Anda di halaman 1dari 14

PENGANTAR AKUNTANSI

PERPAJAKAN
MINGGU -1

1
LAPORAN KEUANGAN

 Laporan Laba/Rugi
 Neraca
 Laporan Arus Kas
 Laporan Perubahan Ekuitas
 Catatan Atas Laporan Keuangan
CIRI KUALITATIF PELAPORAN
KEUANGAN

 Relevan
 Dapat Dipahami
 Reliable/Andal
 Dapat Diperbandingkan

3
KEDUDUKAN AKUNTANSI PERPAJAKAN

 Bagian dari akuntansi statutory atau akuntansi


yang dibatasi dg peraturan perundang-
undangan tertentu.
 Rekonsiliasi fiskal digunakan untuk dasar
perhitungan kewajiban perpajakan
 Beda tetap dan temporer
 Penghasilan final
Hubungan Akuntansi Pajak dgn
Akuntansi Komersial
Tujuan akuntansi komersial Akuntansi Pajak sbg
antara lain untuk bagian dari akuntansi yg
menyediakan laporan dan menekankan kpd
informasi keuangan serta penyusunan Surat
informasi lain kpd berbagai Pemberitahuan Pajak
Users (SPT) dan pertimbangan
konsekuensi
perpajakanthd transkasi
atau kegiatan usaha
Akuntansi pajak adalah bagian dari
dari akuntansi umum, dan WP cukup Pengisi
membuat satu pembukuan berdasarkan anSPT
SAK, yg kemudian dilakukan
rekonsiliasi fiskal berdasarkan
Tahuna
ketentuan peraturan perpajakan yg n
berlaku
5 5
PROSES AKUNTANSI PAJAK

Dokumen Neraca Laporan


Buku
Besar Jurnal Percobaan keuangan
Besar komersial

dicocokan Rekonsiliasi

Buku Laporan
tambahan keuangan
fiskal

6
KONSEP DASAR AKUNTANSI PAJAK
Pembayaran dari Luar Negeri Pembayaran ke Luar Negeri
Luar Negeri Pasal 24 Pasal 26
Indonesia
WAJIB PAJAK
Pasal 23 BADAN Pasal 23

Laporan Laba / Rugi


Penghasilan
xxx Pasal 4
Pasal 6 Biaya
(xxx)
Laba
xxx Pasal 9
Koreksi Fiskal
xxx
Pasal 22, 23, Penghasilan Kena Pajak Pasal 17
xxx
24, 25 Pajak Terutang Pasal 29
xxx
Pajak dibayar dimuka
(xxx)
Pajak yang harus dibayar
1. Cost Principle
2. Revenue Principle
3. Matching Principle
4. Objectivity Principle
5. Consistency Principle
6. Disclosure Principle
7. Conservatism Principle
8. Materiality Principle
9. Uniformity and Comparability Principle

8
PENGERTIAN PEMBUKUAN
(PASAL 1 AYAT 29)

Adalah proses pencatatan secara teratur untuk


mengumpulkan data dan informasi tentang
Keadaan harta, Kewajiban/hutang, Modal,
Penghasilan dan biaya, Harga perolehan dan
penyerahan barang/jasa yang ditutup dengan
menyusun laporan keuangan berupa Neraca dan
Laba Rugi untuk periode tahun pajak tersebut
YANG WAJIB MELAKUKAN PEMBUKUAN
Pasal 28 Ayat (1) UU KUP Tahun 2008

WPOP yang melakukan


kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas PEMBUKUAN
WAJIB
WP Badan

PENGECUALIAN:

WPOP yang diperbolehkan


WPOP yang tidak melakukan
menghitung penghasilan neto
kegiatan usaha atau
dengan menggunakan Norma
pekerjaan bebas.
Penghitungan Penghasilan Neto
KETENTUAN MENGENAI PEMBUKUAN
Pasal 28 UU KUP Tahun 2008

Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan:

memperhatikan iktikad baik dan mencerminkan keadaan atau


kegiatan usaha yang sebenarnya

menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata uang


rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam
bahasa asing yang diizinkan oleh Menkeu

harus diselenggarakan di Indonesia

diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel


akrual dan stelsel kas

Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus mendapat


persetujuan dari Dirjen Pajak
PENYIMPANAN DOKUMEN PEMBUKUAN

Pasal 28 Ayat (11) UU KUP Tahun 2008

Buku, catatan, dan 10 tahun


dokumen termasuk dasar
hasil pengolahan pembukuan/
data pencatatan
di Indonesia
SANKSI PEMBUKUAN & PENCATATAN

Pasal 39 UU KUP Tahun 2008

Setiap orang yang dengan sengaja:


memperlihatkan pembukuan atau
pencatatan yang palsu menimbulkan kerugian
tidak menyelenggarakan pembukuan pada pendapatan negara
atau pencatatan di Indonesia

tidak memperhatikan atau tidak


meminjamkan buku, catatan, atau dipidana dengan pidana penjara
dokumen lain 6 bulan - 6 tahun
tidak menyimpan buku, catatan, atau dan denda 2-4x jumlah pajak
dokumen yang menjadi dasar terutang yang tidak/kurang
pembukuan atau pencatatan dibayar
SIFAT DAN KETERBATASAN LAP KEU
PERPAJAKAN

1. Laporan keuangan fiskal bersifat historis


2. Masih mempertimbangkan penggunaan
estimasi/alternatif metode akuntansi
3. Menekankan makna ekonomis (substansi)
tanpa (dalam kondisi tertentu) memperhatikan
bentuk yuridis formalnya.
4. Fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan
umumnya dikesampingkan.

Anda mungkin juga menyukai