Disampaikan Oleh :
Marisa Udurma Hasiana.SE.,Ak.,BKP
chairos.taxconsulting@gmail.com
AGENDA
Pemungut PPN
PPnBM
Restitusi PPN dan PPnBM
Fasilitas di bidang PPN dan PPnBM
PPn dan PPnBM atas Ekspor dan Impor
Tanggung Renteng PPN
28/10/2015
PEMUNGUT PPN
Ps. 1 angka 27 UU PPN
- BENDAHARAWAN PEMERINTAH;
- BADAN;
- INSTANSI PEMERINTAH.
UNTUK
WAJIB
memungut
menyetorkan
melaporkan PPN yang dipungut
PEMUNGUT PPN
Mekanisme Umum Penyerahan Kena Pajak
DPP = 1.000
Ktr Kas Negara PPN = 100
PPN = 100 Jml = 1.100
Objek Pemungutan
• PKP rekanan Pemerintah Rekanan wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak.
• Pemungutan dilakukan pada saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak, pada saat penerimaan pembayaran dalam hal
penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan, atau pada saat penerimaan
pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan.
28/10/2015
11
PKP membuat:
- FP tgl 9/2/07 diisi Dengan Dengan
lengkap (3 rgkp) Pe SSP
m
SPT MASA
- SSP diisi identitas &
jumlah pajak (5 rgkp) un PPN
gu Pemungut
ta Dilaporkan 1107PUT
Dilaporkan oleh n dlm SPT
PKP dlm SPT Masa Maret
Masa Februari
28/10/2015
Penyerahan Pembayaran
Setor Ke rekanan Lapor
BKP/JKP
Pemungutan
dilakukan
28/10/2015
15
16
28/10/2015
17
Tarif PPnBM
(PMK No 106 /PMK.010/ 2015)
18
28/10/2015
Kasus
• Pengusaha Kena Pajak “D” mengimpor Barang Kena Pajak yang
tergolong Mewah dengan Nilai Impor sebesar Rp5.000.000,00
Barang Kena Pajak yang tergolong mewah tersebut selain dikenai
PPN juga dikenai PPnBM misalnya dengan tarif 20%.
Penghitungan PPN dan PPnBM yang terutang atas impor Barang
Kena Pajak yang tergolong mewah tersebut adalah:
– Dasar Pengenaan Pajak = Rp 5.000.000,00
– PPN = 10% x Rp 5.000.000,00 = Rp 500.000,00
– PPn BM = 20% x Rp 5.000.000,00 = Rp 1.000.000,00
19
Kasus (Lanjutan.....)
• Kemudian PKP “D” menggunakan BKP yang diimpor tersebut sebagai
bagian dari suatu BKP yang atas penyerahannya dikenakan PPN 10%
dan PPnBM dengan tarif misalnya 35%.
Oleh karena PPnBM yang telah dibayar atas BKP yang diimpor
tersebut tidak dapat dikreditkan, maka PPnBM sebesar
Rp1.000.000,00 dapat ditambahkan ke dalam harga BKP yang
dihasilkan oleh PKP “D” atau dibebankan sebagai biaya.
Misalnya PKP “D” menjual BKP yang dihasilkannya, maka
penghitungan PPN dan PPn BM yang terutang adalah :
– Dasar Pengenaan Pajak = Rp50.000.000,00
– PPN = 10% x Rp50.000.000,00 = Rp 5.000.000,00
– PPn BM = 35% x Rp50.000.000,00= Rp 17.500.000,00
• PPN sebesar Rp5.000.000,00 merupakan pajak keluaran bagi PKP
“D”.
• PPnBM sebesar Rp17.500.000,00 tidak dapat dikreditkan oleh PKP “X”.
20
28/10/2015
RESTITUSI
1. Restitusi Atas Kelebihan Pembayaran Pajak Akibat Pajak
Masukan Lebih Besar dari Pajak Keluaran.
Kelebihan Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak sesuai
dengan ketentuan dikompensasikan pada Masa Pajak
berikutnya. Namun, apabila kelebihan Pajak Masukan
terjadi pada Masa Pajak akhir tahun buku, kelebihan
Pajak Masukan tersebut dapat diajukan permohonan
pengembalian (restitusi). Termasuk dalam pengertian akhir
tahun buku dalam ketentuan ini adalah Masa Pajak saat
Wajib Pajak melakukan pengakhiran usaha (bubar).
2. Restitusi Atas Kelebihan Pembayaran Pajak yang
Seharusnya Tidak Terutang. Kelebihan pembayaran pajak
dapat terjadi karena adanya pembayaran pajak yang
seharusnya tidak terutang.
22
28/10/2015
Merupakan
Penyerahan Perolehan hasil
Penyerahan BKPJKP yang BKP atau JKP penghitungan
Kegiatan kepada terutang di permulaan di masa
ekspor BKP pemungut tidak usaha/ pajak akhir
atau JKP. tahun (bulan
PPN. dipungut sebelum
Desember).
PPN. berproduksi.
Restitusi bagi PKP yang belum berproduksi harus dikembalikan jika mengalami
gagal produksi 3 tahun paska restitusi atau gagal penyerahan 1 tahun paska restitusi.
23
26
28/10/2015
Tepat waktu melaporkan SPT dan SPT Masa setiap jenis pajak selama 3
tahun terakhir.
27
28/10/2015
29
• Mendorong ekspor
• Menampung kemungkinan perjanjian dengan Negara
lain di bidang perdaganan investasi
• Mendorong peningkatan kesehatan masyarakat
melalui pengadaaan vaksin
• Menjamin tersediannya peralatan TNI/Polri yang
memadai untuk melindungi wilyah Republik Indonesia
• Menjamin tersedianya perumahan yang terjangkau
oleh masyarakat kalangan bawah
28/10/2015
Faktur pajak tetap dibuat (kode FP 07) Faktur pajak tetap dibuat (kode FP 08)
Dan diberi cap : Dan diberi cap :
“ PPN TIDAK DIPUNGUT “ PPN DIBEBASKAN
BERDASARKAN PP NOMOR... BERDASARKAN PP NOMOR...
TAHUN…” TAHUN…”
Question
Apakah atas penyerahan BKP/JKP
mendapat fasilitas PPN & PPnBM terutang
tidak dipungut Pajak Masukan sehubungan
dengan penyerahan tersebut dapat
dikreditkan?
28/10/2015
Answer
• Pajak Masukan yang dibayar untuk
perolehan Barang Kena Pajak dan atau
perolehan Jasa Kena Pajak yang atas
penyerahannya tidak dipungut Pajak
Pertambahan Nilai, dapat dikreditkan
sepanjang Pajak Masukan tersebut tidak
termasuk dalam Pajak Masukan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(8) atau telah dibebankan sebagai biaya.
Question
Apakah atas penyerahan BKP/JKP
mendapat fasilitas PPN & PPnBM terutang
dibebaskan Pajak Masukan sehubungan
dengan penyerahan tersebut dapat
dikreditkan?
28/10/2015
Answer
• Pajak Masukan yang dibayar untuk
perolehan Barang Kena Pajak dan atau
perolehan Jasa Kena Pajak yang atas
penyerahannya dibebaskan dari pengenaan
Pajak Pertambahan Nilai, tidak dapat
dikreditkan.
Ilustrasi
28/10/2015
• Senjata, amunisi, alat angkutan di air, alat angkutan di bawah air, alat angkutan di
udara, alat angkutan di darat, kendaraan lapis baja, kendaraan patroli, dan kendaraan
angkutan khusus lainnya, serta suku cadangnya yang diimpor oleh Departemen
Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia
(POLRI) atau oleh pihak lain yang ditunjuk oleh Departemen Pertahanan, TNI atau
POLRI untuk melakukan impor tsb, dan komponen atau bahan yang belum dibuat di
dalam negeri, yang diimpor oleh PT (PERSERO) PINDAD, yang digunakan dalam
pembuatan senjata dan amunisi untuk keperluan Departemen Pertahanan, TNI atau
POLRI;
• Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan Program Pekan Imunisasi Nasional (PIN);
• Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama;
• Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan kapal angkutan
penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan
suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau keselamatan manusia yang diimpor
dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional, Perusahaan Penangkapan
Ikan Nasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan
Penyelenggara Jasa Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan Nasional, sesuai
dengan kegiatan usahanya;
44
28/10/2015
• Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat
keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan
digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional, dan suku cadang serta
peralatan uhtuk perbaikan atau pemeliharaan pesawat udara yang diimpor oleh pihak
yang ditunjuk oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional yang digunakan dalam
rangka pemberian jasa rawatan atau reparasi pesawat udara kepada Perusahaan Udara
Niaga Nasional;
• Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta
prasarana yang diimpor dan digunakan oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia, dan
komponen atau bahan yang diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh PT (PERSERO) Kereta
Api Indonesia, yang digunakan untuk pembuatan kereta api, suku cadang, peralatan
untuk perbaikan atau pemeliharaan, serta prasarana yang akan digunakan oleh PT
(PERSERO) Kereta Api Indonesia; dan
• Peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan oleh Departemen Pertahanan atau
TNI untuk penyediaan data batas dan photo udara wilayah Negara Republik Indonesia
yang dilakukan untuk mendukung pertahanan Nasional, yang diimpor oleh Departemen
Pertahanan, TNI atau pihak yang ditunjuk oleh Departemen Pertahanan atau TNI.
45
47
50
28/10/2015
EKSPOR
Pasal 4 huruf f, g, dan h
Ekspor adalah setiap kegiatan mengeluarkan barang dari
dalam Daerah Pabean ke luar Daerah Pabean.
Ekspor akan dikenakan PPN apabila yang melakukan
ekspor adalah Pengusaha Kena Pajak.
Ekspor meliputi BKP, BKP Tidak Berwujud dan JKP
Tarif pajak PPN sebesar 0% diterapkan atas :
Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud
Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
Ekspor Jasa Kena Pajak
10/28/2015 51
53
54
28/10/2015
55
56
28/10/2015
57
58
28/10/2015
IMPOR
• Impor merupakan proses pembelian barang atau
jasa asing dari suatu negara ke negara lain atau
setiap kegiatan memasukkan barang barang dari
luar Daerah Pabean ke dalam Daerah Pabean.
59
IMPOR BKP
• Pemungutan dilakukan melalui Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai.
• Siapapun yang memasukkan Barang Kena Pajak
ke dalam Daerah Pabean tanpa memperhatikan
apakah dilakukan dalam rangka kegiatan usaha
atau pekerjaannya atau tidak, tetap dikenakan
pajak.
• Impor atas barang yang bersifat strategis
dibebaskan dari pemungutan PPN
60
28/10/2015
64
28/10/2015
65
PENJUAL
?
Pungut PPN
PEMBELI
SKPKB
TANGGUNG JAWAB
RENTENG
Kecuali
Ps 16F UU PPN
Penjual adalah penanggung jawab PPN (menyetor PPN), namun untuk kondisi tertentu Pembeli dapat dikenai Diatur lebih lanjut
tanggung jawab renteng. di PMK
66
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 BACK 66
28/10/2015
67