01.38
chemisty of unja
No comments
Ikatan
natrium
dan
klor
membentuk
Natrium
Klorida
Ikatan ion (atau ikatan elektrokovalen) adalah jenis ikatan kimia yang dapat terbentuk
antara ion-ion logam dengan non-logam (atau ion poliatomik seperti amonium) melalui gaya
tarik-menarik elektrostatik. Dengan kata lain, ikatan ion terbentuk dari gaya tarik-menarik
antara
dua
ion
yang
berbeda
muatan.
Misalnya pada garam meja (natrium klorida). Ketika natrium (Na) dan klor(Cl) bergabung,
atom-atom natrium kehilangan elektron, membentuk kation (Na ), sedangkan atom-atom klor
menerima elektron untuk membentuk anion (Cl ). Ion-ion ini kemudian saling tarik-menarik
dalam rasio 1:1 untuk membentuk natrium klorida.
Na + Cl Na + Cl NaCl
+
Pencapaian kestabilan satu atom dapat terjadi dengan cara pembentukan ikatan ion. Ikatan ini
terjadi karena adanya gaya listrik elektrostatik antara ion yang bermuatan positif (kation)
dengan
ion
yang
bermuatan
negatif
(anion).
Peristiwa ikatan ion diawali dengan proses pelepasan elektron dari sebuah atom menjadi ion
positif, sebagai contoh kita pergunakan aton Na, bersamaan dengan elektron yang dilepaskan
ditangkap oleh atom Cl lainnya sehingga atom tersebut menjadi bermuatan negatif. Dengan
kata lain proses pelepasan dan penangkapan elektron melibatkan dua atom atau lebih dan
berlangsung
secara
simultan,
perhatikan
Gambar
5.2.
Gambar 5.2. Proses pelepasan dan penarikan elektron dari atom Na ke atom Cl, menghasilkan
ion-ion
bermuatan
Gambar 5.3. Ikatan ion terjadi karena adanya gaya elektrostatika dari ion positif dengan ion
negatif
Perbedaan muatan listrik dari kedua ion itulah yang menimbulkan gaya tarik elektrostatik dan
kedua
ion
berikatan (lihat Gambar 5.3). Dalam kimia, kita tuliskan persamaan reaksinya
Dalam penulisan e dapat dicoret atau dihapus, karena keberadaannya saling meniadakan
disebelah
kiri
tanda
panah
dan
disebelah
kanan
tanda
panah.
Senyawa yang memiliki derajat paling tinggi dalam ikatan ionik adalah yang terbentuk oleh
reaksi antara unsur yang memiliki orbital terluar s1 dengan unsur yang memiliki orbital
terluar p5. Kedua unsur tersebut memiliki perbedaan elektro-negativitas yang besar. Dalam
tabel periodik, unsur-unsur yang umumnya membentuk ikatan ionik adalah unsur alkali dan
alkali tanah (memiliki elektron valensi s1 dan s2) dengan unsur halogen (memiliki elektron
valensi p4 dan p5). Beberapa pengecualian terjadi untuk Flor yang memiliki
elektronegatifitas tertinggi, dan atom Cesium (Cs) yang memiliki elektronegatifitas terendah
mengakibatkan ikatan yang terbentuk dari kedua atom ini tidak sepenuhnya ionik.
Penamaan untuk senyawa yang dibangun melalui ikatan ion diberikan dengan menyebutkan
nama atom logam (kation) dan menyebutkan nama anion ditambahkan dengan akhiran ida.
Pada Tabel 5.1. di bawah ini diberikan lambang dan nama atom logam yang memiliki
elektron
valensi
s1
dan
s2
dan
p4
dan
p5.
Senyawa yang terbentuk dari ikatan ionik umumnya berupa kristal padat seperti; Natrium
Klorida (NaCl), Cesium Klorida (CsCl), Kalium Bromida (KBr), Natrium Yodida (NaI) dan
lainnya.
Tabel 5.1. Hubungan electron valensi dengan ikatan ion pada senyawa
Bentuk kristal padat sangat kuat, untuk senyawa NaCl, dibangun oleh ion Na+ dan Cl-,
dimana setiap kation Na+ dikelilingi oleh 6 anion Cl- pada jarak yang sama, demikian pula
sebaliknya setiap Cl- dikelilingi oleh 6 kation Na+ juga pada jarak yang sama.
Sehingga kekuatan yang dibangun sama kuatnya baik untuk kation maupun anion. Perhatikan
Ion,
Senyawa
Kovalen
dan
Ikatan
Kovalen, Sifat
Kovalen
Senyawa
Ion
Pembentukan
ikatan
kovalen
koordinat
NH3.BF3
Atom nitrogen dalam NH telah memenuhi aturan oktet dengan sepasang elektron bebas.
Akan tetapi atom boron telah berpasangan dengan tiga atom klorin tetapi belum memenuhi
aturan oktet. Akibat hal ini, pasangan elektron bebas atom nitrogen dapat digunakan untuk
berikatan dengan atom boron. Dalam menggambarkan struktur molekul, ikatan kovalen
koordinat dinyatakan dengan garis berpanah dari atom donor menuju akseptor pasangan
elektron bebas.
3
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam gaya interaksi tarik menarik
antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara
umum, ikatan kimia dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
A. Ikatan antar atom:
Senyawa kovalen dapat dibagi mejadi senyawa kovalen polar dan non polar. Pada senyawa
kovalen polar, atom-atom pembentuknya mempunyai gaya tarik yang tidak sama terhadap
elektron pasangan persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan antara
atom-atom penyusunnya. Akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan negatif. Sementara
itu pada senyawa kovalen non-polar titik muatan negatif elekton persekutuan berhimpit
karena beda keelektronegatifan yang kecil atau tidak ada.
1. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom lain yang
mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari senyawa yang sama. Ikatan
hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain,
namun ikatan ini masih lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion.
Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N, O, dan F yang
memiliki pasangan elektron bebas. Hidrogen dari molekul lain akan bereaksi dengan
pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan
bervariasi. Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari atom-
atom penyusunnya. Semakin besar perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen yang
dibentuknya.
Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih dari senyawa tersebut. Semakin
besar perbedaan keelektronegatifannya maka akan semakin besar titik didih dari senyawa
tersebut. Namun, terdapat pengecualian untuk H 2O yang memiliki dua ikatan hidrogen tiap
molekulnya. Akibatnya, titik didihnya paling besar dibanding senyawa dengan ikatan
hidrogen lain, bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki beda keelektronegatifan terbesar.
2. Ikatan van der walls
Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua jenis gaya tarik menarik antar
molekul. Namun kini merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi
dipol seketika. Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun sering
dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas. Pada saat tertentu, molekul-molekul dapat
berada dalam fase dipol seketika ketika salah satu muatan negatif berada di sisi tertentu.
Dalam keadaa dipol ini, molekul dapat menarik atau menolak elektron lain dan menyebabkan
atom lain menjadi dipol. Gaya tarik menarik yang muncul sesaat ini merupakan gaya Van der
Walls.