OLEH:
SARTIANA UDIN
G2L122002
JURUSAN S2-KIMIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menerima begitu saja dunia sekitar kita
apa itu air, apa itu bensin, mengapa bensin bias terbakar sedangkan air tidak? Apakah arti
tarbakar? Mengapa besi dapat berkarat sedangkan emas tidak? Apa itu karet dan bagaimana
dalam ilmu kimia. Oleh karena itu, ilmu kimia dapat di definisikan sebagai ilmu yang
mempelajari segala sesuatu tentang materi, seperti hakekat, susunan, sifat-sifat, perubahan
serta energi yang menyertai perubahannya. Suatu atom bergabung dengan atom lainnya
melalui ikatan kimia sehingga dapat membentuk senyawa, baik senyawa kovalen maupun
senyawa ion. Senyawa ion terbentuk melalui ikatan ion, yaitu ikatan yang terjadi antara ion
positif [atom yang melepaskan elektron] dan ion negative [atom yang menangkap elektron].
Dalam setiap senyawa, atom-atom terjalin secara terpadu oleh suatu bentuk ikatan
antaratom yang deiebut ikatan kimia. Seorang ahli kimia dari Amerika serikat, yaitu Gilbert
Newton Lewis ( 1875- 1946) dan Albrecht Kosel dari Jerman ( 1853- 1972) menerangkan
tentang konsep ikatan kimia.Dimana,Unsur- unsur gas mulia ( golongan VIIA) sukar
stabil.Setiap unsur berusaha memeliki konfigurasi electron seperti yang di meliki oleh
unsure gas mulia, yaitu dengan cara melepaskan electron atau menangkap electron.Jika
suatu unsure melepaskan electron, artinya unsure itu electron pada unsure lain. Sebaliknya,
jika unsure itu menangkap elektron, artinya menerima elektron dari unsure lain. Jadi
susunan yang stabil tercapai jika berikatan dengan atom unsure lain. Kecenderungan atom-
atom unsure untuk memiliki delapan elektron di kulit terluar di sebut kaida octet.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Ikatan adalah sesuatu yang menghubungkan sesuatu hal dengan hal yang lain. Ikatan
Kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara sebagai berikut.
1. Atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah
terima elektron).
2. Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang
berikatan.
3. Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan.
Ikatan kimia terbentuk karena unsure-unsur cenderung membentuk struktur elektron
stabil. Struktur elektron stabil yaitu struktur elektron gas mulia ( Golongan VIII A ) Seperti
dalam tabel berikut :
Unsu No
K L M N O P
r Atom
He 2 2
Ne 10 2 8
Ar 18 2 8 8
Kr 36 2 8 18 8
Xe 54 2 8 18 18 8
Rn 86 2 8 18 32 18 8
Walter Kossel dan Gilbert Lewis pada tahun 1916 menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan. Mereka mengemukakan
bahwa jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan, akan berubah sedemikian rupa
sehingga susunan kedua elektron kedua atom tersebut sama dengan susunan gas mulia.
Kecenderungan atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron gas mulia atau
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam
gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu
senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat
Ikatan ionik adalah ikatan antara ion positif dan negatif, karena partikel yang
muatannya berlawanan tarik menarik. Kation terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki
energi ionisasi rendah dan biasanya terdiri dari logam-logam alkali dan alkali tanah.
Sementara itu, anion cenderung terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki afinitas elektron
tinggi, dalam hal ini unsur-unsur golongan halogen dan oksigen. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa ikatan ion sangat dipengaruhi oleh besarnya beda keelektronegatifan dari
ikatan ionik yang dihasilkan akan semakin kuat. Ikatan ionik tergolong ikatan kuat, dalam
hal ini memiliki energi ikatan yang kuat sebagai akibat dari perbedaan keelektronegatifan
ion penyusunnya.
