Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

IDENTIFIKASI SENYAWA ALKOHOL

NAMA : FARIJ ABDURROHMAN

NPM : 19208028

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI BANDUNG

2019
IDENTIFIKASI SENYAWA ALKOHOL

I. Tujuan

Mahasiswa dapat mengidentifikasi adanya alkohol dalam sampel.

II. Dasar Teori

Alkohol (ROH) begitu erat hubungannyadengan kehidupan sehari-hari.


Alkohol digunakan dalamminuman keras. Dalam laboratorium dan industri,
semua senyawa ini digunakan sebagai pelarut dan regensia. (Fessenden, 1982)
Dalam ilmu kimia, alkohol adalah istilah yang umum bagi senyawa
organik apapun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom
karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan atau atom karbon lain.
Dilihat dari gugus fungsinya, alkohol memiliki banyak golongan. Golongan
yang paling sederhana adalah metanol dan etanol.
Sementara John Wiley dan Soon dalam bukunya Introduction to Organic
Chemistrymenjelaskan bahwa: “Alkohol adalah senyawa organic yang memiliki
gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat
pada atom hidrogen dan atau atom karbon lain. Dengan mensubstitusikan –OH
ke H dari CH4, maka didapat CH3OH yang dikenal methanol. Rumus
fungsional dari alkohol adalah OH dengan formula umum untuk alkohol ROH,
dimana R adalah alkil atau substitusi kelompok alkil “ (Wiley dan Soon, 2011)
Alkohol dapat dianggap sebagai molekul organik yang analog dengan
air. Kedua ikatan C-O dan H-O bersifat polar karena elektronegatifitas pada
oksigen. Sifat ikatan O-H yang sangat polar menghasilkan ikatan hidrogen
dengan alkohol lain atau dengan sistem ikatan hidrogen yang lain, misal alkohol
dengan air dan dengan amina. (Sarker dan Nahar, 2009)
Jadi, alkohol mempunyai titik didih yang cukup tinggi disebabkan oleh
adanya ikatan hidrogen antar molekul. Alkohol lebih polar dibanding
hidrokarbon, dan alkohol merupakan pelarut yang baik untuk molekul polar.
(Brown dan Poon, 2011)
Metode yang digunakan untuk menguji kandungan alkohol diantaranya:
1. Metode Ritter
Alkohol primer, sekunder dan tersier memberikan reaksi yang berbeda
beda terhadap zat-zat pengoksidasi. Salah satu jenis zat pengoksidasi yang
umum adalah kalium dikromat (K2Cr2O7) dalam larutan asam sulfat encer atau
larutan kalium permanganat (KMnO4) dalam asam asetat. Alkohol primer
teroksidasi menjadi aldehida, yang kemudian teroksidasi menjadi asam. Alkohol
sekunder teroksidasi menjadi keton yang tidak mengalami oksidasi lanjutan.
Alkohol tersier tidak teroksidasi oleh natrium dikromat dalam asam klorida
encer.
R3COH KMnO4 tidak bereaksi
R2CHOH KMnO4 RCOR + H2O + MnO2(s)
RCHO2OH KMnO4 RCOH + H2O + MnO2(s)
2. Metode Lucas
Gugus hidroksil dari alkohol bisa digantikan oleh gugus lain seperti
halogen. Laju dari reaksi seperti ini tergantung dari struktur gugus alkilnya.
Penggantian gugus hidroksil oleh gugus kloro bisa dilakukan dengan beberapa
jenis pereaksi. Salah satu contohnya adalah reagen Lucas yang terdiri dari ZnCl 2
dan HCl.
ZnCl2
ROH + HCl RCl + H2O
Pada alkohol tersier, reaksi terjadi secara cepat pada suhu kamar. Alkohol
sekunder bereaksi dalam 5-10 menit. Alkohol primer akan bereaksi setelah
berjam-jam pada suhu kamar. Karena alkil klorida tidak terlarut dalam reagen
Lucas, maka kekeruhan di larutan menandakan reaksi telah terjadi. Waktu yang
dibutuhkan untuk memulai reaksi mengindikasikan jenis struktur dalam alkohol.
3. Metode Iodoform
Reaksi oksidasi alkohol R-CHOH-CH3 menjadi R-CO-CH3, iodinasi dan
pemutusan gugus Cl3- menghasilkan endapan iodoform kuning terang.
OH O O O

