Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

IKATAN KIMIA

HARI, TANGGAL PERCOBAAN : KAMIS, 22 DESEMBER 2022

DI SUSUN OLEH :

NAMA : HEDWIG MARIA BANGAPADANG


STAMBUK : 4522044012
KELOMPOK : II
ASISTEN : HUSNUL MAKBUL

UNIVERSITAS BOSOWA
2023
PERCOBAAN II IKATAN
KIMIA

I. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan cair dan padat dengan konsentrasi
tertentu
II. TEORI
Ikatan kimia adalah putaran fisik yang bertanggung jawab atas interaksi gaya tarik
menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan senyawa diatomik atau
poliatomik menjadi stabil. Penjelasan gaya tarik-menarik ini sangat rumit dan
dijelaskan oleh elektrodinamika kuantum. Dalam praktiknya, ahli kimia biasanya
mengandalkan teori kuantum atau penjelasan kualitatif yang kurang kaku (namun lebih
mudah dijelaskan) dalam menjelaskan ikatan kimia. Secara umum, ikatan kimia yang
kuat dikaitkan dengan transfer elektron antara dua atom yang berpartisipasi. Ikatan
kimia menjaga molekul, kristal, dan gas diatomik untuk tetap bersama. Selain itu,
ikatan kimia juga menentukan struktur suatu zat. Kekuatan ikatan kimia sangat
bervariasi. Secara umum, ikatan kovalen dan ikatan ion dianggap ikatan "kuat",
sedangkan ikatan hidrogen dan ikatan van der Waals dianggap ikatan "lemah". Yang
perlu diperhatikan adalah bahwa ikatan "lemah" terkuat bisa lebih kuat dari ikatan
"kuat" terlemah.

Ikatan kimia yang kuat

Ikatan berikut adalah ikatan intramolekul yang mengikat atom bersama untuk
membentuk molekul . Dalam pandangan sederhana dan terlokalisasi, jumlah elektron
yang berpartisipasi dalam suatu ikatan biasanya merupakan kelipatan dua, empat, atau
enam. Angka genap umumnya ditemukan karena elektron akan memiliki keadaan
energi yang lebih rendah jika dipasangkan. Teori ikatan yang lebih canggih
menunjukkan bahwa kekuatan ikatan tidak selalu bilangan bulat dan bergantung pada
distribusi elektron pada setiap atom yang terlibat dalam suatu ikatan. Misalnya, karbon
dalam senyawa benzena dihubungkan satu sama lain dengan 1,5 ikatan dan dua atom
dalam nitrogen monoksida. NO dihubungkan dengan ikatan 2,5. Keberadaan ikatan
rangkap empat juga terkenal. Jenis ikatan yang kuat bergantung pada perbedaan
keelektronegatifan dan distribusi orbital elektron yang tertarik ke atom yang terlibat
dalam ikatan. Semakin besar perbedaan keelektronegatifan, semakin besar elektron
yang tertarik ke atom yang memakai ikatan dan semakin ionik ikatan tersebut. Semakin
kecil perbedaan keelektronegatifan, semakin kovalen ikatannya.

a. Ikatan kovalen

Ikatan kovalen adalah ikatan yang umumnya sering dijumpai, yaitu ikatan
yang perbedaan keelektronegatifannya (negatif dan positif) antara atom-atom
penyusun ikatan sangat kecil atau hampir tidak ada. Ikatan yang ditemukan di
sebagian besar senyawa organik dapat dikatakan sebagai ikatan kovalen. Lihat juga
ikatan sigma dan ikatan pi untuk penjelasan LCAO tentang jenis ikatan ini.

b. Ikatan polar kovalen

Ikatan polar kovalen adalah ikatan yang sifatnya terletak antara ikatan
kovalen dan ikatan ion.

c. Ikatan ion

Ikatan ion adalah jenis interaksi elektrostatik antara dua atom yang memiliki
perbedaan elektronegativitas yang besar. Tidak ada nilai pasti yang membedakan ikatan
ion dan ikatan kovalen, tetapi perbedaan elektronegatifan yang lebih besar dari 2,0
biasanya disebut ikatan ion, sedangkan perbedaan yang lebih kecil dari 1,5 biasanya
disebut ikatan kovalen. Ikatan ion menghasilkan ion positif dan negatif yang terpisah.
Muatan ion ini umumnya berkisar dari -3e hingga +3e.

d. Ikatan kovalen koordinasi


Ikatan kovalen koordinat, kadang-kadang disebut sebagai ikatan datif,
adalah jenis ikatan kovalen di mana semua elektron ikatan hanya dimulai dari salah
satu atom, donor pasangan elektron, atau basa Lewis. Pemikiran ini mulai dihindari
oleh para ahli kimia seiring dengan berkembangnya teori orbital molekul. Contoh
ikatan kovalen koordinat terjadi pada nitron dan amonia borana. Susunan ikatan ini
berbeda dengan ikatan ion karena perbedaan keelektronegatifan yang kecil, sehingga
menghasilkan ikatan kovalen. Ikatan ini biasanya ditandai dengan panah. Ujung panah
menunjuk ke akseptor elektron atau asam Lewis dan ekor panah menunjuk ke donor
elektron atau basa Lewis

e. Ikatan pisang

Ikatan pisang merupakan salah satu jenis ikatan yang terdapat pada molekul
yang mengalami regangan atau resistansi sterik, sehingga orbital ikatan dipaksa untuk
membentuk struktur ikatan yang mirip dengan pisang. Ikatan pisang biasanya lebih
rentan terhadap reaksi daripada ikatan normal lainnya.

f. Ikatan 3c-2e dan 3c-4e

Dalam ikatan dua elektron tiga pusat, tiga atom berbagi dua elektron satu
sama lain. Jenis ikatan ini terjadi pada senyawa yang kekurangan elektron seperti
diborana. Setiap ikatan mengandung sepasang elektron yang menghubungkan atom
boron satu sama lain dalam bentuk pisang dengan proton (inti atom hidrogen) di
tengah ikatan, dan berbagi elektron dengan kedua atom boron. Ada juga ikatan tiga
pusat empat elektron yang menjelaskan ikatan dalam molekul hipervalen.

g. Ikatan tiga elektron dan satu elektron

Ikatan dengan satu atau tiga elektron dapat ditemukan pada spesies radikal
yang memiliki jumlah elektron ganjil. Contoh paling sederhana dari ikatan satu elektron
dapat ditemukan dalam molekul kation hidrogen H 2+. Ikatan satu elektron sering
memiliki energi ikatan setengah dari ikatan dua elektron, sehingga ikatan ini juga
disebut "ikatan setengah". Tapi ada pengecualian dalam kasus dilithium. Ikatan dilitium
satu elektron, Li2+, lebih kuat daripada ikatan dilitium dua elektron Li 2. Pengecualian
ini dapat dijelaskan dengan hibridisasi dan efek kelopak bagian dalam. Contoh
sederhana dari ikatan tiga elektron dapat ditemukan pada kation dimer helium, He 2+,
dan juga dapat dianggap sebagai "ikatan setengah" karena menurut teori orbital
molekul, elektron ketiga merupakan orbital antiikatan yang melemahkan ikatan dua
elektron lainnya menjadi setengahnya. Molekul oksigen juga dapat diasumsikan
memiliki dua ikatan tiga elektron dan satu ikatan dua elektron, yang menjelaskan sifat
paramagnetiknya. Molekul dengan ikatan elektron gas biasanya sangat reaktif. Jenis
ikatan ini biasanya hanya stabil pada atom yang memiliki keelektronegatifan yang
sama.

h. Ikatan aromatik

Dalam kebanyakan kasus, lokasi elektron tidak dapat ditandai dengan


menggunakan garis (menandai dua elektron) atau titik (menandai elektron terakhir).
Ikatan aromatik yang terjadi pada molekul dengan model cincin datar menunjukkan
stabilitas yang meningkat. Dalam benzena, 18 elektron ikatan mengikat 6 atom karbon
bersama untuk membentuk struktur cincin datar. "Urutan" ikatan antara dua atom dapat
dikatakan sebagai (18/6)/2=1,5 dan semua ikatan dalam benzena identik. Ikatan ini juga
dapat ditulis sebagai ikatan tunggal dan rangkap bolak-balik, tetapi ini kurang akurat
mengingat ikatan rangkap dan ikatan tunggal memiliki kekuatan ikatan yang berbeda
dan tidak identik.

i. Ikatan logam

Dalam ikatan logam, elektron ikatan terdelokalisasi pada kisi atom.


Berbeda dengan senyawa organik, letak elektron yang memakai ikatan dan muatannya
statis. Karena delokalisasi yang menyebabkan elektron tidak dapat lepas sama sekali,
senyawa ini memiliki sifat yang mirip dengan logam dalam hal konduktivitas, keuletan,
dan kekerasan.
Elektron dalam ikatan kimia

Banyak senyawa sederhana melibatkan ikatan kovalen. Molekul-molekul ini


memiliki struktur yang dapat diprediksi menggunakan teori ikatan valensi , dan
sifatsifat atom yang terlibat dapat dipahami dengan menggunakan pemikiran bilangan
oksidasi . Senyawa lain yang memiliki struktur ionik dapat dipahami dengan
menggunakan teori fisika klasik. Dalam kasus ikatan ionik , elektron biasanya
terlokalisasi pada atom tertentu, dan elektron total benar-benar bebas di antara atom.
Setiap atom ditandai dengan muatan listrik keseluruhan untuk membantu pemahaman
kita tentang ide distribusi orbital molekul. Gaya antar atom umumnya dicirikan oleh
potensial elektrostatik kontinum isotropik (konstan).

