Anda di halaman 1dari 4

Nama : Sani Annisa Ramadhani

NIM : 24030117130086
Tugas : Kimia Anorganik II

KEKUATAN IKATAN KIMIA

Ikatan kimia adalah aksi tarik menarik antar atom yang membentuk senyawa kimia. Ikatan
tersebut mungkin berasal dari gaya elektrostatik antar atom yang memiliki muatan yang
berlawanan, atau melalui penyebaran elektron dalam ikatan kovalen. Kekuatan ikatan kimia
sangat bervariasi, ada "ikatan kuat" seperti ikatan kovalen atau ikatan ion dan "ikatan lemah"
seperti interaksi dipol-dipol, gaya dispersi london, dan ikatan hidrogen.

Muatan yang berlawanan bereaksi melewati gaya elektromagnetik sederhana, dimana elektron
bermuatan negatif yang mengorbit nukleus dan proton bermuatan positif pada nukleus saling
menarik satu sama lain. Sebuah elektron yang berada diantara dua nukleus akan bereaksi
dengan keduanya, dan nukleus dalam keadaan seperti ini akan menarik elektron-elektron. Daya
tarik tersebut merupakan ikatan kimia. Karena sifat gelombang materi elektron dan massa
elektron yang lebih kecil, elektron harus menempati atom yang volumenya lebih besar
dibandingkan dengan nukleus, dan volume yang ditempati elektron ini membuat inti atom
relatif berjauhan jika dibandingkan dengan ukuran inti atom itu sendiri. Fenomena ini
membatasi jarak antara nuklei dan atom pada sebuah ikatan.

Umumnya, ikatan kimia kuat dihubungkan dengan persebaran atau transfer elektron antara
atom yang terlibat. Atom pada molekul, kristal, logam, dan gas diatomik diikat oleh ikatan
kimia, yang menentukan struktur dan sebagian besar sifat materi.

Semua ikatan dapat dijabarkan oleh teori kuantum, namun dalam prakteknya, aturan yang lebih
sederhana membuat kimiawan dapat memprediksi kekuatan, arah, dan polaritas ikatan. Aturan
oktet dan teori penolakan pasangan kulit elektron valensi (teori VSEPR) adalah dua contoh.
Teori lainnya yang lebih mutakhir adalah teori ikatan kovalen yang termasuk hibridisasi orbital
dan resonansi; dan teori orbital molekul yang termasuk kombinasi linear orbital atom dan teori
medan ligan. Elektrostatis digunakan untuk menjabarkan polaritas ikatan dan pengaruhnya
terhadap zat kimia.
Ikatan kimia kuat adalah gaya intramolekuler yang mengikat beberapa atom bersamaan dalam
molekul. Ikatan kimia kuat terbentuk dari transfer atau berbagi elektron antara inti atom dan
bergantung pada daya tarik elektrostatis antara proton pada nuklei dan elektron pada orbital
Jenis-jenis ikatan kuat berbeda berdasarkan perbedaan keelektronegatifan unsurnya. Semakin
besar perbedaan keelektronegatifannya maka semakin bersifat polar (ion) ikatan tersebut.

Konsep Dasar Ikatan Kimia


Semua senyawa kimia yang terbentuk akibat berbagai kombinasi unsur penyusunnya.
Atom dari unsur yang sama atau unsur yang berbeda digabungkan oleh berbagai ikatan kimia
untuk menjaga molekul bersama-sama dan dengan demikian, menganugerahkan stabilitas
senyawa yang dihasilkan. Ikatan kimia terdiri atas beragam jenis dan memiliki kekuatan
bervariasi.
 Elektron Valensi dan Elektronegativitas
Semua unsur memiliki muatan tertentu,yang dinyatakan dalam jumlah elektron yang
mereka bawa di kulit terluar atau kulit valensi dari orbit mereka.Elektron ini disebut
sebagai elektron valensi dan mereka memainkan peran kunci dalam pembentukan
ikatan. Elektronegativitas dari setiap unsur tergantung pada jumlah elektron valensi
yang dibawanya.Karena kenyataan bahwa unsur-unsur yang berbeda memiliki nomor
yang berbeda dari elektron valensi, mereka dapat menunjukkan nomor yang berbeda
dari keadaan-keadaan valensi.
 Mengapa Ikatan Kimia Dibentuk?
Tujuan di balik pembentukan ikatan kimia apapun yang diberikan oleh aturan oktet,
yang menyatakan bahwa itu adalah kecenderungan alami dari atom-atom unsur dengan
nomor atom lebih rendah (kurang dari 20) untuk mencapai konfigurasi oktet, yang tidak
lain 8 elektron di kulit terluar. Dengan demikian, atom-atom ini sangat ingin untuk
menggabungkan dengan unsur-unsur lain untuk mencapai konfigurasi gas mulia
terdekat.Mengapa? Yah, itu hanya karena konfigurasi gas mulia adalah yang paling
stabil.
 Jenis Ikatan Kimia
Elemen-elemen ini membentuk suatu ikatan dengan menyumbang, menerima atau
berbagi elektron. Ini adalah dasar dari ikatan kimia. Jenis yang paling umum dari ikatan
kimia antara lain:
- kovalen
- ikatan ion
- Ikatan logam
Sementara berbagi elektron oleh atom membentuk ikatan kovalen, transfer atau
elektron dari satu atom ke yang lain adalah bentuk ikatan ion.

Ikatan Ion
Ikatan ion adalah jenis interaksi elektrostatis antar atom yang memiliki perbedaan
keelektronegatifan yang besar. Tidak ada nilai patokan yang presisi untuk membedakan ikatan
ion dengan ikatan kovalen, namun perbedaan keelektronegatifan yang lebih besar dari 1,7
cenderung merupakan ikatan ion dan yang lebih kecil dari 1,7 cenderung merupakan ikatan
kovalen. Ikatan ion memisahkan ion positif dan negatif. Muatan ion umumnya antara -3e
sampai +3e. Ikatan ion umumnya terjadi pada logam garam seperti sodium klorida (garam
meja). Salah satu ciri lain dari ikatan ion adalah unsurnya berubah bentuk menjadi kristal ion.
Masing-masing ion dikelilingi oleh ion bermuatan yang berlawanan. Dalam ikatan ion, sulit
untuk menyatukan sebuah ion dengan atom terionisasi spesifik lain di dekatnya. Situasi ini
tidak seperti kristal kovalen, dimana ikatan kovalen antara atom yang spesifik tetap bisa terjadi
dalam jarak yang lebih dekat diantara atom tersebut.
Kristal ion mungkin mengandung campuran dari ikatan ion dan kovalen seperti garam
dari asam kompleks, contohnya sodium sianida (NaCN). Difraksi X-ray menunjukkan bahwa
di dalam NaCN, ikatan antara kation sodium (Na+) dan anion sianida (CN-) adalah ikatan ion,
dengan tidak ada ion sodium yang menyatu dengan sianida, Namun, ikatan antara atom C dan
N dalam sianida merupakan ikatan kovalen dimana hanya satu karbon dan nitrogen menyatu
dalam bentuk berlawanannya, yang secara fisik lebih dekat daripada karbon dan nitrogen lain
di kristal sodium sianida.
Ketika kristal meleleh menjadi cair, ikatan ion yang pertama kali hancur karena
mereka tidak memiliki arah sehingga atomnya bisa berpindah secara bebas. Seperti katika
garam dilarutkan ke dalam air, ikatan ion hancur akibat interaksi dengan air, namun ikatan
kovalen berlanjut. Contoh, dalam larutan seperti ion sianida tetap berikat bersama dalam ion
CN- dan berpindah secara independen di larutan, sama halnya dengan ion sodium. Di dalam
air, ion bermuatan berpindah sendiri-sendiri karena ada atom yang lebih mudah menarik
molekul air ketimbang dengan atom lain. Ikatan antara ion dan molekul air dalam sebuah
larutan termasuk ikatan kimia dipol-dipol lemah. Dalam senyawa ion yang sudah meleleh, ion
berlanjut menarik ion lain, namun tidak dalam bentuk kristal.

Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah jenis ikatan yang paling umum, dimana perbedaan
keelektronegatifan antara atom yang terikat kecil atau tidak ada. Ikatan dengan lebih banyak
senyawa organik tergolong ikatan kovalen.
Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen dengan sifat ion yang signifikan. Ini berarti
bahwa elektron lebih dekat dengan atom dibandingkan yang lain dan membentuk
ketidakseimbangan muatan. Ikatan ini terjadi pada ikatan antara dua atom dengan perbedaan
keelektronegatifan sedang dan dengan interaksi dipol-dipol. Keelektronegatifan ikatan kovalen
polar adalah antara 0,3 sampai 1,7.
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan dimana kedua elektron terikat membentuk
satu atom yang terlibat dalam suatu ikatan. Ikatan ini memunculkan asam dan basa Lewis.
Elektron terbagi antara atom dalam ikatan ion. Contoh ikatan kovalen koordinasi adalah ion
amonium (NH4+) dan ditunjukkan oleh sebuah tanda panah yang menunjuk pada asam Lewis.
Ikatan kovalen koordinasi juga disebut ikatan kovalen non-polar. Keelektronegatifan ikatan ini
adalah antara 0 sampai 0,3.
Molekul yang kebanyakan terbentuk dari ikatan kovalen non polar sering bercampur
dengan air atau larutan polar lain, namun lebih banyak bercampur dengan larutan non-polar
seperti heksana.

Ikatan Logam
Ikatan logam merupakan ikatan yang terjadi antara atom-atom logam, baik atom-atom
logam sejenis maupun yang berlainan. Electron pada kulit terluar dari atom logam
mempunyai ikatan yang lemah dengan inti atomnya. Hal ini membuat atom-atom logam
cenderung melepaskan electron pada kulit terluarnya dan berubah menjadi ion positif.
Electron-elektron pada kulit terluar ini dikenal sebagai electron valensi.
Dalam ikatan logam, elektron yang berikatan mengalami delokalisasi terhadap kisi
atom. Pada senyawa ion, lokasi elektron terikat dan muatannya tergolong statis. Ikatan elektron
yang bebas berpindah atau mengalami delokalisasi membentuk sifat logam seperti bersilau
ketika terkena cahaya, konduktor listrik dan panas, elastis, dan memiliki daya tarik yang tinggi.
Energi Ikatan dan Jarak Ikatan
Energi ikatan didefinisikan sebagai sejumlah energi yang dibutuhkan untuk
memutuskan satu mol ikatan suatu spesi dalam keadaan gas. Energi akan dilepas bila atom-
atom bergabung bersama-sama membentuk suatu ikatan kimia. Dengan kata lain reaksi
pembentukan suatu senyawa selalu berlangsung eksoterm sedangkan reaksi penguraian
sengawa menjadi unsur-unsurnya berlangsung secara endoterm.
Satuan SI (standar internasional) energi ikatan adalah kilojoule permol ikatan
(kJ/mol). Dengan demikian kekuatan suatu ikatan kimia ditentukan oleh energi ikatan yang
besarnya bergantung pada sifat ikatan antara atom-atom yaitu : ikatan ganda tiga lebih kuat
ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap dua lebih kuat ikatan tunggal. Jarak ikatan atau panjang
ikatan ganda tiga lebih pendek dibanding ikatan ganda dua dan lebih pendek dibanding tunggal.
Semakin pendek suatu ikatan kimia, maka ikatan tersebut semakin kuat. Jadi kekuatan ikatan
kimia mulai dari terkuat ke yang paling lemah adalah ikatan rangkap 3 > ikatan rangkap 2 >
ikatan tunggal.
Walaupun demikian perlu diperhatikan bahwa ikatan ion lebih kuat dari ikatan
kovalen kecuali intan dan beberapa senyawa kovalen lain. Intan walaupun memiliki ikatan
kovalen namun ikatannya sangat kuat. Hal ini dapat dilihat dari titik didih dan titih lelehnya
yang sangat tinggi. Ikatan ion dan kovalen disebut ikatan primer, sedangkan ikatan van der
waals, ikatan hidrogen termasuk ikatan sekunder. ikatan primer lebih kuat dibanding ikatan
sekunder.
Energi ikatan dalam molekul diatomik tidak sulit dipahami karena hanya terdapat satu
ikatan permolekul. Namun pada molekul poliatomik seperti H2O keadaannya berbeda. Energi
yang diperlukan untuk memisahkan satu mol atom H dengan pemecahan satu ikatan H-OH
permolekul berbeda dengan energi yang diperlukan untuk memisahkan mol kedua dari atom H
dari pemecahan ikatan OH.

DAFTAR PUSTAKA
Bitar. “Ikatan Logam : Pengertian, Ciri, Sifat, Dan Proses Pembentukan Beserta Contohnya
Lengkap”. 27 Agustus 2018. https://www.gurupendidikan.co.id/ikatan-logam-
pengertian-ciri-sifat-dan-proses-pembentukan-beserta-contohnya-lengkap/
Seran, Emel. “Energi Ikatan, Jarak Ikatan dan Entalpi reaksi”. 27 Desember 2011.
https://wanibesak.wordpress.com/tag/kekuatan-ikatan-kimia/

Anda mungkin juga menyukai