Anda di halaman 1dari 18

KIMIA ANORGANIK I

IKATAN KIMIA

Dosen pengampuh;

Nur A. Limatahu S.Pd., M,Si

OLEH

NAMA : ERWINDA ROSMALA KOROY

KELAS/SEM : A / III

NPM : 03291811026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSTAS KHAIRUN TERNATE
2019/2020
IKATAN KIMIA

A. Ikatan kimia
Atom membentuk ikatan karena senyawa yang dihasilkan lebih stabil dibandingkan
atom tunggal. Energi selalu dilepaskan ketika dibentuk suatu ikatan kimia.
Sebagian besar partikel materi adalah berupa molekul atau ion. Hanya beberapa partikel
muatan saja yang berupa atom, Misalnya :
 Gas nitrogen adalah gabungan dari dua buah atom nitrogen
 Air terdiri dari gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen
 Magnesium klorida adalah gabungan satu ion magnesium dengan 2 ion klorida.
Atom-atom dalam molekul atau ion tersebut diikat oleh suatu gaya yang disebut
ikatan kimia. Apabila atom-atom bereaksi membentuk senyawa, terbentuk ikatan kimia
antara atom-atom penyusunnya. Pada proses pembentukan ikatan kimia tersebut, atom
hanya mengalami perubahan struktur elektron terluar.

Jenis-jenis ikatan kimia;

1. Ikatan ion
Ikatan ion terbentuk akibat adanya melepas atau menerima elektron oleh atom-
atom yang berikatan. Atom-atom yang melepas elektron menjadi ion positif (kation)
sedang atom-atom yang menerima elektron menjadi ion negatif (anion).

Sifat-sifat senyawa ion.

 Titik leleh dan titik didih tinggi karena ikatan ionnya kuat.
 Kebanyakan berwujud padat pada suhu ruang
 Rapuh (brittle), akan hancur jika dipalu
 Larut dalam pelarut polar, seperti air, dan tidak larut dalam pelarut nonpolar
 Tidak menghantarkan listrik dalam keadaan padat.
Ikatan yang dapat dibentuk oleh unsur yang memiliki energi ionisasi rendah
dengan unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi disebut ikatan ionik. Contohnya
adalah natrium klorida (NaCl).
Didalam molekul NaCl, ion Na+ dan Cl- berikatan melalui gaya elektrostatik.
Dalam keadaan meleleh atau ketika dilarutkan dalam air dapat menghantarkan listrik
karena ion-ion dalam keadaan bebas untuk membawa muatan-muatan, dalam
keadaan cair, ion-ion tidak terikat secara ionik sebagaimana dalam keadaan padat.
Terjadinya perubahan pada elektronegativitas pada dua atom yang berikatan
menyebabkan ikatan semakin polar, Perbedaan elektronegativitas yang terlalu besar
mengakibatkan penggunaan bersama elektron antara atom-atom menjadi diabaikan,
sehingga bukan lagi ikatan kovalen yang terjadi, namun ikatan ion. Perbedaan
elektronegativitas tersebut dapat menggambarkan karakter ionik antara atom-atom
yang berikatan.

Penggabungan antara logam (elektronegativitas rendah) dan non logam


(elektronegativitas tinggi) terjadi melalui ikatan ion. Dalam model ikatan ion
“murni” bahwa atom yang elektronegativitasnya rendah mentranfer elektron ke
atom yang elektronegativitasnya tinggi. Hal inilah yang dapat menerangkan bahwa
selalu ada derajat kovalensi, meskipun perbedaan elektronegativitas antara atom-
atom sangat besar. Ukuran atom yang mentransfer elektron akan menurun karena
kenaikan muatan inti efektif (Zeff). Artinya, ukuran atom netral yang mentranfer
elektron akan lebih besar daripada ion yang terbentuk (kation). Contoh, ukuran
(jejari) logam natrium (Na) adalah 186 pm, sementara jejari ion natrium (Na +)
adalah 116.

