Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

Kesetimbangan Kimia

Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020


Dosen pembimbing :

Tanggal Praktikum : 6 November 2019

Pengumpulan Laporan : 13 Desember 2019

Disusun oleh :

Kelompok III

Fauzan Dini Fadhilah (191424010)

Ghaitsa Inayaturahma (191424011)

Hawa Utami Munandar (191424012)

Kelas : 1A / D4 – Teknik Kimia Produksi Bersih

DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BANDUNG
2019
BAB 1

PENDAHULUAN

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengaruh ion senama dan pereaksi lain pada kesetimbangan.
2. Menjelaskan pengaruh konsentrasi pereaksi pada kesetimbangan kompleks beso (III)
tiosianat.
3. Menghitung harga Ksp suatu senyawa berdasarkan hasil percobaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. DASAR TEORI
2.1. Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan dalam fase cair terbatas pada zat – zat yang terlarut dalam pelarut
tertentu. Untuk larutan elektrolit, zat dalam larutan adallah berupa ion – ion yang terdapat
dalam larutan sebagai contoh : Fe3+ + SCN- = FeSCN2+. Tetapan kesetimbangan reaksi dapat
ditentuan setiap suhu, jika perubahan energi bebas standar Gibbs (▲G0). Diketahui sebagai
fungsi suhu.
(▲G0). = -RT ln K atau K = exp (▲G0 / RT ).
R adalah tetapan gas ideal dam T adalah suhu.
Reaksi ion besi (II) dengan ion tiosianat merupakan pengujian yang sangat sensitif
untuk ion besi (III) dalam larutan. Jika menambahkan ion tiosinat, SCN ke dalam larutan
yang mengandung ion besi (II), akan diperoleh larutan berwarna merah darah kuat yang
mengandung ion [Fe(SCN)(H2O)5]
Kesetimbangan kimia dipengaruhi oleh pengaruh konsentrasi zat yang bereaksi,
pengaruh penambahan salah satu zat yang bereakso, suhu dan perubahan tekanan atau
volume.
2.2. Kelarutan Zat
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut,
untuk larut dalam suatu pelarut. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat – zat tertentu dapat
larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut, contohnya etaol didalam air.
Dalam beberapa kondisi, titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan
suatu larutan yang disebut lewat jenuh yang metastabil. Kelarutan zat AB dalam pelarut
murni (air).
AnB (s) n A+ (aq)+Bn-(aq)
a n.a a
Ksp AnB = (n.a)n.a
Ksp AnB = nn.a(n+1)
Kelarutan= a(n+1) = Ksp AnB / nn
Jika AB A+ + B-
Maka kelarutan zat AB = a = V ksp AB
Keterangan : a = kelarutan, Ksp = hasilkali kelarutan, untuk suatu garam AB yang sukar larut
berlaku ketentuan.
Berdasarkan kelarutan (s) dan hasil kali kelarutan, untuk suatu garam AB yang sukar larut
berlaku ketentuan.
- [A+] x [B-] < Ksp larutan tak jenuh ; tidak terjadi pengendapan
- [A+] x [B-] = Ksp larutan tepat jenuh ; larutan tepat mengendap
- [A+] x [B-] > Ksp larutan kelewat jenuh ; terjadi pengendapan zat

Prose pelarutan suatu zat atau garam dapat terbentuk menjadi 3 jenis, yaitu :

a. Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute kurang dari yang diperlukan
untuk membuat larutan jenuh.
b. Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan
mengadakan kesetimbangan dengan solute padatnya.
c. Larutan sangat jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute ari
pada yang diperlukan untuk larutan jenuh.

2.3. Pengaruh Suhu Terhadap Kelarutan Zat

Secara umum kelarutan suatu zat sebanding terhadap suhu. Hal ini berlaku pada zat
padat, walaupun ada perkecualian. Kelarutan zat cair dalam zat cair lainnya secara umum
kurang peka terhadap suhu dari pada kelarutan zat cair dalam zat cair lainnya secara umum
kurang peka terhadap suhu dari pada kelarutan padatan atau gas dalam zat cair. Kelarutan gas
dalam air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu.

2.4. Pengaruh Ion Sejenis dan Pembentukan Garam

Kelarutan zat AB dalam larutan yang mengandung ion sejenis

AB(s) A+(aq)+B-(aq)

Jadi Ksp AB = b.s

contoh : bila diketahui Ksp AgCl = 10-10, berapa mol kelarutan (S) maksimal AgCl dalam 1l
larutan 0,1M NaCl?

Jawab : Ag Cl(s) Ag+(aq)+Cl-(aq)

NaCl(aq) Na+(aq)+Cl-(aq) Ksp AgCl = [Ag+][Cl-]=s.10-1

Maka, s= 10-10/10-1 = 10-9mol/liter.


