Anda di halaman 1dari 117

REKONSILIASI FISKAL

1
PENDAHULUAN
Laporan yang dihasilkan dari
Laporan keuangan merupakan akuntansi komersial ini
produk yg dihasilkan dari menggunakan konsep, metode,
akuntansi yang disajikan pada prosedur dan teknik-2 tertentu
akhir periode untuk disampaikan untuk menjelaskan perubahan
kepada pihak manajemen. yang terjadi pada aset neto
perusahaan sebagai entitas.

Penggunaan konsep, metode,


maupun prosedur diperlukan
juga dalam perpajakan sebagai
dasar menghitung besarnya
pajak terhutang.
PENDAHULUAN

TUJUAN
Menyajikan secara wajar POKOK
keadaan atauAKUNTANSI KOMERSIL
posisi keuangan dari hasil usaha perusahaan
sebagai entitas.

LAPORAN KEUANGAN
Dipakai sebagai dasar untuk membuat keputusan ekonomi.

PENYAJIAN
Memerlukan proses penetapan LAPORANsecara
& penandingan KEUANGAN
periodik antara pendapatan &
beban sehingga dapat menentukan besarnya laba (rugi) komersial.

TUJUAN AKUNTANSI PERPAJAKAN


Menetapkan jumlah penghasilan kena pajak
FUNGSI PAJAK
Salah satu fungsi pajak adalah fungsi BUDGETER,
yaitu : Pajak sebagai alat mentransfer sumber daya dari
masyarakat kepada negara.
Sehingga, laporan keuangan yang dilampirkan dalam
SPT lebih berkepentingan terhadap informasi tentang :
1. Laba atau Rugi perusahaan yg berkenaan dg pajak
penghasilan (income tax).
2. Distribusi laba berkenaan dengan pemotongan atau
pemungutan pajak penghasilan (withholding tax).
3. Peredaran berkenaan dengan penyerahan barang
kena pajak atau jasa kena pajak yang terhutang PPN
dan PPnBM.
PERBEDAANNYA
Tujuan akuntansi Tujuan Akuntansi
keuangan Perpajakan
• Menyajikan secara • Untuk menetapkan
wajar keadaan atau jumlah
posisi keuangan penghasilan kena
dan hasil usaha pajak sebagai
perusahaan dasar penetapan
sebagai suatu besarnya pajak
entitas shg yang terhutang
informasi
keuangan tsb
dapat digunakan
sbg dasar
pengambilan
keputusan
KONSEP
REKONSILIASI

6
Rekonsiliasi
Fiskal

Proses untuk mendapatkan angka


laba fiskal atau laba kena pajak
dengan melakukan penyesuaian-
penyesuaian terhadap laba
komersial atau laporan laba rugi
sesuai ketentuan perpajakan.
LATAR BELAKANG
REKONSILIASI FISKAL
Perbedaan
penghitungan laba Should we make
menurut akuntansi fiscal reconciliation
for these differences? Of
(komersial)&laba course!

menurut perpajakan
(fiskal)
LAPORAN KEUANGAN FISKAL
Solusi atas ketentuan akuntansi dan ketentuan pajak terdiri atas 3
pendekatan :

• WP harus menyelenggarakan pembukuan


Ketentuan pajak secara sesuai dengan ketentuan perpajakan.
dominan mewarnai praktik
akuntansi

Wajib Pajak bebas • Laporan Keuangan disusun terpisah dari di


menyelenggarakan luar proses pembukuan (extra comptable),
pembukuannya dengan melalui proses rekonsiliasi antara akuntansi
dasar prinsip dan metode komersial dan akuntansi fiskal.
akuntansinya

Ketentuan perpajakan • Lap. Keu. Disusun mengikuti SAK tetapi


sebagai sisipan standar apabila terdapat aturan lain dalam akuntansi
akuntansi keuangan komersial, maka preferensi diberikan pada
(Common basis) ketentuan perpajakan.
Proses Laporan Keuangan Fiskal
Lap. Keu. Rekonsiliasi Lap. Keu.
Komersial Fiskal Fiskal

Kertas Kerja
Lap. Keu
(Worksheet)

Buku
Buku Besar
Tambahan

Jurnal

Dokumen
Dasar
Hakikat Rekonsiliasi

Pelaksanaan
pembukuan Perbedaan Penyesuaian
berdasar timbul terkait diperlukan agar laba
kebijakan pengakuan yang diperhitungkan
akuntansi pendapatan secara akuntansi dapat
perusahaan dan beban di diperlakukan sebagai
menyimpang laporan laba laba atau penghasilan
dari ketentuan rugi. kena pajak.
perpajakan.
Teknik Rekonsiliasi
Rekonsiliasi

Rekonsiliasi Pembenaran dilakukan


melakukan terhadap laba akuntansi,

Koreksi
pembenaran atas dengan melakukan
setiap item penambahan atau
pendapatan dan beban (koreksi positif)
sehingga sesuai pengurangan (koreksi
dengan ketentuan negatif), hanya berdasar
penyesuaian
perpajakan. Metode ini
penghasilan dan beban
memudahkan proses yang tidak sesuai.
pengisian SPT.

• Di dunia praktik, teknik rekonsiliasi yang lebih banyak


digunakan. Untuk memenuhi kebutuhan Catatan Atas Laporan
Keuangan,
• koreksi atas pendapatan dan beban diklasifikasikan atas koreksi
positif dan negatif.
Trade Off Akuntansi - Perpajakan

Di sisi akuntansi, bersifat


menguntungkan, sebab akan
menarik minat pemegang saham
potensial.
Perusahaan terbuka akan
memprioritaskan kepentingan ini.

Tingginya Laba

Di sisi perpajakan, bersifat tidak


menguntungkan, sebab
meningkatkan beban pajak yang
harus dibayar.
Latar Belakang Perbedaan

Akuntansi dan pajak ditetapkan oleh otoritas yang


berbeda dan dengan tujuan yang berbeda. Perbedaan
antara akuntansi dan pajak tidak hanya terjadi di
Indonesia namun juga terjadi di negara lain.
Penelitian pajak terkait Book Tax Gap.
Apa penyebab BTG.
Apa akibat terjadinya BTG  Persistensi laba, persistensi
return, nilai informasi dari BTG.
Apakah BTG dapat dianggap sebagai alat untuk melakukan
earning management.
Kerangka Perbedaan
Undang-
PSAK
Undang

Akuntansi Pajak

Perbedaan

Permanen Temporer

Penelitian: Pajak Tangguhan:


Book Tax Gap  Aktiva/ Utang
Effective Tax  Beban/
Rate Pendapatan
Macam Perbedaan

Berdasar Sifat

• Positif, bersifat meningkatkan Penghasilan Kena


Pajak (PKP)
• Negatif, bersifat mengurangi PKP.

Berdasar Jangka Waktu

• Temporer, merupakan akibat berbedanya waktu


pengakuan, namun akan berujung pada hasil
akhir serupa.
• Permanen, merupakan perbedaan yang tidak
akan terserupakan seiring waktu.
Langkah Penyesuaian Perbedaan

Ditambah Dikurangi Ditambah


Laba penghasilan penghasilan biaya non
akuntansi yang belum yang bukan deductibl
diakui. objek pajak. e.

Dikurangi
Ditambah Dikurangi
Penghasilan biaya
biaya 3M penghasilan
Kena Pajak deductible
penghasilan dikenai PPh
(PKP) yang belum
final. final.
dibebankan.
LAP. KEU
DOKUMEN STANDAR FISKAL
AKUNTANSI
PEMBUKUAN KEUANGAN
DASAR PER-UU
/AKUNTANSI PERPAJAKAN DAN
REKONSILIASI PERATURAN
FISKAL PELAKSANAANNYA
LAP. KEU
KOMERSIAL
LABA/RUGI
BEDA WAKTU FISKAL
NERACA

PENGHASILAN
DAFTAR BEDA TETAP KENA PAJAK
PERHITUNGAN
LABA RUGI PAJAK
TERHUTANG

KREDIT PAJAK

SPT TAHUNAN PAJAK YG


PPH ORANG KURANG/LEBIH
PRIBADI/BADAN DIBAYARKAN
RINCIAN ITEM
REKONSILIASI

19
Penyebab perbedaan Lap.Keuangan
Komersial Dan Lap.Keuangan Fiskal

1. PERBEDAAN PRINSIP AKUNTANSI


Dimana prinsip akuntansi yang berlaku
umum yang tertuang dalam SAK serta
diakui secara umum dalam dunia bisnis dan
profesi namun tidak diakui dalam fiskal
Ex : Prinsip konservatism/prudensial
Prinsip harga perolehan
Prinsip pemadanan biaya manfaat
2.PERBEDAAN METODE DAN
PROSEDUR AKUNTANSI
a. Metode penyusutan dan amortisasi

Komersial : memperbolehkan memilih beberapa


metode penyusutan,manajemen dapat menaksir
sendiri umur ekonomis atau masa manfaat suatu
aktiva,diperbolehkan mengakui nilai residu.

