PERCOBAAN 5
I. Tujuan Percobaan
Fenol yang dikenal dengan nama asam karbolat ini memiliki sifat
jutaan kali lebih asam dibandingkan dengan alkohol karena fenol mampu
melepasakan ion H+ dari gugus hidroksil sehingga membuat fenol menjadi
anion fenoksida. Anion (muatan negatif) ini akan disebar oleh cincin
aromatik (delokalisasi), sedangkan pada alkohol tidak terjadi. Fenol
memiliki sifat beracun (toksik) pada jaringan hewan dan berbau sangat
menyengat. Fenol juga sulit didegradasi oleh organisme
pengurai/dekomposer sehingga dapat masuk dengan mudah ke dalam tubuh
manusia melalui pencernaan dan pernapasan (Ulya, 2012)
Tabel 2. Pengamatan Kelarutan Senyawa Turunan Alkohol dan Fenol pada Pelarut n-heksana
Nama Senyawa Warna Jumlah Fasa
Warna
No. Turunan Alkohol Akhir yang Pelarut
Awal Zat
atau Fenol Larutan Terbentuk
B. Uji Kimia
1. Uji Lucas
Tabel 3. Pengamatan Senyawa Turunan Alkohol dan Fenol Melalui Uji Lucas
No Sampel Warna awal Pengamatan
1 1-propanol Bening Berwarna merah
darah
2 2-propanol Bening Bening
3 Fenol Bening oranye Terbentuk 2 lapisan
4 Sampel A Bening Bening
5 Sampel B bening Keruh, ada dua fasa
6 Sampel C Bening Keruh, ada dua fasa
7 Sampel D Bening oranye Berwarna ungu,
keruh, beruap.
bereaksi
berwarna ungu
1 etanol dengan sangat
tua bening
cepat
berwarna
bereaksi
2 1-propanol kuning
dengan cepat
kemerahan
campuran
bereaksi panas karena
3 2-propanol
dengan lambat logam Na
masih bereaksi
terbentuk berwarna
4 fenol
kristal oranye
4. Uji Keasaman
Tabel 7. Pengamatan Senyawa Turunan Alkohol dan Fenol Melalui Uji
Keasaman
No Sampel pH Gambar
1 2-propanol 6
2 Fenol 4
1 2-propanol Bening
No Hasil Gambar
Terbentuk 2 fasa
1
cair
III. Pembahasan
Setiap percobaan yang diujikan dibuat kira-kira 10% berat larutan alkohol
atau fenol dalam air dan dalam n-heksana. Tujuannya adalah agar mengetahui
kelarutan senyawa tersebut dalam kedua pelarut. Dilabelkan tabung reaksi untuk
setiap turunan alkohol dan fenol yang tersedia di laboratorium agar mudah dalam
pencarian bahan untuk direaksikan . Dimasukkan 10 tetes (0.5 ml 0.5 g) tiap
senyawa ke tabung reaksi dan tambahkan 4.5 ml aqua dm -kami menggunakan air
keran laboratorium- (dengan ukuran gelas ukur) ke tiap tabung uji. Goyang dan
adukkan dengan batang pengaduk. Dari data yang diperoleh didapat bahwa semua
sampel; 1-propanol, 2-propanol dan fenol larut dalam air. Ditunjukkan dari warna
campuran yaitu, 1-propanol= keruh (larut sempurna), 2-propanol=agak keruh
(larut tidak sempurna) dan fenol= keruh (larut sempurna).
Hal yang sama dilakukan dengan pelarut yang beda yaitu n-heksana (pelarut
non-polar). Massa dari pelarut harus sama yaitu 4.5 gram, maka n-heksana harus
sebanyak 6.8 ml. Diperoleh hasil bahwa senyawa turunan alkohol dan fenol tidak
dapat larut dalam air, yang diindikasikan dari terbentuknya dua fasa yang terpisah,
pelarut dan zat terlarutnya. Semua ini dapat terjadi karena air yang memiliki
gugus hidroksil akan mudah melarutkan senyawa yang sama-sama memiliki
gugus hidroksil yaitu senyawa sampel. 2-propanol tidak dapat larut sempurna
karena ada gangguan dari gugus alkil yang berada ditengah, yang mengurangi
kekuatan ikatan hidrogen antara air dengan senyawa tersebut, sedangkan yang lain
terlarut sempurna pada air. Untuk pelarut n-heksana, karena pelarut tersebut
senyawa non-polar dan tidak memiliki gugus hidroksil termasuk atom-atom yang
dapat membentuk ikatan hidrogen, yaitu F,O dan N. Maka n-heksana tidak dapat
melarutkan senyawa-senyawa sampel yang memiliki kepolaran tinggi.
