Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

“Aldehid dan Keton”

Dosen : Yeni,M.Si.,Apt.

Nama : Praditya Ananda Riyanto

NIM : 1904015192

PRODI FARMASI
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2020
Teori Aldehid dan Keton
Adehid merupakan senyawa organik yang memiliki kandungan gugus -CO, namanya diturunkan
dari asam yang terbentuk bila senyawa dioksidan lebih lanjut oksida parsial dari alkohol
menghasilkan aldehid. Oksidasi alkohol sekunder menghasilkan keton. Oksidasi bertahap dari
etano menjadi asetaldehid kemudian menjadi asam asetat yang diilustrasi dengan model molekul.
(Pettuci, 1987).

Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil C=O, Jika kedua gugus ini menempel pada
gugus karbonil adalah gugus karbon, maka senyawa itu dinamakan keton. Jika salah satu dari
kedua gugus tersebut adalah hidrogen, maka senyawa tersebut adalah golongan aldehid. Aldehid
dapat dioksidasi dengan oksidator yang sangat lemah, sedangkan reaksi reduksi terbagi menjadi
3 bagian yaitu reduksi menjadi allkohol, reduksi menjadi hidrokarbon, dan reduksi pinakol
(Wilbraham, 1992).

Perbedaan sifat kimia yang paling menonjol antara lain adalah aldehid dan keton :
1. Aldehida mudah teroksidasi sendangkan keton agak sukar teroksidasi
2. Aldehida lebih reaktif dibandingkan keton terhadap adisi Nukleufili
Sifat fisik aldehida dan keton :
1. Aldehid dan keton adalah polar dan membentuk daya tarik menarik
2. Kelarutan aldehid dan keton adalah dalam air sama dengan alcohol

Uji Sampel :
Aldehid : formaldehida, Vanilin
Keton : Aseton, Acetyl Aceton

Uji Reaksi Umum :


1. Organoleptis
2. Kelarutan dan Keasaman
Dalam uji ini, dapat disimpulkan kelarutan dari 4 sampel tersebut, yakni :
Vanilin = sukar larut dalam air, larut dalam air panas, mudah larut dalam
etanol 95% P dan larut dalam alkali hidroksida, larut dalam gliserol P (FI III hal 632)

Formaldehid = dapat bercampur dengan air, dengan etanol 95% P (FI III hal 632)

Aceton = dapat bercampur dengan air, dengan etanol 95% P, dengan eter P, dan
dengan kloroform P membentuk larutan jernih (FI III hal 655)

Acetyl aceton = larut dalam air dapat bercampur dengan etanol 95% P dengan
kloroform P dan dengan eter P (FI III hal 654)
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada uji kelarutan, untuk sampel vanilin tidak dapat larut
dalam air. Untuk sampel Formaldehid dapat larut.

3. Reaksi Oksidasi
Sampel + KMnO4  Hilang warna ungu (hasil positif)
4. Reaksi Reduksi
Reduksi aldehid
Untuk reduksi aldehid, produk organik yang diperoleh akan sama persis baik agen pereduksi
yang digunakan adalah litium tetrahidridoaluminat atau natrium tetrahidriborat.
Sebagai contoh, reduksi etanal akan menghasilkan etanol:
Perlu diperhatikan bahwa persamaan reaksi di atas adalah persamaan yang disederhanakan.
[H] menunjukkan “atom hidrogen dari sebuah agen pereduksi”.
Secara umum, reduksi sebuah aldehid akan menghasilkan sebuah alkohol primer.

Reduksi keton
Pada reduksi keton, produk yang dihasilkan tetap sama untuk kedua agen pereduksi.
Sebagai contoh, reduksi propanon akan menghasilkan propan-2-ol:
Reduksi sebuah keton akan menghasilkan sebuah alkohol sekunder.

Reaksi Pembeda Aldehid dan Keton


Dengan cara menggunakan pereaksi tollens dan fehling
Prinsip dari uji Tollens ini adalah digunakan untuk membedakan senyawa aldehid dan keton
dalam suatu sampel dengan menambahkan reagen Tollens yaitu AgNO3 dimana akan terjadi
reaksi reduksi oksidasi. Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat, ion Ag+ dalam reagensia
Tollens direduksi menjadi logam Ag. Uji positf ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada
dinding dalam tabung reaksi. Sedangkan prinsip dari uji fehling ini adalah membedakan gugus
aldehid dan keton dalam suatu sampel dengan menambahkan reagen Fehling A dan Fehling B,
dimana Fehling A adalah CuSO4 dan Fehling B adalah campuran dari NaOH dan Na-K-tatrat.
Dalam reaksi ini terjadi reaksi reduksi dan oksidasi. Aldehid dioksidasi membentuk asam
karboksilat, sementara ion Cu2+ akan tereduksi menjadi Cu+. Hasil uji positif apabila dalam
suatu sampel terbentuk endapan merah bata. Keduanya memakai prinsip reduksi dan oksidasi

Anda mungkin juga menyukai