Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, makalah dengan judul “MASALAH
LINGKUNGAN LAUT DAN SOLUSINYA” dapat diselesaikan.

Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya,


tapi kami berhasil menyelesaian makalah ini tepat pada waktunya.

  Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. kami berharap semoga makalah ini
bisa  bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya
BAB I

PENDAHULUA N

1.1. Latar Belakang

Aspek pengelolaan lingkungan hidup akan berjalan efektif dan


efisien apabila didukung oleh laboratorium yang mampu menghasilkan
data yang absah, tidak terbantahkan serta dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah maupun secara hukum. Untuk mendapatkan validitas data
pengujian yang dapat dipercaya sesuai tujuan yang diharapkan, maka
bukan hanya dibutuhkan peralatan dan personel pengambilan sampel,
tetapi juga prosedur dan teknik pengambilan sampel.

Pengambilan sampel adalah suatu prosedur tertentu yang diikuti


apabila suatu substansi, bahan atau produk diambil untuk keperluan
pengujian sampel yang representatif dari keseluruhannya. Karena itu,
pengambilan sampel harus mewakili kumpulannya dan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: perencanaan pengambilan
sampel, petugas pengambil sampel, prosedur pengambilan sampel,
peralatan pengambil sampel yang digunakan, frekuensi pengambilan
sampel, keselamatan kerja dan dokumentasi terkait pengambilan sampel.
Proses pengambilan sampel jika tidak dilakukan secara benar, maka
secanggih apapun peralatan yang dipergunakan tidak akan menghasilkan
data yang dapat menggambarkan kondisi sesungguhnya.

Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang menjadi sumber


kehidupan bagi seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini, tak ada yang
bisa menyangkal, bahwa air merupakan elemen penting dalam kehidupan
manusia, tidak saja untuk dikonsumsi, kebutuhan akan air juga menopang
banyak aktivitas manusia. Menurut Kodoatie, (2005) “Air merupakan
material yang membuat kehidupan terjadi di Bumi”. Dari sudut pandang
geografi air adalah salah satu objek material geografi (geosfer), dimana
studi tentang air dikaji menggunakan pendekatan kelingkungan/ekologi
maupun pendekatan keruangan dan wilayah. Studi tentang air (hidrosfer)
mengkaji segala wujud air sebagai objek yang ada di darat maupun di laut.
Adapun salah satu air yang ada didarat yaitu air tanah (groundwater).

Di Indonesia, secara umum “hampir 50 persen kebutuhan air


rumah tangga berasal dari air tanah (sumber, AMPL, 2010:4)”. Air tanah
merupakan salah satu kebutuhan vital dalam aspek kehidupan masyarakat.
Sumber air tanah digunakan dalam pemenuhan kebutuhan perkotaan
maupun perdesaan. Untuk daerah perdesaan pemenuhan kebutuhan air
umumnya berasal dari mataair, ataupun sumur air tanah. Menurut Todd
(2005)

1.2. Tujuan Makalah

Dengan adanya makalah ini mudah-mudahan kami selaku yang


diberi tugas dapat menambah wawasan tentang metode dan tekknik
pengambilan sampel air.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sampah Plastik


Salah satu masalah lingkungan yang paling kontroversial adalah
masalah sampah plastik, Indonesia merupakan salah satu negara dengan
dengan beribu-ribu pulau sehingga bepergian dengan kapal laut adalah hal
yang umum terjadi. saking banyaknya pulau-pulau di Indonesia dan biaya
transportasi kendaraan laut yang lebih murah membuat kebanyakan orang
lebih suka bepergian melalui jalur laut dibandingkan jalur udara.
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep
sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama
proses alam tersebut berlangsung.
Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis,
dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan
besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset.
Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi
bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat
dilunakkan kembali.
Kita semua tentu saja pernah melakukan perjalanan menggunakan jalur
laut, saat melakukan perjalanan apa yang paling miris yang kita lihat di laut?
Pastinya sampah plastik terutama jika kita sudah dekat dengan Pulau Ternate.
Mengapa demikian hal ini karena banyaknya pulau disekitar di pulau ternate
sehingga transportasi laut sangat sering dilakukan namun disini bukan kita
menyalahkan orang-orang yang melakukan perjalanan, yang kita salahkan
adalah para penumpang yang kadangkala belum sadar tentang bahaya sampah
plastik di laut sehingga sampah plastik bekas makanan maupun minuman
dibuang begitu saja dilaut. Bukan hanya sampah dilaut. Jika kita lihat
disepanjang pantai di pulau Ternate terutama pusat kota maka dapat kita lihat
bahwa begitu banyaknya sampah yang tidak kelola dengan baik dan dibuang
begitu saja dilaut sedangkan kita tahu bahwa sampah akan merusak laut,
terutama sampah plastik. Sampah plastik tersebut biasanya sampah rumah
tangga dan sampah industri yang dbuang begitu saja ke lautan bebas. Hal ini
tentu saja akan mengganggu kehidupan hewan-hewan laut dan
mikroorganisme laut

Jika laut tercemar oleh sampah plastik terus menerus maka tentu saja akan
merusak rantai makanan. Bagaimana tidak, ikan dan binatang laut lainnya bisa
saja memakan potongan plastik sedangkan plastik tidak bisa dicerna oleh dan
mengendap ditubuhnya dan ikan laut tersebut dimakan oleh manusia. begitu juga
dengan dengan mikroplastik, dimana air laut jika terkontaminasi dengan sampah
mikroplastik dan menguap menjadi air hujan dan kembali ketanah menjadi air
minum untuk manusia maka air tersebut juga mengandung material kimia yang
berbahaya bagi kehidupan manusia.
Mikroplastik sendiri merupakan polimer yang umumnya berasal dari
kantong plastik yang biasa kita gunakan yang secara perlahan-lahan hancur
namun tidak terurai. Pada sebuah penelitian Oseanografi M. Reza Cordova
mengatakan bahwa dari 76 plastik yang digunakan manusia hanya dua persen
yang didaur ulang, sementara yang sisanya masuk ke ekosistem. Sedangkan
semua sampah plastik yang ada diekosistem akan berakhir di lautan sehingga
mengancam biota yang ada. Dalam riset tersebut juga beliau menemukan hewan
yang mengkonsumsi mikroplastik akan mengalami tumor pada bagian saluran
pencernaan. Hal ini tentu saja mengindikasin bahwa sampah plastik berdampak
buruk pada mahluk hidup di laut.
Salah satu contoh kasus pada tahun 2018 didaerah Wakatobi digemparkan
oleh kejadian seekor ikan paus sperma (Physeter macrochepalus) terdampar dan
ditemukan warga dengan panjang kurang lebih 9,5 meter dan lebar 4 meter.
Setelah di evakuasi ternyata dalam perut ikan paus tersebut ditemukan sampah
yang didomiasi oleh sampah plastik dengan berat mencapai 5,9 kilogram sehingga
diduga bahwa kematian paus tersebut karena sampah plastik yang tidak bisa
dicerna. [ CITATION Pau201 \l 1057 ].

Pada tahun 2019 juga ditemukan seekor paus sperma betina yang hanyut
dan terdampar di Italia dengan panjang kurang lebih 8 meter dan bayinya 2 meter,
setelah dilakukan pembedahan ditemukan sekitar 22 kilogram plastik.

Mengapa hewan laut mengkonsumsi sampah plastik hal ini dikarenakan


bentuk sampah plastik yang serupa dengan makanan secara ilmiah ditemukan juga
bahwa plastik mengeluarkan lendir berupa lapisan tipis yang disebut plasticshpere
akibat aktivitas mikroba. Lapiran lendir ini menghasilakn senyawa kimiawi yang
bau dan rasanya seperti makanan membuatnya terlihat seperti makanan sehingga
menarik bagi satwa untuk mengkonsumsi plastik.
Selain sampah plastik banyak pula sampah yang masuk kedalam laut
1. Polutan minyak bumi
2. Polutan pestisida
3. Polutan detergen
Solusi utama untuk mengurangi sampah plastik
Ada beberapa solusi modern yang dilakukan oleh beberapa negara maju untuk
mengurangi sampah plastik:
a. Membersihkan lautan dengan menggunakan truk yang diberi nama System
001 yang bisa membersihkan sampah sampai kedalaman 3 meter
b. Mendaur ulang plastik menjadi sebuah jalan
c. Mengganti kemasan plastik makanan dengan rumput laut

Namun semua hal diatas membutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga
disini sangat diperlukan kesadaran kita sebagai manusia untuk tidak membuang
sampah sembarangan terutama di laut. Dengan tidak mengeluarkan biaya yang
terlalu besar kita sebagai mahasiswa juga bisa melakukan beberapa hal dibawah
ini.
a. Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang terbuat dari plastik
b. Jika membuang sampah maka pilah terlebih dahulu dan buanglah pada
tempatnya bukan buang di laut.
c. Membawa kantung belanja sendiri saat belanja
d. Membawa alat makanan sendiri
e. Bawa botol minum sendiri
f. Mendonasikan pakaian-pakaian yang tidak terpakai
g. Mendaur ulang plastik menjadi bahan yang bisa dipakai lagi misalnya hiasan
seperti bunga dan lain-lain
Sumber-sumber sampah:
a) Rumah Tangga
b) Pertanian
c) Perkantoran
d) Perusahaan
e) Rumah Sakit
f) Pasar dll.

Secara garis besar, sampah dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :


a) Sampah Anorganik/kering
Contoh : logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dll yang tidak dapat
mengalami pembususkan secara alami.
b) Sampah organik/basah
Contoh : Sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah
atau sisa buah dll yang dapat mengalami pembusukan secara alami.
c) Sampah berbahaya
Contoh : Baterei, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas dll

Sampah plastik merupakan sampah yang dapat didaur ulang menjadi


barang-barang yang berguna bahkan menjadi barang yang bernilai bila
dikerjakan oleh orang-orang yang berkreatifitas, contoh asmpah plastik itu
seperti bungkus makanan ringan, bungkus ditergen, botol air mineral dll.

B. Jenis-Jenis Sampah Plastik


a) PETE or PET (Polyethylene terephthalate)
PETE atau PET (polyethylene
terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik
yang jernih/transparan/tembus pandang seperti
botol air mineral, botol jus, dan hampir semua
botol minuman lainnya.
Botol jenis PET/PETE ini direkomendasikan HANYA SEKALI
PAKAI. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan
air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol
tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat
menyebabkan kanker) dalam jangka panjang.
Jadi buat yang memakai botol bekas air mineral untuk didinginkan
di kulkas, sebaiknya ganti botol-botol tersebut jadi botol yang terbuat dari
kaca.

b) HDPE (High density polyethylene)


HDPE (high density polyethylene)
memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras,
buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Kode
2 ini biasa dipakai untuk botol susu yang
berwarna putih susu, tupperware, galon air minum
HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk
digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara
kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang
dikemasnya. Walaupun begitu, kode 2 ini juga direkomendasikan 
HANYA SEKALI PAKAI. Karena pelepasan senyawa antimoni trioksida
terus meningkat seiring waktu.

c) V or PVC (Polyvinyl chloride)


V atau PVC (polyvinyl chloride) adalah plastik
yang paling sulit di daur ulang. Plastik ini bisa
ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap),
dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA
yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke
makanan berminyak bila dipanaskan. Reaksi yang terjadi antara PVC
dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya
untuk ginjal, hati dan berat badan
Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain
(bukan bertanda 3 dan V) seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau
bahan alami (daun pisang misalnya).

d) LDPE (Low density polyethylene)


LDPE (low density polyethylene) biasa
dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan,
dan botol-botol yang lembek. Barang-barang
dengan kode 4 dapat di daur ulang dan baik untuk
barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang dengan
kode 4 bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk
tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan
yang dikemas dengan bahan ini.

e) PP (Polypropylene)
PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik
untuk bahan plastik terutama untuk yang
berhubungan dengan makanan dan minuman seperti
tempat menyimpan makanan, botol minum dan
terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristiknya adalah transparan,
tidak jernih atau berawan, dan cukup mengkilap. Polipropilen lebih kuat
dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik
terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi.
Jenis PP (polypropylene) ini adalah PILIHAN BAHAN
PLASTIK TERBAIK, terutama untuk tempat makanan dan minuman
seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol
minum untuk bayi. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang
berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan
minuman.
f) PS (Polystyrene)
PS (polystyrene) biasa dipakai sebagai
bahan tempat makan styrofoam, tempat minum
sekali pakai, dll. Bahan Polystyrene bisa
membocorkan bahan styrine ke dalam makanan
ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk
kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat
pada masalah reproduksi, dan sistem syaraf. Selain tempat makanan,
styrine juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan
konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di
Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam
termasuk negara China.
g) OTHER
Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 jenis,
yaitu SAN (styrene acrylonitrile), ABS
(acrylonitrile butadiene styrene), PC
(polycarbonate) dan Nylon.
Other (biasanya polycarbonate) bisa didapatkan di tempat makanan
dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat
rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan..
Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke
dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon.
Hindari bahan plastik Polycarbonate.
Jadi mulai sekarang mulailah memperhatikan kode plastik sebelum
membeli. Sebisa mungkin gunakan tempat makanan atau minuman dengan
kode 4 atau kode 5 karena kode tersebut yang paling aman digunakan.
h) SM atau Sampah Masyarakat
Sampah plastik jenis ini tidak dapat diklasifikasikan dengan jenis
sampah manapun. Tidak dapat didaur ulang namun sangat ramah
lingkungan. Semua bagiannya dapat dibusukkan oleh mikroba. Sampah ini
tidak mempunyai nilai apapun. Jenis ini mendapat penolakan sosial
dimana-mana..

MASALAH PENCEMARAN LIMBAH DOMESTIK DI LAUT

Ternate merupakan sebuah pulau di Maluku Utara. Kota Ternate memiliki


beragam tempat wisata, salah satunya terdapat di Tapak 3 Jl. Sultan M. Djabir
Sjah yang merupakan tempat wisata atau biasa dijadikan sebagai tempat untuk
menghilangkan penat bersama teman-teman. Namun, dibalik keindahan pantai
masih terdapat saja limbah-limbah yang tidak terurus. Baik itu berupa sampah
plastik maupun air yang tercemar yang disebabkan oleh masyarakat setempat.
Semakin banyak jumlah penduduk semakin banyak juga air limbah yang
dihasilkan. Berdasarkan karakteristiknya, air limbah domestik terdiri atas dua
jenis yaitu air limbah jenis black water dan grey water. Air limbah jenis black
water yaitu air limbah yang berasal dari pembuangan WC dan umumnya
ditampung dalam septic tank, sedangkan air limbah jenis grey water yaitu yang
berasal dari kegiatan mencuci dan mandi yang langsung dibuang ke saluran
drainase maupun perairan umum

Dilansir dari lokadata.ida bahwa Data Dinas Lingkungan Hidup


menyebutkan penduduk Kota Ternate setiap hari menghasilkan 66 ton sampah.
Jumlah sampah yang paling banyak ditemukan berasal dari kecamatan Ternate
Selatan, Ternate Tengah, dan Ternate Utara sementara sampah di Ternate Barat
dan Ternate Pulan hanya 5 ton perhari. Ridwan Lesi, Dosen Perikanan Universitas
Khairun Ternate menyatakan, masalah sampah di Ternate selama ini menjadi
problem besar yang tidak pernah selesai. Padahal Pemkot Ternate sudah punya
Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Sampah. Ridwan
menyarankan,Pemerintah Kota Ternate agar memberikan edukasi kepada
masyarakat. Sosialisasi dampak sampah yang berakibat banjir dan berbagai jenis
penyakit yang ditimbulkan. Pada tahun 2015, Jambeck Research Group merilis
laporan penelitian “Plastic waste inputs from land into the the ocean” di 192
negara. Dalam laporan tersebut Indonesia turut menyumbang sampah plastik di
laut sebesar 1,3 juta ton per tahun, berada di peringkat kedua setelah Tiongkok
sebesar 3,5 juta ton per tahun.

Selain sampah plastik yang dihasilkan oleh masyarakat setempat. Air


limbah domestik juga menjadi penyebab dalam kasus pencemaran air laut ini.
Hampir 80% detergen yang digunakan terbuat dari bahan sintesis yang tidak
ramah lingkungan yang mana bahayanya apabila di perairan, tidak dapat
terdegradasi oleh alam yang akan menurunkan kualitas perairan, tanah beserta
biota yang didalamnya. Kadar toksik detergen pada setiap biota air berlainan,
untuk fitoplankton berkisar 10-100 mg/L, makrofita 0,8-100 mg/L, krustasea dan
anelida 0,1-10 mg/L, sedangkan untuk ikan berkisar 9-500 mg/L (Lisanova,
2001). Apabila tidak ditemukan solusi dari masalah ini maka manusia sebagai
konsumen terakhir akan menjadi akumulator dari air limbah domestik tersebut. Di
ekosistem pantai, Aditya Agoes, pengelola dan penyelam Nasijaha Diva Center
Ternate menyatakan, karang-karang yang dulunya masih bagus dengan beragam
spesiesnya yang unik sekarang sudah berkurang dan hilang. Berikut kami sajikan
hasil observasi yang bertempat di Tapak 3 Jl. Sultan M. Djabir Sjah:
SOLUSI MASALAH PENCEMARAN LIMBAH DOMESTIK DI LAUT

Dari hasil observasi diatas, menunjukkan bahwa masalah akan pencemaran


air laut yang terjadi di Tapak 3 Kota Ternate tidak boleh dibiarkan begitu saja,
maka kami melakukan diskusi dan mendapatkan hasil solusi dari masalah tersebut
berupa:

1. Pembangunan Waste Water Treatment Plant/ IPAL ( instalasi pengolah air


limbah)
IPAL merupakan suatu proses pengolahan limbah air buangan yang mana
berasal dari suatu industri ataupun limbah domestik yang dihasilkan oleh
masyarakat. Fungsi dari IPAL sebagai pengolahan air limbah perkotaan
yang mana berupa limbah rumah tangga dapat menjadikan air beracun
/terkontaminasi menjadi air bersih sehingga dapat bermanfaat bagi
kelangsungan hidup masyarakat maupun makhluk hidup dilaut. Ketika air
yang tercemar dikelola menjadi air bersih oleh IPAL maka masyarakat
sekitar tidak perlu merasa khawatir akan ikan yang mereka konsumsi.
Terdapat berbagai jenis IPAL mulai dari sederhana yang dapat dibuat
sendiri, IPAL sederhana ini dapat dibuat oleh warga sekitar pantai agar air
laut yang tercemar dapat bermanfaat bagi mereka.
Proses Kerja IPAL berupa:

Air limbah dialirkan ke tempat instilasi, yang kemudian pada proses


pertama, air limbah ditampung pada tampungan yang berisi pasir yang
berfungsi mengendapkan air, lalu kemudian akan mengalir ke tampungan
kerikil yang berfungsi juga mengendapkan air, selanjutnya dilanjutkan
pada tampungan eceng gondok, eceng gondok ini berfungsi untuk
menyerap zat-zat kimia yang berbahaya berupa ammonia atau fosfat. Pada
proses keempat dilakukan penyaringan terhadap air dari tampungan eceng
gondok, dan proses terakhir di tamping pada tampungan ikan, yang mana
ikan berfungsi sebagai indikator, apabila ikan dalam tampungan mati
dalam jangka waktu tidak lama, maka air limbah yang dikelola belum
benar-benar bersih.

Air limbah

Tempat instilasi

Tampungan pasir

Tampungan kerikil

Tampungan tampungan
eceng gondok

Penyaringan

Tampungan ikan
2. Penggunaan Stainless Steel untuk Pengganti Plastik
Stainless steel merupakan suatu jenis besi yang terdiri dari beberapa logam
penyusun. Logam penyusunnya berupa mangan, besi, karbon, silikon, dan
nikel dalam jumlah takaran yang banyak, jenis besi stainless steel ini tahan
terhadap proses oksidasi/korosi/bahan tahan karat. Penggunaan plastic
yang terus-menerus merupakan tindakan yang tidak baik dikarenakan sifat
plastik yang sulit terurai dan penggunaannya yang sekali pakai, sedangkan
bahan stainless steel dengan pembersihan yang baik dapat dipakai secara
terus menerus. Plastic yang dipakai hanya sekali dapat mengakibatkan
pemborosan sedangkan pada bahan stainless steel tidak.

3. Penggunaan Totebag dan Sabun Detergen Ramah Lingkungan


Selain penggunaan sedotan plastik sekali pakai, penggunaan tas
plastic sekali pakai juga perlu diperhatikan, dapat dilihat bahwa
penggunaan tas plastic lebih banyak digunakan dibandingkan dengan
sedotan sekali pakai, apalagi pertumbuhan penduduk yang semakin tahun
semakin menambah mengakibatkan tingkat jual-beli di berbagai tempat
seperti pasar, minimarket, mall, warung, dan lain-lain pun meningkat yang
mana para konsumen tentu membutuhkan tas untuk memuat belanjaan
mereka. Maka penggunaan tas plastik pun dapat dilihat. Sedotan plastic
maupun tas plastic kedua-duanya merupakan bahan yang tidak gampang
terurai, butuh puluhan bahkan ratusan tahun untuk terurai, bahan plastic
entah berada di darat maupun di laut keduanya tetap berbahaya bagi
lingkungan. Maka dari itu untuk penggunaan tas plastik perlu diganti
dengan totebag yang mana dapat digunakan berkali-kali seperti bahan
stainless steel. Jadi, ketika konsumen berbelanja tidak membutuhkan lagi
tas plastic sekali pakai karena dapat membawa totebag sendiri dari rumah.
Penggunaan detergen yang mengandung bahan kimia tidak ramah
lingkungan juga menjadi penyebab air laut tercemar, apalagi masyarakat
yang tinggal disekitar pesisir pantai dapat saja langsung membuang air
bekas cucian ke laut tanpa memikirkan akibat kedepannya. Detergen yang
mengandung surfaktan yang langsung dibuang ke laut dapat berbahaya
kepada makhluk laut, mengikuti rantai makanan maka, sebagai manusia
sebagai rantai terakhir akan menjadi akumulator. Sehingga surfaktan yang
terkandung perlu diganti dengan bahan ramah lingkungan. MES (metil
ester sulfonat) merupakan senyawa yang diolah dengan proses kombinasi
trans-esterifikasi dan sulfonasi bahan baku minyak goreng bekas. MES
digunakan pada pembuatan sabun karena bekerja sebagai surfaktan untuk
daya bersih. Keunggulan MES diantaranya dapat diperbaharui,
biodegradable, dan pada kondisi air sadah kinerja produk pembersih yang
dihasilkan lebih baik dibandingkan surfaktan lainnya
4. Pelestarian Hutan Magrove

Teknik fitoremediasi merupakan teknik penggunaan tumbuhan


sebagai pencucian lingkungan laut yang tercemar, salah satunya dengan
menggunakan hutan mangrove. Ekosistem mangrove memiliki
kemampuan alami untuk membersihkan lingkungan dari berbagai bentuk
zat pencemar sehingga penggunaan tanaman mangrove sebagai tumbuhan
penyerap logam berat dari perairan sangat tepat. Ekosisten hutan
mangrove memiliki fungsi ekonomis dan ekologis. Secara ekologis
manfaat hutan mangrove yang dapat dirasakan adalah melindungi pantai
dari ancaman gelombang besar, angin ribut, pengendali intrusi air laut,
habitat berbagai fauna, tempat mencari makan dan memijah berbagai jenis
udang dan ikan, pembangunan lahan melalui proses sedimentasi,
pengontrolan malaria, mereduksi polutan, pencemar air, penyerap CO2 dan
penghasil O2. Hubungan khusus dalam mereduksi polutan dan pencemar di
lingkungan hutan mangrove atau lingkungan perairan dinyatakan oleh
Anggoro (2006), bahwa tumbuhan mangrove mampu menyerap pencemar
logam berat dari perairan yang sudah tercemar. Dengan demikian
tumbuhan mangrove dapat dijadikan tanaman fitorediasi terhadap
pencemaran logam berat di perairan Indonesia.
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat kami
disimpulkan bahwa pencemaran sampah plastic yang bersifat thermoplastic dan
bersifat thermoset di Ternate Maluku Utara semakin meningkat. Dalam kasus ini
pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan dilaut, sudah saatnya
pemerintah dan masyarakat aktif dalam mengambil langka-langkah yang konkrit
untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan yang membawa dampak
buruk bagi kehidup kita.
DAFTAR PUSTAKA

Pramudyanto B. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan di Wilayah Pesisir.


2014;(4):21-40.
Umar MA, Tinggi S, Labuha P, Utara M. EVALUASI PENGELOLAAN AIR
LIMBAH DOMESTIK DI KOTA TERNATE.
Widiyatmoko H, Purwaningrum P, P FPA. ANALISIS KARAKTERISTIK
SAMPAH DI PERMUKIMAN KECAMATAN TEBET DAN
ALTERNATIF PENGOLAHANNYA. 2014;7(1):24-31.
Yana S. Pengelolaan Limbah Plastik Sebagai Upaya Pengurangan Pencemaran
Lingkungan Melalui Transformasi Yang Memiliki Nilai Tambah
Ekonomi. 2017;II(4).

Anda mungkin juga menyukai