Anda di halaman 1dari 41

TUGAS DASAR BIOMEDIK I

KELOMPOK 3:

CRISTIN SARAGI (N1A119123)

NAOMI ELDA GRACIA SIMAMORA (N1A119133)

MUTIA FADILLA ASYIFA (N1A119215)

RATIH AMALYA NINGSIH (N1A119120)

SASKIA DEPA MESI (N1A119122)

UNIVERSITAS JAMBI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

TAHUN AJARAN 2019/2020


DAFTAR ISI
KataPengantar ................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1

1.3 Tujuan ............................................................................................ 2

Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Ikatan Kimia ................................................................. 3

2.2 Jenis-Jenis Ikatan Kimia ................................................................. 4

2.3 Proses Terbentuknya Ikatan Kimia ................................................. 17

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan .................................................................................... 19

3.2 Saran .............................................................................................. 19

Daftar Pustaka.................................................................................... 20

i
KATA PENGANTAR
Dengan Mengucapakan Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
kehendak nya saya telah dapat menyelesaikan makalah ini, meskipun banyak sekali
kekurangan dan kesalahan didalamnya, namun saya berharap bisa memberikan sedikit
pengetahuan tentang hal yang saya tulis ini.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Dasar Biomedik I pada
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi, dengan judul makalah
“Ikatan Kimia”.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Saya menyadari bahwa dalam penuliasan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu saya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jambi, 24 Oktober 2019

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ilmu kimia dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu
tentang materi, seperti hakekat, susunan, sifat-sifat, perubahan serta energi yang
menyertai perubahannya. Di alam sendiri banyak ditemukan zat, baik berupa unsur
maupun senyawa. Keberadaan zat tersebut sangat ditentukan oleh kestabilan zat itu
sendiri. Jika suatu zat stabil maka kita akan menemukannya dalam bentuk unsur bebas,
namun jika zat itu tidak stabil maka kita akan menemukannya dalam bentuk senyawa.
Suatu atom bergabung dengan atom lainnya melalui ikatan kimia sehingga dapat
membentuk senyawa, baik senyawa kovalen maupun senyawa ion. Senyawa ion
terbentuk melalui ikatan ion, yaitu ikatan yang terjadi antara ion positif, yaitu atom yang
melepaskan elektron dan ion negatif, yaitu atom yang menangkap elektron. Akibatnya,
senyawa ion yang terbentuk bersifat polar.

Ternyata unsur dan senyawa tersebut dapat bersatu karena gaya tarik-menarik
antara atom dan dapat disebut Ikatan Kimia. Dari kekuatan gaya tarik-menarik inilah
menentukan sifat-sifat kimia dari suatu zat. Cara ikatan kimia berubah jika suatu zat
bereaksi digunakan untuk mengetahui jumlah energi yang diserap selama terjadinya
reaksi. Sangat penting bagi kita untuk dapat mengetahui dan mempelajari tentang ikatan
kimia dan senyawa organik. Karena dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak akan pernah
lepas dari hal-hal yang berhubungan dengan ikatan kimia dan senyawa organik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalahnya ialah:
1. Apa yang dimaksud dengan ikatan kimia?
2. Apa saja jenis-jenis ikatan kimia?
3. Bagaimana proses terbentuknya ikatan kimia?

1
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini ialah:
1. Untuk mengetahui apa itu definisi dari ikatan kimia.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis ikatan kimia.
3. Untuk mengetahui proses terbentuknya ikatan kimia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ikatan Kimia


Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam
interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu
senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Penjelasan mengenai gaya tarik
menarik ini sangatlah rumit dan dijelaskan oleh elektrodinamika kuantum. Dalam
praktiknya, para kimiawan biasanya bergantung pada teori kuantum atau penjelasan
kualitatif yang kurang kaku (namun lebih mudah untuk dijelaskan) dalam menjelaskan
ikatan kimia. Secara umum, ikatan kimia yang kuat diasosiasikan dengan transfer
elektron antara dua atom yang berpartisipasi. Ikatan kimia menjaga molekul-molekul,
kristal, dan gas-gas diatomik untuk tetap bersama. Selain itu ikatan kimia juga
menentukan struktur suatu zat.
Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul.
Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi. Adapun gaya-gaya yang menahan
atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan
kimia terbentuk karena unsur-unsur cenderung membentuk struktur elektron stabil.
Struktur elektron stabil yaitu struktur elektron gas mulia ( Golongan VIII A ) Seperti
dalam tabel berikut:

3
Gaya yang mengikat atom-atom dalam molekul atau gabungan ion dalam setiap
senyawa disebut ikatan kimia. Konsep ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1916
oleh Gilbert Newton Lewis (1875-1946) dari Amerika dan Albrecht Kossel (1853-1927)
dari Jerman (Martin S. Silberberg, 2000).
Konsep tersebut adalah:
1. Kenyataan bahwa gas-gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar membentuk
senyawa merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memiliki susunan elektron yang stabil.
2. Setiap atom mempunyai kecenderungan untuk memiliki susunan elektron yang stabil
seperti gas mulia. Caranya dengan melepaskan elektron atau menangkap elektron.
3. Untuk memperoleh susunan elektron yang stabil hanya dapat dicapai dengan
Maka dari itu Ikatan kimia adalah ikatan yang terbentuk antar atom atau antar
molekul dengan cara :
a) Atom yang satu melepaskan elektron, sedangakan atom yang lain menerima
elektron (serah terima elektron).
b) Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang
berikatan
c) Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom yang
berikatan

2.2 Jenis-Jenis Ikatan Kimia


Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam
gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu
senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat
digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Ikatan Antar Atom


a. Ikatan Ion (Elektrovalen) = Heteropolar

Ikatan ion merupakan ikatan yang terbentuk akibat dari serah terima (transfer)
elektron antar atom-antom yang berikatan. Atom yang memberikan / menyerahkan
elektron membentuk ion positif, sedangkan atom yang menerima elektron membentuk

4
ion negatif. Muatan yang saling berlawanan menyebabkan terjadinya daya tarik-menarik
antar ion-ion tersebut sehingga terbentuklah ikatan yang disebut dengan ikatan ion.

