Disusun oleh :
Kelompok III
PENDAHULUAN
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mempelajari dan memahami pembuatan tawas dari aluminium foil.
Mempelajari reaksi proses yang terjadi.
Menghitung yield atau perolehan produk tawas dan menganalisa dengan
menentukan titik leleh tawas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. DASAR TEORI
BAB III
METODELOGI
Masukan sedikit demi sedikit H2SO4 ke dalam gelas kimia sambil diaduk
Pembuatan tawas
Timbang dan siapkan alumunium foil yang sudah dipotong kecil – kecil
sebanyak 3gram
Panaskan larutan KOH yang sudah dibuat pada suhu 60-70 celcius diatas hot
plat, masukan magnetic stirrer ke dalamnya
Masukan alumunium foil sedikit demi sedikit ke dalam larutan KOH yang
sedang dipanaskan, amati perubahannya!
Diamkan dan dinginkan, lalu saring dan tampung filtratnya didalam erlenmeyer
Masukan H2SO4 ke dalam erlenmeyer yang berisi filtrat, tetes demi tetes dari
buret sampai pH 1-2. Catat volumenya.
Panaskan diatas hot plate pada suhu 60-80 celcius selama 10menit
Setelah filtrat terpisah, residu pada kertas saring cuci dengan 10ml alkohol dan
10 ml aquades, kemudian keringkan dalam desikator.
penyaringan
residu filtrat
penyaringan
kristal filtrat
No Komponen Satuan
.
1. Berat KOH 10 gram
2. Berat Al 3 gram
3. Volume H2SO4 24,1 mL
4. Volume Aquades 150mL + 12,5 mL = 162,5 mL
5. Volume Alkohol 5 mL
6. Berat Kertas Saring 1,01 gram
7. Berat tawas + Kertas 30,65 gram
8. Berat Tawas 29,64 gram
Reaksi:
3 gram 10 gram
Mol Al= =0,11 mol mol KOH = =0,18 mol
gram gram
27 56
mol mol
162,5 gram
Mol H 2 O= =9,02mol
gram
18
mol
gram
24,1 mL× 1,3989
mL
Mol H 2 S O 4 = =0,34 mol
gram
98
mol
gram
gramtawas=0,11 mol ×474 =52,14 gram
mol
29,64 gram
persentase hasil tawas= ×100 %=56,85 %
52,14 gram
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Nama : Fauzan Dini Fadhillah
Pada pemanasan larutan KOH disekitar suhu 60-70°C. Pemanasan tersebut tidak
boleh melebihi 80°C karena jika suhu melebihi 80°C maka kristal tawas tidak akan terbentuk
akibat uap air yang dihasikan membawa kristal tawas.Alumunium foil sebelum dimasukan
dipotong kecil-kecil terlebih dahulu agar lebih cepat bereaksi dengan larutan KOH. Reaksi
yang terjadi:
Dalam reaksi ini terbentuk gas H 2 yang ditandai dengan munculnya gelembung-
gelembung gas. Gelembung-gelembung gas hilang setelah semua alumunium bereaksi. Untuk
menghindari terbentuknya Al(OH)3 maka KOH 7% ditambahkan berlebih yaitu 150 mL.
Pada tahap ini dilakukan juga pengadukan sekaligus pemanasan untuk mempercepat reaksi.
Kemudian dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring. Filtrat bening yang
diperoleh merupakan larutan K[Al(OH)4] yang bebas dari pengotor.Selanjutnya filtrat
didinginkan dan dititrasi dengan H2SO4 50% untuk membentuk larutan Alumunium sulfat.
Penambahan larutan H2SO4 dilakukan berlebih agar seluruh senyawa K[Al(OH) 4] dapat
bereaksi sempurna. Al(OH)3 sampai kondisi larutan mempunyau pH 1-2. Dengan
mekanismer reaksi:
Kristal alumunium (tawas) yang diperoleh dicuci dengan larutan etanol 50% yan ng
bertujuan untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan. Senyawa-senyawa
yang direaksikan juga berupa hidrat saat pengendapa. Kita endapatkan kristal putih yang
mengendap di bawah gelas kimia. Endapan inilah yang dinamakan tawas yang selanjutnya
disaring dengan kertas buchner. Tawas yang berhasil kami dapatkan seberat 29,64 gram,
dengan persentase hasil sebesar 56,85%. Hal ini dikarenakan berat dari alumunium foil tidak
seluruhnya merupakan logam Al, tetapi terdapat pengotor-pengotor lainnya. Selain itu juga
kondisi optimum yang tidak konsisten dapat mempegaruhi pembentukan tawas itu sendiri.
Analisis Titik leleh tawas menggunakan alat melting point, dan didapat bahwa
meleleh pada suhu 95,5 °C.
