Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1

IDENTIFIKASI ASAM KARBOKSILAT

NAMA : ANANDA SUCI ANNISA

NIM : 19036002

DOSEN PENGAMPU : 1. HESTY PARBUNTARI, S.Pd. M.Sc

2. MELINDA MULIA, M.Si

HARI/ TANGGAL : KAMIS/ 10 DESEMBER 2020

KIMIA ORGANIK 1

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
PERCOBAAN 4

IDENTIFIKASI ASAM KARBOKSILAT

A. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengidentifikasi golongan senyawa asam karboksilat.
B. Dasar Teori
Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus
karboksil, −COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus
hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang
unik dan untuk asam karboksilat (Fessenden, 1997).
Asam yang paling penting dalam kimia organik adalah anggota golongan senyawa
yang dikenal sebagai asam karboksilat. Asam karboksilat adalah turunan hidrokarbon
yang mengandung gugus karbonil. Asam karboksilat adalah suatu asam lemah dengan
tetapan asam (Ka) atau pKa (-log Ka) tertentu dengan persamaan ionisasi. Keasaman
adalah kecenderungan ionisasi, maka bila induksi elektronegativitas makin besar senyawa
tersebut makin asam (Ka makin besar atau pKa makin kecil) artinya semakin cenderung
melepaskan proton (H+) (Sitorus, 2010).
Asam karboksilat memiliki gugus fungsi karboksil (−COOH) yang namanya diperoleh
dari nama 2 gugus penyusunnya, yaitu gugus karbonil (-C=O) dan gugus hidroksil (-OH).
Dalam asam karboksilat gugus –COOH terikat pada gugus alkil (−R) atau gugus aril
(Ar−). Meskipun yang mengikat gugus –COOH dapat berupa gugus alifatik atau aromatik,
jenuh atau tak jenuh, tersubstitusi atau tidak tersubstitusi, titik didih tinggi. Asam
karboksilat mempunyai sifat fisik berwujud cair tidak berwarna, dapat larut dalam air jka
memiliki suhu rendah. Asam karboksilat memiliki sifat polar karena memiliki gugus
hidroksil, kereaktifan asam karboksilat akan semakin rendah jika jumlah rantai atau atom
karbon semakin panjang. Asam karboksilat memiliki banyak banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari, salah satunya asam asetat yang sering digunakan sebagai cuka
makanan dan cuka apel (Parlan dan Wahjudi, 2003).
Asam format terdapat pada semut merah (asal dari nama), lebah, jelatang, dan
sebagainya (juga sedikit dalam urine dan peluh). Sifat fisika: cairan, tak berwarna,
merusak kulit, berbau tajam, larut dalam H2O dengan sempurna. Sifat kimia: asam paling
kuat dari asam-asam karboksilat, mempunyai gugus asam dan aldehida (Riawan, 1990).
Asam asetat (CH3COOH) sejauh ini merupakan asam karboksilat yang paling penting
diperdagangan, industri dan laboratorium. Bentuk murninya disebut asam asetat glasial
karena senyawa ini menjadi padat seperti es bila didinginkan. Asam asetat glasial tidak
berwarna, cairan mudah terbakar (titik leleh 7°C, titik didih 80°C), dengan bau pedas
menggigit. Dapat bercampur dengan air dan banyak pelarut organik (Fessenden, 1997).
Keton adalah senyawa yang mengandung gugus karbonil (−C=O) dalam senyawa
organik yang memiliki rumus umum CnH2nO. Keton bersifat polar karena mengandung
gugus karbonil, lebih mudah menguap, dapat menghasilkan alkohol sekunder, keton juga
dapat digunakan sebagai pembersih cat kuku, sebagai pelarut organik (Petrucci, 1987).
Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh asam karbosilat adalah:
1. Reaksi pembentukan garam
Garam organik yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam anorganik
padatannya, NaCl dan KNO3 adalah garam organik yang meleleh pada temperature
tinggi, larut dalam air dan tidak berbau.
Reaksi yang terjadi:
HCOOH + Na+ → HCOONa + H2O
2. Reaksi esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R
dapat membentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung antara asam
karboksilat dengan alkohol. Secara umum reaskinya adalah:
RCOOH + R’OH → RCOOR + H2O
3. Reaksi oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat
seperti asam sulfat, CrO3, panas. Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat
lambat.
4. Pembentukan asam karboksilat
Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa dapat
dikelompokkan dalam 3 cara yaitu: reaksi hidrolisis turunan asam karboksilat,
reaksi oksidasi, reaksi Grignat.
(Fessenden, 1997).
Asam karboksilat dengan basa akan membentuk garam dan dengan alkohol
menghasilkan eter. Banyak dijumpai dalam lemak dan minyak, sehingga sering juga
disebut asam lemak. Pembuatannya antara lain melalui oksidasi primer, sekunder atau
aldehida, oksidasi alkena, oksidasi (Wibraham, 1992).
C. Alat dan Bahan
1. Alat:
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung reaksi
c. Pipet tetes
d. Spatula
e. Kaca arloji
f. Gelas kimia
g. Kaki tiga
h. Kawat kasa
i. Bunsen
2. Bahan:
a. Senyawa organik
b. Kertas lakmus biru
c. Natrium bikarbonat (NaHCO3)
d. Etil alkohol
e. Asam sulfat pekat (H2SO4)
f. Air suling
D. Prosedur Kerja
1. Uji Lakmus

Cara Kerja Hasil Pengamatan Reaksi


Tabung reaksi - Warna larutan: bening
(+) sedikit senyawa organik - Warna awal lakmus: biru
menggunakan pipet tetes - Warna lakmus setelah
↓ ditetesi larutan organik:
(+) 1 atau 2 tetes pada kertas berubaha menjadi warna
lakmus biru merah

Mengamati perubahan yang
trejadi

2. Uji Natrium Bikarbonat

Cara Kerja Hasil Pengamatan Reaksi


Tabung reaksi - Warna larutan: bening RCOOH + NaHCO3 →
(+) sedikit senyawa organik - Warna dan bentuk RCOONa + CO2(g) + H2O
↓ natrium bikarbonat:
(+) natrium bikarbonat bubuk berwarna putih
menggunakan spatula - Setelah larutan
↓ ditambahkan natrium
Mengamati perubahan yang bikarbonat menghasilkan
trejadi gelembung-gelembung
berwarna putih

3. Uji Ester

Cara Kerja Hasil Pengamatan Reaksi


Tabung reaksi - Warna larutan: bening RCOOH + R’OH →
(+) sedikit senyawa organik - Warna etil alkohol: RCOOR’ + H2O
↓ bening
(+) sedikit etil alkohol - Warna asam sulfat:
↓ bening
(+) beberapa tetes asam sulfat - Warna larutan setelah
pekat dicampurkan: bening
↓ - Warna larutan setelah
Memanaskan campuran reaksi dipanaskan: bening
dalam pemanas air - Setelah larutan
dituangkan ke air suling:
Gelas Kimia tetap bening (tidak
(+) air suling berwarna) tetapi
↓ menghasilkan bau seperti
(+) campuran reaksi yang bau buah-buahan
dipanaskan sebelumnya

Mencium bau yang dihasilkan

Mengamati perubahan yang
terjadi

E. Pembahasan
Pada praktikum percobaan keempat kali ini dilakukan secara virtual. Dilakukan
dengan menonton video yang telah diberikan di e-learning masing-masing. Percobaan
yang dilakukan kali ini mengenai identifikasi asam karboksilat. Sedangkan tujuan dari
percobaan ini yaitu mengidentifikasi golongan senyawa asam karboksilat. Asam
karboksilat adalah senyawa organik yang mengandung gugus fungsi karboksil −COOH.
Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil, antara aksi dari
kedua gugus iini mengandung gugus suatu kereaktifan kimia yang unik untuk asam
karboksilat. Asam karboksilat memiliki dua tipe yaitu asam karboksilat alfatik dan asam
karboksilat aromatis. Salah satu contoh asam karboksilat alfatik sederhana yaitu asam
format dan asam asetat. Sedangkan contoh asam karboksilat aromatis sederahana yaitu
asam benzoat. Identifikasi golongan senyawa asam karboksilat dilakukan dengan
menggunakan 3 tes sederhana, yaitu uji lakmus, uji natrium bikarbonat, dan uji ester.

1. Uji Lakmus
Pada percobaan yang pertama yaitu melakukan uji lakmus. Kertas lakmus
adalah kertas yang digunakan untuk menguji keasaman dan kebasaan suatu larutan.
Pada percobaan uji lakmus ini ada dua macam kertas lakmus yang dilakukan untuk
mengujinya, yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Namun pada
praktikum kali ini kita hanya menggunakan kertas lakmus biru. Uji lakmus
dilakukan dengan meneteskan senyawa organik dengan menggunakan pipet tetes
ke kertas lakmus biru yang sudah disediakan. Setelah senyawa organik tersebut
diteteskan, terlihat perubahan warna pada kertas lakmus. Kertas lakmus yang
semula berwarna biru berubah menjadi warna merah. Hal ini menunjukkan bahwa
senyawa organik asam karboksilat memiliki sifat asam dengan pH<7.

Asam karrboksilat lebih bersifat asam dari pada alkohol dan fenol. Karena
stabilisasi resonansi anion karboksilatnya. Artinya akan terjadi perubahan warna
pada kertas lakmus biru menjadi merah karena asam karboksilat bersifat asam.

2. Uji Natrium Bikarbonat


Selanjutnya pada percobaan yang kedua yaitu uji natrium bikarbonat. Uji
natrium bikarbonat adalah uji kehadiran dari gugus karbonil –COOH dalam suatu
senyawa karena reaksi akan menghasilkan gelembung-gelembung dan gas karbon
dioksida. Pada percobaan ini menggunakan senyawa organik yang direaksikan
dengan natrium bikarbonat. Dari reaksi tersebut terlihat adanya gelembung-
gelembung gas berwarna putih, dengan adanya gelembung tersebut dapat
disimpulkan bahwa senyawa organik adalah asam karboksilat.

Reaksi asam karboksilat dengan natrium bikarbonat menghasilkan gelembung


gas CO2. Artinya, uji ini positif atau terjadi reaksi karena adanya gelembung gas
karbondioksida setelah ditambahkan natrium bikarbonat pada senyawa organik.

Dengan persamaan reaksi sebagai berikut:

3. Uji Ester
Pada percobaan yang terakhir yaitu uji ester. Pada percobaan uji ester ini
digunakan senyawa organik (asam karboksilat) yang tidak berwarna. Kemudian
direaksikan dengan etil alkohol dan bantuan katalis asam sulfat pekat untuk
mempercepat reaksi. Lalu dihasilkan campuran yang tidak berwarna. Selanjutnya
dipanaskan dan kemudian dimasukkan ke dalam air suling. Pada saat dicium
(dengan mengibas-ngibaskan tangan diatas campuran yang didekatkan ke hidung),
campuran tersebut memiliki bau seperti bau buah-buahan. Hal ini menandakan
bahwa adanya pembentukan senyawa ester.