Di sisi lain, dalam ikatan kovalen, kerapatan elektron dalam ikatan tidak
ditandai pada masing-masing atom, tetapi terdelokalisasi pada MO antar atom. Teori
kombinasi linier orbital yang diterima secara umum membantu menjelaskan struktur
orbital dan energinya menurut orbital atom molekul. Tidak seperti ikatan ionik, ikatan
kovalen dapat memiliki sifat anisotropik, dan masing-masing memiliki nama sendiri
seperti ikatan sigma dan ikatan pi .

Atom juga mampu membentuk ikatan yang memiliki sifat antara ikatan ionik
dan kovalen. Hal ini dapat terjadi karena fitur utama didasarkan pada delokalisasi
elektron. Elektron dapat terdelokalisasi sebagian di antara atom. Jenis ikatan ini
biasanya disebut sebagai ikatan polar kovalen. Lihat juga keelektronegatifan. Oleh
karena itu, elektron dalam orbital molekul dapat dikatakan terlokalisasi pada atom
tertentu atau terdelokalisasi di antara dua atom atau lebih. Jenis ikatan antara dua atom
dipilih dari seberapa dekat elektron terlokalisasi atau terdelokalisasi dengan ikatan
antar atom.
III. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
Alat Ukuran Jumlah
Tabung Reaksi - 8
Pipet Tetes 1 ml 10

Bahan Rumus Kimia Konsentrasi


Natrium klorida NaCI 0,1 M
Perak nitrat AgNO3 0,1 M
Kalium trisianat KCNS 0,5 M
Asam asetat CH3COOH 1M
Etanol C2H5OH 10%
Asam klorida HCI 0,1 M
Barium klorida BaCI2 0,5 M
Kalium ferosianida K4Fe(CN)6 0,1 M
Tembaga sulfat CuSO4 0,1 M
Amonium hidroksida NH4OH 0,5 M
Metyl orange Indikator MO

IV. CARA KERJA


A. Siapkan 2 buah tabung reaksi. Masing-masing tabung diisi dengan 1 mL AgNO3.
Tabung (1) ditetesi dengan NaCI, tabung (2) C2H5OH, masing-masing sebanyak 2
tetes.
Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi.
B. Siapkan 3 buah tabung reaksi. Tabung (1) diisi dengan HCI, tabung (2) dengan
CH3COOH, dan tabung (3) dengan C2H5OH, masing-masing sebanyak 2 mL.
Selanjutnya setiap tabung reaksi ditetesi dengan indikator MO.
Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi.
C. 1) Siapkan 2 buah tabung reaksi yang diisi dengan 1 mL CuSO4. Masing-masing
tabung ditetesi dengan larutan NH4OH sampai endapan yang terbentuk larut kembali.
Tabung (1) ditambahk dengan BaCI2, tabung (2) K4Fe(CN)6, masing-masing 2 tetes.
Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi.
2) Siapkan 1 buah tabung reaksi yang diisi dengan 1 mL CuSO4 di tambah
dengan BaCI2, masing-masing 2 tetes. Perhatikan dan catat perubahan yang
terjadi.
V. PENGAMATAN
A.

Larutan AgNO3 Keterangan

NaCI Bereaksi Putih, ada endapan

C2H5OH Tidak Bereaksi


Tidak berubah warna
dan tidak ada
endapan

B.
Larutan +MO Keterangan

HCI Bereakai Merah muda, tidak ada


endapan

CH3COOH Bereaksi Merah muda, tidak ada


endapan

Bereaksi Kuning, tidak ada endapan


C2H5OH

C.
1.
CuSO4 +NH4OH Keterangan
Larutan
BaCI2 Bereaksi Putih pekat, ada endapan
K4Fe(CN)6 Bereaksi Hitam, tidak ada endapan

2.
CuSO4 Keterangan
Larutan
BaCI2 Bereaksi Putih pekat, tidak ada
endapan

VI. REAKSI
A. NaCI + AgNO3 → AgCI + NaNO3 C2H5OH
+ AgNO3 → C2H5NO3 + AgNO
B.
1. CuSO4 + NH4OH → Cu(OH)2 + (NH4)2SO4
(NH4)2SO4 + BaCI2 → (NH4)CI + BaSO4
(NH4)2SO4 + K4Fe(CN)6 → K2SO4 + NH4Fe(CN)6
2. CuSO4 + BaCI2 → CuCI2 + BaSO4
VII. PEMBAHASAN

Percobaan pertama menggunakan AgNO3, terjadi pengendapan dan berubah warna


menjadi putih pada tabung (1) yang berisi larutan NaCI, sedangkan tabung (2) berisi
larutan C2H5OH tidak ada pengendapan dan tidak berubah warna. Hal itu menunjukkan
bahwa NaCI merupakan senyawa di ionik, sedangkan C2H5OH bukan di senyawa ionik.
Percobaan kedua menggunakan indikator metil orange atau MO. Penambahan MO
dilakukan pada larutan HCI, CH3COOH dan C2H5OH. Larutan HCI yang di tetesi
berubah warna menjadi yang di tetesi berubah warna menjadi merah muda dan tidak
ada endapan bersifat asam. Larutan CH3COOH berubah warna menjadi merah mudah
dan tidak ada endapan bersifat asam. Larutan C2H5OH berubah warna menjadi kuning
dan tidak ada endapan bersifat basa. Tingkat keasaman dari tinggi kerendah yaitu HCI,
CH3COOH, C2H5OH sehingga semakin kuat tingkat keasaman maka ikatannya
semakin kuat pula. Percobaan ketiga menggunakan CuSO4 ditambah NH4OH di
dapatkan hasil yaitu pada tabung (1) larutan BaCI 2 mengalami suatu endapan dan
berubah warna menjadi putih pekat. Sedangkan tabung (2) larutan K4FE(CN)6 tidak
ada endapan dan berubah warna menjadi hitam. Di simpulkan senyawa yang bereaksi
merupakan dan senyawa kompleks, sedangkan senyawa yang tidak bereaksi bukan
senyawa kompleks. Pada percobaan menggunakan CuSO4 di reaksikan dengan BaCI2
berubah warna menjadi putih pekat dan tidak ada pengendapan merupakan senyawa
kompleks.

VIII. KESIMPULAN

Dapat hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa:

1. Ikatan ion dan ikatan kovalen dapat dibedakan berdasarkan terjadinya


endapan. Apabila larutan-larutan yang diuji terjadi reaksi dan menghasilkan
endapan, maka terbentuklah ikatan ion. Sedangkan ikatan kovalen dapat
dilihat dari larutan-larutan yang tidak bereaksi antar sesama larutan dan tidak
menghasilkan endapan.
2. Senyawa kompleks dan bukan kompleks dapat dibedakan dengan dua cara
yaitu adanya pengendapan dan adanya perubahan warna, yang termasuk
senyawa kompleks yaitu jika terjadi perubahan warna atau terbentuk
endapan, begitupun sebaliknya bukan senyawa kompleks apabila tidak
terjadi perubahan warna atau pengendapan.
IX. SARAN

A. Saran Untuk Laboratorium


Perlu mengalokasikan dana untuk memperluas dan melengkapi peralatan dan
bahan yang ada di dalam laboratorim agar ketika mahasiswa melakukan
pengamatan dan penelitian kegiatan di dalam lab lebih terkontrol sehingga tidak
ada hal-hal yang menunda atau terkendala di dalam penelitian. Didalam
laboratorium juga di perlukan pengecekan rutin untuk peralatan dan bahan guna
mencegah terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan.

B. Saran Untuk Asisten Laboratorium

Diharapkan agar asisten laboratorium kedepannya lebih aktif dalam


memberikan arahan dan penjelasan tentang praktikum yang yang akan di lakukan
agar kami lebih paham tentang praktikum yang akan di lakukan.

Makassar, 27 Januari 2023

Asisten Laboratorium Praktikum

Husnul Makbul HEDWIG MARIA BANGAPADANG


DAFTAR PUSTAKA

http://p2k.unimus.ac.id/id1/1-3049-2937/Ikatan-Kimia_23457_ikatan-
kimiaunimus.html#Ikatan_kovalen_koordinat
LAMPIRAN

a. Alat

Tabung Reaksi Pipet Tetes

b. Bahan

NaCl 0,1 M AgNO3 0,1 M


C2H5OH 10% CH3COOH 1 M

HCl 0,1 N BaCl2 0,5 M

K4Fe(CN)6 CuSO4
NH4OH 0,5 N Indikator MO
a. Pengamatan
d. Hasil Pengamatan

Anda mungkin juga menyukai