Contoh ikatan ion adalah Natrium Klorida NaCl atau disebut juga garam dapur.
Natrium tergolong unsur logam dengan energi ionisasi yang relatif besar sehingga
mudah melepas elektron pada kulit terluarnya. Sedangkan klorin unsur nonlogam
dengan daya tarik elektron relatif besar sehingga memiliki kecenderungan menarik
elektron.

Ikatan ion yang terjadi pada pembentukan senyawa NaCl terbentuk dengan cara
atom Na menyerahkan 1 elektron terluar ke atom Cl sehingga membentuk ion Na + dan
Cl– dengan konfigurasi stabil seperti halnya gas mulia:

 11Na = 2 8 1, melepas 1 elektron pada kulit terluar sehingga menjadi Na + = 2 8


(mengikuti konfigurasi 10Ne = 2 8)
 17Cl = 2 8 7, menerima 1 elektron sehingga menjadi Cl– = 2 8 8 (mengikuti
konfigurasi 18Ar = 2 8 8)
 Muatan elektron yang saling berlawan menyebabkan daya tarik antar ion Na +
dan Cl– sehingga membentuk suatu ikatan kimia menghasilkan senyawa NaCl

5
Adapun susunan ion dalam kristal NaCl dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Ikatan ion hanya dapat terbentuk apabila unsur-unsur yang berikatan mempunyai
perbedaan daya tarik elektron (keeelektronegatifan) cukup besar. Perbedaan
keelektronegatifan yang besar ini memungkinkan terjadinya serahterima elektron. Sifat-
Sifat senyawa ion adalah:

 Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar


 Memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi
 Penghantar listrik yang baik dalam larutan, lelehan, dan leburannya
 Umumnya mudah larut dalam air.

Senyawa ion dapat terbentuk dari ikatan antara unsur-unsur logam dengan non
logam. Beberapa contoh senyawa hasil dari pembentukan ikatan ion adalah sebagai
berikut:

 NaCl : Natrium Klorida / garam dapur


 Na2S : Natrium Sulfida
 KCl : Kalium Klorida / silvit
 CaBr2 : Kalsium Bromida
 MgBr2 : Magnesium Bromida
 AlCl3 : Aluminium Klorida
 Al2O3 : Aluminium Oksida / Alumina / Korundum.

6
b. Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron
secara bersama-sama oleh dua atom (James E. Brady, 1990). Ikatan kovalen terbentuk
di antara dua atom yang sama-sama ingin menangkap elektron (sesama atom bukan
logam).

Pasangan elektron yang dipakai bersama disebut pasangan electron ikatan (PEI) dan
pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut
pasangan elektron bebas (PEB). Ikatan kovalen umumnya terjadi antara atom-atom
unsur nonlogam, bisa sejenis (contoh: H2, N2, O2, Cl2, F2, Br2, I2) dan berbeda jenis
(contoh: H2O, CO2, dan lain-lain). Senyawa yang hanya mengandung ikatan kovalen
disebut senyawa kovalen.

Dengan mengacu pada aturan oktet, kita dapat memprediksikan rumus molekul
dari senyawa yang berikatan kovalen. Dalam hal ini, jumlah elektron yang dipasangkan
harus disamakan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa aturan oktet tidak selalui dipatuhi,
terdapat beberapa senyawa kovalen yang melanggar aturan oktet.

Contohnya adalah ikatan antara H dan O dalam H2O. Konfigurasi elektron H


dan O adalah H memerlukan 1 elektron dan O memerlukan 2 elektron. Agar atom O dan
H mengikuti kaidah oktet, jumlah atom H yang diberikan harus menjadi dua, sedangkan
atom O satu, sehingga rumus molekul senyawa adalah H2O.

7
Ikatan kovalen terdiri dari :

1. Ikatan Kovalen Nonpolar

Ikatan kovalen nonpolar yaitu ikatan kovalen yang PEInya tertarik sama kuat ke
arah atom-atom yang berikatan. Senyawa kovalen nonpolar terbentuk antara atom-atom
unsur yang mempunyai beda keelektronegatifan nol atau mempunyai momen dipol = 0
(nol) atau mempunyai bentuk molekul simetri. Titik muatan negative electron
persekutuan berhimpit, sehingga pada molekul pembentuknya tidak terjadi momen
dipol, dengan perkataan lain bahwa elektron persekutuan mendapat gaya tarik yang
sama.

Ada beberapa jenis ikatan kovalen nonpolar yang semuanya bergantung pada jumlah
pasangan elektron yang terlibat dalam ikatan kovalen.

 Ikatan tunggal merupakan ikatan kovalen yang terbentuk 1 pasangan elektron.


Contoh dari Ikatan Kovalen Tunggal, pembentukan molekul hidrogen

8
 Ikatan rangkap 2 merupakan ikatan kovalen yang terbentuk dari dua pasangan
elektron. Contohnya pembentukan molekul O2

 Ikatan rangkap 3 yang terdiri dari 3 pasangan elektron. Contohnya


pembentukan N2 (gas nitrogen)

2. Ikatan Kovalen Polar

Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang PEInya cenderung tertarik ke
salah satu atom yang berikatan. Kepolaran suatu ikatan kovalen ditentukan oleh
keelektronegatifan suatu unsur. Senyawa kovalen polar biasanya terjadi antara atom-
atom unsur yang beda keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk molekul

9
asimetris, mempunyai momen dipol. Ikatan kovalen yang terjadi antara dua atom yang
berbeda disebut ikatan kovalen polar. Ikatan kovalen polar dapat juga terjadi antara dua
atom yang sama tetapi memiliki keelektronegatifan yang berbeda.

Contoh ikatan kovalen polar: HF

Dalam senyawa HF ini, F mempunyai keelektronegatifan yang tinggi jika


dibandingkan H.. sehingga pasangan elektron lebih tertarik kearah F, akibatnya akan
terbentuk dipol-dipol atau terjadi pengkutuban (terbentuknya kutub antara H dan F).

3. Ikatan Kovalen Koordinasi

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen di mana pasangan electron yang
dipakai bersama hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang satu lagi
tidak menyumbangkan elektron.Jadi disini terdapat satu atom pemberi pasangan
electron bebas, sedangkan atom lain sebagai penerimanya. Ikatan kovalen koordinasi
kadang-kadang dinyatakan dengan tanda panah (→) yg menunjukan arah donasi
pasangan elektron.

