Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

Sintetis Tawas dari Limbah Aluminium Foil

Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020


Dosen pembimbing : ibu Retno

Tanggal Praktikum : 26 Februari 2020

Pengumpulan Laporan : 4 Maret 2020

Disusun oleh :

Kelompok III

Fauzan Dini Fadhilah (191424010)

Ghaitsa Inayaturahma (191424011)

Hawa Utami Munandar (191424012)

Kelas : 1A / D4 – Teknik Kimia Produksi Bersih

DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BANDUNG
2019
BAB 1

PENDAHULUAN

I. TUJUAN PRAKTIKUM
 Mempelajari dan memahami pembuatan tawas dari aluminium foil.
 Mempelajari reaksi proses yang terjadi.
 Menghitung yield atau perolehan produk tawas dan menganalisa dengan
menentukan titik leleh tawas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. DASAR TEORI
BAB III

METODELOGI

III. ALAT DAN BAHAN


III.1 Alat utama dan Pendukung
1. Kertas saring
2. Batang pengaduk
3. Magnetic stirrer
4. Gelas kimia 400ml
5. Gelas ukur 50ml
6. Labu erlenmeyer 300ml
7. Buret, statif, dan klem
8. Hot plate (pemanas)
9. Corong kaca
10. Gelas arloji
11. Neraca analitik
12. Indikator universal
13. Termometer
14. Pipet ukur
III.2 Bahan yang Diperlukan
1. Alumunium foil 3 gram
2. Kristal KOH 10gram
3. Aquades
4. Alkohol
5. Larutan H2SO4
IV. PROSEDUR KERJA
Pembuatan larutan KOH

Timbang KOH sebanyak 10gram

Siapkan 150ml aquades dalam gelas kimia ukuran 600ml

Masukan 10gram KOH ke dalam gelas kimia sambil diaduk hingga


homogen
Pembuatan larutan H2SO4 50% sebanyak 50ml

Siapkan 25ml aquades ke dalam gelas kimia ukuran 100ml

Ukur 25ml H2SO4 pekat menggunakan gelas ukur

Masukan sedikit demi sedikit H2SO4 ke dalam gelas kimia sambil diaduk

Pembuatan tawas

Timbang dan siapkan alumunium foil yang sudah dipotong kecil – kecil
sebanyak 3gram

Panaskan larutan KOH yang sudah dibuat pada suhu 60-70 celcius diatas hot
plat, masukan magnetic stirrer ke dalamnya

Masukan alumunium foil sedikit demi sedikit ke dalam larutan KOH yang
sedang dipanaskan, amati perubahannya!

Diamkan dan dinginkan, lalu saring dan tampung filtratnya didalam erlenmeyer

Siapkan 50ml H2SO4 50% yang telah dibuat ke dalam buret

Masukan H2SO4 ke dalam erlenmeyer yang berisi filtrat, tetes demi tetes dari
buret sampai pH 1-2. Catat volumenya.
Panaskan diatas hot plate pada suhu 60-80 celcius selama 10menit

Diamkan sambil didinginkan hingga terbentuk padatan tawas, lalu saring


menggunakan kertas saring yang telah ditimbang

Setelah filtrat terpisah, residu pada kertas saring cuci dengan 10ml alkohol dan
10 ml aquades, kemudian keringkan dalam desikator.

Timbang kristal tawas yang terbentuk setelah dikeringkan.


Diagram alir percobaan

Pelarutan dan pengadukan (larutan KOH dan larutan H 2SO4


50%)

Pelarutan alumunium foil dalam suhu 60-


70 derajat celcius

penyaringan

residu filtrat

Pembentukan tawas (pH 1-2)

Pemanasan 10 menit 60-70


derajat celcius dan pendinginan

penyaringan

kristal filtrat

Pencucian dan penyaringan

penimbangan Berat kristal

Analisis titik leleh


BAB IV
PENGOLAHAN DATA
Tabel data pengamatan

No Aktivitas Pengamatan Gambar


1. Melarutkan Al dengan Al larut, timbul gas
KOH H2, dan ada endapan
hitam

2. Penyaringan polutan Al Larutan menjadi


bening. Residu
dibuang

3. Aluminat (Filtrat) + Larutan menjadi


H2SO4 putih, timbul
endapan putih, pH
larutan 1-2.

4. Pendinginan Larutan sedikit lebih


bening, dan setelah
± 8 jam terbentuk
kristal tawas
5. Penyaringan Kristal Residu atau tawas
tawas berwarna bening.

6. Membilas dengan Dinding pada


Alkohol dan Aquades erlenmayer bebas
dari tawas.