Untuk uji Lucas, diberikan 5 tetes tiap sampel (turunan alkohol atau fenol)
pada tabung sesuai label. Tambahkan 1 ml reagen lucas dan tutup tabung reaksi
dengan gabus atau alumunium foil, digoyang dengan kuat agar campuran teraduk
merata. Setelah tercampur keseluruhan, tutup tabung dibuka dan dibiarkan sekitar
5 menit untuk menunggu produk hasil reaksi agar nampak. Jika larutan masih
bening perlu diberi suhu 60 oC dengan penangas air selama 15 menit. Hal ini
dilakukan agar campuran memperoleh energi dari panas yang diberi ke sistem
sehingga menambah U / energi dalam berupa energi kinetik (yang meningkatkan
laju partikel agar probabilitas tumbukan dan reaksi makin besar). Atas dasar tabel
3 hasil pengamatan uji Lucas, didapat bahwa sampel A berwarna bening yang
merupakan alkohol primer, sampel B berwarna keruh (2 fasa) berupa alkohol
primer, sampel C berwarna keruh (2 fasa) adalah alkohol tersier sedangkan
sampel D berwarna ungu, keruh dan beruap yang menunjukkan bahwa sampel C
ialah senyawa fenol. Penentuan jenis alkohol dan fenol sudah ada referensinya
sendiri, yaitu jika senyawa tidak saling bereaksi maka sampel alkohol primer. Jika
bereaksi sedikit demi sedikit dan ditambah dengan pemanasan maka alkohol
sekunder sedangkan alkohol tersier dapat bereaksi cepat meskipun tanpa
pemanasan. Hasil positif dari pengujian Lucas adalah campuran yang berwarna
keruh.
Uji keasaman juga dilakukan untuk pengujian fenol dan alkohol yaitu
dengan menggunakan kertas pH. Sebelumnya, kedua senyawa masing-masing
dilarutkan dengan 5 tetes aqua dm dan diaduk dengan batang pengaduk agar
semua partikel sampel terlarutkan. Batang pengaduk tadi kemudian disentuhkan
ujungnya (ditotolkan) pada kertas pH . Tunggu 15 menit dan cocokkan warna
yang nampak pada kertas pH dengan skala pH yang tersedia. Hasilnya didapat 2-
propanol memiliki pH 6 dan fenol ber-pH 4. Dalam problem ini fenol
menunjukkan sifat keasamaannya lebih tinggi dibanding 2-propanol karena cincin
fenol beresonansi dan menstabilkan ion-ion atom O dan fenol juga memiliki
elektron terdelokalisasi.
Uji terakhir adalah dengan mereaksikan fenol dengan air brom. 0.1 gram
fenol diambil (kira-kira, tidak usah ditimbang karena akan mencemarkan
timbangan). Fenol yang diambil dilarutkan dengan 3 ml air. Reaksinya
ditambahkan air brom tetes demi tetes sambil digoncangkan, warna air brokm
yang kuning dan fenol kejinggaan jika direaksikan akan menguning dan terus
digoncangkan sampai warna kuning tidak berubah lagi. Hasil yang diperoleh,
terdapat gumpalan berbentuk bola kecil berwarna kuning diantara dua fasa yang
terbetuk dan terbentuk endapan putih didasar tabung reaksi. Pada saat itu juga
terjadi reaksi substitusi fenol dengan brom yang akhirnya menghasilkan senyawa
aromatik dengan atom Br pada ikatan karbon cincin aromatik.
IV. Kesimpulan
Semua senyawa turunan dari alkohol dan fenol larut dalam air
(senyawa polar) tapi tidak pada n-heksana yang merupakkan senyawa
nonpolar. Pada uji Lucas diperoleh; sampel A merupakan alkohol primer,
sampel B merupakan alkohol sekunder, sampel C merupakan alkohol tersier
dan sampel D merupakan senyawa fenol. Dengan uji asam kromat (Uji
Bordwell-Wellman) sampel A diidentifikasikan alkohol primer, sampel, B
adalah alkohol sekunder, sampel C merupakan alkohol tersier dan sampel D
merupakan senyawa fenol.
Uji natrium dan larutan natrium hidroksida menyimpulkan bahwa
senyawa alkohol dan fenol mengandung gugus hidroksi yang akan bereaksi
dengan natrium. Untuk itu fenol merupakan senyawa bersifat lebih asam
dari alkohol. pH atau nilai keasaman fenol dan alkohol masing-masing 6 dan
4. Untuk reaksi besi (III) klorida dapat diselesaikan dengan suatu konklusi
bahwa di alkohol tidak terdapat gugus aromatik dan fenol memiliki gugus
aromatik. Reaksi fenol dengan air brom akan membuat senyawa kompleks
yang memiliki Br yang terikat posisi orto dengan gugus aromatik.
V. Daftar Pustaka