Esterifikasi dapat dikatalisi dengan kehadiran ion H+ dari suatu asam. Katalis
asam yang digunakan adalah asam sulfat. Sehingga asam sulfat berperan
mempercepat reaksi esterifikasi. Reaksi ester merupakan reaksi reveribel yang
sangat lambat, tetapi apabila menggunakan katalis asam, kesetimbangan akan
tercapai dalam waktu yang cepat. Setelah ditambahkan katalis asam, produk akan
dipanaskan beberapa menit. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses
esterifikasi karena terjadi tumbukan partikel antar molekul yang ada di dalam
larutan. Lalu produk dimasukkan ke dalam air suling yang berfungsi agar aroma
yang tercium tidak terlalu pekat. Ketika katalis yang ditambahkan terlalu pekat
dapat menyebabkan campuran katalis dan reaktan menjadi kental sehingga
dimasukkan ke dalam air suling. Pada saat penuangan produk ke dalam air suling
akan tercium aroma buah. Hal ini menandakan adanya reaksi ester.

Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

F. Kesimpulan
1. Asam karboksilat adalah senyawa organik yang memiliki gugus karbonil dengan
rumus umu R−COOH atau RCO2H.
2. Asam karboksilat bersifat asam dengan pH<7 karena merubah kertas lakmus biru
menjadi merah.
3. Asam karboksilat yang direaksikan dengan natrium bikarbonat membentuk
gelembung-gelembung CO2.
4. Asam karboksilat yang direaksikan dengan alkohol dengan bantuan katalis asam sulfat
pekat menghasilkan aroma seperti buah-buahan yang menandakan adanya
pembentukan senyawa ester.
G. Jawaban Pertanyaan
1. Bagaimana keasaman asam karboksilat dibandingkan dengan kelompok golongan
senyawa organik lainnya seperti alkohol, aldehid dan keton?
Jawab: Asam karboksilat lebih asam dibandingkan alkohol, aldehid dan keton. Karena
asam karboksilat dapat membentuk dua ikatan hidrogen dan juga karena stabilisasi-
resonansi anion karboksilatnya.
2. Jika seandainya asam karboksilat yang digunakan pada percobaan kedua adalah asam
benzoat, bagaimana reaksi yang terjadi?
Jawab: C7H6O2 + NaHCO3 → C7H5O2Na + CO2(g) + H2O
Reaski asam benzoate dengan natrium bikarbonat akan menghasilkan gas
karbondioksida.
3. Apakah asam karboksilat larut dalam air? Jelaskan!
Jawab: Asam karboksilat dapat larut dalam air jika rantainya kecil (1-5 karbon),
sedangkan pada rantai yang lebih panjang semakin sukar larut karena sifat hidrofobik
dari rantai alkil. Untuk asam karboksilat yang memiliki rantai lebih panjang cenderung
larut pada pelarut tang kurang polar seperti eter dan alkohol.
4. Apakah fungsi H2SO4 pada percobaan ketiga?
Jawab: H2SO4 (asam sulfat pekat) berfungsi sebagai katalisator yang akan
mempercepat terjadinya reaksi, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi
itu sendiri. Selain sebagai katalisator, H2SO4 juga berfungsi sebagai penarik air karena
reaksi esterifikasi adalah reaksi kesetimbangan yang dapat menghasilkan air.
5. Mengapa dilakukan pemanasan pada percobaan ketiga?
Jawab: Agar dapat mempercepat terjadinya reaksi. Suhu yang panas akan
menyebabkan partikel bergerak lebih cepat karena adanya peningkatan energi kinetik
dari pereaksinya.
6. Mengapa produk dari percobaan ketiga dimasukkan ke dalam air?
Jawab: Produk percobaan ketiga dimasukkan ke dalam air untuk menghentikan reaksi
dari suhu tinggi ke rendah (pendinginan) dengan teknik quenching dan dipercepat
dengan langsung memasukkan produk tersebut bukan dengan tabung reaksinya. Ester
yang bergabung dengan air akan tercium aromanya.
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik.


Jakarta: Bina Aksara.
Parlan dan Wahjudi. 2003. Kimia Organik 1 Edisi Revisi. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik Edisi 1. Jakarta: Binarupa Aksara.
Sitorus, M. 2010. Kimia Organik Umum. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wilbraham, Antony C. 1992. Kimia Organik dan Hayati. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai