Anda di halaman 1dari 22

Makalah

Ikatan kimia

BENTUK MOLEKUL; TEORI VESPR

Dosen Pengampu:

Dr. Zulkifli zam zam., S.Si.,M.Sc

OLEH:

Alda Dj Muhammad 03291811057


Ariyanti Soleman 03291811059
Masni Arfa 03291811064
Fatmawati 03291811065
Fatum Gulam 03291811069
Fasni Sukri 03291811065
Titian Rezkia T 03291811071
Irdianto Saleh 03291811075
Chairil Mayau 03291811076
Fitri Amrin 03291911001
Sarmila A Taher 03291911047
Kelas/Semester : A/III dan V
Kelompok : VI (Enam)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2020
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
materi ikatan kimia.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata
kuliah Ikatan Kimia bapak Dr. Zulkifli zam zam., S.Si.,M.Sc selaku dosen serta kepada seluruh
pihak yang telah ikut membantu penulis didalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini dan akhirnya penulis mengharapkan semoga makalah ini dapa tmemberikan
manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Ternate, 07 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. Latar Belakang...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................5
2. 1 VSEPR........................................................................................................................5
2. 2 Hibridisasi...................................................................................................................8
 Hibridisasi Sp.............................................................................................................8
 Proses Terjadinya Hibridisasi......................................................................................9
a. Ikatan Dalam Metana..............................................................................................12
 Metana memiliki 4 ikatan kovalen.........................................................................12
 Ke-4 ikatan memiliki panjang dan sudut yang sama Ke-4 ikatan identik.......12
 Setiap orbital sp3 memiliki 25% karakter s dan 75% karakter p......................13
 Keempat orbital sp3 memiliki energi yang sama................................................13
2. 3 Model Orbital Molekuler..........................................................................................16
2. 4 Orde Ikatan...............................................................................................................19
BAB III......................................................................................................................................21
PENUTUP...............................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) adalah suatu model kimia
yang digunakan untuk menjelaskan bentuk-bentuk molekul kimiawi berdasarkan gaya
tolakan elektrostatik antar pasangan elektron. Premis utama teori VSEPR adalah
bahwa pasangan elektron valensi disekitar atom akan saling tolak menolak, sehingga
susunan pasangan elektron tersebut akan mengadopsi susunan yang meminimalisasi
gaya tolak menolak. . Teori VSEPR menekankan pada kekuatan tolak menolak
diantara pasangan - pasangan elektron pada atom pusat urutan kekuatannya adalah
sebagai berikut : Pasangan Elektron Ikatan (PEI) ; Pasangan Elektron Bebas (PEB),
sehingga kekuatan tolakan antara PEI vs PEI< PEI vsPEB < PEB vs PEB.Minimalisasi
gaya tolakan antar pasangan elektron ini akan menentukan geometri molekul. Jumlah
pasangan elektron di sekitar atom disebut sebagai bilangan sterik.
Teori VSEPR biasanya akan dibandingkan dengan teori ikatan valensi yang
mengalamatkan bentuk molekul melalui orbital yang secara energetika dapat
melakukan ikatan. Teori ikatan valensi berkutat pada pembentukan ikatan sigma dan
pi. Teori orbital molekul adalah model lainnya yang digunakan untuk menjelaskan
bagaimana atom dan elektron tersusun menjadi molekul dan ion poliatomik.
Dalam kimia, hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-orbital atom
membentuk orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat
ikatan atom. Konsep orbital-orbital yang terhibridisasi sangatlah berguna dalam
menjelaskan bentuk orbital molekul dari sebuah molekul.Teori hibridisasi dipromosikan
oleh kimiawan Linus Pauling dalam menjelaskan struktur molekul seperti metana
(CH4). Secara historis, konsep ini dikembangkan untuk sistem-sistem kimia yang
sederhana, namun pendekatan ini selanjutnya diaplikasikan lebih luas, dan sekarang
ini dianggap sebagai sebuah heuristik yang efektif untuk merasionalkan struktur
senyawa organik.Sangatlah penting untuk dicatat bahwa orbital adalah sebuah model
representasi dari tingkah laku elektron-elektron dalam molekul. Dalam kasus hibridisasi
yang sederhana, pendekatan ini didasarkan pada orbital-orbital atom hidrogen. Orbital-
orbital yang terhibridisasikan diasumsikan sebagai gabungan dari orbital-orbital atom
yang bertumpang tindih satu sama lainnya dengan proporsi yang bervariasi. Orbital-
orbital hidrogen digunakan sebagai dasar skema hibridisasi karena ia adalah salah
satu dari sedikit orbital yang persamaan Schrödingernya memiliki penyelesaian analitis
yang diketahui.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menentukan bentuk molekul berdasarkan teori VSEPR?


2. Apa yang dimaksud dengan teori hibridisasi ?
3. Apa saja macam-macam hibridisasi ?
4. Bagaimana proses pembentukan hibridisasi ?

C. Tujuan

1. Mengetahui cara menentukan bentuk molekul berdasarkan teori VSEPR.


2. Mengetahui dan memahami pengertian teori hibridisasi.
3. Mengetahui jenis - jenis hibridisasi.
4. Mengetahui cara pembuatan hibridisasi.
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 VSEPR

A. Struktur Molekul : Model VSEPR

Struktur dari molekul sangat penting untuk menentukan sifat kimianya. Banyak
metode yang digunakan untuk menentukan struktur molekul, penyusunan atom dalam
molekul tiga dimensi. Model ini disebut sebagai model VSEPR ( valence shell electron
pair repulsion ), yang digunakan untuk memprediksi geometri dari molekul yang
terbentuk dari nonlogam. Postulat dari model ini yaitu “ prinsip penentuan struktur atom
dengan dorongan pasangan elektron minimal.

B. Tahapan Menggunakan Model VSEPR


1. Gambarkan struktur lewis molekul.
2. Hitung pasangan elektron disekitar atom pusat, dan susun mereka dengan
tolakan yang minimal.
3. Tentukan posisi atom dari pasangan elektron yang terbagi.
4. Beri nama struktur molekul tersebut dari posisi atomnya.

Cara menggunakan model VSEPR

1. Contoh NH3, Gambarkan struktur lewisnya

2. Hitung pasangan elektron dan atur dalam tolakan yang minimal. Molekul
NH3 memiliki 4 pasang elektron dimana ada 3 pasang elektron ikatan dan
1pasang tidak ikatan.
3. Tentukan posisi atom. Atom H mengalami tolakan dari pasangan elektron
bebas yang terdapat diatas atom nitrogen
4. Beri nama struktur molekul tersebut. Struktur molekul ammonia yaitu
trigonal piramid, tidak tetahedral karena terdapat 3 pasang elektron ikatan
dan 1 pasang elektron bebas.
Dari diskusi sebelumnya dapat diprediksi bahwa sudut ikatan H-X-H (dimana X
adalah atom pusat) dalam CH4, NH3, dan H2O membentuk sudut ikatan tetrahedral
(109,5˚). Pada percobaan menunjukkan bahwa sudut ikatan senyawa tersebut
ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Gambar a menunjukkan susunan tetrahedral dengan empat pasangan elektron


disekeliling oksigen dalam molekul air. Gambar b menyatakan dua pasang elektron
yang dibagi dengan atom oksigen dan atom hidrogen, dan dua pasang elektron
bebas. Gambar c menunjukkan struktur molekular V-Shaped dari molekul air.

Postulat model VSEPR menyatakan pasangan elektron bebas membutuhkan ruang


yang lebih dibandingkan dengan pasangan elektron ikatan dan menurunkan sudut
antara pasangan elektron ikatan.
2. 2 Hibridisasi

1. Hibridisasi sp
Hibridisasi adalah serangkaian proses penggabungan orbital dari satu atom
dikombinasikan dengan atom lain ketika pentingnya ikatan kimia terjadi untuk mencapai
energi yang lebih rendah atau stabilitas tinggi.Ketika dua atom akan berikatan secara
kimia, maka dua atom ini membutuhkan orbital kosong untuk menempati elektron
masing-masing atom, sehingga kedua atom tersebut menempati orbital yang sama pada
elektron valensi setelah ikatan.

Hibridisasi merupakan salah satu fenomena dalam bahasan sifat kimia yang
terjadi dalam pembentukan molekul kimia. Hibridisasi paling umum terjadi dengan
molekul hidrokarbon yang memiliki atom karbon dan hidrogen ketika membentuk
senyawa hidrokarbon. Dengan adanya hibridisasi maka struktur dari molekul yang
terbentuk memiliki panjang tertentu dan sudut ikatan yang seragam, sehingga geometri
yang dapat ditentukan dapat terbentuk.

 Sejarah Perkembangan Teori Hibridisasi

Teori hibridisasi dipromosikan oleh kimiawan Linus Pauling dalam menjelaskan


struktur molekul seperti metana (CH4). Secara historis, konsep ini telah dikembangkan
untuk sistem kimia sederhana tetapi pendekatan ini telah menjadi lebih luas dan
sekarang dianggap sebagai heuristik yang efektif untuk merasionalisasi struktur senyawa
organik.Teori hibridisasi tidaklah sepraktis teori orbital molekul dalam hal perhitungan
kuantitatif. Masalah dengan hibridisasi terjadi dengan jelas dalam ikatan yang melibatkan
orbital d, misalnya dalam koordinasi dan kimia organologam. Meskipun skema hibridisasi
logam transisi dapat digunakan, mereka umumnya tidak akurat.

 Hibridisasi Sp
Hibridisasi sp merupakan penggabungan antara 1 orbital s dengan 1 orbital p
sehingga terdapat 2 orbital p bebas yang tidak digunakan. Hibridisasi Sp menghasilkan
tiga jenis ikatan rangkap karena terdapat 2 orbital p bebas, yang masing-masing dapat
menghasilkan ikatan Phi dengan orbital atom lainnya, sehingga hibridisasi ini memiliki
total 1 ikatan sigma dan 2 ikatan phi.Akibatnya, kekuatan ikatan menjadi kuat lebih kuat
daripada dua hibridisasi lainnya dan jarak ikatan juga paling pendek. Bentuk molekul
yang dihasilkan hibridisasi sp adalah linear dengan sudut 180. Contoh molekul dengan
hibridisasi sp adalah C2H2.

 Proses Terjadinya Hibridisasi


Dalam terjadinya hibridisasi melibatkan beberapa proses. Secara keseluruhan,
proses hibridisasi terlihat dalam diagram skematik berikut yang mewakili proses
hibridisasi atau tingkat hibridisasi yang disertai dengan tingkat energi untuk setiap tahap
dan setiap orbital.

Molekul berilium klorida (BeCl2) diramalkan linear oleh TPEKV. Diagram orbital
untuk electron valensi dalam Be adalah

2s 2p

Kita mengetahui bahwa pada keadaan dasar,Be tidak membentuk ikatan kovalen
dengan Cl karena elektronnya berpasangan dalam orbital 2s.Jadi kita kembali pada
hibridisasi untuk menjelaskan perilaku ikatan Be.Pertama-tama terjadi eksitasi electron
2s ke orbital 2p,menghasilkan

2s 2p

Sekarang terdapat dua orbital Be yang tersedia untuk ikatan,yaitu 2s dan


2p.Tetapi,jika dua atom Cl bergabung dengan Be dalam keadaan eksitasi ini,satu atom
Cl akan berbagi 2 elektron 2s dan atom Cl yang lain akan berbagai electron 2p,membuat
dua ikatan BeCl yang tidak setara.Skema ini bertentangan dengan bukti
percobaan.Dalam molekul BeCl2 yang sebenarnya,kedua ikatan BeCl identic dalam
berbagai hal.Jadi orbital 2s dan 2p harus tercampur atau terhibridisasi untuk membentuk
dua orbital hibrida sp yang setara.

2. Hibridisasi sp2
Senyawa karbon ataupun molekul lainnya dapat dijelaskan seperti yang dijelaskan pada
metana. Misalnya etilena (C2H4) yang memiliki ikatan rangkap dua di antara karbon-
karbonnya. Struktur Kekule metilena akan tampak seperti:

Gambar 4. Struktur metilen dengan karbon ikatan


Karbon akan melakukan hibridisasi sp2 karena orbtial-orbital hibrid hanya akan
membentuk ikatan sigma (σ) dan satu ikatan pi (π) seperti yang disyaratkan untuk ikatan
rangkap dua di antara karbon-karbon. Ikatan hidrogen-karbon memiliki panjang dan kuat
ikat yang sama. Dalam hibridisasi sp2, orbital 2s hanya bergabung dengan dua orbital
2p:
Sehingga membentuk orbital sp2 dengan satu orbital p tersisa. Dalam etilena, dua
atom karbon membentuk sebuah ikatan sigma dari tumpang tindih dengan dua orbital
sp2karbon lainnya dan setiap karbon membentuk dua ikatan kovalen dengan hidrogen
dengan tumpang tindih s-sp2 yang bersudut 120°, membentuk geometri trigonal planar.

Gambar 5. Hibridisasi atom s, px dan py hasi dari formasi tiga sp2 dengan orbital pusat
xy dengan sudut 1200 dan membentuk trigonal planar..........................

Ikatan pi antara atom karbon tegak lurus dengan bidang molekul dan dibentuk oleh
tumpang tindih 2p-2p (namun, ikatan pi boleh terjadi maupun tidak). Pada formasi orbital
sp2, satu orbital 2p pada karbon tidak digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa p yakni
orbital pz berorientasi tegak lurus pada orbital sp2.

Gambar 6. Diagram tingkat energi orbital

3. ORBITAL HIBRIDISASI SP3

Hibridisasi sp3 merupakan hibridisasi yang melibatkan penggabungan 1 orbital


s dengan 3 orbital p yang terdiri dari px, py, dan pz menghasilkan sp3 yang dapat
digunakan untuk berikatan dengan 4 atom lain.

Hibridisasi sp3 memiliki jenis ikatan tunggal atau satu ikatan sigma dimana
kekuatan ikatan pada hibridisasi ini paling lemah diantara hibridisasi lainnya,
sedangkan panjang ikatan pada hibridisasi ini yang paling besar diantara lainnya.
Molekul dengan hibridisasi sp3 akan menghasilkan bentuk geometri tetrahedral.
Contoh hibridisasi sp3 adalah pada molekul CH4.
3
• Seperti halnya orbital p, orbital sp berbentuk lobe.
• Orbital s akan memperbesar satu lobe dari orbital p, tapi akan memperkecil satu
3
lobe lainnya (yang fasanya berlawanan), sehingga ukuran kedua lobe orbital sp
menjadi tidak sama.
3
• Orbital sp lebih stabil daripada orbital p, tapi kurang stabil dibandingkan sorbital
s.
3
• Lobe orbital sp yang lebih besar digunakan dalam
pembentukan ikatan kovalen.

Orbital s Memperbesar lobe orbital p


Orbital S

Orbital p Memperkesil lobe Orbital PO


Orbital S

Hibridisasi

 Orbital hibrida sp3 terjadi karena adanya penggabungan 1orbital s dan 3 orbital p,
sehingga orbital hibrida yang dihasilkan berjumlah 4.
 Ujung dari keempat orbital hibrida sp3 akan saling menjauh dan akan mengarah ke
sudut-sudut tetrahedron beraturan dengan sudut 109,5°.
a. Ikatan Dalam Metana

 Metana memiliki 4 ikatan kovalen.


 Ke-4 ikatan memiliki panjang dan sudut yang sama Ke-4 ikatan identik.

109,5o

space-
filling
electrostatic potential
model of methane map for methane
ball-and-stick
model of methan

b. pembentukan ikatan dalam CH


4

2 2
1. Struktur elektron karbon 1s 2s
1 1
2px 2p y
berarti hanya ada 2 elektron
yang tidak berpasangan yang
dapat di-share dengan
hidrogen, bukan 4!

2. Supaya jelas, digunakan notasi


electrons-in-boxes.

3. Hanya elektron level 2 yang


digambar, karena elektron
2
1s letaknya terlalu dalam
untuk bisa terlibat dalam
pem- bentukan ikatan.
4. Elektron yang tersedia untuk
sharing
adalah elektron 2p.

b. ada saat ikatan terbentuk, energi di- lepaskan dan sistem


menjadi lebih stabil.

c. ika karbon membentuk 2 ikatan, energi yang dilepaskan


adalah 210 kkal/mol.

d. Hanya ada sedikit beda energi antara orbital 2s


and 2p, sehingga karbon hanya memerlukan
sedikit energi (96 kkal/mol) untuk meningkatkan
(promote) satu elektron dari 2s ke tempat kosong
di 2p sehingga dihasilkan 4 elektron yang tak
berpasangan.

e. Energi yang dilepas pada saat pem-


bentukan 4 ikatan = 420 kkal/mol.

f. Dengan hanya menggunakan


96 kkal/mol, energi yang
dilepaskan bertambah 210
kkal/mol.

Dalam senyawa metana, semua ikatan karbon-hidrogen identik, tapi elektron kita berada
dalam 2 orbital yang berbeda ( 2s dan 2p)

 Elektron mengatur lagi dirinya dalam satu proses yang disebut hibridisasi.
 Proses ini akan mengatur kembali elektron-elektron menjadi 4 orbital hibrida yang
identik yang disebut hibrida sp3.

 Setiap orbital sp3 memiliki 25% karakter s dan 75% karakter p.


 Keempat orbital sp3 memiliki energi yang sama.

3
Keempat orbital hibrida sp mengatur dirinya
dalam ruangan sedemikian rupa sehingga
masing-masing berjarak sejauh mungkin.

Kita dapat menggambar inti atom sebagai


pusat dari satu tetra- hedron (piramid dengan
alas segitiga) dengan orbital yang mengarah
ke sudut-sudut tetrahedron.

Keempat ikatan dalam metana terbentuk


3
akibat overlap orbital sp dari C dengan
orbital s dari H.

g. Ikatan Dalam Etana


 Kedua atom karbon dalam etana adalah tetrahedral.
 Tiap karbon menggunakan 4 orbital sp3 untuk membentuk 4 ikatan
kovalen:

H H
‫׀‬ ‫׀‬
H–C–C–H
‫׀‬ ‫׀‬
H H

3 3
 Satu orbital sp dari atom satu C overlap dengan orbital sp dari atom C yang
lain membentuk ikatan C – C (ikatan ).
3 2
 Ketiga orbital sp yang lain dari masing atom C overlap dengan orbital s dari
atom H membentuk ikatan C – H (ikatan σ ).

Gambar orbital dari etana. Ikatan C – C terbentuk karena overlap sp3

– sp3, dan tiap ikatan C – H terbentuk karena overlap sp3 – s


 Semua ikatan dalam metana dan etana adalah ikatan sigma (σ ) karena semuanya
terbentuk akibat overlap orbital atomik ujung-dengan-ujung
 Semua ikatan tunggal dalam senyawa organik adalah ikatan sigma.

4. dsp3 Hibridisasi
Pada bagian ini kita akan menjelaskan orbital hibrid yang terlibat saat orbital 3d
diasumsikan berpartisipasi dalam ikatan. Pertama kita akan mempertimbangkan
phosphorus pentachloride (PCl5). Struktur Lewis tradisional untuk PCl5 (dengan
asumsi partisipasi orbital d)
Menunjukkan bahwa atom fosfor dikelilingi oleh lima pasang elektron. Karena pada
model VSEPR lima pasang memerlukan pengaturan bipyramidal trigonal,
kita membutuhkan satu set atomit orbital trigonal bipiramida pada fosfor. Kumpulan
orbital semacam itu dibentuk oleh hibridisasi dsp3 dari satu orbital, satu orbital s,
dan tiga orbital p, seperti ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6.Satu set orbital hibrida dsp3 pada atom fosfor. Perhatikan bahwa
himpunan lima orbital dsp3 memiliki susunan bipiramidal
trigonal. (Setiap orbital dsp3 juga memiliki lobus kecil yang tidak
ditunjukkan dalam diagram ini.)
Meskipun tidak penting untuk tujuan kita, himpunan orbital hibrida dsp3
berbeda dari hibrida yang telah kita pertimbangkan sejauh ini sehingga orbital hibrida
yang menunjuk ke simpul segitiga (sering disebut tiga orbital hulu khatulistiwa) sedikit
berbeda pada bentuk dari dua lainnya (orbital aksial). Situasi ini berlawanan dengan
rangkaian hibrida sp, sp2, dan sp3 dimana masing-masing orbital dalam bentuk
tertentu identik bentuknya dengan yang lain.
Atom fosfor hibrid dsp3 dalam molekul PCl5 menggunakan lima atomnya
orbital dsp3 untuk berbagi elektron dengan lima atom klorin. Catatbahwaenurutmodel
ini adalahsatu set dari lima pasang efektif di sekitar atom tertentu selalu
membutuhkan pengaturan bipyramidal trigonal, yang pada gilirannya melibatkan dsp 3
hibridisasi atom itu.
Struktur Lewis untuk PCl5 menunjukkan bahwa masing-masing atom klorin
dikelilingi oleh empat pasang elektron. Ini memerlukan pengaturan tetrahedral, yang
pada gilirannya membutuhkan satu set dari empat orbital sp 3 pada masing-masing
atom klorin. Sekarang kita bisa menggambarkan ikatan molekul PCl5. Lima PCl
ikatan σ dibentuk dengan membagi elektron antara orbital dsp 3 pada atom fosfor dan
orbital sp3 pada masing-masing klorin. Orbital sp3 lainnya pada masing-masing klorin
memegang satu pasang.

5. Hibridisasi d2sp3
Hibridisasi d2sp3 adalah pencampuran orbital atom s dan p dari kulit elektron
yang sama dengan orbital d dari kulit elektron lain untuk membentuk orbital hibrida
d2sp3. Hibridisasi ini menghasilkan enam orbital hibrid. Orbital hibrida ini disusun
dalam geometri octahedral.
Yang paling penting, dalam hibridisasi ini, orbital atom d berasal dari kulit elektron
yang berbeda (kulit elektron n-1) sedangkan orbital atom s dan p adalah dari kulit
elektron yang sama. Mari kita perhatikan contoh untuk memahami hibridisasi ini.
Sebagian besar kompleks ion logam terdiri dari orbital d2sp3 hibridisasi.
Selanjutnya, kita mempertimbangkan sulfur hexafluorida (SF6), yang memiliki
struktur Lewis tradisional.

Ini memerlukan susunan pasangan oktahedral dan, pada gilirannya, satu


oktahedral dari enam orbital hibrid. Hal ini menyebabkan hibridisasi d2sp3, di mana
dua d orbital, orbital satu s, dan tiga orbital p digabungkan (lihat Gambar 7).
Perhatikan bahwa enam pasangan elektron di sekitar atom selalu disusun secara
oktahedral, yang mensyaratkan hibridisasi d2sp3 atom. Setiap orbital d2sp3 pada atom
belerang digunakan untuk mengikat atom fluor. Karena ada empat pasang pada
setiap atom fluorin, atom fluorin diasumsikan bersifat sp3 hibridisasi.

Gambar2.Set oktahedral orbital 2sp3 d pada atom belerang. Lobus kecil dari
setiap orbital hibrida telah dihilangkan untuk kejelasan.
Gambar6
Gambar5
Gambar1

Atom menyesuaikan untuk memenuhi "kebutuhan" molekul. Saat mempertimbangkan


dengan ikatan dalam molekul tertentu, oleh karena itu, kita selalu memulai dengan molekul
daripada komponen atom. Dalam molekul, elektron diatur untuk memberi masing-masing
atom konfigurasi gas mulia jika memungkinkan dan untuk meminimalkan muntahan
pasangan elektron. Kami kemudian berasumsi bahwa atom menyesuaikan orbital mereka
dengan hibridisasi agar molekul dapat mengadopsi struktur yang memberi energi minimum.

Gambar3.Gambar molekul dengan Model Elektron Lokalisasi


Menggambarkan Molekul dengan Model Elektron Lokalisasi :
1. Gambarkan struktur Lewis (s)
2. Tentukan susunan pasangan elektron dengan menggunakan model VSEPR
3. Tentukan orbital hibrida yang dibutuhkan untuk mengakomodasi pasangan elektron.
Dalam menerapkan model LE, kita tidak boleh terlalu menekankan karakteristik atom yang
terpisah. Atom tertentu yang berasal dari elektron valensi tidak penting; Yang penting adalah
di mana mereka dibutuhkan dalam molekul untuk mencapai stabilitas maksimal.

2. 3 Model Orbital Molekuler

Harus jelas sekarang bahwa model LE bernilai sangat besar dalam menafsirkan
struktur dan ikatan molekul. Namun, ada beberapa masalah dengan model ini pada
tingkat perkiraan ini. Misalnya, karena salah mengasumsikan bahwa elektron
dilokalisasi, konsep resonansi harus ditambahkan. Selain itu, model ini tidak mudah
menangani molekul yang mengandung elektron tak berpasangan. Dan akhirnya, model
dalam bentuk ini tidak memberikan informasi langsung tentang energi ikatan.
Model lain yang sering digunakan untuk menggambarkan ikatan adalah model
orbital molekul. Untuk mengenalkan asumsi, metode, dan hasil dari model ini, kita akan
mempertimbangkan molekul paling sederhana dari semua, H2, yang terdiri dari dua
proton dan dua elektron. Molekul yang sangat stabil, H2 lebih rendah energi daripada
atom hidrogen yang dipisahkan oleh 432 kJ / mol.
Namun, meski diformulasikan dengan mudah, masalah ini tidak bisa dipecahkan
dengan tepat. Kesulitannya sama dengan yang dihadapi dalam berurusan dengan atom
polielektronik - masalah korelasi elektron. Karena kita tidak dapat menjelaskan detail
gerakan elektron, kita tidak dapat mengatasi interaksi elektron-elektron dengan cara
tertentu. Kita perlu membuat perkiraan yang memungkinkan pemecahan masalah tapi itu
tidak merusak integritas fisik model. Keberhasilan pendekatan ini dapat diukur hanya
dengan membandingkan prediksi dari teori dengan pengamatan eksperimental. Dalam
hal ini kita akan melihat bahwa model yang disederhanakan bekerja dengan baik.

Gambar 4.Kombinasi orbital atom hidrogen 1s membentuk MOs. Fase orbital


ditunjukkan oleh tanda-tanda di dalam permukaan batas.
Sama seperti orbital atom adalah solusi untuk pengobatan kuantum mekanik atom,
orbital molekul (MOs) adalah solusi untuk masalah molekuler. MO memiliki banyak
karakteristik yang sama dengan orbital atom. Dua yang paling penting adalah (1) mereka
dapat menahan dua elektron dengan putaran yang berlawanan dan (2) kuadrat dari
fungsi gelombang orbital molekul menunjukkan probabilitas elektron.
Seperti dalam penerapan mekanika kuantum pada atom terisolasi, perlakuan
orbital MO dapat dilakukan pada berbagai tingkat kecanggihan. Dalam uraian kita
tentang model ini, kita akan mengasumsikan bahwa MOs untuk H 2 dibuat menggunakan
orbital hidrogen 1s. Kita mengatakan bahwa orbital 1s membentuk "basis set" untuk
MOs. Pengobatan yang lebih rinci akan menggunakan basis dasar yang berbeda-satu di
mana bagian radial orbital atom diizinkan bervariasi untuk mencapai energi terendah MO
untuk molekul hidrogen. Namun, untuk menghindari komplikasi sebanyak mungkin, saat
kita membahas gagasan mendasar dari deskripsi MO tentang molekul, kita akan
menggunakan versi sederhana dari model ini.
Sekarang kita akan menggambarkan ikatan molekul hidrogen dengan menggunakan
model MO. Langkah pertama adalah untuk mendapatkan orbital molekul hidrogen,
sebuah proses yang sangat disederhanakan jika kita mengasumsikan bahwa MO dapat
dikonstruksi dari orbital hidrogen 1s.Dalam perkiraan ini dari molekul hidrogen, dua hasil
MOs:

Dimana 1sA dan 1sB mewakili orbital 1s dari dua hidrogen terpisah
atom. Proses ini ditunjukkan secara skematis pada Gambar 8. bersamaan dengan fase
dari orbital.
Gambar 5.(a) diagram tingkat energi MO untuk molekul H2. (b) Bentuk MOs
adalah
diperoleh dengan mengkuadratkan fungsi gelombang untuk MO1 dan
MO2. Posisi nukleus ditunjukkan oleh •.
Sifat orbital yang paling diminati adalah ukuran, bentuk (dijelaskan oleh
distribusi probabilitas elektron), dan energi. Sifat-sifat ini untuk hidrogen MOs ditunjukkan
pada Gambar 9.

Dari gambar ini kita bisa mencatat beberapa poin penting:


1. Probabilitas elektron kedua MO berpusat di sepanjang garis yang melewati dua inti.
Untuk MO1, probabilitas elektron terbesar ada di antara nukleus. Dalam kasus ini,
fase pencocokan orbital menghasilkan gangguan konstruktif dan kemungkinan
elektron yang ditingkatkan antara kedua inti. Untuk MO2, ini berpusat di sepanjang
sumbu molekul tapi di luar area antara dua inti. Dalam kasus ini, fasa yang tidak
cocok menghasilkan gangguan destruktif yang mengarah ke simpul dalam
probabilitas elektron antara dua inti. Dalam kedua MOs kerapatan elektron memiliki
simetri silinder sehubungan dengan sumbu molekuler. Artinya, probabilitas
electronadalah sama sepanjang garis yang ditarik tegak lurus terhadap sumbu ikatan
pada titik tertentu pada sumbu. Distribusi elektron simetrik berbentuk silinder ini
digambarkan sebagai sigma (σ), Seperti pada model elektron lokal. Dengan
demikian, kita mengacu pada MO1 dan MO2 sebagai sigma (σ) MOs.
2. Dalam molekul, hanya MO yang tersedia untuk pendudukan oleh elektron. Orbital
atom 1s tidak lagi ada karena molekul H2 - entitas baru - memiliki orbital baru sendiri.
3. MO1 lebih rendah energi daripada orbital 1s atom hidrogen bebas, namun MO 2 lebih
tinggi energi daripada orbital 1s. Fakta ini memiliki implikasi yang sangat penting bagi
stabilitas molekul H2: Jika kedua elektron (satu dari setiap atom hidrogen) menempati
energi rendah MO, mereka akan memiliki energi lebih rendah daripada yang ada di
dua atom hidrogen yang terpisah. Situasi ini mendukung pembentukan molekul
karena alam cenderung mencari energi terendah. Artinya, kekuatan pendorong
pembentukan molekul di sini adalah bahwa MO yang tersedia pada dua elektron
memiliki energi yang lebih rendah daripada orbital atom yang dimiliki elektron ini
dalam atom yang terpisah. Situasi ini adalah ikatan "pro".Di sisi lain, jika kedua
elektron dipaksa untuk menempati MO energi yang lebih tinggi, mereka pasti akan
menjadi ikatan "anti". Dalam hal ini elektron ini akan memiliki energi yang lebih
rendah dalam atom yang terpisah daripada molekul; Dengan demikian negara yang
dipisahkan akan disukai. Tentu saja, karena energi rendah MO1 tersedia, kedua
elektron tersebut menempati MO tersebut dan molekul yang dihasilkan stabil. Kita
telah melihat bahwa molekul molekul hidrogen terbagi menjadi dua kelas: ikatan dan
antibondasi. MO ikatan lebih rendah energi daripada orbital atom yang terbentuk.
Elektron dalam jenis orbital ini menyukai molekul; Artinya, mereka akan menyukai
ikatan. MO antibonding lebih tinggi energi daripada orbital atom yang terbentuk.
Elektron dalam jenis orbital ini akan menyukai atom yang dipisahkan (antibondasi).
Gambar 10. mengilustrasikan gagasan ini.
4. Gambar 9. menunjukkan bahwa untuk ikatan MO pada molekul H2, elektron memiliki
probabilitas terbesar berada di antara inti. Inilah yang akan kita harapkan, karena
elektron dapat menurunkan energinya dengan secara bersamaan tertarik oleh kedua
nukleus. Di sisi lain, distribusi elektron untuk MO antibonding sedemikian rupa
sehingga elektron terutama berada di luar ruang antara nuklei. Distribusi jenis ini
diharapkan tidak memberikan kekuatan ikatan apapun. Sebenarnya, ini
menyebabkan elektron menjadi lebih tinggi dalam energi daripada di atom yang
terpisah. Dengan demikian model MO menghasilkan distribusi elektron dan energi
yang sesuai dengan gagasan dasar kita tentang ikatan. Fakta ini meyakinkan kita
bahwa model itu masuk akal secara fisik.
Gambar6.Bonding dan antibonding MOs

2. 4 Orde Ikatan

Pada dasarnya, molekul terbentuk karena memiliki energi lebih rendah dari pada
dipisahkan atom. Pada model MO sederhana ini tercermin dari jumlahikatan elektron
(yang mencapai energi rendah dalam pergi dari bebasatom ke molekul) versus jumlah
elektron antibondasi (yang itulebih tinggi energi dalam molekul daripada di atom bebas).
Jika jumlahelektron ikatan lebih besar dari jumlah elektron antibondasi dalam aMolekul
yang diberikan, molekulnya diprediksi stabil.
Indikator kuantitatif stabilitas molekuler (kekuatan ikatan) untuk di-molekul atom
adalah urutan ikatan: perbedaan antara jumlah ikatan elektron dan jumlah antibonding
elektron, dibagi dengan 2.
Orde Ikatan = Jumlah e- berikatan – Jumlah e- tak berikatan
2

Kita membagi 2 karena kita terbiasa memikirkan ikatan dalam bentuk pasangan
elektron.

Pesanan obligasi merupakan indikasi kekuatan obligasi karena mencerminkan


perbedaan antara jumlah elektron ikatan dan jumlah anti-ikatan elektron, yang pada
gilirannya mencerminkan kuantitas energi yang dilepaskan saat molekul terbentuk dari atom-
atomnya. Oleh karena itu, order obligasi yang lebih besar mengindikasikan kekuatan ikatan
yang lebih besar Karena molekul H2 memiliki dua ikatan elektron dan tidak ada
antibondingelektron, urutan ikatannya adalah 1:
2−0
Orde Ikatan = =1
2
Sekarang kita akan menerapkan model MO ke molekul helium (He2). ApakahModel ini
memprediksi bahwa molekul ini stabil? Karena atom Dia memiliki 1s2 konfigurasi, orbital 1s
digunakan untuk membangun MOs. Oleh karena itu, elektron. Dari diagram yang ditunjukkan
pada Gambar. 1, itu Jelas bahwa dua elektron dinaikkan dalam energi dan dua diturunkan
dalam energi.
2−2
 Orde Ikatan = =0
2

Gambar. 1
Selain itu Orde ikatan adalah jumlah ikatan kimia antara sepasang atom. Misalnya,
dalam nitrogen diatomik N≡N, orde ikatan adalah 3, dalam asetilena H−C≡C−H orde ikatan
antara dua atom karbon juga 3, dan orde ikatan C−H adalah 1. orde ikatan memberikan
indikasi stabilitas ikatan. Unsur dengan nilai orde ikatan 0 tidak dapat ada,
namun senyawa dapat memiliki nilai ikatan 0. Spesi isoelektronik memiliki bilangan ikatan
yang sama. Struktur dan dimensi dari molekul etana, etilena dan asetilena. Perhatikan
bahwa ikatan C–C memendek seiring peningkatan orde ikatan, dan semakin pendek ikatan
diatas, kekuatan ikatannya meningkat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diberikan pada makalah ini yaitu sebagai berikut :


1. Cara menentukan bentuk molekul berdasarkan teori VSEPR yaitu dengan cara
menggambarkan struktur lewis molekul, menghitung pasangan elektron disekitar
atom pusat, dan susun mereka dengan tolakan yang minimal, menentukan posisi
atom dari pasangan elektron yang terbagi dan memberi nama struktur molekul
tersebut dari posisi atomnya.
2. Teori hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-orbital atom
membentuk orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat
ikatan atom. Konsep orbital-orbital yang terhibridisasi sangatlah berguna dalam
menjelaskan bentuk orbital molekul dari sebuah molekul.
3. Jenis – jenis hibridisasi yaitu hibridisasi sp, sp2, sp3, dsp3, d2sp3.
4. Proses pembentukan hibridisasi yaitu dengan cara menentukan konfigurasi
elektron dari atom pusat, lalu atom pusat akan mengalami hibridisasi untuk
menyediakan orbital dengan elektron yang tidak berpasangan sebanyak jumlah
atom yang akan masuk.
5. Hibridisasi akan mempengaruhi geometri dari molekul tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Seminar Setiati Achamadi.2003.Kimia Dasar:Konsep-Komsep Inti Jilid 3/Edisi 3.

Jakarta.Penerbit Erlangga. Diperoleh Pada 03/11/ 2020

Menggigil & Atkins. (2008). Kimia Anorganik (Edisi Keempat, Halaman 51). Mc Graw Hill.
Diperoleh Pada 03/11/ 2020

James (2018). Pintasan Hibridisasi. Diperoleh Pada 03/11/ 2020, Dari:


Masterorganicchemistry.Com
Zumdahl, S S. 2009. Chemical Principles Sixth Edition. Houghton Mifflin Company,
New York.
Dimma.2018. “ Orde Ikatan “
Https://Id.M.Wikipedia.Org/Wiki/Istimewa:History/Orde_Ikatan (Upload Pukul
20:08)

Rosmawati, 2019. Teori Orbital Molekul.


Https://Www.Academia.Edu/38838728_Teori_Orbital_Molekul_Makalah_Ano
rganik_Fisik Diakses 05 November 2020. Pukul 14:57 Wit

Ling Akhirudin, 2017. Teori Orbital Molekul Dan Ligan Field Theory.
Https://Www.Slideshare.Net/Mobile/Iingakhirudin/Teori-Orbital-Molekul-Dan-
Ligan-Field-Theory Diakses 05 November 2020. Pukul 09:56

Raymon Chang.2005. Kimia Dasar;Konsep-Konsep Inti Jilid1. Jakarta.Erlangga

Anonim. 2017. Teori Vsepr Dan Hibridisasi.Https://Www.Academia.Edu/


Teori_Vsepr_Dan_Hibridisasi. Diakses Pada Tanggal 05 November 2020.
Pukul 14.00 WIT

Ian Hunt. Departemen Kimia, Universitas Calgary. Hibridisasi Sp3. Chem.Ucalgary.Ca. Diakses
Pada Tanggal 05 November 2020. Pukul 14.00 WIT

Anda mungkin juga menyukai