Jari-jari Ion
Ukuran kation akan semakin kecil jika muatan kation bertambah. Contoh,
kation-kation isoelektron yang masing-masing kation memiliki 10 elektron, yaitu
Na+, Mg2+, dan Al3+. Muatan inti efektif Al3+ >Mg2+ >Na+ karena jumlah proton Al3+
>Mg2+ >Na+ (13, 12, 10) sehingga gaya tarik inti dan elektron-elektron lebih kuat
Al3+ >Mg2+ >Na+ Akibatnya, jejari Al3+ >Mg2+ >Na+ (68, 89, 116 pm).

2. Ikatan kovalen
Unsur-unsur yang dapat dengan mudah membentuk konfigurasi gas mulia
melalui penangkapan atau penarikan elektron dapat membentuk ikatan ionik. Akan
tetapi bagaimana dengan ikatan unsur-unsur yang berada di bagian tengah dalam
tabel periodik. kita lihat ikatan dalam metana (CH4), ikatan antara C dengan H
bukan ikatan ionik karena atom C sangat sulit melepas atau menerima empat
elektron untuk membentuk konfigurasi gas mulia. Faktanya, atom karbon berikatan
bukan melalui pemberian atau pelapasan elektron, tetapi dengan sharing elektron
satu sama lain yang disebut dengan ikatan kovalen. Ikatan kovalen terbentuk dari
overlap dua buah orbital yang masing-masing berisi satu elektron (setengah penuh).
Ikatan kovalen diusulkan pertama kali oleh G. N. Lewis pada tahun 1916. Gabungan
atom-atom netral yang berikatan kovalen disebut dengan molekul.
Cara sederhana menggambarkan ikatan kovalen dapat dilakukan dengan
menggambar struktur Lewis, di mana elektronelektron pada orbital terluar
digambarkan sebagai titik. Dengan demikian, atom hidrogen memiliki 1 titik, karbon
memiliki 4 titik, oksigen 6 titik, dan sebagainya. Molekul stabil menghasilkan
konfigurasi gas mulia pada masing-masing atomnya. Contohnya adalah sebagai
berikut:

H
C + 4 H H C H

Metana
Model penggambaran lain adalah menggunakan struktur Kekule, di mana
ikatan digambarkan sebagai sebuah garis. Dengan demikian dalam sebuah ikatan
(garis) terdapat sepasang elektron. Pada struktur Kekule, pasangan elektron bebas
pada kulit terluar dapat diabaikan.
a. Teori Orbital molekul
Teori orbital molekul mengkombinasikan kecenderungan atom untuk
mencapai keadaan oktet dengan sifat-sifat gelombangnya, menempatkan
elektron-elektron pada suatu tempat yang disebut orbital. Menurut teori orbital
molekul, ikatan kovalen dibentuk dari kombinasi orbital-orbital atom
membentuk orbital molekuler; yaitu orbital yang dimiliki oleh molekul secara
keseluruhan. Seperti orbital atom, yang menjelaskan volume ruang di sekeliling
inti atom di mana elektron mungkin ditemukan, orbital molekuler menjelaskan
volume ruang di sekeliling molekul di mana elektron mungkin ditemukan.
Orbital molekuler juga memiliki bentuk ukuran dan energi yang spesifik.
Jika dilihat dari konsep orbital molekul, dua orbital atom yang saling
berdekatan akan tumpang tindih sehingga menghasilkan dua orbital molekul.
melalui metode kombinasi linear orbital-orbital atom, Liniear Combination of
Atomic Arbital Orbitals (LCAO), Proses itu dapat digambarkan dengan
menggabungkan dua fungsi gelombang atom untuk menghasilkan dua orbital
molekul. Jika orbital s bercampur, akan terbentuk orbital molekul yang
direpresentasikan dengan σ (sigma) dan σ* (sigma bintang).

