Anda di halaman 1dari 56

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

“APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN GASTRITIS”

KELOMPOK 2 B11-A

I GUSTI AYU SELVIA YASMINI (183222911)

I GUSTI AYU YUSTIANA (183222912)

I KADEK APRIANA (183222913)

I MD DWI SATWIKA WIRAPUTRA (183222914)

I PUTU ADITYA WARDANA (183222915)

KADEK AYU DWI CESIARINI (183222916)

NI LUH PUTU EVA BUDIANTINI (183222918)

LUH PUTU RATIH ARTASARI (183222919)

PROGRAM NON REGULER S1 KEPERAWATAN

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

2019
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi
Wasa atas berkat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Aplikasi Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Gastritis” pada mata kuliah
Keperawatan Gerontik di Stikes Wira Medika Bali ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun berkat bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak
sehingga dapat terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kemampuan penulis, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca, sehingga kami dapat
menyempurnakan makalah ini untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar bisa lebih
baik lagi.
“Om Santih, Santih, Santih, Om”

Denpasar, 19 Februari 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................. ii


Daftar Isi ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Tujuan ................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori ....................................................................................... 4
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan .............................................................. 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 51
3.2 Saran .................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam tubuh manusia banyak terdapat system yang saling kerja sama
dalam mempertahnkan kehidupan. Sistem pencernaan merupakan salh satu
system yang penting dalam tubuh karena hasilnya nanti berupa energi yang sangat
pentinng dalam proses metabolisme dan kelangsungan hidu setiap sel di tubuh.
Dalam system pencernaan banyak organ-organ yang penting, salah
satunya adalah lambung. Di Lambung nantinya terjadi pemecahan dan
penyerapan karbohidrat dan lapisan ukosa lambung menghasilkan asam lambung
(HCL) yang dalam kadar normalnya fungsinya sangat penting. Lambung (gaster)
bisa mengalami kelainan seperti peradangan pada dinding lambung (gastritis) jika
pola hidup seperti pola makan dan diet yang tidak normal attau mengkonsumsi
jenis obat-obatan bisa mengakibatkan gastritis atau maag.
Gastritis merupakan peradangan local atau menyebar pada mukosa
lambung,yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan
bakteri atau bahan iritan lain (La,Sarif .2012).
Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering timbul akibat diet yang
sembrono.Individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan
makanan yang terlalu berbumbu,makanan yang mengandung mikroorganisme
(H.pylori) penyebab penyakit.Penyebab lain dari gastritis ini mencakup komsumsi
alcohol,aspirin,refluks empedu atau terapi radiasi (Suddrath,Brunner.2001).

Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan


yang paling sering terjadi. Badan penelitian WHO mengadakan tinjauan terhadap
beberapa negara di dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian
gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada
35% dan Perancis 29,5%. Menurut WHO di Indonesia angka kejadian gastritis di
beberapa daerah juga cukup tinggidengan prevalensi 274,396 kasus dari

1
238,452,952 jiwa penduduk, menurut Maulidiyah (2006), di kota Surabaya angka
kejadian gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, dan kejadian gastritisyang
tertinggi terdapat di kota Medan yaitu sebesar 91,6%.Di Amerika Serikat (AS),
ditemukan bahwa jumlah kaum Hispanik (Spanyol) yang menderita infeksi
Helicobacter Pylori ( HP) jauh lebih tinggi dari kulit putih. Di Singapura, jumlah
ras China penderita infeksi H.Pylori tiga kali le bih tinggi dibanding Melayu dan
India.Dari hasil penelitian para pakar didapatkan jumlah penderita sakit maag
antara pria dan wanita, ternyata sakit maag lebih banyak pada wanita, dan dapat
menyerang sejak usia dewasa muda hingga lanjut usia. Di Inggris sekitar 6-20%
menderita maag pada usia 55 tahun dengan prevalensi 22% insidens total untuk
segala umur pada tahun 1988 adalah 16 kasus per 1000. Insidens meningkat
berdasarkan umur, puncaknya pada 29, 2 kasus per 1000 pada kelompok umur
45-64. Insidens sepanjang usia untuk penyakit maag adalah sekitar 10%.
Sementara itu di Jepang, seperti dikutip Majalah Look Japan, setiap 4 – 5 orang di
bawah usia 30-an sudah terinfeksi bakteri ini walaupun tampak sehat. Orang yang
terinfeksi di atas usia 50 tahun bahkan sampai 50%.Di negara berkembang yang
tingkat ekonominya lebih rendah, terjadi infeksi pada 80 % penduduk setelah usia
30 tahun.Dari survey yang dilakukan pada masyarakat jakarta pada tahun 2007
yang melibatkan 1.645 responden mendapatkan bahwa pasien dengan masalah
gastritis ini mencapai 60% artinya masalah gastritis ini memang ada dimasyarakat
dan tentunya harus menjadi perhatian kita semua.
Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan
gastritis meliputi Untuk menetralisir asam,digunakan antasida umum
(mis,aluminium hidroksida);untuk menetralisir alkali,digunakan jus lemon encer
atau cuka encer,bila korosi luas atau berat,emetic dan lavase dihindari karena
bahaya perforasi.Untuk gastritis kronis yang dapat dilakukan meliputi
memodifikasi diet pasien,meningkatkan istirahat,mengurangi stress dan memulai
farmaterapi.H.Pylori dapat diatasi dengan antibiotic (seperti tetrasiklin atau
amoksisilin) dan garam bismuth (Sudarrt,Brunner.2001).

2
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit gastritis
meliputi pola makan yang teratur,olahraga yang teratur,hindari komsumsi obat-
obatan tertentu,hindari komsumsi alcohol,hindari merokok,hindari stress,dan ikuti
rekomendasi dokter (La,Sarif.2012)

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana konsep dasar penyakit Gastritis ?
1.2.2 Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada lansia dengan gastritis ?
1.2.3 Bagaimana asuhan keperawatan pada lansia dengan gastritis?
1.3.Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui konsep dasar penyakit Gastritis
1.3.2 Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada lansia dengan
gastritis
1.3.3 Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada lansia dengan gastritis
1.4. Manfaat Penulisan
1.4.1 Secara teoritis
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa
keperawatan untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
konsep asuhan keperawatan pada lansia dengan kasus gastritis.
1.4.2 Secara praktis
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
suatu pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan yang nantinya ilmu
tersebut dapat dipahami dan diaplikasikan dalam praktik keperawatan
gerontik.

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. KONSEP TEORI


2.1.1. Pengertian
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam
lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan
imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu
hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas.
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal. Dua jenis gastritis yang
sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan gastritis atrofik kronis. (Price &
Wilson, 2006)
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran,
Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Buku Ajar
Ilmu Bedah, Edisi Revisihal749).
Gastritis merupakan keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia A
Price hal 422).
Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan
mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan peradangan lokal
atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang di penuhi bakteri (Charlene.
J, 2001, hal : 138).
Gastritis merupakan peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat
akut,dengan kerusakan’’Erosive “ karena permukaan hanya pada bagian mukosa
(Lin,Inaya.2004 dalam Saferi,Andra.2013)

2.1.2.Etiologi

Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering timbul akibat diet yang


sembrono.Individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan

4
yang terlalu berbumbu,makanan yang mengandung mikroorganisme (H.pylori)
penyebab penyakit.Penyebab lain dari gastritis akut mencakup alcohol,aspirin,refluks
empedu atau terapi radiasi (Suddrath,Brunner.2001).

Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali
kuat,yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi.Pembentukan
jaringan parut dapat terjadi,yang mengakibatkan obstruksi pylorus.Gastritis juga
merupakan tanda pertama dari infeksi sistemik akut.Gastritis kronis biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter Pylori (Suddrath,Brunner.2001).