Pembentukan ikatan ionik dilakukan dengan cara transfer elektron. Dalam hal ini,
kation terionisasi dan melepaskan sejumlah elektron hingga mencapai jumlah oktet yang
disyaratkan dalam aturan Lewis. Sifat-Sifat ikatan ionik adalah bersifat polar sehingga larut
dalam pelarut polar, memiliki titik leleh yang tinggi dan baik larutan maupun lelehannya
bersifat elektrolit.
Ikatan kovalen adalah ikatan kimia yang terjadi akibat pemakaian bersama pasangan
elektron oleh dua buah atom. Ikatan Kovalen terjadi karena adanya valensi dari masing-
masing atom. Ikatan kovalen biasanya terbentuk dari unsur-unsur non logam. Dalam ikatan
kovalen, setiap elektron dalam pasangan tertarik ke dalam nukleus kedua atom. Tarik
Pada umumnya ikatan kovalen terjadi antara atom-atom bukan logam yang
mempunyai perbedaan elektronegativitas rendah atau nol. Seperti misalnya : H 2, CH 4, Cl 2,
N 2, C 6 H 6, HCl dan sebagainya. Berdasarkan jumlah pasangan elektron yang dipergunakan
Ikatan Kovalen tunggal adalah ikatan kovalen yang melibatkan sepasang elektron dan
Ikatan kovalen rangkap adalah ikatan kovalen yang melibatkan lebih dari sepasang
elektron. Ikatan kovalen yang melibatkan 2 pasang elektron disebut ikatan rangkap
dua, dan ikatan kovalen yang melibatkan 3 pasang elektron disebut ikatan rangkap 3.
mempunyai keelektronegatifan relatif besar. Ikata kovalen juga terbentuk karena proses
serah terima elektron tidak mungkin terjadi. Hidrogen klorida merupakan contoh lazim
pembentukan ikatan kovalen dari atom hidrogen dan atom klorin. Hidrogen dan klorin
merupakan unsur non logam dengan harga keeloktronegatifan masing-masing 2,.1 dan 3,0.
H : 1
Berdasarkan aturan oktet yang telah diketahui maka atom hidrogen kekurangan 1
elektron dan atom klorin memerlukan 1 elektron untuk membentuk konfigurasi stabil
golongan gas mulia. Apabila dilihat dari segi keelektronegatifan, klorin mempunyai harga
keelektronegatifan yang lebih besar dari hidrogen tetapi hal ini tidak serta merta
membuat klorin mampu menarik elektron hidrogen karena hidrogen juga mempunyai harga
pasangan elektron persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan kedua
atomnya. Elektron persekutuan akan bergeser ke arah atom yang lebih elektronegatif
akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan negatif. Atau dengan kata lain ikatan
kovalen terjadi jika pasangan elektron terikat tertarik lebih kuat ke salah satu atom,
terdisosiasi (terionisasi) melepaskan satu H+ (sebuah proton tunggal) hanya sekali. Dalam
larutan asam klorida, H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium, H:
HCl + H → H + Cl.
Dalam senyawa HCl ini, Cl mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar dari
H. sehingga pasangan elektron lebih tertarik ke arah Cl, akibatnya H relatif lebih
Pemisahan muatan ini menjadikan molekul itu bersifat polar dan memiliki "momen dipol"
sebesar:
T=n.l
dimana :
T = momen dipol
n = kelebihan muatan pada masing-masing atom
l = jarak antara kedua inti atom
Diantara beberapa contoh ikatan kovalen polar: HCl, N2O, NH3, HCN.
Dalam pembentukan molekul HF, kedua elektron dalam ikatan kovalen digunakan tidak
seimbang oleh inti atom H dan inti atom F sehingga terjadi pengutuban atau polarisasi
muatan.
Contoh senyawa kovalen polar adalah NH3,PCl3, H2O, dan Cl2O. Perhatikan struktur
pembentukuya tidak terjadi momen dipol, dengan perkataan lain bahwa elektron
Misalnya pada Iodine (I). Dalam pembentukan molekul I2, kedua elektron dalam
ikatan kovalen digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom iodin tersebut. Oleh
karena itu, tidak akan terbentuk muatan (tidak terjadi pengutuban atau polarisasi muatan).