Untuk orbital σ, kerapatan elektron antara dua inti bertambah relatif terhadap
dua atom bebas. Oleh karena itu, muncul gaya tarik elektrostatik antara inti positif dan
daerah yang memiliki kerapatan elektron tinggi ini, dan orbital molekul yang
dihasilkan disebut orbital ikatan (bonding). Sebaliknya, untuk orbital σ*, kerapatan
elektron antara dua inti berkurang, sehingga timbul tolakan elektrostatik antar dua
atom, dan orbital ini disebut sebagai orbital antiikatan (antibonding).
Berikut beberapa hal umum yang berkaitan dengan orbital molekul:

1. Untuk orbital yang tumpang tindih, tanda pada lobes tumpang tindih harus
sama
2. Jika 2 orbital atom bercampur, maka akan terbentuk 2 orbital molekul,
ikatan dan antiikatan. Orbital molekul ikatan memiliki energi lebih rendah
dari orbital molekul antiikatan.
3. Pencampuran orbital atom akan signifikan, jika orbital atom memiliki
energi yang sama.
4. Setiap orbital molekul maksimum memiliki 2 elektron dengan spin +1/2
dan -1/2.
5. Konfigurasi elektron dari molekul dapat disusun berdasarkan prinsip
Aufbau dengan mengisi orbital molekul yang memiliki energi terendah
terlebih dahulu.
6. Jika elektron menempati orbital molekul yang berbeda dengan tingkat
energi yang sama, maka gunakan aturan Hund.
7. Orde ikatan dalam molekul diatomik didefinisikan sebagai jumlah
pasangan elektron dari orbital molekul ikatan dikurangi jumlah pasangan
elektron dari orbital molekul antiikatan.

a. Orbital Molekul Diatomik Periode 1


Spesi atom paling sederhana yang dapat dibentuk dari satu atom hidrogen dan satu ion
hidrogen, yaitu ion molekul H2+
Dari gambar diatas dapat dilihat orbital atom dalam menghasilkan orbital
molekul, orbital σ yang dihasilkan dari penggabungan dua arbital atom 1s sehingga
orbital molekul baru itu disimbolkan dengan σ 1s, walaupun demikian energi yang
dihasilkan orbital molekul σ1s lebih kecil dibandingkan dengan energi dalam orbital
atom 1s, ini karena hasil tarikan atom elektron terhadap dua inti hidrogen.
Konfigurasi elektron kation hidrogen dituliskan sebagai (σ1s)1. Ikatan kovalen
“normal” memiliki satu pasang elektron. Karena hanya terdapat satu elektron dalam
orbital molekul ikatan ion dihidrogen, maka orde ikatannya ½.

b. Orbital Molekul Diatomik Periode 2


Litium adalah unsur pada periode kedua yang paling sederhana. Dalam fasa
padat dan liquid, litium berikatan logam sedangkan dalam fasa gas merupakan
molekul diatomic. Dua elektron dari orbital atom 2s terdapat orbital molekul σ2s dan
memiliki 1 orde ikatan. Hasil pengukuran panjang ikatan dan energi ikat
berkesesuaian dengan nilai orde ikatan. Okupansi orbital molekul terluar (valensi)
ditulis (σ2s)2.

