Anda di halaman 1dari 34

28/10/2015

PPN B (Value Added Tax)


BREVET PAJAK A & B
IAI Jawa Barat

Disampaikan Oleh :
Marisa Udurma Hasiana.SE.,Ak.,BKP

chairos.taxconsulting@gmail.com

AGENDA
Pemungut PPN
PPnBM
Restitusi PPN dan PPnBM
Fasilitas di bidang PPN dan PPnBM
PPn dan PPnBM atas Ekspor dan Impor
Tanggung Renteng PPN
28/10/2015

PEMUNGUT PPN
Ps. 1 angka 27 UU PPN

- BENDAHARAWAN PEMERINTAH;
- BADAN;
- INSTANSI PEMERINTAH.

YANG DITUNJUK OLEH MENTERI KEUANGAN

UNTUK

MEMUNGUT PAJAK YG TERUTANG


OLEH PKP ATAS
PENYERAHAN BKP/
MENYETOR
JKP KEPADA
PEMUNGUT PPN
MELAPORKAN
3

DALAM HAL PKP MELAKUKAN PENYERAHAN BKP DAN/ATAU JKP


KEPADA PEMUNGUT PPN MAKA :
Pemungut PPN

WAJIB
memungut

menyetorkan
melaporkan PPN yang dipungut

Bendahara Pemerintah & KPPN KMK No. :563/KMK.03/2003

Kontraktor Perjanjian Kerjasama PMK No. : 11/PMK.03/2005


Pengusahaan Pertambangan
PMK No. : 73/PMK.03/2010
Minyak & Gas Bumi

Badan Usaha Milik Negara PMK-85/PMK.03/2012


4
28/10/2015

PEMUNGUT PPN
Mekanisme Umum Penyerahan Kena Pajak

Penjual Faktur Pajak Pembeli


DPP = 1.000
PPN = 100
Jml = 1.100

DPP = 1.000
Ktr Kas Negara PPN = 100
PPN = 100 Jml = 1.100

Mekanisme Penyerahan Kena Pajak Kepada Pemungut PPN


Penjual Faktur Pajak Pembeli/Pemungut
DPP = 1.000
PPN = 100
Jml = 1.100

Ktr Kas Negara


DPP = 1.000
SSP PPN
Rp 100
PPN = 100
28/10/2015

PEMUNGUT PPN (Bendahara Pemerintah & KPPN)

Objek Pemungutan

Setiap pembayaran yang dilakukan PEMUNGUT PPN


KECUALI
Pembayaran yang jumlahnya tidak lebih dari Rp1juta termasuk PPN/PPnBM,
dan tidak merupakan jumlah yang terpecah-pecah
Pembayaran untuk pembebasan tanah, kecuali pembayaran atas
penyerahan tanah oleh real estat
Pembayaran atas penyerahan BKP/JKP yang mendapat fasilitas: PPN tidak
dipungut / dibebaskan dari pengenaan PPN
Pembayaran untuk penyerahan BBM dan bukan BBM oleh Pertamina
Pembayaran atas rekening telepon
Pembayaran untuk jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan
penerbangan
Menurut ketentuan tidak terutang PPN

PEMUNGUT PPN (BUMN & Kontraktor Perjanjian


Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Minyak dan Gas
Bumi)
Objek Pemungutan

Setiap pembayaran yang dilakukan PEMUNGUT PPN


KECUALI
Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp10juta dan tidak merupakan
jumlah yang terpecah-pecah
Pembayaran atas penyerahan BKP/JKP yang mendapat fasilitas: PPN tidak
dipungut / dibebaskan dari pengenaan PPN
Pembayaran untuk penyerahan BBM dan bukan BBM oleh Pertamina
Pembayaran atas rekening telepon
Pembayaran untuk jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan
penerbangan
Menurut ketentuan tidak terutang PPN
28/10/2015

