Standar Kompetensi:
P a g e 1 | 47
1.1. UMKM SEBAGAI PELAKU USAHA
Dalam pembangunan ekonomi kerakyatan, UMKM
mempunyai peranan yang penting dan strategis untuk
mewujudkan struktur dunia usaha nasional yang kokoh.
Sehubungan dengan hal tersebut maka UMKM perlu
ditingkatkan jumlahnya dan diberdayakan menjadi usaha
yang tangguh, mandiri dan unggul, sehingga peranannya
dalam penyerapan tenaga kerja, ekspor dan pembentukan
produk domestik bruto semakin meningkat. Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang
Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah dinyatakan bahwa
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
adalah sebagai berikut:
1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
P a g e 2 | 47
3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
P a g e 3 | 47
atas informasi akuntansi. Bagi sebagian besar
UMKM, tidak pentingnya pemanfaatan informasi
akuntansi karena mereka merasa tidak membutuhkan
informasi akuntansi dan memandang akuntansi
merupakan sesuatu yang sangat sulit untuk dijangkau.
Keputusan-keputusan dalam pengelolaan usaha lebih
banyak didasarkan pada informasi-informasi non-
akuntansi dan pengamatan sepintas atas situasi pasar,
sehingga yang terjadi adalah bagi para pedagang kecil
tersebut, informasi akuntansi tidak penting. Untuk itu,
dapat dinyatakan bahwa tidak diterapkannya praktik
akuntansi secara optimal pada sebagian besar UMKM
selama ini dikarenakan para pelaku UMKM belum
pernah merasakan manfaat dari informasi akuntansi.
P a g e 4 | 47
selama ini dikarenakan pengetahuan akuntansi baik
pemilik maupun staf keuangan/akuntansi UMKM saat
ini masih belum memadai.
P a g e 5 | 47
4. Ukuran UMKM
Berkaitan ukuran UMKM dan hubungannya dengan
praktik akuntansi pada UMKM, menunjukkan bahwa
ukuran usaha berpengaruh positif terhadap Persepsi
Pengusaha UMKM atas pentingnya pembukuan dan
pelaporan keuangan bagi usahanya, sehingga di saat
semakin tumbuh dan besarnya usaha UMKM, maka
pengusaha mulai memandang penting kebutuhan
laporan keuangan tersebut. Untuk itu, dapat
dinyatakan bahwa tidak diterapkannya praktik
akuntansi secara optimal pada sebagian besar UMKM
selama ini dikarenakan jumlah UMKM di Indonesia
masih didominasi oleh Usaha Mikro dan Kecil, yang
mana pada kedua jenis kelompok usaha tersebut
masih lebih banyak dikelola secara perseorangan
dengan manajemen seadanya. Fenomena tidak
terselenggarakannya praktik akuntansi secara optimal
dan tidak termanfaatkannya informasi akuntansi pada
UMKM selama ini bukanlah semata-mata merupakan
kesalahan ataupun kekurangan para pelaku UMKM,
tetapi juga dikarenakan belum optimalnya peran serta
pemerintah dan masyarakat dalam mendorong praktik
akuntansi di UMKM.
P a g e 6 | 47
merupakan hal yang cukup penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan usahanya.
Dalam hubungannya antara UMKM dengan
pemerintah dan kreditur (Bank), penyediaan informasi
akuntansi oleh UMKM juga sangat diperlukan. Karena salah
satu teknik pemberian kredit yang paling banyak digunakan
bank adalah financial statement lending yang mendasarkan
pemberian kreditnya atas informasi keuangan dari
debiturnya. Pihak bank tidak melihat adanya perbedaan
antara usaha besar dengan UMKM, semuanya diwajibkan
untuk memenuhi persyaratan termasuk harus menyediakan
laporan keuangan untuk dapat dijadikan dasar dalam
memberikan pinjaman kepada calon debitor.
Namun di sisi lain hal tersebut menjadi kendala
tersendiri, sebab UMKM ternyata tidak mampu
menyediakan informasi yang diperlukan oleh bank tersebut.
Oleh karena itu, jika melihat persyaratan pemberian kredit
pada hampir semua bank di Indonesia, untuk meyakinkan
kelancaran pembayaran angsuran dan pengembalian
pinjaman oleh calon debitur, selain pertimbangan karakter
calon debitur, laporan keuangan yang menggambarkan
pendapatan dan beban usaha serta aset, kewajiban dan modal
yang dimiliki calon debitur menjadi pertimbangan utama
keputusan diterima tidaknya permohonan kredit oleh Bank,
tidak terkecuali bagi UMKM, apalagi untuk permohonan
pembiayaan bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) di
bank syariah.
Untuk itu, dapat dikatakan bahwa praktik akuntansi
sangat terkait dengan akses terhadap kredit UMKM, dengan
praktik akuntansi yang memadai maka akan memudahkan
pelaku UMKM untuk memberikan keyakinan kepada bank
atau calon kreditur bahwa usaha dapat dijalankan dan
dibiayai (Feasible), pelaku UMKM dapat memenuhi
P a g e 7 | 47
persyaratan kredit/pembiayaan (Bankable), dana yang
diberikan dapat dipertanggungjawabkan (Accountable) dan
usaha yang dijalankan dapat menguntungkan (Profitable).
P a g e 8 | 47
puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas)
bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia, untuk
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di
Indonesia.
P a g e 9 | 47
b. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di
Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari
183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka
waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak
didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia
yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan
dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di
Indonesia.
P a g e 10 | 47
a. Badan perwakilan negara asing;
b. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik, dan konsulat
atau pejabat-pejabat lain dari negara asing, dan orang-
orang yang diperbantukan kepada mereka yang
bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama
mereka, dengan syarat bukan warga negara Indonesia
dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh
penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya
tersebut serta negara yang bersangkutan memberikan
perlakuan timbal balik;
c. Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Keuangan, dengan syarat
:
1) Indonesia menjadi anggota organisasi
tersebut;
2) tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain
untuk memperoleh penghasilan dari
Indonesia selain pemberian pinjaman
kepada pemerintah yang dananya berasal
dari iuran para anggota;
d. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional
yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan dengan syarat bukan warga negara
Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan
atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan
dari Indonesia.
P a g e 11 | 47
termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi,
bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam
bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam UU
PPh;
2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan
penghargaan;
3. Laba usaha;
4. Keuntungan karena penjualan atau karena
pengalihan harta termasuk :
a. keuntungan karena pengalihan harta kepada
perseroan, persekutuan, dan badan lainnya
sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;
b. keuntungan yang diperoleh perseroan,
persekutuan dan badan lainnya karena
pengalihan harta kepada pemegang saham,
sekutu, atau anggota;
c. keuntungan karena likuidasi, penggabungan,
peleburan, pemekaran, pemecahan, atau
pengambilalihan usaha;
d. keuntungan karena pengalihan harta berupa
hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali yang
diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat, dan badan
keagamaan atau badan pendidikan atau badan
sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan,
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha,
pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara
pihak-pihak yang bersangkutan;
5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah
dibebankan sebagai biaya;
6. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan
karena jaminan pengembalian utang;
P a g e 12 | 47
7. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun,
termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada
pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi;
8. Royalti;
9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta;
10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
11. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali
sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah;
12. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;
13. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
14. Premi asuransi;
15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari
anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang
menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari
penghasilan yang belum dikenakan pajak.
P a g e 13 | 47
tidak final) dalam penghitungan PPh pada SPT
Tahunan
2. Jumlah PPh final yang telah dibayar sendiri atau
dipotong pihak lain sehubungan dengan penghasilan
tersebut tidak dapat dikreditkan (non prepaid taxes)
3. Biaya-biaya yang digunakan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan yang
pengenaan PPh-nya bersifat final tidak dapat
dikurangkan.
P a g e 14 | 47
a. 4% (empat persen) dari jumlah bruto, yang diterima
Wajib Pajak penyedia jasa perencanaan konstruksi;
b. 2% (dua persen) dari jumlah bruto, yang diterima
Wajib Pajak penyedia jasa pelaksanaan konstruksi;
c. 4% (empat persen) dari jumlah bruto, yang diterima
Wajib Pajak penyedia jasa pengawasan konstruksi.
Besarnya pajak penghasilan yang terutang harus
dipotong oleh pengguna jasa atau disetor sendiri oleh
Wajib Pajak penyedia jasa yang bersangkutan.
(Peraturan Pemerintah Nomor 140 Tahun 2000)
4. Pajak Penghasilan atas penghasilan berupa hadiah
undian dengan nama dan dalam bentuk apapun
dipotong atau dipungut Pajak Penghasilan bersifat
final sebesar 25% dari jumlah bruto hadiah undian
(Peraturan Pemerintah Nomor 132 Tahun 2000)
5. Pajak penghasilan atas penghasilan dari pengalihan
hak atas tanah dan/atau bangunan bersifat final
sebesar 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan. (Peraturan Pemerintah
Nomor 79 Tahun 1999)
6. Pajak penghasilan atas penghasilan dari transaksi
penjualan saham di bursa efek sebesar 0,1% dari
jumlah bruto nilai transaksi penjualan.
P a g e 15 | 47
zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah
dan para penerima zakat yang berhak;
2 Harta hibahan yang diterima oleh :
a. keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus
satu derajat; dan
b. badan keagamaan atau badan pendidikan atau
badan sosial atau pengusaha kecil termasuk
koperasi yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan; sepanjang tidak ada hubungan
dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan antara pihak-pihak yang
bersangkutan;
3 Warisan;
4 Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh
badan sebagai pengganti saham atau sebagai
pengganti penyertaan modal;
5 Penggantian atau imbalan sehubungan dengan
pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh
dalam bentuk natura dan atau kenikmatan dari Wajib
Pajak atau Pemerintah;
6 Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang
pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan,
asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna,
dan asuransi bea siswa;
7 Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh
perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri,
koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan
Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada
badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan
di Indonesia dengan syarat :
a. dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan;
dan
P a g e 16 | 47
a. bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik
Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang
menerima dividen, kepemilikan saham pada
badan yang memberikan dividen paling rendah
25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal
yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di
luar kepemilikan saham tersebut;
8 Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan,
baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun
pegawai;
9 Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana
pensiun dalam bidang-bidang tertentu yang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan;
a. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari
perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi
atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma,
dan kongsi;
10 Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh
perusahaan reksadana selama 5 (lima) tahun pertama
sejak pendirian perusahaan atau pemberian ijin usaha;
11 Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan
modal ventura berupa bagian laba dari badan
pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan
usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan
pasangan usaha tersebut :
a. merupakan perusahaan kecil, menengah, atau
yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor
usaha yang ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Keuangan; dan
b. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di
Indonesia.
P a g e 17 | 47
1.8. PENGHASILAN WANITA KAWIN DAN ANAK
YANG BELUM DEWASA
Wanita yang sudah menikah atau kawin dan anak
yang belum dewasa dimana memperoleh penghasilan, maka
perlakuan perpajakkannya adalah:
1. Seluruh penghasilan atau kerugian bagi wanita yang
telah kawin pada awal tahun pajak atau pada awal
bagian tahun pajak, begitu pula kerugiannya yang
berasal dari tahun-tahun sebelumnya yang belum
dikompensasikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 ayat 2 UU PPh dianggap sebagai penghasilan atau
kerugian suaminya, kecuali:
a. penghasilan tersebut semata-mata diterima atau
diperoleh dari 1 (satu) pemberi kerja yang telah
dipotong pajak berdasarkan ketentuan Pasal 21
dan
b. pekerjaan tersebut tidak ada hubungannya
dengan usaha atau pekerjaan bebas suami atau
anggota keluarga lainnya
2. Penghasilan suami-istri dikenakan pajak secara
terpisah apabila
a. suami-istri telah hidup terpisah
b. dikehendaki secara tertulis oleh suami-istri
berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan
penghasilan.
Penghasilan netto suami-istri di atas dikenakan pajak
berdasarkan penggabungan penghasilan netto suami-
istri, dan besarnya pajak yang harus dilunasi oleh
masing-masing suami-istri dihitung sesuai dengan
perbandingan penghasilan netto mereka. Penghasilan
anak yang belum dewasa digabung dengan
penghasilan orang tuanya, kecuali penghasilan dari
pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan usaha
P a g e 18 | 47
orang yang mempunyai hubungan istimewa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat 4 huruf c
UU PPh.
P a g e 19 | 47
Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto atau
omzet di bawah Rp 4,8 miliar dalam setahun. Jadi
semua transaksi penjualan Anda per bulan harus
dijumlahkan terlebih dahulu, kemudian dikalikan 1%.
2. Dasar pengenaan pajak yang digunakan untuk
menghitung pajak penghasilan yang bersifat final
adalah jumlah peredaran bruto setiap bulan.
3. Dikecualikan dari pengenaan PPh final
berdasarkan ketentuan ini adalah penghasilan dari
jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas yang
diperoleh:
a. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas
(pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan,
notaris, penilai, aktuaris)
b. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi,
pelawak, bintang film, bintang sinetron,
bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,
peragawati, pemain drama, penari
c. Olahragawan
d. Penasihat, pengajar, pelatih penceramah,
penyuluh dan moderator
e. Pengarang, peneliti, penerjemah
f. Agen iklan
g. Pengawas atau pengelola proyek
h. Perantara
P a g e 20 | 47
menggunakan sebagian atau seluruh tempat
untuk kepentingan umum yang tidak
diperuntukkan bagi tempat usaha atau
berjualan.
e. Wajib pajak badan yang belum beroperasi
secara komersial atau yang dalam jangka waktu
1 tahun setelah beroperasi secara komersial
memperoleh peredaran bruto melebihi Rp. 4,8
milyar.
5. PP ini tidak berlaku atas penghasilan usaha yang
selama ini telah dikenai pajak penghasilan yang
bersifat final berdasarkan ketentuan perpajakan yang
berlaku
6. Ketentuan lebij lanjut mengenai penghitungan,
penyetoran pajak penghasilan atas penghasilan dari
usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang
memiliki peredaran bruto tertentu dan kriteria
beroperasi secara komersial diatur dengan atau
berdasarkan peraturan menteri keuangan (PMK).
P a g e 21 | 47
Selanjutnya, klik "Setor Pajak". Anda akan
terhubung sistem Cash Management Online Pajak
untuk bayar pajak online dan buat e-billing pajak
sekaligus. Pastikan Anda sudah menambah saldo (top
up) di sistem Cash Management Online Pajak.
4. Dapatkan Bukti Pembayaran (NTPN)
Dapatkan Bukti Pembayaran (NTPN/Nomor
Transaksi Penerimaan Negara) dan status setor pajak
Anda berubah menjadi "Lunas".
P a g e 22 | 47
1.11. PERKEMBANGAN UMKM DI INDONESIA
Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah
(UMKM) di Indonesia pada saat ini meningkat sangat pesat.
Berdasarkan dari data Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) terdapat kenaikan pertumbuhan yang
sangat signifikan dalam perkembangan UMKM pada tahun
2014-2015 yaitu sebesar 2,4%. Jumlah perkembangan unit
UMKM pada tahun 2014 adalah 59,3 juta unit sedangkan
pada tahun 2015 mencapai 60,7 juta unit. Potensi
pertumbuhan UMKM di Indonesia dikarenakan banyaknya
dukungan dari pihak-pihak perbankan dalam memberikan
fasilitas kredit. Jika dibandingkan dengan negara-negara
ASEAN lainya jumlah unit UMKM di Indonesia termasuk
yang paling banyak.
UMKM di Indonesia memiliki kontribusi yang sangat
besar dalam penciptaan lapangan pekerjaan, penyerapan
tenaga kerja serta mampu mendorong dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) di
Indonesia menjelaskan bahwa pada saat krisis ekonomi
tahun 1998 UMKM di Indonesia dapat bertahan terhadap
serangan krisis. Hal ini dikarenakan UMKM menghasilkan
barang dan jasa yang merupakan kebutuhan masyarakat,
Sumber daya UMKM memanfaatkan sumber daya lokal dan
masih belum ditopang pinjaman oleh bank. Melihat adanya
potensi terhadap bisnis dengan skala mikro, kecil dan
menengah untuk meningkatkan perekonomian maka perlu
dilakukan pengembangan UMKM yang lebih maju dan
modern. Salah satu caranya adalah dengan cara memiliki
pendanaan yang semakin luas ke sektor perbankan. Hal ini
didukung oleh pemerintah dengan dengan diterbitkan
payung hukum dari UMKM yaitu UU. No. 20 Tahun 2008.
Undang-undang tersebut menjelaskan juga mengenai
tambahan fasilitas pendanaan oleh perbankan dan lembaga
P a g e 23 | 47
jasa keuangan non bank. Fasilitas kredit yang diberikan oleh
pihak perbankan maupun non perbankan dapat mengatasi
permasalahan permodalan yang dialami oleh UMKM. Hal
tersebut akan membuat individu atau badan semakin mudah
dalam mendirikan atau mengembangkan UMKM di
Indonesia.
P a g e 24 | 47
laporan keuangan berupa laporan posisi keuangan, laporan
laba rugi dan catatan atas laporan keuangan.
Wajib pajak adalah orang pribadi/badan yang telah
memenuhi persyaratan subyektif dan obyektif dalam
perpajakan. Bagi Wajib Pajak Badan (termasuk Bentuk
Usaha Tetap), Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki
pekerjaan bebas, Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki
usaha dengan kriteria memperoleh omzet per tahun ≥ 4,8
milyar wajib menyelenggarakan pembukuan. Bagi Wajib
Pajak Orang Pribadi yang memiliki omzet per tahun ≤ 4,8
milyar diperkenankan memilih melakukan pencatatan.
Adapun persyaratan penyelenggaraan pembukuan menurut
ketentuan perpajakan, yaitu:
a. Pembukaan harus diselenggarakan dengan itikad baik
dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang
sebenarnya
b. Pembukuan sekurangnya terdiri dari catatan mengenai
harta, kewajiban atau utang, modal, penghasilan dan
biaya serta penjualan dan pembelian
c. Pembukuan harus ditutup setiap akhir tahun dengan
membuat neraca dan laporan laba rugi berdasarkan
prinsip pembukuan yang taat asas (konsisten) dengan
tahun sebelumnya.
d. Pembukuan atau pencacatan harus diselenggarakan di
indonesia dengan huruf latin, angka arab dengan bahasa
indonesia dan satuan mata uang rupiah (atau dengan
bahasa inggris dan mata uang US$ dengan ijin menteri
keuangan)
e. Pembukuan atau pencatatan dan dokumen yang
menjadi dasarnya serta dokumen lain yang
berhubungan dengan kegiatan usaha (pekerjaan bebas)
harus disimpan selama 10 tahun
P a g e 25 | 47
Pada Tahun 2013 pemerintah mengeluarkan PP No.
46 Tahun 2013 mengenai pajak penghasilan yang dikenakan
terhadap Wajib Pajak UMKM. Bagi wajib pajak UMKM
memiliki maksimal peredaran bruto Rp 4.800.000.000 maka
dikenakan tarif sebesar 1% dari peredaran bruto sedangkan
apabila diatas Rp 4.800.000.000 akan dikenakan tarif Pajak
Penghasilan pada umumnya. Sebenarnya aturan ini
dikeluarkan untuk mempermudah cara perhitungan
perpajakan bagi Wajib Pajak UMKM. Pada Bulan Juli 2018
pemerintah mengganti aturan PP No 46 Tahun 2013 menjadi
PP No 23 Tahun 2018 dengan menurunkan tarif menjadi
0,5%. Aturan ini berlaku terbatas waktu, jadi untuk wajib
pajak badan selama 3 tahun, Wajib Pajak
CV/Firma/Koperasi 4 tahun dan Wajib pajak OP 7 Tahun
yang dihitung sejak tahun pajak PP Berlaku untuk wajib
Pajak Lama dn Tahun Pajak Teraftar untuk WP Pajak Baru.
Apabila jangka wajtu sudah habis maka aturan pajak
penghasilan akan dikenai tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a,
Pasal 17 ayat (2a) , atau 31E Undang-undang pajak
penghasilan. Aturan tersebut terbatas waktu dimaksudkan
agar nantinya pelaku UMKM dapat menyusun pembukuan
secara teratur. Adanya penurunan tarif ini juga dapat
memberikan kemudahan bagi para wajib pajak UMKM.
P a g e 26 | 47
Ketentuan itu merupakan perwujudan kebijakan perpajakan
Sementara itu, konsep-konsep dasar akuntansi bersifat netral
terhadap pemakai informasi akuntansi. Perbedaan tersebut
dikarenakan antara akuntansi dan perpajakan memiliki
standar yang berbeda. Dalam akuntansi menggunakan
Standar Akuntansi Keuangan sedangakan perpajakan
mengacu pada aturan perpajakan yang berlaku. Jika terjadi
perbedaan perhitungan antara laporan perpajakan (fiskal)
dan akuntansi (komersial) dapat dilakukan rekonsiliasi
fiskal.
Penyusunan laporan keuangan fiskal merupakan
media pendekatan sebagai solusi mengatasi perbedaan
antara ketentuan akuntansi dan ketentuan perpajakan. Hal ini
disebabkan karena 3 (tiga) hal, yaitu:
1. Praktik akuntansi dalam bisnis banyak diwarnai aspek
perpajakan
Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip
akuntansidengan tetap mengikuti ketentuan
perpajakan. Perusahaan harus menyelenggarakan
pembukuan sesuai dengan ketentuan perpajakan
dengan tanpa kelonggaran tehadap ketidaksamaan
prinsip akuntansi.
2. Tujuan penyusunan laporan keuangan merupakan
standar independen terpisah dari prinsip akuntansi.
Laporan keuangan fiskal disusun terpisah dari proses
akuntansi. Laporan fiskal disusun sebagai produk
tambahan dari laporan keuangan komersial karena
berisi suatu proses penyesuaian dan rekonsiliasi
antara praktek akuntansi komersial dan ketentuan
perpajakan
3. Ketentuan pajak merupakan sisipan terhadap standar
akuntansi.