c. Orbital Molekul Diatomik Heteronuklir


Salah satu contoh molekul heteronuklir adalah karbon monoksida (CO).
Ikatan karbon monoksida dapat divisualisasikan menggunakan diagram tingkat
energi orbital molekul.
Orbital atom oksigen memiliki energi lebih rendah dibandingkan orbital atom
karbon akibat besarnya Zeff. Perbedaan utama antara molekul diatomik homonuklir
dan heteronuklir adalah orbital molekul dihasilkan dari orbital atom 2s suatu unsur
yang tumpang tindih energinya dengan orbital atom 2p dari unsur lain. Dengan
demikian, kita harus mempertimbangkan molekul orbital yang berasal dari kedua
orbital atom pada penyusunan diagram orbital molekul. Karena energi orbital
bersifat asimetri,orbital molekul bonding diturunkan dari orbital atom oksigen
berenergi rendah, sedangkan orbital molekul antibonding diturunkan dari orbital
atom karbon berenergi tinggi. Terdapat dua orbital molekul yang dihasilkan dari
kontribusi orbital atom berergi rendah dari oksigen dan berenergi tinggi dari karbon,
yaitu orbital molekul nonbonding (σNB), tidak berkontribusi signifikan terhadap
ikatan..
Untuk menentukan orde ikatan karbon monoksida, jumlah pasangan
antibonding (0) telah dikurangi dari jumlah pasangan bonding (3), perhitungan ini
mengarah pada prediksi ikatan rangkap tiga (triple bond). Energy ikat paling tinggi
sebesar 1072 kJ.mol-1.
Struktur Lewis
Konsep ikatan Lewis menjelaskan bahwa faktor penentu pembentukan ikatan
adalah pencapaian elektron oktet pada masing-masing atom dalam molekul tingkat
energi valensi (kecuali hidrogen). Elektron octet dicapai dengan pemakaian bersama
pasangan elektron oleh atom-atom yang berikatan. Setiap titik mewakili satu
elektron.
Ikatan kovalen adalah ikatan kimia yang dibentuk oleh penggunaan bersama
sepasang elektron antara dua atom. Struktur Lewis dari senyawa kovalen atau ion
poliatomik menunjukkan bagaimana elektron valensi disusun di antara atom-atom
dalam molekul untuk menunjukkan konektivitas atom-atom.
Molekul H2

Atom Karbon
a. Hibridisasi sp3
Atom larbon memiliki dua orbital (2s dan 2p) untuk membentuk ikatan,
artinya jika bereaksi dengan hidrogen maka akan terbentuk dua ikatan C-H.
Faktanya, atom karbon membentuk empat ikatan C-H dan menghasilkan molekul
metana dengan bentuk bangun ruang tetrahedron.

Linus Pauling (1931) menjelaskan secara matematis bagaimana orbital s dan


tiga orbital p berkombinasi atau terhibridisasi membentuk empat orbital atom yang
ekuivalen dengan bentuk tetrahedral. Orbital yang berbentuk tetrahedral disebut
dengan hibridisasi sp3. Angka tiga menyatakan berapa banyak tipe orbital atom yang
berkombinasi, bukan menyatakan jumlah elektron yang mengisi orbital.
Atom karbon memiliki konfigurasi ground-state 1s2 2s2 2px1 2py1. pada kulit
terluar terdapat dua elektron dalam orbital 2s, dan dua elektron tak perpasangan
dalam orbital 2p:

1s2 2s2 2p

Konfigurasi elektronik ground-state atom karbon

Dari Dari konfigurasi di atas, maka atom karbon hanya dapat membentuk
dua ikatan, contohnya CH2. Pada kenyataannya, molekul CH 2 sangat jarang
ditemukan dan lebih banyak terbentuk molekul CH 4. Dari hasil eksperimen,
diperoleh data bahwa kekuatan ikatan CH sebesar 100 kkal/mol. Dengan
demikian, energi untuk membentuk ikatan C-H dalam CH2 sebesar 200 kkal/mol.
Alternatifnya adalah, satu elektron pada orbital 2s dipromosikan ke orbital
2pz. Konfigurasi baru ini memiliki satu elektron yang berada pada tingkat energi
yang lebih tinggi dari ground-state. Energi yang dibutuhkan untuk mempromosikan
elektron tersebut sebesar 96 kkal/mol.
2p

2s

1s
Konfigurasi elektron atom karbon yang mengalami eksitasi
Pada posisi tereksitasi, karbon memiliki empat elektron tak berpasangan dan
dapat membentuk empat ikatan dengan hidrogen. Meskipun membutuhkan energi
sebesar 96 kkal/mol untuk mengeksitasi satu elektronnya terlebih dahulu, ikatan
yang terbentuk dengan H (pada CH4) jauh lebih stabil dibandingkan ikatan C-H pada
molekul CH2.

b. Hibridisasi sp2; Orbital dan Struktur Etilen


Ketika kita membentuk orbital hibridisasi sp 3 untuk menjelaskan ikatan
dalam metana, pertama kali yang dilakukan adalah mempromosikan satu elektron
dari orbital 2s ke excited state menghasilkan empat elektron tak berpasangan.
Hibridisasi sp2 terjadi jika satu elektron tereksitasi ke orbital p. Akibatnya, atom
karbon yang terhibridisasi sp2 hanya dapat membentuk tiga ikatan sigma dan satu
ikatan pi. Ikatan pi terjadi sebagai akibat dari tumpang tindih elektron pada
orbital 2p-2p.