Adapun beberapa etiologi yang dapat menimbulkan gastritis antara lain ialah :

a. Inflamsi bakteri H.pylori


b.Stress Akut
c. Pemakaian Obat AINS dalam jangka waktu yang panjang
d.Penyakit Kronis

(La,Sarif .2012)

2.1.3. Klasifikasi

Gastritis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian,diantaranya :

a. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan konsumsi agen
kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gaster,biasanya
disebabkan oleh bumbu ,rempah-rempah, alcohol, obat-obatan, radiasi
,kemoterapi,dan mikroorganisme infektif (La,Sarif).
Mukosa lambung mampu memperbaiki diri sendiri setelah mengalami
gastritis.Kadang-kadang hemoragis memerlukan intervensi bedah.Bila makanan
pengiritasi tidak dimuntahkan tetapi mencapai usus,dapat mengakibatkan kolic dan
diare.Biasanya,pasien sembuh kira-kira sehari,meskipun nafsu makan mungkin
menueun selama 2 atu 3 hari kemudian ( Suddarth,Brunner.2001)

5
b. Gastritis Kronis
Gastritis ini dibgagi menjadi sua tipe yaitu tipe A dan B.Gastritis tipe A
mampu menghasilkan imun sendiri,tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar
lambung dan penurunan mukosa.Penurunan pada sekresi gastric mempengaruhi
produksi antibody.Anemia pernisiosa berkembang dengan proses ini.Gastritis tipe
B lebih lazim,akan tetapi tipe ini dikaitkan dengan infeksi bakteri Helicobacter
Pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung (La,Sarif.2012).

2.1.4.Patofisiologi

Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong,terletak dibagian kiri atas
perut tepat dibawah tulang iga.Lambung orang dewasa memiliki panjang berkisar 10
inci.Bila lambung dalam keadaan kosong,maka ia akan melipat seperti sebuah
akordion.Ketika lambung mulai terisi dan mengembang,lipatan-lipatan tersebut
secara bertahap terbuka.Lambung memproses dan menyimpan makanan secara
bertahap melepaskannya ke dalam usus kecil.Ketika makanan masuk ke dalam
esophagus dan lambung (esophageal Sphinter) akan membuka dan membiarkan
makanan masuk melewati lambung.Setelah makanan masuk ke lambung,sphinter
menutup kembali.Dinding lambung terdiri dari lapisan otot yang kuat.Ketika mkanan
berada di lambung,dinding lambung akan mulai menghancurkan makanan
tersebut.pada saat yang sama kelenjar-kelenjar yang berada di mukosa pada dinding
lambung mulai mengeluarkan cairan lambung termasuk enzim-enzim dan asam
lambung untuk lebih menghancurkan makanan tersebut (La,Sarif.2012).

Suatu komponen cairan lambung adalah asam,asam ini sangat korosif


sehingga pakubesipun dapat larut dalam cairan ini.Dinding lambung dilindungi oleh
mukosa-mukosa bikarbonat (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion
bikarbonat secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung)
sehingga terhindar dari sifr korosif hidroklorida.Fungsi dari lapisan pelindung
lambung ini adalah agar cairan asam dalam lambung tidak merusak dinding

6
lambung.Adapun terjadi nya proses gastritis yang biasanya terkena oleh bakteri,obat-
obatan anti nyeri yang berlebihan,infeksi bakteri/virus makan keseluruhan factor
diatas akan merusak epitel-epitel sawar pada lambung.Ketika asam berdifusi ke
mukosa,dengan keadaan epitek sawar yang dihancurkan tadi maka akan terjadi
penghancuran sel mukosa.Dengan sel mukosa yang hancur ini mengakibatkan fungsi
dari mukosa tidak berfungsi yang akhirnya asam tidak dapat dikontrol sehingga
terjadi peningkatan asam hidroklorida di lambung dan ketika mengenai dinding
lambung akan menimbulkan nyeri lambung/perih karena dinding lambung mengalami
inflamasi (La,Sarif.2012)

Dalam penghancuran sel mukosa oleh asam maka mengakibatkan peningkatan


histamine sehingga meningkatkan permeabilitas terhadap protein meningkat
kemudian plasma mengalami kebocoran di intestinum maka terjadi odem dan
akhirnya plasma bocor kedalam lambung sehingga terjadi (Hematoresis dan
melena).Ketika terjadi peningkatan asam klorida akan merangsang kolinergik
sehingga potilitas (sekresi) pepsinogen meningkat,yang kemudian akan diubah
menjadi pepsin dan berakibat akan menurun fungsi sawar dan kemudian terjadi
hancurnya vena-vena kecil dan kapiler kemudian terjadi perdarahan (La,Sarif.2012)

2.1.5.Manifestasi Klinis

a) Nyeri epigastrium hebat,dan nyeri ulu hati.


b) Perdarahan
c) Hematomesis
d) Melena
e) Anoreksia
f) Mual,muntah
g) Kembung
h) Rasa asam dimulut

7
2.1.6. Komplikasi

a. Perdarahan saluran cerna

b. Ulkus

c. Perforasi

d. Kanker Lambung

(La,Sarif.2012)

2.1.7. Penatalaksanaan

1. Gastritis Akut

Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari


alcohol dan makanan sampai gejala berkurang.Bila pasien mampu makan melalui
mulut,diet mengandung gizi dianjurkan.Bila gejala menetap,cairan perlu diberikan
secara parenteral.Bila perdarahan terjadi,maka penatalaksanaan adalah serupa
dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas.Bila
gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau
alkali,pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasi agen penyebab.

a. Untuk menetralisir asam,digunakan antasida umum (mis,aluminium


hidroksida);untuk menetralisir alkali,digunakan jus lemon encer atau cuka
encer.
b. Bila korosi luas atau berat,emetic dan lavase dihindari karena bahaya
perforasi.
Terapi pendukung mencakup intubasi,analgetik dan sedative,serta cairan
intravena.Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan.Pembedahan darurat mungkin
diperlukan.Pembedahan untuk mengangkat ganggren atau jaringan
perforasi.Gastrojejunostomi atau reseksi lambung mungkin diperlukan untuk
mengatasi obstruksi pylorus (Suddart,Brunner.2001)

8
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien,meningkatkan
istirahat,mengurangi stress dan memulai farmaterapi.H.Pylori dapat diatasi dengan
antibiotic (seperti tetrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismuth (Pepto-Bismol).
Pasien dengan gastritis A biasanya mengalami malabsorpsi vitamin B12 yang
disebabkan oleh adanya antibody terhadap factor instrinsik (Suddart,Brunner.2001)

2.1.8. Pencegahan

Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapat selalu dicegah,berikut beberapa saran


untuk dapat selalu dicegah,berikut beberapa saran untuk dapat mengurangi resiko
terkena gastritis :

a. Makan secara benar


Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang
pedas,asam,gorengan atau berlemak.Yang sama pentingnya dengan pemilihan
jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara
memakannya.Makanlah dengan jumlah yang cukup pada waktunya dan
lakukan dengan santai.
b. Hindari Alkohol
Penggunaan alcohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa lambung
serta dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.
c. Jangan merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung,membuat lambung lebih rentan
terhadap gastritis dan borok.Merokok juga dapat meningkatkan asam lambung
sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama
terjadinya kanker lambung.
d. Lakukan olahraga secara teratur
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung,juga dapat
menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah
makanan dari usus secara lebih cepat.

9
e. Kendalikan stress
Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke,menurunkan system
kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit.Stress juga
dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat kecepatan
pencernaan.Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari ,maka
kuncinya adalah dengan mengendalikannya secara efektif dengan cara diit
yang bernutrisi,istirahat yang cukup,olahraga teratur dan relaksasi yang
cukup.
f. Ganti Obat penghilang nyeri
Jika memungkinkan hindari pengguanan obat anti inflamasi non steroid
(AINS),obat-obatan golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan
dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah.Ganti
dengan penghilang nyeri yang mengandung Acthaninophen.
g. Ikuti Rekomendasi Dokter
Untuk mengkomsumsi makanan yang sehat,yang tidak merangsang asam
lambung naik berproduksi banyak dan dapat menyebabkan perforasi dinding
lambung sehingga mengakibatkan terjadinya perdarahan.Hindari minuman
yang mengandung alcohol,merokok,hindari penggunaan obat-obatan kera
dalam jangka waktu yang panjang.melakukan olahraga teratur.
( La,Sarif.2012)

2.2. Konsep Asuhan Keperawatan

2.2.1. Pengkajian

Selama pengimpulan riwayat perawat menanyakan tentang tanda dan


gejala pada pasien.Apakah pasien mengalami nyeri uluhati,tidak dapat
makan,mual atau muntah ? Apakah gejala terjadi pada waktu kapan saja,sebelum
atau sesudah makan,setelah mencerna makanan pedas atau pengiritasi ,atau
setelah mencerna obat-obatan tertentu atau alcohol ? Apakah gejala berhubungan
dengan ansietas,stress,alergi makan atau minum terlalu banyak ,atau makan

10
terlalu cepat?Bagaimana hilang? Adakah riwayat penyakit lambung sebelumnya
atau pembedahan lambung ? Riwayat diet ditambah jenis diet yang baru dimakan
72 jam,akan membantu.Riwayat lengkap sangat penting dalam membantu
perawat untuk mengidentifikasi apakah kelebihan diet atau diet sembrono yang
diketahui,berhubungan dengan gejala saat ini ,apakah ada orang lain pada
lingkungan pasien memiliki gejala serupa,apakah pasien memuntahkan
darah,dan apakah elemen penyebab yang diketahui telah tertelan
(Suddart,Brunner.2001).

Tanda yang diketahui selama pemeriksaan fisik mencakup nyeri tekan


abdomen ,dehidrasi (perubahan turgor kulit,membrane mukosa kering),dan bukti
adanya gangguan sistemik dapat menyebabkan gejala gastritis.Lamanya waktu
dimana gejala saat ini hilang dari metode yang digunakan oleh pasien untuk
mengatasi gejala ,serta efek-efeknya juga diidentifikasi (Suddart,Brunner.2001).

2.2.2. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut/ Kronis b/d Agens Cedera Biologis


2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan tubuh b/d
Anoreksia,masukan nutrient yang tidak adekuat.
3. Gangguan pola tidur b/d Penyakit
4. Ansietas b/d penyakit
5. Kurang pengetahuan b/d Proses penyakit

11
2.2.3. Intervensi Keperawatan

Diagnose NOC NIC


Keperawatan
Nyeri Acut Paint control 1605 Paint Management 1400
b/d Agens Setelah dilakukan Pengkajian:
Biologis tindakan keperawatan 1. Kaji nyeri secara komprehensif meliputi
selama 1 x 24 jam lokasi,karakteristik,onset/durasi,frekuen
diharapkan masalah si,kualitas,intensitas dan factor
nyeri akut pada penyebab.
pasien dapat teratasi 2. Observasi respon nonverbal
dengan indicator: menunjukkan ketidaknyamanan
a) 160501 terutama pada pasien yang tidak mampu
Pasien berkomunikasi secara efektif
mampu Mandiri:
menyebutkan 1. Gunakan strategi komunikasi teraupetik
factor untuk mengetahui nyeri dan respon
prepitasi nyeri pasien terhadap nyeri.
b) 160513 2. Tentukan dampak nyeri yang dirasakan
Pasien pasien
melaporkan 3. Kontrol factor lingkungan yang mampu
perubahan menimbulkan respon ketidaknyamanan
gejala/ nyeri pada pasien.
terhadap 4. Kurangi factor prepitasi nyeri

12
kesehatan. Penyuluhan
c) 160511 1. Ajarkan penggunaan teknik
Pasien nonpharmakogi (teknik relaksasi)
melaporkan 2. Ajarkan prinsip dalam penangan nyeri
pengendalian Kolaborasi:
nyeri 1. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lainnya untuk menentukan dan
menjalankan therapy,jika perlu.
Paint Level Relaxation therapy 6040
2102 Intervensi :
Setelah dilakukan 1. Gambarkan keuntungan dan penggunaan
tindakan keperawatan teknik relaksasi dan type relaksasi yang
selama 1 x 24 jam akan digunakan.
diharapkan masalah 2. Berikan deskripsi yang detail mengapa
nyeri akut pada memilih intervensi relaksasi
pasien dapat teratasi 3. Ketahui terlebih dahulu apa yang
dengan indicator: dibutuhkan untuk relaksasi
a. 210201 Reported 4. Ajak pasien untuk rileks dan rasakan sensasi
pain yang mungkin muncul
b.210206 Facial 5. Berikan waktu yang tidak mengganggu
expression of pain karena pasien butuh istirahat
c. 210208 6. Gunakan relaksasi sebagai strategi untuk
Restlessness memberikan medikasi nyeri
7. Evaluasi dan dokumentasi kan respon pasien
dalam therapy relaksasi

13
Ketidaksei Nutritional Status : Nutrition Management 7200
bangan Food & Fluid Intake Intervensi:
nutrisi kurang 1008 Pengkajian :
dari Setelah 1. Kaji apakah pasien memiliki riwayat alergi
kebutuhan dilakukan tindakan makanan
tubuh b/d keperawatan selama 3 2. Tentukan makanan yang disukai pasien
anoreksia,mas x 24 jam diharapkan 3. Tentukan jumlah kalori yang diperlukan
ukan nutrisi masalah tubuh
yang tidak ketidakseimbangan 4. Tentukan jumlah protein, zat besi ,dan
adekuat nutrisi kurang dari vitamin yang di butuhkna oleh tubuh,jika
kebutuhan tubuh perlu
dapat teratasi dengan Mandiri :
indicator: 5. Berikan makanan tambahan ( snack)
a) 100801 Pasien seperti juice buah,jika perlu
mampu 6. Timbang BB pasien pada interval yang tepat
memenuhi 7. Monitor pemasukan nutrisi dan kalori yang
kebutuhan nutrisi dikomsumsi oleh tubuh
melalui oral. Penyuluhan
b) 100803 Pasien 8. Berikan informasi tentang nutrisi yang
mampu dibutuhkan oleh pasien dan bagaimana cara
memenuhi untuk memenuhinya.
kebutuhan cairan Kolaborasi
melalui oral. 9. Lakukan kolaborasi dengan petugas ahli gizi
c) Pasien mampu untuk menentukan program diet yang
mempertahankan sesuai.
Berat badan
Gangguan Sleep 0004 Sleep Enhancement 1850
pola tidur b/d Setelah dilakukan Pengkajian:
proses tindakan keperawatan 1. Kaji adanya perasaan stress situsional

14
penuaan selama 3 x 24 jam sebelum istirahat
diharapkan masalah 2. Tentukan efek medikasi dari kepatenan pola
gangguan pola tidur istirahat terhadap pasien.
dapat teratasi dengan Mandiri:
indicator : 1. Gambarkan pentingnya keadekuatan
a) 000401 Hour istirahat/tidur
of sleep 2. Monitor kepatenan itirahat/tidur dan durasi
b) 000402 tidur pasien.
Observerse 3. Promosikan waktu yang dibutuhkanpasien
hours of sleep untuk beristirahat
c) 000405 Sleep 4. Persiapkan lingkungan yang nyaman untuk
efficiency mendukung pola istirahat
5. Persiapkan kondisi yang
nyaman,mis:masase,posisi dan sentuhan
yang efektif untuk mendukung pola tidur
Penyuluhan:
1. Instruksikan pasien untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi untuk mendukung pola
tidur.
2. Diskusikan dengan pasien/keluarga tentang
penggunaan teknik tidur
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya
dalam pemberian therapy.
Rest 0003 Music Therapy 4400
Setelah dilakukan Intervensi :
tindakan keperawatan 1. Jelaskan perubahan spesifik dalam
selama 3 x 24 jam kebiasaan dan/psikologi yang diinginkan
diharapkan masalah (mis: relaksasi,stimuli,konsentrasi dan

15
gangguan pola tidur reduksi nyeri
dapat teratasi dengan 2. Tentukan seberapa penting music bagi
indicator : individu tertentu
a. 000303 Rest 3. Identifikasi jenis music yang disukai
quality individu
b. 000308 4. Banrtu pasien untuk memberikan posisi
Emotionally yang menyenangkan
rested 5. Berikan batasan stimuli (mis:
c. 000301 Amount cahaya,suara,pengunjung,penelpon) saat
of rest pasien mendengar music favoritnya
6. Gunakan headphone,sesuai indikasi
7. Pastika volume adekuat dan nyaman pada
pasien.
8. Evaluasi respon pasien.
Ansietas b/d Kontrol ansietas diri Mengurangi ansietas (5820)
factor afektif (1402) Pengkajian :
Setelah dilakukan 1. Kaji hal apa saja yang dapat menimbulkan
tindakan keperawatan ketakutan klien
selama 3 x 24jam 2. Kaji faktor verbal dan non verbal kecemasan
diharapkan pasien
kecemasan teratasi Mandiri :
dengan kriteria hasil : 3. Bantu pasien untuk
1. Monitor beradaptasi dengan
ointensitas dari keadaannya
ansietas 4. Dengarkan keluhan pasien
2. Menganjurkan 5. Ajarkan pasien untuk
istirahat yang menggunakan teknik
adekuat Respon relaksasi
control ansietas Penyuluhan :

16
6. Anjurkan keluarga utuk selalu berada di
dekat pasiesn
Kolaborasi :
7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
therapy jika diperlukan.
Defisiensi Cognition (0900) Cognitive stimulation (4720)
pengetahuan Setelah dilakukan Pengkajian :
b/d tindakan keperawatan a. orientasi klien terhadap waktu tempat dan
Keterbatasan selama 3 x 24jam orang
kognitif diharapkan b. persiapkan planning stimulasi sensory
kecemasan teratasi c. sediakan tempat ataupun objek familiar dan
dengan kriteria hasil : gambarkan lingkungan pasien
a. (090005) orientassi Mandiri :
pengetahuan a. merangsang memory dengan cara
b. (090015) memberikan pengulangan setelah
komunikasi yang menyatakan sesuatu
tepat sesuai usia b. Coba berbincang bincang pada pasien
c. (090006) memory c. Gunakan memory langsung : ceklist, jadwal
langsung dan notes kecil.
d. Minta pasien mengulangi informasi
e. Gunakan komunikasi perbal dan tuliskan
intruksi
f. Gunakan tv, radio, music sebagai bagian
dalam program planning stimuli
Penyuluhan:
a. Berkonsultasi dengan keluarga untuk
menetapkan kognitif pada pasien
b. berikan waktu atau periode untuk istirahat
c. Gunakan sentuhan teraupetik

17
18
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN PASIEN
GASTRITIS

KASUS

Ny. P seorang lansia berusia 73 tahun dengan dignosa medis gangguan pada saluran
pencernaan : Gastritis. Mahasiswa melakukan pengkajian terhadap klien dan
mendapatkan data bahwa klien memiliki riwayat penyakit gastritis sejak 3 tahun yang
lalu dan telah berobat ke pusat pelayanan kesehatan seperti Rumah sakit dan
puskesmas terdekat.Klien merupakan orang yang tenang,berpikir positif dan memiliki
keluhan gangguan pada pola tidurnya .Pasien mengatakan bahwa tidur nya pada
malam hari sering tidak tecukupi.Ia kerap tidur pukul 24.00 malam dan sering
terbangun pada pagi hari . Pasien juga tidak dapat tidur pada siang hari. Pasien
tampak lemas dan kurang bergairah .Ia masih mampu melakukan aktifitas sehari-hari
(ADL) secara mandiri dan ia berpikir untuk tidak meyusahkan orang-orang
disekelilingnya.Keadaan didalam keluarga tergolong harmonis,hubungan dengan
seluruh anaknya terjalin dengan baik dan mereka saling memperhatikan satu sama
lainnya.Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang berpenghasilan dari hasil
kontrakan yang dimilikinya untuk memenuhi seluruh kebutuhannya.Ia mengatakan
bahwa ia akan berusaha untuk mematuhi instruksi dari dokter maupun tenaga
kesehatan lainnya untuk mempertahankan status kesehatannya.

19
I. IDENTITAS
A. Nama : Ny.P
B. Jenis Kelamin : Perempuan
C. Umur : 73 Tahun
D. Agama : Kristen Protestan
E. Status Perkawinan : Menikah (Janda)
F. Pendidikan Terakhir : SD
G. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
H. Alamat Rumah : Kecamatan Sempakata

II. ALASAN KUNJUNGAN PUSKESMAS


Pasien mengatakan bahwa selama ini ia hanya mengunjungi pusat
kesehatan apabila ia memiliki keluhan nyeri dan ketidaknyamanan yang
serius akibat gastritis yang dialaminya .

III RIWAYAT KESEHATAN

1. Masalah kesehatan yang pernah dialami dan dirasakan saat ini


Pasien mengatakan bahwa saat ini ia memiliki masalah kesehatan
seputar system gastrointestinal : gastritis.Penyakit ini telah diderita
pasien sejak 3 tahun yang lalu ,dan pasien kerap kali merasakan
ketidaknyamanan dan nyeri ketika ia telat makan akibat asam lambung
pasien meningkat.Ia juga mengatakan bahwa ia mengalami kesulitan
untuk tidur.Pasien mengatakan bahwa ia biasanya mengalami
kesulitan tidur pada malam hari.Ia juga mengatakan bahwa ia jarang
tidur pada siang hari.
2. Masalah Kesehatan Keluarga/Keturunan
Pasien mengatakan bahwa didalam keluarga mereka,keluarga tidak
memiliki riwayat penyakit keturunan misalnya hipertensi, Diabetes
Mellitus maupun penyakit keturunan lainnya.

20
IV KEBIASAAN SEHARI-HARI

A BIOLOGIS

1. Pola makan : Pasien mengatakan bahwa ia memiliki kebiasaan


makan 3 x sehari yang terdiri atas nasi,sayur mayur dan lauk
pauk.Terkadang,untuk menjaga perut agar tidak kosong,pasien kerap
mengkomsumsi roti yang dibeli di warung.
2. Pola Minum : Pasien mengatakan bahwa kebutuhan akan cairan
(minum) dapat tercukupi dengan baik,dalam kesehariannya ia mampu
mengkonsumi cairan kurang lebih 3 L/hari atau sekitar 8-9 gelas/hari.
3. Pola Tidur : Pasien mengatakan ia memiliki masalah seputar
kebutuhan tidurnya,ia kerap merasakan kesulitan untuk tidur ketika
malam hari dan ia juga sering terbangun pada malam hari.Pasien tidur
dari jam 24.00 – 04.00.Ia juga jarang untuk tidur pada siang
hari.Sebelumnya ia tidak pernah mengkomsumsi obat tidur untuk
membantu dalam memenuhi pola tidurnya.Palpebra mata klien
tampak berwarna kehitaman.
4. Pola eliminasi (BAB/BAK) : Pasien mengatakan bahwa ia tidak
memiliki masalah seputar eliminasi.Ia BAK dengan frekuensi >7 x
perhari warna urin kuning jernih dan BAB dengan frekuensi 1-2 x
perhari,warna feses kuning kecoklatan dengan konsistensi
lembek..Pasien mengatakan bahwa ia tidak mengkomsumsi obat
pencahar untuk membantu eliminasi.
5. Aktivitas sehari-hari : Pasien mengatakan bahwa ia tidak memiliki
masalah tentang aktivitas sehari-hari.Pasien mampu melakukan segala
aktifitas secara mandiri.
6. Rekreasi : Pasien mengatakan bahwa terkadang ia bepergian ke
kampongnya di kabanjahe dan pada malam hari ia beserta keluarga
kerap berkumpul bersama sembari menonton TV bersama di ruang
tengah.

21
B. PSIKOLOGIS

1. Keadaan emosi

Pasien mengatakan bahwa ia tergolong orang yang tenang dan mampu


untuk mengendalikan emosinya.Ketika suatu masalah datang ia selalu
mencoba untuk tetap berpikir positif dan selalu yakin ia mampu untuk
menyelesaikan masalah tersebut.

