Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN KELUARGA

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA

OLEH :
KELOMPOK 4

1. Ni Luh Putu Eva Budiantini 183222918


2. Luh Putu Ratih Artasari 183222919
3. Made Surya Mahardika 183222920
4. Ni Nengah Juniarti 183222921
5. Ni Kadek Rai Widiastuti 183222922

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun makalah ini merupakan
salah satu tugas dari Keperawatan Keluarga.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak
bantuan dari berbagai pihak dan sumber. Karena itu kami sangat menghargai
bantuan dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan dukungan juga
semangat, buku-buku dan beberapa sumber lainnya sehingga tugas ini bisa
terwujud. Oleh karena itu, melalui media ini kami sampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan
jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan
yang kami miliki. Maka itu kami dari pihak penyusun sangat mengharapkan saran
dan kritik yang dapat memotivasi kami agar dapat lebih baik lagi dimasa yang
akan datang.

Denpasar, 24 November 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ................................................................................................. 2
Daftar Isi........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5
1.3 Tujuan .................................................................................................. 5
1.4 Manfaat ............................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Keluarga ............................................................................... 6
2.2 Indikator Keluarga Sejahtera .............................................................. 7
2.3 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga .................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 14
3.2 Saran .................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi
klien (penerima) asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan
asuhan keperawatan yang diperlukan oleh anggota keluarga yang sakit.
Keberhasilan keperawtan di rumah sakit akan menjadi sia-sia jika tidak
dilanjutkan dengan perawatan di rumah secara baik dan benar oleh klien atau
keluarganya. Secara empiris hubungan antara kesehatan anggota keluarga
terhadap kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga Sejahtera dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup dan memiliki hubungan yang sama,
selaras dan seimbang antar anggota keluarga dengan masyarakat dan
lingkungan. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak. Secara umum diketahui bahwa pengalaman orang tua berkembang dari
tahun ke tahun, di mana seorang anak bertumbuh dewasa dan orang tua
menjadi semakin tua, akan tetapi teori dan metodologi yang cukup memadai
dalam perkembangan perspektif tugas orang tua masih harus dibuktikan dan
dapat diterima.
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari
Agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia
Indonesia. Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu
Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia
Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama
Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya
melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang
ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi keluarga?
2. Apasaja indikator keluarga sejahtera?
3. Bagaimana program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi keluarga
2. Untuk mengetahui apasaja indikator keluarga sejahtera
3. Untuk mengetahui bagaimana program Indonesia sehat dengan
pendekatan keluarga

1.4 Manfaat
Tulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak di
antaranya penting juga bagi seorang perawat agar mengerti tentang definisi
dan indikator keluarga sehat serta program Indonesia sehat yang sudah
diterapkan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Keluarga


Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta
sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu
rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi.
Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan
Maglaya,1978).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen
Kesehatan RI, 1988 dalam Ali, 2010).
Suatu keluarga setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terdiri dari orang-orang yang memiliki ikatan darah atau adopsi.
2. Anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah
dan mereka membentuk satu rumah tangga.
3. Memiliki satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling
berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu,
anak dan saudara.
4. Mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal
dari kebudayaan umum yang lebih luas.

6
2.2 Indikator Keluarga Sejahtera
BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional) merumuskan konsep keluarga sejahtera yang dikelompokkan
secara bertahap menjadi keluarga sejahtera tahap I, keluarga sejahtera tahap
II, keluarga sejahtera tahap III, serta keluarga sejahtera tahap III plus.
Batasan operasional dari keluarga sejahtera adalah kemampuan keluarga
dalam memenuhi kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, kebutuhan psikologis,
kebutuhan pengembangan, dan kepedulian sosial.
Keluarga Pra-KS adalah keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasar, yaitu :
1. Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota
keluarga
2. Pada umumnya seluruh anggota makan 2 x sehari atau lebih
3. Seluruh anggota memiliki pakaian berbeda untuk di rumah, bekerja,
sekolah, bepergian
4. Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah
5. Bila anak sakit dan atau Pasangan Usia Subur (PUS) ingin ber-KB
dibawa ke sarana kesehatan
Keluarga KS-I adalah keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhan dasar minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan
psikologis, yaitu :
6. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur
7. Minimal 1x seminggu keluarga menyediakan daging / telur
8. Seluruh anggota keluarga minimal memperoleh satu stel pakaian baru
pertahun
9. Luas lantai rumah paling kurang 8m2 untuk tiap penghuni
10. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir sehat
11. Minimal 1 anggota keluarga yang berumur lebih dari 15 tahun
berpenghasilan tetap
12. Seluruh anggota.keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa baca tulis
huruf latin
13. Seluruh anak berusia antara 5-15 tahun bersekolah saat ini

7
14. Bila anak hidup dua orang atau lebih, keluarga yang masih PUS
memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil)
Keluarga KS-II adalah keluarga yang telah memenuhi kebutuhan
dasar, kebutuhan social, dan kebutuhan psikologis, tetapi belum memenuhi
kebutuhan pengembangan yaitu :
15. Memiliki upaya untuk meningkatkan pengetahuan
16. Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga
17. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu
dimanfaatkan utk berkomunikasi
18. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal
19. Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang 1 kali dalam 6
bulan
20. Dapat memperoleh berita dari surat kabar/radio/TV/majalah
21. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi sesuai
kondisi daerah
Keluarga KS-III adalah keluarga yang telah memenuhi kebutuhan
fisik, social, psikologis, dan pengembangan, namun belum memenuhi
kepedulian social yaitu :
22. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan
sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materi
23. Kepala Keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus
perkumpulan /yayasan / institusi masyarakat
Keluarga KS-III PLUS adalah keluarga yang telah mampu
memenuhi semua kebutuhan fisik, sosial, psikologis, pengembangan, serta
dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan.

2.3 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga


Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari
Agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia
Indonesia. Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu
Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia

8
Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama
Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya
melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang
ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015.
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan
pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok
RPJMN 2015-2019, yaitu:
1. meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak,
2. meningkatnya pengendalian penyakit,
3. meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan,
4. meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan,
5. terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta
6. meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama,
yaitu:
1. penerapan paradigma sehat,
2. penguatan pelayanan kesehatan, dan
3. pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN).
Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif
dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan
kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan,
optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan pendekatan
continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Sedangkan
pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat
(benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada
tercapainya keluarga-keluarga sehat.

9
2.3.1 Konsep Keluarga
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam
gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di
wilayah kerjanya. Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan
program Indonesia Sehat karena menurut Friedman (1998), terdapat Lima
fungsi keluarga, yaitu:
1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang
utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini
dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota
keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar
berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir.
Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk
norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care
Function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
Sedangkan tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:

10
1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarganya,
2. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya,
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas
kesehatan.
Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini merupakan
pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan perluasan dari
upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi
kegiatan berikut.
1. Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data Profil
Kesehatan Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya.
2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya
promotif dan preventif.
3. Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti pelayanan kesehatan dalam
gedung.
4. Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk
pengorganisasian/ pemberdayaan masyarakat dan manajemen
Puskesmas.

2.3.2 Pelaksanaan Pendekatan Keluarga Sehat


Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti
(ayah, ibu, dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika
dalam satu rumah tangga terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain,
maka rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga.
Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan
sejumlah penanda atau indikator.
Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah
disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan

11
sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks
Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-
masing indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang
bersangkutan. Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut
harus diadakan atau dikembangkan, yaitu:
1. Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga.
Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga.
Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas.
Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut.
a. Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa
family folder, yang merupakan sarana untuk merekam
(menyimpan) data keluarga dan data individu anggota keluarga.
Data keluarga meliputi komponen rumah sehat (akses/ ketersediaan
air bersih dan akses/penggunaan jamban sehat). Data individu
anggota keluarga mencantumkan karakteristik individu (umur,
jenis kelamin, pendidikan, dan lain-lain) serta kondisi individu
yang bersangkutan: mengidap penyakit (hipertensi, tuberkulosis,

12
dan gangguan jiwa) serta perilakunya (merokok, ikut KB,
memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, pemberian ASI
eksklusif, dan lain-lain).
b. Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa
flyer, leaflet, buku saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan
kepada keluarga sesuai masalah kesehatan yang dihadapinya.
Misalnya: Flyer tentang Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga
yang ibunya sedang hamil, Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk
keluarga yang mempunyai balita, Flyer tentang Hipertensi untuk
mereka yang menderita hipertensi, dan lain-lain.
2. Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga
dapat berupa forum-forum berikut.
a. Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja
Puskesmas.
b. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus
group discussion (FGD) melalui Dasa Wisma dari PKK.
c. Kesempatan konseling di UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK,
dan lain-lain).
d. Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim,
rembug desa, selapanan, dan lain-lain.
3. Sedangkan keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat
diupayakan dengan menggunakan tenaga-tenaga berikut.
a. Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu,
kader Poskestren, kader PKK, dan lain-lain.
b. Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus
PKK, pengurus Karang Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta
sosial dari tiap anggota keluarga. Tingkat kesejahteraan keluarga ditentukan
berdasarkan kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar,
kebutuhan sosial, kebutuhan psikologis, kebutuhan pengembangan, dan
kepedulian sosial.
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari
Agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia
Indonesia. Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya
derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat. Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia
Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status
kesehatan sebuah keluarga yaitu keluarga mengikuti program Keluarga
Berencana (KB), ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, bayi
mendapat imunisasi dasar lengkap, bayi mendapat air susu ibu (ASI)
eksklusif, balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan, penderita
tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar, penderita
hipertensi melakukan pengobatan secara teratur, penderita gangguan jiwa
mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan, anggota keluarga tidak ada
yang merokok, keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN), keluarga mempunyai akses sarana air bersih, dan keluarga
mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, para perawat mampu mengetahui
konsep keluarga sejahtera dengan baik dan mampu mengaplikasikannya di
masyarakat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga
http://www.depkes.go.id/article/view/17070700004/program-indonesia-
sehat-dengan-pendekatan-keluarga.html Diakses pada 25 November
2018
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Graham
Ilmu
Sujarwo, Iza. 2017. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga Sehat
http://puskesmaskusumabangsa.pekalongankota.go.id/program-
indonesia-sehat/ Diakses pada 25 November 2018
Sunarti, Euis. 2006. Indikator Keluarga Sejahtera: Sejarah Pengembangan,
Evaluasi, dan Keberlanjutannya.
http://dp2m.umm.ac.id/files/file/Dr_-Euis-Sunarti-Indikator-Keluarga-
Sejahtera.pdf Diakses pada 25 November 2018

15

Anda mungkin juga menyukai