Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan perekonomian di Indonesia umumnya berbasis pada

ekonomi kerakyatan, yang dapat dilihat pada sektor Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM). Sektor ini mempunyai peranan yang cukup besar dalam

perekonomian nasional maupun daerah. Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) merupakan salah satu bentuk usaha yang paling banyak dijalani oleh

pengusaha di Indonesia. Hal ini dikarenakan pengelolaannya yang tidak sulit dan

juga mudah untuk dilakukan oleh pihak dari kalangan manapun serta tidak

membutuhkan biaya yang besar.

Pada umumnya usaha kecil mempunyai strategi tersendiri, yaitu dengan

membuat produk yang khusus dan unik dengan daerah pemasaran yang tidak terlalu

jauh sehingga perilaku konsumen benar-benar dipahami serta komunikasi dengan

konsumen berjalan cepat, di samping juga menghindari bersaing langsung dengan

usaha besar, keterbatasan permodalan menjadikan mereka bersifat luwes/menarik

dan sering menghasilkan inovasi-inovasi untuk dapat berkembang menjadi

besar(Nurwani & Safitri, 2019:1)

Peran UMKM sangat besar untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia,

dengan jumlahnya mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha. Kontribusi UMKM

terhadap PDB/pendapatan domestik bruto juga mencapai 60,5%, dan terhadap

penyerapan tenaga kerja adalah 96,9% dari total penyerapan tenaga kerja nasional

(Bank Indonesia, 2015:5)

1
2

Akan tetapi, di balik perannya yang strategis dalam menggerakan

perekonomian nasional, UMKM menghadapi berbagai tantangan yang cukup

kompleks baik dari sisi eksternal maupun internal, dari sisi eksternal, para pelaku

UMKM dihadapkan dengan tantangan global dan pasar bebas di mana arus barang,

jasa dan informasi mengalir dengan cepat sehingga persaingan usaha menjadi hal

yang tak terhindarkan. dari sisi internal, ketidakmampuan menyediakan dan

menggunakan informasi akuntansi merupakan salah satu kelemahan dari sisi

manajemen UMKM. dalam hal ini informasi akuntansi memiliki peran yang

penting bagi pencapaian keberhasilan usaha

Menurut Arya dan Christian, (2016:80) Informasi akuntansi dapat menjadi

dasar untuk pengambilan keputusan bisnis sehingga mempunyai pengaruh yang

sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk UMKM. Dengan

kurangnya pengetahuan dalam pembukuan, otomatis menghambat mereka

menjalankan kegiatan pembukuan keuangan. Informasi akuntansi yang berupa

catatan keuangan dapat digunakan oleh pemilik UMKM untuk mengetahui secara

persis berapa pendapatan yang diterima, berapa biaya operasi yang seharusnya

dikeluarkan dan berapa yang seharusnya masih tersisa, penggunaan informasi

akuntansi yang berupa informasi operasi, informasi manajemen, dan informasi

akuntansi keuangan dapat digunakan oleh pelaku UMKM untuk membantu dalam

perencanaan usaha, mengontrol kegiatan usaha, pengambilan keputusan- keputusan

dalam pengelolaan usaha, serta untuk melakukan evaluasi, sehingga dengan

melakukan hal tersebut dapat digunakan untuk menunjang keberhasilan usaha,

meningkatkan volume penjualan ,peningkatan modal, mengalami peningkatan

penjualan dan mengalami


3

peningkatan jumblah karyawan. informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang

sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk UMKM.

Kabupaten Sikka merupakan salah satu wilayah di Provinsi Nusa Tenggara

Timur dari sekian banyak daerah lain di Indonesia yang mengalami perkembangan

UMKM yang cukup cepat. Tingginya pertumbuhan UMKM tersebut tentunya

sangat baik karena juga sekaligus dapat menekan angka pengangguran, yang tidak

kalah pentingnya tentunya pelaku UMKM juga harus kreatif dalam menghasilkan

produk yang inovatif dan berkualitas sehingga mampu bersaing dengan produk

luar.

Tabel 1.1 Menggambarkan Jumlah Umkm Di Kabupaten Sikka 2018-2022


Uraian 2018 2019 2020 2021 2022
Jumlah Seluruh UMKM 3.483 5.804 3.212 4.985 6.837
Sumber: Dinas P2KUKM Kabupaten Sikka, 2022

Dari tabel diatas dapat mengambarkan bahwa pertumbuhan UMKM di

Kabupaten Sikka mengalami kenaikan di tahun 2019, tetapi pada tahun 2020

pertumbuhan UMKM semakin menurun di karenakan wabah Covid-19. Tetapi pada

akhir desember 2022 pertumbuhan UMKM mengalami peningkatan.

Di kabupaten Sikka berdasarkan data yang didapat dari Dinas Perdagangan

Koperasi dan UKM tercatat jumlah UMKM di Kabupaten Sikka pada tahun 2022

sebanyak 6.837 dengan rincian usahanya yaitu bidang perdagangan sebanyak

4.573, bidang jasa sebanyak 640, bidang industri pengolahan sebanyak 580, bidang

peternakan sebanyak 698, bidang perikanan sebanyak 62, dan pertanian sebanyak

284 usaha. Berdasarkan data yang diperoleh terlihat bahwa UMKM di Kabupaten
4

Sikka secara keseluruhan jumlah dan skala usaha sangat banyak. Dalam Usaha

Mikro Kecil dan Menengah total keseluruhan 6.837 usaha di Kabupaten Sikka.

Sedangkan melalui hasil wawancara dengan Kepalah Bidang

Pemberdayaan dan Pengembangan Koperasi dan UKM Kabupaten Sikka jumlah

pelaku UMKM yang ada di Kecamatan Alok sebanyak 210 pelaku UMKM yang

terdiri dari berbagai jenis usahanya.

Tabel 2.1 Jenis UMKM yang ada di Kecamatan Alok


NO Bidang UMKM Jenis usaha
1 Industry olahan 1. Menjahit

2 Perdagangan dan Rumah Makan 1. Rumah makan/warung


2. Dagang sembako
3. Kios
4. Counter
5. Penjual pakayan
3 Jasa-jasa 1. Bengkel
2. Percetakan
3. Pangkas rambut
4. Salon kecantikan
Sumber: P2KUKM Kabupaten Sikka, 2022

Sanga & Dince, (2022:58) informasi akuntansi merupakan susunan berbagai

dokumen akuntansi baik formular, catatan akuntansi yang tersistem dari masing-

masing unit kerja perusahaan, yang terkoordinasikan untuk dapat menghasilkan

laporan keuangan yang memiliki kualitas dan memberikan informasi memadai,

andal kepada berbagai pihak. informasi akuntansi keuangan sangat diperlukan

perusahaan, terutama bagi usaha kecil, karena dapat menjadi dasar yang andal bagi

pengambilan keputusan-keputusan dalam memecahkan segala permasalahan yang

dihadapinya, antara lain menggunakan informasi akuntansi untuk mengetahui

jumlah penjualan, mengetahui anggaran,


5

merencanakan kegiatan usaha, menggunakan informasi akuntansi untuk

mengetahui penggajian/upah kekaryawan

Andhika & Damayanti, (2017:332) Menyatakan bahwa UMKM tidak

menggunakan informasi akuntansi dalam bisnisnya serta kesulitan untuk

menerapkan akuntansi dalam bisnisnya, dengan kondisi demikian, salah satu

masalah yang dialami UMKM sulitnya akses ke perbankan untuk mendapatkan

tambahan modal usaha. Kondisi ini disebabkan karena banyak UMKM yang

tidak membuat laporan keuangan bahkan tidak memiliki pencatatan akuntansi.