Fiskal : Keterbatasan dalam memilih metode


penyusutan,umur ekonomis atau masa manfaat
suatu aktiva diatur atau ditetapkan berdasarkan
keputusan Mentri Keuangan,tidak diperbolehkan
memperhitungkan nilai residu dalam menghitung
penyusutan.
c. Metode Penghapusan Piutang

Komersial:
Penghapusan piutang didasarkan pada metode
cadangan.
Fiskal:
Penghapusan piutang dilakukan pada saat
piutang nyata tidak dapat ditagih dengan syarat-
syarat tertentu yang diatur dalam peraturan
perpajakan.
Dalam fiskal,pembentukan cadangan hanya
diperbolehkan untuk industri tertentu.E.g:usaha
sewa guna dengan hak opsi atau dikenal dengan
financial lease.
3.PERBEDAAN PERLAKUAN DAN
PENGAKUAN PENGHASILAN DAN BIAYA

a. Penghasilan tertentu diakui dalam akuntansi


komersial tetapi bukan merupakan objek
pajak penghasilan. Dalam rekonsiliasi fiskal
penghasilan tersebut harus dikeluarkan dari
total PKP atau dikurangkan dari laba
menurut akuntansi komersial.
E. g : penghasilan lain yang termasuk dalam
kelompok bukan objek pajak (pasal 4 ayat 3
UU PPh).
b. Penghasilan tertentu diakui dalam
akuntansi komersial tapi pengenaan
pajaknya bersifat final. Dalam rekonsiliasi
fiskal, penghasilan tersebut harus
dikeluarkan dari total PKP atau
dikurangkan dari laba menurut akuntansi
komersial.

E. g: penghasilan obligasi yang terdapat di Bursa


Efek, baik berupa bunga/diskonto maupun
keuntungan penjualan
C. Penyebab perbedaan lain yang berasal dari
penghasilan
 Kerugian suatu usaha diluar negeri
Komersial : kerugian tersebut mengurangi laba
bersih.
Fiskal : kerugian tersebut tidak boleh dikurangkan
dari total peghasilan (laba) kena pajak.
 Kerugian usaha dalam negeri tahun-tahun
sebelumnya.

Komersial: kerugian tidak berpengaruh dalam


penghitungan laba bersih tahun sekarang.
Fiskal:kerugian tahun sebelumnnya dapat
dikurangkan dari penghasilan (laba) kena pajak
tahun sekarang selama belum lewat waktu 5 tahun
 Imbalan dengan jumlah yang
melebihi kewajaran.
 Imbalan yang diterima atas pekerjaan
yang dilakukan oleh pemegang
saham atau pihak yang memiliki
hubungan yang istimewa dengan
jumlah yang melebihi kewajaran
d. Pengeluaran tertentu diakui dalam akuntansi
komersial sebagai biaya atau pengurang
penghasilan Bruto, tetapi dalam fiskal
pengeluaran tersebut tidak boleh dikurangkan
dari penghasilan bruto.
Dalam rekonsiliasi fiskal, pengeluaran atau biaya
tersebut haus ditambahkan pada penghasilan neto
menurut akuntansi.
E. g: pajak penghasilan
(secara rinci diatur dalam pasal 9 ayat 1 UU PPh)
Menurut akuntansi dan menurut Fiskal
perbedaan penghasilan dan
biaya/pengeluaran terbagi dua yaitu:
 Perbedaan tetap atau perbedaan permanen
(permanent differences)
Perbedaan tetap terjadi karena transaksi-
transaksi pendapatan dan biaya diakui
menurut akuntansi komersial dan tidak
diakui fiskal. E.g: penghasilan yan
pajaknya bersifat final, seperti bunga bank
dan penghasilan lain yang diatur dalam
pasal 4 UU PPh.
 Perbedaaan sementara atau perbedaan
waktu ( timing differences)
Perbedaan waktu terjadi karena
perbedaan pengakuan pendapatan dan
biaya dalam menghitung laba.
Suatu biaya atau penghasilan telah
diakui menurut akuntansi komersial dan
belum diakui menurut akuntansi fiskal dan
sebaliknya. Perbedaan bersifat sementara
karena akan tertutup pada periode
sesudahnya.
E.g:penyusutan harta berwujud,etc.
Penghasilan Bukan Objek Pajak (1)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh

a. Bantuan atau sumbangan, zakat yang diterima oleh badan/


lembaga amil zakat yang disahkan oleh pemerintah dan yang
diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan
keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang
diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan
yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang
diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah;
b. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah garis
keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan
pendidikan, sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang
pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan PMK, 31
Penghasilan Bukan Objek Pajak (2)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh

c. Warisan;
d. Harta, termasuk setoran tunai, sebagai pengganti saham atau
sebagai pengganti penyertaan modal;
e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau
jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/
atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau pemerintah, kecuali
yang diberikan oleh bukan WP, WP yang dikenakan pajak
secara final atau WP dengan Norma Penghitungan Khusus
(deemed profit);
f. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan,
asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa;

32
Penghasilan Bukan Objek Pajak (3)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh

g. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh PT


sebagai WP dalam negeri, koperasi, badan usaha milik
negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal
pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di
Indonesia dengan syarat:
Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan
usaha milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan
saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah
25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor;
h. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang
dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai;
33
Penghasilan Bukan Objek Pajak (4)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh

i. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun


dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan;
j. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari
perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas
saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi,
termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi
kolektif;
k. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal
ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang
didirikan dan menjalankan usaha di Indonesia, dengan syarat
badan pasangan usaha tersebut:
Merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang
menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur 34
Penghasilan Bukan Objek Pajak (5)
Pasal 4 Ayat (3) UU PPh

l. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang


ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan
PMK;
m. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga
nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/ atau
bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar
pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan
kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan
pendidikan dan/ atau penelitian dan pengembangan, dalam
jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya
sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan
n. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, 35
Penghasilan Dikenai PPh Final
Pasal 4 Ayat (2) UU PPh

a.a. Penghasilan
Penghasilan berupa
berupa bunga
bunga deposito
deposito dan
dan tabungan
tabungan lainnya,
lainnya,
bunga
bunga obligasi
obligasi dan
dan surat
surat utang
utang negara,
negara, dan
dan bunga
bunga simpanan
simpanan
yang
yang dibayarkan
dibayarkan oleh
oleh koperasi
koperasi kepada
kepada anggota
anggota koperasi
koperasi orang
orang
pribadi;
pribadi;
b.
b. Penghasilan
Penghasilanberupa
berupahadiah
hadiahundian;
undian;
c.c. Penghasilan
Penghasilan dari
dari transaksi
transaksi saham
saham dandan sekuritas
sekuritas lainnya,
lainnya,
transaksi
transaksi derivatif
derivatif yang
yang diperdagangkan
diperdagangkan di di bursa,
bursa, dan
dan transaksi
transaksi
penjualan
penjualan saham
saham atauatau pengalihan
pengalihan penyertaan
penyertaan modal
modal pada pada
perusahaan
perusahaan pasangannya
pasangannya yangyang diterima
diterima oleh
oleh perusahaan
perusahaan modalmodal
ventura;
ventura;
d.
d. Penghasilan
Penghasilan dari
dari transaksi
transaksi pengalihan
pengalihan harta
harta berupa
berupa tanahtanah
dan/atau
dan/ataubangunan,
bangunan,usaha
usahajasa
jasakonstruksi,
konstruksi,usaha
usaha real
realestate,
estate,dan
dan
persewaan
persewaantanah
tanahdan/atau
dan/ataubangunan;
bangunan;dandan
e.e. Penghasilan
Penghasilan tertentu
tertentu lainnya,
lainnya, yang
yang diatur
diatur dengan
dengan atau atau
berdasarkan
berdasarkanPeraturan
PeraturanPemerintah.
Pemerintah.

36
Non Deductible Expenses (1)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh

Biaya yang tidak dapat dikurangkan (non deductible) atas


penghasilan bruto, meliputi:
a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun;
b. Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi pemegang
saham, sekutu, anggota atau anggota;
c. Pembentukan dana cadangan, kecuali:
Cadangan untuk jenis usaha tertentu yang ditetapkan KMK;
Cadangan untuk usaha asuransi;
Cadangan jaminan sosial dibentuk BPJS;
Cadangan penjaminan yang dibentuk LPS;
Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
Cadangan biaya reforestasi untuk usaha kehutanan;
Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat limbah
industri untuk usaha pengelolaan limbah; 37
Non Deductible Expenses (2)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh

d. Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan


asuransi beasiswa yang dibayar oleh WP orang pribadi;
e. Penggantian/ imbalan atas pekerjaan/jasa yang diberikan
dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali:
Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai ;
Diberikan di daerah tertentu atau diberikan berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan sebagaimana ditetapkan KMK;
f. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada
pemegang saham atau pihak yang mempunyai hubungan
istimewa;
g. Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan, selain
sumbangan yang ditetapkan sebagai deductible expense serta
selain sumbangan keagamaan yang bersifat wajib kepada
lembaga yang dibentuk atau disahkan pemerintah; 38
Non Deductible Expenses (3)
Pasal 9 Ayat (1) UU PPh

i. Biaya yang dibebankan/ dikeluarkan untuk kepentingan


pribadi WP atau orang yang menjadi tanggungan;
j. Gaji anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer
yang modalnya tidak terbagi atas saham;
k. Sanksi administrasi dan pidana di bidang perpajakan.