Nama : Ghaitsa Inayatur Rahma
Proses pembuatan tawas diawali dengan melarutkan potongan alumunium foil kedalam
larutan KOH sambil dilakukan pemanasan dengan suhu 60-70℃. Pada pemanasan KOH dan
alumunium reaksi berjalan cepat dan bersifat eksoterm karena menghasilkan kalor, dalam
reaksi ini terbentuklah gas H2 yang ditandai dengan munculnya gelembung gas setelah
mendidih, dan gelembung tersebut akan hilang apabila alumunium habis bereaksi. Setelah Al
larut, dihasilkan larutan berwarna hitam. Maka reaksi yang terjadi adalah :
2 A l( s )+2 KO H ( Aq )+ 2 H 2 O→ 2 KAl O 2 (aq )+ 3 H 2 (g)
Dilanjutkan dengan proses pemanasan kembali dengan suhu 60-70℃ karena jika lebih
dari 80℃ maka KOH tidak akan bereaksi malah akan ikut larut. Pemanasan dilakukan
sampai yang tadinya berwarna putih menjadi agak bening sekitar 14 menit.
Proses selanjutnya adalah didinginkan selama 8 jam dalam teori, namun kami
mendiamkannya selama 2 hari dan terbentuklah kristal tawas yang bening. Sesuai reaksi :
2 Al +2 KOH +10 H 2 O+4 H 2 S O 4 →2 KAl ¿
Kristal tersebut kemudian dicuci dan dibilas dengan aquades dan alkohol yeng bertujuan
untuk mempercepat penguapan larutan pencuci. Disaring dengan larutan bachner agar cepat
kering dan dikeringkan di dalam desikator.
Dari hasil percobaan yang didapat, kristal tawas yang dihasilkan sebesar 29,64 gram dan
bening. Sedangkan yield atau presentase yang dihasilkan sebesar 56,33%
Kami juga melakukan uji titik leleh pada tawas hasil percobaan, kami melakukan uji
titik leleh dengan menggunakan refraktometer. Dilakukan dengan coarse 2 dan didapat bahwa
tawas meleleh dalam 95,5℃
Nama : Hawa Utami
Pada praktikum sintesis tawas dari limbah aluminium foil kita menggunakan aluminium foil
sebanyak 3 gram yang kemudian dilarutkan dengan menambahkan KOH. Dalma proses
pelarutan terbentuk larutan berwarna abu-abu kehitamandan dihasilkannya gas H 2 hal ini
menunjukan bahwa aluminium foil larut dalam KOH. Proses pelarutan dilakukan di hot plate
sambal diaduk memakai magnetic stirrer setelah itu gelas kimia yang berisi larutan tersebut
direndam diwadah yang berisi air sambil didiamkan agar suhunya turun, kemudian disaring
dan titrasi oleh larutan H2SO4 hingga pH 1-2 panaskan lagi dengan suhu 60-80 derajat selama
10menit suhu tidak boleh lebih dari 80 derajat karena tawasakan larut pada suhu tinggi.
Keberhasilan tawas dipengaruhi oleh suhu dan pH. Lalu diamkan hingga terbentuk endapan
proses.
Pada saat H2SO4 dimasukan ke dalam filtrat, timbul endapan berwarna putih yang
berasal dari aluminium hidroksida jika H2SO4 berlebih akan membuat endapan terlarut
sehingga larutan menjadi bening. pH larutan harus 1-2 karena larutan tersebut akan bereaksi
optimal membentuk tawas pada pH 1-2. Dari hasil percobaan yang didapat, yield yang
dihasilkan adalah 56,64% direnakan gram yang terbentuk 29,64gram, sedangkan secara teori
seharusnya 52gram.
BAB VI
KESIMPULAN
Kesimpulan yang kami dapat setelah praktikum sintetis tawas ini adalah:
1. Kondisi operasi yang asam dan membutuhkan panas sangat menentukan persentase yield
yang dihasilkan.
2. Pengadukan atau stirring dalam pemanasan mempengaruhi kondisi operasi dalam sintetis
tawas.
3. Tawas yang diperoleh sebesar 29,64 gram, dan persentase hasil percobaan atau produk
sebesar 56,85%
4. Tawas yang dihasilkan mempunyai titik leleh 95,5 °C.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Chadwich TF (1985), General Chemistry & Inorganic Chemistry, second edition, New
Delhi: .Anand&Company
Liptrot,GF (1987), Modern Inorganic Chemistry, 4nd, London: EBLS
Suminar Achmadi, PhD (Perruci,Raplh).(1987).Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern
jilid 3 Jakarta: Penerbit Erlangga
L,Warren dkk.1999. Operasi Teknik Kimia Edisi Keempat., Jilid 2. Jakarta:Erlangga