Reaksi antara basa amfoster dengan basa kuat. Contoh : kelarutan Al(OH)3 dalam
kOH > dari pada kelarutan Al(OH)3 dalam air. Al(OH)3(s). sontoh : kelarutan AgCl(s) dalam
NH4OH > AgCl dalam air.

BAB III

METODELOGI

III. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat utama dan Pendukung
1. Gelas kimia 500ml
2. 3 buah gelas kimia 100ml
3. Labu takar 25ml, 50ml
4. 2 buah gelas ukur 10ml
5. Pipet seukuran 5ml
6. Pipet seukuran 10ml
7. Pipet tets
8. Termometer
9. Pipet volume 10ml
10. Pipet volume 5ml
11. Rak tabung reaksi
12. Spatula
13. Labu erlenmeyer 250ml
14. Penangas
15. Tabung reaksi 20 buah
16. Bola isap
3.2 Bahan yang Diperlukan
1. Aquades
2. Larutan Fe(NO3)3 atau FeCl3 0.2M
3. Larutan KSCN 0<002M
4. Kristal Na2HPO4
5. Larutan Pb(NO3)2 = 0<075M
6. Larutan KCL 0,5M
7. Larutan amoniak 0.05M
Tuang sekitar 20ml larutan FeCl3 ke dalam gelas kimia 100ml

Pipet 3-4 tets larutan Fe(NO3)3 atau FeCl3 0,2M yang telah disiapkan dalam
gelas kimia ke dalam larutan KSCN, sisa FeCl3 dalam gelas kimia digunakan
untuk percobaan pengaruh konsentrasi

IV. PROSEDUR KERJA


Rancangan Percobaan

Menyusun Reaksi SCN-


Persiapan Pembagian FeSCN2-
tabung reaksi dengan Fe3+
pada rak tabung

Prosedur Percobaan

Catatan : pipet, gelas ukur yang digunakan untuk mengambil bahan kimia harus bersih dan
dilarang memipet pereaksi langsung dari botol, jika terkontaminasi akan mengganggu
percobaan dan bisa batal praktikum.

 Persiapan
Bersihkan peralatakan menggunakan aquades, dan keringkan dengan tisu.

 Kesetimbangan Besi (III) tiosianat

Susun 5 tabung reaksi yang telah bersih pada rak tabung reaksi dan diberi label
nomor 1-5

Siapkan gelas kimia 100ml yang bersih dan kering

Ukur 10ml larutan KSCN 0,002M menggunakan gelas ukur 10ml dan masukan
ke dalam gelas kimia 100ml
Catat hasil pengamatan

Siapkan gelas kimmia 100ml yang telah diisi larutan FeCl3 sisa dari percobaan
sebelumnya

Lakukan pengadukan pada gelas kimia berisi larutan KSCN yang telah ditetsi
FeCl3 sampai homogen

Bagikan larutan di atas ke dalam 5 buah tabung yang sudah disiapkan dalam rak
tabung reaksi

Tabung reaksi pertama sebagai pembanding

Tambahkan 2 tetes larutan KSCN 1,0M (pekat) pada tabung reaksi kedua

 Pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan

Tambahkan 3 tetes larutan FeCl3 0,2M ke dalam tabung reaksi ketiga

Tambahkan beberapa butir kristal Na2HPO4 ke dalam tabung reaksi keempat

Tambahkan 3 tets amoniak ke dalam tabung kelima

Gojok pelan-pelan tabung reaksi kedua ssampai kelima dan diamkan selama
5-10menit
Siapkan gelas kimia 100ml yang bersih dan kering

Tuangkan larutan HSCN kira-kira 30ml ke dalam gelas kimia

Siapkan 5 buah tabung reaksi pada rak tabung reaksi dan berilah label 1-5

Isikan 5ml larutan KSCN ke dalam masing-masing tabung reaksi yang telah siap
pada tabung reaksi

Ukur 5ml larutan FeCl3 0,2M ke dalam tabung reaksi pertama sebagai standar

Pipet 10ml larutan FeCl3 masukan ke dalam labu takar 25ml, encerkan dengan
aquades, gojok dan tuangkan ke dalam gelas kimia 100ml

Pipet 5ml larutan FeCl3 encer dan tambahkan ke dalam tabung reaksi kedua

Pipet 10ml larutan FeCl3 masukan ke dalam labu takar 25ml, encerkan dengan
aquades dan cuci gelas kimia yang berisi larutan FeCl3 encer sisa

Tuangkan larutan dalam labu takar ke dalam gelas kimia, kemudian pipet 5ml
larutan FeCl3 encer dan tambahkan ke dalam tabung eaksi ketiga
Ulangi langkah 9 dan 10 untuk tabung keempat dan kelima