39
Non Deductible Expenses Lain

Non Deductible

Pengobatan
Makan siang PPh 21 Biaya jamuan
secara cuma –
bagi sebagian ditanggung tanpa daftar
cuma bagi
pegawai. perusahaan. nominatif.
pegawai.

40
PENGHASILAN

OBJEK PAJAK BUKAN OBJEK PAJAK FINAL


Pasal 4 (1) PAJAK Pasal 4 (2)
Pasal 4 (3)

Koreksi Koreksi
Sesuai Over Under
negatif negatif

Tidak ada Koreksi Koreksi


koreksi negatif positif
BEBAN/
PENGELUARAN

BEBAN YANG BEBAN YG TDK


DIPERKENANKAN DIPERKENANKAN (NON-
(DEDUCTIBLE EXPENSES) DEDUCTIBLE EXPENSES
PASAL 6 (1) PASAL 9 (1)
Format 1 Wajib Pajak X
Rekonsiliasi Fiskal
Tahun 20XX

Laba Bersih(menurut akuntansi) XX


Koreksi Positif:
- XX
- XX
- XX
Total Koreksi positif XX(+)
-------
Koreksi Negatif:
- XX
- XX
Total Koreksi negatif XX(-)
-------
Penghasilan (laba) Kena Pajak (menurut fiskal) XX
Format 2 Wajib Pajak X
Rekonsiliasi Fiskal
Tahun 20XX

Keterangan Menurut Koreksi Fiskal Menurut


Akuntansi Fiskal
Beda Tetap Beda
Sementara
Pendapatan
-
-
Biaya-biaya
-
-
Laba Laba Bersih Laba
(penghasilan) Sebelum (penghasilan)
Pajak Kena Pajak
Koreksi positif

1) Pendapatan
Menurut fiskal > menurut
akuntansi(komersial)
2) Biaya/pengeluaran
Menurut fiskal < menurut
akuntansi(komersial)
Koreksi Negatif

1) Pendapatan
Menurut fiskal < menurut
akuntansi(komersial)
2) Biaya/pengeluaran
Menurut fiskal > menurut
akuntansi(komersial)
3) Suatu pendapatan telah dikenakan pajak
penghasilan bersifat final.
Koreksi Fiskal Positif
 Biaya yang tidak berkaitan langsung dengan usaha
untuk mendapatkan, menagih dan memelihara
penghasilan (3M)
 Biaya yang tidak diperkenankan sebagai pengurang
penghasilan (psl. 9 (1) UU PPh)
 Biaya untuk mendapatkan penghasilan yang bukan
obyek Pajak
 Biaya untuk mendapatkan Penghasilan bersifat final
 Biaya yg diakui secara fiskal lebih kecil

47
 Biaya yang tidak berkaitan dengan usaha
untuk 3M
Contoh : CV Cofia bergerak di bidang jasa
angkutan mengeluarkan biaya perbaikan
sepeda motor salah satu pegawainya karena
rusak sebesar Rp ,-. Atas biaya tersebut
dikoreksi positif karena tidak ada hubungan
dengan usahanya.

48
 Biaya yang tidak diperkenankan sebagai pengurang
penghasilan (psl
Biaya yang tidak diperkenankan sebagai pengurang
penghasilan (psl. 9 (1) UU PPh) Contoh:
 Pembagian laba / deviden
 Biaya kepentingan pribadi pemegang saham
 Pembentukan dana cadangan
 Imbalan natura
 Pembayaran melebihi kewajaran
 Sumbangan
 Gaji direktur CV, Fa, Kongsi
 PPh
 Sanksi Perpajakan

49
 Biaya untuk mendapatkan penghasilan yang
bukan obyek Pajak
Contoh: CV Cofia menerima sumbangan dari
Walikota Sby tetapi untuk mendapatkan
sumbangan tersebut dikeluarkan biaya sebesar
Rp ,- untuk biaya administrasi. Atas biaya
tersebut dikoreksi positif.

50
 Biaya untuk mendapatkan Penghasilan
bersifat final
Seluruh biaya untuk mendapatkan PPh Final
harus dikoreksi positif. Contoh : PT X bergerak
dibidang penyewaan Ruko, atas penghasilan
dari penyewaan ruko dikenakan PPh final dan
atas usaha tersebut diperlukan biaya – biaya
termasuk gaji, pemeliharaan, dll dan atas biaya
tersebut harus dikoreksi fiskal positif.

51
 Biaya yg diakui secara fiskal lebih kecil
Meliputi :
 Penyusutan menurut fiskal lebih kecil
 Amortisasi menurut fiskal lebih kecil
 Biaya yang ditangguhkan

52
Koreksi Negatif
Penyebab koreksi negatif a.l.

 Penghasilan yang bukan obyek pajak


 Penghasilan yg telah dikenakan PPh Final
 Biaya yang diakui lebih besar

53
Koreksi positif/negatif lainnya
 Perlakuan biaya bunga sehubungan WP
mempunyai Deposito
 Perlakuan biaya Telepon seluler
 Perlakuan biaya Sedan dan sejenisnya
 Perlakuan sewa guna usaha / Leasing

54
55
Kasus dan Ilustrasi

56
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (1)

PT. Arkeikum merupakan perusahaan yang bergerak di bidang


wholesaling dan retailing bagi segmen konsumen bisnis maupun
segmen konsumen akhir. PT. Arkeikum merupakan perusahaan yang
45% sahamnya dimiliki oleh publik dan diperdagangkan di bursa efek
di Indonesia. Perusahaan melaksanakan pembukuan terkait kegiatan
akuntansinya. Berikut merupakan data yang diperoleh atas laporan
keuangan PT. Arkeikum di tahun 2012.

57
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (2)
Nominal Akuntansi
Soal : Penjualan bruto
Retur penjualan
74.350.000.000
(1.875.000.000)
Diskon penjualan (576.500.000)
Penjualan netto 71.898.500.000

Harga Pokok Penjualan


Persediaan barang dagangan awal (15.432.500.000)
Pembelian barang dagangan (56.984.500.000)
Persediaan barang dagangan akhir 36.857.500.000
(35.559.500.000)
Laba bruto 36.339.000.000

Biaya pemasaran
Gaji dan bonus pegawai tetap (1.864.000.000)
Tunjangan pajak penghasilan (92.740.000)
Pembagian sembako (364.835.000)
Pendidikan karyawan (986.320.000)
Promosi dan iklan (3.876.500.000)
Jamuan makan (284.250.000)
Telepon, air, dan listrik (734.250.000)
Penyusutan (50.625.000)
Biaya bahan bakar dan tol (54.320.000)
58
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (3)
Biaya umumdan administrasi (G&A)
Gaji dan bonus pegawai tetap (2.465.000.000)
Soal : PPh 21 ditanggung perusahaan (143.400.000)
Honorariumdan komisi pegawai tidak tetap (1.486.542.000)
Seragamsatpamgudang (94.560.000)
Telepon, air, dan listrik (1.055.600.000)
Biaya sewa kantor (1.633.500.000)
Penyusutan (1.254.000.000)
Royalti (660.000.000)
Biaya pembangunan pabrik baru (4.365.000.000)
Penghapusan piutang (4.763.480.000)
Pemeliharaan kendaraan (87.200.000)
Alat tulis kantor (154.380.000)
Biaya bahan bakar dan tol (328.600.000)
Asuransi kendaraan (364.700.000)
PBBgudang (762.300.000)
Riset (3.860.000.000)
Pendidikan karyawan (1.340.000.000)
Family gathering (134.700.000)
Total biaya umumdan administrasi (G&A) (24.952.962.000)

Laba operasional 3.078.198.000 59


Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (4)
Pendapatan non operasi
Soal : Dividen dari PT. Negarakertagama 382,500,000
Dividen dari PT. Sutasoma 134,900,000
Sewa mesin 67,400,000
Bunga deposito (setelah pajak) 34,280,000
Dividen dari Bremen Ag. 276,500,000
Total pendapatan non operasi 895,580,000

Biaya non operasi


Dividen bagi PT. Smaradhahana (28,700,000)
Dividen bagi PT. Arjuna Wiwaha (16,300,000)
Dividen bagi publik (60,000,000)
Bunga pinjaman (76,275,000)
Sumbangan (764,820,000)
Denda pajak (452,300,000)
Rugi selisih kurs (124,890,000)
Biaya lain - lain (742,950,000)
Total biaya non operasi (2,266,235,000)
Laba sebelum pajak 1,707,543,000 60
Ilustrasi 6.1
Berikut Perseroan
merupakan keterangan Terbatas (5)perincian
yang menjelaskan berbagai
elemen yang terdapat di laporan keuangan PT. Arkeikum.
a. Perusahaan mencatat penjualan berdasar prinsip akrual. Atas jumlah
tercantum, terdapat nilai pendapatan sebesar Rp 650.000.000,00 atas
penjualan merchandise Olimpiade 2012 yang diharapkan hanya akan
terjadi di tahun penyelenggaraan event olahraga tersebut.
b. Retur dan diskon penjualan dicatat ketika serah terima barang telah
dilakukan.
c. Persediaan barang dagangan dicatat dengan metode FIFO.
d. Atas gaji dan bonus pegawai tetap bidang pemasaran, Rp
1.300.000.000,00 diberikan dalam bentuk gaji bulanan dan sisanya dalam
bentuk bonus tahunan.
e. Atas tunjangan pajak penghasilan, Rp 32.500.000,00 diberikan bagi
pegawai dengan level supervisor, sedangkan sisanya diberikan bagi
pegawai dengan level manajer dan direktur.
f. Atas biaya pendidikan karyawan bidang pemasaran, Rp 175.000.000,00
diberikan sebagai tunjangan cuti pengganti gaji bulanan. 61
g. Atas biaya promosi dan iklan, 25% di antaranya diwujudkan melalui
Ilustrasi 6.1
h. Atas biaya Perseroan
jamuan makan, Rp Terbatas (6) dilengkapi
180.000.000 telah daftar
nominatif penerima secara lengkap.
i. Atas biaya telepon, air, dan listrik bidang pemasaran, meliputi Rp
334.250.000,00 untuk biaya air dan listrik. Seperempat dari biaya telepon
dianggarkan dalam bentuk penyediaan pulsa bagi Direktur Pemasaran,
seperempat lain dianggarkan atas pembelian perangkat PDA baru bagi
salesperson.
j. Atas biaya penyusutan bidang pemasaran, meliputi penyusutan dengan
metode garis lurus atas:
i. Telepon genggam direktur, dibeli tahun 2011 dengan nilai tercatat Rp
25.000.000, disusutkan selama 5 tahun. Sesuai peraturan pajak
termasuk aset kelompok 1.
ii. Smartphone bagi salesperson yang berdinas di luar lapangan, dibeli
tahun 2009 dan disusutkan selama 4 tahun dan sesuai peraturan pajak
termasuk aset kelompok 1.
iii.PDA baru bagi salesperson yang dibeli di akhir Juni tahun 2012,
disusutkan dengan masa manfaat 2 tahun, dan sesuai peraturan pajak
termasuk aset kelompok 1. 62
Ilustrasi 6.1
l. Atas honorarium dan komisi pegawai tidak tetap, termasuk pembayaran
Perseroankepada
senilai Rp 786.542.000,00 Terbatas (7) yang masih
mantan pegawai
dimanfaatkan jasanya secara lepas.
m. Atas biaya sewa kantor, meliputi pembayaran bagi kurun 30 bulan dan
dibayarkan di bulan Januari 2012.
n. Biaya penyusutan bidang G&A meliputi penyusutan dengan metode garis
lurus atas:
i. Gedung pabrik lama dengan nilai kapitalisasi awal Rp
13.850.000.000,00 yang diperoleh tahun 1990 dan disusutkan dengan
masa manfaat 25 tahun.
ii. Kendaraan niaga bagi keperluan distribusi dengan nilai kapitalisasi
awal Rp 6.000.000.000,00 yang diperoleh tahun 2008 dan disusutkan
dengan masa manfaat 10 tahun. Peraturan perpajakan menggolongkan
aset ke dalam kelompok 2.
iii.Kendaraan dinas bagi Direktur Utama dengan nilai kapitalisasi awal
Rp 2.400.000.000,00 yang diperoleh akhir September 2012 dan
disusutkan dengan masa manfaat 6 tahun. Peraturan perpajakan
menggolongkan aset ke dalam kelompok 2. 63
o. Atas royalti, merupakan pembayaran bagi suatu perusahaan di luar
Ilustrasi 6.1
p. Atas biaya
Perseroan Terbatas (8)
penghapusan piutang, senilai Rp 3.763.480.000,00 telah
diberitahukan kepada Ditjen Pajak, namun Rp 500.000.000,00 di antara
jumlah terlapor tersebut belum didaftarkan ke BUPLN.
q. Atas biaya pemeliharaan kendaraan, Rp 10.000.000,00 merupakan biaya
pemasangan sistem keamanan di kendaraan Direktur Utama.
r. Atas biaya bahan bakar dan tol bidang G&A, 15% di antaranya
dialokasikan bagi Direktur Utama.
s. Atas biaya riset, 50% di antaranya ditenderkan dan dilaksanakan di luar
Indonesia.
t. Atas dividen PT. Negarakertagama, separuhnya berasal dari laba ditahan.
PT. Arkeikum memiliki proporsi kepemilikan 35%.
u. Atas dividen PT. Sutasoma, seluruhnya diberikan dalam bentuk
instrumen investasi. PT. Arkeikum memiliki proporsi kepemilikan 15%.
v. Atas dividen dari Bremen Ag., PT. Arkeikum telah mencatatnya secara
netto terhadap pajak di luar negeri dengan tarif 30%.
w. Bunga sebesar 8% p.a. atas deposito PT. Arkeikum dibayarkan di akhir
tahun. Pokok deposito bernilai tetap sepanjang tahun. 64
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (9)
x. Bunga pinjaman sebesar 12% p.a. dibayarkan di akhir tahun, dengan nilai
pokok pinjaman bernilai tetap sepanjang tahun.
y. Sumbangan diberikan untuk pembangunan panti asuhan rubuh di sekitar
perusahaan dan pengadaan sarana bermain di dalamnya.
z. Biaya lain – lain tidak memenuhi ketentuan perpajakan sebagai
deductible expense.
aa.Kredit pajak yang telah dipotong pihak lain meliputi:
i. PPh 22 atas impor dengan DPP PPN Rp 21.750.000.000,00.
Perusahaan telah memiliki API atas impor tersebut.
ii. PPh 23 yang dipotong pihak lain, sebesar Rp 631.250.000,00.
iii.Angsuran PPh 25 yang telah dibayar, sebesar Rp 855.750.000,00.
iv.STP PPh 25 sebesar Rp 451.500.000,00 termasuk denda Rp
35.500.000,00.

65
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (10)

Pertanyaan:
a.Bagaimanakah rekonsiliasi fiskal ditetapkan atas PT. Arkeikum?
b.Berapakah besar PPh terutang dan kredit pajak di periode
berjalan?
c.Berapakah pajak kurang (lebih) bayar di periode berjalan?
d.Berapakah angsuran PPh 25 per bulan yang seharusnya
dibayarkan di periode mendatang?

66
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (11)
Nominal Akuntansi Koreksi Positif Koreksi Negatif Nominal Fiskal
Jawaban : bruto
Penjualan 74,350,000,000 74,350,000,000
a. Retur penjualan
Diskon penjualan
(1,875,000,000)
(576,500,000)
(1,875,000,000)
(576,500,000)
Penjualan netto 71,898,500,000 71,898,500,000

Harga Pokok Penjualan


Persediaan barang dagangan awal (15,432,500,000) (15,432,500,000)
Pembelian barang dagangan (56,984,500,000) (56,984,500,000)
Persediaan barang dagangan akhir 36,857,500,000 36,857,500,000
(35,559,500,000) (35,559,500,000)
Laba bruto 36,339,000,000 36,339,000,000

Biaya pemasaran
Gaji dan bonus pegawai tetap (1,864,000,000) (1,864,000,000)
Tunjangan pajak penghasilan (92,740,000) (92,740,000)
Pembagian sembako (364,835,000) 364,835,000 0
Pendidikan karyawan (986,320,000) (986,320,000)
Promosi dan iklan (3,876,500,000) (3,876,500,000)
Jamuan makan (284,250,000) 104,250,000 (180,000,000)
Telepon, air, dan listrik (734,250,000) 150,000,000 (584,250,000)
Penyusutan (50,625,000) 14,375,000 (36,250,000)
Biaya bahan bakar dan tol (54,320,000) 13,580,000 (40,740,000)
Total biaya pemasaran (8,307,840,000) (8,307,840,000)
67
Ilustrasi 6.1
Keterangan :
Perseroan Terbatas (12)
Koreksi positif atas biaya telepon, air, dan listrik bidang
pemasaran
= 50% Biaya pulsa direktur + Pembelian PDA yang seharusnya
dikapitalisasi
= 50% * ¼ * 400.000.000 + ¼ * 400.000.000
= 50.000.000 + 100.000.000
= 150.000.000

Penyusutan bidang pemasaran menurut akuntansi


= 20% * 25.000.000 + Penyusutan smartphone+ 6/12 * 50% *
100.000.000
= 5.000.000 + Penyusutan smartphone+ 25.000.000
= 30.000.000 + Penyusutan smartphone

68
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (13)
Keterangan :
Penyusutan bidang pemasaran menurut fiskal
= 50% * 25% * 25.000.000 + Penyusutan smartphone+ 6/12 * 25%
* 100.000.000
= 3.125.000 + Penyusutan smartphone+ 12.500.000
= 15.625.000 + Penyusutan smartphone

Koreksi positif atas penyusutan bidang pemasaran


= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan menurut fiskal
= (30.000.000 + Penyusutan smartphone) - (15.625.000 +
Penyusutan smartphone)
= 14.375.000

69
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (14)
Jawaban :
Biaya umumdan administrasi (G&A)
Gaji dan bonus pegawai tetap (2,465,000,000) (2,465,000,000)
a. PPh 21 ditanggung perusahaan (143,400,000) 143,400,000 0
Honorariumdan komisi pegawai tidak tetap (1,486,542,000) (1,486,542,000)
Seragamsatpamgudang (94,560,000) (94,560,000)
Telepon, air, dan listrik (1,055,600,000) (1,055,600,000)
Biaya sewa kantor (1,633,500,000) 980,100,000 (653,400,000)
Penyusutan (1,254,000,000) 466,500,000 (787,500,000)
Royalti (660,000,000) 110,000,000 (550,000,000)
Biaya pembangunan pabrik baru (4,365,000,000) 4,365,000,000 0
Penghapusan piutang (4,763,480,000) 1,500,000,000 (3,263,480,000)
Pemeliharaan kendaraan (87,200,000) 5,000,000 (82,200,000)
Alat tulis kantor (154,380,000) (154,380,000)
Biaya bahan bakar dan tol (328,600,000) 24,645,000 (303,955,000)
Asuransi kendaraan (364,700,000) (364,700,000)
PBBgudang (762,300,000) (762,300,000)
Riset (3,860,000,000) 1,930,000,000 (1,930,000,000)
Pendidikan karyawan (1,340,000,000) (1,340,000,000)
Family gathering (134,700,000) (134,700,000)
Total biaya umumdan administrasi (G&A) (24,952,962,000) (24,952,962,000)

Laba operasional 3,078,198,000 3,078,198,000


70
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (15)
Keterangan :
Koreksi positif atas biaya sewa kantor
= Proporsi biaya sewa dibayar di mukan
= 18/30 * 1.633.500.000
= 980.100.000

Penyusutan bidang G&A menurut fiskal


= Penyusutan kendaraan niaga + Penyusutan kendaraan direktur
= 12,5% *6.000.000.000 + 50% * 3/12 * 12,5% * 2.400.000.000
= 750.000.000 + 37.500.000
= 787.500.000
Gedung pabrik lama tidak disusutkan menurut fiskal, sebab telah
melewati batas masa manfaat fiskal selama 20 tahun.
71
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (16)
Keterangan :
Koreksi positif atas penyusutan bidang G&A
= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan menurut fiskal
= 1.254.000.000 - 787.500.000
= 466.500.000

Koreksi positif atas biaya royalti


= Beban PPh 26 yang tidak boleh dibebankan
= 20% / 120% * 660.000.000
= 110.000.000

72
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (17)
Pendapatan non operasi
Jawaban : Dividen dari PT. Negarakertagama 382,500,000 (191,250,000)
a. Dividen dari PT. Sutasoma 134,900,000
Sewa mesin 67,400,000
Bunga deposito (setelah pajak) 34,280,000 (34,280,000)
Dividen dari Bremen Ag. 276,500,000 118,500,000
Total pendapatan non operasi 895,580,000

Biaya non operasi


Dividen bagi PT. Smaradhahana (28,700,000) 28,700,000
Dividen bagi PT. Arjuna Wiwaha (16,300,000) 16,300,000
Dividen bagi publik (60,000,000) 60,000,000
Bunga pinjaman (76,275,000) 64,275,000
Sumbangan (764,820,000) 764,820,000
Denda pajak (452,300,000) 452,300,000
Rugi selisih kurs (124,890,000)
Biaya lain - lain (742,950,000) 742,950,000
Total biaya non operasi (2,266,235,000)
Laba sebelumpajak 1,707,543,000 12,419,530,000 (225,530,000) 73
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (18)
Keterangan :
Koreksi positif atas dividen dari Bremen Ag.
= Beban pajak luar negeri yang seharusnya tidak di-netto-kan
= 30% / 70% * 276.500.000
= 118.500.000

Pokok deposito
= 100% / 80% * 34.280.000 / 8%
= 535.625.000
Pokok pinjaman
= 100% / 12% * 76.275.000
= 635.625.000

74
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (19)
Keterangan :
Bunga pinjaman yang boleh dibebankan
= Selisih pokok pinjaman dan pokok deposito * Tingkat bunga
pinjaman
= (635.625.000 - 535.625.000) * 12%
= 12.000.000

Koreksi positif atas bunga pinjaman


= Bunga pinjaman menurut akuntansi - Bunga pinjaman menurut
fiskal
= 76.275.000 – 12.000.000
= 64.275.000

75
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (20)
Pajak yang dibayar di luar negeri 118,500,000
Jawaban : : 0.3/ 0.7 * 274,500,000
Batas maksimumKredit PPh 24 79,000,000
b. : 395,000,000/ 13,901,543,000 *2,780,308,600
c. Kredit PPh 24 79,000,000

Laba sebelumpajak 13,901,543,000


PPh terutang (20%) 2,780,308,600
Tarif 20% berlaku bagi perusahaan yang minimal 40% sahamnya dikuasai publik
dan diperdagangkan di bursa efek, sesuai ketentuan Pasal 17 Ayat (2b).

Kredit pajak
Kredit PPh 22 (543,750,000)
: 2,5% * 21,750,000,000
Kredit PPh 23 (631,250,000)
Kredit PPh 24 (79,000,000)
Kredit PPh 25 (855,750,000)
STPPPh 25 (416,000,000) (2,525,750,000)
Pajak kurang (lebih) bayar 254,558,600 76
Ilustrasi 6.1
Perseroan Terbatas (21)
Jawaban :
d. Laba sebelumpajak 13,901,543,000
Pendapatan tidak berkesinambungan (650,000,000)
Estimasi pendapatan tahun mendatang 13,251,543,000
PPh terutang (20%) 2,650,308,600
Kredit pajak
Kredit PPh 22 (543,750,000)
: 2,5% *21,750,000,000
Kredit PPh 23 (631,250,000)
Kredit PPh 24 (79,000,000) (1,254,000,000)
Total PPh 25 setahun 1,396,308,600
Angsuran PPh 25 per bulan 116,359,050

77
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (1)

CV. Pleistosen merupakan perusahaan yang bergerak di bidang


penyediaan material bagi perusahaan konstruksi. CV. Pleistosen baru
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak semenjak akhir 2011.
Perusahaan melaksanakan pembukuan terkait kegiatan akuntansinya.
Berikut merupakan data yang diperoleh atas laporan keuangan CV.
Pleistosen di tahun 2012.

78
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (2)
Nominal Akuntansi
Soal : Penjualan bruto 44,880,000,000
Retur penjualan (1,980,000,000)
Diskon penjualan (370,000,000)
Penjualan netto 42,530,000,000

Harga Pokok Penjualan


Persediaan barang dagangan awal (3,843,740,000)
Pembelian barang dagangan (18,499,220,000)
Persediaan barang dagangan akhir 1,587,320,000
(20,755,640,000)
Laba bruto 21,774,360,000

Biaya pemasaran
Gaji dan bonus pegawai tetap (994,735,000)
Penggantian pengobatan (145,370,000)
Pemberian kupon makan siang (254,850,000)
Pendidikan karyawan (537,280,000)
Promosi dan iklan (3,846,230,000)
Jamuan makan (528,400,000)
Telepon, air, dan listrik (58,300,000)
Perjalanan dinas (254,700,000)
Penyusutan (240,000,000)
Total biaya pemasaran (6,859,865,000)
79
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (3)
Soal : Biaya umumdan administrasi (G&A)
Gaji dan bonus pegawai tetap (1,968,300,000)
Honorariumdan komisi pegawai tidak tetap (458,330,000)
Pengobatan gratis bagi karyawan (427,530,000)
Pemberian makan siang (327,870,000)
Peralatan K3 pegawai lapangan (477,800,000)
Telepon, air, dan listrik (84,300,000)
Biaya sewa kantor (63,300,000)
Penyusutan (476,500,000)
Perpanjangan hak usaha (125,000,000)
Biaya pembelian kendaraan (600,000,000)
Penghapusan piutang (1,267,000,000)
Pemeliharaan gedung (540,000,000)
Pemeliharaan kendaraan (160,000,000)
Alat tulis kantor (75,300,000)
Asuransi gedung (235,000,000)
Asuransi kendaraan (115,000,000)
Pendidikan karyawan (764,300,000)
PPNmasukan (2,648,000,000)
PPh final dan retribusi daerah (150,000,000)
Total biaya umumdan administrasi (G&A) (10,963,530,000)

Laba operasional 3,950,965,000


80
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (4)
Soal : Pendapatan non operasi
Penerimaan bagi hasil atas pinjaman berakad syariah 365,000,000
Sewa tanah 240,000,000
Sewa gedung 793,000,000
Sewa kendaraan 134,000,000
Bunga deposito (setelah pajak) 132,000,000
Total pendapatan non operasi 1,664,000,000

Biaya non operasi


Gaji bagi sekutu aktif (750,000,000)
Bunga pinjaman (80,000,000)
Kegiatan amal (85,300,000)
Rugi selisih kurs (65,700,000)
Rugi usaha di Selandia Baru (1,320,000,000)
Biaya lain - lain (430,000,000)
Total biaya non operasi (2,731,000,000)
Laba sebelumpajak 2,883,965,000
81
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (5)
Berikut merupakan keterangan yang menjelaskan perincian berbagai
elemen yang terdapat di laporan keuangan CV. Pleistosen.
a. Perusahaan mencatat penjualan berdasar prinsip akrual. Atas jumlah
tercantum, telah termasuk pula komponen PPN 10% di dalamnya.
b. Atas nilai retur, di dalamnya telah tercakup pula komponen PPN 10%.
c. Atas gaji dan bonus pegawai tetap bidang pemasaran, Rp 454.735.000,00
diberikan dalam bentuk gaji bulanan dan sisanya dalam bentuk bonus
tahunan.
d. Kupon makan siang diberikan kepada pegawai bidang pemasaran
mengingat tugas yang didominasi aktivitas di luar kantor. Bagi pegawai
bidang lain, makan siang disediakan secara langsung di kantor.
e. Atas biaya pendidikan karyawan bidang pemasaran, Rp 75.000.000,00
diberikan dalam bentuk penghargaan bagi peserta diklat terbaik.
f. Atas biaya jamuan makan, separuhnya tidak dilengkapi daftar nominatif
penerima secara lengkap.
g. Atas biaya telepon, air, dan listrik bidang pemasaran, meliputi 82Rp
4.800.000,00 biaya pulsa bagi Direktur Pemasaran.
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (6)
h. Atas biaya perjalanan dinas, Rp 45.000.000,00 di antaranya diberikan
untuk memfasilitasi istri Direktur Pemasaran dalam mendampingi
pelaksanaan perjalanan.
i. Atas biaya penyusutan bidang pemasaran, meliputi penyusutan dengan
metode jumlah angka tahun atas:
i. Telepon genggam direktur, dibeli awal Juli 2012 dengan nilai tercatat
Rp 30.000.000, disusutkan selama 5 tahun. Sesuai peraturan pajak
termasuk aset kelompok 1.
ii. Kendaraan A, dibeli awal 2011 dengan nilai tercatat Rp 825.000.000,
disusutkan selama 10 tahun. Sesuai peraturan pajak termasuk aset
kelompok 2.
iii. Kendaraan B, dibeli akhir 2011 dengan nilai tercatat Rp 550.000.000,
disusutkan selama 10 tahun. Sesuai peraturan pajak termasuk aset
kelompok 2.
j. Peralatan K3 diberikan bagi pegawai yang bertugas atas pengantaran
material di lokasi konstruksi.
k. Atas biaya telepon, air, dan listrik bidang pemasaran, meliputi 83Rp
Ilustrasi 6.2
l. Biaya penyusutan bidang G&A meliputi penyusutan dengan metode garis
lurus atas: Persekutuan (7)
i. Gedung X untuk disewakan, dengan nilai kapitalisasi awal Rp
9.000.000.000,00 yang diperoleh tahun 2005 dan disusutkan dengan
masa manfaat 30 tahun dan nilai sisa Rp 705.000.000,00.
ii. Gedung Y untuk disewakan, dengan nilai kapitalisasi awal Rp
2.000.000.000,00 yang diperoleh tahun 2010 dan disusutkan dengan
masa manfaat 20 tahun.
iii.Kendaraan dinas bagi Direktur Utama dengan nilai kapitalisasi awal
Rp 400.000.000,00 yang diperoleh tahun 2010 dan disusutkan dengan
masa manfaat 4 tahun. Peraturan perpajakan menggolongkan aset ke
dalam kelompok 2.
m. Biaya pembelian kendaraan dibebankan atas pembelian di akhir
September 2012. Kendaraan diperuntukkan bagi operasional pegawai
lapangan.
n. Atas biaya penghapusan piutang, senilai Rp 1.175.000.000,00 telah
diberitahukan kepada Ditjen Pajak dan didaftarkan ke BUPLN, namun
Rp 50.000.000,00 di antara jumlah terlapor tersebut belum diumumkan
dalam penerbitan. 84
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (8)
p. Atas biaya pemeliharaan kendaraan, seluruhnya merupakan biaya
overhaul tak tertanggung asuransi bagi kendaraan Direktur Utama.
q. Atas biaya asuransi gedung, Rp 75.000.000,00 diperuntukkan bagi
gedung Y dan sisasnya bagi gedung X.
r. Atas biaya asuransi kendaraan meliputi Rp. 100.000.000,00
asuransi selama 4 tahun bagi kendaraan yang baru dibeli dan
sisanya bagi asuransi kendaraan Direktur Utama.
s. Atas PPh final dan retribusi daerah, termasuk pajak bersifat final
yang telah dipotong pihak ketiga terhadap item – item pendapatan
non operasi.

85
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (9)
t. Atas pinjaman konvensional dan deposito yang dimiliki, berikut
merupakan tabel keterangan terkait pokok deposito dan pokok pinjaman
sepanjang tahun berjalan.
Periode Pokok Deposito Tingkat Bunga
Januari – Maret Rp 1.100.000.000,00 15%
April – Juni Rp 1.000.000.000,00 15%
Juli – September Rp 1.100.000.000,00 15%
Oktober – Desember Rp 1.200.000.000,00 15%
Periode Pokok Pinjaman Tingkat Bunga
Januari – Februari Rp 540.000.000,00 16%
Maret – September Rp 450.000.000,00 16%
Oktober – Desember Rp 590.000.000,00 16%

u. Atas gaji yang dibayarkan bagi sekutu aktif, termasuk pula Rp


130.000.000,00 yang seharusnya dibayarkan di periode lalu.
v. Biaya lain – lain memenuhi ketentuan perpajakan sebagai deductible
86
expense.
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (10)

w. Kredit pajak yang telah dipotong pihak lain meliputi:


i. PPh 22 atas impor sebesar Rp 113.500.000,00.
ii. PPh 22 atas pembelian baja dengan nilai pembelian Rp
23.350.000.000,00.
iii.PPh 23 yang dipotong pihak lain, sebesar Rp 79.150.000,00.
iv.Angsuran PPh 25 yang telah dibayar, sebesar Rp
215.500.000,00.

87
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (11)

Pertanyaan:
a.Bagaimanakah rekonsiliasi fiskal ditetapkan atas CV.
Pleistosen?
b.Berapakah besar PPh terutang dan kredit pajak di periode
berjalan?
c.Berapakah pajak kurang (lebih) bayar di periode berjalan?
d.Berapakah angsuran PPh 25 per bulan yang seharusnya
dibayarkan di periode mendatang?

88
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (12)
Nominal Akuntansi Koreksi Positif Koreksi Negatif Nominal Fiskal
Jawaban :Penjualan bruto 44,880,000,000 (4,080,000,000) 40,800,000,000
a. Retur penjualan
Diskon penjualan
(1,980,000,000) 180,000,000
(370,000,000)
(1,800,000,000)
(370,000,000)
Penjualan netto 42,530,000,000 42,530,000,000

Harga Pokok Penjualan


Persediaan barang dagangan awal (3,843,740,000) (3,843,740,000)
Pembelian barang dagangan (18,499,220,000) (18,499,220,000)
Persediaan barang dagangan akhir 1,587,320,000 1,587,320,000
(20,755,640,000) (20,755,640,000)
Laba bruto 21,774,360,000 21,774,360,000

Biaya pemasaran
Gaji dan bonus pegawai tetap (994,735,000) (994,735,000)
Penggantian pengobatan (145,370,000) (145,370,000)
Pemberian kupon makan siang (254,850,000) (254,850,000)
Pendidikan karyawan (537,280,000) (537,280,000)
Promosi dan iklan (3,846,230,000) (3,846,230,000)
Jamuan makan (528,400,000) 264,200,000 (264,200,000)
Telepon, air, dan listrik (58,300,000) 2,400,000 (55,900,000)
Perjalanan dinas (254,700,000) 45,000,000 (209,700,000)
Penyusutan (240,000,000) 66,250,000 (173,750,000)
Total biaya pemasaran (6,859,865,000) (6,859,865,000)
89
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (13)
Keterangan :
Penyusutan bidang pemasaran menurut fiskal
= Penyusutan HP direktur + Kendaraan A + Kendaraan B
= 50% * 6/12 * 25% * 30.000.000 + 12,5% * 825.000.000 +
12,5% * 550.000.000
= 1.875.000 + 103.125.000 + 68.750.000
= 173.750.000

Koreksi positif atas bunga pinjaman


= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan menurut fiskal
= 173.750.000 – 240.000.000
= 66.250.000

90
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (14)
Jawaban :
Biaya umumdan administrasi (G&A)
Gaji dan bonus pegawai tetap (1,968,300,000) (1,968,300,000)
a. Honorariumdan komisi pegawai tidak tetap (458,330,000) (458,330,000)
Pengobatan gratis bagi karyawan (427,530,000) 427,530,000 0
Pemberian makan siang (327,870,000) (327,870,000)
Peralatan K3 pegawai lapangan (477,800,000) (477,800,000)
Telepon, air, dan listrik (84,300,000) 5,150,000 (79,150,000)
Biaya sewa kantor (63,300,000) (63,300,000)
Penyusutan (476,500,000) 332,750,000 (143,750,000)
Perpanjangan hak usaha (125,000,000) (125,000,000)
Biaya pembelian kendaraan (600,000,000) 600,000,000 0
Penghapusan piutang (1,267,000,000) 142,000,000 (1,125,000,000)
Pemeliharaan gedung (540,000,000) 432,000,000 (108,000,000)
Pemeliharaan kendaraan (160,000,000) 80,000,000 (80,000,000)
Alat tulis kantor (75,300,000) (75,300,000)
Asuransi gedung (235,000,000) 160,000,000 (75,000,000)
Asuransi kendaraan (115,000,000) 82,500,000 (32,500,000)
Pendidikan karyawan (764,300,000) (764,300,000)
PPNmasukan (2,648,000,000) 2,648,000,000 0
PPh final dan retribusi daerah (150,000,000) 136,300,000 (13,700,000)
Total biaya umumdan administrasi (G&A) (10,963,530,000) (10,963,530,000)

Laba operasional 3,950,965,000 3,950,965,000


91
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (15)
Keterangan :
Penyusutan bidang G&A menurut fiskal
= Penyusutan gedung Y + Kendaraan direktur + Kendaraan
lapangan
= 5% * 2.000.000.000+ 50% * 12,5% * 400.000.000 + 3/12 *
12,5% * 600.000.000
= 100.000.000 + 25.000.000 + 18.750.000
= 143.750.000
Penyusutan gedung X tidak dapat dibebankan, sebab pendapatan
atasnya akan dikenai PPh bersifat final

Koreksi positif atas bunga pinjaman


= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan menurut fiskal
= 476.500.000 – 143.750.000
= 332.750.000 92
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (16)

Keterangan :
Koreksi atas PPh final dan retribusi daerah
= Beban PPh final yang tidak boleh dibebankan
= PPh final atas sewa tanah + PPh final atas sewa gedung + PPh
final atas bunga deposito
= 10% * 240.000.000 + 10% * 793.000.000 + 20%/ 80% *
132.200.000
= 24.000.000 + 79.300.000 + 33.000.000
= 136.300.000

93
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (17)
Jawaban :
a. Pendapatan non operasi
Penerimaan bagi hasil atas pinjaman berakad syariah 365,000,000
Sewa tanah 240,000,000 (240,000,000)
Sewa gedung 793,000,000 (793,000,000)
Sewa kendaraan 134,000,000
Bunga deposito (setelah pajak) 132,000,000 (132,000,000)
Total pendapatan non operasi 1,664,000,000

Biaya non operasi


Gaji bagi sekutu aktif (750,000,000) 750,000,000
Bunga pinjaman (80,000,000) 80,000,000
Kegiatan amal (85,300,000) 85,300,000
Rugi selisih kurs (65,700,000)
Rugi usaha di Selandia Baru (1,320,000,000) 1,320,000,000
Biaya lain - lain (430,000,000)
Total biaya non operasi (2,731,000,000)
Laba sebelumpajak 2,883,965,000 7,839,380,000 (5,245,000,000)
94
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (18)
Keterangan :
Skedul pokok deposito dan pokok pinjaman.

Periode Pokok Deposito Tingkat Bunga


Januari – Maret Rp 1.100.000.000,00 15%
April – Juni Rp 1.000.000.000,00 15%
Juli – September Rp 1.100.000.000,00 15%
Oktober – Desember Rp 1.200.000.000,00 15%
Periode Pokok Pinjaman Tingkat Bunga
Januari – Februari Rp 540.000.000,00 16%
Maret – September Rp 450.000.000,00 16%
Oktober – Desember Rp 590.000.000,00 16%

95
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (19)
Keterangan :
Rata – rata pokok deposito
= 3/12 * 1.100.000.000 + 3/12 * 1.000.000.000 + 3/12 *
1.100.000.000
+ 3/12 * 1.100.000.000
= 275.000.000 + 250.000.000 + 275.000.000 + 300.000.000
= 1.100.000.000
Rata – rata pokok pinjaman
= 2/12 * 540.000.000 + 7/12 * 450.000.000 + 3/12 * 590.000.000
= 90.000.000 + 262.500.000 + 147.500.000
= 500.000.000
Rata – rata pokok pinjaman lebih rendah daripada rata – rata pokok
deposito, sehingga biaya bunga pinjaman tidak boleh membebankan.

96
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (20)
Jawaban :
b. Laba sebelumpajak 5,478,345,000
Bagian PKPdiberikan fasilitas pasal 31E 644,511,176
c. : 4,800,000,000/ 40,800,000,000 *5,478,345,000
Pembulatan ke ribuan terdekat 644,511,000
Bagian PKPtidak diberikan fasilitas pasal 31E 4,833,834,000
: 5,478,345,000 - 644,511,000
PPh terutang 1,289,022,375
: (50% * 25% * 644,511,000) + (25% * 4,833,833,000)
Kredit pajak
Kredit PPh 22 impor (113,500,000)
Kredit PPh 22 industri baja (70,050,000)
: 0,3% *23,350,000,000
Kredit PPh 23 (79,150,000)
Kredit PPh 24 (79,000,000)
Kredit PPh 25 (215,500,000) (557,200,000)
Pajak kurang (lebih) bayar 731,822,375
97
Ilustrasi 6.2
Persekutuan (21)
Jawaban :
d. PPh terutang 1,289,022,375
: (50% * 25% * 644,511,000) + (25% * 4,833,833,000)
Kredit pajak
Kredit PPh 22 impor (113,500,000)
Kredit PPh 22 industri baja (70,050,000)
: 0,3% * 23,350,000,000
Kredit PPh 23 (79,150,000)
Kredit PPh 24 (79,000,000) (341,700,000)
Total PPh 25 setahun 947,322,375
Angsuran PPh 25 per bulan 78,943,531

98
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (1)
Kresnadwipayana merupakan seorang pengusaha yang memiliki
studio foto dengan kelengkapan laboratorium fotografi di Kota
Denpasar. Gedung studio foto tersebut baru didirikan pada satu tahun
terakhir setelah sebelumnya Kresnadwipayana hanya melaksanakan
usahanya di rumah tinggal. Usaha Kresnadwipayana tidak hanya
menawarkan jasa fotografer, rekayasa, dan pencetakan foto sebagai
produk utama, akan tetapi melayani pula pemesanan pigura khusus
yang dibuat secara hand made. Ide pelayanan pemesanan pigura
tersebut diperoleh Kresnadwipayana ketika membantu pengerjaan
tugas prakarya anak semata wayangnya yang tengah menjalani masa
orientasi SMA. Atas usaha yang dijalankannya, Kresnadwipayana
telah menerapkan kebijakan pembukuan dengan laporan tahunan
sebagai berikut.

99
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (2)
Soal : Nominal Akuntansi
Pendapatan jasa 1.750.000.000
Biaya usaha
Gaji dan bonus pegawai tetap (425.000.000)
Honorariumfotografer lepas (85.750.000)
Biaya transportasi pegawai (34.200.000)
Asuransi gedung (8.500.000)
Penyusutan (250.000.000)
Sewa gudang (25.000.000)
Pembuatan galeri display mini (25.300.000)
Telepon, air, dan listrik (32.200.000)
Perjalanan bisnis (18.500.000)
Pembuatan reklame berikut pengurusan izin (135.000.000)
Penghapusan piutang (286.500.000)
Biaya tender foto Karpeg (35.000.000)
Pendidikan karyawan (177.500.000)
Sumbangan perbaikan jembatan (25.000.000)
Total biaya usaha (1.563.450.000)
Laba usaha 186.550.000 100
Ilustrasi 6.3
Berikut merupakan keterangan yang menjelaskan perincian berbagai
Orang Pribadi (3)
elemen yang terdapat di laporan keuangan studio foto milik
Kresnadwipayana.
a. Atas pendapatan jasa, termasuk jasa foto kartu pegawai balaikota dengan
nilai kontrak sebelum pajak senilai Rp 375.000.000,00. Pengadaan kartu
pegawai merupakan proyek 5 tahunan dari balaikota.
b. Atas gaji dan bonus pegawai tetap, termasuk gaji bagi tiga orang editor
sebesar Rp 20.000.000,00 per tahun, serta bagi adik ipar
Kresnadwipayana sebesar Rp 3.000.000,00 per bulan yang bekerja di
posisi serupa.
c. Atas honorarium fotografer lepas, nilai tersebut dicatat sesuai jumlah kas
yang diterima seorang fotografer profesional lepas secara sekaligus dalam
menangani suatu order khusus.
d. Atas biaya transportasi pegawai, imbalan diberikan dalam bentuk tunai
dan hanya berlaku bagi pegawai yang telah bekerja selama minimal 3
tahun.
e. Kresnadwipayana melakukan pemotongan PPh 21 atas segala bentuk
imbalan kepegawaian. 101
Ilustrasi 6.3
f. Asuransi gedung Orang Pribadi
meliputi asuransi atas (4)
studio foto dan rumah
tinggal Kresnadwipayana yang masing – masing memiliki nilai
wajar Rp 1.530.000.000,00 dan Rp 510.000.000,00. Premi
ditetapkan berdasarkan perbandingan pro rata nilai wajar aset di
tahun berjalan.
g. Biaya penyusutan diakui atas gedung dengan metode jumlah angka
tahun selama 10 tahun dengan nilai sisa Rp 155.000.000,00.
Gedung tidak mengalami apresiasi nilai wajar dibanding awal
tahun.
h. Sewa gudang dibayarkan kepada pemilik petak di belakang studio
yang dipergunakan sebagai tempat penitipan material pigura.
Pembayaran dilakukan pada bulan November untuk lima bulan
menjelang.
i. Galeri display mini dibuat untuk tujuan eksibisi di balaikota,
namun kemudian dipergunakan kembali sebagai elemen dekorasi
studio.
102
j. Atas biaya telepon, air dan listrik, seperdelapannya dimanfaatkan
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (5)
k. Atas biaya perjalanan bisnis, termasuk pula penggantian tiket
kereta bagi istri Kresnadwipayana yang mendampingi perjalanan
suaminya, senilai Rp 3.500.000,00.
l. Biaya penghapusan piutang dialokasikan untuk foto tercetak yang
belum diambil setelah lewat masa 3 bulan. Kresnadwipayana telah
mematuhi ketentuan perpajakan terkait pengurusannya.
m.Biaya tender foto Karpeg dialokasikan atas pemberian komisi bagi
Kepala Tata Usaha Balaikota yang mempermudah perolehan
proyek foto untuk kartu pegawai.
n. Kredit pajak yang telah dipotong pihak lain meliputi:
i. PPh 23 yang dipotong pihak lain, sebesar Rp 3.150.000,00.
ii. Angsuran PPh 25 yang telah dibayar, sebesar Rp 10.750.000,00.

103
Ilustrasi 6.3
Pertanyaan (Bersifat Orang
independenPribadi (6) antar keterangan):
dan saling lepas
a. Berapakah pajak kurang (lebih) bayar bagi Kresnadwipayana di
periode berjalan?
b. Berapakah angsuran PPh 25 per bulan yang seharusnya
dibayarkan di periode mendatang?
c. Berapakah PPh terutang jika Kresnadwipayana memilih
menggunakan metode Norma Penghitungan Penghasilan Netto
dalam melakukan pemenuhan kewajiban perpajakannya?
d. Berapakah PPh terutang jika Kresnadwipayana memiliki
sumber penghasilan lain berupa honorarium sebagai di seminar
fotografi tahunan sebesar Rp 34.125.000,00 netto terhadap PPh
21?
e. Berapakah PPh terutang jika ternyata galeri display mini
tersebut dikerjakan sendiri oleh anak Kresnadwipayana dan
pembayaran diberikan terhadapnya?
f. Berapakah PPh terutang jika istri Kresnadwipayana bekerja104
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (7)
Jawaban :
a. Nominal Akuntansi Koreksi Positif Koreksi Negatif Nominal Fiskal
Pendapatan jasa 1,750,000,000 1,750,000,000
Biaya usaha
Gaji dan bonus pegawai tetap (425,000,000) 16,000,000 (409,000,000)
Honorariumfotografer lepas (85,750,000) (9,250,000) (95,000,000)
Biaya transportasi pegawai (34,200,000) (34,200,000)
Asuransi gedung (8,500,000) 2,125,000 (6,375,000)
Penyusutan (250,000,000) 173,500,000 (76,500,000)
Sewa gudang (25,000,000) 15,000,000 (10,000,000)
Pembuatan galeri display mini (25,300,000) (25,300,000)
Telepon, air, dan listrik (32,200,000) 4,025,000 (28,175,000)
Perjalanan bisnis (18,500,000) 3,500,000 (15,000,000)
Pembuatan reklame berikut pengurusan izin (135,000,000) (135,000,000)
Penghapusan piutang (286,500,000) (286,500,000)
Biaya tender foto Karpeg (35,000,000) 35,000,000 0
Pendidikan karyawan (177,500,000) (177,500,000)
Sumbangan perbaikan jembatan (25,000,000) 25,000,000 0
Total biaya usaha (1,563,450,000) (1,563,450,000)
Laba usaha 186,550,000 274,150,000 (9,250,000) 451,450,000 105
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (8)
Keterangan :
Koreksi atas gaji dan bonus pegawai tetap
= Jumlah lebih yang dibayarkan akibat hubungan istimewa
= 12 * 2.000.000 - 20.000.000
= 16.000.000

Beban honorarium fotografer lepas menurut fiskal


= Kas diterima fotografer + Pemotongan PPh 21
= 85.750.000 + (5% * 50.000.000 + 15% * (X – 50.000.000)
= 85.750.000 + (2.500.000 – 7.500.000 + 15% * X)
= 85.750.000 – 5.000.000 + 15% * X
= 80.750.000 + 15% * X
Di mana X merupakan beban honorarium itu sendiri. Maka persamaan
dapat diselesaikan dengan substitusi matematika sederhana sebagai
berikut. 106
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (9)
Keterangan :
X = 80.750.000 + 15% * X
85% * X = 80.750.000
X = 95.000.000
Di mana X merupakan beban honorarium itu sendiri.

Koreksi negatif atas honorarium fotografer lepas


= Honorarium menurut fiskal - Honorarium menurut akuntansi
= 95.000.000 – 85.750.000
= 9.250.000

107
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (10)
Keterangan :
Koreksi positif atas asuransi gedung
= Asuransi bagi rumah tinggal yang tidak boleh dibebankan
= 510.000.000 / (1.530.000.000 + 510.000.000) * 8.500.000
= 510.000.000 / 2.040.000.000 * 8.500.000
= 2.125.000

Penyusutan menurut fiskal


= 5% * 1.530.000.000
= 76.500.000
Koreksi positif atas penyusutan
= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan menurut fiskal
= 250.000.000 – 76.500.000
= 173.500.000 108
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (11)

Keterangan :
Koreksi positif atas sewa gudang
= Proporsi pembayaran sewa di muka yang tidak boleh dibebankan
= 3/5 * 25.000.000
= 15.000.000

109
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (12)
Jawaban :Laba sebelumpajak 451,450,000
a. PTKP(K/ 1) (18,480,000)
PKP 432,970,000
PPh terutang
: 5% * 50,000,000 2,500,000
: 15% * 200,000,000 30,000,000
: 25% * 182,970,000,000 45,742,500 78,242,500
Kredit pajak
Kredit PPh 22 Bendaharawan (56,250,000)
: 1,5% * 375,000,000
Kredit PPh 23 (3,150,000)
Kredit PPh 25 (10,750,000) (70,150,000)
Pajak kurang (lebih) bayar 8,092,500
110
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (13)
Jawaban :
b. PKP 432,970,000
Pendapatan tidak berkesinambungan (375,000,000)
Estimasi pendapatan tahun mendatang 57,970,000
PPh terutang
: 5% * 50,000,000 2,500,000
: 15% * 7,970,000 1,195,500 3,695,500
Kredit pajak
Kredit PPh 23 (3,150,000) (3,150,000)
Total PPh 25 setahun 545,500
Angsuran PPh 25 per bulan 45,458
111
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (14)
Jawaban :
c.
Penghasilan bruto 1.750.000.000
Penghasilan netto 665.000.000
Norma 38% sesuai lapangan usaha 97910
PTKP(K/ 1) (18.480.000)
PKP 646.520.000
PPh terutang
: 5% * 50,000,000 2.500.000
: 15% * 200,000,000 30.000.000
: 25% * 250,000,000 62.500.000
: 30% * 146,520,000 43.956.000 138.956.000
112
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (15)
Jawaban :
d. Laba sebelumpajak 451,450,000
Honorarium 35,000,000
: 34,125,000 / (1 - (5% * 50%))
PTKP(K/ 1) (18,480,000)
PKP 467,970,000
PPh terutang
: 5% * 50,000,000 2,500,000
: 15% * 200,000,000 30,000,000
: 25% * 217,970,000,000 54,492,500 86,992,500

113
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (16)
Jawaban :
e. Atas galeri display mini yang dikerjakan anak Kresnadwipayana,
maka beban tersebut tetap boleh dibebankan sebagai beban usaha
studio foto. Adapun atas pembayaran yang diterima anak
Krenadwipayana yang belum dewasa dan belum menikah, maka
penghasilan anak tersebut digabungkan kepada penghasilan
Kresnadwipayana.
Laba sebelumpajak 451,450,000
Penghasilan anak yang belumdewasa 25,300,000
PTKP(K/ 1) (18,480,000)
PKP 458,270,000
PPh terutang
: 5% * 50,000,000 2,500,000
: 15% *200,000,000 30,000,000
: 25% *208,270,000,000 52,067,500 84,567,500
114
Ilustrasi 6.3
Orang Pribadi (17)
Jawaban :
f. Atas istri yang bekerja hanya kepada satu pemberi kerja dengan
pekerjaan yang terkait usaha suami, maka dilakukan penggabungan
penghasilan antara Kresnadwipayana dan istri. Adapun terkait biaya
perjalanan bisnis yang semula tidak boleh dikurangkan menjadi
bersifat boleh dikurangkan, selama dapat dibuktikan bahwa
pendampingan istri selaku akuntan memang diperlukan dalam
perjalanan bisnis Ltersebut.
aba sebelumpajak 451,450,000
Pembebanan perjalanan dinas (3,500,000)
Penghasilan istri 35,000,000
PTKP(K/ 1, Penggabungan) (34,320,000)
PKP 448,630,000
PPh terutang
: 5% * 50,000,000 2,500,000
: 15% * 200,000,000 30,000,000
: 25% * 198,630,000,000 49,657,500 82,157,500
115
Referensi
Fitriandi, Primandita dkk. 2011. “Kompilasi
Undang – Undang Perpajakan Terlengkap” . Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.

Waluyo. 2011. “Perpajakan Indonesia”. Jakarta:


Penerbit Salemba Empat.

116
Dr. Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
081318227080/ 08161932935
http:/staff.blog.ac.id/martani/

TERIMA KASIH

117

Anda mungkin juga menyukai