Contoh senyawa lain yang memiliki bentuk molekul simetris dan bersifat
nonpolar adalah CH4, BH3, BCl3, PCl5, dan CO2. Perhatikan struktur salah satu ikatan
Ikatan kovalen koordinat merupakan ikatan kimia yang terjadi apabila pasangan
elektron bersama yang dipakai oleh kedua atom disumbangkan oleh salah satu atom saja.
Atau dengan kata lain yang lebih sederhana, Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang
terjadi apabila pasangan elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom yang
membentuknya. Sehingga dalam suatu ikatan Kovalen koordinasi terdapat satu atom
pemberi pasangan elektron bebas (elektron sunyi), sedangkan atom lain sebagai
penerimanya.
koordinasi dan ikatan O – H yang lain adalah kovalen. Sifat ketiga ikatan O – H itu sama,
yang berbeda hanya cara terbentuknya. Demikian juga dalam ion Amonium (NH4+),
keempay ikatan N – H sama sifatnya antara yang koordinasi dengan yang lainnya.
c) Ikatan Logam
Ikatan logam merupakan salah satu ciri khusus dari logam, pada ikatan logam ini
elektron tidak hanya menjadi miliki satu atau dua atom saja, melainkan menjadi milik dari
semua atom yang ada dalam ikatan logam tersebut. Elektron-elektron dapat terdelokalisasi
sehingga dapat bergerak bebas dalam awan elektron yang mengelilingi atom-atom logam.
Akibat dari elektron yang dapat bergerak bebas ini adalah sifat logam yang dapat
menghantarkan listrik dengan mudah. Ikatan logam ini hanya ditemui pada ikatan yang
a. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom lain yang
mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari senyawa yang sama. Ikatan
hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain,
namun ikatan ini masih lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan
ion.
Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N, O, dan F yang
memiliki pasangan elektron bebas. Hidrogen dari molekul lain akan bereaksi dengan
pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan
bervariasi. Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari
atom-atom penyusunnya. Semakin besar perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen
yang dibentuknya.
Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih dari senyawa tersebut.
Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya maka akan semakin besar titik didih dari
senyawa tersebut. Namun, terdapat pengecualian untuk H2O yang memiliki dua ikatan
hidrogen tiap molekulnya. Akibatnya, titik didihnya paling besar dibanding senyawa dengan
ikatan hidrogen lain, bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki beda keelektronegatifan
terbesar.
Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua jenis gaya tarik
menarik antar molekul. Namun kini merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi
molekul menjadi dipol seketika. Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang
terlemah, namun sering dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas. Pada saat tertentu,
molekul-molekul dapat berada dalam fase dipol seketika ketika salah satu muatan negatif
berada di sisi tertentu. Dalam keadaa dipol ini, molekul dapat menarik atau menolak
elektron lain dan menyebabkan atom lain menjadi dipol. Gaya tarik menarik yang muncul
Teori ikatan valensi merupakan teori mekanika kuantum pertama yang muncul pada
masa awal penelitian ikatan kimia yang didasarkan pada percobaan W. Heitler dan F.
London pada tahun 1927 mengenai pembentukkan ikatan pada molekul hidrogen.
Selanjutnya, teori ini kembali diteliti dan dikembangkan oleh Linus Pauling pada tahun
1931 sehingga dipublikasikan dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul “On the Nature of the
Chemical Bond”. Dalam jurnal ini dikupas hasil kerja Lewis dan teori ikatan valensi oleh
Heitler dan London sehingga menghasilkan teori ikatan valensi yang lebih sempurna dengan
1. Ikatan valensi terjadi karena adanya gaya tarik pada elektron-elektron yang tidak
berpasangan pada atom-atom.
2. Elektron - elektron yang berpasangan memiliki arah spin yang berlawanan.
3. Elektron-elektron yang telah berpasangan tidak dapat membentuk ikatan lagi dengan
elektron-elektron yang lain.
4. Kombinasi elektron dalam ikatan hanya dapat diwakili oleh satu persamaan gelombang
untuk setiap atomnya.
5. Elektron-elektron yang berada pada tingkat energi paling rendah akan membuat
pasangan ikatan-ikatan yang paling kuat.
6. Pada dua orbital dari sebuah atom, orbital dengan kemampuan bertumpang tindih paling
banyaklah yang akan membentuk ikatan paling kuat dan cenderung berada pada orbital
yang terkonsentrasi itu.
dengan metoda ini energi elektronik akan bergantung pada sudut dan jarak antar inti. Oleh
energi (dihitung dengan metoda variasi) berkenaan dengan semua koordinaty merupakan
proses yang sulit dan memakan waktu. Perhitungan seperti ini lebih bersifat rutin daripada
pada jumlah orbital atom yang digunakan. Jika digunakan sejumlah besar orbital atom
atau sekelompok orbital dasar, maka jarak antar inti dan sudut ikatan molekul kecil (kurang
dari ~ 6 atom) dapat dihitung setepat pengukuran (jaraknya beberapa pikometer dan sudut
ikatan sampai derajat dua). Bagaimanapun, energi biasanya tidak dapat dihitung cukup
(orde energi orbital 1s pada atom hidrogen ~ 1300 kJmol-1) maka kita harus menghitung
energi yang besar ini seakurat mungkin untuk memperoleh akurasi sifat kimia dalam
perbedaan energinya.
Oleh karena itu adalah penting untuk memperoleh cara sederhana untuk
memikirkan ikatan kimia dan struktur molekul yang, walaupun tidak akurat, memberikan
diperkenalkan oleh Heitler dan London untuk H2 seiring munculnya mekanika kuantum,
yang disebut dengan Metoda Ikatan Valensi. Metoda ini dipaparkan dalam gambaran
Metoda ikatan valensi didasarkan atas ide bahwa ikatan kimia akan terbentuk jika
terjadi overlap yang baik dari orbital-orbital atom dari atom-atom yang terlibat. Jika ide
orbital hibrida ditambahkan dalam kasus ini, maka akan diperoleh penjelasan mengenai
sudut ikatan dalam molekul sederhana. Orbital hibrida merupakan kombinasi linear orbital
atom pada atom tunggal dengan sudut tertentu yang berhubungan diantara mereka. Ide ini
akan diilustrasikan dengan mengambil contoh molekul BeH2, BH3, CH4, NH3, dan H2O.
Berellium adalah 1s2 2s2. Untuk menyatakan hubungan langsung ikatan BeH2 dan fakta
bahwa mereka equivqlen, dua orbital hibrida Berillium terbentuk oleh kombinasi linear
orbital 2s dan satu orbital 2p, tetapi untuk ini diperoleh energi yang lebih dari cukup jika
orbital hibrida sebab digunakan dua orbital Berellium. Jika orbital s terhibridisasi dengan
orbital px positif di salah satu sisi inti dan negative di sisi lainnya. Simpul (node) dalam
fungsi jejari untuk orbital 2s, di bagian dalam orbital harganya negatif dan di sebelah luar
orbital harganya positif , dapat diabaikan karena permukaan simpul ( nodal surface) sangat
dekat dengan inti dan kontribusi daerah ini terhadap ikatan adalah kecil. Dalam ψ sp(i)
amplitudonya cenderung mengkansel (menghapus) satu sisi dari inti dan menambah bagian
yang lain seperti ditunjukkan dalam Gambar…. Orbital ψsp(ii) adalah equivalen tetapi
mengarah pa da arah yang berlawanan. Cuping orbital ini mengembang luas sejauh aksis x
1sB untuk dua proton dengan orbital hibrida ini untuk memperoleh dua orbital ikatan.
Menurut teori ikatan valensi BeH2 distablisasi oleh overlap oleh dua orbital
sp Berillium dan dua orbital 1s hidrogen. Elektron 1s2 Berillium tidak terlibat.
Gambar 13 Dua orbital hibrida sp terbentuk dari orbital s dan orbital p. Satu hibrida
ditunjukkan dengan garis solid dan yang lainnya dengan garis putus-
putus.
mensubstitusikan pernyataan untuk bagian angular (sudut) dari orbital pz dan px,
terlihat bahwa orbital sp2 terletak pada bidang dengan cuping terarah yang
Atom karbon mempunyai konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p2 dan empat
Gambar 15 Arah empat hibrida sp3 terbentuk dari orbital s dan tiga orbital p.
Orbital ortonormal ini terletak dalam arah yang ditunjukkan dalam Gambar 15
yang sesuai dengan struktur tetrahedral metana, dan dengan geometri alkana.
Jika kita sampai pada NH3, kita harus memperkenalkan ide pasangan elektron
sunyi. Kita menggunakan konfigurasi 2s2 2px′ 2py′ 2pz′ pada N untuk membentuk
empat hibrida sp3 sama halnya dalam karbon. Sekarang kita harus menaruh dua
elektron valensi dari N pada satu orbital ini, dengan menyisakan tiga yang ada untuk
ikatan dengan hidrogen. Hal ini mengarah pada struktur tetrahedral NH3 (sudut ikatan
109°) dengan satu puncak tetrahedron mengandung pasangan elektron sunyi,
ditunjukkan dalam Gambar….. (Secara eksperimental teramati sudut ikatannya
107°). Pasangan elektron sunyi ini tersedia untuk berikatan dengan, sebagai contoh,
proton H+ untuk membentuk NH +.
Molekul air dapat diperlakukan dengan cara yang sama, kecuali bahwa
sekarang kita mempunyai dua pasangan elektron sunyi, seperti ditunjukkan dalam
Gambar……Hal ini meramalkan bahwa sudut ikatan dalam H2O adalah sudut
104°. Perbedaan kecil ini dapat diperhitungkan dengan menambahkan beberapa term
pada fungsi gelombang. Pasangan elektron sunyi pada H2O tersedia untuk berikatan
dengan atom lain. Teristimewa, interaksi antara atom hidrogen terhadap molekul air
lainnya dan pasangan elektron sunyi menaikkan ikatan hidrogen dan sifat-sifat tidak
Contoh 1.
Kita ingin mengkonstruksi orbital hibrida (tersusun oleh orbital 2p x, 2py, 2pz, dan 2s)
yang terletak pada arah tertentu dalam ruang. Kita gunakan contoh sederhana, kita
akan mengkonstruksi dua orbital equivqlen dalam bidang xy, kita hanya perlu
memperhatikan arah sepanjang garis membentuk sudut χ dengan aksis x dan yang
lain terletak sepanjang garis membentuk sudut ─ χ dengan aksis x. Karena mereka
terletak pada bidang xy, maka kita hanya perlu memperhatikan orbital 2px, 2py, dan
2s. Pertama kali kita membentuk kombinasi linear orbital p yang terletak pada arah
tertentu.
(sinχ) ϕ2py
Sekarang kita dapat membentuk kombinasi linear ϕ(1) , ϕ(2) dan ϕ2s yang
orthogonal dengan menggunakan persamaan berikut (perhatikan bahwa koefisiennya
sama sehingga orbitalnya equivalen) :
Untuk memperoleh c1 dan c2, dan ΦI dan ΦII ternormalisasi dan orthogonal :
Dalam Gambar 17, c12 (kontribusi 2s) dan c22 (kontribusi 2p) diplot versus 2χ
Dengan d12 + d22 = 1 untuk normalisasi dan d1c1 = ─ d2c2 cos 2χ untuk
Hal ini diplot dalam Gambar 17. Perhatikan bahwa ΦIII equivalen dengan ΦI dan ΦII
(yaitu d12 = c12 ) hanya jika 2χ = 120°. Untuk nilai χ, ΦI, ΦII, dan ΦIII ini adalah orbital
Gambar 18 Kontribusi 2s (d12) dan 2p (d22) terhadap orbital hibrida ke tiga sebagai
fungsi sudu
D. Teori Orbital Molekul
Seperti yang telah dijelaskan pada pendahuluan bahwa memberikan deskripsi yang
lebih tepat pada spektrokopi, ionisasi, dan sifat-sifat magnetik molekul (Wikipedia, 2010).
Teori orbital molekul (OM) menggambarkan ikatan kovalen melalui istilah orbital molekul
yang dihasilkan dari interaksi orbital-orbital atom dari atom-atom yang berikatan dan yang
dari orbital atom, ibagian dalam pembentukan molekul. Separuh dari orbital molekul
mempunyai energi yang lebih besar daripada energi orbital atom. Orbital yang dibentuk
yaitu orbital molekul pengikatan (bonding) dan orbital molekul antiikatan (anti bonding).
Elektron yang tidak mengambil bagian dalam pengikatan disebut elektron tidak berikatan
(nonbonding) dan mempunyai energy yang sama dengan energy yang dimiliki atom-atom
yang terpisah. Energi –energi relatif dari setiap jenis orbital secara umum terlihat pada
Orbital atom yang mengambil bagian dalam pembentukan orbital molekul harus memenuhi
1. Orbital atom yang membentuk orbital molekulm harus mempunyai energi yang dapat
dibandingkan.
2. Fungsi gelombang dari masing-masing orbital atom harus bertumpang tindih dalam
ruangan sebanyak mungkin.
3. Fungsi gelombang orbital atom harus mempunyai simetri yang relatif sama dengan
sumbu molekul.
Yang paling umum membentuk orbital molekul adalah σ (sigma) dan orbital π (pi). Orbital
sigma simetris disekitar sumbu antarnuklir. Penampang tegak lurus terhadap sumbu nuklir
(biasanya sumbu x) memberikan suatu bentuk elips. Ini terbentuk dari orbital s maupun
dari p dan orbital d yang mempunyai telinga sepanjang sumbu antar nuklir. Orbital π
terbentuk ketika orbital p pada setiap atom mengarah tegak lurus terhadap sumbu
antarnuklir. Daerah tumpang tindih ada di atas dan di bawah sumbu ikatan (lihat gambar
3).
Dalam orbital molekul terdapat orbital bonding dan anti-bonding. Orbital molekul
bonding adalah orbital dengan rapatan elektron ikatan terpusat mendekat pada
daerah antara kedua inti atom yang bergabung dan akan lebih stabil. Orbital
menjauh dari daerah antara inti atom yang bergabung dan bersifat kurang stabil.
• Orde ikatan
orde ikatan. Jika nilai orde ikatan lebih besar dari 0, berarti molekul tersebut
stabil sedangkan jika nilai orde ikatan sama dengan 0, maka molekul tersebut
ion atom pusat dikelilingi oleh pasngan elektron (ikatan pasangan dan pasangan sendiri).
Pasangan elektron saling tolak menolak. Untuk meminimalkan tolakan pasangan elektron
ini tetap terpisah sejauh mungkin. Hasil ini menjadi pengaturan geometris tertentu
pasangan elektron sekitar atom pusat yang mengarah ke struktur yang pasti.
pusat X akan membentuk pasangan dan pasangan-pasangan tersebut akan cenderung sejauh
Pasangan Elektron Ikatan (PEI) ; Pasangan Elektron Bebas (PEB), sehingga kekuatan
Dari Tabel tabel diatas dapat dijelaskan bahwa apabila dalam membentuk ikatan
terdapat 2 pasang elektron, maka bentuk molekul yang stabil adalah linear, hal ini karena
pada molekul tersebut tolakan minimum terjadi pada sudut 1800. Sedangkan apabila terdapat
3 pasang elektron tolakan minimum terjadi apabila sudut ikatan yang dibentuk adalah 1200,
atau dengan kata lain bentuk molekul yang terbentuk adalah segitiga. Untuk menggambarkan
bentuk molekul tersebut gunakan malam dan lidi atau atau jarum pentol (yg berwarna).