Gojok tabung reaksi pertama sampai kelima

Bandingkan warna larutan tabung 2 sampai 5 dengan tabung pertama dan catat
warna larutan dalam tabung kelima

Hitung konsentrasi FeCl3 dalam setiap tabung reaksi dari tabung pertama
sampai tabung kelima

Penentuan harga Ksp PbCl2

Siapkan gelas kimia 100ml yang bersih dan kering

Tuang 50ml larutan Pb(NO3)2 0.075M

Siapkan 10 tabung reaksi dalam rak tabung reaksi dan berilah label no 1-10

Isikan 5ml larutan Pb(NO3)2 0.075M ke dalam setiap tabung reaksi yang telah
disiapkan

Tambahkan larutan KCl 0,5M ke dalam tabung pertama dengan : 1ml, Tabung
kedua 1,5ml, tabung ketiga 1,75ml, tabung keempat 2ml, tabung kelima 2,25ml,
tabung keenam 2,5ml, tabung ketujuh 2,75ml, tabung kedelapan 3ml, tabung
kesembilan 3,5ml ddan tabung ke sepuluh 4ml

Gojoklah campuran dan diamkan selama 5-10menit, amati apakah terbentuk


endapan atau belum, catat hasil pemgamatan dan kapan tabung muai mengendap
Masukan tabung reaksi yagn mulai mengendap ke dalam gelas kimia dan ukur
suhu dalam tabung reaksi dan catat suhu pada saat endapan terlarut

Lakukan langkah 8 untuk semua tabung reaksi yang mengendap

V. KESELAMATAN KERJA DAN POTENSI BAHAYA


o Selama praktikum gunakanlah jaslab dan sepatu tertutup dan pastikan bahwa anda
isap untuk melakukan praktikumdengan aman dan siap menggunakan alat yang tepat sesuai
dengan penggunaannya.
o KSCN bersifat racun berhati-hatilah dan gunakan masker.
o Seteelah praktikum, bersihkan tempat kerja seperti semula dan buanglah sampah atau
limbah pada tempatnya.

Larutan asam aaetat 1,0 N di pipet sebanyak 25 mL dan dipindahkan ke dalam


labu erlemenye
Siapkan penangas menggunakan gelas kimia 500ml yang diisi dengan air dan
panaskan
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
4. Tabel Pengamatan

4.1 Kesetimbangan Kimia dan Faktor yang Berpengaruh

No. Tabung Prosedur Pengamatan Warna Larutan dan endapan


10 ml larutan KSCN + 3
tetes FeCl3
1 Standar Merah ke jingga + tidak ada endapan
2 + 3 tetes larutan KSCN Merah ke jingga ++ tidak ada endapan
3 + 3 tetes KSCN Merah ke jingga +++ tidak ada endapan
4 + 3 tetes Na2HPO4 Keruh dan tidak ada endapan
5 + 1 ml larutan amonia Bening kehijauan dan endapan berwarna
hijau

4.2 Pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan

No. Prosedur Pengamatan warna larutan dan endapan


tabung
5 ml KSCN 0.002N
1 +5 ml larutan Fe3+ (0,2N) Merah ke jingga +++++
2 +5 ml larutan Fe3+ Merah ke jingga ++++
3 +5 ml larutan Fe3+ Merah ke jingga +++
4 +5 ml larutan Fe3+ Merah ke jingga ++ (pudar)
5 +5 ml larutan Fe3+ Merah ke jingga sangat pudar

4.3 Penentuan Ksp PbCl2


No. Volume Pb(NO3)2 Volume KCl Endapan yang terbentuk Suhu
0.075M
1 5 1 Tidak ada endapan yang
terbentuk
2 5 1.5 Tidak ada endapan yang
terbentuk
3 5 1.75 Tidak ada endapan yang
terbentuk
4 5 2.0 Ada endapan + 450C
5 5 2.25 Ada endapan ++ 570C
6 5 2.50 Ada endapan +++
7 5 2.75 Ada endapan ++++ 780C
8 5 3.0 Ada endapan +++++
9 5 3.5 Ada endapan ++++++ 870C
10 5 4.0 Ada endapan +++++++ 900C
VI. HASIL PENGOLAHAN DATA
1. Pengaruh konsentrasi terhadap keseimbangan
 Tabung 1