C. SOSIAL

1.Dukungan Keluarga : Pasien mengatakan bahwa ia memiliki dukungan


dari seluruh keluarga terlebih dukungan dari anak-anaknya.

2. Hubungan Antar Keluarga : Pasien mengatakan bahwa hubungannya


dengan anggota keluarga lain tergolong harmonis,hal ini ditunjukkan
apabila ia tengah sakit anggota keluarga yang lain kerap dating untuk
melihat keadaannya.

3. Hubungan dengan orang lain : Pasien mengatakan bahwa hubungan nya


dengan sekitar lingkingan dan sesama dalm keadaan yang baik-baik
saja.Ia tergolong orang yang mudah bergaul dan pasien mengatakan
bahwa ia juga kerap berkunjung pada tetangga terdekat rumah pasien.

D. SPIRITUAL/KULTURAL

1. Pelaksanaan Ibadah : Pasien mengatakan bahwa akhir-akhir ini ia tidak

lagi mengikuti ibadah di gereja setiap minggunya


dikarenakan ketidakmampuan untuk mengikuti
rangkaian ibadah yang panjang di gereja.Ia kerap
berdoa di rumah dan sesekali jika memungkinkan
ia ,mengikuti doa lingkungan di sekitar rumahnya.

22
2. Keyakinan Kesehatan : Pasien mengatakan bahwa ia yakin ia akan sehat
selalu jika ia mau mengikuti instruksi/anjuran
yang diberikan oleh dokter dan petugas
kesehatan lainnya.

E. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda Vital :

a. Keadaan Umum : Pasien tampak baik,pasien mampu melakukan


aktivitas secara mandiri
b. Kesadaran : Tingkat kesadaran pasien compos
mentis/pasien sadar penuh
c. Suhu : 36,1 C
d. Nadi : 88 x/i
e. Tekanan Darah : 150/90 mmHg
f. Pernafasan : 20 x/I ,suara nafas pasien vesikuler dan regular
g. Tinggi Badan : -
h. Berat Badan : 49 Kg

2. Kebersihan perseorangan :

a. Kepala

a. Keadaan Umum : Pasien tampak bersih,rambut tampak


tertata rapi dengan diikat satu,pakaian
pasien tampak bersih.
b. Kesadaran : Pasien tampak sadar penuh
c. Suhu : 36,1 C
d. Nadi : 88x/i
e. Tekanan Darah : 150/90 mmHg
f. Pernafasan : 20 x/I ,suara nafas pasien vesikuler dan
regular

23
g. Berat Badan : 49 Kg
b. Leher : Leher pasien tampak simetris,tidak ditemukan adanya
massa dan lesi pada area sekitar leher,tidak terjadi
pembesaran kelenjar tiroid.
c. Dada/ Thorax
a. Dada : Dada tampak simetris kiri dan kanan,tidak
tampak adanya lesi tidak teraba massa.
b. Paru-paru : Suara nafas dari pasien vesikuler dan regular
tidak terdengar bunyi tambahan pada area paru.
c. Jantung : Tidak tampak adanya perbesaran pada
jantung,apeks jantung terletak pada ICS 5 Sternalis sinistra.
d. Abdomen : Abdomen pasien tampak datar dan tidak
ditemukan adanya massa maupun lesi.Bunyi peristaltic pada
pasien 15 x/i.Ditemukan adanya nyeri tekan pada abdomen.
e. Muskuloskletal : Tidak tampak adanya kelainan pada area
tulang dan otot pasien,pasien mampu untuk berjalan dan
melakukan aktivitas secara mandiri
f. Lain-lain :-
g. Keadaan Lingkungan : Lingkungan sekitar pasien tergolong
cukup nyaman,pasien memiliki halaman rumah dan perabot
dirumah tertata cukup rapi,meskipun rumah tergolong cukup
kecil.

F. INFORMASI PENUNJANG

1. DIAGNOSA MEDIK : GASTRITIS

2. LABORATORIUM :-

3. TERAPI MEDIS :-

24
Target Group

I. Dimensi Biologis
1. Usia,Jenis Kelamin,Suku

Pasien adalah seorang lansia berjenis kelamin perempuan, berusia 73


tahun dan ia mengatakan bahwa ia adalah suku Batak Karo.

2. Tingkat tumbuh kembang/maturasi individu

Pasien saat ini berada pada tahap perkembangan lansia dengan tugas
perkembangan ialah mempertahankan kesehatan,mempersiapkan diri
dengan pendapatan yang menurun serta beradaptasi dengan kehilangan
pasangan hidup.Klien tergolong mampu untuk memenuhi tugas
perkembangan diatas.

3. Masalah Kesehatan utama yang lazim

Pasien mengatakan bahwa ia tidak memiliki keluhan istimewa seputar


kesehatannya.Ia hanya memiliki riwayat penyakit gastritis sejak 3 tahun
yang lalu dan hingga saat ini gastritis yang dialami pasien kerap kambuh,
ketika pasien terlambat untuk makan.PAsien juga mengatakan bahwa ia
memiliki masalah seputar pola tidurnya.Ia memiliki kesulitan untuk tidur
di malam hari dan pada siang hari pun ia jarang untuk tidur siang.

4. Imunisasi

Pasien mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat imunisasi yang telah


terpenuhi sepenuhnya sejak ia kecil.

II. Dimensi Psikologis

1. Gambaran Diri
Pasien mengatakan bahwa ia memiliki gambaran diri yang positif,ia selalu
bersikap tenang dan selalu berusaha untuk menyelesaikan segala masalah

25
dengan tenang hati.Ia juga mengatakan bahwa ia adalah orang yang
mudah bergaul dengan sesama.
2. Keterampilan Koping
Pasien mengatakan bahwa ia mampu untuk mengendalikan
emosinya.Ketika suatu masalah datang ia selalu mencoba untuk bersikap
tenang dan berpikir positif. Ia percaya bahwa ia mampu menyelesaikan
semua masalahnya dengan berpikir positif.
3. Insiden dan Prevalen Masalah
Pasien mengatakan bahwa masalah yang datang jarang terjadi di dalam
kehidupannya,ia selalu mencoba untuk berpikir positif bahwa semua
masalah dapat terselesaikan.
4. Stressor psikologis di Dalam Masyarakat
Pasien mengatakan bahwa selama ini ia tidak merasa bahwa lingkungan
menyebabkan masalah/Stress psikologis terhadap dirinya,meskipun pada
lingkungan di sekitar rumahnya terdapat tempat bermain anak muda
(bilyar) yang kerap ribut tetapi ia tidak merasa terganggu akan hal itu.

III. Dimensi Fisik


1. Lokasi/tempat
Lingkungan tempat tinggal pasien tampak cukup nyaman,didepan
rumah pasien memiliki halaman,penerangan didalam rumah
cukup,barang-barang tertata dengan cukup baik,pasien memiliki
toileting yang memadai,serta jendela rumah yang tergolong sedikit.
2. Kondisi Lingkungan yang dapat membahayakan (polusi,pertukaran
cuaca,resiko penyakit)
Kondisi lingkungan tempat tinggal pasien tergolong cukup aman,jauh
dari polusi udara,dan masih cukup banyak ditemukan tumbuh-
tumbuhan sebagai penyaring/pembersih udara.

26
3. Perumahan
Pasien tinggal di perumahan yang tidak terlalu padat
penduduk,disekitar rumah pasien terdapat rumah-rumah tetangga yang
saling berinteraksi satu dan yang lainnya.Rumah pasien cukup nyaman
meskipun tergolong cukup kecil.