2p = => sp =

2s = 2s =
elektron pada ground-state satu elektron 2s tereksitasi

hibridisasi sp2

Konfigurasi elektron atom karbon yang terhibridisasi sp2

Dua atom karbon sp2 dapat saling membentuk ikatan yang kuat, mereka
membentuk ikatan sigma melalui overlap orbital sp2-sp2. Kombinasi ikatan sigma
sp2-sp2 dan ikatan pi 2p-2p menghasilkan bentuk ikatan rangkap karbon-karbon.
Bentuk bangun ruang dari ikatan atom karbon yang terhibridisasi sp2 adalah trigonal
planar.

c. Hibridisasi sp
Atom karbon memiliki kemampuan membentuk tiga macam ikatan, yaitu
ikatan tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga. Asetilena, C 2H2, contoh paling
sederhana dari ikatan karbon-karbon rangkap tiga. Di samping dapat berkombinasi
dengan dua atau tiga orbital p, hibrida orbital 2s juga dapat berkombinasi dengan
satu orbital p.

2p = => sp =

2s = 2s =
elektron pada ground-state satu elektron 2s tereksitasi

hibridisasi sp

Konfigurasi elektron atom karbon yang terhibridisasi sp

Orbital sp memiliki bangun ruang linear dengan sudut ikatan HC- C sebesar
1800 yang telah terverifikasi dari hasil eksperimental. Panjang ikatan hidrogen-
karbon sebesar 1.06A dan panjang ikatan karbon-karbon adalah 1.20 A.

Teori VSEPR
Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion Theory) adalah salah
satu metode yang digunakan untuk memprediksi bentuk molekul. Teori ini
memprediksi tentang pasangan elektron, apakah terlibat dalam ikatan atau atau tidak
(elektron tak ikatan), yang akan membentuk suatu geometri dimana jarak antara
atom yang satu dengan yang lainnya berada pada kondisi maksimal untuk
meminimalkan tolakan. Pengelompokan elektron dapat berupa pasangan elektron
disekitar atom pusat.

A Sud Jum Ju Rum Bentuk Molekul Cont


ut lah ml us oh
ikat PEI ah (AXn seny
an (X) PE Em) awa
B
(E
)

Linear 180 2 0 AX2 CO2

Trigonal 120 3 0 AX3 BF3


planar

Planar 2 1 AX2 SO2


huruf V E

Tetrahe 4 0 AX4 CH4


dral

Piramida 3 1 AX3 NH3


trigonal E
Planar 2 2 AX2 H2O
bentuk V E2

Bipiram 5 0 AX5 PCl5


idatrigo
nal

Bipirami 4 1 AX4 SF4


da E
trigonal

Planar 3 2 AX3 ClF3


bentuk T E2

Linear 2 3 AX2 XeF2


E3

Oktahed 90 6 0 AX6 SF6


ral

Piramida 5 1 AX5 BrF5


segiempa E
t

Segiemp 4 2 AX4 X
at datar E2
Cara yang lebih praktis dapat dilakukan dengan menghitung semua elektron valensi dari
atom pusat dan elektron-elektron yang digunakan untuk membentuk ikatan dari atom-atom
yang mengelilingnya.

