem menaikkan suhu dengan
cara kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi yang melepas kalor (eksoterm).
5. Pengaruh Katalis
Katalis meningkatkan laju terjadinya reaksi. Katalis mempengaruhi laju reaksi maju
sama besar dengan reaksi balik. Jadi, keberadaan katalis tidak mengubah konstanta
kesetimbangan, dan tidak mengeser posisi sistem kesetimbangan. Penambahan katalis pada
campuran reaksi yang tidak berada pada kesetimbangan akan mempercepat laju reaksi maju
dan reaksi balik sehingga campuran kesetimbangan tercapai lebih cepat. Campuran
kesetimbangan yang sama dapat diperoleh tanpa katalis, tetapi kita mungkin harus menunggu
lama agar kesetimbangan terjadi.
Katalis mempengaruhi laju reaksi ke kanan maupun kekiri dan pengaruhnya sama.
Keadaan setimbang tidak berubah (tidak dipengaruhi katalis), tetapi hanya mempercepat
tercapainya kesetimbangan.
E. KETETAPAN KESETIMBANGAN
Secara umum persamaan reaksi kesetimbangan atau reaksi dapat balik dapat dinyatakan
dengan persamaan reaksi
aA + bB → cC + dD
dimana a, b, c, dan d adalah koefisien stokiometri dari A, B, C, dan D. Pada saat terjadi
kesetimbangan maka harga tetapan kesetimbangan (K) dapat ditentukan. Nilainya ditentukan
dengan menggunakan perbandingan konsentrasi zat-zatnya saat tercapai kesetimbangan.
Tetapan kesetimbangan (K) untuk reaksi tersebut pada suhu tertentu dapat dinyatakan
dengan persamaan.
Reaksi kesetimbangan:
Kc =([CO2])/([CaCO3])
Contoh Soal:
Diketahui reaksi kesetimbangan: 2HI(g) ⇌ H2(g) + I2(g). Jika 1 mol gas HI dimasukkan ke
dalam wadah sebesar satu Liter dan dipanaskan pada suhu tertentu terbentuk 0,2 mol gas I2,
maka harga tetapan kesetimbangan Kc adalah ....
Persamaan reaksi setara yang dimaksud adalah beberapa persamaan reaksi yang berasal
dari satu persamaan reaksi kesetimbangan. Beberapa persamaan reaksi kesetimbangan tersebut
diperoleh dengan membalikkan persamaan reaksi kesetimbangan tertentu atau mengalikan
persamaan reaksi kesetimbangan tertentu dengan suatu bilangan. Untuk lebih jelasnya
perhatikan contoh berikut ini:
Kc = K2
Persamaan reaksi kesetimbangan pada (a) dikali dua sehingga diperoleh reaksi
kesetimbangan 2A + 2B ⇌ 2C + 2D
Kc = K3
mA + nB ⇌ pC + qD
Kc = Pc PD PA PB
Jika diketahui tekanan total suatu reaksi gas maka tekanan parsial tiap-tiap zatnya dapat
ditentukan :
Tekanan Parsial Zat =(Mol zat setimbang)/(mol total saat setimbang ) x tekanan total
Dalam ruang 1 liter sebanyak 0,6 mol gas PCl5 dipanaskan menurut reaksi
PCl5 (g) → PCl3 (g) + Cl2 (g) Dalam kesetimbangan dihasilkan 0,2 mol gas Cl2, jika
temperatur pada ruangan 300 K dan harga R= 0,082 atm L atm
Penyelesaian:
c. Hubungan Kc dan Kp
d. Kesetimbangan Disosiasi
Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain. Dalam disosiasi juga terdapat
kesetimbangan (baik homogen maupun heterogen). Untuk menyatakan perbandingan antara
banyaknya zat-zat yang terurai dengan banyaknya zat mula-mula, dipakai istilah derajat
disosiasi yang diberi lambang ( ) Harga
Contoh :
Reaksi penguraian
Memiliki tetapan kesetimbangan K = 0,025 mol/L pada suhu tertentu. Untuk dapat membatasi
penguraian 2 mol/L SO3 sampai 20 % saja, pada suhu tersebut berapa konstentrasi gas O2 yang
ditambahkan?