Tabel Data Reaktan dan Produk

No Komponen Satuan
.
1. Berat KOH 10 gram
2. Berat Al 3 gram
3. Volume H2SO4 24,1 mL
4. Volume Aquades 150mL + 12,5 mL = 162,5 mL
5. Volume Alkohol 5 mL
6. Berat Kertas Saring 1,01 gram
7. Berat tawas + Kertas 30,65 gram
8. Berat Tawas 29,64 gram

Reaksi:

2 Al +2 KOH +10 H 2 O+4 H 2 S O4 →2 KAl ¿

Mula-mula 0,110 0,180 9,020 0,340 - -


Bereaksi 0,110 0,110 0,550 0,220 0,110 0,165
Sisa 0 0,07 8,420 0,120 0,110 0,165

3 gram 10 gram
Mol Al= =0,11 mol mol KOH = =0,18 mol
gram gram
27 56
mol mol

162,5 gram
Mol H 2 O= =9,02mol
gram
18
mol
gram
24,1 mL× 1,3989
mL
Mol H 2 S O 4 = =0,34 mol
gram
98
mol

gram
gramtawas=0,11 mol ×474 =52,14 gram
mol

29,64 gram
persentase hasil tawas= ×100 %=56,85 %
52,14 gram

BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Nama : Fauzan Dini Fadhillah
Pada pemanasan larutan KOH disekitar suhu 60-70°C. Pemanasan tersebut tidak
boleh melebihi 80°C karena jika suhu melebihi 80°C maka kristal tawas tidak akan terbentuk
akibat uap air yang dihasikan membawa kristal tawas.Alumunium foil sebelum dimasukan
dipotong kecil-kecil terlebih dahulu agar lebih cepat bereaksi dengan larutan KOH. Reaksi
yang terjadi:

2Al + 2 KOH + 6H2O 2K[AL(OH)4] + 3 H2

Dalam reaksi ini terbentuk gas H 2 yang ditandai dengan munculnya gelembung-
gelembung gas. Gelembung-gelembung gas hilang setelah semua alumunium bereaksi. Untuk
menghindari terbentuknya Al(OH)3 maka KOH 7% ditambahkan berlebih yaitu 150 mL.
Pada tahap ini dilakukan juga pengadukan sekaligus pemanasan untuk mempercepat reaksi.
Kemudian dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring. Filtrat bening yang
diperoleh merupakan larutan K[Al(OH)4] yang bebas dari pengotor.Selanjutnya filtrat
didinginkan dan dititrasi dengan H2SO4 50% untuk membentuk larutan Alumunium sulfat.
Penambahan larutan H2SO4 dilakukan berlebih agar seluruh senyawa K[Al(OH) 4] dapat
bereaksi sempurna. Al(OH)3 sampai kondisi larutan mempunyau pH 1-2. Dengan
mekanismer reaksi:

2K[Al(OH)4] + H2SO4 2Al(OH)3 + K2SO4 + 2H2O

2Al(OH)3 + 3H2SO4 Al2(SO4)3 + 6H2O


Penambahan H2SO4 membentuk Al(OH)3 bersama-sama dengan K[Al(OH)4], namun
setelah berlebih H2SO4 melarutkan Al(OH)3 menjadi Al2(SO4)3 berupa larutan bening tak
berwarna. Senyawa Al2(SO4)3 yang terbentuk pada reaksi diatas bereaksi kembali dengan
K2SO4 hasil reaksi membentuk kristal yang diperkirakan KAl(SO 4).12H2O berwarna putih
selama pemanasan. Pada saat pendinginan ini, larutan dibiarkan diudara terbuka hingga
dingin, pada saat ini endapan yang terbentuk adalah KAl(SO4)2.12H2O. Reaksinya adalah :

K2SO4 + Al2(SO4)2 + 12H2O 2KAl(SO4)2.12H2O

Kristal alumunium (tawas) yang diperoleh dicuci dengan larutan etanol 50% yan ng
bertujuan untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan. Senyawa-senyawa
yang direaksikan juga berupa hidrat saat pengendapa. Kita endapatkan kristal putih yang
mengendap di bawah gelas kimia. Endapan inilah yang dinamakan tawas yang selanjutnya
disaring dengan kertas buchner. Tawas yang berhasil kami dapatkan seberat 29,64 gram,
dengan persentase hasil sebesar 56,85%. Hal ini dikarenakan berat dari alumunium foil tidak
seluruhnya merupakan logam Al, tetapi terdapat pengotor-pengotor lainnya. Selain itu juga
kondisi optimum yang tidak konsisten dapat mempegaruhi pembentukan tawas itu sendiri.

Analisis Titik leleh tawas menggunakan alat melting point, dan didapat bahwa
meleleh pada suhu 95,5 °C.
Nama : Ghaitsa Inayatur Rahma
Proses pembuatan tawas diawali dengan melarutkan potongan alumunium foil kedalam
larutan KOH sambil dilakukan pemanasan dengan suhu 60-70℃. Pada pemanasan KOH dan
alumunium reaksi berjalan cepat dan bersifat eksoterm karena menghasilkan kalor, dalam
reaksi ini terbentuklah gas H2 yang ditandai dengan munculnya gelembung gas setelah
mendidih, dan gelembung tersebut akan hilang apabila alumunium habis bereaksi. Setelah Al
larut, dihasilkan larutan berwarna hitam. Maka reaksi yang terjadi adalah :
2 A l( s )+2 KO H ( Aq )+ 2 H 2 O→ 2 KAl O 2 (aq )+ 3 H 2 (g)

Setelah proses pelarutan alumunium selesai dilakukan proses penyaringan, bertujuan


untuk memisahkan filtrat dengan residu, dimana yang dipakai untuk proses selanjutnya
adalah filtrat yang tidak berwarna atau bening, lalu di titrasi dengan H 2 S O 4 50% sedikit demi
sedikit mengingat sifatnya yang oksidator sambil kemudian filtrat diaduk hingga homogen.
Pengadukan bertujuan agar Al dapat bereaksi secara sempurna dengan H 2 S O4 , sedangkan
penambahan asam sulfat bertujuan untuk menjenuhkan larutan dan agar tidak basa, sehingga
penambahan asam sulfat dapat dihentikan pada pH 1-2, karena pada pH tersebut terjadi
pengendapan yang sempurna dan dapat mengikat K+ dan Al3+ yang diperlukan untuk
pembentukan tawas, dan reaksi antara Al, KOH dan H 2 S O 4 menghasilkan endapan yang
berwarna putih. Warna putih tersebut dihasilkan dari senyawa Al(OH)3 yang bersifat basa.
Maka reaksi yang terjadi adalah :
H 2 S O 4 (aq) +2 KAl O2(aq) + H 2 O ( l) → K 2 S O 4 (aq )+ Al ¿

Dilanjutkan dengan proses pemanasan kembali dengan suhu 60-70℃ karena jika lebih
dari 80℃ maka KOH tidak akan bereaksi malah akan ikut larut. Pemanasan dilakukan
sampai yang tadinya berwarna putih menjadi agak bening sekitar 14 menit.
Proses selanjutnya adalah didinginkan selama 8 jam dalam teori, namun kami
mendiamkannya selama 2 hari dan terbentuklah kristal tawas yang bening. Sesuai reaksi :
2 Al +2 KOH +10 H 2 O+4 H 2 S O 4 →2 KAl ¿

Kristal tersebut kemudian dicuci dan dibilas dengan aquades dan alkohol yeng bertujuan
untuk mempercepat penguapan larutan pencuci. Disaring dengan larutan bachner agar cepat
kering dan dikeringkan di dalam desikator.

Dari hasil percobaan yang didapat, kristal tawas yang dihasilkan sebesar 29,64 gram dan
bening. Sedangkan yield atau presentase yang dihasilkan sebesar 56,33%

Kami juga melakukan uji titik leleh pada tawas hasil percobaan, kami melakukan uji
titik leleh dengan menggunakan refraktometer. Dilakukan dengan coarse 2 dan didapat bahwa
tawas meleleh dalam 95,5℃
Nama : Hawa Utami
Pada praktikum sintesis tawas dari limbah aluminium foil kita menggunakan aluminium foil
sebanyak 3 gram yang kemudian dilarutkan dengan menambahkan KOH. Dalma proses
pelarutan terbentuk larutan berwarna abu-abu kehitamandan dihasilkannya gas H 2 hal ini
menunjukan bahwa aluminium foil larut dalam KOH. Proses pelarutan dilakukan di hot plate
sambal diaduk memakai magnetic stirrer setelah itu gelas kimia yang berisi larutan tersebut
direndam diwadah yang berisi air sambil didiamkan agar suhunya turun, kemudian disaring
dan titrasi oleh larutan H2SO4 hingga pH 1-2 panaskan lagi dengan suhu 60-80 derajat selama
10menit suhu tidak boleh lebih dari 80 derajat karena tawasakan larut pada suhu tinggi.
Keberhasilan tawas dipengaruhi oleh suhu dan pH. Lalu diamkan hingga terbentuk endapan
proses.
Pada saat H2SO4 dimasukan ke dalam filtrat, timbul endapan berwarna putih yang
berasal dari aluminium hidroksida jika H2SO4 berlebih akan membuat endapan terlarut
sehingga larutan menjadi bening. pH larutan harus 1-2 karena larutan tersebut akan bereaksi
optimal membentuk tawas pada pH 1-2. Dari hasil percobaan yang didapat, yield yang
dihasilkan adalah 56,64% direnakan gram yang terbentuk 29,64gram, sedangkan secara teori
seharusnya 52gram.

BAB VI
KESIMPULAN
Kesimpulan yang kami dapat setelah praktikum sintetis tawas ini adalah:
1. Kondisi operasi yang asam dan membutuhkan panas sangat menentukan persentase yield
yang dihasilkan.
2. Pengadukan atau stirring dalam pemanasan mempengaruhi kondisi operasi dalam sintetis
tawas.
3. Tawas yang diperoleh sebesar 29,64 gram, dan persentase hasil percobaan atau produk
sebesar 56,85%
4. Tawas yang dihasilkan mempunyai titik leleh 95,5 °C.

BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Chadwich TF (1985), General Chemistry & Inorganic Chemistry, second edition, New
Delhi: .Anand&Company
Liptrot,GF (1987), Modern Inorganic Chemistry, 4nd, London: EBLS
Suminar Achmadi, PhD (Perruci,Raplh).(1987).Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern
jilid 3 Jakarta: Penerbit Erlangga
L,Warren dkk.1999. Operasi Teknik Kimia Edisi Keempat., Jilid 2. Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai