I. Judul Percobaan
Uji analisis kualitatif obat pada golongan alkohol.
V. Tinjauan Pustaka
1. Monografi Etanol (Sumber: FI Edisi V, halaman 392)
HO
ethanol
Nama lain: Alcohol, Etil Alkohol
Rumus kimia: C2H5OH
BM: 46,07
Etanol mengandung tidak kurang dari 92,3%b/b dan tidak lebiih dari 93,8%
b/b, setara dengan tidak kurang dai 94,9% v/v dan tidak lebih dari 96,0% v/v
C2H6O, pada suhu 15,56°.
Pemerian: Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna; bau khas dan
menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu
rendah dan mendidih pada suhu 78°, mudah terbakar.
Kelarutan: Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut
organik.
Bobot jenis: Antara 0,812 dan 0,816 lakukan penetapan pada suhu 15,56°
menunjukkan antara 92,3% b/b dan 93,8% b/b atau antara 94,9% v/v dan
96,0% v/v C2H6O.
Wadah dan Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api.
Pembuatan Etanol:
a. Cara Peragian
Bahan yang sering digunakan melasa yang mengandung sukrosa.
Bahan yang mengandung amylum seperti beras, kentang, dsb.
Bahan yang mengandung selulosa seperti rumput.
Peragian menghasilkan alkohol sekitar 6,5 – 8,5%
Dengan cara destilasi bertingkat terdapat alkohol 95,6%, tak
mungkin secara ini terdapat alkohol yang lebih tinggi karena
larutan alkohol terdiri atas 95,6% etanol dan 4,4% H2O membentuk
larutan azeotropik (campuan dan titik didih tetap).
b. Penghidratan Etena
Secara tak langsung: absorbsi etena dalam asam sulfat pekat,
disusul dengan hidrolisis dari campuran mono dan dietil sulfat
yang terjadi.
Secara langsung: penghidratan dilakukan pada suhu kamar dengan
suhu 270°C - 300°C pada fase uap dengan katalisator asam fosfit
dan Al2O3.
c. Pembuatan Etanol Absolut
Larutan yang terdapat dari peragian mengandung 6,5% - 8,5% etanol.
Setelah didestilasi bertingkat terdapat suatu campuran azeotropik yang
terdiri atas 95,6% dan H2O4,4% (t.d 78,15°C):
Untuk membuat alkohol absolut dari campuran azeotropik ditempuh
dengan:
a. Memasak dengan kapur sirih (CaO) selama 6 jam. Pada destilasi
terdapat alkohol absolut.
b. Membubuhi benzen pada campuran azeotropik kemudian ternet ini
didestilasi.
Pada 64,8°C terdapat campuran azeotropik yang terdiri atas
7,4% H2O; 18,5% etanol; 74,1% C6H6.
Pada suhu 68,2°C keluar suatu campuran azeotropik yang
terdiri atas 32,6% etanol dan 67,4% C6H6, suhu tetap sampai
semua benzen sudah keluar
Pada suhu 78,4°C keluar etanol absolut
Kegunaan Etanol:
a. Dalam bidang farmasi: sebagai pelarut untuk membuattingtur, esens,
ekstrak, dll.
b. Untuk sintesis: eter, iodoform, kloroform, kloral, dll.
c. Larutan alkohol 70% sebagai antiseptik karena mengkoagulasi albumin
dan menghentikan pertumbuhan dari organisme-organisme yang
mengakibatkan pembusukan, konsentrasilebih tinggi tidak efektif karena
tidak mematikan spora.
d. Dipakai sebagai pengawet pada produk biologi.
HO
OH
glycerin
Nama lain: Glycerin, Gliseol
Rumus kimia: C3H8O3
BM: 92,09
Gliserin mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 101,0%
C3H8O3.
Pemerian: Cairan; jernih seperti sirup; tidak berwarna; rasa manis; hanya
boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak). Higroskopik; netral terhadap
lakmus.
Kelarutan: Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam
kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap.
Bobot jenis: Tidak kurang dari 1,249.
Wadah dan Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat.
Pembuatan: Pada penyabunan minyak (lemak), sintesis dalam teknik propena.
Kegunaan Gliserin:
a. Mempunyai sifat menghaluskan maka dipakai dalam larutan air misal kulit
yang kasar.
b. Sebagai pencahar dan juga dipakai sebagai pemanis dan pelarut.
c. Sebagai pengawet untuk fermen-fermen dan vaksin-vaksin.
d. Konsentrasi 25% sebagai antiseptik.
e. Untuk membuat gliseroltrinitrat digunakan sebagai vasodilator dan
pembuatan dinamit.
HO
O
SalicylicAcid
Nama lain: SalicylicAcid
Rumus kimia: C7H6O3
BM: 138,12
Asam Salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari
101,0% C7H6O3, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian: Hablur, biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk halus; putih;
rasa agak manis, tajam dan stabildi udara. Bentuk sintesis warna putih dan
tidak berbau. Jika dibuat dari metil salisilat alami dapat berwarna kekuningan
atau merah muda dan berbau leah mirip mentol.
Kelarutan: Sukar larut dalam air dan dalam benzen, mudah larut dalam etanol
dan dalam eter; larut dalam air mendidih; agak sukar larut dalam kloroform.
Jarak lebur: Antara 158° dan 161°
Wadah dan Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.
HO
O
Acetic Acid
Nama lain: Acetic Acid
Rumus kimia: CH3COOH (C2H4O2)
BM: 60,05
Asam Asetat mengandung tidak kurang dari 36,0% dan tidak lebih dari 37,0%
b/b C2H4O2.
Pemerian: Cairan; jernih tidak berwarna; bau khas, menusuk; rasa asam yang
tajam.
Kelarutan: Dapat bercampur dengan air, denga etanol dan dengan gliserol.
Wadah dan Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat.
9. Monografi Asam Benzoat (Sumber: FI Edisi V, halaman 144)
O
OH
Benzoic acid
Nama lain: Benzoate Acid
Rumus kimia: C7H6O2
BM: 122,12
Asam Benzoat mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari
100,5% C7H6O2, dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian: Hablur bentuk jarum atau sisik; putih; sedikit berbau, biasanya bau
benzaldehida atau benzoin. Agak mudah menguap pada suhu hangat. Mudah
menguap dalam uap air.
Kelarutan: Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dalam kloroform
dan dalam eter.
Jarak lebur: Antara 121° dan 123°
Wadah dan Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.
Cl
Cl
chloroform
Nama lain: Chloroform, Triklorometana
Rumus kimia: CHCl3
BM: 119,38
Kloroform mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 99,5%
CHCl3, sisanya terdiri dari alkohol. [Perhatian! Harus diperhatikan untuk
tidak menguapkan kloroform bila ada nyala, sebab akan terbentuk gas yang
berbahaya].
Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna; mudah mengalir; mempunyai sifat
khas; bau eter; rasa manis dan membakar. Mendidih pada suhu lebih kurang
61°, dipengaruhi oleh cahaya.
Kelarutan: Sukar larut dalam air; dapat bercampur dengan etanol; dengan eter,
dengan benzen, dengan heksan, dan dengan lemak dan minyak menguap.
Bobot jenis: Antara 1,476 dan 1,480 menunjukkan 99,0% - 99,5% CHCl3.
Wadah dan Penyimpanan: Dalam wada tertutup rapat, terlindung cahaya, pada
suhu tidak lebih 30°.
-O
S O-
O
magnesium sulfate
Nama lain: Magnesium Sulfate, Garam Inggris
Rumus kimia: MgSO4.H2O
BM: 138,36
Magnesium Sullfat mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari
100,5% MgSO4 yang dibuat anhidrat dengan pemijaran.
Pemerian: Hablur halus; tidak berwarna, biasanya berbentuk jarum; rasa
dingin, asin dan pahit. Merekah dalam udara kering dan hangat.
Kelarutan: Sangat mudah larut dalam air mendidih; mudah larut dalam air;
mudah larut secara perlahan dalam gliserin; agak sukar larut dalam etanol.
pH: Antara 5,0 dan 9,2
Wadah dan Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.
IX. Pembahasan
a. Uji organoleptis merupakan suatu uji pendahuluan yang sering sekali
dilakukan karena prosedurnya sederhana. Uji organoleptis ini dapat digunakan
untuk mengidentifikasi suatu zat terutama senyawa yang memiliki ciri khas
dalam bentuk, warna, bau, dan rasa. Uji organoleptis ini dilakukan dengan
cara mengamati bentuk dan warna sampel etanol, metanol, dan gliserol secara
visual, mencium baunya, melihat bentuknya dan merasakan rasanya dikulit.
Berdasarkan uji organoleptis,
Etanol memiliki bentuk cair, berwarna agak keruh, berbau khas dan
memiliki rasa dingin.
Metanol memiliki bentuk cair, tidak berwarna, berbau khas, dan
memiliki rasa lebih dingin.
Gliserol memiliki bentuk cair agak kental, tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak berasa.
b. Uji kelarutan dilakukan untuk mengetahui suatu senyawa bisa larut di dalam
pelarut apa dan untuk mengetahui sifat kelarutan senyawa tersebut. Untuk
menguji kelarutan dari etanol, metanol, dan gliserol digunakan pelarut
Aquades (air), HCl encer (asam), NaOH (basa) dan Alkohol (pelarut organik).
Hasil kelarutan dari pengujian yang dilakukan adalah,
Etanol larut dalam air, asam, basa, dan pelarut organik (kloroform).
Metanol larut dalam air, asam, basa, dan pelarut organik (kloroform).
Gliserol larut dalam air, asam, dan basa. Tetapi tidak larut dalam
pelarut organik.
+ NaNO2 + HCL
NH2 N N+ CL-
HSO3 HSO3
+ CH3CH2OH
Reaksi Iodoform :
OH O
CH3 CH 3 NaOI CH3 C CI3 + 3 NaOH
O O
CH3 CH CI3 + NaOH CH3 C ONa + CHI3
(iodoform endapan kuning)
O O
1. Etanol : Kuning.
2. Metanol : Kuning.
3. Gliserol : Kuning.
Reaksi Cuprifil :
Reaksi Charlety :
Esterifikasi Salisilat :
Esterifikasi Benzoat :
Esterifikasi Asetat :
XI. Dokumentasi
Pyrolisa
1. Metanol 1. Etanol
2. Etanol 2. Metanol
3. Gliserol 3. Gliserol
Reaksi Landwher/FeCl3
Reaksi Cuprifil:
Reaksi Charletty