10
Contoh Ikatan Kovalen Koordinasi: BF3NH3

5B = 1s2 2s2 2p1

9F = 1s2 2s2 2p5

7N = 1s2 2s2 2p3

Sifat-sifat ikatan kovalen antara lainnya:


 Titik didih
Pada umumnya senyawa kovalen mempunyai titik didih yang rendah (rata-rata di
bawah suhu 200 0C). Sebagai contoh Air, H2O merupakan senyawa kovalen. Ikatan
kovalen yang mengikat antara atom hidrogen dan atom oksigen dalam molekul air
cukup kuat, sedangkan gaya yang mengikat antar molekul-molekul air cukup lemah.
Keadaan inilah yang menyebabkan air dalam fasa (bentuk) cair akan mudah berubah
menjadi uap air bila dipanaskan sampai sekitar 100 0C, akan tetapi pada suhu ini ikatan
kovalen yang ada di dalam molekul H2O tidak putus.

 Volatitilitas (kemampuan untuk menguap)

Sebagian besar senyawa kovalen berupa cairan yang mudah menguap dan berupa
gas. Molekul-molekul pada senyawa kovalen yang mempunyai sifat mudah menguap
sering menghasilkan bau yang khas. Parfum dan bahan pemberi aroma merupakan
senyawa kovalen contoh dari senyawa kovalen yang mudah menguap

11
 Kelarutan

Pada Umumnya senyawa kovalen tidak dapat larut dalam air, tetapi mudah larut
dalam pelarut organik. Pelarut organik merupakan senyawa karbon, misalnya bensin,
minyak tanah, alkohol, dan aseton. Namun ada beberapa senyawa kovalen yang dapat
larut dalam air karena terjadi reaksi dengan air (hidrasi) dan membentuk ion-ion.
Misalnya, asam sulfat bila dilarutkan ke dalam air akan membentuk ion hidrogen dan
ion sulfat. Senyawa kovalen yang dapat larut dalam air selanjutnya disebut dengan
senyawa kovalen polar, sedangkan senyawa kovalen yang tidak larut dalam air
selanjutnya disebut dengan senyawa kovalen non polar.

 Daya hantar Listrik

Pada umumnya senyawa kovalen pada berbagai wujud tidak dapat menghantar arus
listrik atau bersifat non elektrolit, kecuali senyawa kovalen polar. Hal ini disebabkan
senyawa kovalen polar mengandung ion-ion jika dilarutkan dalam air dan senyawa
tersebut temasuk senyawa elektrolit lemah. Berikut ini gambar perbedaan antara
senyawa non elektrolit, elektrolit lemah dan elektrolit kuat.

c. Ikatan Logam
Ikatan logam adalah salah satu ikatan kimia yang terjadi akibat gaya tarik
elektrostatik antara elektron (awan elektron) dan ion logam bermuatan positif (kation)
pada masing-masing atom. Logam membentuk struktur raksasa di mana elektron di
kulit terluar atom bebas bergerak. Ikatan logam sangat kuat, sehingga logam dapat
mempertahankan struktur yang teratur dan biasanya memiliki titik leleh dan titik didih
yang tinggi. Contoh:

12
2. Ikatan Antar Molekul
a. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom lain
yang mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari senyawa yang sama.
Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar
molekul lain, namun ikatan ini masih lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen
maupun ikatan ion.
Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N, O, dan F yang
memiliki pasangan elektron bebas. Hidrogen dari molekul lain akan bereaksi dengan
pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan
bervariasi. Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari
atom-atom penyusunnya. Semakin besar perbedaannya semakin besar pula ikatan
hidrogen yang dibentuknya.
Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih dari senyawa tersebut.
Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya maka akan semakin besar titik didih
dari senyawa tersebut. Namun, terdapat pengecualian untuk H2O yang memiliki dua
ikatan hidrogen tiap molekulnya. Akibatnya, titik didihnya paling besar dibanding
senyawa dengan ikatan hidrogen lain, bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki beda
keelektronegatifan terbesar.

13
b. Ikatan Van Der Walls
Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua jenis gaya tarik
menarik antar molekul. Namun kini merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi
molekul menjadi dipol seketika. Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang
terlemah, namun sering dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas. Pada saat
tertentu, molekul-molekul dapat berada dalam fase dipol seketika ketika salah satu
muatan negatif berada di sisi tertentu. Dalam keadaan dipol ini, molekul dapat menarik
atau menolak elektron lain dan menyebabkan atom lain menjadi dipol. Gaya tarik
menarik yang muncul sesaat ini merupakan gaya Van der Walls

3. Teori Orbital Molekul

Teori Ikatan Valensi mampu secara kualitatif menjelaskan kestabilan ikatan kovalen
sebagai akibat tumpang-tindih orbital-orbital atom. Dengan konsep hibridisasi pun
dapat .sayangnya dalam beberapa kasus, teori ikatan valensi tidak dapat menjelaskan
sifat-sifat molekul yang tramati secara memuaskan. Contohnya adalah molekul oksigen,
yang struktur Lewisnya sebagai berikut:

Menurut gambaran struktur Lewis Oksigen di atas, semua elektron pada O2


berpasangan dan molekulnya seharusnya bersifat diamagnetik, namun kenyataannya,
menurut hasil percobaan diketahui bahwa Oksigen bersifat paramagnetik dengan dua
elektron tidak berpasangan. Temuan ini membuktikan adanya kekurangan mendasar
dalam teori ikatan valensi.

14
Sifat magnet dan sifat-sifat molekul yang lain dapat dijelaskan lebih baik dengan
menggunakan pendekatan mekanika kuantum yang lain yang disebut sebagai teori
orbital molekul (OM), yang menggambarkan ikatan kovalen melalui istilah orbital
molekul yang dihasilkan dari interaksi orbital-orbital atom dari atom-atom yang
berikatan dan yang terkait dengan molekul secara keseluruhan.

