Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KIMIA

ikatan kimia dan struktur molekul

DI SUSUN OLEH:

MUHAMAD REZKI(616081522011)

DOSEN PENGAMPUH:

CITRA DEWI ANGARAINI S.TR.M.K.M

PRATIKUM BIOLOGI

INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA BATAM

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga makalah ini
dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas Ikatan Kimia dan
Struktur Molekul. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah dan salah satu
syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Kimia Organik pada semester ganjil program studi s1 gizi di
universitas institut kesehatan mitra bunda.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

1.2 rumusan masalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1klasifikasi Ikatan kimia


2.2menjelaskan tentang faktor geometri dan struktur

2.3menjelaskan Faktor elektronik yang menentukan ikatan dan struktur

BABIII PENUTUP

3.1 kesimpulan

3.2 saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

periodik kimia adalah tampilan unsur-unsur kimia yang tertera dalam tabel. Jumlah unsur yang terdapat
pada tabel sistem periodik adalah sebanyak 118 unsur. Jumlah unsur yang terdapat di alam lebih dari
118 unsur. Hal ini disebabkan karena atom-atom dapat bereaksi antara satu atom dengan atom yang
lain membentuk substansi baru yang disebut dengan senyawa. Bila dua atau lebih atom-atom berikatan
dan membentuk ikatan kimia menghasilkan senyawa yang unik yaitu memiliki sifat kimia dan sifat fisika
yang berbeda dari sifat asalnya (sifat dari unsur-unsur sebelum bereaksi).Suatu atom bergabung dengan
atom lainnya melalui kimia sehingga dapat membentuk senyawa, baik senyawa kovalen maupun
senyawa ion. Senyawa ion terbentuk melalui ion, yaitu yang terjadi antara ion positif (atom yang
melepaskan elektron) dan ion negatif (atom yang menangkap). Hasil, senyawa ion yang terbentuk
bersifat polar. Dalam setiap senyawa, atom-atom terjalin secara terpadu oleh suatu bentuk antaratom
yang disebut ikatan kimia. Seorang ahli kimia dari Amerika Serikat, yaitu Gilbert Newton Lewis ( 1875-
1946) dan Albrecht Kosel dari Jerman (1853- 1972) menjelaskan tentang konsep kimia. Unsur-unsur gas
mulia (golongan VIIA) sukar membentuk senyawa karena konfigurasi elektronnya memeliki susunan
elektron yang Stabil. Setiap tidak berusaha memeliki konfigurasi elektron seperti yang di meliki oleh
unsur gas mulia, yaitu dengan cara melepaskan elektron atau menangkap elektron. Jika suatu unsur
melepaskan elektron, artinya tidak unsur itu elektron pada unsur lain. Sebaliknya, jika tidak menangkap
elektron, artinya menerima elektron dari unsur lain. Jadi susunan yang stabil tercapai jika berikatan
dengan atom lain. keunggulan atom-atom untuk memiliki delapan elektron di kulit terluar di sebut
kaidah oktet.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.menjelsalkan tentang klasifikasi Ikatan kimia

2.menjelaskan tentang faktor geometri dan struktur

3.menjelaskan Faktor elektronik yang menentukan ikatan dan struktur

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 klasifikasi Ikatan kimia

Ikatan kimia adalah gaya tarik-menarik antara atom-atom sehingga atom-atom tersebut tetap berada
bersama-sama dan terkombinasi dalam senyawaan. Gagasan tentang pembentukan ikatan kimia Dalam
pembentukan ikatan kimia, golongan gas mulia (VIII A) sangat sulit membentuk ikatan kimia.Melalui
ikatan kimia unsur-unsur kemudian membentuk molekul ataupun benda-benda yang selanjutnya
menyusun dan menjadi bagian dari alam semesta. Ikatan kimia dapat terjadi karena adanya interaksi
elektronik, dalam berbagai wujud dan mekanisme. Sebuhungan dengan itu maka dikenal beberapa jenis
ikatan kimia antara lain (Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul.
Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi, sedangkan gaya yang menahan atom-atom dalam
molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsur-
unsur ingin memiliki struktur elektron stabil. Struktur elektron stabil yang dimaksud yaitu struktur
elektron gas mulia.