IV. Dimensi Lingkungan Sosial


1. Sikap Komunitas Terhadap Target : Pasien mengatakan bahwa
lingkungan dan sesama bersikapbaik terhadap dirinya,terbukti ketika
ia sakit ,sesama di sekitar rumah kerap datang mengunjungi nya di
rumah.
2. Status Sosial dan Ekonomi Target : Pasien mengatakan bahwa ia
tergolong orang yang mampu untuk memenuhi kebutuhan pribadinya
karna ia memiliki usaha kontrakan yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.Ia mengatakan bahwa pendapatan nya
tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhannya tanpa harus
menyusahkan anak-anak atau pun keluarganya.
3. Pendidikan : Pasien mengatakan bahwa ia hanya menyelesaikan
pendidikan hingga tamat SD.
4. Pekerjaan : Pasien mengatakan sebelumnya ia adalah seorang
pedagang kebutuhan pokok di salah satu pasar di kota medan,akan
tetapi karena kondisi tubuh yang semakin menurun ia tidak lagi
berjualan dan menjadi ibu rumah tangga yang berpendapatan dari hasil
kontrakan yang dimilikinya.
5. Pelayanan Kesehatan yang Bersifat protektif : -
6. Transportasi : Pasien mengatakan bahwa selama ini jika ia hendak
bepergian dari rumah ia kerap diantar oleh keluarga atau menaiki
angkutan umum.

27
V. Dimensi Prilaku
1. Kebutuhan Nutrisi : Pasien mengatakan bahwa kebutuhan nutrisi
pasien terpenuhi,ia makan 3 x sehari yang terdiri atas nasi,sayur-
mayur,lauk-pauk dan terkadang mengkomsumsi buah.Pada waktu-
waktu tertentu pasien juga kerap mengkomsumsi roti yang dibeli di
warung untuk tetap mengisi perutnya.
2. Merokok : Pasien mengatakan bahwa ia tidak merokok.
3. Gerak Badan : Pasien mengatakan bahwa gerak badan pasien
tergolong cukup,pasien memenuhi ADL secara mandiri dan masih
mampu melakukan aktifitas sehari-hari seperti mencuci pakaian nya
sendiri.
4. Aktifitas/rekreasi : Pasien mengatakan bahwa terkadang ia bepergian
ke kampongnya di kabanjahe dan pada malam hari ia beserta keluarga
kerap berkumpul bersama sembari menonton TV bersama di ruang
tengah.
5. Perlindungan Khusus yang digunakan : -

VI. Dimensi Kesehatan


1. Pelayanan Yang dibutuhkan : Pasien mengatakan bahwa ia
membutuhkan pusat pelayanan keehatan seperti puskesmas dan
Rumah Sakit untuk tetap memantau dan mengatasi masalah kesehatan
dirinya khususnya penyakit gastritis yang dideritanya.
2. Sikap terhadap kesehatan dan Pelayanan Kesehatan : Pasien
mengatakan bahwa pasien cenderung bersikap menjaga
kesehatannya,ia berusaha untuk mengikuti instruksi dari dokter
maupun tenaga kesehatan lainnya untuk tetap mempertahankan status
kesehatannya
3. Jaminan Kesehatan Masyarakat : JAMKESMAS

28
Pengkajian Fokus Lansia

1. INDEKS KATZ
A. Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, kekamar kecil,
berpakaian dan ,mandi
B. Kemandirian dalam satu hal , kecuali satu dari fungsi tersebut
C. Kemandirian dalam satu hal ,kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
D. Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan
E. Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, kekamaar kecil
dan satu fungsi tambahan
F. Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, kekamaar kecil,
berpindah dan satu fungsi tambahan
G. Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
Kesimpulan : mampu melakukan ADL secara mandiri

2. BARTHEL INDEKS
NO Item yang dinilai Dengan bantuan mandiri
1. Makan 5 10
2. Aktivitas Toilet 5 10
3. Berpindah dari 5 - 10 15
tempat tidur ke kursi
roda dan
sebaliknyatermasuk
duduk di tempar
tidur
4. Kebersihsn diri 0 3
termasuk mencuci

29
muka, menyisir
rambut, menggosok
gigi
5. Mandi 0 5
6. Berjalan 5 10
dipermukaan datar
7. Naik turun tangga 5 10
8. Berpakaian 5 10
9. Mengontrol defekasi 5 10
10. Mengontrol kemih 5 10
Total 100=98

Penilaian : 98
0-20= ketergantungan
21-61= ketergantungan berat / sangat tergantung
62-90= = ketergantungan berat
91-99= ketergantungan ringan
100= mandiri

3. Pengkajian posisi dan keseimbangan (Sullivan)


No Item yang dinilai Keterangan Nilai
1. Berdiri dengan 4
postur normal
2. Berdiri dengan 4
postur normal,
menutup mata
3. Berdiri dengan 4
kaki rapat
4. Berdiri dengan 3

30
satu kaki
5. Berdiri, fleksi 4
trunk dan berdiri
ke posisi netral
6. Berdiri, lateral dan 4
fleksi trunk
7. Berjalan, 3
tempatkan tumit
salah satu kaki
depan jari kaki
yang lain
8. Berjalan sepanjang 4
garis lurus
9. Berjalan mengikuti 4
tanda gambar pada
lantai
10. Berjalan 4
menyamping
11. Berjalan mundur 4
12. Berjalan mengikuti 4
lingkaran
13. Berjalan pada 3
tumit
14. Berjalan dengan 3
ujung jari

31
Keterangan
4=Mampu melakukan aktivitas dengan lengkap
3= Mampu melakukan aktivitas dengan bantuan
2= Mampu melakukan aktivitas dengan maksimal
1= Tidak mampu melakukan aktivitas

Nilai
42-54= Mampu melakukan aktivitas
28-41= Mampu melakukan aktivitas bantuan
14-27= Mampu melakukan aktivitas bantuan maksimal
<14= Tidak mampu melakukan aktivitas
Kesimpulan : nilai : 46 Pasien mampu melakukan aktivitas

Pengkajian Kognitif /Afektif

1. Short portable mental status questionnaire.(SPMSQ)


NO Pertanyaan Benar Salah
Tanggal berapa
hari ini?
1. Hari apa sekarang? Benar
2. Apa nama tempat Benar
ini?
3. Dimana alamat Benar
anda?
4. Berapa umur Benar
anda?
5. Kapan anda lahir? Benar
6. Siapa presiden Benar
Indonesia

32
sekarang?
7. Siapa presiden Salah
sebelumnya?
8. Siapa nama ibu Salah
anda?
9. Berapa 20 Benar
dikurang 3?(begitu
seterusnya hingga
bilangan yang
terkecil.
10. Jumlah 8 2

Keterangan
Kesalahan 0-2= Fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4= Kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5-7= Kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-10= Kerusakan intelektual berat
Kesimpulan : Nilai pasien : 2 Fungsi intelektual utuh

2. Mini Mental State Exam (MMSE)


NO Aspek Nilai max Nilai Kriteria
kognitif klien
1. Orientasi 5 Menyebutkan
dengan benar:
1 Tahun
1 Musim
1 Tanggal

33
1 Hari

1 Bulan

2. Orientasi 4 Dimana sekarang


registrasi klien berada?

1 Negara

1 Provinsi

1 Kabupaten

Sebutkan 3 nama
objek (kursi,
meja.
Kertas)kemudian
ditanyakan
kepada klien
menjawab:

1  Kursi
1  Meja
1  Kertas
3.perhatian 3 Meminta klien
kalkulasi berhitung mulai
dari 100,
kemudian
dikurang 7-5
tingkat +1. 100,

34
93,………
4. Mengingat 3 Meminta klien
untuk
menyebutkan
objek pada poin
2:
1  Kursi
1  Me ja
1  Kaca
5. Bahasa 9 Menanyakan
kepada klien
untuk
menyebutkan
objek pada
benda(sambil
menunjukan
benda tersebut)
1 Jendela
1 Jam dinding
Meminta klien
untuk
mengulangi kata
berikut
“tidak ada jika
dan atau tetapi”.
Meminta klien
untuk
mengulangi kata
berikut yang

35
terdiri dari 3
langkah ambil
ballpoint
ditangan anda
ambil kertas
menulis saya
mau hadir.
1  Ambil
ballpoint
1  Ambil
kertas
1  Lihat
buku
Perhatikan klien
untuk hal berikut
(bila aktivitas
sesuai perintah
nilai 1
point)”tutup mata
anda”
1 1. Klien
menutup
mata .
Perhatikan pada
klien untuk
menulis atau
kalimat dan
menyalin gambar
Total 26

36
Penilaian :
Nilai 24-30= Normal
Nilai 17-23= Probable gangguan kognitif
Nilai 0-16= Defenitif gangguan kognitif
Kesimpulan : Nilai 26 = Pasien normal

Pengkajian Depresi
1. Inventaris Depresi Beck
Skore URAIAN
A .Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidak sangat
bahagia dimana saya tidak dapat
menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu
dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya merasa tidak sedih
B .pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan
adalah sia sia kalau sesuatu tidak
dapat membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa
apa untuk memandang ke depan
1 Saya merasa terkecil hati mengenai
masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil
hati tentang masa depan
C. Rasa kegagalan
3 Saya merasa benar benar gagal

37
sebagai orang tua (suami-istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang,
semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi
orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D .ketidakpuaasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan
kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya
gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa bersalah
3 Saya merasa seolah olah sangat
buruk dan tidak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/tak berharga
sebagai tangan dan waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar bersalah
F. Tidak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya
sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan
diri saya sendiri
G.Membahayakan diri sendiri

38
3 Saya akan membunuh diri saya
sendiri jika saya mempunyai
kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti
tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran
pikiran mengenai membahayakan diri
sendiri
H.Menarik diri dari social
3 Saya telah kehilangan semua minat
saya pada orang lain dan tidak
perduli pada semua
2 Saya telah kehilangan semua minat
saya pada orang lain dan tidak peduli
pada semua
1 Saya telah kehilangan semua minat
saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perhatian pada mereka
0 Saya tidak kehilangan minat pada
orang lain
I.Keragu raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan
sama sekali
2 Saya tidak mempunyai banyak
kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan dengan
baik

39
J.Perubahan gambaran diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek dan
tampak menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan
perubahan yang permanen dalam
penampilan fisik membuat saya tidak
manis
1 Saya kwatir bahwa saya tampak tua
atau tak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya
tampak lebih buruk dan pada
sebelumnya
K.Kesulitan kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan
sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya
sendiri dengan keras untuk
melakukan sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tambahan
untuk melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira kira sebaik
sebelumnya
L.Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan
sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk
melakukukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah dari

40
yang biasanya
M.Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu
makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk
sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik
sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari
yang biasanya

Penilaian
0-4= Depresi tidak ada atau minimal
5-7= Depresi ringan
8-19= Depresi sedang
17>= Depresi berat
Kesimpulan : Nilai : 4 = Depresi tidak ada/minimal

Pengkajian Sosial
a. APGAR
1. Saya puas bisa kembali pada keluarga saya untuk membantu pada waktu
sesuatu menyusahkan saya (adaptasi) : 2
2. Saya puas dengan cara keluarga saya membicarakan sesuatu dan
mengungkapkan masalah dengan saya (hubungan) : 2
3. Saya puas bahwa cara keluarga saya mengekspresikan afek dan berespon
terhadap emosi saya seperti marah, sedih atau atau mencintai (afek) : 2
4. Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktivitas (pertumbuhan) : 2
5. Saya puas dengan cara teman saya dan saya menyediakan waktu bersama
sama : 2

41
Penilaian
Pertanyaan yang di jawab
Selalu (poin 2)
Kadang kadang (poin 1)
Hamper tidak pernah (0)
Kesimpulan : Pasien mampu bersosialisasi dengan baik

3.1. Analisa Data

Tanggal Analisa Data Etiologi Masalah


05 sep 2014 1. S : Pasien mengatakan ia Perubahan Imsomnia
memiliki masalah seputar hormone
kebutuhan tidurnya,ia kerap terkait jenis
merasakan kesulitan untuk kelamin
tidur ketika malam hari dan
ia juga sering terbangun pada
malam hari.Pasien tidur dari
jam 24.00 – 04.00 bahkan
terkadang pasien sering
terbangun pada pukul 02.00
kemudian mencoba kembali
beristirahat hingga pagi hari
(tidur ayam) .Sebelumnya ia
tidak pernah mengkomsumsi
obat tidur untuk membantu
dalam memenuhi pola
tidurnya.

O:Pasien tampak antusias


menceritakan keluhan bahwa

42
ia mengalami kesulitan untuk
tidur, Pasien tampak
lemas/tidak bergairah, Pasien
Palpebra klien tampak
kehitaman .

05 Sep 2014 2. S : Pasien dan keluarga Peningkatan Kesiapan


mengatakan bahwa mereka kesehatan Meningkatkan
akan berupaya untuk Manajemen
meningkatkan kesehatan Kesehatan
keluarga,pasien juga Diri.
mengatakan ia memiliki
keinginan yang kuat untuk
selalu menjaga kesehatannya
agar penyakit gastritis yang
diderita pasien dapat
dikontrol dengan baik.
O : Pasien dan keluarga
tampak antusias dalam
mendengarkan penyuluhan
yang diberikan oleh
kelompok dan berniat untuk
mengikuti saran yang
diberikan oleh kelompok.

2.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Tanda Tangan
05 Sep 2014 Imsomnia b/d perubahan hormone terkait jenis
kelamin ditandai dengan Pasien mengatakan ia

43
memiliki masalah seputar kebutuhan tidurnya,ia
kerap merasakan kesulitan untuk tidur ketika
malam hari dan ia juga sering terbangun pada
malam hari.Pasien tidur dari jam 24.00 – 04.00
bahkan terkadang pasien sering terbangun pada
pukul 02.00 kemudian mencoba kembali
beristirahat hingga pagi hari (tidur ayam).Pasien
tampak antusias menceritakan keluhan bahwa ia
mengalami kesulitan untuk tidur, Pasien tampak
lemas/tidak bergairah,Palpebra klien tampak
berwarna kehitaman
05 Sep 2014 Kesiapan Meningkatkan manajemen kesehatan
diri b/d peningkatan kesehatan ditandai dengan
Pasien dan keluarga mengatakan bahwa mereka
akan berupaya untuk meningkatkan kesehatan
keluarga,pasien juga mengatakan ia memiliki
keinginan yang kuat untuk selalu menjaga
kesehatannya agar penyakit gastritis yang
diderita pasien dapat dikontrol dengan
baik.Pasien dan keluarga tampak antusias dalam
mendengarkan penyuluhan yang diberikan oleh
kelompok dan berniat untuk mengikuti saran
yang diberikan oleh kelompok

44
1.3. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO No DIAGNOSA NOC NIC
1 Insomnia b/d Sleep 0004 Sleep Enhancement 1850
Perubahan Setelah dilakukan Pengkajian:
hormone tindakan keperawatan 1. Kaji adanya perasaan stress
terkait jenis selama 3x 24 jam situsional sebelum istirahat
kelamin diharapkan masalah 2. Tentukan efek medikasi dari
insomnia pasien dapat kepatenan pola istirahat
teratasi dengan terhadap pasien.
indicator: Mandiri:
a. 000401 Jam tidur 1. Gambarkan pentingnya
b. 000402 Observasi keadekuatan istirahat/tidur
waktu tidur 2. Monitor kepatenan
c. 000404 Kualitas itirahat/tidur dan durasi tidur
Tidur pasien.
d. 000407 Kebiasaan 3. Promosikan waktu yang
Tidur dibutuhkanpasien untuk
beristirahat
4. Persiapkan lingkungan yang
nyaman untuk mendukung pola
istirahat
5. Persiapkan kondisi yang
nyaman,mis:masase,posisi dan
sentuhan yang efektif untuk
mendukung pola tidur
Penyuluhan:
1. Instruksikan pasien untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi
untuk mendukung pola tidur.

45
2. Diskusikan dengan
pasien/keluarga tentang
penggunaan teknik tidur
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya dalam
pemberian therapy.

2 Kesiapan Knowledge Health Activity Therapy 4310


Meningkatkan Behaviour 1805 Pengkajian :
Manajemen Setelah dilakukan 1. Tentukan komitmen pasien
Keseharan b/d tindakan keperawatan untuk menjalani program
peningkatan selama 3x 24 jam Mandiri :
kesehatan diharapkan 1. Membantu memilih aktifitas
KesiapanMeningkatkan yang sesuai dengan kemampuan
Manajemen Keseharan fisik ,psikologis dan social.
dapat dipertahankan 2. Membantu pasien
dengan indicator : mengidentifikasi kegiatan yang
a. 180501 Praktek bermakna
nutrisi kesehatan 3. Memonitor
b. 180503 Strategi emosi.fisik,social,dan spiritual
untuk menangani terhadap respon aktifitas
stress 4. Manentukan komitmen pasien
c. 180518 Promosi untuk meningkatkan kegiatan
Kesehatan 5. Mengeksplorasi perasaan pasien
d. 180519 dari kegiatan yang disukai.
Perlindungan Penyuluhan:
kesehatan 1.Instruksikan pasien /keluarga
untuk melibatkan gerakan

46
fisik,social,spiritual dan
kognifif dalam meningkatkan
fungsi dan kesehatan.
Kolaborasi :
1. Berkerja sama dengan ahli
okupasi dalam perencanaan
dan pengawasan sebuah
kegiatan yang diberikan
kepada pasien.

2.2.4.Implementasi

Tanggal Implementasi Keperawatan Tanda Tangan


05 sep 1. Mengkaji adanya perasaan stress
2014 situasional sebelum pasien istirahat.
Dx 1 R/p : pasien mengatakan bahwa ia tidak memiliki
11.25 masalah yang dapat mengganggu pola
WITA tidurnya.

11.30 2. Menganjurkan pasien untuk merilekskan


WITA diri sebelum tidur dan memastikan
kenyamanan pada lingkungan (tempat
tidur).
R/p : pasien mengatakan ia menerima saran dan
akan mencoba untuk lebih meningkatkan
kenyamanan pada lingkungan.

11.45 3. Menganjurkan pasien untuk beristirahat


WITA setiap ada waktu luang yang kosong untuk

47
memenuhi pola tidur.
R/p : Pasien mengatakan selama ini ia tidak
terbiasa dan sulit untuk tidur pada siang
hari,akan tetapi ia akan mencoba untuk
tidur saat ada waktu kosong.

11.48 4. Menganjurkan pasien untuk mencukupi


WITA kebutuhan nutrisi sebelum ia tidur
R/p :Pasien mengatakan bahwa ia selalu
mencukupi kebutuhan nutrisi sebelum
tidur

5. Menganjurkan pasien untuk berolahraga


11.52 kecil setiap pagi untuk melatih rentang
WITA gerak pasien dan merangsang kebiasaan
tidur pada pasien.
R/p : Pasien mengatakan bahwa terkadang ia
melakukan olahraga kecil pada pagi hari
dengan berjalan di sekitar area rumah.
DX 2 1. Menganjurkan klien untuk tetap mematuhi
instruksi dokter dan petugas kesehatan
11.30 lainnya.
WITA R/p : Pasien mengatakan ia akan berupaya untuk
tetap mematuhi instruksi yang diberikan
untuk mempertahankan kesehatannya.

11.50 2. Menganjurkan pasien untuk memenuhi


WITA kebutuhan nutrisinya tepat waktu untuk
menghindari peningkatan asam lambung.

48
R/p : Pasien mengatakan bahwa ia akan berupaya
selalu makan tepat pada waktunya.

11.55 3. Menganjurkan keluarga untuk berperan aktif


WITA dalam membantu memenuhi kebutuhan
pasien.
R/p : Keluarga pasien mengatakan bahwa sebisa
mungkin mereka akan selalu
memperhatikan ibunya dan membantu untuk
memenuhi kebutuhan beliau.

12.03 4. Menganjurkan pasien dan keluarga untuk


WITA menciptakan lingkungan yang nyaman dan
aman bagi seluruh anggota keluarga.
R/p : Klien dan keluarga mengatakan bahwa
mereka akan mencoba semakin
meningkatakan kenyamanan dan keamanan
lingkungan

2 .2.5.Evaluasi Keperawatan

Tanggal Evaluasi Keperawatan Tanda Tangan


05 sep 2014 S : Pasien mengatakan bahwa ia akan mencoba
untuk menerapkan saran yang diberikan
12.20 WITA terhadapnya agar ia mampu memenuhi
kebutuhan tidurnya.

O : Klien tampak antusias dengan penjelasan


yang diberikan oleh kelompok dan

49
bersedia untuk mengikuti instruksi

A : Masalah Insomnia masih belum teratasi

P : Intervensi dipertahankan dan dilanjutkan


oleh klien dan keluarga
05 Sep 2014 S : Pasien dan keluarga mengatakan bahwa
mereka akan berupaya untuk meningkatkan
12.25 WITA kesehatan keluarga dengan mengikuti saran
yang telah diberikan terhadap mereka.

O : Keluarga dan klien tampak antusias dan


memperhatikan penjelasan yang diberikan.

A : Rencana Kesiapan meningkatkan


Manajemen kesehatan diri dipertahankan

P : Intervensi dilanjutkan oleh klien dan


keluarga.

50
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering timbul akibat diet yang
sembrono.Individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan
yang terlalu berbumbu,makanan yang mengandung mikroorganisme (H.pylori)
penyebab penyakit.Penyebab lain dari gastritis ini mencakup komsumsi
alcohol,aspirin,refluks empedu atau terapi radiasi (Suddrath,Brunner.2001).
Dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dibutuhkan seluruh data yang
mendukung dalam penegakan diagnose sehingga kira mampu untuk mencapai suatu
tujuan yang hendak ditetapkan .Setelah itu kita mampu untuk menetapkan suatu
masalah keperawatan.Setelah penentuan diagnose kita dituntut untuk dapat
menyusun suatu rencana keperawatan sehingga mampu untuk menetapkan tujuan
yang hendak dicapai dalam proses keperawatan tersebut yang nantinya akan kita
implementasikan terhadap klien.Setelah serangkaian proses diatas kita juga dituntut
untuk dapat mengevaluasi hasil pekerjaan yang kita lakukan.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah
selanjutnya akan lebih baik dari sekarang dan kami juga berharap pengetahuan
tentang Keperawatan Gerontik mengenai Aplikasi Asuhan Keperawatan Gerontik
dengan Gastritis dapat terus dikembangkan dan diterapkan dalam bidang
keperawatan dalam menangani pasien terutama pada masalah gastritis pada lansia.

51
DAFTAR PUSTAKA
Herdman,Heather.2012.Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan defenisi dan
Klasifikasi 2012-2014.Jakarta : EGC
Moorhead,Sue. 2008.Nursing Outcomes Classification.St.Louis: Mosby
Mc,Joanne.2008.Nursing Intervention Classification.St.Louis : Mosby
Brunner,Suddarth.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Medah,Volume 2.Jakarta :
EGC
Saferi,Andra.2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa).Yogjakarta:
Nuha Medika
La,Sarif.2012. Asuhan Keperawatan Gerontik.Yogjakarta: Nuha Medika
Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba Medika
Chandrasoma, & Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta
:EGC
Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.
Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta :
Gosyen Publising.

Lippincott Williams, Wilkins.2011.Nursing : Memahami Berbagai Macam Penyakit.


Diterjemahkan oleh : Paramita. Jakarta Barat : Indeks.

Prince, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine, Mc Carty. 2006. Patofisiologi Konsep


Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed. 6 Volume 1 & 2. Jakarta: EGC

Bulechek M. Gloria dkk.2016.Nursing Interventions


Classification(NIC).Diterjemahkan oleh : CV. Mocomedia.

Nanda International.2015-2017.Diagnosa Keperawatan Definisi dan


Klasifikasi.Jakarta.EGC

Doengoes M.E. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3 . EGC:Jakarta.

52
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono,
Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

Wilkinson, Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC, 2007

53

Anda mungkin juga menyukai