Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA

UMKM KERAJINAN PERAK DESA CELUK

OLEH:

NAMA : NI KADEK EVI BUDI WAHYUNI


NPM : 1633121154
KELAS : D3 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan industri merupakan salah satu rangkaian dari pelaksanaan


pembangunan daerah Bali. Pemikiran untuk mengembangkan sektor industri,
khususnya industri kecil dan menengah di Provinsi Bali dapat dipandang sebagai
upaya yang sangat strategis dan rasional mengingat usaha ini amat beraneka ragam,
dapat disesuaikan dengan potensi dan kondisi sumber daya alam serta sumber daya
manusia yang tersedia.
Perkembangan dunia usaha saat ini menghasilkan berbagai jenis bentuk usaha,
salah satunya yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dalam
pertumbuhan ekonomi Indonesia, UMKM mengambil peranan penting, khususnya
untuk menyumbangkan jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup tinggi.
Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UMKM, kontribusi UMKM
terhadap PDB menurut harga konstan pada tahun 2013 mencapai 57,56 persen
dibandingkan dengan kontribusi PDB dari Usaha Besar. Namun, fakta lain
disampaikan oleh Menteri Koperasi dan UMKM dalam Renstra Kementerian
Koperasi dan UMKM RI (2015-2019) bahwa kinerja UMKM secara umum cukup
bervariasi dari tahun ke tahun. Kontribusi PDB UMKM mengalami tren penurunan
dari 58,6 persen pada tahun 2008 menjadi 57,5 persen pada tahun 2012. Kondisi
tersebut diakibatkan tingkat pertumbuhan output UMKM yang cenderung
berfluktuasi.
UMKM dituntut untuk terus melakukan perubahan atau inovasi dan
melakukan manajemen dengan baik pada usahanya, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan persaingan. Hal ini perlu menjadi perhatian karena sebagian UMKM
berangkat dari industri rumahan atau keluarga. Mengingat peran UMKM yang
begitu besar dalam perekonomian nasional, maka upaya peningkatan kinerja
UMKM mutlak untuk dilakukan supaya terjaga stabilitas perekonomian nasional,
salah satunya melalui penerapan dan penggunaan informasi akuntansi (Endiana dan
Sudiartana, 2016).
Menurut Pinasti (2007), informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang andal
bagi pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolaan usaha kecil, antara lain
keputusan pengembangan pasar, penetapan harga dan lain-lain. Pengambilan
keputusan yang tepat dapat menentukan keberhasilan dari sebuah usaha. Oleh
karena itu, informasi akuntansi memiliki peran yang penting bagi pelaku bisnis
dalam mencapai keberhasilan usahanya, termasuk bagi Usaha Kecil, Mikro dan
Menengah (UMKM). Informasi akuntansi dapat menjadi pedoman dalam
pengambilan keputusan dalam hal pengelolaan usaha, antara lain untuk keputusan
penetapan harga, pengembangan pasar, termasuk untuk keputusan investasi (Suhairi
dkk, 2004).
Kenyataannya, kebanyakan pengusaha kecil di Indonesia tidak
menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan
usahanya. Idrus (2000) menyatakan bahwa para pengusaha kecil tidak memiliki
pengetahuan akuntansi, dan banyak di antara mereka yang belum memahami
pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha. Pengusaha kecil
memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan. Hal ini
menyebabkan rendahnya tingkat penggunaan informasi akuntansi dalam
menjalankan usaha.
Sudah semestinya UMKM memanfaatkan informasi akuntansi dalam
menjalankan usahanya termasuk UMKM pengrajin Perak di desa Celuk Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar. Wilayah desa Celuk, Kabupaten Gianyar merupakan
salah satu sentra industri kerajinan Perak di Bali. Sudah semestinya para pengrajin
perak lebih memperhatikan keberlangsungan usahanya agar produksi dan pemasaran
perak tidak mati, melainkan meluas hingga ke mancanegara. Penggunaan informasi
akuntansi pada UMKM perak di wilayah ini diharapkan dapat membantu
pengelolanya untuk menilai kinerja usahanya pada setiap periode, sehingga ketika
terjadi krisis mereka dapat segera mencari solusi yang tepat untuk
menanggulanginya. Berdasarkan pengamatan pendahuluan yang dilakukan dapat
diketahui bahwa masih banyak UMKM pengrajin perak di desa Celuk yang masih
kesulitan untuk menerapkan akuntansi dalam bisnisnya sehingga informasi
akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dijadikan pengambilan keputusan-keputusan
dalam pengelolaan usaha mereka.
Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang penggunaan informasi akuntansi pada UMKM. Penelitian ini pun
penting dilakukan untuk melihat tingkat penggunaan informasi akuntansi pada
UMKM pengrajin perak di desa Celuk, Kecamatan Sukawati. Oleh karena itu, judul
yang diangkat dalam penelitian ini adalah “ANALISIS PENGGUNAAN
INFORMASI AKUNTANSI PADA UMKM” dengan studi kasus pada UMKM
pengrajin Perak di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan oleh penulis, maka dapat
dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan informasi operasi pada UMKM Pengrajin Perak di


Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar?

2. Bagaimana penggunaan informasi akuntansi manajemen pada UMKM


Pengrajin Perak di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar?

3. Bagaimana penggunaan informasi akuntansi keuangan pada UMKM Pengrajin


Perak di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui penggunaan informasi akuntansi berupa informasi operasi pada


UMKM Pengrajin Perak di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten
Gianyar?

2. Mengetahui penggunaan informasi akuntansi berupa informasi akuntansi


manajemen pada UMKM Pengrajin Perak di Desa Celuk, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar?

3. Mengetahui penggunaan informasi akuntansi berupa informasi akuntansi


keuangan pada UMKM Pengrajin Perak di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati,
Kabupaten Gianyar?
D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam kajian


akuntansi mengenai penggunaan informasi akuntansi pada UMKM.

2. Bagi UMKM

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan


masukan untuk lebih mengetahui besarnya manfaat informasi akuntansi bagi
UMKM.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sarana pembelajaran bagi penulis
untuk meningkatkan kemampuan di bidang penelitian ilmiah dalam
mengungkap permasalahan tertentu secara sistematis serta berusaha
memecahkan permasalahan yang ada sehingga dapat menunjang
pengembangan ilmu pengetahuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

1. Definisi

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan


Menengah (UMKM) pada bab I pasal 1, definisi UMKM adalah sebagai berikut:

a. Usaha Mikro
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.

b. Usaha Kecil
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah
atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini.

c. Usaha Menengah
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini
2. Kriteria

UMKM memiliki beberapa kriteria untuk masing-masing usaha yang diatur


dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah pada bab IV pasal 6, yaitu:

a. Kriteria Usaha Mikro

1) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta


rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah).

b. Kriteria Usaha Kecil

1) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta


rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah).

c. Kriteria Usaha Menengah

1) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta


rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
B. Informasi Akuntansi

1. Definisi Informasi Akuntansi

Belkaoui (2000) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi


kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bersifat untuk pengambilan
keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan diantara alternatif-
alternatif tindakan. Informasi akuntansi digunakan untuk pengawasan
strategik, pengawasan manajemen, dan pengawasan operasional. Informasi
akuntansi pada dasarnya bersifat keuangan dan terutama digunakan untuk
tujuan pengambilan keputusan, pengawasan, dan implementasi keputusan-
keputusan perusahaan. Agar data keuangan dapat dimanfaatkan dengan baik
oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan, maka data tersebut harus
disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai.

2. Tujuan Informasi Akuntansi

Ikhsan dan Ishak (2008: 3) menyatakan bahwa sistem informasi


dimanfaatkan untuk membantu dalam proses perencanaan, pengkoordinasian,
dan pengendalian yang kompleks. Selanjutnya Ikhsan dan Ishak (2008: 6)
menyatakan bahwa informasi akuntansi melalui pelaporan keuangan sebagai
hasil dari sistem informasi keuangan memiliki tujuan yaitu:
a. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan
bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan
keputusan dan pemberian kredit.
b. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan
menggunakan sumber-sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal
dari kekayaan tersebut.
c. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja
perusahaan dalam menghasilkan laba.
d. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam melunasi hutang-hutangnya.
e. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber- sumber
pendanaan perusahaan.
f. Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam
memperkirakan arus kas masuk ke dalam perusahaan.
3. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

Mc Leod dan George (2007: 86) dalam Syaifullah (2010) menyatakan


bahwa:
“Information should be available for problem solving before crisis situations
develop or opportunities are lost. The user should be able to obtain information
that describes what is happening now, in addition to what happened in the past.
Information that arrives after the decision is made has no value.”

Informasi harus tersedia untuk menyelesaikan masalah sebelum situasi krisis


berkembang atau peluang hilang. Pengguna informasi harus mampu memperoleh
informasi yang menggambarkan situasi yang terjadi saat ini, selain apa yang terjadi
di masa lalu. Informasi yang tersedia setelah keputusan dibuat, tidak memiliki
nilai.
Agar bermanfaat, informasi akuntansi yang dihasilkan oleh pihak manajemen
perusahaan harus memenuhi karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Menurut
Statement of Financial Accounting (SFAC) No.2 yang diterjemahkan oleh
Soemarso (2004), karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi adalah sebagai
berikut:
a. Relevan, maksudnya adalah kapabilitas informasi yang dapat mendorong
suatu keputusan apabila dimanfaatkan oleh pemakai untuk kepentingan
memprediksi hasil di masa depan yang berdasarkan kejadian waktu lalu dan
sekarang. Pada aspek ini, terdapat tiga karakteristik utama, yaitu:
1) Ketepatan waktu (timeliness), yaitu informasi yang siap digunakan para
pemakai sebelum kehilangan makna dan kapasitas dalam pengambilan
keputusan;
2) Nilai prediktif (predictive value), yaitu informasi dapat membantu pemakai
dalam membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian yang lalu, sekarang,
dan masa depan;
3) Umpan balik (feedback value), yaitu kualitas informasi yang memungkinkan
pemakai dapat mengkonfirmasikan ekspektasinya yang telah terjadi di masa
lalu.
b. Reliabel, maksudnya adalah kualitas informasi yang dijamin bebas dari
kesalahan dan penyimpangan atau bias serta dinilai dan disajikan secara layak
sesuai dengan tujuannya. reliabel mempunyai tiga karakteristik utama, yaitu:
1) Dapat diperiksa (verifiability), yaitu konsensus dalam pilihan
pengukuran akuntansi yang dapat dinilai melalui kemampuannya untuk
meyakinkan apakah informasi yang disajikan berdasarkan merode
tertentu memberikan hasil yang sama apabila diverifikasi dengan
metode yang sama dengan pihak independen.
2) Kejujuran penyajian (representation faithfulness), yaitu adanya
kecocokan antara angka dan diskripsi akuntansi serta sumber-
sumbernya.
3) Netralitas (neutrality), informasi akuntansi yang netral diperuntukkan
bagi kebutuhan umum para pemakai dan terlepas dari anggapan
mengenai kebutuhan tertentu dan keinginan tertentu para pemakai
khusus informasi.
c. Daya Banding (comparability) informasi akuntansi yang dapat
dibandingkan menyajikan kesamaan dan perbedaan yang timbul dari
kesamaan dasar dan perbedaan dasar dalam perusahaan dan transaksinya
serta tidak semata-mata dari perbedaan perlakuan akuntansinya.
d. Konsistensi (consistency), yaitu keseragaman dalam penetapan
kebijaksanaan dan prosedur akuntansi yang tidak berubah dari periode ke
periode.

4. Penggunaan Informasi Akuntansi pada UMKM

Penggunaan informasi akuntansi pada UMKM membawa pengaruh


positif terhadap keberhasilan UMKM. Hal tersebut diungkapkan oleh Arlianto
(2014), penelitiannya pada UMKM Konveksi di Desa Padurenan Kecamatan
Gebog Kabupaten Kudus membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat
penggunaan informasi akuntansi pada suatu usaha, maka tingkat keberhasilan
UMKM juga akan semakin meningkat. Penggunaan informasi akuntansi yang
berupa informasi operasi, informasi akuntansi manajemen, dan informasi
akuntansi keuangan dapat digunakan oleh pelaku UMKM untuk perencanaan
usaha, mengontrol kegiatan usaha, mengambil keputusan dalam pengelolaan
usaha, serta untuk melakukan evaluasi, sehingga hal tersebut nantinya dapat
menunjang keberhasilan usaha.
Haswell dan Holmes (1989) dalam Solovida (2003) menjelaskan bahwa
kekurangan informasi akuntansi dalam manajemen perusahaan dapat
membahayakan perusahaan kecil. Kondisi keuangan yang memburuk dan
kekurangan catatan akuntansi akan membatasi akses
untuk memperoleh informasi yang diperlukan, sehingga berpotensi
menyebabkan sulit berkembangnya perusahaan bahkan hingga terjadi
kegagalan perusahaan.
Jenis informasi yang diperlukan dan harus disediakan oleh sebuah suatu
usaha diringkas oleh Anthony dan Reece (1989) dalam Suwardjono
(2013: 14) sebagai berikut:

Informasi

Informasi Kualitatif Informasi Kuantitatif

Informasi Akuntansi Informasi Non


Akuntansi

Informasi Operasi Informasi Keuangan Informasi Manajemen

Gambar 2.1 Jenis Informasi yang Harus Disediakan Suatu Usaha

Akuntansi tidak menghasilkan laporan tentang jumlah pegawai, adanya


pemogokan, keadaan kesehatan direktur atau pemilik dan informasi lain yang
bersifat kualitatif. Walaupun demikian, laporan keuangan kuantitatif memberi
petunjuk tentang hal-hal yang bersifat kualitatif.
Informasi akuntansi berguna bagi perusahaan-perusahaan yang
beroperasi di lingkungan yang dinamis dan kompetitif karena informasi
akuntansi membantu para manajer dalam mengintegrasikan inisiatif
operasional dalam perencanaan strategi jangka panjang (Ismail and King,
2005). Agar data keuangan dapat dimanfaatkan oleh pihak internal dan
eksternal perusahaan, maka data tersebut harus disusun dengan baik. Anthony
dan Reece (1995) dalam Wibowo dan Kurniawati (2015) menggolongkan
informasi akuntansi digolongkan menjadi tiga, yaitu:
a. Informasi Operasi
Informasi ini menyediakan data mentah bagi informasi akuntansi
keuangan dan informasi akuntansi manajemen. Informasi ini dapat berfungsi
sebagai alat pengawasan operasional perusahaan. Informasi operasi pada
perusahaan manufaktur adalah informasi pembelian dan pemakaian bahan
baku, informasi produksi, informasi penjualan, dan lain-lain.
b. Informasi Akuntansi Manajemen
Informasi akuntansi manajemen ditujukan kepada pihak internal
perusahaan, dan merupakan informasi saat ini dan masa yang akan datang
yang tidak memiliki sifat historikal. Informasi ini digunakan untuk tiga fungsi
manajemen, yaitu perencanaan, implementasi dan pengendalian. Informasi
akuntansi manajemen disajikan kepada manajemen perusahaan dalam bentuk
laporan, seperti anggaran, laporan penjualan, laporan biaya produksi, laporan
biaya menurut pusat pertanggungjawaban, laporan biaya menurut aktivitas,
dan lain-lain.
c. Informasi Akuntansi Keuangan
Informasi akuntansi keuangan digunakan oleh manajer maupun pihak
eksternal perusahaan, bertujuan untuk menyediakan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja dan perubahan keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi pemakai dalam hal pengambilan keputusan ekonomi. Wujud nyata dari
informasi akuntansi adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan. Informasi ini bersifat historikal dan harus disusun berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

B. Kerangka Pemikiran Penelitian

Penelitian ini berusaha menjelaskan penggunaan informasi akuntansi


pada suatu UMKM yang terdiri dari informasi operasi, informasi akuntansi
manajemen dan informasi akuntansi keuangan. Berdasarkan pemaparan diatas,
gambaran kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Penggunan Informasi
Akuntansi UMKM

Informasi Operasi Informasi Akuntansi Informasi Akuntansi


Manajemen Keuangan

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Objek Penelitian

1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah lokasi yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan
penelitian yaitu di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, kabupaten Gianyar, Bali.
Hampir semua penduduk celuk merupakan pengrajin emas dan perak, terampil,
kreatif, juga inovatif dalam seni mengembangkan kreasi desain dan variasi
terkait dengan kerajinan emas dan perak dimana hasil produksinya telah
memasuki pasar lokal, nasional merambah juga ke pasaran international.
Beragam jenis kreasi dan variasi perhiasan, baik sebagai cendramata maupun
komoditi ekspor diproduksi di desa ini seperti cincin, gelang, kalung, anting-
anting, giwang, bross dan berbagai jenis perhiasan lainnya.

2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah informasi yang dibutuhkan untuk menjawab
masalah penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah tingkat penggunaan
informasi akuntansi pada UMKM.

B. Populasi Sasaran

Penelitian ini menggunakan populasi sasaran yaitu UMKM pengrajin perak


yang berada di wilayah desa Celuk, Kecamatan Sukawati. Penulis menetapkan
kriteria untuk pengambilan sampel, yaitu UMKM melakukan proses produksi
perak. Penetapan kriteria tersebut dilakukan dengan alasan bahwa UMKM yang
melakukan proses produksi diharapkan menggunakan informasi akuntansi dengan
intensitas tinggi karena pemilik tentu membutuhkan informasi akuntansi mulai dari
tahap produksi hingga tahap penjualan perak
C. Metode Penentuan Sampel

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Studi kasus dilakukan untuk
meneliti suatu objek tertentu. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis,
serta kesimpulan hanya berlaku pada objek yang diteliti saja. Penelitian ini hanya
terfokus pada UMKM Pengrajin Perak, Desa Celuk, Kecamatan Sukawati,
Kabupaten Gianyar.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2004) metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan
peristiwa yang terjadi dalam bentuk angka-angka yang bermakna.

D. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel

Variabel-variabel yang akan di teliti pada penelitian ini adalah penggunaan


informasi akuntansi dengan menggunakan pos-pos sebagai berikut:

a. Informasi Operasi

b. Informasi Akuntansi Manajemen

c. Informasi Akuntansi Keuangan

2. Devinisi Operasional Variabel

Definisi operasional, pengukuran, dan klasifikasi variabel penelitian


dipaparkan sebagai berikut:

1. Penggunaan Informasi Akuntansi

Penggunaan informasi akuntansi adalah penggunaan informasi kuantitatif


tentang entitas ekonomi untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam
menentukan pilihan-pilihan dan alternatif-alternatif tindakan.yang dimaksudkan
untuk perencanaan strategis, pengawasan manajemen dan pengawasan
operasional
Informasi akuntansi digolongkan menjadi tiga, yaitu Anthony dan Reece
(1995) dalam Wibowo dan Kurniawati (2015):

a. Informasi Operasi

Informasi operasi pada perusahaan manufaktur adalah informasi


pembelian dan pemakaian bahan baku, informasi produksi, informasi
penjualan, dan lain-lain.

b. Informasi Akuntansi Manajemen

Informasi akuntansi manajemen disajikan kepada manajemen


perusahaan dalam bentuk laporan, seperti anggaran, laporan penjualan,
laporan biaya produksi, laporan biaya menurut pusat
pertanggungjawaban, laporan biaya menurut aktivitas, dan lain-lain.

c. Informasi Akuntansi Keuangan

Wujud nyata dari informasi akuntansi adalah laporan keuangan yang


terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan
arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Kemudian dari ketiga indikator di atas dibuat beberapa pertanyaan yang


terdiri atas 17 item yaitu 8 item untuk kategori informasi operasi, 4 item untuk
kategori informasi akuntansi manajemen, dan 5 item untuk kategori informasi
akuntansi keuangan. Pengukuran setiap dimensi variabel informasi akuntansi
dalam penelitian ini menggunakan skala likert lima poin sebagai berikut:
Skor 5 = Sangat Tinggi (secara teratur menggunakan informasi
akuntansi)
Skor 4 = Tinggi (sering menggunakan informasi akuntansi)

Skor 3 = Sedang (kadang-kadang menggunakan informasi


akuntansi)

Skor 2 = Rendah (tahu, tetapi tidak pernah menggunakan informasi


akuntansi)
Skor 1 = Sangat Rendah (tidak pernah menggunakan informasi
akuntansi karena sama sekali tidak tahu)

E. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer yang dimaksud adalah data tentang penggunaan informasi akuntansi pada
UMKM dengan menggunakan instrumen utama yakni kuesioner.

F. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan survei


lapangan dengan melakukan teknik kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Kuesioner dibentuk sedemikian
rupa, sehingga responden hanya diminta untuk memilih salah satu jawaban yang
mencerminkan karakteristik dirinya sendiri dengan memberikan tanda checklist
(√). Kuesioner dalam penelitian ini merupakan instrumen penelitian utama dan
didistribusikan langsung kepada responden yakni pemilik UMKM pengrajin perak
di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipakai untuk menjawab setiap rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif. Adapun tahapan
dalam menarik kesimpulan adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan Karakteristik Responden


Analisis deskripsi responden digunakan untuk memisahkan atau
mengelompokkan responden agar diperoleh gambaran mengenai jenis kelamin,
usia, jenjang pendidikan, latar belakang pendidikan pemilik UMKM, lama
usaha, kepemilikan izin, jenis usaha, omzet usaha, jumlah karyawan, dan
wilayah pemasaran dalam frekuensi (%).

2. Melakukan Pengukuran Data Variabel

Pada tahap ini, data berupa jawaban responden tentang penggunaan


informasi akuntansi yang sudah terkumpul dari kuesioner kemudian diukur atau
diberi skor sesuai dengan skala pengukuran yakni menggunakan skala likert 5
poin yang telah ditetapkan pada subbab variabel penelitian.
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui total skor
dan nilai rata-rata yang diperoleh dari masing-masing responden.

3. Melakukan Analisis Data Penggunaan Informasi Akuntansi

Setelah mengetahui nilai skor rata-rata masing-masing responden,


selanjutnya menyusun tabel analisis data yang dibagi menjadi 5 sub bab, yaitu
analisis penggunaan informasi operasi, penggunaan informasi akuntansi
manajemen, penggunaan informasi akuntansi keuangan, penggunaan informasi
akuntansi secara menyeluruh, dan penggunaan informasi akuntansi per
responden. Tabel tersebut berisikan data frekuensi penggunaan informasi
akuntansi pada masing-masing skala, total skor, dan nilai skor rata-rata.

4. Melakukan Klasifikasi Tingkat Penggunaan Informasi Akuntansi

Pada tahapan ini, penulis akan membagi masing-masing data variabel ke


dalam kategori yang telah ditetapkan. Pengklasifikasian variabel ini dilakukan
untuk mengetahui tingkat penggunaan informasi akuntansi pada suatu UMKM.
Klasifikasi didasarkan pada nilai skor rata- rata yang diperoleh masing-masing
kategori. Klasifikasi tersebut dibagi menjadi 5 kategori sesuai dengan kuisioner
yang telah disebarkan, yaitu:
Skor 5 = Sangat Tinggi (secara teratur menggunakan informasi
akuntansi)
Skor 4 = Tinggi (sering menggunakan informasi akuntansi)

Skor 3 = Sedang (kadang-kadang menggunakan informasi akuntansi)

Skor 2 = Rendah (tahu, tetapi tidak pernah menggunakan informasi


akuntansi)
Skor 1 = Sangat Rendah (tidak pernah menggunakan informasi
akuntansi karena sama sekali tidak tahu)

5. Melakukan Pembahasan atas Hasil Klasifikasi Tingkat Penggunaan Informasi


Akuntansi
Setelah penulis mengklasifikasikan tingkat penggunaan informasi
akuntansi pada UMKM perak di desa Celuk, selanjutnya penulis melakukan
pembahasan atas hasil klasifikasi tersebut sesuai dengan sub bab yang telah
ditentukan pada tahap ketiga.

6. Menarik Kesimpulan

Kesimpulan diambil dari tabel analisis data, hasil klasifikasi tingkat


penggunaan informasi akuntansi UMKM pengrajin perak di Desa Celuk,
Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, danpembahasann

H. Sistematika Penulisan Skripsi


Sistematika penulisan proposal terdiri dari 3 (tiga) bab dan skripsi terdiri dari
6 (enam) bab yaitu sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab I merupakan pendahuluan, diuraikan mengenai latar belakang
masalah, perumusan masalahan, tujuan dan kegunaan penelitian, serta
sistematika masalah.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab II merupakan tinjauan pustaka terdiri dari landasan teori, publikasi


penelitian sebelumnya dan kerangka pemikiran.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab III merupakan metode penelitian yang terdiri dari tempat dan
objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel,
jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta teknik analisis
data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

Bab IV terdiri dari gambaran umumtempat perusahaan yang terdiri dari


sejarah singkat tempat penelitian dan struktur organisasi.

BAB V : DATA DAN PEMBAHASAN

Bab V akan diuraikan mengenai deskripsi data, analisis data dan


pembahasan

BAB VI : PENUTUP
Bab VI merupakan penutup terdiri dari simpulan yang diperoleh dari
hasil penelitian serta saran-saran yang dipandang perlu atas simpulan
yang dikemukakan.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Arlianto, Tenny, 2014. “Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi Terhadap


Keberhasilan UMKM (Studi Kasus pada Industri Konveksi Desa Padurenan
Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus)”. Program Studi Akuntansi FEB-UKSW

Aufar, Arizali. 2014. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi


Akuntansi Pada UMKM”. Jurnal Universitas Widyatama. Bandung
Azwar, S. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Belkaoui,
Riahi Ahmed. 2000. Teori Akuntansi Buku I. Edisi kelima. Jakarta:
Salemba Empat

Endiana, I Dewa Made I Made Sudiartana, 2016. “Pengaruh Pemahaman Dan


Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Individu Dan Kinerja
UMKM Pengrajin Perak”. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Dan
Pengabdian Masyarakat Universitas Mahasaraswati Denpasar, Senin – Selasa /
29 – 30 Agustus 2016

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

http://www.depkop.go.id/berita-informasi/data-informasi/data-umkm/ .

Idrus. 2000. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyiapan Dan Penggunaan


Informasi Akuntansi Pada UMKM di Jawa Tengah”. Thesis UNDIP. Semarang

Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. 2008. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba
Empat
Mamduh. M. Hanafi. 2003. Analisis Laporan keuangan. Yogyakarta: Penerbit UPP
AMK YKPN.

Anda mungkin juga menyukai