ORGANIK II
BAB IV
AMINA DAN AMIDA
Garam ini pada umumnya berupa padatan tidak berwarna, tidak berbau yang larut
dalam air. Amina aromatic kebanyakan bersifat karsinogenik (Chang, 2004).
Ikatan dalam suatu amina beranalogi langsung dengan ikatan dalam amonia.
Suatu atom nitrogen sp3 yang terikat pada tiga atom yang lain dan dengan
sepasang electron menyendiri dalam orbital sp3 yang tersisa.
Suatu molekul amina dengan tiga gugus berlainan yang terikat pada nitrogen
akan bersifat kiral, namun enantiomer dari sebagian besar amina tidak dapat
diisolasi karena terjadi invers yang tepat antara bayangan-bayangan cermin pada
temperature kamar (Fessenden, 1990).
Amida merupakan suatu senyawa yang mempunyai suatu nitrogen trivalent
yang terikat pada suatu gugus karbonil. Suatu amida induknya diberi nama asam
karboksilat dengan mengubah imbuhan asam – oat menjadi –amida (Fessenden,
1990).
Suatu amida mengandung nitrogen yang mempunyai sepasang electron
menyendiri dalam suatu orbital terisi. Amida merupakan basa yang sangat lemah
dengan pKb sekitar 15-16. Sama seperti ester, amida dapat dihidrolisis dalam
larutan asam ataupun basa. Dalam kedua hal ini, asam dan basa adalah pereaksi,
bukan katalis, dan harus digunakan dengan angka perbandingan molar 1:1, atau
berlebih. (Fessenden, 1986)
Reaksi amina dengan air
Amina bereaksi dengan air membentuk ion ammonium dan ion hidroksida.
Hasil
Gelas piala
Hasil
c. Hidrolisi amida
1. Hidrolisis asam
Tabung reaksi
- 1 gr asetamida + 5 ml H2SO4 10%
- Didihkan, identifikasi bau
- Uji lakmus biru untuk meyakinkan adanya uap
- Dinginkan
- + NaOH pekat sampai larutan menjadi basa
Hasil
2. Hidrolisis basa
Tabung reaksi
- 1 gr urea + 2 ml NaOH
- Panaskan, identifikasi bau
- + beberapa tetes H2SO4
- Uji pH
Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Data Pengamatan
a. Amina dan amida yang lazim
No Perlakuan Pengamatan
1. Etilamina - Bau menyengat
2. Asetamida - Tidak berbau
3. Amonia - Bau menyengat
Uji kelarutan
1. Etilamina + 1 ml air - Larut (bening)
2. Asetamida + 1 ml air - Larut (bening)
3. Amonia + 1 ml air - Larut (bening)
b. Kebasaan amonia, amina dan amida
1. Perbandingan kebasaan
No Perlakuan Pengamatan
1. Asetanilida - Basa
2. Asetalamina - Basa
3. Amonia - Basa
2. Reaksi amina dengan asam: pembentukkan garam
No Perlakuan Pengamatan
1. Batang pengaduk dibasahi - Menghasilkan uap putih
etilamina, didekatkan
pada mulut botol HCl
pekat
2. Asam benzoate + 2 ml - Tidak larut sempurna
H2O
3. + 16 tetes etilamina + 10 - Tidak larut
tetes anilin, diaduk -
4. Uji pH - 5
5. + 10 ml HCl pekat, - Tidak larut
diaduk
6. Uji pH - 0
c. Hidrolisis amida
1. Hidrolisis asam
No Perlakuan Pengamatan
1. 1 gr asetamida + 5 ml - Tidak larut
H2SO4 10%
2. Didihkan - Larut, Tidak berbau
3. Uji lakmus - Terdapat uap
4. + 2 ml NaOH 10% - Larutan menjdai coklat, bersifat
basa
2. Hidrolisis basa
No Perlakuan Pengamatan
1. 1 gr urea + 2 ml NaOH - Larut, larutan menjadi dingin
10%
2. Dipanaskan - Bau amis
3. + 3 tetes H2SO4, uji - Bersifat asam (lakmus merah
lakmus tidak berubah)
-
4.2.Pembahasan
a. Amina dan amida yang lazim
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui sifat fisik dari senyawa
golongan amina dan amida dan membandingkannya dengan amonia. Sifat
yang ingin diketahui yaitu bau dan kelarutannya dalam air. Sampel yang
digunakan adalah etilamina, asetamida dan amonia.
Percobaan pertama yaitu identifikasi bau, berdasarkan pengamatan
sampel amina memiliki bau yang menyengat seperti amonia kecuali asetamida
tidak berbau. Pada gugus amina, satu atau lebih atom hydrogen amonia
digantikan oleh gugus alkil atau aril. Oleh karena itu, sifat amina lebih
menyerupai amonia.
Setelah diidentifikasi bau, sampel ditambahkan 1 ml akuades untuk
menguji kelarutannya. Berdasarkan pengamatan semua sampel larut dalam
air. Hal ini karena sifatnya yang polar sehingga larutan dapat homogen.
Dapat dilihat dari bau yang cukup menyengat seperti cuka disebabkan
karena terbentuknya asam asetat. Percobaan dilanjutkan dengan
penambahan NaOH pada larutan asetamida dengan asam sulfat sehingga
terbentuknya ammonium. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
(NH4)2SO4 + 2NaOH 2NH4OH + Na2SO4
2. Hidrolisis basa
Amida juga dapat mengalami hidrolisis dengan basa, sampel amida yaitu
urea direaksikan dengan NaOH menghasilkan larutan yang menjadi
dingin. Hal ini terjadi karena terjadinya reaksi endoterm sehingga
mengakibatkan terjadinya penurunan suhu pada lingkungan setelah reaksi
terjadi. Selanjutnya dipanaskan untuk mempercepat reaksi. Reaksi yang
terjadi adalah:
1. A. Formamide
B. 2-(2-aminobenzyl)propane-1,3-diol
2. Bukan. Niasin adalah asam amino triptofan.
3. Dalam hidrolisis basa menghasilkan amida dan ion karboksilat. Dalam
suasana asam membentuk asam karboksilat.
4.
5. Trietilamonium oksalat
LAMPIRAN GAMBAR
A. Amina dan Amida yang Lazim
Uji Kelarutan
Uji bau ( Etilamina, Asetamida dan (Etilamina, Asetamida, Amonia +
Amonia ) H2O)