Sariningtyas & Diah, (2011:93) Menyatakan bahwa pencatatan akuntansi

menjadi salah satu komponen yang mutlak harus dimiliki oleh UMKM jika mereka

ingin mengembangkan usaha dengan mengajukan modal kepada para kreditur yang

dalam hal ini adalah pihak perbankan. Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan

pencatatan akuntansi adalah untuk menghindari bercampurnya keuangan pribadi

dengan keuangan usaha hingga lepas kontrol tanpa adanya kejelasan posisi

keuangan masing–masing yang disebabkan karena ketidak disiplinan pengusaha

UKMM dalam membedakan antara keuangan pribadi dan keuangan bisnis

Dari permasalahan tersebut, maka pencatatan akuntansi cukup membantu

pelaku UMKM untuk mulai menertibkan pencatatan administrasi keuangan

mereka. Selain itu, manfaat dari pencatatan keuangan bagi pihak kreditor atau

pihak lain yang ikut berperan dalam pengelolaan usaha adalah dapat melihat

perkembangan kinerja usaha dan dapat mengestimasi kinerja usaha di masa yang

akan datang, sehingga pengusaha UMKM harus dibiasakan untuk menyusun dan

menyajikan laporan keuangan sebagai salah satu upaya


6

pengembangan usahanya.

Permasalahan yang terjadi pada UMKM di Kecamatan Alok ialah

kurangnya kesadaran untuk menggunakan informasi akuntansi sebagai dasar untuk

pengambilan keputusan bisnis salah satu contohnya ialah Fotocopy Bunda yang

usahanya tidak berjalan dan malah terpuruk, hasil wawancara dari pemilik usaha

tersebut ia menyatakan bahwa penyebab usahanya tidak berjalan lancar

dikarenakan ia tidak menggunakan pencatatan akuntansi dikarenakan ia belum

memiliki pengetahuan akuntansi yang memadai akibatnya uang yang keluar tidak

dihitung sehingga modal usahapun terpakai untuk keperluan sehari-hari dan terus

menerus hingga usahanya semakin terpuruk

Andhika & Damayanti, (2017:333) Menyatakan bahwa rendahnya

kemauan pengusaha UMKM dalam membuat pencatatan akuntansi disebabkan

karena pengusaha kecil belum memilik pengetahuan akuntansi yang memadai,

dan banyak diantara mereka yang belum memahami pentingnya pencatatan dan

pembukuan bagi kelangsungan usahanya.

Sofiah & Murniati, (2014:3) Mengungkapkan bahwa, mayoritas UMKM

di Indonesia belum memahami pencatatan akuntansi pengusaha UMKM

memandang bahwa proses pencatatan akuntansi tidak terlalu penting untuk

diterapkan, hal tersebut menjadi masalah karena akan berpengaruh terhadap

keberhasilan pengelolaan usahanya agar dapat berkembang serta menyulitkan

dalam mengontrol mengenai informasi akuntansi. hal inilah yang merupakan

permasalahan yang dialami oleh UMKM saat ini, sehingga menjadi kendala dalam

perkembangan UMKM di Indonesia


7

Andhika & Damayanti, (2017:345) Hambatan dan kendala pada UMKM

baik yang bersifat internal maupun eksternal yang harus dihadapi para pelaku

UMKM seperti kendala internal diantaranya : modal, sumber daya manusia, hukum,

dan belum mempunyai sistem administrasi keuangan dan manajemen yang baik.

Kendala eksternal diantaranya : iklim usaha belum kondusif, infrastruktur, dan

belum mampu mengimbangi selera konsumen yang cepat berubah. Oleh karena itu

setiap kegiatan bisnis tentunya memerlukan pencatatan akuntansi agar setiap

transaksi yang terjadi bisa diketahui secara jelas.

Menurut Pinasti, (2007:6) Mengungkapkan bahwa pengusaha kecil di

Indonesia tidak menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi dalam

pengelolaan usahanya. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaku Usaha Mikro,Kecil

dan Menengah (UMKM) identik dengan masih kurangnya kesadaran untuk

menjalankan pembukuan dengan baik dalam dunia bisnis. dengan kurangnya

pengetahuan dalam pembukuan, otomatis menghambat mereka menjalankan

kegiatan pembukuan keuangan.

Rahmana, (2012:9) Menyatakan bahwa UMKM menghadapi berbagai

permasalahan seperti lemahnya jaringan usaha, keterbatasan kemampuan penetrasi

pasar dan diversifikasi pasar, skala ekonomi terlalu kecil sehingga sukar menekan

biaya, margin keuntungan sangat kecil, dan lebih jauh lagi UMKM tidak memiliki

keunggulan kompetitif.

Naomi, (2021:19) Menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan dan kinerja dari usaha di golongkan menjadi dua kategori yaitu faktor

lingkungan internal dan eksternal, salah satu hasil penelitiannya menunjukkan

pengaruh faktor internal terhadap kinerja usaha, yaitu usaha dengan


8

kemampuan manajemen keuangan yang baik mengalami peningkatan pendapatan

lebih tinggi dibandingkan dengan usaha yang tidak didukung oleh kemampuan

manajemen yang baik.

Zulia Hanum, (2013:32) Menyatakan bahwa informasi akuntansi

keuangan sangat diperlukan perusahaan, terutama bagi usaha kecil, karena dapat

menjadi dasar yang andal bagi pengambilan keputusan-keputusan dalam

memecahkan segala permasalahan yang dihadapinya, antara lain keputusan akan

kebutuhan kas, penetapan harga pokok dan harga jual, dan lain-lain.

Dari uraian tersebut jelas bahwa usaha kecil banyak mengalami kesulitan

dalam memahami sistem informasi keuangan dengan baik. Padahal informasi

akuntansi keuangan mempunyai peran penting untuk mencapai keberhasilan usaha,

termasuk bagi usaha kecil. Problematika tersebut apabila diperkuat dengan

pengambilan keputusan bisnis yang kurang tepat justru akan memperburuk kondisi

UMKM.

Namun beberapa penelitian terdahulu membuktikan bahwa penggunaan

informasi akuntansi terhadap keberhasilan usaha menunjukkan hasil yang berbeda-

beda. Penelitian yang dilakukan oleh (Nurwani & Safitri, 2019:45) dengan judul

Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi Terhadap Keberhasilan Usaha kecil

Menengah mengungkapkan bahwa penggunaan informasi akuntasi berpengaruh

positif terhadap kinerja UMKM. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

(Ermaliana, 2013:71) dengan judul Implementasi Pencatatan Keuangan dalam

pengembangan usaha Mikro Kecil Di Kecamatan Ciputat mengungkapkan bahwa

Penggunaan informasi akuntansi tidak berpengaruh terhadap keberhasilan usaha


9

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dari hasil

penelitian pada beberapa peneliti. Maka dari itu, penelitian seperti ini dibutuhkan

untuk menjawab berbagai masalah yang berkaitan dengan penggunaan informasi

akuntansi. Pemilihan obyek penelitian di Kecamatan Alok karena peneliti ingin

mengetahui seberapa tercapainya keberhasilan suatu usaha dalam mengelola suatu

usahanya tersebut dan untuk mengetahui seberapa pentingnya penggunaan

informasi akuntansi dalam mengembangkan UMKM tersebut.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis akan melakukan

penelitian dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN INFORMASI

AKUNTANSI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA MIKRO KECIL

MENENGAH (Studi Pada UMKM di Kecamatan Alok Kabupaten Sikka)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh penggunaan informasi akuntansi

terhadap keberhasilan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kecamatan Alok

Kabupaten Sikka ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui dan menguji lebih lanjut apakah penggunaan informasi akuntansi

berpengaruh terhadap keberhasilan usaha UMKM di Kecamatan Alok Kabupaten

Sikka
10

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi pihak-pihak

yang berkepentingan yaitu :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai

penggunaan informasi akuntansi terhadap keberhasilan UMKM.

2. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi bagi peneliti-peneliti

selanjutnya yang meneliti masalah yang sama atau yang berkaitan dengan

masalah ini dimasa yang akan datang

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Universitas Nusa Nipa

Penelitian ini diharapkan dapat menambah tambahan koleksi sehingga

memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang

penggunaan informasi akuntansi terhadap keberhasilan UMKM

2. Bagi UMKM (Kecamatan Alok Kabupaten Sikka)

Untuk memberikan tambahan informasi bagi pengusaha UMKM sebagai

bahan pertimbangan dalam meningkatkan keberhasilan usaha


11

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini sebagai berikut

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas secara singkat dan jelas tentang latar belakang penelitian

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistimatika

penulisan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai landasan teori yang relevan dengan

permasalahan yang di teliti pada penelitian ini yaitu mengenai pengguaan

informasi akuntansi, serta keberhasilan usaha, selain itu juga terdapat

penelitian terdahulu, kerangka berpikikir dan hipotesis dalam penelitian ini

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai rancangan penelitian, populasi dan sampel, jenis

dan sumber data, variabel penelitian dan definisi operasional serta teknik

analisis data

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang hasil pengolahan data yang didapatkan dari

koesioner ,mendeskripsikan hasil data dan pembahasan yang dibuktikan

sesuai dengan hasil penelitian

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dirangkum berdasarkan hasil

penelitian dan saran berupa masukan –masukan yang ingin di sampaikan baik

kepada pihak-pihak terkait maupun untuk penelitian selanjutnya


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori dan Konsep

2.1.1 Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha biasanya diartikan dengan membesarnya skala usaha

yang dimilikinya hal tersebut bisa dilihat dari volume produksi yang tadinya bisa

menghabiskan sejumlah bahan baku perhari meningkat menjadi mampu mengolah

bahan baku yang lebih banyak, serta bertambahnya karyawan Sjaifudian et al.,

(Dalam Arya dan Christian, 2016:78)

2.1.1.1 Pengertian Keberhasilan Usaha

Menurut Nurwani & Safitri, (2019:25) Keberhasilan usaha merupakan

adanya peningkatan kekayaan perusahaan di luar pinjaman, misalnya: kenaikan

laba,tambahan modal sendiri dan rasio-rasio yang lain

Suryana, (2013:285) Mengemukakan keberhasilan usaha adalah

keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya yaitu dengan meningkatnya

modal, pendapatan, volume penjualan, jumlah produksi dan tenaga kerja.

Keberhasilan usaha adalah suatu keadaan yang menggambarkan lebih dari pada

yang lainnya yang sederajat/sekelasnya (Lestari, 2013:9). Menurut keberhasilan

usaha (Suryana, 2013:108) meliputi

1. memiliki visi dan tujuan usaha

2. berani mengambil resiko waktu dan uang

3. merencanakan mengorganisasikan dan menjalankan.

12
13

4. bekerja keras.

5. bertanggung jawab atas kesuksesan dan kegagalan

Irawan & Mulyadi, (2016:218) Menyatakan keberhasilan usaha dapat dinilai ketika

suatu perusahaan berhasil mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan organisasi,

tujuan atau sasaran yang ditetapkan organisasi salah satunya adalah meningkatnya

pendapatan produktivitas usaha, daya saing tinggi serta punya citra yang tinggi.

2.1.1.2 Indikator Keberhasilan Usaha

Menurut Nurwani & Safitri, (2019:25) Indikator keberhasilan usaha

sebagai berikut :

a) Meningkatnya volume penjualan.

Peningkatan penjualan merupakan hasil akhir yang dicapai pengusaha dari hasil

penjualan produk yang dihasilkan oleh usahanya tersebut. Peningkatan penjualan

tidak memisahkan secara tunai maupun kredit tetapi dihitung secara keseluruhan

dari total yang dicapai.

b) Peningkatan modal.

Peningkatan modal adalah kekayaan pengusaha yang dapat digunakan untuk

kegiatan produksi selanjutnya. Sedangkan pengusaha berpendapat bahwa modal

adalah nilai buku dari surat berharga.

c) Mengalami peningkatan pendapatan.

Peningkatan pendapatan adalah kemampuan suatu usaha dengan seluruh modal

yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.


14

d) Mengalami peningkatan jumlah karyawan

Mengalami peningkatan jumlah karyawan yamg artinya bertambahnya karyawan

pada suatu usaha karena tuntutan pekerjaan atau jabatan ,sebagai akibat kemajuan

usaha

2.1.1.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha

Menurut Suryana, (2013:108) faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan usaha dibagi menjadi tiga :

1) Kemampuan dan kemauan

Orang yang tidak mempunyai kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang

memiliki kemauan tetapi tidak mempunyai kemampuan keduanya tidak akan

menjadi wirausahawan yang sukses.

2) Tekad yang kuat dan kerja keras

Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat, tetapi memiliki kemampuan untuk

bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras tetapi tidak memiliki tekad yang

kuat tidak akan menjadi wirausaha. kesempatan dan peluang

3) Ada solusi ada peluang , sebaliknya tidak ada solusi tidak akan ada peluang.

Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri bukan mencari-cari atau menunggu

peluang yang datang kepada kita.

2.1.1.4 Ciri-Ciri Keberhasilan Usaha

Menurut Gemina et al., (2016:303) Keberhasilan atau sukses maka dalam

mengukur keberhasilan bagi wirausaha dapat dibuktikan oleh prestasi yang dicapai

yaitu pertumbuhan dari perusahaan yang dikelolanya, pertumbuhan ini dibuktikan

oleh penjualan, aset yang dimiliki perusahaan, dan jumlah karyawan. Kemudian
15

Suryana, (2013:36) ciri-ciri keberhasilan usaha meliputi meningkatnya

modal, meningkatnya pendapatan, meningkatnya volume penjualan, meningkatnya

output produksi serta meningkatnya tenaga kerja.

Menurut Kasmir, (2014:30) ciri-ciri keberhasilan usaha terdiri dari :

1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas

2. Inisiatif dan selalu proaktif

3. Berorentasi pada prestasi.

4. Berani mengambil resiko

5. Kerja keras

6. Bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya

2.1.2 Penggunaan Informasi Akuntansi

Menurut Nurwani & Safitri, (2019:15) Penggunaan informasi akuntansi

merupakan proses, cara perbuatan menggunakan dan pemakaian informasi

akuntansi untuk pengambilan usaha ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan di

antara alterntif tindakan yang dilakukan. penggunaan informasi akuntansi yang

berupa informasi operasi, informasi manajemen, dan informasi akuntansi keuangan

dapat digunakan oleh pelaku UMKM untuk membantu dalam perencanaan usaha,

mengontrol kegiatan usaha, pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolaan

usaha, serta untuk melakukan evaluasi, sehingga dengan melakukan hal tersebut

dapat digunakan untuk menunjang keberhasilan usaha


16

2.1.2.1 Indikator Penggunaan Informasi Akuntansi

Menurut Nurwani & Safitri, (2019::24) Indikator penggunaan informasi akuntansi

sebagai berikut :

a) Mengetahui jumlah penjualan.

Informasi akuntansi memudahkan pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan

untuk meningkatkan penjualannya

b) Mengetahui anggaran

Informasi akuntansi menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer,

surplus/defisit, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran, yang

masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.

c) Merencanakan kegiatan usaha

Dengan informasi akuntansi yang lengkap dan akurat dapat pengusaha gunakan

untuk menstabilkan bahkan meningkatkan kegiatan usaha

d) Mengetahui penggajian/upah kekaryawan

Informasi akuntansi ini dirancang untuk menangani transaksi perhitungan gaji dan

upah karyawan dan pembayarannya.

2.1.2.2 Pengertian Informasi Akuntansi

Menurut Elisabet , (2017:20) Informasi adalah data yang diolah menjadi

lebih berguna dan berarti bagi penerimanya serta untuk mengurangi ketidakpastian

dalam proses pengambilan keputusan mengenai suatu keadaan

Kemudian menurut Sugiono & Untung, (2016:5) Akuntansi adalah

aktivitas jasa yang berfungsi untuk menghasilkan yang bersifat kuantitatif, terutama

tentang keuangan dari suatu entitas ekonomi yang dimaksud untuk dapat berguna

dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan yang dianggap


17

memiliki dasar yang kuat dibandingkan jika mengambil pilihan lainnya

Riahi, (2016:35) Mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi

kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan

ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan.

Sanga & Dince, (2022:58) informasi akuntansi merupakan susunan

berbagai dokumen akuntansi baik formular, catatan akuntansi yang tersistem

dari masing-masing unit kerja perusahaan, yang terkoordinasikan untuk dapat

menghasilkan laporan keuangan yang memiliki kualitas dan memberikan informasi

memadai, andal kepada berbagai pihak .

Dari definisi tersebut dapat Peneliti simpulkan bahwa informasi akuntansi

merupakan proses, cara, perbuatan menggunakan dan pemakaian informasi

akuntansi untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-

pilihan di antara alternatif-alternatif tindakan serta sumber daya manusia sebagai

penggunanya.

2.1.2.3 Pengetahuan Akuntansi

Timotius (dalam Linawati et al., 2015:147) Pengetahuan merupakan

persepsi jelas akan apa yang dipandang sebagai fakta, kebenaran, atau kewajiban,

informasi dan atau pelajaran yang dipelihara dan diteruskan oleh peradaban.

Akuntansi merupakan proses pencatatan, pengelompokan, dan pengikhtisaran

kejadian-kejadian ekonomi dalam bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan

menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan (

Riahi, 2016:50)

Sari & Setyawan, (2011:50) Pengetahuan akuntansi merupakan

pengetahuan mengenai cara mengelompokkan, menganalisis, mencatat hal-hal yang


18

berhubungan dengan aktivitas keuangan.

2.1.2.4 Pengertian Penggunaan Informasi Akuntansi

Penggunaan informasi akuntansi adalah proses, cara perbuatan

menggunakan dan pemakaian informasi akuntansi untuk pengambilan usaha

ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan di antara alternatif tindakan (Wibowo

& Kurniawati, 2016:147)

Arya dan Christian, (2016:80) Penggunaan informasi akuntansi yang

berupa informasi operasi, informasi manajemen, dan informasi akuntansi keuangan

dapat digunakan oleh pelaku UMKM untuk membantu dalam perencanaan usaha,

mengontrol kegiatan usaha, pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolaan

usaha, serta untuk melakukan evaluasi, sehingga dengan melakukan hal tersebut

dapat digunakan untuk menunjang keberhasilan usaha

Menurut Ardana & Lukman, (2015:7) Pemakai informasi adalah pengguna

informasi baik di dalam organisasi (manajemen) maupun di luar organisasi yang

memerlukan informasi tersebut untuk berbagai keperluan seperti pengambilan

keputusan, penegasan (konfirmasi) prediksi atau untuk umpan balik. Pemakai

informasi akuntansi terbagi menjadi dua kelompok besar ekstern dan intern,

pemakai ekstern mencakup pemegang saham, investor kreditor, pemerintah

pelanggan dan pemasok, pesaing serikat pekerja dan masyarakat luas. pemakai

ekstern menerima dan tergantung pada berbagai output dari sistem informasi

akuntansi suatu organisasi.


19

2.1.2.5 Jenis- Jenis Informasi Akuntansi

Menurut Riahi, (2016:39) Informasi akuntansi digolongkan menjadi

tiga jenis yaitu:

1). Informasi Operasi

Informasi ini menyediakan data mentah bagi informasi akuntansi keuangan dan

informasi akuntansi manajemen. Informasi operasi yang terdapat pada perusahaan

manufaktur antara lain: informasi produksi, informasi pembelian dan pemakaian

bahan baku, informasi penggajian, informasi penjualan.

2). Informasi Akuntansi Manajemen

Informasi akuntansi yang khusus ditujukan untuk kepentingan manajemen disebut

informasi akuntansi manajemen. Informasi ini digunakan dalam tiga fungsi

manajemen, yaitu: (1) perencanaan; (2) implementasi; (3) pengendalian. Informasi

akuntansi manajemen ini dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi keuangan

yang disebut akuntansi manajemen. Informasi akuntansi manajemen ini disajikan

kepada manajemen perusahaan dalam berbagai laporan, seperti: laporan anggaran,

laporan penjualan, laporan biaya produksi ,laporan biaya menurut pusat

Pertanggung jawaban, laporan biaya menurut aktivitas, dan lain-lain.

3). Informasi Akuntansi Keuangan

Informasi akuntansi keuangan digunakan baik oleh manajer maupun pihak

eksternal perusahaan, dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan keuangan suatu perusahaan

yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan

ekonomi.
20

Menurut Raharjono, (2012:207) informasi akuntansi mempunyai dua

subsistem utama yaitu informasi keuangan dan informasi akuntansi manajemen

kedua subsistem akuntansi ini mempunyai perbedaan antara lain dalam tujuan, sifat

input maupun output. Kemudian informasi manajemen mempunyai tiga tujuan

yaitu :

1. Menyajikan informasi tentang penghitungan biaya produksi produk yang

dihasilkan perusahaan.

2. Menyajikan informasi untuk tujuan perencanaan, pengendalian dan evaluasi.

3. Menyajikan informasi untuk pengambilan keputusan.

Informasi manajemen lebih memegang peran penting sebagai proses

perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan sebagian besar dilakukan

dengan informasi manajemen. Akan tetapi, apabila UMKM berkepentingan dengan

pihak luar maka informasi akuntansi akan memegang peran yang lebih penting.

Informasi akuntansi manajemen ini dihasilkan oleh sistem pengolahan

informasi keuangan. Informasi akuntansi manajemen ini disajikan kepada

manajemen perusahaan dalam berbagai laporan, seperti: laporan anggaran, laporan

penjualan, laporan biaya produksi, laporan biaya menurut pusat Pertanggung

jawaban, laporan biaya menurut aktivitas, dan lain-lain. Bagi manajemen, informasi

akuntansi digunakan untuk menyusun perencanaan dan pengawasan terhadap

operasional perusahaan atau jalannya perusahaan, mengevaluasi kemajuan yang

dicapai dalam usaha mencapai tujuan dan melakukan tindakan koreksi yang

diperlukan.
21

2.1.3 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Sesuai dengan ( Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 ) tentang Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah, maka didapat pengertian Usaha Kecil dan Menengah

sebagai berikut : Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang ini. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,

atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil (aset > 50 juta – 500 juta

dan omset > 300 juta – 2,5M) sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian

baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan

jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam

Undang-undang.

a) Kriteria Usaha Mikro adalah

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,- (lima

puluh jutarupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,-

(tiga ratus juta rupiah)

3) penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,- ( tiga ratus juta)


22

a) Kriteria Usaha Kecil adalah

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,- (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,- (lima ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,- (dua milyar lima

ratus juta rupiah).

b) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,- (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,- (sepuluh milyar

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,- (dua milyar

lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,-

(lima puluh milyar rupiah)

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan yang akan dilakukan. Berikut

beberapa penelitian terdahulu yang menjadi refrensi dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :
23

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


NO Nama Judul Peneliti Variabel Hasil Penelitian
Peneliti
1 (Arya Bee Peran penggunaan Variabel X : Hasil penelitian
Grand informasi akuntansi Penggunaan menunjukkan
Christian, dalam pengambilan Informasi bahwa Penggunaan
2016) keputusan untuk Akuntansi informasi
menunjang Variabel Y : akuntansi dalam
keberhasilan usaha Keberhasilan pengambilan
terhadap Usaha berpengaruh
keberhasilan usaha terhadap
pada UMKM keberhasilan usaha
enting-enting pada UKM Enting
gepuk diKota Enting Gepuk Kota
Salatiga SalaTiga
2 (Wibowo & Pengaruh Variabel X : Penelitian bahwa
Kurniawati, penggunaan Penggunaan penggunaan
2016) informasi akuntansi Informasi informasi
terhadap Akuntansi berpengaruh
keberhasilan usaha Variabel Y : terhadap
kecil menengah Keberhasilan keberhasilan usaha
studi pada sentra Usaha pada UKM sentra
konveksi di konveksi di Kec
kecamatan tingkir Tingkir Salatiga
kota salatiga
3 (Pinasti, Pengaruh Variabel Y 1 : Hasil penelitian
2007) penyelenggar penyelenggar menunjukkan
aan dan aan bahwa
penggunaan Variabel Y 2 : persepsi pengusaha
informasi akuntansi
24

terhadap persepsi penggunaan kecil


pengusaha kecil informasi latar belakang
atas informasi akuntansi pendidikan
akuntansi. Variabel X : mempengaruhi
persepsi informasi
pengusaha akuntansi atas
kecil atas keberhasilan
informasi usaha.
akuntansi
4 (Ermalian Implementasi Variabel X : Hasil penelitian
a, 2013) Pencatatan Keuangan implementasi menunjukkan bahwa
dalam pengembangan pencatatan pelaku usaha mikro
usaha Mikro Kecil Di keuangan kecil di kecamatan
Kecamatan Ciputat Variabel Y : ciputat menganggap
pengembang pencatatan keuangan
an usaha tidak berpengaruh
terhadap
keberhasilan usaha

5 Nurwani Pengaruh Variabel X : penggunaan


& Penggunaan Penggunaan informasi
Safitri, Informasi Akuntansi Informasi akuntansi
(2019) Terhadap Akuntansi berpengaruh
KeberhasilanUsaha Variabel Y : positif signifikan
kecil Menengah Keberhasilan terhadap
Usaha keberhasilan
usaha pada sentra
dodol
Kec. Tanjung Pura.
25

6 (Naomi, Analisis Faktor-Faktor Variabel X1 seluruh variabel


2021 ) Yang Mempengaruhi Tingkat independen, yaitu
tingkat pendidikan,
Penggunaan Informasi Pendidikan
skala usaha, umur
Akuntansi Pada Usaha Terakhir, perusahaan,
Mikro Kecil Dan X2 Skala pelatihan
akuntansi, dan
Menengah (Umkm) Di Usaha,
pengetahuan
Kota Tangerang X3 Lama akuntansi
Usaha , berpengaruh positif
terhadap variabel
Pelatihan
dependen yaitu
Akuntansi keberhasilan usaha
Variabel (Y) pada Usaha Mikro
Penggunaan Kecil dan
Menengah
Sistem (UMKM) di Kota
Informasi Tangerang
Akuntansi
7 (Rita Pengaruh Penggunaan Variabel X : Hasil penelitian
Ningsi, Informasi Akuntansi Penggunaan menunjukan bahwa
2016)
terhadap Keberhasilan Informasi Secara parsial
Usaha Mikro kecil dan Akuntansi variabel
Menengah Variabel Y : Penggunaan
Keberhasilan Informasi
Usaha Akuntansi
mempunyai
pengaruh
signifikan terhadap
Keberhasilan
Usaha (Y).
26

8 (MillatiPengaruh Penggunaan Variabel X1 Hasil penelitian ini


& Informasi Akuntansi, :Penggunaan menunjukkan
Modal Usaha, dan Informasi bahwa penggunaan
Sofwan,
Strategi Pemasaran X2 Modal informasi akuntansi
2022) Terhadap Keberhasilan Usaha, X3 berpengaruh positif
Usaha (Studi Kasus pada Trategi terhadap
Program Kelompok Psemasaran keberhasilan usaha.
Usaha Bersama di Akuntansi Penggunaan
Kecamatan Jepara) Variabel Y : informasi.
Keberhasilan Akuntansi keuangan
Usaha dapat digunakan
oleh pelaku UMKM
untuk merencanakn
usaha, mengontrol
usaha, dan untuk
mengambil
keputusan dalam
pengelolaan usaha.
9 Lazuardi Pengaruh Penggunaan Variabel X : Hasil penelitian
& Sistem Informasi Penggunaan menunjukkan
Salam, Akuntansi Terhadap Informasi bahwa sistem
2019) Keberhasilan Usaha Akuntansi informasi akuntansi
Kecil Menengah Variabel Y : berpengaruh
Keberhasilan signifikan terhadap
Usaha keberhasilan usaha
kecil menengah.
10 Prastika Pengaruh Sistem Variabel X : Hasil penelitian
, 2017) informasi akuntansi Penggunaan menunjukkan
terhadap kinerja Informasi bahwa sistem
perusahaan pada usaha Akuntansi informasi
mikro kecil dan Variabel Y : berpengaruh positif
menengah (UMKM) di Keberhasilan terhadap kinerja
kota Pekalongan. Usaha UMKM
27

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis hubungan

antara variabel yang akan diteliti. Menurut (Sugiyono,2017:60), mengemukakan

bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah di definisikan sebagai masalah

yang penting. Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap

gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada gambar

dibawah ini :

Variabel Independen Variabel Dependen

Penggunaan Informasi Keberhasilan


Akuntansi UMKM
(X) (Y)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Keterangan :

: Pengaruh Parsial

Berdasarkan Gambar 2.1 menjelaskan bahwa penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui apakah penggunaan informasi akuntansi berpengaruh terhadap

keberhasilan usaha mikro kecil menengah, Penggunaan Informasi Akuntansi

sebagai variabel bebas (X) serta keberhasilan usaha sebagai variabel terikat (Y)
28

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan dengan (Cojectual) tentang hubungan antara

dua variabel atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan

(Declarative) dan menghubungkan secara umum maupun khusus antara variabel

yang satu dengan variabel yang lain

2.4.1 Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi Terhadap Keberhasilan

Usaha Mikro Kecil Menengah

Sanga & Dince, (2022:58) informasi akuntansi merupakan susunan

berbagai dokumen akuntansi baik formula, catatan akuntansi yang tersistem

dari masing-masing unit kerja perusahaan, yang terkoordinasikan untuk dapat

menghasilkan laporan keuangan yang memiliki kualitas dan memberikan informasi

memadai, andal kepada berbagai pihak Proses ini dapat didefinisikan melalui

berbagai kegiatan seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis,

pelaporan, dan pengelolaan informasi. Keluaran mencakup laporan khusus, harga

pokok produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja, dan komunikasi

personal

Hal ini di dukung oleh Wibowo & Kurniawati (2016:147) Mendefinisikan

Penggunaan informasi akuntansi adalah proses, cara perbuatan menggunakan dan

pemakaian informasi akuntansi untuk pengambilan usaha ekonomi dalam

menentukan pilihan-pilihan diantara alterntif tindakan.. Keberhasilan usaha

biasanya diartikan dengan membesarnya skala usaha yang dimilikinya hal tersebut

bisa dilihat dari volume produksi yang tadinya bisa menghabiskan sejumlah bahan

baku perhari meningkat menjadi mampu mengolahbahan baku yang lebih banyak,
29

serta bertambahnya karyawan Sjaifudian et al., (Dalam Arya dan Christian,

2016:78)

Bukti empiris dari (Millati & Sofwan, 2022:78) yang mengungkapkan

bahwa informasi akuntansi berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Seorang

pengusaha akan dikatakan berhasil jika dalam menjalankan usahanya dilengkapi

dengan pencatatan seperti mencatat bahan baku, hasil penjualan, jumlah produksi

berpengaruh pada keberhasilan usaha. Informasi akuntansi mempunyai pengaruh

yang sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk usaha kecil

(Prastika, 2017:80)

Penggunaan informasi akuntasi berpengaruh positif terhadap kinerja

UMKM. Penelitian sebelumnya dari (Nurwani & Safitri, 2019:47) dan mampu

membuktikan bahwa penggunaan informasi akuntasi berpengaruh positif terhadap

kinerja UMKM

Berdasarkan beberapa uraian di atas, hipotesis yang dapat di kembangkan

adalah : H1 (Penggunaan Informasi Akuntansi secara persial berpengaruh

signifikasi terhadap Keberhasilan Usaha Mikro Kecil Menengah)


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti maka jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode

kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif, dengan tujuan untuk menggambarkan dan menguji hipotesis

yang telah ditetapkan. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel

yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat di

generalisasi pada populasi dan sampel tersebut diambil. Metode penelitian

kuantitatif merupakan metode survei yang digunakan untuk mendapatkan data dari

tempat tertentu yang alamiah, tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam

pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, tes, wawancara

terstruktur, dan sebagainya (Sugiyono, 2019:107)

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan asosiatif. Menurut (Sugiyono, 2019:157) Pendekatan asosiatif adalah

pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua

variabel atau lebih. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh

penggunaan informasi akuntansi terhadap keberhasilan usaha pada UMKM di

Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka.

30
31

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian ini adalah

3.2.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini di UMKM yang berada di Kecamatan Alok, Kabupaten

Sikka.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai 7 Juli 2023 sampai 21 Juli 2023

3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Menurut Kuncoro Mudrajad, ( 2013:123) Populasi adalah suatu

kelompok dari elemen penelitian dimana elemen adalah unit terkecil yang

merupakan sumber dari data yang diperlukan. (Sugiyono, 2019:117) Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajar dan

kemudian di tarik kesimpulan.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah 210 pengusaha UMKM yang

berada di Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka


32

3.3.2 Sampel Penelitian

Menurut Arikunto S., (2006:147) Berpendapat bahwa sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti, (Sugiyono, 2019:118) Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling,

purposive sampling adalah pengambilan sampel dengan menggunakan beberapa

pertimbangan tertentu sesuai dengan kriteria yang diinginkan untuk dapat

menentukan jumlah sampel yang akan diteliti., (Sugiyono, 2019:138)

Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah UMKM yang

sudah menjalankan usahanya > 1 tahun dan memiliki tempat usaha sebanyak 30

sampel

Berikut nama-nama umkm yang dijadikan sampel dalam penelitian ini : Grya

Bridal, Grosir Mama Marsia, FC. Karon, Barbershop Hubos, Mie Ayam Mas Crino,

Gecko Art, Al El Genzet, Genzet Oleng, CM. Ragalapa, Gordyn Mas Maman, RM.