a.ikatan ion

.Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain . Ikatan
ion terbentuk antara atom yang melepaskan electron (logam) dengan atom yang menangkap elektron
(bukan logam). Atom logam, setelah melepaskan elektron berubah menjadi ion positif. Sedangkan atom
bukan logam, setelah menerima elektron berubah menjadi ion negatif. Antara ion-ion yang berlawanan
muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen).
Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik. Senyawa ionik biasanya terbentuk antara
atom-atom unsur logam dan nonlogam. Proses terbentuknya ikatan ionik dicontohkan dengan
pembentukan NaCl. Natirum (Na) dengan konfigurasi elektron (2,8,1) akan lebih stabil jika melepaskan 1
elektron sehingga konfugurasi elektron berubah menjadi (2,8). Sedangkan Klorin (Cl), yang mempunyai
konfigurasi (2,8,7), akan lebih stabil jika mendapatkan 1 elektron sehingga konfigurasinya menjadi
(2,8,8). Jadi agar keduanya menjadi lebih stabil, maka natrium menyumbang satu elektron dan klorin
akan kedapatan satu elektron dari natrium.: Ketika natrium kehilangan satu elektron, maka natrium
menjadi lebih kecil. Sedangkan klorin akan menjadi lebih besar karena ketambahan satu elektron. Oleh
karena itu ukuran ion positif selalu lebih kecil daripada ukuran sebelumnya, namun ion negatif akan
cenderung lebih besar daripada ukuran sebelumnya. Ketika pertukaran elektron terjadi, maka Na akan
menjadi bermuatan positif (Na+) dan Cl akan menjadi bermuatan negatif (Cl–). Kemudian terjadi gaya
elektrostatik antara Na+ dan Cl– sehingga membentuk ikatan ionik.Ikatan ion terbentuk antara:

ion positif dengan ion negatif,atom-atom berenergi potensial ionisasi kecil dengan atom-atom
berafinitas elektron besar (Atom-atom unsur golongan IA, IIA dengan atom-atom unsur golongan VIA,
VIIA),atom-atom dengan keelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang mempunyai
keelectronegatifan besar

*Sifat-sifat senyawa ion sebagai berikut.

1.Dalam bentuk padatan tidak menghantar listrik karena partikel-partikel ionnya terikat kuat pada kisi,
sehingga tidak ada elektron yang bebas bergerak.

2.Leburan dan larutannya menghantarkan listrik.

3.Umumnya berupa zat padat kristal yang permukaannya keras dan sukar digores.

4.Titik leleh dan titik didihnya tinggi.

5.Larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut nonpolar.
b.ikatan kovalen

Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara bersama-sama
oleh dua atom.Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin menangkap elektron
(sesama atom bukan logam).Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan electron ikatan
(PEI) dan pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut
pasangan elektron bebas (PEB). Ikatan kovalen umumnya terjadi antara atom-atom unsur nonlogam,
bisa sejenis (contoh: H2, N2, O2, Cl2, F2, Br2, I2) dan berbeda jenis (contoh: H2O, CO2, dan lain-lain).
Senyawa yang hanya mengandung ikatan kovalen disebut senyawa kovalen.

*Ikatan kovalen terdiri dari

1.ikatan kovalen polar

Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang PEInya cenderung tertarik ke salah satu atom yang
berikatan. Kepolaran suatu ikatan kovalen ditentukan oleh keelektronegatifan suatu unsur. Senyawa
kovalen polar biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang beda keelektronegatifannya besar,
mempunyai bentuk molekul asimetris, mempunyai momen dipol. Ikatan kovalen yang terjadi antara dua
atom yang berbeda disebut ikatan kovalen polar. Ikatan kovalen polar dapat juga terjadi antara dua
atom yang sama tetapi memiliki keelektronegatie.