Penyelesaiian :
F. PERHITUNGAN TETAPAN KESETIMBANGAN
[ C]c [ D]d
KC =
[ A]a [ B]b
Contoh soal:
1. Pada reaksi penguraian gas N2O4 menjadi gas NO2 terjadi keadaan setimbang yang
dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
N2O4 (g)⇋ 2NO4(g)
Jika konsentrasi N2O4 dan NO2 berturut-turut 1,71 M dan 0,58 M, hitunglah harga Kc
pada keadaan tersebut !
Penyelesaian :
N2O4 (g)⇋ 2NO4
[ NO2]2 [ 0,58]2
KC= = =0,2
[N2O4] [1,71]
Jadi nilai Kc untuk eraksi tersebut adalah 0,2
Jika konsentrasi masing-masing zat belum diketahui seluruhnya, maka informasi yangada
di gambar digunakan untuk menentukan konsentrasi masing-masing zat dan hasil nya
digunakan untuk menentukan harga Kc
2. Jika 0,8 mol HI dimasukkan kedalam wadah 1 liter pada suhu 458oC, campurkan
dalam kesetimbangan di temukan mengandung 0,088 mol gas I2. hitung harga Kc untuk
reaksi kesetimbangan :
Pada kesetimbangan
[I2] = [H2] = 0,088 M
[HI] = 0,8-2x
= 0,8-2(0,088)
=0,623 M
Karena volume wadahnya 1 liter, maka jumlah mol menyatakan hargakonsentrasi,tetapi
jika volum wadah tersebut ≠ 1 liter, maka konsenttrasi
Mol
sama dengan
volume
sehingga :
Jadi harga, harga Kc untuk penguraian HI pada suhu 4580 adalah 0,02
Jika konsentrasi masing-masing zat belum diketahui seluruhnya, tetapi diketahui harga
derajat dissosiasi (penguraian) zat, maka harga konsentrasi masing-masing zat ditentukan
berdasarkan harga derajat dissosiasi tersebut (α).
Penyelesaian
0,4 mol
[HI] mula-mula = =0,4 M
1 liter
= 0,1 M
Reaksi kesetimbangan = 2HI (g)⇋ H2 (g) + I2 (g)
Mula-mula = 0,4 M
Terurai = 0,1 M
N2O4(g)↔ 2NO2(g)
banyaknya mol N2O4 dan NO2 pada keadaan setimbang adalah sama.
Pada keadaan ini berapakah harga derajat disosiasinya ?
Jawab:
Misalkan mol N2O4 mula-mula = a mol
mol N2O4 yang terurai = a α mol →mol N2O4 sisa = a (1 -α) mol
mol NO2 yang terbentuk = 2 x mol N2O4 yang terurai = 2 a α mol
Pada keadaan setimbang:
smol N2O4 sisa = mol NO2 yang terbentuk
a(1 -α) = 2a α→ 1 - α = 2 α→α = 1/3
H. KESETIMBANGAN KIMIA BERDASARKAN TEKANAN PARSIAL
Tekanan parsial (bhs. Inggris: partial pressure) adalah tekanan yang diberikan
oleh komponen-komponen gas dalam campuran gas. Menurut hukum Dalton, tekanan
total merupakan jumlah dari seluruh tekanan parsial gas dalam campuran atau P = p1 +
p2 + ... + pn
Tekanan uap murni adalah tekanan uap dari zat cair (bisa juga zat padat) yang
murrni. Tekanan ini terdapat beberapa mikron di atas permukaan zat cair tersebut.
Adanya zat terlarut akan menurunkan tekanan uap karena timbulnya interaksi
antarmolekul zat cair.
Tekanan uap dan tekanan uap murni merupakan fungsi dari temperatur.Gas
merupakan satu dari tiga wujud zat dan walaupun wujud ini merupakan bagian tak
terpisahkan dari studi kimia, bab ini terutama hanya akan membahasa hubungan antara
volume, temperatur dan tekanan baik dalam gas ideal maupun dalam gas nyata, dan
teori kinetik molekular gas, dan tidak secara langsung kimia. Bahasan utamanya
terutama tentang perubahan fisika, dan reaksi kimianya tidak didisuksikan. Namun,
sifat fisik gas bergantung pada struktur molekul gasnya dan sifat kimia gas juga
bergantung pada strukturnya. Perilaku gas yang ada sebagai molekul tunggal adalah
contoh yang baik kebergantungan sifat makroskopik pada struktur mikroskopik.
a. Sifat gas
Dari berbagai sifat di atas, yang paling penting adalah tekanan gas. Misalkan
suatu cairan memenuhi wadah. Bila cairan didinginkan dan volumenya berkurang, cairan
itu tidak akan memenuhi wadah lagi. Namun, gas selalu akan memenuhi ruang tidak
peduli berapapun suhunya. Yang akan berubah adalah tekanannya.
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan gas adalah manometer. Prototipe alat
pengukur tekanan atmosfer, barometer, diciptakan oleh Torricelli.
Tekanan didefinisikan gaya per satuan luas, jadi tekanan = gaya/luas.Dalam SI, satuan
gaya adalah Newton (N), satuan luas m2, dan satuan tekanan adalah Pascal (Pa). 1 atm
kira-kira sama dengan tekanan 1013 hPa.
1 atm = 1,01325 x 105 Pa = 1013,25 hPa
Namun, dalam satuan non-SI unit, Torr, kira-kira 1/760 dari 1 atm, sering digunakan
untuk mengukur perubahan tekanan dalam reaksi kimia.
Fakta bahwa volume gas berubah bila tekanannya berubah telah diamati sejak
abad 17 oleh Torricelli dan filsuf /saintis Perancis Blase Pascal (1623-1662). Boyle
mengamati bahwa dengan mengenakan tekanan dengan sejumlah volume tertentu
merkuri, volume gas, yang terjebak dalam tabung delas yang tertutup di salah satu
ujungnya, akan berkurang. Dalam percobaan ini, volume gas diukur pada tekanan lebih
besar dari 1 atm.
Boyle membuat pompa vakum menggunakan teknik tercangih yang ada waktu
itu, dan ia mengamati bahwa gas pada tekanan di bawah 1 atm akan mengembang.
Setelah ia melakukan banyak percobaan, Boyle mengusulkan persamaan (6.1) untuk
menggambarkan hubungan antara volume V dan tekanan P gas. Hubungan ini disebut
dengan hukum Boyle.
PV = k (suatu tetapan) (6.1)
Penampilan grafis dari percobaan Boyle dapat dilakukan dengan dua cara. Bila P diplot
sebagai ordinat dan V sebagai absis, didapatkan hiperbola (Gambar 6.1(a)). Kedua bila V
diplot terhadap 1/P, akan didapatkan garis lurus (Gambar 6.1(b)).
273,2 + °C = K (6.2)
Kini temperatur Kelvin K disebut dengan temperatur absolut, dan 0 K disebut dengan
titik nol absolut. Dengan menggunakan skala temperatur absolut, hukum Charles dapat
diungkapkan dengan persamaan sederhana
V = bT (K) (6.3)
dengan b adalah konstanta yang tidak bergantung jenis gas.
Esensi ketiga hukum gas di atas dirangkumkan di bawah ini. Menurut tiga hukum ini,
hubungan antara temperatur T, tekanan P dan volume V sejumlah n mol gas dengan
terlihat.
Tiga hukum Gas
Hukum Boyle: V = a/P (pada T, n tetap)
Hukum Charles: V = b.T (pada P, n tetap)
Hukum Avogadro: V = c.n (pada T, P tetap)
Jadi, V sebanding dengan T dan n, dan berbanding terbalik pada P. Hubungan ini dapat
digabungkan menjadi satu persamaan:
V = RTn/P (6.4)
atau
PV = nRT (6.5)
R adalah tetapan baru. Persamaan di atas disebut dengan persamaan keadaan gas ideal
atau lebih sederhana persamaan gas ideal.
Nilai R bila n = 1 disebut dengan konstanta gas, yang merupakan satu dari konstanta
fundamental fisika. Nilai R beragam bergantung pada satuan yang digunakan. Dalam
sistem metrik, R = 8,2056 x10–2 dm3 atm mol-1 K-1. Kini, nilai R = 8,3145 J mol-1 K-1
lebih sering digunakan e. Hukum tekanan parsial
Dalam banyak kasus Anda tidak akan berhadapan dengan gas murni tetapi dengan
campuran gas yang mengandung dua atau lebih gas. Dalton tertarik dengan masalah
kelembaban dan dengan demikian tertarik pada udara basah, yakni campuran udara
dengan uap air. Ia menurunkan hubungan berikut dengan menganggap masing-masing
gas dalam campuran berperilaku independen satu sama lain.
Anggap satu campuran dua jenis gas A (nA mol) dan B (nB mol) memiliki volume V
pada temperatur T. Persamaan berikut dapat diberikan untuk masing-masing gas.
pA = nART/V (6.8)
pB = nBRT/V (6.9)
pA dan pB disebut dengan tekanan parsial gas A dan gas B. Tekanan parsial adalah
tekanan yang akan diberikan oleh gas tertentu dalam campuran seandainya gas tersebut
sepenuhnya mengisi wadah.
Dalton meyatakan hukum tekanan parsial yang menyatakan tekanan total P gas sama
dengan jumlah tekanan parsial kedua gas. Jadi,
P = pA + pB = (nA + nB)RT/V (6.10)
Hukum ini mengindikasikan bahwa dalam campuran gas masing-masing komponen
memberikan tekanan yang independen satu sama lain. Walaupun ada beberapa gas dalam
wadah yang sama, tekanan yang diberikan masing-masing tidak dipengaruhi oleh
kehadiran gas lain.
Bila fraksi molar gas A, xA, dalam campuran xA = nA/(nA + nB), maka pA dapat juga
dinyatakan dengan xA.
pA = [nA/(nA + nB)]P (6.11)
Dengan kata lain, tekanan parsial setiap komponen gas adalah hasil kali fraksi mol, xA,
dan tekanan total P.
Tekanan uap jenuh (atau dengan singkat disebut tekanan jenuh) air disefinisikan sebagai
tekanan parsial maksimum yang dapat diberikan oleh uap air pada temperatur tertentu
dalam campuran air dan uap air. Bila terdapat lebih banyak uap air, semua air tidak dapat
bertahan di uap dan sebagian akan mengembun.
Frite Haber (186-1984) dari Jerman adalah orang yang mula-mula berhasil,
mensintesa amoniak dari gas-gas nitrogen dan hidrogen, sehingga ia mendapat hadiah
nobel tahun 1918. Proses pembuatan amoniak ini lalu disempurnakan oleh rekan
senegaranya, Karl Bosch (1874-1940) yang juga meraih hadiah Nobel tahun 1931. Itulah
sebabnya proses pembuatan amoniak dikenal sebagai proses Haber-Bosch.
Reaksi yang berlangsung adalah: N2(g) + 3H2(g) <==> 2NH3(g) + 22 k kal
Pada suhu biasa, reaksi ini berjalan lambat sekali. Jika suhu dinaikkan reaksi akan
berlangsung jauh lebih cepat. Akan tetapi, penaikan suhu menyebabkan reaksi bergeser
ke kiri (mengapa?), sehingga mengurangi hasil NH3.Dengan memperhitungkan, faktor-
faktor waktu dan hasil, maka suhu yang digunakan adalah 500oC.
Untuk mempercepat tercapainya keseimbangan, dipakai katalis oksida-oksida besi.Agar
reaksi bergeser ke kanan, tekanan yang digunakan haruslah tinggi. Tekanan 200 atm akan
memberikan hasil NH3 15% tekanan 350 atm menghasilkan NH3 30% dan tekanan
1000atm akan menghasilkan NH3 40%.
Selama proses berlangsung, gas-gas nitrogen dan hidrogen terus-menerus ditambahkan ke
dalam campuran apapun, sedangkan NH3 yang terbentuk harus segera dipisahkan dari
campuran dengan cara menggemburkannya, sebab titik didih NH3 jauh lebih tinggi dari
titik didih N2 dan H2O.
Proses Haber Bosch merupakan proses yang cukup penting dalam dunia industri, sebab
amoniak merupakan bahan utama dalam pembuatan berbagai barang, misalnya pupuk
urea, asam nitrat dan senyawa-senyawa nitrogen lainnya. Amoniak juga sering dipakai
sebagai pelarut, karena kepolaran amonia cair hampir menyamai kepolaran air.
PROSES KONTAK
Proses kontak merupakan proses pembuatan asam sulfat secara besar-besaran. Dalam
industri modern, banyak sekali digunakan asam sulfat antara lain sebagai: pada
pembuatan pupuk amonium sulfat dan pada proses pemurnian minyak tanah, pada
industri baja untuk menghilangkan karat besi sebelum bajanya dilapisi timah atau seng,
pada pembuatan zat warna, obat-obatan, pada proses pemurnian logam dengan
caraelektrolisa, pada industri tekstil, cat, plastik, akumulator, bahan peledak, dll.
Pendeknya, banyaknya pemakaian asam sulfat disuatunegara telah dipakai sebagai
ukuran kemakmuran negara tersebut.
Pada pembuatan asam sulfat menurut proses kontak bahan yang dipakai adalah belerang
murni yang dibakar di udara. S(s) + O2(g) --> SO2(g)
SO2 yang terbentuk di oksidasi di udara dengan memakai katalisator. Reaksinya
terbentuk kesetimbangan : 2SO2(g) + O2(g) <==> 2SO3(g) + 45 k kal.
Dahulu dipakai serbuk platina sebagai kontak.Tetapi sekarang dipakai katalis V2O5
(Vanadium penta oksida) yang lebih murah.
Menurut kesetimbangan di atas, makin rendah suhunya makin banyak SO3 yang
dihasilkan. Akan tetapi, sama seperti pembuatan amoniak pada suhu rendah reaksi
berjalan lambat. Dengan memperhitungkan faktor-faktor waktu dan hasil dipilih suhu
400oC, dan hasilnya yang diperoleh pada suhu ini kira-kira 98%.Itulah sebabnya reaksi
ini tidak perlu dilaksanakan pada tekanan tinggi.
Oleh karen gas SO2 agak sukar larut dalam air, maka SO3 dilarutkan dalam H2SO4
pekat. Jadi pada pembuatan H2SO4, bahan yang ikut digunakan juga H2SO4 SO3 +
H2SO4 --> H2S2O7 asam pirosulfat Asam pirosulfat kemudian disirami air : H2S2O7 +
H2O --> 2H2SO4
----------------------- ------------------------
! V = delta (B)/delta t !atau ! V = -delta (A)/delta t !
----------------------- ------------------------
ket: V = kecepatan reaksi
(A) = konsentrasi A (mol/liter)
(B) = konsentrasi B (mol/liter)
t = waktu
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak, sehingga
menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan
bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi
pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu
semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi;
sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
bereaksi.
Suhu
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang
berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan
yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu
diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa
mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi
tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih
cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya
terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih
rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen.
Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang
dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana
untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-
pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah
sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih
lemah, sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu
perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses
yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C
melambangkan katalisnya:
... (1)
... (2)
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi
2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :
Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis Ziegler-Natta yang
digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang paling dikenal
adalah proses Haber, yaitu sintesis amonia menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter
katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang paling sulit diatasi, terbuat
dari platina dan rodium.
Molaritas
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan
laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat suatu reaksi
berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih
lambat daripada molaritas yang tinggi.
Konsentrasi
Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan maka dengan
naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin tinggi konsentrasi
maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia dengan demikian kemungkinan
bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. Jika zat yang
direaksikan berupa larutan maka faktor yang harus diperhatikan adalah konsentrasi suatu larutan
yang pekat tentu mengandung molekul-molekul yang lebih banyak dibandingkan dengan
yang encer.Jumlah molekul yang banyak tentu lebih mudah dan lebih sering bertabrakan
dibandingkan dengan molekul-molekul yang jumlahnya sedikit. Sehingga makin besar
konsentrasi suatu larutan yang direaksikan maka makin besar pula kecepatan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang teramati
selama bertambahnya waktu reaksi. Jika suatu kimia telah mencapai keadaan kesetimbangan
maka konsentrasi reaktan dan produk menjadi konstan sehingga tidak ada perubahan yang
teramati dalam sistem.
Untuk mencapai kesetimbangan perlu beberapa syarat khusus, yaitu reaksinya dapat
balik, sistemnya tertutup, dan bersifat dinamis. Sistem tertutup merupakan sistem reaksi di
mana baik zat-zat yang bereaksi maupun zat-zat hasil reaksi tetap dalam sistem. Sistem tertutup
tidak selamanya harus terjadi dalam wadah tertutup, kecuali pada reaksi gas. Keadaan
setimbang adalah suatu keadaan dimana dua proses yang berlawanan arah berlangsung secara
simultan dan terus menerus, tetapi tidak ada perubahan yang dapat diamati atau diukur.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini, pemakalah mengharapkan kritikan dan saran demi
kesempurnaan makalah ini. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Sekian materi dari
pemakalah, apabila terdapat kesalahan pemakalah memohon maaf dengan sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/kesetimbangan_kimia/reaksi- reversibel/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/definisi-kesetimbangan-
dan-karakteristiknya/
http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Kimia/0182%20Kim%201-6e.htm