KELOMPOK 2 B11-A
2019
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi
Wasa atas berkat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Aplikasi Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Gastritis” pada mata kuliah
Keperawatan Gerontik di Stikes Wira Medika Bali ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun berkat bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak
sehingga dapat terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kemampuan penulis, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca, sehingga kami dapat
menyempurnakan makalah ini untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar bisa lebih
baik lagi.
“Om Santih, Santih, Santih, Om”
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam tubuh manusia banyak terdapat system yang saling kerja sama
dalam mempertahnkan kehidupan. Sistem pencernaan merupakan salh satu
system yang penting dalam tubuh karena hasilnya nanti berupa energi yang sangat
pentinng dalam proses metabolisme dan kelangsungan hidu setiap sel di tubuh.
Dalam system pencernaan banyak organ-organ yang penting, salah
satunya adalah lambung. Di Lambung nantinya terjadi pemecahan dan
penyerapan karbohidrat dan lapisan ukosa lambung menghasilkan asam lambung
(HCL) yang dalam kadar normalnya fungsinya sangat penting. Lambung (gaster)
bisa mengalami kelainan seperti peradangan pada dinding lambung (gastritis) jika
pola hidup seperti pola makan dan diet yang tidak normal attau mengkonsumsi
jenis obat-obatan bisa mengakibatkan gastritis atau maag.
Gastritis merupakan peradangan local atau menyebar pada mukosa
lambung,yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan
bakteri atau bahan iritan lain (La,Sarif .2012).
Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering timbul akibat diet yang
sembrono.Individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan
makanan yang terlalu berbumbu,makanan yang mengandung mikroorganisme
(H.pylori) penyebab penyakit.Penyebab lain dari gastritis ini mencakup komsumsi
alcohol,aspirin,refluks empedu atau terapi radiasi (Suddrath,Brunner.2001).
1
238,452,952 jiwa penduduk, menurut Maulidiyah (2006), di kota Surabaya angka
kejadian gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, dan kejadian gastritisyang
tertinggi terdapat di kota Medan yaitu sebesar 91,6%.Di Amerika Serikat (AS),
ditemukan bahwa jumlah kaum Hispanik (Spanyol) yang menderita infeksi
Helicobacter Pylori ( HP) jauh lebih tinggi dari kulit putih. Di Singapura, jumlah
ras China penderita infeksi H.Pylori tiga kali le bih tinggi dibanding Melayu dan
India.Dari hasil penelitian para pakar didapatkan jumlah penderita sakit maag
antara pria dan wanita, ternyata sakit maag lebih banyak pada wanita, dan dapat
menyerang sejak usia dewasa muda hingga lanjut usia. Di Inggris sekitar 6-20%
menderita maag pada usia 55 tahun dengan prevalensi 22% insidens total untuk
segala umur pada tahun 1988 adalah 16 kasus per 1000. Insidens meningkat
berdasarkan umur, puncaknya pada 29, 2 kasus per 1000 pada kelompok umur
45-64. Insidens sepanjang usia untuk penyakit maag adalah sekitar 10%.
Sementara itu di Jepang, seperti dikutip Majalah Look Japan, setiap 4 – 5 orang di
bawah usia 30-an sudah terinfeksi bakteri ini walaupun tampak sehat. Orang yang
terinfeksi di atas usia 50 tahun bahkan sampai 50%.Di negara berkembang yang
tingkat ekonominya lebih rendah, terjadi infeksi pada 80 % penduduk setelah usia
30 tahun.Dari survey yang dilakukan pada masyarakat jakarta pada tahun 2007
yang melibatkan 1.645 responden mendapatkan bahwa pasien dengan masalah
gastritis ini mencapai 60% artinya masalah gastritis ini memang ada dimasyarakat
dan tentunya harus menjadi perhatian kita semua.
Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan
gastritis meliputi Untuk menetralisir asam,digunakan antasida umum
(mis,aluminium hidroksida);untuk menetralisir alkali,digunakan jus lemon encer
atau cuka encer,bila korosi luas atau berat,emetic dan lavase dihindari karena
bahaya perforasi.Untuk gastritis kronis yang dapat dilakukan meliputi
memodifikasi diet pasien,meningkatkan istirahat,mengurangi stress dan memulai
farmaterapi.H.Pylori dapat diatasi dengan antibiotic (seperti tetrasiklin atau
amoksisilin) dan garam bismuth (Sudarrt,Brunner.2001).
2
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit gastritis
meliputi pola makan yang teratur,olahraga yang teratur,hindari komsumsi obat-
obatan tertentu,hindari komsumsi alcohol,hindari merokok,hindari stress,dan ikuti
rekomendasi dokter (La,Sarif.2012)
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.2.Etiologi
4
yang terlalu berbumbu,makanan yang mengandung mikroorganisme (H.pylori)
penyebab penyakit.Penyebab lain dari gastritis akut mencakup alcohol,aspirin,refluks
empedu atau terapi radiasi (Suddrath,Brunner.2001).
Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali
kuat,yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi.Pembentukan
jaringan parut dapat terjadi,yang mengakibatkan obstruksi pylorus.Gastritis juga
merupakan tanda pertama dari infeksi sistemik akut.Gastritis kronis biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter Pylori (Suddrath,Brunner.2001).
Adapun beberapa etiologi yang dapat menimbulkan gastritis antara lain ialah :
(La,Sarif .2012)
2.1.3. Klasifikasi
a. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan konsumsi agen
kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gaster,biasanya
disebabkan oleh bumbu ,rempah-rempah, alcohol, obat-obatan, radiasi
,kemoterapi,dan mikroorganisme infektif (La,Sarif).
Mukosa lambung mampu memperbaiki diri sendiri setelah mengalami
gastritis.Kadang-kadang hemoragis memerlukan intervensi bedah.Bila makanan
pengiritasi tidak dimuntahkan tetapi mencapai usus,dapat mengakibatkan kolic dan
diare.Biasanya,pasien sembuh kira-kira sehari,meskipun nafsu makan mungkin
menueun selama 2 atu 3 hari kemudian ( Suddarth,Brunner.2001)
5
b. Gastritis Kronis
Gastritis ini dibgagi menjadi sua tipe yaitu tipe A dan B.Gastritis tipe A
mampu menghasilkan imun sendiri,tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar
lambung dan penurunan mukosa.Penurunan pada sekresi gastric mempengaruhi
produksi antibody.Anemia pernisiosa berkembang dengan proses ini.Gastritis tipe
B lebih lazim,akan tetapi tipe ini dikaitkan dengan infeksi bakteri Helicobacter
Pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung (La,Sarif.2012).
2.1.4.Patofisiologi
Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong,terletak dibagian kiri atas
perut tepat dibawah tulang iga.Lambung orang dewasa memiliki panjang berkisar 10
inci.Bila lambung dalam keadaan kosong,maka ia akan melipat seperti sebuah
akordion.Ketika lambung mulai terisi dan mengembang,lipatan-lipatan tersebut
secara bertahap terbuka.Lambung memproses dan menyimpan makanan secara
bertahap melepaskannya ke dalam usus kecil.Ketika makanan masuk ke dalam
esophagus dan lambung (esophageal Sphinter) akan membuka dan membiarkan
makanan masuk melewati lambung.Setelah makanan masuk ke lambung,sphinter
menutup kembali.Dinding lambung terdiri dari lapisan otot yang kuat.Ketika mkanan
berada di lambung,dinding lambung akan mulai menghancurkan makanan
tersebut.pada saat yang sama kelenjar-kelenjar yang berada di mukosa pada dinding
lambung mulai mengeluarkan cairan lambung termasuk enzim-enzim dan asam
lambung untuk lebih menghancurkan makanan tersebut (La,Sarif.2012).
6
lambung.Adapun terjadi nya proses gastritis yang biasanya terkena oleh bakteri,obat-
obatan anti nyeri yang berlebihan,infeksi bakteri/virus makan keseluruhan factor
diatas akan merusak epitel-epitel sawar pada lambung.Ketika asam berdifusi ke
mukosa,dengan keadaan epitek sawar yang dihancurkan tadi maka akan terjadi
penghancuran sel mukosa.Dengan sel mukosa yang hancur ini mengakibatkan fungsi
dari mukosa tidak berfungsi yang akhirnya asam tidak dapat dikontrol sehingga
terjadi peningkatan asam hidroklorida di lambung dan ketika mengenai dinding
lambung akan menimbulkan nyeri lambung/perih karena dinding lambung mengalami
inflamasi (La,Sarif.2012)
2.1.5.Manifestasi Klinis
7
2.1.6. Komplikasi
b. Ulkus
c. Perforasi
d. Kanker Lambung
(La,Sarif.2012)
2.1.7. Penatalaksanaan
1. Gastritis Akut
8
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet pasien,meningkatkan
istirahat,mengurangi stress dan memulai farmaterapi.H.Pylori dapat diatasi dengan
antibiotic (seperti tetrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismuth (Pepto-Bismol).
Pasien dengan gastritis A biasanya mengalami malabsorpsi vitamin B12 yang
disebabkan oleh adanya antibody terhadap factor instrinsik (Suddart,Brunner.2001)
2.1.8. Pencegahan
9
e. Kendalikan stress
Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke,menurunkan system
kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit.Stress juga
dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat kecepatan
pencernaan.Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari ,maka
kuncinya adalah dengan mengendalikannya secara efektif dengan cara diit
yang bernutrisi,istirahat yang cukup,olahraga teratur dan relaksasi yang
cukup.
f. Ganti Obat penghilang nyeri
Jika memungkinkan hindari pengguanan obat anti inflamasi non steroid
(AINS),obat-obatan golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan
dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah.Ganti
dengan penghilang nyeri yang mengandung Acthaninophen.
g. Ikuti Rekomendasi Dokter
Untuk mengkomsumsi makanan yang sehat,yang tidak merangsang asam
lambung naik berproduksi banyak dan dapat menyebabkan perforasi dinding
lambung sehingga mengakibatkan terjadinya perdarahan.Hindari minuman
yang mengandung alcohol,merokok,hindari penggunaan obat-obatan kera
dalam jangka waktu yang panjang.melakukan olahraga teratur.
( La,Sarif.2012)
2.2.1. Pengkajian
10
terlalu cepat?Bagaimana hilang? Adakah riwayat penyakit lambung sebelumnya
atau pembedahan lambung ? Riwayat diet ditambah jenis diet yang baru dimakan
72 jam,akan membantu.Riwayat lengkap sangat penting dalam membantu
perawat untuk mengidentifikasi apakah kelebihan diet atau diet sembrono yang
diketahui,berhubungan dengan gejala saat ini ,apakah ada orang lain pada
lingkungan pasien memiliki gejala serupa,apakah pasien memuntahkan
darah,dan apakah elemen penyebab yang diketahui telah tertelan
(Suddart,Brunner.2001).
11
2.2.3. Intervensi Keperawatan
12
kesehatan. Penyuluhan
c) 160511 1. Ajarkan penggunaan teknik
Pasien nonpharmakogi (teknik relaksasi)
melaporkan 2. Ajarkan prinsip dalam penangan nyeri
pengendalian Kolaborasi:
nyeri 1. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lainnya untuk menentukan dan
menjalankan therapy,jika perlu.
Paint Level Relaxation therapy 6040
2102 Intervensi :
Setelah dilakukan 1. Gambarkan keuntungan dan penggunaan
tindakan keperawatan teknik relaksasi dan type relaksasi yang
selama 1 x 24 jam akan digunakan.
diharapkan masalah 2. Berikan deskripsi yang detail mengapa
nyeri akut pada memilih intervensi relaksasi
pasien dapat teratasi 3. Ketahui terlebih dahulu apa yang
dengan indicator: dibutuhkan untuk relaksasi
a. 210201 Reported 4. Ajak pasien untuk rileks dan rasakan sensasi
pain yang mungkin muncul
b.210206 Facial 5. Berikan waktu yang tidak mengganggu
expression of pain karena pasien butuh istirahat
c. 210208 6. Gunakan relaksasi sebagai strategi untuk
Restlessness memberikan medikasi nyeri
7. Evaluasi dan dokumentasi kan respon pasien
dalam therapy relaksasi
13
Ketidaksei Nutritional Status : Nutrition Management 7200
bangan Food & Fluid Intake Intervensi:
nutrisi kurang 1008 Pengkajian :
dari Setelah 1. Kaji apakah pasien memiliki riwayat alergi
kebutuhan dilakukan tindakan makanan
tubuh b/d keperawatan selama 3 2. Tentukan makanan yang disukai pasien
anoreksia,mas x 24 jam diharapkan 3. Tentukan jumlah kalori yang diperlukan
ukan nutrisi masalah tubuh
yang tidak ketidakseimbangan 4. Tentukan jumlah protein, zat besi ,dan
adekuat nutrisi kurang dari vitamin yang di butuhkna oleh tubuh,jika
kebutuhan tubuh perlu
dapat teratasi dengan Mandiri :
indicator: 5. Berikan makanan tambahan ( snack)
a) 100801 Pasien seperti juice buah,jika perlu
mampu 6. Timbang BB pasien pada interval yang tepat
memenuhi 7. Monitor pemasukan nutrisi dan kalori yang
kebutuhan nutrisi dikomsumsi oleh tubuh
melalui oral. Penyuluhan
b) 100803 Pasien 8. Berikan informasi tentang nutrisi yang
mampu dibutuhkan oleh pasien dan bagaimana cara
memenuhi untuk memenuhinya.
kebutuhan cairan Kolaborasi
melalui oral. 9. Lakukan kolaborasi dengan petugas ahli gizi
c) Pasien mampu untuk menentukan program diet yang
mempertahankan sesuai.
Berat badan
Gangguan Sleep 0004 Sleep Enhancement 1850
pola tidur b/d Setelah dilakukan Pengkajian:
proses tindakan keperawatan 1. Kaji adanya perasaan stress situsional
14
penuaan selama 3 x 24 jam sebelum istirahat
diharapkan masalah 2. Tentukan efek medikasi dari kepatenan pola
gangguan pola tidur istirahat terhadap pasien.
dapat teratasi dengan Mandiri:
indicator : 1. Gambarkan pentingnya keadekuatan
a) 000401 Hour istirahat/tidur
of sleep 2. Monitor kepatenan itirahat/tidur dan durasi
b) 000402 tidur pasien.
Observerse 3. Promosikan waktu yang dibutuhkanpasien
hours of sleep untuk beristirahat
c) 000405 Sleep 4. Persiapkan lingkungan yang nyaman untuk
efficiency mendukung pola istirahat
5. Persiapkan kondisi yang
nyaman,mis:masase,posisi dan sentuhan
yang efektif untuk mendukung pola tidur
Penyuluhan:
1. Instruksikan pasien untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi untuk mendukung pola
tidur.
2. Diskusikan dengan pasien/keluarga tentang
penggunaan teknik tidur
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya
dalam pemberian therapy.
Rest 0003 Music Therapy 4400
Setelah dilakukan Intervensi :
tindakan keperawatan 1. Jelaskan perubahan spesifik dalam
selama 3 x 24 jam kebiasaan dan/psikologi yang diinginkan
diharapkan masalah (mis: relaksasi,stimuli,konsentrasi dan
15
gangguan pola tidur reduksi nyeri
dapat teratasi dengan 2. Tentukan seberapa penting music bagi
indicator : individu tertentu
a. 000303 Rest 3. Identifikasi jenis music yang disukai
quality individu
b. 000308 4. Banrtu pasien untuk memberikan posisi
Emotionally yang menyenangkan
rested 5. Berikan batasan stimuli (mis:
c. 000301 Amount cahaya,suara,pengunjung,penelpon) saat
of rest pasien mendengar music favoritnya
6. Gunakan headphone,sesuai indikasi
7. Pastika volume adekuat dan nyaman pada
pasien.
8. Evaluasi respon pasien.
Ansietas b/d Kontrol ansietas diri Mengurangi ansietas (5820)
factor afektif (1402) Pengkajian :
Setelah dilakukan 1. Kaji hal apa saja yang dapat menimbulkan
tindakan keperawatan ketakutan klien
selama 3 x 24jam 2. Kaji faktor verbal dan non verbal kecemasan
diharapkan pasien
kecemasan teratasi Mandiri :
dengan kriteria hasil : 3. Bantu pasien untuk
1. Monitor beradaptasi dengan
ointensitas dari keadaannya
ansietas 4. Dengarkan keluhan pasien
2. Menganjurkan 5. Ajarkan pasien untuk
istirahat yang menggunakan teknik
adekuat Respon relaksasi
control ansietas Penyuluhan :
16
6. Anjurkan keluarga utuk selalu berada di
dekat pasiesn
Kolaborasi :
7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
therapy jika diperlukan.
Defisiensi Cognition (0900) Cognitive stimulation (4720)
pengetahuan Setelah dilakukan Pengkajian :
b/d tindakan keperawatan a. orientasi klien terhadap waktu tempat dan
Keterbatasan selama 3 x 24jam orang
kognitif diharapkan b. persiapkan planning stimulasi sensory
kecemasan teratasi c. sediakan tempat ataupun objek familiar dan
dengan kriteria hasil : gambarkan lingkungan pasien
a. (090005) orientassi Mandiri :
pengetahuan a. merangsang memory dengan cara
b. (090015) memberikan pengulangan setelah
komunikasi yang menyatakan sesuatu
tepat sesuai usia b. Coba berbincang bincang pada pasien
c. (090006) memory c. Gunakan memory langsung : ceklist, jadwal
langsung dan notes kecil.
d. Minta pasien mengulangi informasi
e. Gunakan komunikasi perbal dan tuliskan
intruksi
f. Gunakan tv, radio, music sebagai bagian
dalam program planning stimuli
Penyuluhan:
a. Berkonsultasi dengan keluarga untuk
menetapkan kognitif pada pasien
b. berikan waktu atau periode untuk istirahat
c. Gunakan sentuhan teraupetik
17
18
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN PASIEN
GASTRITIS
KASUS
Ny. P seorang lansia berusia 73 tahun dengan dignosa medis gangguan pada saluran
pencernaan : Gastritis. Mahasiswa melakukan pengkajian terhadap klien dan
mendapatkan data bahwa klien memiliki riwayat penyakit gastritis sejak 3 tahun yang
lalu dan telah berobat ke pusat pelayanan kesehatan seperti Rumah sakit dan
puskesmas terdekat.Klien merupakan orang yang tenang,berpikir positif dan memiliki
keluhan gangguan pada pola tidurnya .Pasien mengatakan bahwa tidur nya pada
malam hari sering tidak tecukupi.Ia kerap tidur pukul 24.00 malam dan sering
terbangun pada pagi hari . Pasien juga tidak dapat tidur pada siang hari. Pasien
tampak lemas dan kurang bergairah .Ia masih mampu melakukan aktifitas sehari-hari
(ADL) secara mandiri dan ia berpikir untuk tidak meyusahkan orang-orang
disekelilingnya.Keadaan didalam keluarga tergolong harmonis,hubungan dengan
seluruh anaknya terjalin dengan baik dan mereka saling memperhatikan satu sama
lainnya.Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang berpenghasilan dari hasil
kontrakan yang dimilikinya untuk memenuhi seluruh kebutuhannya.Ia mengatakan
bahwa ia akan berusaha untuk mematuhi instruksi dari dokter maupun tenaga
kesehatan lainnya untuk mempertahankan status kesehatannya.
19
I. IDENTITAS
A. Nama : Ny.P
B. Jenis Kelamin : Perempuan
C. Umur : 73 Tahun
D. Agama : Kristen Protestan
E. Status Perkawinan : Menikah (Janda)
F. Pendidikan Terakhir : SD
G. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
H. Alamat Rumah : Kecamatan Sempakata
20
IV KEBIASAAN SEHARI-HARI
A BIOLOGIS
21
B. PSIKOLOGIS
1. Keadaan emosi
C. SOSIAL
D. SPIRITUAL/KULTURAL
22
2. Keyakinan Kesehatan : Pasien mengatakan bahwa ia yakin ia akan sehat
selalu jika ia mau mengikuti instruksi/anjuran
yang diberikan oleh dokter dan petugas
kesehatan lainnya.
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital :
2. Kebersihan perseorangan :
a. Kepala
23
g. Berat Badan : 49 Kg
b. Leher : Leher pasien tampak simetris,tidak ditemukan adanya
massa dan lesi pada area sekitar leher,tidak terjadi
pembesaran kelenjar tiroid.
c. Dada/ Thorax
a. Dada : Dada tampak simetris kiri dan kanan,tidak
tampak adanya lesi tidak teraba massa.
b. Paru-paru : Suara nafas dari pasien vesikuler dan regular
tidak terdengar bunyi tambahan pada area paru.
c. Jantung : Tidak tampak adanya perbesaran pada
jantung,apeks jantung terletak pada ICS 5 Sternalis sinistra.
d. Abdomen : Abdomen pasien tampak datar dan tidak
ditemukan adanya massa maupun lesi.Bunyi peristaltic pada
pasien 15 x/i.Ditemukan adanya nyeri tekan pada abdomen.
e. Muskuloskletal : Tidak tampak adanya kelainan pada area
tulang dan otot pasien,pasien mampu untuk berjalan dan
melakukan aktivitas secara mandiri
f. Lain-lain :-
g. Keadaan Lingkungan : Lingkungan sekitar pasien tergolong
cukup nyaman,pasien memiliki halaman rumah dan perabot
dirumah tertata cukup rapi,meskipun rumah tergolong cukup
kecil.
F. INFORMASI PENUNJANG
2. LABORATORIUM :-
3. TERAPI MEDIS :-
24
Target Group
I. Dimensi Biologis
1. Usia,Jenis Kelamin,Suku
Pasien saat ini berada pada tahap perkembangan lansia dengan tugas
perkembangan ialah mempertahankan kesehatan,mempersiapkan diri
dengan pendapatan yang menurun serta beradaptasi dengan kehilangan
pasangan hidup.Klien tergolong mampu untuk memenuhi tugas
perkembangan diatas.
4. Imunisasi
1. Gambaran Diri
Pasien mengatakan bahwa ia memiliki gambaran diri yang positif,ia selalu
bersikap tenang dan selalu berusaha untuk menyelesaikan segala masalah
25
dengan tenang hati.Ia juga mengatakan bahwa ia adalah orang yang
mudah bergaul dengan sesama.
2. Keterampilan Koping
Pasien mengatakan bahwa ia mampu untuk mengendalikan
emosinya.Ketika suatu masalah datang ia selalu mencoba untuk bersikap
tenang dan berpikir positif. Ia percaya bahwa ia mampu menyelesaikan
semua masalahnya dengan berpikir positif.
3. Insiden dan Prevalen Masalah
Pasien mengatakan bahwa masalah yang datang jarang terjadi di dalam
kehidupannya,ia selalu mencoba untuk berpikir positif bahwa semua
masalah dapat terselesaikan.
4. Stressor psikologis di Dalam Masyarakat
Pasien mengatakan bahwa selama ini ia tidak merasa bahwa lingkungan
menyebabkan masalah/Stress psikologis terhadap dirinya,meskipun pada
lingkungan di sekitar rumahnya terdapat tempat bermain anak muda
(bilyar) yang kerap ribut tetapi ia tidak merasa terganggu akan hal itu.
26
3. Perumahan
Pasien tinggal di perumahan yang tidak terlalu padat
penduduk,disekitar rumah pasien terdapat rumah-rumah tetangga yang
saling berinteraksi satu dan yang lainnya.Rumah pasien cukup nyaman
meskipun tergolong cukup kecil.
27
V. Dimensi Prilaku
1. Kebutuhan Nutrisi : Pasien mengatakan bahwa kebutuhan nutrisi
pasien terpenuhi,ia makan 3 x sehari yang terdiri atas nasi,sayur-
mayur,lauk-pauk dan terkadang mengkomsumsi buah.Pada waktu-
waktu tertentu pasien juga kerap mengkomsumsi roti yang dibeli di
warung untuk tetap mengisi perutnya.
2. Merokok : Pasien mengatakan bahwa ia tidak merokok.
3. Gerak Badan : Pasien mengatakan bahwa gerak badan pasien
tergolong cukup,pasien memenuhi ADL secara mandiri dan masih
mampu melakukan aktifitas sehari-hari seperti mencuci pakaian nya
sendiri.
4. Aktifitas/rekreasi : Pasien mengatakan bahwa terkadang ia bepergian
ke kampongnya di kabanjahe dan pada malam hari ia beserta keluarga
kerap berkumpul bersama sembari menonton TV bersama di ruang
tengah.
5. Perlindungan Khusus yang digunakan : -
28
Pengkajian Fokus Lansia
1. INDEKS KATZ
A. Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, kekamar kecil,
berpakaian dan ,mandi
B. Kemandirian dalam satu hal , kecuali satu dari fungsi tersebut
C. Kemandirian dalam satu hal ,kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
D. Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan
E. Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, kekamaar kecil
dan satu fungsi tambahan
F. Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, kekamaar kecil,
berpindah dan satu fungsi tambahan
G. Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
Kesimpulan : mampu melakukan ADL secara mandiri
2. BARTHEL INDEKS
NO Item yang dinilai Dengan bantuan mandiri
1. Makan 5 10
2. Aktivitas Toilet 5 10
3. Berpindah dari 5 - 10 15
tempat tidur ke kursi
roda dan
sebaliknyatermasuk
duduk di tempar
tidur
4. Kebersihsn diri 0 3
termasuk mencuci
29
muka, menyisir
rambut, menggosok
gigi
5. Mandi 0 5
6. Berjalan 5 10
dipermukaan datar
7. Naik turun tangga 5 10
8. Berpakaian 5 10
9. Mengontrol defekasi 5 10
10. Mengontrol kemih 5 10
Total 100=98
Penilaian : 98
0-20= ketergantungan
21-61= ketergantungan berat / sangat tergantung
62-90= = ketergantungan berat
91-99= ketergantungan ringan
100= mandiri
30
satu kaki
5. Berdiri, fleksi 4
trunk dan berdiri
ke posisi netral
6. Berdiri, lateral dan 4
fleksi trunk
7. Berjalan, 3
tempatkan tumit
salah satu kaki
depan jari kaki
yang lain
8. Berjalan sepanjang 4
garis lurus
9. Berjalan mengikuti 4
tanda gambar pada
lantai
10. Berjalan 4
menyamping
11. Berjalan mundur 4
12. Berjalan mengikuti 4
lingkaran
13. Berjalan pada 3
tumit
14. Berjalan dengan 3
ujung jari
31
Keterangan
4=Mampu melakukan aktivitas dengan lengkap
3= Mampu melakukan aktivitas dengan bantuan
2= Mampu melakukan aktivitas dengan maksimal
1= Tidak mampu melakukan aktivitas
Nilai
42-54= Mampu melakukan aktivitas
28-41= Mampu melakukan aktivitas bantuan
14-27= Mampu melakukan aktivitas bantuan maksimal
<14= Tidak mampu melakukan aktivitas
Kesimpulan : nilai : 46 Pasien mampu melakukan aktivitas
32
sekarang?
7. Siapa presiden Salah
sebelumnya?
8. Siapa nama ibu Salah
anda?
9. Berapa 20 Benar
dikurang 3?(begitu
seterusnya hingga
bilangan yang
terkecil.
10. Jumlah 8 2
Keterangan
Kesalahan 0-2= Fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4= Kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5-7= Kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-10= Kerusakan intelektual berat
Kesimpulan : Nilai pasien : 2 Fungsi intelektual utuh
33
1 Hari
1 Bulan
1 Negara
1 Provinsi
1 Kabupaten
Sebutkan 3 nama
objek (kursi,
meja.
Kertas)kemudian
ditanyakan
kepada klien
menjawab:
1 Kursi
1 Meja
1 Kertas
3.perhatian 3 Meminta klien
kalkulasi berhitung mulai
dari 100,
kemudian
dikurang 7-5
tingkat +1. 100,
34
93,………
4. Mengingat 3 Meminta klien
untuk
menyebutkan
objek pada poin
2:
1 Kursi
1 Me ja
1 Kaca
5. Bahasa 9 Menanyakan
kepada klien
untuk
menyebutkan
objek pada
benda(sambil
menunjukan
benda tersebut)
1 Jendela
1 Jam dinding
Meminta klien
untuk
mengulangi kata
berikut
“tidak ada jika
dan atau tetapi”.
Meminta klien
untuk
mengulangi kata
berikut yang
35
terdiri dari 3
langkah ambil
ballpoint
ditangan anda
ambil kertas
menulis saya
mau hadir.
1 Ambil
ballpoint
1 Ambil
kertas
1 Lihat
buku
Perhatikan klien
untuk hal berikut
(bila aktivitas
sesuai perintah
nilai 1
point)”tutup mata
anda”
1 1. Klien
menutup
mata .
Perhatikan pada
klien untuk
menulis atau
kalimat dan
menyalin gambar
Total 26
36
Penilaian :
Nilai 24-30= Normal
Nilai 17-23= Probable gangguan kognitif
Nilai 0-16= Defenitif gangguan kognitif
Kesimpulan : Nilai 26 = Pasien normal
Pengkajian Depresi
1. Inventaris Depresi Beck
Skore URAIAN
A .Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidak sangat
bahagia dimana saya tidak dapat
menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu
dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya merasa tidak sedih
B .pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan
adalah sia sia kalau sesuatu tidak
dapat membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa
apa untuk memandang ke depan
1 Saya merasa terkecil hati mengenai
masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil
hati tentang masa depan
C. Rasa kegagalan
3 Saya merasa benar benar gagal
37
sebagai orang tua (suami-istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang,
semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi
orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D .ketidakpuaasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan
kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya
gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa bersalah
3 Saya merasa seolah olah sangat
buruk dan tidak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/tak berharga
sebagai tangan dan waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar bersalah
F. Tidak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya
sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan
diri saya sendiri
G.Membahayakan diri sendiri
38
3 Saya akan membunuh diri saya
sendiri jika saya mempunyai
kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti
tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran
pikiran mengenai membahayakan diri
sendiri
H.Menarik diri dari social
3 Saya telah kehilangan semua minat
saya pada orang lain dan tidak
perduli pada semua
2 Saya telah kehilangan semua minat
saya pada orang lain dan tidak peduli
pada semua
1 Saya telah kehilangan semua minat
saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perhatian pada mereka
0 Saya tidak kehilangan minat pada
orang lain
I.Keragu raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan
sama sekali
2 Saya tidak mempunyai banyak
kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan dengan
baik
39
J.Perubahan gambaran diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek dan
tampak menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan
perubahan yang permanen dalam
penampilan fisik membuat saya tidak
manis
1 Saya kwatir bahwa saya tampak tua
atau tak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya
tampak lebih buruk dan pada
sebelumnya
K.Kesulitan kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan
sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya
sendiri dengan keras untuk
melakukan sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tambahan
untuk melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira kira sebaik
sebelumnya
L.Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan
sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk
melakukukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah dari
40
yang biasanya
M.Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu
makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk
sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik
sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari
yang biasanya
Penilaian
0-4= Depresi tidak ada atau minimal
5-7= Depresi ringan
8-19= Depresi sedang
17>= Depresi berat
Kesimpulan : Nilai : 4 = Depresi tidak ada/minimal
Pengkajian Sosial
a. APGAR
1. Saya puas bisa kembali pada keluarga saya untuk membantu pada waktu
sesuatu menyusahkan saya (adaptasi) : 2
2. Saya puas dengan cara keluarga saya membicarakan sesuatu dan
mengungkapkan masalah dengan saya (hubungan) : 2
3. Saya puas bahwa cara keluarga saya mengekspresikan afek dan berespon
terhadap emosi saya seperti marah, sedih atau atau mencintai (afek) : 2
4. Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktivitas (pertumbuhan) : 2
5. Saya puas dengan cara teman saya dan saya menyediakan waktu bersama
sama : 2
41
Penilaian
Pertanyaan yang di jawab
Selalu (poin 2)
Kadang kadang (poin 1)
Hamper tidak pernah (0)
Kesimpulan : Pasien mampu bersosialisasi dengan baik
42
ia mengalami kesulitan untuk
tidur, Pasien tampak
lemas/tidak bergairah, Pasien
Palpebra klien tampak
kehitaman .
43
memiliki masalah seputar kebutuhan tidurnya,ia
kerap merasakan kesulitan untuk tidur ketika
malam hari dan ia juga sering terbangun pada
malam hari.Pasien tidur dari jam 24.00 – 04.00
bahkan terkadang pasien sering terbangun pada
pukul 02.00 kemudian mencoba kembali
beristirahat hingga pagi hari (tidur ayam).Pasien
tampak antusias menceritakan keluhan bahwa ia
mengalami kesulitan untuk tidur, Pasien tampak
lemas/tidak bergairah,Palpebra klien tampak
berwarna kehitaman
05 Sep 2014 Kesiapan Meningkatkan manajemen kesehatan
diri b/d peningkatan kesehatan ditandai dengan
Pasien dan keluarga mengatakan bahwa mereka
akan berupaya untuk meningkatkan kesehatan
keluarga,pasien juga mengatakan ia memiliki
keinginan yang kuat untuk selalu menjaga
kesehatannya agar penyakit gastritis yang
diderita pasien dapat dikontrol dengan
baik.Pasien dan keluarga tampak antusias dalam
mendengarkan penyuluhan yang diberikan oleh
kelompok dan berniat untuk mengikuti saran
yang diberikan oleh kelompok
44
1.3. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO No DIAGNOSA NOC NIC
1 Insomnia b/d Sleep 0004 Sleep Enhancement 1850
Perubahan Setelah dilakukan Pengkajian:
hormone tindakan keperawatan 1. Kaji adanya perasaan stress
terkait jenis selama 3x 24 jam situsional sebelum istirahat
kelamin diharapkan masalah 2. Tentukan efek medikasi dari
insomnia pasien dapat kepatenan pola istirahat
teratasi dengan terhadap pasien.
indicator: Mandiri:
a. 000401 Jam tidur 1. Gambarkan pentingnya
b. 000402 Observasi keadekuatan istirahat/tidur
waktu tidur 2. Monitor kepatenan
c. 000404 Kualitas itirahat/tidur dan durasi tidur
Tidur pasien.
d. 000407 Kebiasaan 3. Promosikan waktu yang
Tidur dibutuhkanpasien untuk
beristirahat
4. Persiapkan lingkungan yang
nyaman untuk mendukung pola
istirahat
5. Persiapkan kondisi yang
nyaman,mis:masase,posisi dan
sentuhan yang efektif untuk
mendukung pola tidur
Penyuluhan:
1. Instruksikan pasien untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi
untuk mendukung pola tidur.
45
2. Diskusikan dengan
pasien/keluarga tentang
penggunaan teknik tidur
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya dalam
pemberian therapy.
46
fisik,social,spiritual dan
kognifif dalam meningkatkan
fungsi dan kesehatan.
Kolaborasi :
1. Berkerja sama dengan ahli
okupasi dalam perencanaan
dan pengawasan sebuah
kegiatan yang diberikan
kepada pasien.
2.2.4.Implementasi
47
memenuhi pola tidur.
R/p : Pasien mengatakan selama ini ia tidak
terbiasa dan sulit untuk tidur pada siang
hari,akan tetapi ia akan mencoba untuk
tidur saat ada waktu kosong.
48
R/p : Pasien mengatakan bahwa ia akan berupaya
selalu makan tepat pada waktunya.
2 .2.5.Evaluasi Keperawatan
49
bersedia untuk mengikuti instruksi
50
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering timbul akibat diet yang
sembrono.Individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan
yang terlalu berbumbu,makanan yang mengandung mikroorganisme (H.pylori)
penyebab penyakit.Penyebab lain dari gastritis ini mencakup komsumsi
alcohol,aspirin,refluks empedu atau terapi radiasi (Suddrath,Brunner.2001).
Dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dibutuhkan seluruh data yang
mendukung dalam penegakan diagnose sehingga kira mampu untuk mencapai suatu
tujuan yang hendak ditetapkan .Setelah itu kita mampu untuk menetapkan suatu
masalah keperawatan.Setelah penentuan diagnose kita dituntut untuk dapat
menyusun suatu rencana keperawatan sehingga mampu untuk menetapkan tujuan
yang hendak dicapai dalam proses keperawatan tersebut yang nantinya akan kita
implementasikan terhadap klien.Setelah serangkaian proses diatas kita juga dituntut
untuk dapat mengevaluasi hasil pekerjaan yang kita lakukan.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah
selanjutnya akan lebih baik dari sekarang dan kami juga berharap pengetahuan
tentang Keperawatan Gerontik mengenai Aplikasi Asuhan Keperawatan Gerontik
dengan Gastritis dapat terus dikembangkan dan diterapkan dalam bidang
keperawatan dalam menangani pasien terutama pada masalah gastritis pada lansia.
51
DAFTAR PUSTAKA
Herdman,Heather.2012.Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan defenisi dan
Klasifikasi 2012-2014.Jakarta : EGC
Moorhead,Sue. 2008.Nursing Outcomes Classification.St.Louis: Mosby
Mc,Joanne.2008.Nursing Intervention Classification.St.Louis : Mosby
Brunner,Suddarth.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Medah,Volume 2.Jakarta :
EGC
Saferi,Andra.2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa).Yogjakarta:
Nuha Medika
La,Sarif.2012. Asuhan Keperawatan Gerontik.Yogjakarta: Nuha Medika
Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba Medika
Chandrasoma, & Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta
:EGC
Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.
Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta :
Gosyen Publising.
52
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono,
Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.
53