Metode AXE
"Metode AXE" penghitungan elektron umumnya digunakan ketika menerapkan teori
VSEPR. A merupakan atom pusat dan selalu memiliki satu subscript tersirat. X merupakan
berapa banyak ikatan sigma yang terbentuk antara atom pusat dan atom di luar. Ikatan
kovalen beberapa (double, triple, dll) dihitung sebagai satu X. E mewakili jumlah pasangan
elektron mandiri hadir di luar atom pusat. Jumlah X dan E, kadang-kadang dikenal sebagai
nomor sterik, juga terkait dengan jumlah orbital hibrid yang digunakan oleh teori ikatan
valensi. Rumus domain elektron suatu molekul (AXE)
eV − X
E =( )
2
Contoh :
Meramalkan bentuk molekul H2O dengan metode AXE
H2O maka rumus molekul untuk metode AXE, yaitu AX2
Selanjutnya menentukan nilai E dengan menggunakan rumus. Tetapi sebelumnya mencari
elektron valensi dari atom pusat, yaitu atom O
Elektron valensi dari 8O adalah 6 dari konfigurasi elektron 2 6 atau 1s2 2s2 2p4. Sehingga,
eV − X 6−2
E =( )=( )= 4 / 2 =2
2 2
Maka rumus molekulnya untuk H2O adalah AX2E2 dan bentuk molekulnya yaitu planar V.

3. Ikatan Logam
Dalam logam, atom-atom terkemas sangat rapat, hanya menyisakan sedikit ruang
di antara atom-atom tersebut. Kemasan rapat ini menyebabkan elektron terluar
terdelokalisasi, sehingga menghasilkan lautan elektron di sekitar kisi-kisi “pseudo” ion
atau kation. Logam terikat kuat oleh gaya tarik antara inti positif dengan elektron
terdelokalisasi.
Jadi, ikatan logam dapat diartikan sebagai ikatan antaratom yang melibatkan
elektron valensi yang terdelokalisasi (lautan elektron) yang bersama-sama digunakan oleh
semua atom di dalam padatan logam. Gambaran susunan atom-atom logam dalam lautan
elektron dicontohkan seperti logam natrium.

Soal
1. Tentukan ikatan apa yang terbentuk dari 6X dan 17Z adalah.......?
Penyelesaian :
R6 = 2 4 golongan IVA (Nonlogam)
Z17 = 2 8 7 golongan VIIA (Nonlogam)
Ikatan yang terjadi yaitu ikatan kovalen karena ikatan kovalen hanya terjadi antar
sesama unsur nonlogam

2. Ramalkan bentuk molekul NH4 dengan metode AXE


NH4 maka rumus molekulnya AXE, yaitu AX4
Nilai E = 7N : 1s2, 2s2, 2p3 = 2, 5.
eV − X 5−4
E =( )=( )= 1 / 2 = 0,5
2 2
Bentuk molekul NH4 adalah piramida trigonal
3. Dengan menggunakan aturan VSEPR tentukan bentuk molekul:
a. Metana CH4
Penyelesaian :
CH4 = AX4
6C =24
eV −x 4−4
E= = =0
2 2
Jadi bentuk molekul CH4 adalah AX4 ( tetrahedran)
b. Karbon Disulfida, CS2
Penyelesaian :
CS2 = AX2
C6 = 1s2 2s2 2p2 = 2 4
eV −x 4−2 2
E= = = =1
2 2 2
Jadi bentuk molekul CS2 adalah AX2E ( planar huruf V)
c. Sulfur Dioksida, SO2
Penyelesaian :
SO2 = AX2
C8 = 1s2 2s2 2p4 = 2 6
eV −x 6−2 4
E = = = =2
2 2 2
Jadi bentuk molekul SO2 adalah AX2E2 (planar bentuk V)
4. Ion magnesium dan ion tembaga(II) mempunyai jari-jari yang hampir sama. Manakah
yang memiliki titik leleh lebih rendah, magnesium klorida (MgCl2) atau tembaga(II)
klorida (CuCl2)? Jelaskan alasannya!
5. Bentuk molekul dengan hibiridsasi
a. ICl5
b. PH3
Sumber Referensi
 Cotton F Albert.2009. Kimia Anorganik Dasar.Penertbit Universitas
Indonesia;JAKARTA
 Kilo La Akram. 2018, KIMIA ANORGANIK Struktur dan Kereaktifan,PT UNG
Press:Gorontalo
 Farida Ida. 2012, KIMIA ANORGANIK I ,CV. Insan Mandiri;Bandung
 Petrucci H. Ralph.2007, General Chemistry principles and Modern Applications,
Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai