Ikatan kimia
Dosen Pengampu:
OLEH:
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
materi ikatan kimia.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata
kuliah Ikatan Kimia bapak Dr. Zulkifli zam zam., S.Si.,M.Sc selaku dosen serta kepada seluruh
pihak yang telah ikut membantu penulis didalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini dan akhirnya penulis mengharapkan semoga makalah ini dapa tmemberikan
manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. Latar Belakang...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................5
2. 1 VSEPR........................................................................................................................5
2. 2 Hibridisasi...................................................................................................................8
Hibridisasi Sp.............................................................................................................8
Proses Terjadinya Hibridisasi......................................................................................9
a. Ikatan Dalam Metana..............................................................................................12
Metana memiliki 4 ikatan kovalen.........................................................................12
Ke-4 ikatan memiliki panjang dan sudut yang sama Ke-4 ikatan identik.......12
Setiap orbital sp3 memiliki 25% karakter s dan 75% karakter p......................13
Keempat orbital sp3 memiliki energi yang sama................................................13
2. 3 Model Orbital Molekuler..........................................................................................16
2. 4 Orde Ikatan...............................................................................................................19
BAB III......................................................................................................................................21
PENUTUP...............................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) adalah suatu model kimia
yang digunakan untuk menjelaskan bentuk-bentuk molekul kimiawi berdasarkan gaya
tolakan elektrostatik antar pasangan elektron. Premis utama teori VSEPR adalah
bahwa pasangan elektron valensi disekitar atom akan saling tolak menolak, sehingga
susunan pasangan elektron tersebut akan mengadopsi susunan yang meminimalisasi
gaya tolak menolak. . Teori VSEPR menekankan pada kekuatan tolak menolak
diantara pasangan - pasangan elektron pada atom pusat urutan kekuatannya adalah
sebagai berikut : Pasangan Elektron Ikatan (PEI) ; Pasangan Elektron Bebas (PEB),
sehingga kekuatan tolakan antara PEI vs PEI< PEI vsPEB < PEB vs PEB.Minimalisasi
gaya tolakan antar pasangan elektron ini akan menentukan geometri molekul. Jumlah
pasangan elektron di sekitar atom disebut sebagai bilangan sterik.
Teori VSEPR biasanya akan dibandingkan dengan teori ikatan valensi yang
mengalamatkan bentuk molekul melalui orbital yang secara energetika dapat
melakukan ikatan. Teori ikatan valensi berkutat pada pembentukan ikatan sigma dan
pi. Teori orbital molekul adalah model lainnya yang digunakan untuk menjelaskan
bagaimana atom dan elektron tersusun menjadi molekul dan ion poliatomik.
Dalam kimia, hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-orbital atom
membentuk orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat
ikatan atom. Konsep orbital-orbital yang terhibridisasi sangatlah berguna dalam
menjelaskan bentuk orbital molekul dari sebuah molekul.Teori hibridisasi dipromosikan
oleh kimiawan Linus Pauling dalam menjelaskan struktur molekul seperti metana
(CH4). Secara historis, konsep ini dikembangkan untuk sistem-sistem kimia yang
sederhana, namun pendekatan ini selanjutnya diaplikasikan lebih luas, dan sekarang
ini dianggap sebagai sebuah heuristik yang efektif untuk merasionalkan struktur
senyawa organik.Sangatlah penting untuk dicatat bahwa orbital adalah sebuah model
representasi dari tingkah laku elektron-elektron dalam molekul. Dalam kasus hibridisasi
yang sederhana, pendekatan ini didasarkan pada orbital-orbital atom hidrogen. Orbital-
orbital yang terhibridisasikan diasumsikan sebagai gabungan dari orbital-orbital atom
yang bertumpang tindih satu sama lainnya dengan proporsi yang bervariasi. Orbital-
orbital hidrogen digunakan sebagai dasar skema hibridisasi karena ia adalah salah
satu dari sedikit orbital yang persamaan Schrödingernya memiliki penyelesaian analitis
yang diketahui.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
2. 1 VSEPR
Struktur dari molekul sangat penting untuk menentukan sifat kimianya. Banyak
metode yang digunakan untuk menentukan struktur molekul, penyusunan atom dalam
molekul tiga dimensi. Model ini disebut sebagai model VSEPR ( valence shell electron
pair repulsion ), yang digunakan untuk memprediksi geometri dari molekul yang
terbentuk dari nonlogam. Postulat dari model ini yaitu “ prinsip penentuan struktur atom
dengan dorongan pasangan elektron minimal.
2. Hitung pasangan elektron dan atur dalam tolakan yang minimal. Molekul
NH3 memiliki 4 pasang elektron dimana ada 3 pasang elektron ikatan dan
1pasang tidak ikatan.
3. Tentukan posisi atom. Atom H mengalami tolakan dari pasangan elektron
bebas yang terdapat diatas atom nitrogen
4. Beri nama struktur molekul tersebut. Struktur molekul ammonia yaitu
trigonal piramid, tidak tetahedral karena terdapat 3 pasang elektron ikatan
dan 1 pasang elektron bebas.
Dari diskusi sebelumnya dapat diprediksi bahwa sudut ikatan H-X-H (dimana X
adalah atom pusat) dalam CH4, NH3, dan H2O membentuk sudut ikatan tetrahedral
(109,5˚). Pada percobaan menunjukkan bahwa sudut ikatan senyawa tersebut
ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
1. Hibridisasi sp
Hibridisasi adalah serangkaian proses penggabungan orbital dari satu atom
dikombinasikan dengan atom lain ketika pentingnya ikatan kimia terjadi untuk mencapai
energi yang lebih rendah atau stabilitas tinggi.Ketika dua atom akan berikatan secara
kimia, maka dua atom ini membutuhkan orbital kosong untuk menempati elektron
masing-masing atom, sehingga kedua atom tersebut menempati orbital yang sama pada
elektron valensi setelah ikatan.
Hibridisasi merupakan salah satu fenomena dalam bahasan sifat kimia yang
terjadi dalam pembentukan molekul kimia. Hibridisasi paling umum terjadi dengan
molekul hidrokarbon yang memiliki atom karbon dan hidrogen ketika membentuk
senyawa hidrokarbon. Dengan adanya hibridisasi maka struktur dari molekul yang
terbentuk memiliki panjang tertentu dan sudut ikatan yang seragam, sehingga geometri
yang dapat ditentukan dapat terbentuk.
Hibridisasi Sp
Hibridisasi sp merupakan penggabungan antara 1 orbital s dengan 1 orbital p
sehingga terdapat 2 orbital p bebas yang tidak digunakan. Hibridisasi Sp menghasilkan
tiga jenis ikatan rangkap karena terdapat 2 orbital p bebas, yang masing-masing dapat
menghasilkan ikatan Phi dengan orbital atom lainnya, sehingga hibridisasi ini memiliki
total 1 ikatan sigma dan 2 ikatan phi.Akibatnya, kekuatan ikatan menjadi kuat lebih kuat
daripada dua hibridisasi lainnya dan jarak ikatan juga paling pendek. Bentuk molekul
yang dihasilkan hibridisasi sp adalah linear dengan sudut 180. Contoh molekul dengan
hibridisasi sp adalah C2H2.
Molekul berilium klorida (BeCl2) diramalkan linear oleh TPEKV. Diagram orbital
untuk electron valensi dalam Be adalah
2s 2p
Kita mengetahui bahwa pada keadaan dasar,Be tidak membentuk ikatan kovalen
dengan Cl karena elektronnya berpasangan dalam orbital 2s.Jadi kita kembali pada
hibridisasi untuk menjelaskan perilaku ikatan Be.Pertama-tama terjadi eksitasi electron
2s ke orbital 2p,menghasilkan
2s 2p
2. Hibridisasi sp2
Senyawa karbon ataupun molekul lainnya dapat dijelaskan seperti yang dijelaskan pada
metana. Misalnya etilena (C2H4) yang memiliki ikatan rangkap dua di antara karbon-
karbonnya. Struktur Kekule metilena akan tampak seperti:
Gambar 5. Hibridisasi atom s, px dan py hasi dari formasi tiga sp2 dengan orbital pusat
xy dengan sudut 1200 dan membentuk trigonal planar..........................
Ikatan pi antara atom karbon tegak lurus dengan bidang molekul dan dibentuk oleh
tumpang tindih 2p-2p (namun, ikatan pi boleh terjadi maupun tidak). Pada formasi orbital
sp2, satu orbital 2p pada karbon tidak digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa p yakni
orbital pz berorientasi tegak lurus pada orbital sp2.
Hibridisasi sp3 memiliki jenis ikatan tunggal atau satu ikatan sigma dimana
kekuatan ikatan pada hibridisasi ini paling lemah diantara hibridisasi lainnya,
sedangkan panjang ikatan pada hibridisasi ini yang paling besar diantara lainnya.
Molekul dengan hibridisasi sp3 akan menghasilkan bentuk geometri tetrahedral.
Contoh hibridisasi sp3 adalah pada molekul CH4.
3
• Seperti halnya orbital p, orbital sp berbentuk lobe.
• Orbital s akan memperbesar satu lobe dari orbital p, tapi akan memperkecil satu
3
lobe lainnya (yang fasanya berlawanan), sehingga ukuran kedua lobe orbital sp
menjadi tidak sama.
3
• Orbital sp lebih stabil daripada orbital p, tapi kurang stabil dibandingkan sorbital
s.
3
• Lobe orbital sp yang lebih besar digunakan dalam
pembentukan ikatan kovalen.
Hibridisasi
Orbital hibrida sp3 terjadi karena adanya penggabungan 1orbital s dan 3 orbital p,
sehingga orbital hibrida yang dihasilkan berjumlah 4.
Ujung dari keempat orbital hibrida sp3 akan saling menjauh dan akan mengarah ke
sudut-sudut tetrahedron beraturan dengan sudut 109,5°.
a. Ikatan Dalam Metana
109,5o
space-
filling
electrostatic potential
model of methane map for methane
ball-and-stick
model of methan
2 2
1. Struktur elektron karbon 1s 2s
1 1
2px 2p y
berarti hanya ada 2 elektron
yang tidak berpasangan yang
dapat di-share dengan
hidrogen, bukan 4!
Dalam senyawa metana, semua ikatan karbon-hidrogen identik, tapi elektron kita berada
dalam 2 orbital yang berbeda ( 2s dan 2p)
Elektron mengatur lagi dirinya dalam satu proses yang disebut hibridisasi.
Proses ini akan mengatur kembali elektron-elektron menjadi 4 orbital hibrida yang
identik yang disebut hibrida sp3.
3
Keempat orbital hibrida sp mengatur dirinya
dalam ruangan sedemikian rupa sehingga
masing-masing berjarak sejauh mungkin.
H H
׀ ׀
H–C–C–H
׀ ׀
H H
3 3
Satu orbital sp dari atom satu C overlap dengan orbital sp dari atom C yang
lain membentuk ikatan C – C (ikatan ).
3 2
Ketiga orbital sp yang lain dari masing atom C overlap dengan orbital s dari
atom H membentuk ikatan C – H (ikatan σ ).
4. dsp3 Hibridisasi
Pada bagian ini kita akan menjelaskan orbital hibrid yang terlibat saat orbital 3d
diasumsikan berpartisipasi dalam ikatan. Pertama kita akan mempertimbangkan
phosphorus pentachloride (PCl5). Struktur Lewis tradisional untuk PCl5 (dengan
asumsi partisipasi orbital d)
Menunjukkan bahwa atom fosfor dikelilingi oleh lima pasang elektron. Karena pada
model VSEPR lima pasang memerlukan pengaturan bipyramidal trigonal,
kita membutuhkan satu set atomit orbital trigonal bipiramida pada fosfor. Kumpulan
orbital semacam itu dibentuk oleh hibridisasi dsp3 dari satu orbital, satu orbital s,
dan tiga orbital p, seperti ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 6.Satu set orbital hibrida dsp3 pada atom fosfor. Perhatikan bahwa
himpunan lima orbital dsp3 memiliki susunan bipiramidal
trigonal. (Setiap orbital dsp3 juga memiliki lobus kecil yang tidak
ditunjukkan dalam diagram ini.)
Meskipun tidak penting untuk tujuan kita, himpunan orbital hibrida dsp3
berbeda dari hibrida yang telah kita pertimbangkan sejauh ini sehingga orbital hibrida
yang menunjuk ke simpul segitiga (sering disebut tiga orbital hulu khatulistiwa) sedikit
berbeda pada bentuk dari dua lainnya (orbital aksial). Situasi ini berlawanan dengan
rangkaian hibrida sp, sp2, dan sp3 dimana masing-masing orbital dalam bentuk
tertentu identik bentuknya dengan yang lain.
Atom fosfor hibrid dsp3 dalam molekul PCl5 menggunakan lima atomnya
orbital dsp3 untuk berbagi elektron dengan lima atom klorin. Catatbahwaenurutmodel
ini adalahsatu set dari lima pasang efektif di sekitar atom tertentu selalu
membutuhkan pengaturan bipyramidal trigonal, yang pada gilirannya melibatkan dsp 3
hibridisasi atom itu.
Struktur Lewis untuk PCl5 menunjukkan bahwa masing-masing atom klorin
dikelilingi oleh empat pasang elektron. Ini memerlukan pengaturan tetrahedral, yang
pada gilirannya membutuhkan satu set dari empat orbital sp 3 pada masing-masing
atom klorin. Sekarang kita bisa menggambarkan ikatan molekul PCl5. Lima PCl
ikatan σ dibentuk dengan membagi elektron antara orbital dsp 3 pada atom fosfor dan
orbital sp3 pada masing-masing klorin. Orbital sp3 lainnya pada masing-masing klorin
memegang satu pasang.
5. Hibridisasi d2sp3
Hibridisasi d2sp3 adalah pencampuran orbital atom s dan p dari kulit elektron
yang sama dengan orbital d dari kulit elektron lain untuk membentuk orbital hibrida
d2sp3. Hibridisasi ini menghasilkan enam orbital hibrid. Orbital hibrida ini disusun
dalam geometri octahedral.
Yang paling penting, dalam hibridisasi ini, orbital atom d berasal dari kulit elektron
yang berbeda (kulit elektron n-1) sedangkan orbital atom s dan p adalah dari kulit
elektron yang sama. Mari kita perhatikan contoh untuk memahami hibridisasi ini.
Sebagian besar kompleks ion logam terdiri dari orbital d2sp3 hibridisasi.
Selanjutnya, kita mempertimbangkan sulfur hexafluorida (SF6), yang memiliki
struktur Lewis tradisional.
Gambar2.Set oktahedral orbital 2sp3 d pada atom belerang. Lobus kecil dari
setiap orbital hibrida telah dihilangkan untuk kejelasan.
Gambar6
Gambar5
Gambar1
Harus jelas sekarang bahwa model LE bernilai sangat besar dalam menafsirkan
struktur dan ikatan molekul. Namun, ada beberapa masalah dengan model ini pada
tingkat perkiraan ini. Misalnya, karena salah mengasumsikan bahwa elektron
dilokalisasi, konsep resonansi harus ditambahkan. Selain itu, model ini tidak mudah
menangani molekul yang mengandung elektron tak berpasangan. Dan akhirnya, model
dalam bentuk ini tidak memberikan informasi langsung tentang energi ikatan.
Model lain yang sering digunakan untuk menggambarkan ikatan adalah model
orbital molekul. Untuk mengenalkan asumsi, metode, dan hasil dari model ini, kita akan
mempertimbangkan molekul paling sederhana dari semua, H2, yang terdiri dari dua
proton dan dua elektron. Molekul yang sangat stabil, H2 lebih rendah energi daripada
atom hidrogen yang dipisahkan oleh 432 kJ / mol.
Namun, meski diformulasikan dengan mudah, masalah ini tidak bisa dipecahkan
dengan tepat. Kesulitannya sama dengan yang dihadapi dalam berurusan dengan atom
polielektronik - masalah korelasi elektron. Karena kita tidak dapat menjelaskan detail
gerakan elektron, kita tidak dapat mengatasi interaksi elektron-elektron dengan cara
tertentu. Kita perlu membuat perkiraan yang memungkinkan pemecahan masalah tapi itu
tidak merusak integritas fisik model. Keberhasilan pendekatan ini dapat diukur hanya
dengan membandingkan prediksi dari teori dengan pengamatan eksperimental. Dalam
hal ini kita akan melihat bahwa model yang disederhanakan bekerja dengan baik.
Dimana 1sA dan 1sB mewakili orbital 1s dari dua hidrogen terpisah
atom. Proses ini ditunjukkan secara skematis pada Gambar 8. bersamaan dengan fase
dari orbital.
Gambar 5.(a) diagram tingkat energi MO untuk molekul H2. (b) Bentuk MOs
adalah
diperoleh dengan mengkuadratkan fungsi gelombang untuk MO1 dan
MO2. Posisi nukleus ditunjukkan oleh •.
Sifat orbital yang paling diminati adalah ukuran, bentuk (dijelaskan oleh
distribusi probabilitas elektron), dan energi. Sifat-sifat ini untuk hidrogen MOs ditunjukkan
pada Gambar 9.
2. 4 Orde Ikatan
Pada dasarnya, molekul terbentuk karena memiliki energi lebih rendah dari pada
dipisahkan atom. Pada model MO sederhana ini tercermin dari jumlahikatan elektron
(yang mencapai energi rendah dalam pergi dari bebasatom ke molekul) versus jumlah
elektron antibondasi (yang itulebih tinggi energi dalam molekul daripada di atom bebas).
Jika jumlahelektron ikatan lebih besar dari jumlah elektron antibondasi dalam aMolekul
yang diberikan, molekulnya diprediksi stabil.
Indikator kuantitatif stabilitas molekuler (kekuatan ikatan) untuk di-molekul atom
adalah urutan ikatan: perbedaan antara jumlah ikatan elektron dan jumlah antibonding
elektron, dibagi dengan 2.
Orde Ikatan = Jumlah e- berikatan – Jumlah e- tak berikatan
2
Kita membagi 2 karena kita terbiasa memikirkan ikatan dalam bentuk pasangan
elektron.
Gambar. 1
Selain itu Orde ikatan adalah jumlah ikatan kimia antara sepasang atom. Misalnya,
dalam nitrogen diatomik N≡N, orde ikatan adalah 3, dalam asetilena H−C≡C−H orde ikatan
antara dua atom karbon juga 3, dan orde ikatan C−H adalah 1. orde ikatan memberikan
indikasi stabilitas ikatan. Unsur dengan nilai orde ikatan 0 tidak dapat ada,
namun senyawa dapat memiliki nilai ikatan 0. Spesi isoelektronik memiliki bilangan ikatan
yang sama. Struktur dan dimensi dari molekul etana, etilena dan asetilena. Perhatikan
bahwa ikatan C–C memendek seiring peningkatan orde ikatan, dan semakin pendek ikatan
diatas, kekuatan ikatannya meningkat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menggigil & Atkins. (2008). Kimia Anorganik (Edisi Keempat, Halaman 51). Mc Graw Hill.
Diperoleh Pada 03/11/ 2020
Ling Akhirudin, 2017. Teori Orbital Molekul Dan Ligan Field Theory.
Https://Www.Slideshare.Net/Mobile/Iingakhirudin/Teori-Orbital-Molekul-Dan-
Ligan-Field-Theory Diakses 05 November 2020. Pukul 09:56
Ian Hunt. Departemen Kimia, Universitas Calgary. Hibridisasi Sp3. Chem.Ucalgary.Ca. Diakses
Pada Tanggal 05 November 2020. Pukul 14.00 WIT