P a g e 27 | 47
Dalam konsep ini laporan keuangan disusun
mengikuti standar akuntansi. Namun, preferensi
diberikan kepada ketentuan pajak kalau terdapat
pengaturan yang tidak sejalan dengan standar
akuntansi
P a g e 28 | 47
1.15. CIRI KUALITATIF PELAPORAN KEUANGAN
PERPAJAKAN
Konsep dasar akuntansi umumnya berlaku terhadap
akuntansi perpajakan sehingga ciri kualitatif informasi
pelaporan perpajakan pada umumnya sama dengan ciri
kualitatif informasi keuangan. Ciri-ciri itu meliputi :
1. Relevan
Relevan artinya laporan keuangan memenuhi
kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan
keputusan atau dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai.
2. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus
dapat dengan mudah dipahami oleh pemakai.
Pemahaman ini dapat tercapai dengan asumsi pemakai
mempunyai pengetahuan tentang aktivitas ekonomi dan
bisnis serta akuntansi sewajarnya.
3. Keandalan
Keandalan maknanya adalah bebas dari pengertian
yang menyesatkan bagi setiap pembaca laporan
keuangan, bebas dari kesalahan material dan dapat
diandalkan pemakainya dalam pengambilan keputusan.
4. Dapat diperbandingkan
Dapat diperbandingkan adalah laporan keangan fiskal
yang mampu diperbandingkan dari tahun ke tahun
berikutnya untuk mengidentifikasi tren posisi dan
kinerja, serta diperbandingkan antarperusahaan yang
bermanfaat untuk menilai posisi keuangan, kinerja, dan
perubahan posisi keuangan
P a g e 29 | 47
1.16. SIFAT DAN KETERBATASAN PELAPORAN
KEUANGAN FISKAL
Beberapa sifat dan keterbatasan laporan keuangan
komersial yang relevan terhadap laporan keuangan fiskal
antara lain :
1. Laporan keuangan fiskal bersifat historis yang berisi
data masa lampau atau transaksi sebelumnya.
2. Proses penyusunan laporan keuangan fiskal masih
mempertimbangkan penggunaan estimasi
3. Lebih mengutamakan yang material (tanpa mengurangi
kelengkapan materi)
4. Laporan keuangan fiscal menekankan makna ekonomis
(substansi) setiap transaksi/peristiwa tanpa(dalam
kondisi tertentu) memperhatikan bentuk yuridis
formalnya.
5. Adanya penggunaan alternatif metode akuntansi
6. Informasi kualitatif sedangkan fakta (yang tidak
mendasar) yang tidak dapat dikuantifikasikan
umumnya dikesampingkan.
P a g e 30 | 47
yang didasarkan harga pertukaran pada tanggal
perolehan.
2. Revenue Principle
Prinsip pendapatan (revenue principle) ini lebih
menjelaskan tentang sifat dan komponen, pengukuran,
maupun pengakuan pendapatan sebagai salah satu
komponen penyusunan laporan laba rugi.
3. Matching Principle
Prinsip dasar pemadanan atau penandingan (matching)
menjelaskan masalah pengaturan pembebanan biaya
pada periode yang sama dengan periode pengakuan
hasil, sehingga hasil akan diakui pada periode menurut
prinsip dasar pengakuan hasil, sehingga hasil akan
diakui pada periode menurut prinsip dasar pengakuan
hasil, sedangkan biaya dibebankan sesuai periode
tersebut.
4. Objectivity Principle
Masalah objektivitas (objectivity) mempunyai
penafsiran yang berbeda. sebagai contoh objektivitas
sebagai realitas yang disampaikan pihak ketiga
independen (misalnya laporan rekening koran dari
bank), objektivitas dianggap sebagai hasil konsensus
kelompok yang mengukur ataupun objektivitas diukur
dengan penentuan batas atau limit tertentu.
5. Consistency Principle
Pada prinsip konsistensi (consistency principle) ini,
prosedur dan prinsip akuntansi yang sama harus
diterapkan dalam periode yang bersangkutan, sehingga
peristiwa ekonomis yang sejenis akan dicatat dan
dilaporkan secara konsisten sehingga laporan keuangan
akan dapat diperbandingkan
6. Disclosure Principle
P a g e 31 | 47
Prinsip ini mengharuskan laporan keuangan dibentuk
dan disajikan dari peristiwa ekonomi yang
mempengaruhi perusahaan dalam suatu periode.
Laporan keuangan diharapkan cukup informatif
sehingga para pengguna laporan keuangan dapat
memperoleh manfaat dari informasi keuangan tersebut.
Penyajian laporan keuangan tersebut haruslah lengkap,
jujur, dan memadai, mencakup informasi minimal yang
memang harus disajikan
7. Conservatism Principle
Prinsip ini merupakan prinsip pengecualian. Prinsip ini
umumnya digunakan untuk hal yang sifatnya tidak
menentu atau ditengah kondisi ketidakpastian. tetapi
dengan semakin banyaknya pihak yang mengutamakan
penyajian jujur dan dapat diandalkan, dimana prinsip
ini menyajikan persediaan pada nilai terendah antara
harga perolehan dan harga pasar (Lower of Cost
Market-LOCOM) yang bertentangan dengan konsep
biaya historis
8. Materiality Principle
Prinsip ini juga termasuk dalam kategori pengecualian
karena persoalan pertimbangan profesional penting,
pos-pos tertentu harus dianggap material bila
pengetahuan tertentu dianggap secara wajar
menimbulkan pengaruh bagi pengguna laporan
keuangan. menurut APB Statement No 4 prinsip
materialitas mengandung arti bahwa laporan keuangan
hanya menyangkut informasi yang dianggap penting
dalam memengaruhi penilaian
9. Uniformity and Comparability Principle
Prinsip ini menekankan pada keseragaman dan dapat
diperbandingkan, yaitu merupakan salah satu tujuan
P a g e 32 | 47
yang hendak dicapai dalam penyusunan prinsip
akuntansi.
Neraca Laporan
Dokumen Jurnal Buku Besar Percobaan
keuangan
komersial
dicocokkan Rekonsiliasi
Buku Laporan
keuangan
tambahan
fiskal
2. Laporan Laba/Rugi
a) Beban PPh (income tax expense).
b) Penghasilan Pajak Tangguhan (deferred tax income)
c) Beban Pajak Tangguhan (deferred tax expense)
d) Pajak Bumi dan Bangunan, PPN Masukan yang
tidak dapat dikreditkan, dan Bea Materai dicatat
sebagai Beban Operasional (Operational expexse).
P a g e 34 | 47
1.19. SOAL LATIHAN DAN PENYELESAIAN
Berikut adalah contoh soal tentang pengantar
akuntansi perpajakan. Silahkan saudara jawab pertanyaan
secara benar dan singkat.
1. Dimanakah obyek pajak final diatur?
2. Apa tujuan utama menyusun laporan keuangan
fiskal?
Jawaban:
1. Obyek pajak final diatur pada UU Pajak Penghasilan
Pasal 4 ayat 2 dimana obyek didasarkan pada
penghasilan bruto Wajib Pajak, bersifat final dan
besarnya pajak 20%
2. Tujuan utama penyusunan laporan keuangan fiskal
adalah sebagai dasar penentuan pajak terutang
SOAL LATIHAN
Silahkan dijawab pertanyaan berikut secara benar dan
singkat
1. Apa kriteria yang harus dipenuhi untuk kriteria subyek
pajak dalam negeri?
2. Apakah subyek pajak luar negeri harus memiliki
NPWP?
3. Sebutkan 5 (lima) hal yang tergolong obyek pajak final
4. Harta hibahan yang diterima wajib pajak dapat
dikecualikan dari pengenaan pajak. Sebutkan
persyaratan harta hibahan dapat dikecualikan dari
pengenaan pajak.
5. Berapakah tarif pajak final yang dikenakan untuk
UMKM? Dan kapan berlakunya?
6. Sebutkan bentuk usaha dan jenis usaha yang banyak
dijalankan oleh UMKM
P a g e 35 | 47
7. Menurut pendapat saudara, mengapa keberadaan
UMKM menjadi penting di Indonesia?
8. Apa yang menjadi penyebab belum terselenggaranya
pencatatan akuntansi yang baik bagi UMKM di
Indonesia?
9. Menurut pendapat saudara mengapa akuntansi penting
bagi usaha yang dijalankan oleh UMKM?
10. Apakah menjadi keharusan bagi UMKM untuk
menyusun laporan keuangan?
11. Adakah standar akuntansi yang mengatur tentang
UMKM? dan adakah peraturan perpajakan yang
mengatur tentang pajak UMKM?
12. Bagaimana Perkembangan UMKM di Indonesia pada
saat in? Kaitkanlah dengan perpajakan.
13. Kapan disusun laporan keuangan fiskal bagi
perusahaan?
14. Siapa saja yang memiliki kewajiban menyusun
pembukuan menurut ketentuan perpajakan?
15. Apa saja persyaratan utama penyelenggaraan
pembukuan menurut ketentuan perpajakan?
16. Siapa sajakah yang boleh menggunakan Aturan PP No
23 Tahun 2018?
17. Salah satu ciri utama laporan keuangan fiskal
berkualitas adalah relevan Jelaskan pernyataan tersebut.
18. Salah satu prinsip dasar akuntansi pajak adalah Cost
Principle. Jelaskan pernyataan tersebut.
19. Ketika laporan keuangan perusahaan tidak sesuai
dengan ketentuan perpajakan, apa yang akan dilakukan
wajib pajak?
20. Ketika wajib pajak membayar gaji karyawan
Rp 100.000.000 yang dipotong pph Pasal 21 sebesar
Rp 5.000.000, maka atas transaksi PPH Pasal 21 tersebut
dicatat sebagai ...............
P a g e 36 | 47
Bab 2
Akuntansi Pajak Atas Kas dan Setara
Kas
Standar Kompetensi:
P a g e 37 | 47
2.2. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Kas dan setara kas diatur dalam PSAK No. 2 tahun
2014 yang berisikan tentang: kas terdiri atas saldo kas (cash
on hand) dan rekening giro (demand deposits). Setara kas
(cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat
likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat
dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan
memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Setara
Kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek,
bukan untuk investasi atau tujuan lain. Suatu investasi pada
umumnya memenuhi syarat sebagai setara kas, hanya jika
akan segera jatuh tempo dalam waktu, misalnya tiga bukan
atau kurang sejak tanggal perolehannya. Investasi dalam
bentuk saham tidak termasuk setara kas, kecuali substansi
investasi saham tersebut adalah setara kas, misalnya saham
preferen yang dibeli dan akan segera jatuh tempo serta
tanggal penebusan (redemtion date) telah ditentukan.
P a g e 38 | 47
kemungkinan ada perbedaan yang dapat disebabkan oleh
hal-hal sebagai berikut:
a. Transaksi sudah dicatat oleh perusahaan, tetapi
belum dilaporkan oleh bank, seperti:
1) Setoran dalam perjalanan (deposit in transit), yaitu
setoran yang dilakukan oleh perusahaan (biasanya
pada akhir suatu periode yang dicakup oleh rekening
koran) dan uang setoran tersebut telah diterima oleh
bank tetapi belum masuk dalam rekening koran
bank karena rekening koran bank dibuat mendahului
setoran tersebut.
2) Cek yang masih beredar (outstanding check), yaitu
cek yang sudah dibuat dan diserahkan oleh
perusahaan kepada penerima tetapi sampai akhir
periode cek tersebut belum diuangkan di bank.
Akibatnya perusahaan telah mencatat pengeluaran
tetapi bank belum.
b. Transaksi sudah dilaporkan di rekening koran bank,
tetapi belum dicatat oleh perusahaan, seperti:
1) Biaya bank, yang dibebankan kepada nasabah
dengan cara langsung mengurangi saldo simpanan
nasabah. Nasabah biasanya baru mengetahui hal itu
pada saat menerima rekening koran.
2) Penerimaan tagihan oleh bank, jika bank telah
menerima uang dari pelanggan perusahaan,
kadangkala bank memberi tahu hal tersebut
bersamaan dengan rekening koran.
P a g e 39 | 47
a. Metode Saldo Tetap (Imprest Fund Method)
Jika metode ini yang digunakan, maka di dalam buku
besar disediakan satu rekening untuk
mempertanggungjawabkan dana kas kecil. Saldo
rekening ini tetap jumlahnya. Oleh karena itu jika ada
pengeluaran kas kecil pengeluaran ini tidak dibuat
jurnal. Jurnal pengeluaran dilakukan pada saat
pengisian kembali (replenishment) yang biasanya
dilakukan dengan menerbitkan cek sesuai bukti-bukti
pengeluaran dari petugas kas kecil.
b. Metode Saldo Berfluktuasi (Fluctuation Method)
Jika metode ini yang digunakan, maka di dalam buku
besar disediakan satu rekening untuk
mempertanggungjawabkan dana kas kecil. Petugas kas
kecil membuat catatan atas kas kecil. Untuk membuat
jurnal dianalisis dengan seksama transaksi yang
berkaitan dengan kas kecil. Pada hakikatnya hanya ada
dua transaksi yaitu: (1) transaksi yang menambah Kas
Kecil, dan (2) transaksi yang mengurangi Kas Kecil.
P a g e 40 | 47
bank dengan nama apapun, termasuk giro, yang
penarikannya dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang
ditetapkan oleh masing-masing bank.
Pemotong dalam transaksi deposito dan tabungan ini
adalah Bank yang didirikan atau bertempat kedudukan di
Indonesia, Cabang bank luar negeri di Indonesia, Bank
Indonesia. Tarif yang dikenakan saat pemotongan pajak
sebesar:
1. Untuk WPDN dan BUT : 20% dari jumlah bruto,
2. Untuk WPLN: 20% dari jumlah bruto atau dengan
tarif berdasarkan P3B yang berlaku
P a g e 41 | 47
ongkos angkut barang yang dibeli Rp. 150.000,- serta
biaya lain-lain Rp.75.000,- petugas akan menerima
bukti-bukti pengeluaran. Transaksi ini dicatat dalam
catatan petugas tetapi tidak dalam bentuk jurnal.
c. Karena uang hampir habis maka petugas kas kecil
menyerahkan bukti-bukti pengeluaran sebesar Rp.
425.000,- ke bagian keuangan, kemudian petugas
menerima cek sebesar Rp 425.000,-. Tindakan ini
disebut pengisian kembali (replenishment). Jurnal
yang dibuat:
(D) Supplies kantor Rp. 200.000,-
(D) Beban angkut Rp. 150.000,-
(D) Beban lain-lain Rp. 75.000,-
(K) Kas Rp. 425.000,-
d. Pada akhir tahun petugas kas kecil mengeluarkan kas
untuk biaya lain-lain sebesar Rp 50.000,-, namun
belum diisi kembali, maka dibuat jurnal penyesuaian
oleh bagian akuntansi sebagai berikut:
(D) Beban lain-lain Rp. 50.000,-
(K) Kas kecil Rp. 50.000,-
P a g e 42 | 47
1 Oktober 2021 Deposito Rp. 200.000.000,-
Kas di Bank Rp. 200.000.000,-
31 Desember 2021 Piutang Bunga Rp. 4.000.000,-
Penghasilan Bunga Rp. 4.000.000,-
1 Januari 2022 Penghasilan Bunga Rp. 4.000.000,-
Piutang Bunga Rp. 4.000.000,-
31 Maret 2022 Kas di Bank Rp. 206.400.000,-
PPh Pasal 4 (2) Rp. 1.600.000,-
Deposito Rp. 200.000.000,-
Penghasilan Bunga Rp. 8.000.000,-
P a g e 43 | 47
SOAL LATIHAN
Latihan Teori
1. Sebutkan 2 (dua) metode pencatatan kas menurut
Akuntansi.
2. Jelaskan perbedaan kedua metode pencatatan kas?
3. Sebutkan apa saja yang tidak termasuk dalam kas
menurut Akuntansi?
4. Dasar akuntansi manakah yang diperkenankan menurut
Perpajakan?
5. Metode pencatatan manakah yang diperkenankan
digunakan untuk mencatat transaksi kas kecil dalam
akuntansi perpajakan?
6. Bila perusahaan melakukan transaksi atas deposito,
bagaimana aspek perpajakannya?
7. Transaksi pengeluaran kas atas pembayaran yang
dilakukan oleh kasir kas kecil apakah ada pengenaan
pajak?
8. Pajak yang dikenakan atas deposito dikenakan pajak
final. Jelaskan pernyataan tersebut.
9. Perusahaan menanamkan dananya dalam bentuk
deposito berjangka selama 3 bulan, bunga 10% dimana
dananya sebesar Rp. 50.000.000,-. Bagaimana ayat
jurnal atas transaksi tersebut pada tanggal pembayaran
bunga?
10. Perusahaan melakukan pembayaran listrik air sebesar
Rp. 1.000.000,-. Bagaimana ayat jurnal atas transaksi
tersebut?
Soal 1
PT. BANG TOYIB pada tanggal 1 Maret 2021 menentukan
dana kas kecil sebesar Rp 5.000.000 dengan menggunakan
P a g e 44 | 47
Imprest Fund Method. Pengisian kembali kas kecil
dilakukan Setiap Tanggal 15. Transaksi-transaksi
pengeluaran yang terjadi dan menggunakan kas kecil sampai
dengan tanggal 15 Maret 2018 dengan rincian sebagai
berikut :
04 Maret Pembelian Materai Rp 300.000
05 Maret Pembelian Perlengkapan Kantor Rp
1.000.000
07 Maret Pembayaran Listrik Kantor Rp 1.500.000
dan PDAM sebesar Rp 1.200.000
13 Maret Biaya iklan Sebesar Rp 1.000.000
15 Maret Dilakukan Pengisian Kembali Kas Kecil
Buatlah jurnal atas transaksi di atas, pada saat pembentukan,
pengeluaran, dan pengisian kembali kas kecil.
Soal 2
PT. OLIN adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa.
Pada Tanggal 01 Juni 2021, PT OLIN membentuk dana kas
kecil sebesar Rp 2.000.000 dan akan dilakukan pengisian
kembali setiap tanggal 10. Berikut ini adalah rinciaan
transaksi perusahaan :
03 Juni Pembelian Bahan Bakar Kendaraan
Operasional Rp 300.000
05 Juni Biaya Listrik Rp 1.000.000
07 Juni Biaya Konsumsi Rapat Rp 350.000
08 Juni Biaya Fotocopy Rp 100.000
09 Juni Pembelian Alat Tulis Kantor Rp 150.000
Buatlah jurnal atas transaksi di atas, pada saat pembentukan,
pengeluaran, dan pengisian kembali kas kecil dengan
menggunakan Fluctuation Method.
P a g e 45 | 47
Soal 3
PT. Akur Bersama pada tanggal 1 Desember 2021
menentukan dana kas kecil sebesar Rp 5.000.000 . Pengisian
kembali kas kecil dilakukan Setiap Tanggal 15 dan 24.
Transaksi-transaksi pengeluaran yang terjadi dan
menggunakan kas kecil sampai dengan tanggal 31 Desember
2021 dengan rincian sebagai berikut :
04 Desember Pembelian Bensin Untuk Kendaraan
Operasional Rp 300.000
05 Desember Pembelian Alat Tulis Kantor Rp 1.000.000
07 Desember Pembayaran Listrik Kantor Rp 1.500.000
dan PDAM sebesar Rp 1.200.000
13 Desember Biaya Konsumsi Rapat Sebesar Rp
1.000.000
15 Desember Dilakukan Pengisian Kembali Kas Kecil
19 Desember Pembayaran telepon dan internet sebesar
Rp 1.500.000
20 Desember Pembayaran langganan surat kabar dan
majalah sebesar Rp 500.000
28 Desember Biaya Iklan di Koran sebesar Rp 750.000
30 Desember Biaya Fotocopy sebesar Rp 250.000
31 Desember Dilakukan Pengisian kembali kas kecil
Buatlah jurnal atas transaksi di atas, pada saat pembentukan,
pengeluaran, dan pengisian kembali kas kecil, jurnal
penyesuaian dan jurnal pembalik dengan metode:
a. Imprest Fund Method
b. Fluctuation Method
Soal 4
PT. OLIN juga memiliki beberapa simpanan di bank.
Berikut uraian simpanan di bank:
a. Pada Tanggal 17 Januari 2020 Andika menyimpan
uang di Bank Perbanas dalam bentuk deposito sebesar
P a g e 46 | 47
Rp 150.000.000 dengan tingkat bunga 8% per tahun.
Bunga dibayarkan setiap tanggal 1 Marey dan 1
September. Buatlah ayat jurnal dengan
mempertimbangkan aspek perpajakan (Gross
Method).
b. Perusahaan juga memiliki simpanan tabungan sebesar
Rp. 750.000.000 per 30 Juni 2020, bunga 10%.
Buatlah ayat jurnal dengan mempertimbangkan aspek
perpajakan.
Soal 5
Hitunglah besarnya pajak yang terutang dan buatlah ayat
jurnalnya dengan mempertimbangkan aspek perpajakannya.
a. Pada tanggal 5 Januari 2021 mendapatkan bunga
tabungan sebesar Rp. 10.000.000,-
b. Pada tanggal 1 Agustus 2021 perusahaan
mendepositokan uangnya dengan jangka waktu 3 bulan
kepada beberapa bank antara lain :
PT. Bank Negara Indonesia Rp 10.000.000
PT. Bank Central Asia Rp 15.000.000
PT. Bank Mandiri Rp 25.000.000
PT. Bank Rakyat Indonesia Rp 12.500.000
Total Rp 62.500.000
Keterangan :
Tingkat Bunga Bank Mandiri 12%
Tingkat Bungan BRI 10%
Tingkat Bunga BCA 10%
Tingkat Bunga BNI 9%
P a g e 47 | 47