2.ikatan kavalen non polar

Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang PEInya cenderung tertarik ke salah satu atom yang
berikatan. Kepolaran suatu ikatan kovalen ditentukan oleh keelektronegatifan suatu unsur. Senyawa
kovalen polar biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang beda keelektronegatifannya besar,
mempunyai bentuk molekul asimetris, mempunyai momen dipol. Ikatan kovalen yang terjadi antara dua
atom yang berbeda disebut ikatan kovalen polar. Ikatan kovalen polar dapat juga terjadi antara dua
atom yang sama tetapi memiliki keelektronegatifan yang berbeda.

*Sifat-sifat Senyawa Kovalen

1.titik didih

Pada umumnya senyawa kovalen mempunyai titik didih yang rendah (rata-rata di bawah suhu 200 0C).
Sebagai contoh Air, H2O merupakan senyawa kovalen. Ikatan kovalen yang mengikat antara atom
hidrogen dan atom oksigen dalam molekul air cukup kuat, sedangkan gaya yang mengikat antar
molekul-molekul air cukup lemah. Keadaan inilah yang menyebabkan air dalam fasa (bentuk) cair akan
mudah berubah menjadi uap air bila dipanaskan sampai sekitar 100 0C, akan tetapi pada suhu ini ikatan
kovalen yang ada di dalam molekul H2O tidak putus.
2.volantititas

Sebagian besar senyawa kovalen berupa cairan yang mudah menguap dan berupa gas. Molekul-molekul
pada senyawa kovalen yang mempunyai sifat mudah menguap sering menghasilkan bau yang khas.
Parfum dan bahan pemberi aroma merupakan senyawa kovalen contoh dari senyawa kovalen yang
mudah menguap

3.kelarutan

Pada Umumnya senyawa kovalen tidak dapat larut dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut organik.
Pelarut organik merupakan senyawa karbon, misalnya bensin, minyak tanah, alkohol, dan aseton.
Namun ada beberapa senyawa kovalen yang dapat larut dalam air karena terjadi reaksi dengan air
(hidrasi) dan membentuk ion-ion. Misalnya, asam sulfat bila dilarutkan ke dalam air akan membentuk
ion hidrogen dan ion sulfat. Senyawa kovalen yang dapat larut dalam air selanjutnya disebut dengan
senyawa kovalen polar, sedangkan senyawa kovalen yang tidak larut dalam air selanjutnya disebut
dengan senyawa kovalen non polar.

4.daya hantar listrik

Pada umumnya senyawa kovalen pada berbagai wujud tidak dapat menghantar arus listrik atau bersifat
non elektrolit, kecuali senyawa kovalen polar. Hal ini disebabkan senyawa kovalen polar mengandung
ion-ion jika dilarutkan dalam air dan senyawa tersebut temasuk senyawa elektrolit lemah. Berikut ini
gambar perbedaan antara senyawa non elektrolit, elektrolit lemah dan elektrolit kuat.

C.ikatan Logam

Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama electron elektron valensi
antaratomatom logam. Contoh: logam besi, seng, dan perak. Ikatan logam bukanlah ikatan ion atau
ikatan kovalen. Salah satu teori yang dikemukakan untuk menjelaskan ikatan logam adalah teori lautan
elektron. Contoh terjadinya ikatan logam. Tempat kedudukan elektron valensi dari suatu atom besi (Fe)
dapat saling tumpang tindih dengan tempat kedudukan elektron valensi dari atom-atom Fe yang
lain.Tumpang tindih antarelektron valensi ini memungkinkan elektron valensi dari setiap atom Fe
bergerak bebas dalam ruang di antara ion-ion Fe+ membentuk lautan elektron. Karena muatannya
berlawanan (Fe2+ dan 2 e–), maka terjadi gaya tarik-menarik antara ion-ion Fe+ dan elektron-elektron
bebas ini. Akibatnya terbentuk ikatan yang disebut ikatan logam.

*Sifat sifat ikatan logam

1.pada suhu kamar berwujud padat, kecuali Hg;

2.keras tapi lentur/dapat ditempa;

3.mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi;

4.penghantar listrik dan panas yang baik;


5.mengilap.

*Reaksi senyawa Logam

Logam-logam alkali mempunyai beberapa sifat fisik antara lain semuanya lunak, putih mengkilat, dan
mudah dipotong. Jika logam-logam tersebut dibiarkan di udara terbuka maka permukaannya akan
menjadi kusam karena logam-logam tersebut mudah bereaksi dengan air atau oksigen, dan biasanya
disimpan dalam minyak tanah.Bersamaan dengan semakin bertambahnya nomor atom maka tingkat
kelunakannya juga semakin bertambah. Tingkat kelunakan logam-logam alkali makin bertambah sesuai
dengan bertambahnya nomor atom logam-logam tersebut. Sifat-sifat kimia logam alkali tanah dapat
diamati antara lain dari reaksinya terhadap air. Reaksinya dengan air menghasilkan gas hidrogen dan
hidroksida serta cukup panas. Reaktivitas terhadap air dingin semakin bertambah besar dengan
bertambahnya nomor logam.Logam-logam alkali tanah, kecuali berilium semuanya berwarna putih,
mudah dipotong dan nampak semakin mengkilat jika dipotong, serta cepat menjadi kusam di udara.
Reaktivitasnya terhadap air berbeda-beda. Berilium dapat bereaksi dengan air dalam keadaan pijar dan
airnya dalam bentuk uap. Magnesium bereaksi dengan air dingin secara lambat dan semakin cepat bila
makin panas, logam-logam alkali tanah yang lain sangat cepat bereaksi dengan air dingin menghasilkan
gas hidrogen dan hidroksida serta menghasilkan banyak panas.Senyawa klorida dari logam-logam alkali
maupun alkali tanah larut dalam air membentuk ion hidrat sederhana. banyak klorida kovalen atau agak
kovalen mengalami hidrolisis dan menghasilkan klorida dan oksida atau hidroksinya. Misalnya larutan
aluminium klorida bereaksi dengan air membentuk aluminium hidroksida.

C.ikatan kovalen

Perbedaan keelektronegatifan dua atom menimbulkankepolaran senyawa. Adanya perbedaan


keelektronegatifan tersebut menyebabkan pasangan elektron ikatan lebih tertarik ke salah satu unsur
sehingga membentuk dipol. Adanya dipol inilah yang menyebabkan senyawa menjadi polar. Pada
senyawa HCl, pasangan elektron milik bersama akan lebih dekat pada Cl karena daya tarik terhadap
elektronnya lebih besar dibandingkan H.Hal itu menyebabkan terjadinya polarisasi pada ikatan H – Cl.
Atom Cl lebih negatif daripada atom H, hal tersebut menyebabkan terjadinya ikatan kovalen polar.2)
Bentuk molekul, jika bentuk molekulnya simetris maka senyawanya bersifat nonpolar, sedangkan jika
bentuk molekulnya tidak simetris maka senyawanya bersifat polar.Sifat khas atom karbon yitu memiliki
kemampuan yang terbatas untuk menggunakan bersama elektronnya tidak saja dengan unsur lain tetapi
juga dengan atom karbon lain. Misalnya etana dan heksakloroetana: setiap karbon terikat dengan tiga
atom hitrogen atau tiga atom klor.

2.2 faktor faktor geometri dan menentukan dan struktur


Dua parameter, jari-jari dan kekuatan menarik elektron atom atau ion menentukan ikatan, struktur, dan
reaksi zat elementer dan senyawa. Banyak usaha telah didedikasikan untuk mendapatkan nilai numerik
dua faktor yang dapat diterapkan untuk semua material. Diharapkan 1 3 sifat kimia senyawa yang
diketahui, dan material baru yang kini belum ada dapat diprediksi dengan kombinasi nilai numerik yang
cocok. Pertama, faktor geometri

a.Jari-jari atomik dan ion

Kerapatan elektron dalam atom secara perlahan akan menuju, tetapi tidak pernah mencapai nol ketika
jarak dari inti meningkat. Oleh karena itu, secara ketat dapat dinyatakan bahwa jari-jari atom atau ion
tidak dapat ditentukan. Namun, secara eksperimen mungkin untuk menentukan jarak antar inti atom.
Jari-jari atomik yang ditentukan secara eksperimen merupakan salah satu parameter atomik yang sangat
penting untuk mendeskripsikan kimia struktural senyawa. Cukup beralasan untuk mendefinisikan jari-
jari logam sebagai separuh jarak atom logam. Separuh jarak antar atom didefinisikan juga sebagai jari-
jari kovalen zat elementer

B.Entalpi kisi

Walaupun kestabilan kristal dalam suhu dan tekanan tetap bergantung pada perubahan energi bebas
Gibbs pembentukan kristal dari ion-ion penyusunnya, kestabilan suatu kristal ditentukan sebagian besar
oleh perubahan entalpinya saja. Hal ini disebabkan oleh sangat eksotermnya pembentukan kisi, dan
suku entropinya sangat kecil (lihat bagian 3.1). Entalpi kisi, ∆HLdidefinisikan sebagai perubahan entalpi
standar reaksi dekomposisi kristal ionik menjadi ion-ion gasnyaEntalpi kisi secara tidak langsung dihitung
dari nilai perubahan entalpi dalam tiap tahap menggunakan siklus . Yakni, suatu siklus yang dibentuk
dengan menggunakan data entalpi; entalpi pembentukan standar kristal ion dari unsur-unsurnya,
∆Hfentalpi sublimasi padatan elementernya, entalpi atomisasi yang berhubungan dengan entalpi

.C.Tetapan Madelung

Energi potensial Coulomb total antar ion dalam senyawa ionik yang terdiri atas ion A dan B adalah
penjumlahan energi potensial Coulomb interaksi ion individual, Vab. Karena lokasi ion-ion dalam kisi
kristal ditentukan oleh tipe struktur, potensial Coulomb total antar ion dihitung denganmenentukan
jarak antar ion d. A adalah tetapan Madelung yang khas untuk tiap struktur kristal

D.Kristal Ionik

Dalam kristal ionik, seperti logam halida, oksida, dan sulfida, kation dan anion disusun bergantian, dan
padatannya diikat oleh ikatan elektrostatik. Banyak logam halida melarut dalam pelarut polar misalnya
NaCl melarut dalam air, sementara logam oksida dan sulfida, yang mengandung kontribusi ikatan
kovalen yang signifikan, biasanya tidak larut bahkan di pelarut yang paling polar sekalipun. Struktur
dasar kristal ion adalah ion yang lebih besar (biasanya anion) membentuksusunan terjejal dan ion yang
lebih kecil (biasanya kation) masuk kedalam lubang oktahedral atau tetrahedral di antara anion. Kristal
ionik diklasifikasikan kedalam beberapa tipe strukturberdasarkan jenis kation dan anion yang terlibat
dan jari-jari ionnya. Setiap tipe struktur disebut dengan nama senyawa khasnya, jadi struktur garam
dapur tidak hanya merepresentasikan struktur NaCl tetapi juga senyawa lainnya.

2.3 Faktor elektronik yang menentukan ikatan dan struktur

A.Muatan inti efektif

Karena muatan positif inti biasanya sedikit banyak dilawan oleh muatan negatif elektron dalam (di
bawah elektron valensi), muatan inti yang dirasakan oleh elektron valensi suatu atom dengan nomor
atom Z akan lebih kecil dari muatan inti, Ze. Penurunan ini diungkapkan dengan konstanta perisai σ, dan
muatan inti netto disebut dengan muatan inti efektif, Zeff. Zeff = Z – σ

B.Energi ionisasi

Energi ionisasi diungkapkan dalam satuan elektron volt (eV), 1 eV = 96.49 kJmol-1. Energi ionisasi
pertama, yang mengeluarkan elektron terluar, merupakan energi ionisasi terendah, dan energi ionisasi
ke-2 dan ke-3, yang mengionisasi lebih lanjut kation, meningkat dengan cepat. Entalpi ionisasi, yakni
perubahan entalpi standar proses ionisasi dan digunakan dalam perhitungan termodinamika, adalah
energi ionisasi yang ditambah dengan RT (R adalah tetapan gas 8.31451 JK-1mol-1 dan T adalah
temperatur, 2.479 kJ (0.026 eV), pada suhu kamar). Perbedaan kedua parameter ini kecil. Energi ionisasi
pertama bervariasi secara periodik dengan nomor atom dalam tabel periodik, dengan unsur di kiri
bawah tabel (cesium, Cs) memiliki energi ionisasi pertama yang terkecil dan unsur yang terkanan dan
teratas (helium, He) adalah yang terbesar. Dapat dipahami bahwa unsur alkali umumnya memiliki energi
ionisasi terendah sebab unsur-unsur ini akan terstabilkan dengan pengeluaran satu elektron terluar
untuk mencapai konfigurasi gas mulia.

C.Afinitas elektron

Afinitas elektron adalah negatif entalpi penangkapan elektron oleh atom dalam fasa gas, sebagaimana
ditunjukkan dalam persamaan berikut dan dilambangkan dengan A ( = -∆Heg )Afinitas elektron dapat
dianggap entalpi ionisasi anion. Karena atom halogen mencapai konfigurasi elektron gas mulia bila satu
elektron ditambahkan, afinitas elektron halogen bernilai besar.

D.Ke-elektronegativan

Ke-elektronegativan adalah salah satu parameter atom paling fundamental yang mengungkapkan secara
numerik kecenderungan atom untuk menarik elektron dalam molekul. Kelektronegativan sangat
bermanfaat untuk menjelaskan perbedaan dalam ikatan, struktur dan reaksi dari sudut pandang sifat
atom. Berbagai cara telah diajukan untuk menjelaskan dasar teori kekuatan tarikan elektron, dan
berbagai studi masih aktif dilakukan untuk mencari nilai numerik dari ke-elektronegativan. Skala Pauling,
dikenalkan pertama sekali tahun 1932, masih merupakan skala yang paling sering digunakan, dan nilai-
nilai yang didapatkan dengan cara lain dijustifikasi bila nilainya dekat dengan skala Pauling. L. Pauling
mendefinisikan ke-elektrogenativan sebagai besaran kuantitatif karakter ionik ikatan. Awalnya
persamaan berikut diusulkan untuk mendefinisikan karakter ionik ikatan antara A dan B.

E.Orbital molekul

Fungsi gelombang elektron dalam suatu atom disebut orbital atom. Karena kebolehjadian menemukan
elektron dalam orbital molekul sebanding dengan kuadrat fungsi gelombang, peta elektron nampak
seperti fungsi gelombang. Suatu fungsi gelombang mempunyai daerah beramplitudo positif dan negatif
yang disebut cuping (lobes). Tumpang tindih cuping positif dengan positif atau negatif dengan negatif
dalam molekul akan memperkuat satu sama lain membentuk ikatan, tetapi cuping positif dengan negatif
akan meniadakan satu sama lain.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Mengenai kembali dari latar belakang penulisan sampai pada pembahasan mengenai Ikatan Kimia Dan
Senyawa Organik dalam kehidupan sehari–hari telah ditunjukkan penulis tentang berbagai kimia organik
yang berasal dari senyawa–senyawa yang terdapat di dalam dan juga sintesi dari penelitian
laboratorium.Berasal dari sekian banyak senyawa dan gugus–gugus karbon yang ada memiliki peranan
penting dalam kehidupan sehari–hari tertutama dalam bidang trasportasi, kesehatan juga dalam
bidang–bidang lain yang bersangkutan dengan kebutuhan hidup manusia.

3.2 SARAN

Dalam penulisan makalah ini masih sangat membutuhkan banyak penyempurnaan namun juga sangat
bermanfaat dalam mendalami pengetahuan tentang Ikatan Kimia Dan Senyawa Organik.

DAFTAR PUSTAKA

Elida Tety. 1996. Pengantar Kimia. Jakarta: Penerbit Gunadarma.

Nigel, Saunders. 2007. Chemistry eBook for AQA. New York: Oxford University Press.
Saidah, Aas, dan Purba, Michael. 2013. Kimia Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Kolo, Sefrinus,. 2009. Bahan Ajar Kimia Organik. Universitas Timor. Kefamenanu.

Hark Suminar, 1983. Kimia Organik, Edisi Ke Enam. Penerbit: Erlangga, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai