pengusaha;
Impor Barang Kena Pajak
Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
pengusaha;
Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daearah Pabean di
Pabean
- Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
- Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak; dan
- Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak
2. Objek Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPn BM)
Dengan pertimbangan bahwa:
Page | 1
berpenghasilan tinggi
Barang tersebut untuk menunjukkan status
sumbernya;
Barang keutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak;
Uang, emas batangan, dan surat berharga.
Jenis jasa yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah jasa tertentu
dalam kelompok jasa sebagai berikut:
Jasa pelayanan kesehatan medis;
Jasa Pelayanan Sosial
Jasa pengiriman surat dengan prangko;
Jasa keuangan;
Jasa asuransi
Jasa keagamaan;
Jasa pendidikan;
Jasa kesenian dan hiburan;
Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan;
Jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri
yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar
negeri;
Jasa tenaga kerja;
Jasa perhotelan
Page | 2
Jasa
yang
disediakan
oleh
pemerintah
dalam
rangka
menjalankan
barang
Yang disediakan untuk umum dengan dipungut bayaran
Selain dengan cara persewaan (charter)
Baik dengan trayek maupun tidak
Sepanjang menggunakan plat dasar nomor Polisi warna kuning.
pengemudi
Yang digunakan untuk kegiatan pengangkutan barang baik yang
disedia untuk umum atau pribadi
pajak.
Apabila dalam suatu masa pajak jumlah pajak keluaran lebih kecil dari pada
jumlah pajak masukkan, selisihnya dapat direstitusi (diminta kembali) atau
dibayar atas pembelian BKP/JKP tersebut sebesar 10% dari 140 Milyar atau Rp 14
Milyar.
Penghitungan dan pengkreditan PPN yang dilakukan PT ABADI untuk Masa Pajak
Agustus 2010 adalah:
Pajak Keluaran (PK)
Pajak Masukan (PM)
PPN Lebih bayar (PK-PM)
Rp 12 Milyar
Rp 14 Milyar
Rp 2 Milyar
Jumlah PPN lebih bayar sebesar Rp 2 Milyar tersebut dapat dimintakan kembali
(restitusi) atau dikompensasikan ke Masa Pajak September 2010. Penghitungan
tersebut dituangkan dalam SPT masa PPN Masa Agustus 2010 yang harus
disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak dimana PT.ABADI terdaftar paling lambat
tanggal 30 September 2010.
F. PPN Atas Kegiatan Membangun Sendiri
Atas kegiatan membangun sendiri terutang Pajak Pertambahan Nilai. Yang dimaksud
dengan kegiatan membangun sendiri adalah kegiatan membangun bangunan yang
dilakukan tidak dalam kegiatan usaha ataupun pekerjaan oleh orang pribadi atau
abadan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain. Sedangkan yang
dimaksud dengan bangunan berupa satu atau lebih konstruksi teknik yang ditanam
atau diletakkan secara tetap pada satu kesatuan tanah dan/ atau perairan dengan
kriteria:
- Konstruksi utamanya terdiri dari kayu, beton, pasangan batu bata atau bahan
sejenis, dan/atau baja.
- Diperuntukkan bagi tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha, dan
- Luas keseluruhan paling sedikit 200m2 (tiga ratus meter persegi)
a. Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak
Atas kegiatan meembangun sendiri kenakan Pajak Pertambahan Nilai dengan tarif
10% (sepuluh persen) di kalikan dengan Dasar pengenaan Pajak. Dasar Pengenaan
Pajak atas kegiatan membangun sendiri adalah 40% dari jumlah biaya yang
dikeluarkan dan atau yang di bayarkan untuk membangun sendiri, tidak termasuk
harga
perolehan
tanah.
(Berdasarkan
Peraturan
Mentri
Keuangan
No.
yang akan di bangun sebagai rumah tinggal. Seluruh biaya yang dikeluarkan pada
bulan april 2010 (dikeluarkan pembeli tanah) adalah sebesar Rp 50.000.000,- PPN
yang harus disetorkan adalah :
PPN = (Rp 50.000.000,- x 20%) x 10%
= Rp. 10.000.000,- x 10%
= Rp 1.000.000,Catatan:
Pajak Masukan yang dibayar sehubungan dengan kegiatan membangun sendiri
tidak dapat di kreditkan
b. Saat dan Tempat Terutang PPN
Saat terutang PPN atas kegiatan membangun sendiri adalah pada saat mulai
dibangunnya bangunan. Sedangkan tempat pajak terutang adalah tempat bangunan
tersebut didirikan.
Orang Pribadi atau Badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri harus
menyetorkan PPN yang terutang ke kas negara melalui kantor pos atau bank
persepsi paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak,
dengan menggunakan surat setoran pajak.
Kegiatan membangun sendiri wajib dilaporkan kepada Kantor Pelayanan Pajak
yang wilayahnya meliputi tempat bangunan tersebut dengan mempergunakan
lembar ke 3 surat setoran pajak paling lama bulan berikutnya setelah berakhirnya
masa pajak.
G. FAKTUR PAJAK
Pengertian
Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktur Pajak, yaitu bukti pungutan pajak yang
di buat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
atau penyerahan Jasa Kena Pajak.
Faktur Pajak harus dibuat pada:
- Saat penyerahan BKP dan/atau JKP;
- Saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi
-
pekerjaan;atau
Saat Pengusaha Kena Pajak rekanan menyampaikan tagihan kepada
Lembar ke-2, untuk arsip Pengusaha Kena Pajak yang menerbitkan Faktur
Pajak
Bentuk dan ukuran formulir Faktur Pajak disesuaikan dengan kepentingan Pengusaha
Kena Pajak. Pengadaan formulir Faktur Pajak dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak.
Dalam Faktur Pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang paling sedikit memuat:
Faktur Pajak harus memuat keterangan tentang penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP
yang paling sedikit mencantumkan: (Pasal 13 (5) UU Nomor 42 Tahun 2009) (Pasal 5 PER24/PJ/2012
1.
2.
Nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan BKP atau JKP (alamat harus jelas,
Nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP atau penerima JKP(alamat harus jelas,
4.
Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga;
5.
6.
7.
Tanggal, Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak (tanda
pemungutan pajak, dan/atau bukti setoran pajak dapat mengakibatkan dampak negatif dalam
keberhasilan pemungutan PPN. Oleh karena itu, penyalahgunaan tersebut berupa penerbitan
dan/atau penggunaan faktur pajak, bukti pemotongan pajak, bukti pemungutan pajak,
dan/atau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya dikenai sanksi
pidana.
Rp
25.000.000,00
Pajak Pertambahan Nilai yang terutang
= 10% x Rp25.000.000,00
= Rp2.500.000,00
PPN sebesar Rp2.500.000,00 tersebut merupakan Pajak Keluaran yang dipungut oleh
Pengusaha Kena Pajak A.
b. Pengusaha Kena Pajak B melakukan penyerahan Jasa Kena Pajak dengan memperoleh
Penggantian sebesar Rp20.000.000,00
PPN yang terutang yang dipungut oleh PKP B
= 10% x Rp20.000.000,00
= Rp 2.000.000,00
PPN sebesar Rp2.000.000,00 tersebut merupakan Pajak Keluaran yang dipungut oleh
Pengusaha Kena Pajak B.
c. Seseorang mengimpor Barang Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dengan Nilai Impor
sebesar Rp15.000.000,00.
PPN yang dipungut melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
= 10% x Rp15.000.000,00
= Rp 1.500.000,00
Page | 9
d. Pengusaha Kena Pajak D melakukan ekspor Barang Kena Pajak dengan Nilai ekspor
Rp10.000.000,00
PPN yang dipungut melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
= 0% x Rp10.000.000,00
= Rp 0,00
Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp0,00 tersebut merupakan Pajak Keluaran.
PPN dibebaskan
Page | 10
adanya
Nilai mengakibatkan tidak adanya Pajak Keluaran sehingga Pajak Masukan yang berkaitan
dengan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang memperoleh
pembebasan tersebut tidak dapat dikreditkan.
Contoh:
Pengusaha Kena Pajak B memproduksi Barang Kena Pajak yang mendapat fasilitas dari
negara, yaitu atas penyerahan Barang Kena Pajak tersebut dibebaskan dari pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai.
Untuk
memproduksi
Barang
Kena
Pajak
tersebut,
Pengusaha
Kena
Pajak
B menggunakanBarang Kena Pajak lain dan/atau Jasa Kena Pajak sebagai bahan baku, bahan
pembantu, barang modal, ataupun sebagai komponen biaya lain.
Pada waktu membeli Barang Kena Pajak lain dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut, Pengusaha
Kena Pajak B membayar Pajak Pertambahan Nilai kepada Pengusaha Kena Pajak yang
menjual atau menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak tersebut.
Meskipun Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak B kepada
Pengusaha
Kena
dikreditkan,karena
Pajak
tidak
pemasok
ada
Keluaran berhubung
Masukan
yang
dapat
diberikannya fasilitas
Page | 11
Contoh: PT NASIONAL selaku importir memasukkan 1000 unit AC/ dengan Harga Impor
(CIF) USD 500,000.00. Atas kegiatan impor ini terutang Bea Masuk 50%, PPN 10% dan
PPnBM 20%.
Diketahui Nilai Kurs USD 1 = Rp2.000,00 berdasar Keputusan Menteri Keuangan. PPN dan
PPnBM yang terutang dihitung sebagai berikut: Dasar Pengenaan Pajak imtuk menghitung
PPN dan PPnBM atas Impor adalah:
Nilai Impor = Harga Impor (CIF) + Bea Masuk
Harga Impor (CIF) = 500.000 x Rp2.000,00 =
Rp l.000.000.000,00
BeaMasuk 50%
Rp
Nilai Impor
Rp l.500.000.000,00
PPN=10%xRpl.500.000.000,00
Rp 150.000.000,00
Rp 300.000.000,00
Rp l.950.000.000,00
500.000.000,00
Sedangkan harga perolehan atas Impor 1000 unit AC adalah sama dengan Nilai Impor sebesar
Rpl.500.000.000,00
Apabila kemudian Importir menyerahkan AC tersebut kepada distributor dengan harga perunit AC adalah Rp2.800.000.00, maka Distributor akan membayar atas penyerahan AC perunit termasuk PPN dengan perhitungan sebagai berikut:
Harga per unit AC
Rp 2.800.000,00
Rp
300.000,00
= 1/1000 xRp300.000.000,00
Dasar Pengenaan PPN
Rp 2.500.000,00
PPN yang terutang = 10% x Rp 2.500.000,- = Rp 250.000,Untuk penyerahan per unit AC yang diterima oleh Distributor, ia harus membayar:
Harga per unit AC
Rp 2.800.000,00
PPN
Rp 250.000,00
Jumlah
Rp 3.050.000,00
Page | 12
Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui
pihak lain dalam suatu masa pajak.
Pengusaha yang berstatus sebagai pemungut PPN juga diwajibkan melaporkan PPN
yang telah dipungut dengan menggunakan formulir SPT masa PPN untuk pemungut PPN.
SANKSI TIDAK ATAU TERLAMBAT MELAPORKAN SPT
SPT dilaporkan dengan menggunakan formulir tertentu, tergantung dari jenis pajak
yang akan dilaporkan. Untuk setiap jenis laporan memiliki tanggal jatuh tempo yang berbeda
untuk waktu pembayaran dan pelaporan. Jika SPT tidak dilaporkan pada waktunya, maka
dikenakan sanksi sebesar :
Page | 13
Pada tab Profil Wajib Pajak isislah sesuai data perusahaaan, terutama yang
bertanda bintang merah (*) wajib diisi. Pastikan di bagian Penomoran Faktur ganti
auto dengan manual.Kemudian klik tab Penandatangan SPT , isi lah nama dan
jabatan. Apabila sewaktu-waktu penandatangan SPT dilakukan oleh kuasa maka isi
lah nama kuasa dan jabatannya. Jika sudah semua diisi maka klik simpan dan klik
keluar.
Jika perusahaan sedang tidak ada usaha, otomatis tidak perlu membuat faktur pajak
dan langkah ini bisa dilewati. Tetapi jika anda membuat faktur pajak karena ada
Page | 14
barang/jasa yang dijual maka anda perlu merekam nomor faktur yang diberi dari
kantor pajak terlebih dahulu. Caranya klik Tools >> Referensi >> Jatah Faktur
Pajak.
Untuk isian awal, klik tombol Baru kemudian isi Nomor Surat Pemberitahuan Nomor
FP, Nomor Seri FP yang dijatah klik OK dan keluar. Jika ada yang salah tinggal
klik Daftar yang salah kemudian klik Ubah. Jika salah semua, pilih dan klik Hapus.
Bila sudah selesai klik keluar.
Misal transaksi terjadi pada bulan Agustus seperti berikut :
5 Agustus 2013 membeli 5 printer seharga Rp 50.000.000 dari PT Guna
Dharma (NPWP 02.513.145.9-624.000) dengan nomor faktur 010.900
13.00000043
10 Agustus 2013 mengembalikan 1 unit printer kepada PT Guna Dharma
seharga Rp 10.000.000 dengan nomor nota retur NR-00002
Langkah-Langkah Pengisiannya:
Buka Menu Pajak Masukan
Page | 15
Uraian langkah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Page | 16
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Penjelasan nomor
Pilih nomor 2 karena lawan dibeli dari sesama PKP
Cukup jelas
Karena dokumen pembelian yang didapat adalah faktur pajak
Input angka terlebih dahulu, jika belum pernah merekam atas WP yang sama
Tanggal faktur sama dengan tanggal transaksi
Simpan dan nantinya akan ada notifikasi input lagi untuk pajak masukan yang lain
atau tidak, karena ada transaksi tanggal 10 Agustus 2013 maka saya pilih Ya
Penjelasan nomor
1. Cukup jelas
2. Cukup jelas
3. Pilih nota retur karena terjadi pengembalian barang dari pembelian tanggal 5 Agustus
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2013
Cukup jelas
Cukup jelas
Isikan dengan nomor nota retur
Isi dengan nomor faktur pajak yang diretur pada tanggal 10 Agustus 2013
Tanggal penerbitan nota retur
Nilai pembelian yang dikembaliakan/diretur
Page | 17
10. Simpan
1.
2.
3.
4.
5.
Fungsi posting agar data pajak masukan masuk kedalam SPT PPN
Cek kembali, pastikan hitungan PPN jumlahnya sudah benar
Klik tombol Posting
Sesuaikan masa pajak (biasanya otomatis menyesuaikan)
Jumlah pajak masukan yang diinput (pada contoh ada 2 transaksi)
Posting
Page | 18
Klik SPT
Klik Induk SPT 1111
Klik bagian II
Lihat apakah PPN tersebut kurang bayar/nihil atau LB
Isi di PPN yang kurang bayar dilunasi tanggal, kemudian klik pada kotak kecil
Page | 19
Sebelum ini diisi pastikan PPN kurang bayar telah disetor terlebih dahulu dan
mintalah nomor NTPN di lembar bukti penerimaan Negara yang diberikan kantor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
tempat dibuatnya SPT dan tanggal SPT akan dilaporkan di kantor pajak
8. Simpan, dan
9. Cetak
Cetak Induk SPT PPN Dan Buat CSV PPN
Page | 20
Cetak induk SPT tidak ada masalah berarti tinggal, klik ikon print
1.
2.
3.
4.
Untuk membuat CSV, masih sama dengan pembuatan CSV PPN nihil
Klik SPT > Buat CSV
Sesuaikan dengan masa PPN
Klik Simpan
Pilih Yes (disitu terlihat nilai SSP dengan PPN apakah sudah benar atau masih
selisih)
5. Pilih direktori tempat menyimpan file CSV.
Page | 21