FeCl3 = 0.2M

 Tabung 2

V1M1 = V2M2

5 x 0,2 = 25 x M2

M2 = 0.04M

 Tabung 3

V1M1 = V2M2

5 x 0,04 = 25 x M2

M2 = 0.008

 Tabung 4

V1M1 = V2M2

5 x 0.008 = 25 x M2

M2 = 0.0016M

 Tabung 5

V1M1 = V2M2

5 x 0.0016 = 25 x M2

M2 = 0.00032M

2. Penentuan Ksp
 Pb(NO3)2 Pb2+ + 2NO3-
 KCL K++ Cl-
 Pb2+ + 2Cl- PbCl2
M Pb(NO3)2 x V Pb(NO3)2
[Pb2+] =
𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

M KCl x V KCl
[Cl-] =
𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Tabel 4 (penambahan 2ml KCl)

0.075M X 5ml
[Pb2+] = = 0.054M
7𝑚𝑙

0.5 𝑥 2𝑚𝑙
[Cl-] = = 0.143𝑀
7

Ksp = [Pb2+][Cl-]2

[0.054] [0.143]2 = 1.104 x 10-3

Tabel 5 penambahan (2.5 ml KCl)

0.075M X 5ml
[Pb2+] = = 0.052M
7.25𝑚𝑙

0.5 𝑥 2.5𝑚𝑙
[Cl-] = = 0.155𝑀
7.25 𝑚𝑙

Ksp = [Pb2+][Cl-]2

[0.052] [0.155]2 = 1.249 x 10-3

Tabel 7 penambahan (2.75 ml KCl)

0.075M X 5ml
[Pb2+] = = 0.048M
7.75𝑚𝑙

0.5 𝑥 2.75𝑚𝑙
[Cl-] = = 0.177𝑀
7.75 𝑚𝑙

Ksp = [Pb2+][Cl-]2

[0.048] [0.177]2 = 1.504 x 10-3

Tabel 9 penambahan (3.5 ml KCl)

0.075M X 5ml
[Pb2+] = = 0.044M
8.5

0.5 𝑥 3.5𝑚𝑙
[Cl-] = = 0.206𝑀
8.5 𝑚𝑙

Ksp = [Pb2+][Cl-]2
[0.044] [0.206]2 = 1.867 x 10-3

Tabel 10 penambahan ( ml KCl)

0.075M X 5ml
[Pb2+] = = 0.041M
9 𝑚𝑙

0.5 𝑥 4𝑚𝑙
[Cl-] = = 0.222𝑀
9 𝑚𝑙

Ksp = [Pb2+][Cl-]2

[0.041] [0.222]2 = 2.021 x 10-3

3. kelarutan PbCl dalam air

Pb2+ + 2Cl- PbCl2


s s2 s
Ksp = 4s3

3 0.001104
Tabung ke 4 = s = √ 𝑥 227 = 18.035
4

3 0.001249
Tabung ke 5 = s = √ 𝑥 227 = 18.792
4

3 0.001504
Tabung ke 7 = s = √ 𝑥 227 = 19.993
4

3 0.001867
Tabung ke 9 = s = √ 𝑥 227 = 21.486
4

3 0.00202
Tabung ke 10 = s = √ 𝑥 227 = 22.05
4

Grafik Ksp PbCl2 terhadap suhu


Grafik Ksp PbCl2 terhadap suhu
25 21.486 22.05
19.993
18.035 18.792
20
Ksp (10^3)

15

10

0
45 57 78 87 90
T oC

Series1 Ksp
VII. PEMBAHASAN

BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
a. Dari percobaan yang dilakukan dengan proses pengadukan selama 45 menit diperoleh
nilai k sebesar 0,74 dan nilai n sebesar 0,97
b. Semakin lama proses pengadukan, semakin banyak jumlah mol asam asetat yang
terserap dalam karbon aktif sehingga nilai konsentrasi asam asetat akan semakin kecil.
c. N asetat setelah adsorpsi lebih kecil daripada sebelum adsorpsi karena asam asetat
telah diadsorpsi oleh arang aktif
d. Mengenai gambar grafik log x/m vs log C yang dihasilkan tidak sesuai dengan teori
isotherm adsorpsi Freundlich yaitu grafik berupa garis linear.
DAFTAR PUSTAKA

Basset, J et All. 1987. Text Book of Quantitative inorganic Analysis 4th editiom. New York.
John ans Sons
Bird,Tony. 1987 Penuntun Praktikum Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta. PT Gramedia
Hulupi,Mentik dkk. 1996. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Bandung. Pusat
Pengembangan Pendidikan Politeknik,Bandung
Yahya,Utoro dkk. 1982. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Labolatorium Kimia Fisika
FMIPA, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
LAMPIRAN

Gambar i (Adsorpsi asam asetat dengan karbon aktif)

Gambar ii (Penentuan konsentrasi NaOH yang sebenarnya)

Gambar iii (Penentuan konsentrasi asam asetat yang sebebanrnya)

Anda mungkin juga menyukai