Bentuk linear dibentuk dengan cara buatlah bentuk bola dan ambilah 2 jarum. Tancapkan
jarum pada bola yang terbuat dari malam, apbila ada 2 pasang maka bentuk yang stabil
adalah linear.
Jika terdapat 3 pasang elektron ikatan maka ambilah 3 jarum dan bentuk molekul yang stabil
Untuk molekul yang terbentuk dengan 4 pasang elektron, bentuk molekul yang
terbentuk adalah tetrahedral, hal ini karena apabila pada 3 pasang elektron bentuknya adalah
segitiga, dan apabila terdapat 1 pasang lagi ditambahkan, 1 pasang elektron tersebut akan
masuk dari atas atau bawah sehingga membentuk tetrahedral dengan susut ikatan 109,50.
Dengan bentuk tetrahedral ini tolakan yang kan terjadi pada molekul akan minimum. Hal ini
elektron) ditambahkan 1 pasang elektron dari arah atas atau bawah sehingga akan terbentuk
pembentuka molekul dengan 6 pasang dapat dijelaskan dengan bentuk trigonal bipiramida (5
pasang elektron) ditambah dengan pasang elektron dari arah (sumbu) horisontal sehingga
bentuk dasar : Tetrahedral, karena ada 1 PEB sehingga ada satu ikatan yang tidak terlihat
(imajiner), sehingga :
Bentuk dasar : Tetrahedral, karena ada 2 PEB sehingga ada dua ikatan yang tidak terlihat
(imajiner), sehingga
Dengan demikian bentuk molekul dari H2O bukan linear tetapi bentuk V karena bentuk
dasar dari pembentukan H2O adalah tetrahedral, karena ada 2 PEB yang menyebabkan 2 ikatan
tidak terlihat (pada tetrahedral ada 4 ikatan), maka bentuk molekul dari H2O adalah bentuk V.
BAB III
KESIMPULAN
1. Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk antar logam dan non logam dan menghasilkan
senyawa polar berupa ion-ion dengan muatan yang berbeda. Sedangkan ikatan kovalen
adalah ikatan yang terbentuk antar non logam yang menghasilkan senyawa non polar.
2. jenis-jenis ikatan kimia yaitu ikatan ionik, ikatan kovalen, ikatan logam, ikatan hidrogen.
terluarnya teori orbital molekul lebih valid . Hal ini dapat dilihat pada penentuan
karena semua elektron pada kulit terluarnya berpasangan. Pada kenyataannya oksigen
4. Berdasarkan teori VSEPR, bentuk molekul suatu zat tergantung pada jumlah pasangan
elektron ikatan dan pasangan elektron bebas. Bentuk-bentuk dasar molekul tersebut dapat
diturunkan menjadi bentuk molekul lainnya tergantung pada komposisi jumlah PEI dan
PEB.
5. Peramalan geometri suatu molekul juga dapat dijelaskan menggunakan teori hibridasi.
Teori ini menyatakan bahwa ikatan terjadi akubat terbentuknya orbital hibrida. Orbital
hibrida yaitu orbital-orbital yang terbentuk sebagai hasil penggolongan dua atau lebih
orbital atom. Dari teori ini, muncul 5 bentuk molekul, antara lain linear (sp), trigonal planar
pada molekul atau gugus kimia yang memiliki momen listrik dipol atau multipol. Molekul
atom yang berikatan. Molekul polar dengan dua atau lebih ikatan kutub harus
leleh dan titik didih.
DAFTAR PUSTAKA