Suroboyo, Grosir Santy, Manem Art & Decoration, Laundry Arema, FC. Papi

Photo, Grosir SS, Grosir Ningsi, Grosir Miri, W.Bakso Pak Deno, Salon Novi, Mie

Ayam Mas Jogo, Tia Taylor, W.Artomoro, Kembar Cell, W.Donimas, Mie Ayam

Mas Yono, W.Nasi Sugianto, Block M Haircut, RM.Lamongan, W.Bakso Mas Joko
33

3.4 Jenis dan Sumber data

3.4.1 Jenis Data

Jenis data dalam penelitihan ini adalah data kuantitatif Menurut

Sugiyono (2019:12) penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan

3.4.2 Sumber Data

3.4.2.1 Data primer

Menurut Sugiyono (2019:21) data primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data. Teknik pengumpulan data

primer yang diperoleh secara langsung melalui pengisian kuesioner

1. Kuesioner (angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab dengan jumlah pernyataan.

3.4.2.2 Data skunder

Menurut Sugiyono (2019:22) data sekunder adalah sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpulan data. Data sekunder didapatkan

dari sumber yang dapat mendukung penelitian antara lain dari dokumentasi dan

literatur.
34

1. Perpustakaan

Data sekunder diperoleh melalui literatur-literatur, jurnal penelitian yang

digunakan sebagai bahan referensi untuk menyusun kajian pustaka atau teori-teori

dalam penelitian ini.

2. Riset Internet (Online Riset)

Teknik pengumpulan data yang berasal dari situs-situs atau website yang

berhubungan dengan berbagai informasi yang dibutuhkan dalam penelitian

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dengan memberikan kuesioner pada responden. Menurut

Sugiyono, (2019:199) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan/pernyataan tertulis kepada

responden untuk menjawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa

yang bisa diharapkan dari responden Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan

bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner

dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada

responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.

Dalam penelitian ini pembagian kuesioner dilakukan oleh peneliti kepada

para pengusaha UMKM di wilayah Kecamatan Alok di Kabupaten Sikka.

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.6.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2019: 38) adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari sehingga
35

diperoleh informasi tentang hasil tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari

variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Variabel-variabel yang terkait

dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor,

antecedent. Menurut Sugiyono (2019:39) variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan

informasi akuntansi

2. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, dan

konsekuen. Menurut Sugiyono (2019:39), “Variabel terikat merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah keberhasilan UMKM.

3.6.2 Operasional Variabel

Nurwani & Safitri, (2019:124) Definisi operasional adalah suatu usaha

yang dilakukan untuk mendeteksi variabel - variabel dengan konsep-konsep yang

berkaitan dengan masalah penelitian dan untuk memudahkan pemahaman dalam

penelitian. Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :


36

Table 3.1 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Indikator Skala

1 Penggunaan Nurwani & Safitri, (2019:24) 1.Menggunakan Likert


Informasi Penggunaan informasi informasi
Akuntansi akuntansi merupakan proses, akuntansi untuk
(X)
cara perbuatan menggunakan mengetahui
dan pemakaian informasi jumlah
akuntansi untuk pengambilan penjualan.
usaha ekonomi dalam 2.Mengetahui
menentukan pilihan-pilihan di anggaran
antara alterntif tindakan yang 3.Merencanakan
dilakukan. penggunaan kegiatan usaha
informasi akuntansi yang 4 Menggunakan
berupa informasi operasi, informasi
informasi manajemen, dan akuntansi untuk
informasi akuntansi keuangan mengetahui
dapat digunakan oleh pelaku penggajian ke
UMKM untuk membantu karyawan
dalam perencanaan usaha
mengontrol kegiatan usaha,
pengambilan keputusan-
keputusan dalam pengelolaan
usaha, serta untuk melakukan
evaluasi, sehingga dengan
melakukan hal tersebut dapat
digunakan untuk menunjang
keberhasilan usaha.

2 Keberhasilan Menurut Nurwani & Safitri, 1. Meningkatnya Likert


Usaha (Y) (2019:25) Keberhasilan volume
usaha merupakan adanya penjualan.
peningkatan kekayaan 2. Peningkatan
perusahaan di luar pinjaman, modal.
misalnya: kenaikan laba, 3. Mengalami
tambahan modal sendiri dan peningkatan
rasio-rasio yang lain pendapatan.
4. Mengalami
peningkatan
jumlah
karyawa
37

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Sugiyono (2019: 102), adalah suatu alat

yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Dalam penelitian ini, fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik venomena ini

disebut variabel penelitian. Selanjutnya Sugiyono (2019: 103) menyatakan bahwa

titik tolak dari instrumen adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk

diteliti dan variabel-variabel tersebut diberi operasionalnya dan selanjutnya

ditentukan indikator yang akan diukur. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari

indikator dari setiap variabel dan dengan menggunakan skala likert dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan.

Berdasarkan Intrumen penelitian, maka Indikator dan ukuran Variabel

Penggunaan Informsi Akuntansi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Indikator, ukuran, skala dan no item pernyataan variabel


penggunaan informasi akuntansi
Indikator Ukuran Skala No
1. Mengetahui a) Menurut Bapak/Ibu, penggunaan Likert 1
penggajian/upah informasi akuntansi membuat Bapak/Ibu
kekaryawan mengetahui gaji karyawan
b) Menurut Bapak/Ibu, penggunaan Likert 2
informasi akuntansi membuat Bapak/Ibu
mengetahui kinerja karyawan
2. Mengetahui a) Menurut Bapak/Ibu, penggunaan Likert 3
anggaran informasi akuntansi membuat Bapak/Ibu
mengetahui anggaran yang di kerluarkan
untuk belanja
b) Menurut Bapak/Ibu, penggunaan Likert 4
informasi akuntansi mempermudah
Bapak/Ibu Mengontrol biaya dalam
menjalankan usaha
38

3. Mengetahui a) Menurut Bapak/Ibu, Penggunaan Likert 5


jumlah informasi akuntansi memudahkan untuk
penjualan. mengetahui jumlah pendapatan

b) Menurut Bapak/Ibu, penggunaan Likert 6


informasi akuntansi membuat Bapak/Ibu
Mengetahui jumlah penjualan tiap
harinya
4. Merencanakan a) Menurut Bapak/Ibu, penggunaan Likert 7
kegiatan usaha informasi akuntansi membuat Bapak/Ibu
mengetahui anggaran untuk
merencanakan pengembangan usaha

b) Menurut Bapak/Ibu, penggunaan Likert 8


informasi akuntansi mempermudah
Bapak/Ibu Mengendalikan usaha

Sumber: Nurwani & Safitri, (2019)

Berdasarkan Intrumen penelitian, maka Indikator dan ukuran Variabel

Keberhasilan Usaha adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Indikator, ukuran, skala dan no item pernyataan variabel


keberhasilan usaha
Indikator Ukuran Skala No

1. Meningkatnya a) Menurut Bapak/Ibu, Usaha Bapak/Ibu Likert 9


volume mengalami peningkatan jumlah
penjualan. pelanggan
b) Menurut Bapak/Ibu, Usaha Bapak/Ibu Likert 10
mengalami peningkatan Promosi produk

2. Peningkatan a) Menurut Bapak/Ibu, Usaha Bapak/Ibu Likert 11


modal. mengalami peningkatan jumlah modal

b) Menurut Bapak/Ibu, Usaha Bapak/Ibu Likert 12


mengalami peningkatan jumlah produksi
3. Mengalami a) Menurut Bapak/Ibu, Usaha Bapak/Ibu Likert 13
peningkatan mengalami peningkatan jumlah
jumlah karyawan
karyawan
39

b) Menurut Bapak/Ibu, Usaha Bapak/Ibu Likert 14


mengalami peningkatan harga jual
produk

4. Mengalami a) Menurut Bapak/Ibu, Usaha Bapak/Ibu Likert 15


peningkatan mengalami peningkatan jumlah
pendapatan. pendapatan

b) Menurut Bapak/Ibu, Usaha Bapak/Ibu Likert 16


penigkatan jumlah penjualan tiap
harinya
Sumber: Nurwani & Safitri, (2019)

Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuisioner secara

personal. Metode ini memberikan tanggapan atas pernyataan kuisioner. Dalam

penelitian ini kuisioner dibagikan secara langsung pada responden dan langsung

dikumpulkan oleh peneliti setelah diisi oleh responden. Jawaban dari setiap item

pernyataan menggunakan skala likert yang mempunyai gradiasi dari sangat positif

sampai sangat negatif. Adapun skor jawaban dalam skala likert tersebut adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.6 Skor Alternatif Pemilihan Instrumen


Pertanyaan positif (+) Pertanyaan negatif (-)
Alternatif jawaban Skor Aternatif jawaban Skor
Sangat tidak setuju (STS) 1 Sangat Setuju (SS) 1
Kurang Setuju (TS) 2 Setuju (S) 2
Kurang Setuju (KS) 3 Kurang Setuju (KS) 3
Setuju (S) 4 Tidak Setuju (TS) 4
Sangat Setuju (SS) 5 Sangat Tidak Setuju(STS) 5
Sumber : Arikunto (2006)
40

3.8 Analisa Data

3.8.1 Uji Instrumen Penelitihan

Untuk mengetahui apakah pertanyaan dalam kuesioner sebagai alat

pengumpulan data sudah baik dan tidak menimbulkan informasi yang bias sehingga

layak untuk dianalisis, maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

3.8.1.1 Uji Validitas

validitas menurut Ghozali, (2018:53) uji ini bertujuan untuk mengukur

sah atau tidaknya suatu kuesioner, suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. mengukur validitas dapat dilakukan dengan cara melakukan korelasi

antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Uji signifikan

dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of

freedom (df) =n-2, dalam ini n adalah jumlah sampel dengan alpha sebesar 5%

maka menghasilkan nilai r tabel (uji dua sisi) sebesar 0,349 dengan ketentuan :

Hasil r hitung > r tabel = valid Hasil r hitung < r tabel = tidak valid

Jika r hitung (tiap butir dapat dilihat pada colom corrected item- total correlation)

lebih besar dari r tabel dan nilai r positif maka pernyataan tersebut dinyatakan valid

3.8.1.2 Uji Reabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel. (Ghozali, 2018:47) Suatu kuesioner dinyatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu. dalam pengujian ini peneliti mengukur reliabelnya

suatu variabel dengan cara melihat Cronbach Alpha dengan signifikasi yang

digunakan lebih besar dari 0,70 suatu konstruk atau variabelnya dikatakan reliabel
41

jika memberikan nilai cronbach alpha >0,70

3.8.2 Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono, (2019:207) metode statistik deskriptif adalah statistik

yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

3.8.3 Analisis Regresi Sederhana

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

linier sederhana, (Sugiyono, 2019:261) regresi sederhana didasarkan pada

hubungan fungsional maupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel

dependen. Dalam regresi linier sederhana hanya ada satu variabel bebas (X) yang

dihubungkan dengan satu variabel tak bebas (Y) persamaan umum regresi

sederhana adalah

Y=a+bX+e

Keterangan :

Y : Keberhasilan Usaha

a : Konstanta

b : Koefisien Regresi

X : Penggunaan Informasi Akuntansi

e : Eror
42

3.8.4 Uji Asumsi Klasik

Menurut Ghozali, (2018:160) Uji asumsi klasik bertujuan untuk

mengetahui apakah model regresi menunjukkan hubungan yang signifikan dan

representatif. Uji asumsi klasik yang digunakan, antara lain

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali, (2018:161) Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui

apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. uji normalitas

dalam penelitian ini menggunakan pendekatan uji Kolmogorov-Smirnov. model

regresi yang baik adalah data yang berdistribusi secara normal.

H0 : data residual berdistribusi normal

H1 : data residual tidak berdistribusi normal

Maka ketentuan untuk uji Kolmogorov-Smirnov ini adalah sebagai berikut

1) Asym sig (2-tailed) lebih dari 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Hal ini berarti data residual berdistribusi normal.

2) Asym sig (2-tailed) kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Hal ini berarti data residual berdistribusi tidak normal.

b. Uji Multikolinieritas

Ghozali (2018:162) menjelaskan bahwa pengujian multikolinieritas

bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar

variabel bebas (independen). Model regresi yang baik semestinya tidak akan terjadi

kolerasi diantara variabel independen. Dalam mendeteksi ada tidaknya

multikolinieritas dapat dilakukan dengan cara memperhatikan angka Variance

Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Tolerance bertujuan untuk mengukur


43

variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

independent lainnya.

Jadi nilai tolerance yang rendah maka sama dengan nilai VIF tinggi karena

VIF = 1/Tolerance. Adapun nilai cut off yang biasanya dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolinieritas adalah sebagai berikut :

a. Jika tolerance  0,10 dan VIF  10 maka terjadi multikolinieritas.

b. Jika tolerance  0,10 dan VIF  10 maka tidak terjadi multikolinieritas

3.8.5 Pengujian Hipotesis

3.8.5.1 Uji t (t – tes)

Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel bebas berdampak pada

variabel tidak bebas. Pengujian ini dilakukan dengan asumsi bahwa variabel-

variabel lain adalah nol (Sugiyono, 2019:97) Uji t dilakukan dengan membuat

hipotesis dasar yaitu:

H0 : Penggunaan informasi akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap

keberhasilan usaha.

H1 : Penggunaan informasi akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap

keberhasilan usaha.

Dengan tingkat signifikan 5% maka kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

1. Apabila signifikan t <0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat

pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel

dependen.

2. Apabila nilai signifikan t >0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak
44

terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap

variabel dependen.

3.8.5.2 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan

variable bebas dalam menjelaskan variable terikatnya (Ghozali, 2011). Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013).

Anda mungkin juga menyukai