I I
R C CH3 2 R C CH3 2 R C CI3 I2 R C O- + CHI3
NaOH NaOH NaOH
Iodoform
H
(yellow precipitate)

III. Alat dan Bahan

NO Nama Alat/Bahan Jumlah


.
1. Tabung reaksi 6

2. Pipet tetes 6

3. Pembakar spirtus 1
4. Gelas Kimia 250 mL 1

5. Etanol 5 mL

6. Metanol 5 mL

7. Isopropil alkohol 5 mL

8. Isopropanol 5 mL

9. Larutan KMnO4 0,1 M Secukupnya

10. Larutan K2Cr2O7 0,1 M Secukupnya

11. Larutan asam sulfat0,1 M 10 mL

12. Larutan asam asetat 0,1 M 10 mL

13. Larutan I2 – KI ( 10 G Kristal iodine + 20 g Secukupnya


KI + 80 mL air )

14. Larutan NaOH 3M 10 mL

15. Reagen Lucas ( 5,45 g ZnCl2 + 3,53 mL HCl 5 mL


pekat )

16. Sumbat karet 4

IV. Prosedur Praktikum


 Metode Ritter
Penambahan KMnO4
1. Masukan masing-masing 5 tetes sampel kedalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 3 mL larutan asam asetat 0,1 M ke dalam tabung reaksi.
3. Masukan tetes per tetes larutan KMnO4 0,1 M, kocok larutan.
4. Amatilah perubahan warnanya.
5. Panaskanlah tabung reaksi di dalam penangas air.
Penambahan K2Cr2O7
1. Masukan masing-masing 5 tetes sampel kedalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 3 mL larutan asam sulfat 0,1 M ke dalam tabung reaksi.
3. Masukan tetes per tetes larutan K2Cr2O7 0,1 M, kocok larutan.
4. Amatilah perubahan warnanya.
5. Panaskanlah tabung reaksi di dalam penangas air.
 Metode Lucas
1. Masukan masing-masing 1 mL sampel kedalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 3 mL Reagen Lucas ( ZnCl2 + HCl )
3. Sumbat tabung reaksi dan kocok perlahan.
4. Diamkan tabung reaksi beberapa saat, apabila dalam 10 menit belum
terjadi perubahan panaskan tabung reaksi dalam penangas air.

 Metode Iodoform
1. Larutkan 3 tetes sampel dengan 1 mL aquades.
2. Tambahkan 2 mL larutan NaOH 3M ke dalam tabung reaksi.
3. Tambahkan tetes per tetes larutan I2 – KI hingga terbentuk endapan
kuning CHI3 atau munculnya warna coklat setelah pencampuran
selama sedikitnya 2 menit.
4. Biarkan tabung reaksi tersebut selama 5 menit, amati perubahan yang
terjadi.
5. Jika endapan belum muncul dalam waktu 5 menit, panaskan larutan
dalam penangas air hingga suhu 60oC.
6. Namun, jika warna endapan coklat berubah, tambahkan kembali
larutan iodin sampai warnanya stabil selama 2 menit.
7. Tambahkan NaOH dan encerkan dengan 5 mL air, dan biarkan
selama 5 menit.

V. Hasil Pengamatan
Perubahan
No. Pereaksi Sebelum Sesudah

Metode Ritter

1. Etanol Larutan Bening Larutan Coklat jernih

2. Metanol Larutan Bening Larutan Coklat jernih

3. Isopropil alkohol Larutan Bening Larutan Coklat jernih


4. Isopropanol Larutan Bening Larutan Coklat jernih

5. Etanol Larutan Bening Larutan Biru Spirtus

6. Metanol Larutan Bening Larutan Biru Spirtus

7. Isopropil alkohol Larutan Bening Larutan Biru Spirtus


8. Isopropanol Larutan Bening Larutan Biru Spirtus
Metode Lucas

1. Etanol Larutan Bening Larutan Bening

2. Metanol Larutan Bening Larutan Bening

3. Isopropilalkohol Larutan Bening Larutan Bening


dengan terbentuk
kabut
4. Isopropanol Larutan Bening Larutan Bening

Metode Iodoform

1. Etanol Larutan Bening Larutan Kuning

2. Metanol Larutan Bening Larutan Kuning

3. Isopropilalkohol Larutan Bening Larutan Putih


Kekuningan
4. Isopropanol Larutan Bening Endapan Kuning

VI. Reaksi Kimia


 Metode Ritter
1. Etanol

R3CH2OH KMnO4 R3–COOH + MnO2 + H2O

2. Metanol
R3OH KMnO4 RCOOH + MnO2 + H2O
3. Isopropil Alkohol

R3H7OH + KMnO4 R3CH2–COOH + MnO2 + H2O


O O
CH3CH2OH + K2Cr2O7 CH3C-H + K2Cr2O7 CH3COH
(etanol) (etanol) (asam etanoat)

 Metode Lucas
ROH + HCl ZnCl2 RCH + H2O

 Metode Iodoform
O
RCH–OHCH3 + 3I2 + 2NaOH R – C – CH 3 + 2NaCl + H2O RCO2Na
+ CH3 (Iodoform) (NaOH)

VII. Diskusi dan Pembahasan


Pada percobaan kali ini, praktikan mengidentifikasi alkohol dengan
tujuan untuk mengetahui sifat-sifat alkohol. Masing-masing alkohol
dicampur dengan senyawa-senyawa tertentu untuk mengidentifikasi sifat-
sifat alkohol itu sendiri. Pemberian zat-zat pada tiap-tiap alkohol
memberikan reaksi yang berbeda-berbeda. Dari percobaan yang dilakukan,
dihasilkan reaksi-reaksi berupa perubahan warna dan pembentukan endapan.
Alkohol merupakan senyawa yang mempunyai rumus umum R-OH dimana
R adalah gugus alkil atau alkil tersubtitusi. Sedangkan OH adalah gugus
fungsional yang menentukan sifat karakteristik dari golongan alkohol.
Pada percobaan ini dilakukan 3 metode yaitu metode ritter, metode
lucas dan metode iodoform. Pada metode ritter dilakukan dua penambahan
zat yaitu penambahan KMnO4 dan K2Cr2O7 sedangkan metode lucas dengan
penambahan reagen lucas ( ZnCl2 + HCl ) dan metode iodofrom dengan
penambahan I2-KI. Terdapat empat percobaan menggunakan jenis alkohol
yang berbeda-beda. Percobaan pertama hingga keempat berturut-turut
menggunakan etanol, metanol, isopropil alkohol dan isopropanol. Perlakuan
kepada setiap jenis alkoholnya pun sama masing-masing dengan 3 metode
yaitu ritter,lucas dan juga iodoform.
Percobaan pertama adalah etanol atau etil alkohol yang merupakan
salah satu alkohol primer. Etanol berupa cairan tidak berwarna (bening),
jernih, mudah menguap, berbau khas dan rasa panas. Mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang tidak berasap. Sangat mudah larut dalam air,
dalam kloroform dan dalam eter. Untuk pengujian etanol pertama-tama
menyiapkan empat tabung reaksi untuk tiga metode dimana metode ritter
menggunakan dua penambahan zat pengoksidasi KMnO4 dan K2Cr2O7, lalu
masing-masing tabung reaksi dimasukan 5 tetes etanol, untuk metode ritter
tabung untuk penambahan KMnO4 ditambahkan 3 mL asam asetat 0,1 M,
sedangkan penambahan K2Cr2O7 ditambahkan 3 mL asam sulfat 0,1 M lalu
tiap tabung tambahkan oksidator tetes pertetes lalu kocok larutan setelah
dilakukan pemanasan warna berubah menjadi larutan coklat jernih
sedangkan untuk sampel dengan K2Cr2O7 larutan berubah menjadi warna
biru spirtus. Setelah melakukan metode ritter dilanjutkan dengan metode
lucas yaitu pertama masukan 1 mL etanol kedalam tabung reaksi, lalu
ditmbahkan reagen lucas sebanyak 3 mL lalu kocok tabung, setelah
dilakukan pemanasan larutan kembali berubah warna menjadi larutan
bening. Metode terakhir yaitu iodoform, pertama tabung reaksi dimasukan 3
tetes etanol + 1 mL aquades, lalu ditambahkan 2 mL larutan NaOH 3M,
setelah ditambahkan larutan I2-KI tetes pertetes larutan berubah menjadi
kuning,setelah didiamkan selama 5 menit tidak terbentuk endapan.
Pada percobaan kedua adalah metil alkohol (metanol), metanol berupa
cairan tidak berwarna,jernih, dan berbau khas. Metanol merupakan senyawa
kimia dengan rumus kimia CH-OH dan merupakan bentuk alkohol paling
sederhana. Pada “keadaan atmosfer” ia berbentuk cairan yang ringan, mudah
menguap,tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang
khas (berbau lebih ringan daripada etanol). Untuk pengujian metanol
pertama-tama menyiapkan empat tabung reaksi untuk tiga metode dimana
metode ritter menggunakan dua penambahan zat pengoksidasi KMnO4 dan
K2Cr2O7, lalu masing-masing tabung reaksi dimasukan 5 tetes sampel, untuk
metode ritter tabung untuk penambahan KMnO4 ditambahkan 3 mL asam
asetat 0,1 M, sedangkan penambahan K2Cr2O7 ditambahkan 3 mL asam
sulfat 0,1 M lalu tiap tabung tambahkan oksidator tetes pertetes lalu kocok
larutan setelah dilakukan pemanasan warna berubah menjadi larutan coklat
jernih sedangkan untuk sampel dengan K2Cr2O7 larutan berubah menjadi
warna biru spirtus. Setelah melakukan metode ritter dilanjutkan dengan
metode lucas yaitu pertama masukan 1 mL metanol kedalam tabung reaksi,
lalu ditmbahkan reagen lucas sebanyak 3 mL lalu kocok tabung, setelah
dilakukan pemanasan larutan kembali berubah warna menjadi larutan
bening. Metode terakhir yaitu iodoform, pertama tabung reaksi dimasukan 3
tetes metanol + 1 mL aquades, lalu ditambahkan 2 mL larutan NaOH 3M,
setelah ditambahkan larutan I2-KI tetes pertetes larutan berubah menjadi
kuning,setelah didiamkan selama 5 menit tidak terbentuk endapan.
Pada percobaan ketiga adalah isopropil alkohol, isopropil alkohol
adalah nama populer dari senyawa kimia dengan rumus molekul C3H8O atau
C3H7OH. Senyawa ini merupakan senyawa tak berwarna, mudah terbakar
dengan bau menyengat. Isopropil alkohol merupakan alkohol sekunder yang
paling sederhana, dimana atom karbon yang mengikat gugus alkohol juga
mengikat 2 atom karbon lain (CH3)2CHOH dan merupakan isomer struktur
dari 1-propanol. Untuk pengujian isopropil alkohol pertama-tama
menyiapkan empat tabung reaksi untuk tiga metode dimana metode ritter
menggunakan dua penambahan zat pengoksidasi KMnO4 dan K2Cr2O7, lalu
masing-masing tabung reaksi dimasukan 5 tetes sampel, untuk metode ritter
tabung untuk penambahan KMnO4 ditambahkan 3 mL asam asetat 0,1 M,
sedangkan penambahan K2Cr2O7 ditambahkan 3 mL asam sulfat 0,1 M lalu
tiap tabung tambahkan oksidator tetes pertetes lalu kocok larutan setelah
dilakukan pemanasan warna berubah menjadi larutan coklat jernih
sedangkan untuk sampel dengan K2Cr2O7 larutan berubah menjadi warna
biru spirtus. Setelah melakukan metode ritter dilanjutkan dengan metode
lucas yaitu pertama masukan 1 mL isopropil alkohol kedalam tabung reaksi,
lalu ditmbahkan reagen lucas sebanyak 3 mL lalu kocok tabung, setelah
dilakukan pemanasan larutan kembali berubah warna menjadi larutan bening
dengan terbentuk kabut. Metode terakhir yaitu iodoform, pertama tabung
reaksi dimasukan 3 tetes isopropil alkohol + 1 mL aquades, lalu
ditambahkan 2 mL larutan NaOH 3M, setelah ditambahkan larutan I2-KI
tetes pertetes larutan berubah menjadi putih kekuningan,setelah didiamkan
selama 5 menit tidak terbentuk endapan kuning.
Pada percobaan terakhir yaitu dilakukan uji senyawa isopropanol,
merupakan isomer struktur dari 2-propanol, dan mempunyai warna dan bau
yang mirip dengan isopropil alkohol. Untuk pengujian isopropanol pertama-
tama menyiapkan tabung reaksi yang berjumlah sama dari uji sebelumnya
yaitu empat tabung untuk tiga metode dimana metode ritter menggunakan
dua penambahan zat pengoksidasi KMnO4 dan K2Cr2O7, lalu masing-masing
tabung reaksi dimasukan 5 tetes sampel, untuk metode ritter tabung untuk
penambahan KMnO4 ditambahkan 3 mL asam asetat 0,1 M, sedangkan
penambahan K2Cr2O7 ditambahkan 3 mL asam sulfat 0,1 M lalu tiap tabung
tambahkan oksidator tetes pertetes lalu kocok larutan setelah dilakukan
pemanasan warna berubah menjadi larutan coklat jernih sedangkan untuk
sampel dengan K2Cr2O7 larutan berubah menjadi warna biru spirtus. Setelah
melakukan metode ritter dilanjutkan dengan metode lucas yaitu pertama
masukan 1 mL isopropanol kedalam tabung reaksi, lalu ditmbahkan reagen
lucas sebanyak 3 mL lalu kocok tabung, setelah dilakukan pemanasan
larutan kembali berubah warna menjadi larutan bening. Metode terakhir
yaitu iodoform, pertama tabung reaksi dimasukan 3 tetes metanol + 1 mL
aquades, lalu ditambahkan 2 mL larutan NaOH 3M, setelah ditambahkan
larutan I2-KI tetes pertetes larutan berubah menjadi kuning,setelah
didiamkan selama 5 menit baru terbentuk endapan kuning.

VIII. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
melakukan uji identifikasi senyawa alkohol adalah sebagai berikut :
1. Cara mengidentifikasi suatu senyawa alkohol salah satunya adalah
dengan cara oksidasi.
2. Alkohol primer seperti etanol dan metanol teroksidasi menjadi
alkanal, alkohol sekunder seperti isopropil alkohol dan isopropanol
teroksidasi menjadi keton, sedangkan alkohol tersier tidak dapat
teroksidasi karena atom C pada gugus fungsional tidak mengikat
atom H.
3. Dalam sebuah reaksi ada beberapa zat yang bersifat katalis, beberapa
katalis dapat mempengaruhi reaksi. Contohnya katalis yang bersifat
oksidator.
4. Pada uji identifikasi alkohol dengan metode ritter baik penambahan
zat pengoksidator KMnO4 maupun K2Cr2O7, semua sampel yang diuji
yaitu etanol,metanol,isopropil alkohol dan isopropanol semuanya
terjadi perubahan warna dari larutan bening menjadi larutan coklat
jernih. Untuk metode Lucas juga sama seperti metode ritter semua
sampel terjadi perubahan warna yang sama yaitu larutan bening
ketika sudah dipanaskan akan tetapi untuk senyawa isopropil alkohol
terdapat kabut pada tabung reaksi. Untuk metode yang terakhir yaitu
metode Iodoform hanya pada senyawa isopropanol yang terbentuk
endapan tetapi terjadi langkah yang berbeda-beda, sedeangkan
etanol,metanol dan isopropil alkohol setelah ditambahkan NaOH 3M
dan larutan I2-KI tidak terbentuk endapan ketika didiamkan selama 5
menit dan juga setelah dipanaskan lagi di penangas air hingga suhu
60oC tetap tidak terbentuk endapan kuning.
5. Pada senyawa etanol dan metanol tidak terbentuk endapan kuning
mungkin terjadi kesalahan dalam pengujian atau sampel
terkontaminasi zat lain dari alat yang kurang bersih saat dicuci.

IX. Saran
Adapun saran sebaiknya praktikan memahami teori dan prosedur kerja
terlebih dahulu sebelum melakukan praktikum, dan waktu pengujian tidak
cukup untuk melakukan tiga uji pada empat sampel.

X. Lampiran

Gambar 1.0 Etanol + KMnO4 Gambar 1.1 Metanol + KMnO4


+ asam asetat + asam asetat
Gambar 1.2 Isopropil alkohol  Gambar 1.3 Isopropanol +
+ KMnO4 + asam asetat KMnO4 + asam asetat

Gambar 1.4 Etanol, Metanol, Gambar 1.5 Etanol, Metanol,


Isopropil alkohol, Isopropanol Isopropil alkohol, Isopropanol
+ K2CrO4 + asam sulfat + NaOH + I2-KI
Gambar 1.6 Etanol, Isopropil Gambar 1.7 Isopropanol + Reagen
Alkohol + Reagen Lucas Lucas

Gambar 1.8 Metanol + Reagen Lucas

XI. Pertanyaan

Post Lab
Tuliskan reaksi yang terjadi apabila etanol direaksikan dengan :
1. Metode Lucas
2. Metode Ritter
3. Metode Iodoform
Jawab :
1. Etanol merupakan senyawa alkohol yang termasuk ke dalam
golongan primer sedangkan metode ritter dalam pengujiannya
menggunakan zat-zat pengoksidasi seperti kalium dikromat dalam
asam sulfat encer dan kalium permanganat dalam asam asetat.
Sehingga apabila etanol jika direaksikan dengan metode ritter akan
menghasilkan alkanal (aldehida), jika dibiarkan berapa lama, maka
proses oksidasi akan berlanjut menghasilkan suatu asam karboksilat.
Jika reaksi oksidasi etanol tersebut berlanjut maka akan membentuk
senyawa etanal, etanal yang dihasilkan dapat teroksidasi lebih lanjut
membentuk asam asetat. Hal ini terjadi karena oksidasi aldehida lebih
mudah daripada oksidasi alkohol.
2. Prinsip analisis metode lucas adalah dengan menggunakan reagen
yang terbuat dari campuran asam klorida pekat dan seng klorida
untuk membedakan senyawa alkohol primer, sekunder dan tersier.
Sedangkan jika etanol yang merupakan alkohol primer direaksikan
dengan reagen lucas, alkohol primer akan sukar menjadi klorida yang
artinya etanol tidak bereaksi dengan reagen lucas.
3. Seperti pada teori diatas senyawa etanol termasuk alkohol primer
karena atom C yang berkaitan dengan gugus OH meupakan atom C
primer, sedangkan jika etanol direaksikan dengan metode iodoform
maka akan memberikan hasil positif yaitu dengan terbentuknya
endapan kuning dari senyawa CHI3.

XII. Daftar Pustaka


Fessenden, Ralp. J. and Fessenden, Joan. S. 1989. Kimia Organik jilid 1,
Alih bahasa oleh Aloys Hadyana Pudjaatmaka. 1982. Kimia Organik jilid 1,
edisi ke-3. Erlangga: Jakarta.
Rahmawati, Irma. 2020. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Akademi
Farmasi Bumi Siliwangi:Bandung.

Wiley, John. and Soon. 2004. Introduction To Organic Chemistry, (ttp.: t.p.,
2011),hlm 48
Sarker, Satyajit. D. and Nahar, Lutfun. Chemistry For Pharmacy Students:
General, Organik and Natural Product Chemistry, Alih bahasa oleh Abdul
Rohman. 2009. Kimia Untuk Farmasi Bahan Kimia Organik, Alam dan
Umum, Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Brown, Wiliam. H. and Poon, Thomas. Introduction to Organic Chemistry
International Student Version Fifth Edition, (United States: t.p., 2011) hlm.
245.

Anda mungkin juga menyukai