4. Hibridisasi

Dalam kimia, hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-orbital atom


membentuk orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat
ikatan atom. Konsep orbital-orbital yang terhibridisasi sangatlah berguna dalam
menjelaskan bentuk orbital molekul dari sebuah molekul. Konsep ini adalah bagian tak
terpisahkan dari teori ikatan valensi. Walaupun kadang-kadang diajarkan bersamaan
dengan teori VSEPR, teori ikatan valensi dan hibridisasi sebenarnya tidak ada
hubungannya sama sekali dengan teori VSEPR. Contoh hibridisasi:

15
Teori hibridisasi dipromosikan oleh kimiawan Linus Pauling[2] dalam menjelaskan
struktur molekul seperti metana (CH4). Secara historis, konsep ini dikembangkan untuk
sistem-sistem kimia yang sederhana, tetapi pendekatan ini selanjutnya diaplikasikan
lebih luas, dan sekarang ini dianggap sebagai sebuah heuristik yang efektif untuk
merasionalkan struktur senyawa organik.

Teori hibridisasi tidaklah sepraktis teori orbital molekul dalam hal perhitungan
kuantitatif. Masalah-masalah pada hibridisasi terlihat jelas pada ikatan yang melibatkan
orbital d, seperti yang terdapat pada kimia koordinasi dan kimia organologam.
Walaupun skema hibridisasi pada logam transisi dapat digunakan, ia umumnya tidak
akurat.

Sangatlah penting untuk dicatat bahwa orbital adalah sebuah model representasi dari
tingkah laku elektron-elektron dalam molekul. Dalam kasus hibridisasi yang sederhana,
pendekatan ini didasarkan pada orbital-orbital atom hidrogen. Orbital-orbital yang
terhibridisasikan diasumsikan sebagai gabungan dari orbital-orbital atom yang
bertumpang tindih satu sama lainnya dengan proporsi yang bervariasi. Orbital-orbital
hidrogen digunakan sebagai dasar skema hibridisasi karena ia adalah salah satu dari
sedikit orbital yang persamaan Schrödingernya memiliki penyelesaian analitis yang
diketahui. Orbital-orbital ini kemudian diasumsikan terdistorsi sedikit untuk atom-atom
yang lebih berat seperti karbon, nitrogen, dan oksigen. Dengan asumsi-asumsi ini, teori

16
hibridisasi barulah dapat diaplikasikan. Perlu dicatat bahwa kita tidak memerlukan
hibridisasi untuk menjelaskan molekul, tetapi untuk molekul-molekul yang terdiri dari
karbon, nitrogen, dan oksigen, teori hibridisasi menjadikan penjelasan strukturnya lebih
mudah.

Teori hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, biasanya digunakan untuk
menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O (kadang kala juga P dan S).
Penjelasannya dimulai dari bagaimana sebuah ikatan terorganisasikan dalam metana.

2.3 Proses Terbentuknya Ikatan Kimia


Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul.
Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi, sedangkan gaya yang menahan
atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan kimia. Iktan kimia terbentuk karena
unsur-unsur ingin memiliki konfigurasi elektron stabil.

Konfigurasi elektron stabil yang dimaksud yaitu konfigurasi elektron pada gas
mulia. Untuk lebih memahami mengenai konfigurasi elektron, silahkan baca artikel
tentang hubungan konfigurasi elektron, elektron valensi, periode dan golongan unsur
dalam tabel periodik.

Tabel Struktur Elektron Gas Mulia

Kecenderungan atom-atom untuk memiliki konfigurasi elektron seperti gas


mulia (8 elektron valensi) disebut kaidah oktet. Sementara itu, atom-atom yang

17
memiliki kecenderungan untuk memiliki konfigurasi elektron seperti gas helium (2
elektron valensi) disebut kaidah duplet.

Ikatan kimia dapat terbentuk melalui 2 macam proses yaitu:

 Serah terima elektron. Yaitu perpindahan elektron dari satu atom ke atom yang
lain. Atom yang melepaskan elektron akan membentuk ion positif, sedangkan
atom yang menerima elektron akan berubah menjadi ion negatif. Sehingga
terjadilah gaya elektrostatik atau gaya tarik-menarik antara kedua ion yang
berbeda muatan.
 Pemakaian bersama pasangan elektron, baik pasangan elektron yang berasal dari
masing-masing atom yang berikatan maupun berasal dari salah satu atom yang
berikatan

18
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Sehubungan dengan penulisan tugas makala kami (kelompok 3 ), maka dapat
kami simpulkan bahwa : Ikatan Kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar
molekul.Terjadi melalui ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatan lainnya seperti ikatan
hidrogen,logam,dan sebagainya Ikatan kimia memiliki beberapa jenis, seperti: ikatan
ion, ikatan kovalen, ikatan logam, ikatan hidrogen dan lainnya. Ikatan Ion adalah ikatan
yang terbentuk akibat gaya tarik – menarik antara ion positif (kation) dengan ion negatif
(anion) . Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron
oleh dua arom yang berikatan. Ikatan koordinasi adalah ikatan kovalen dimana elektron-
elektron dalam pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari salah satu atom
yang berikatan . Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan
bersama elektron-elektron valensi antara atom-atom logam.

3.2 SARAN

Makalah ini masih banyak kekurangannya, baik segi penulisan dan isi makalah.
Oleh sebab itu penulis harapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Dan
juga, bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya juga tidak merasa puas, karena masih
banyak ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya mencari sumber lain
untuk lebih memperdalam materi mengenai ikatan kimia.

19
DAFTAR PUSTAKA

4. http://kimiaku.wordpress.com/materi-belajar/ikatan-kimia/
5. http://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_kimia
6. http://kimlemoet.wordpress.com/2013/11/10/ikatan-kimia-kelas-x/
7. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/ikatan-
kimia/ikatan-kimia/
8. https://id.wikipedia.org/wiki/Hibridisasi_orbital

20
TUGAS DASAR BIOMEDIK I

KELOMPOK 3:

CRISTIN SARAGI (N1A119123)

NAOMI ELDA GRACIA SIMAMORA (N1A119133)

MUTIA FADILLA ASYIFA (N1A119215)

RATIH AMALYA NINGSIH (N1A119120)

SASKIA DEPA MESI (N1A119122)

UNIVERSITAS JAMBI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

TAHUN AJARAN 2019/2020


DAFTAR ISI
KataPengantar.......................................................................................i

Daftar Isi................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang..................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2

1.3 Tujuan................................................................................................2

Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Larutan Asam dan Basa...................................................3

2.2 Perbedaan Antara Asam dan Basa.....................................................9

2.3 Cara Mengidentifikasi Asam dan Basa.............................................10

2.4 Indikator Asam dan Basa...................................................................11

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan........................................................................................14

3.2 Saran..................................................................................................14

Daftar Pustaka.......................................................................................15

1
KATA PENGANTAR
Dengan Mengucapakan Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
kehendak nya saya telah dapat menyelesaikan makalah ini, meskipun banyak sekali
kekurangan dan kesalahan didalamnya, namun saya berharap bisa memberikan sedikit
pengetahuan tentang hal yang saya tulis ini.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Dasar Biomedik I pada
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi, dengan judul makalah
“Larutan Asam dan Basa”.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Saya menyadari bahwa dalam penuliasan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu saya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jambi, 24 Oktober 2019

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Senyawa asam dan basa sering ditemukan dan berperan penting dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam kehidupan sehari – hari, senyawa asam dan basah dapat dengan
mudah kita temukan. Mulai dari makanan, minuman, tubuh manusia, hewan hingga
suku cadang kendaraan bermotor. Buah – buahan mengandung senyawa asam,
contohnya, jeruk mengandung asam sitrat, tomat mengandung asam askorbat, apel
mengandung asam malat, sedangkan anggur mengandung asam tartrat. Minuman ringan
mengandung asam karbonat. Lambung manusia mengandung asam klorida yang
berguna untuk membunuh kuman dalam tubuh. Beberapa produk rumah tangga yang
mengandung basa. Contohnya,sabun, deterjen, dan pembersih peralatan rumah tangga.

Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan kita.
Kitasenantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang kita
konsumsisebagian besar bersifat asam, sedangkan pembersih yang kita gunakan (sabun,
detergen, dll.)adalah basa. Enzim-enzim dan protein dalam tubuh kita juga merupakan
asam.

Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan.
Keasamantanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada di atasnya.
Kualitas air jugadapat ditentukan dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu daerah
yang dilanda hujanasam akan mengalami kerusakan lingkungan yang cukup
buruk.Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa lain) di
alam berupa liquid (larutan). Karena bentuk inilah yang mudah untuk direaksikan
dengan senyawalainnya. Meskipun asam dan basa yang kita konsumsi sehari-hari
berupa padatan sepertimakanan dan sabun, namun pada akhrinya tetap butuh diencerkan
juga (direaksikan ataudicampur dengan air) agar lebih mudah diserap atau digunakan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan asam dan basa?
2. Apa perbedaan antara asam dan basa?
3. Bagaimana cara mengidentifikasi asam dan basa?
4. Apa saja indikator asam dan basa?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian dari asam dan basa.
2. Untuk mengetahui perbedaan antara asam dan basa.
3. Untuk mengetahi cara mengidentifikasi asam dan basa.
4. Untuk mengetahui indikator pada asam basa.

2
BAB II

Pembahasan

2.1 Pengertian Asam dan Basa

Istilah asam berasal dari bahasa Latin “Acetum” yang berarti cuka, karena
diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat, yaitu zat yang berasa masam.Asam
dalam ilmu kimia ialah senyawa kimia yang jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan sebuah larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern,
asam yaitu suatu zat yang bisa memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut
basa), atau bisa menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Contoh asam dalam
kehisupan sehari-hari, diantaranya cuka mengandung asam asetat, jeruk mengandung
asam sitrat, anggur mangandung asam tartrat, apel mengandung asam malat, vitamin C
mengandung asam askorbat, dan obat tetes mata mengandung asam borat. Adapun sifat-
sifat larutan asam, diantaranya yaitu:

• Memiliki rasa masam (Namun jangan mencicipinya)


• Dapat mengubah lakmus biru menjadi merah
• Dapat menghantarkan arus listrik (asam kuat)
• Jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidrogen (H+)
• Bersifat korosif terhadap logam
• Dapat menetralkan basa

Basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu. Secara umum basa yaitu zat
yang berasa pahit dan bersifat kaustik. Basa ialah zat(senyawa) yang bisa beraksi
dengan asam, menghasilkan senyawa yang disebut garam. Sedangkan basa yaitu
suatu zat-zat yang bisa menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling
berlawanan. Sifat basa pada umumnya ditunjukkan dari rasa pahit dan licin. Contoh
basa yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari diantaranya seperti obat maag
mengandung magnesium hidroksida (Mg(OH)2) dan aluminium hidroksida (Al(OH)3);
sabun mandi mengandung natrium hidroksida (NaOH); sabun mandi bayi mengandung
kalium hidroksida(KOH); deodorant mengandung aluminium hidroksida (Al(OH)3) dan

3
pembersih lantai mengandung ammonium hidroksida (NH4OH). Adapun sifat-sifat basa
diantaranya yaitu:

• Terasa licin jika terkena kulit (tidak untuk dicoba di kulit, berbahaya)
• Dapat mengubah lakmus merah menjadi biru
• Dapat menghantarkan arus listrik (basa kuat)
• Apabila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksil (OH–)

Kemudian untuk Teori Asam dan Basa Dalam Ilmu Kimia mempunyai Tiga Teori
yang antara lain Teori Asam dan Basa Arrhenius, Teori Asam dan Basa Bronsted –
Lowry serta Teori Asam dan Basa Lewis. Berikut penjelasan secara lengkap tentang
Ketiga Teori Asam Basa tersebut:

• Teori Asam Basa Arrhenius

Teori Asam dan Basa ini dikemukakan oleh Svante August Arrhenius yang
merupakan Seorang Ilmuwan Kimia berasal dari Swedia yang lahir pada tanggal 19
Februari 1859 sampai 02 Oktober 1927 silam. Svante August Arrhenius pada tahun
1884 Silam menjelaskan bahwa Kekuatan Asam didalam Air tergantung pd Konsentrasi
Ion – Ion Hidrogen didalam-nya.

Menurut Svante August Arrhenius bahwa Asam adalah Zat yang jika didalam
Air dapat melepaskan Ion Hidrogen (H+), sebenarnya Ion – Ion Hidrogen yang
dihasilkan oleh Asam tersebut ketika dilarutkan didalam Air akan terkait dengan
Molekul – Molekul Air (H2O) dalam bentuk Ion Hidronium yakni Ion Positif yg
dibentuk atas penambahan sebuah Ion Hidrogen (Proton) pada sebuah Molekul Air.

Namun tidak semua Senyawa Hidrogen itu Asam misalnya Etanol yang
mempunyai Rumus Kimia C2H5OH, walaupun didalam Etanol terdapat Unsur H
namun Etanol bukanlah Asam. Kemudian Asam berdasarkan Kekuataannya menurut
Svante August Arrhenius ini terdiri dari Asam Kuat dan Asam Lemah, sedangkan jika
dilihat dari Jumlah Ion H+ yang dilepaskannya maka dibedakan menjadi Asam
Monoprotik, Asam Diprotik dan Asam Triprotik.

4
Lalu Teori Asam Basa Menurut Arrhenius ini bahwa Asam adalah senyawa yg
dalam Air mampu menghasilkan Ion Hidroksida (OH-) dan Basa berdasarkan pada Ion
OH- yang dilepaskan tersebut pada reaksi Ionisasi Basa maka dibedakan menjadi dua
macam yang antara lain Basa Monohidrolik dan Basa Polihidroksi

Keunggulan atau kelebihan dari teori asam basa Arrhenius yaitu mampu
menyempurnakan teori asam yang dikemukakan oleh Justus Von Liebig. Liebig
menyatakan bahwa setiap asam memiliki hidrogen (asam berbasis hidrogen).
Pernyataan ini tidak tepat, sebab basa juga memiliki hidrogen.

Sedangkan kekurangan atau kelemahan dari teori asam basa Arrhenius yaitu:
Ø Teori asam basa Arrhenius terbatas dalam pelarut air, namun tidak dapat menjelaskan
reaksi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
Ø Teori asam basa Arrhenius hanya terbatas sifat asam dan basa pada molekul, belum
mampu menjelaskan sifat asam dan basa ion seperti kation dan anion.
Ø Tidak menjelaskan mengapa beberapa senyawa, yang mengandung hidrogen dengan
bilangan oksidasi +1 (seperti HCl) larut dalam air untuk membentuk larutan asam,
sedangkan yang lain seperti CH4 tidak.
Ø Tidak dapat menjelaskan mengapa senyawa yang tidak memiliki OH-, seperti
Na2CO3 memiliki karakteristik seperti basa.
• Teori Asam Basa Bronsted – Lowry

Teori Asam Basa Bronsted dan Lowry ini merupakan sebuah Teori yang
melengkapi dari kekurangan Teori Asam dan Basa Arrhenius karena tak semua
Senyawa itu bersifat Asam ataupun Basa dapat menghasilkan sebuah Ion H+ atau OH-
jika dilarutkan didalam Air. Teori Asam Basa Menurut Bronsted – Lowry bahwa Asam
ialah Senyawa yg bisa menyumbang proton yakni Ion H+ ke Senyawa atau Zat Lain.
Sedangkan Basa ialah Senyawa yg bisa menerima Proton, yakni Ion H+ dari Senyawa
ataupun Zat Lain. Lalu menurut Johannes Nicolaus Bronsted dan Thomas Martin Lowry
bahwa Zat mampu berperan baik sebagai Asam ataupun Basa, jika Zat tertentu lebih
mudah melepas Proton dan Zat tersebut akan berperan sebagai Asam dan Lawannya
berperan sebagai Basa.

5
Sebaliknya jika Suatu Zat lebih mudah menerima Proton maka Zat tersebut akan
berperan sebagai basa dan dalam suatu Larutan Asam dalam Air, Air tersebut berperan
sebagai Basa. Namun didalam Teori Asam – Basa Bronsted Lowry ini memiliki
kelemahan yakni tak dapat memperlihatkan Sifat Asam maupun Sifat Basa suatu
senyawa jika tidak terdapat proton yang terlibat didalam Reaksi.

• Teori Asam Basa Lewis

Gilbert Newton Lewis merupakan Ilmuwan Kimia berasal dari Amerika Serikat
yang lahir pada 23 Oktober 1875 dan meninggal pada 23 Maret 1946 yang terkenal
dengan penemuan – penemuannya seperti Ikatan Kovalen, Struktur Lewis dan Asam
Basa Lewis. Menurut Gilbert Newton Lewis bahwa Teori Asam – Basa merupakan
masalah dasar yg harus diselesaikan dengan landasan Teori Struktur Atom, bukan
berdasarkan oleh hasil percobaan.

Adapun Teori Asam Basa Menurut Lewis bahwa Asam ialah Zat yang dapat
menerima Elektron dan menurut Lewis bahwa Basa ialah Zat yang bisa mendonorkan
Pasangan Elektron. Semua Zat yg didefinisikan sebagai Asam didalam Teori Asam –
Basa Arrhenius juga merupakan Asam di dlm Kerangka Teori Lewis ini karena Proton
ialah Aksepator Pasangan Elektron dan didalam Reaksi Netralis Proton dapat
membentuk ikatan koordinat dengan Ion Hidroksida.

Basa terbagi menjadi dua macam:

• Basa Kuat

Basa kuat adalah jenis senyawa sederhana yang dapat mendeprotonasi asam
sangat lemah di dalam reaksi asam-basa. Contoh paling umum dari basa kuat
adalah hidroksida dari logam alkali dan logam alkali tanah seperti NaOH dan Ca(OH)2.

Berikut ini adalah daftar basa kuat:

• Kalium hidroksida (KOH)


• Barium hidroksida (Ba(OH)2)
• Caesium hidroksida (CsOH)
• Natrium hidroksida (NaOH)

6
• Stronsium hidroksida (Sr(OH)2)
• Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
• Magnesium hidroksida (Mg(OH)2)
• Litium hidroksida (LiOH)
• Rubidium hidroksida (RbOH)

Kation dari basa kuat di atas terdapat pada grup pertama dan kedua pada daftar
periodik (alkali dan alkali tanah). Asam dengan pKa lebih dari 13 dianggap sangat
lemah, dan basa konjugasinya adalah basa kuat.

Beberapa basa kuat seperti kalsium hidroksida sangat tidak larut dalam air. Hal itu
bukan suatu masalah – kalsium hidroksida tetap terionisasi 100% menjadi ion kalsium
dan ion hidroksida. Kalsium hidroksida tetap dihitung sebagai basa kuat karena kalsium
hidroksida 100% terionisasi.

• Basa Lemah

Basa lemah adalah larutan basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida
dalam larutan. Amonia adalah salah satu contoh basa lemah. Sudah sangat jelas amonia
tidak mengandung ion hidroksida, tetapi amonia bereaksi dengan air untuk
menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida.

Akan tetapi, reaksi berlangsung reversibel, dan pada setiap saat sekitar 99% amonia
tetap ada sebagai molekul amonia. Hanya sekitar 1% yang menghasilkan ion hidroksida.

Berikut ini contoh basa lemah :

1. gas amoniak (NH3)


2. besi hidroksida (Fe(OH)2)
3. Hydroksilamine (NH2OH)
4. Aluminium hidroksida (Al(OH)3)
5. Ammonia hydroksida (NH4OH)
6. Metilamin hydroxide (CH3NH3OH
7. Etilamin hydroxide (C2H5NH3OH)

7
Asam juga terbagi menjadi 2 macam:

• Asam Lemah

Asam lemah adalah asam yang tidak terionisasi secara signifikan dalam larutan.
Misalnya jika sebuah asam dilambangkan dengan HA, maka dalam larutan masih
terdapat sejumlah besar HA yang belum terdisosiasi/terionisasi. Contoh asam lemah
ialah:
1. Asam format (HCOOH)
2. Asam asetat (Asam cuka) (CH3COOH)
3. Asam fluorida (HF)
4. Asam karbonat (H2CO3)
5. Asam sitrat (C6H8O7)
6. Asam sianida (HCN)
7. Asam nitrit (HNO3)
8. Asam borat (H2Bo3)
9. Asam silikat (H2SIO3)
10. Asam antimonit (H2SbO3)
11. Asam antimonat (H2SbO4)
12. Asam stanat (H2SnO3)
13. Asam stanit (H2SnO2)
14. Asam plumbat (H2PbO3)
15. Asam plumbit (H2PbO4)
16. Asam oksalat (H2C2O4)
17. Asam benzoat (C6H5COOH)
18. Asam hipoklorit (HClO)
19. Asam sulfit (H2SO3)
• Asam Kuat
Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu, kesetimbangan reaksi berada
jauh di kanan, terdapat banyak H3O+; hampir seluruh asam terurai). Misalnya,
nilai Ka untuk asam klorida (HCl) adalah 107. Asam kuat memiliki derajat ionisasi 1.
Asam kuat mencakup asam halida – HCl, HBr, dan HI. (Tetapi, asam fluorida, HF,
relatif lemah.) Asam-asam okso, yang umumnya mengandung atom pusat ber-bilangan

8
oksidasi tinggi yang dikelilingi oksigen, juga cukup kuat; mencakup HNO3, H2SO4, dan
HClO4.

2.2 Perbedaan Antara Asam dan Basa

Perbedaan sifat dan ciri antara zat asam dan basa bisa dikatakan sangat
mencolok. Perbedaan tersebut misalnya terletak pada rasa, kemampuannya dalam
merubah kertas lakmus, reaksinya jika dilarutkan dalam air, serta dari sifatnya.

Secara lengkap, perbedaan asam dan basa disajikan pada tabel berikut:

Perbedaan asam dan basa yang paling mencolok terletak pada rasa keduanya.
Zat asam, sesuai namanya pastilah memiliki rasa yang masam jika dicicip dengan lidah.
Contoh sederhananya adalah vitamin C yang mengandung senyawa askorbat, ketika
Anda menghisap zat ini, Anda pasti akan merasakan rasa asam yang kuat. Sementara zat
basa umumnya memiliki rasa pahit. Jika tak percaya, letakan secuil saja sabun mandi ke
lidah Anda. Rasa pahit yang tak tertahankan pasti akan langsung Anda rasakan.

Kertas Lakmus Kertas lakmus adalah indikator keasaman yang paling sering
digunakan. Kertas lakmus sendiri ada 2 jenis, yaitu kertas lakmus merah dan kertas
lakmus biru. Senyawa atau zat asam umumnya akan mampu memerahkan kertas lakmus
biru dan tidak merubah warna kertas lakmus merah. Sementara senyawa atau zat basa
umumnya akan mampu membirukan kertas lakmus merah dan tidak merubah warna
kertas lakmus biru.

Perbedaan Sifat Perbedaan asam dan basa juga bisa kita lihat dari sifatnya. Sifat
asam adalah korosif atau dapat mengikis benda lain (terutama logam) yang bersentuhan

9
dengannya. Sementara sifat basa adalah kaustik atau dapat merusak kulit. Kedua sifat
asam dan basa ini harus Anda pahami jika tengah berada di laboratorium. Sifat-sifat
tersebut sangat berbahaya jika Anda tidak memperhatikan kesehatan dan keselamatan
kerja.

2.3 Cara Mengidentifikasi Asam dan Basa

Banyak sekali larutan di sekitar kita, baik yang bersifat asam, basa, maupun
netral. Tahukah kamu bagaimana cara menentukan sifat asam dan basa larutan secara
tepat? Indikator yang dapat digunakan adalah indikator asam basa. Indikator adalah zat-
zat yang menunjukkan indikasi berbeda dalam larutan asam, basa, dan netral. Cara
menentukan senyawa bersifat asam, basa, atau netral dapat menggunakan kertas lakmus
dan larutan indikator atau indikator alami. Berikut adalah beberapa cara menguji sifat
larutan.

a.Identifikasi dengan Kertas Lakmus

Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa dan larutan bersifat netral
berbeda. Ada dua macam kertas lakmus,yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari
masing-masing kertas lakmus tersebut adalah sebagai berikut.

• Lakmus merah

Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan

basa berwarna biru.

• Lakmus biru

Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan

basa berwarna biru.

10
• Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.

b. Identifikasi Larutan Asam, Basa, dan Netral Menggunakan Indikator Alami

Percobaan yang dapat kamu lakukan adalah mengidentifikasi suatu larutan


bersifat asam, basa atau netral dengan menggunakan kertas lakmus. Adakah cara lain
untuk mengidentifikasi suatu larutan? Ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan
sendiri di rumah, yaitu dengan menggunakan indikator alami. Berbagai bunga yang
berwarna atau tumbuhan, seperti daun, mahkota bunga, kunyit, kulit manggis, dan kubis
ungu dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak atau sari dari bahan-bahan
ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam basa.

Sebagai contoh, ambillah kulit manggis, tumbuklah sampai halus dan campur
dengan sedikit air. Warna kulit manggis adalah ungu (dalam keadaan netral). Jika
ekstrak kulit manggis dibagi dua dan masing-masing diteteskan larutan asam dan basa,
maka dalam larutan asam terjadi perubahan warna dari ungu menjadi cokelat
kemerahan. Larutan basa yang diteteskan akan mengubah warna dari ungu menjadi biru
kehitaman.

c. Menentukan pH Suatu Larutan

Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan menggunakan indikator


universal, indikator stick, larutan indikator, dan pH meter.

2.4 Indikator Asam dan Basa

Indikator asam-basa (disebut juga Indikator pH) adalah senyawa halokromik yang
ditambahkan dalam jumlah kecil ke dalam sampel, umumnya adalah larutan yang akan
memberikan warna sesuai dengan kondisi pH larutan tersebut. Pada temperatur 25°
Celsius, nilai pH untuk larutan netral adalah 7,0. Di bawah nilai tersebut larutan
dikatakan asam, dan di atas nilai tersebut larutan dikatakan basa. Kebanyakan senyawa
organik yang dihasilkan makhluk hidup mudah melepaskan proton (bersifat
sebagai asam Lewis), umumnya asam karboksilat dan amina, sehingga indikator asam-
basa banyak digunakan dalam bidang biologi dan kimia analitik. Mekanisme perubahan
warna oleh indikator adalah reaksi asam-basa, pembentukan kompleks, dan reaksi
redoks.

11
• Indikator Universal

Indikator pH secara umum digunakan dalam teknik titrasi kimia


analitik dan biologi untuk menentukan reaksi kimia. Karena pilihan subyektif
(penentuan) warna, indikator pH tidak memberi hasil pembacaan yang presisi. Untuk
mengukur pH secara presisi, suatu pH meter biasanya digunakan. Terkadang,
pencampuran beberapa indikator berbeda digunakan untuk menghasilkan perubahan
warna pada rentang nilai pH yang lebar. Indikator komersil tersebut (misalnya indikator
universal) digunakan hanya ketika membutuhkan pengetahuan kasar mengenai pH.

Tabel berikut ini berisi beberapa indikator pH yang umum digunakan di


laboratorium. Indikator biasanya memberi perubahan warna pada nilai pH yang tertulis
pada nilai transisi. Contohnya, fenol merah menghasilkan warna jingga antara pH 6.8
dan pH 8.4. Rentang transisi mungkin berbeda sedikit bergantung pada konsentrasi
indikator dalam larutan dan pada suhu di mana indikator tersebut digunakan. Gambar di
sebelah kanan menunjukkan rentang dan perubahan warna yang terjadi pada indikator
tersebut.

12
• Indikator Alami

Banyak tumbuhan yang mengandung zat kimia yang berasal dari senyawa
famili antosianin yang berwarna secara alami. Mereka berwarna merah dalam larutan
asam dan biru dalam larutan basa. Antosianin dapat diekstrak dengan air atau pelarut
lain dari banyak tumbuhan berwarna atau bagian tumbuhan, termasuk dari daun (kubis
merah); bunga (geranium, poppy, atau kelopak mawar); beri (blueberry, blackcurrant);
dan batang (rhubarb). Ekstraksi antosianin dari tanaman rumah tangga, terutama kubis
merah, untuk membentuk indikator pH mentah adalah pengantar kimia demonstrasi
yang populer.[5]

Lakmus, yang digunakan oleh alkemis pada Abad Pertengahan dan banyak
tersedia, adalah indikator pH yang dibuat secara alami dari spesi lumut,
terutama Roccella tinctoria. Perubahan warna terjadi apabila di larutan asam akan
berwarna merah dan biru dalam larutan alkali.

Bunga Hydrangea macrophylla dapat berubah warna bergantung pada keasaman


tanah. Pada tanah yang asam, reaksi kimia terjadi di tanah yang
membuat aluminium tersedia untuk tanaman ini, mengubah bunga berwarna biru. Di
tanah alkali, reaksi ini tidak dapat terjadi dan karena aluminium tidak diambil oleh
tanaman. Akibatnya, bunga tetap berwarna merah muda.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari kita. Secara umum, zat–zat yang memiliki rasa masam itu
mengandung asam, misalnya asam sitrat pada jeruk, asam asetat pada cuka makanan,
serta asam benzoat yang digunakan sebagai pengawet makanan.Asam terbagi dua
macam yaitu asam kuat dan lemah. Basa adalah senyawa yang mempunyai sifat licin,
rasanya pahit seperti obat dan sabun, kemudian ada beberapa jenis basa yang bersifat
korosif (penyebab karat) dan kausatik (merusak kulit).dan bersifat korosif. Seperti hal-
nya asam, basa juga terbagi dua macam yaitu basa kuat dan basa lemah. Basa
mempunyai rasa pahit dan merusak kulit, terasa licin seperti sabun bila terkena kulit.
Dan dapat menetralkan asam.Jika pH = 7, maka larutan bersifat netral. Jika pH < 7,
maka larutan bersifat asam. Jika pH >7, maka larutan bersifat basa.

3.2 Saran

Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini termasuk
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca.

Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya juga tidak merasa puas, karena masih
banyak ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya mencari sumber lain
untuk lebih memperdalam materi mengenai larutan asam dan basa.

14
Daftar Pustaka
• https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_asam-basa_Brønsted–Lowry
• https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_lemah
• https://id.wikipedia.org/wiki/Asam
• https://id.wikipedia.org/wiki/Basa
• https://id.wikipedia.org/wiki/Indikator_asam-basa
• https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_asam-basa_Brønsted–Lowry

15

Anda mungkin juga menyukai