Tata Cara Pemungutan PPN dan PPnBM Oleh


Bendahara Pemerintah
• PKP rekanan Pemerintah membuat Faktur Pajak dan SSP pada saat
menyampaikan tagihan kepada Bendahara Pemerintah baik untuk sebagian
maupun seluruh pembayaran.
• SSP diisi dengan membubuhkan NPWP dan identitas PKP Rekanan Pemerintah
yang bersangkutan, tetapi penandatanganan SSP dilakukan oleh Bendahara
Pemerintah sebagai penyetor atas nama PKP Rekanan Pemerintah.
• Dalam hal penyerahan BKP tersebut terutang PPn BM maka PKP rekanan
Pemerintah mencantumkan jumlah PPn BM yang terutang pada Faktur Pajak.
• Faktur Pajak dibuat dalam rangkap 3 (tiga) yaitu lembar ke-1 untuk Bendahara
Pemerintah sebagai Pemungut PPN, lembar ke-2 untuk arsip PKP rekanan
Pemerintah, dan lembar ke-3 untuk KPP melalui Bendahara Pemerintah.
• SSP dibuat dalam rangkap 5. Lembar ke-1 untuk PKP Rekanan Pemerintah,
lembar ke-2 untuk KPP melalui KPKN, lembar ke-3 untuk PKP Rekanan
Pemerintah dilampirkan pada SPT Masa PPN, lembar ke-4 untuk Bank Persepsi
atau Kantor Pos, dan lembar ke-5 untuk pertinggal Bendahara Pemerintah.
• Pada lembar Faktur Pajak oleh Bendahara Pemerintah yang melakukan
pemungutan wajib dibubuhi cap “Disetor tanggal………” dan ditandatangani oleh
Bendahara Pemerintah.
• FP & SSP merupakan bukti pemungutan & penyetoran PPN dan atau PPn BM

Tata Cara Pemungutan PPN dan PPnBM Oleh


BUMN dan Badan Lain

• PKP rekanan Pemerintah Rekanan wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak.
• Pemungutan dilakukan pada saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak, pada saat penerimaan pembayaran dalam hal
penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan, atau pada saat penerimaan
pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan.
28/10/2015

Mekanisme Penyetoran & Pelaporan

Kontraktor Kerja Sama


PKP X Bendahara Pemerinah BUMN Pengusahaan Minyak
dan Gas Bumi
Saat Paling lambat 7 hari
Paling lama tanggal 15 bulan
Penyetoran setelah berakhirnya
berikutnya setelah Masa Pajak
PPN dan bulan terjadinya
berakhir
PPNBM pembayaran tagihan
Saat
Melaporkan Paling lambat 20 hari
Paling lama pada akhir bulan
PPN dan setelah berakhirnya
berikutnya setelah berakhirnya Masa
PPnBM bulan dilakukan
Pajak.
yang pembayaran tagihan
dipungut
Media
SPT Masa PPN 1107
Pelaporan SPT Form 1107 PUT
PUT
SPT

11

Mekanisme Pemungutan Pajak oleh Bendahara


selaku Pemungut PPN
Penyerahan
Penagihan Pembayaran Setor Lapor
BKP/JKP

20/1/07 9/2/07 23/3/07 7/4/07 20/4/07

PKP membuat:
- FP tgl 9/2/07 diisi Dengan Dengan
lengkap (3 rgkp) Pe SSP
m
SPT MASA
- SSP diisi identitas &
jumlah pajak (5 rgkp) un PPN
gu Pemungut
ta Dilaporkan 1107PUT
Dilaporkan oleh n dlm SPT
PKP dlm SPT Masa Maret
Masa Februari
28/10/2015

Mekanisme Pemungutan Pajak oleh BUMN & Kontraktor Perjanjian


Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi

Penyerahan Pembayaran
Setor Ke rekanan Lapor
BKP/JKP

20/1/10 15/2/10 20/2/10 29/2/10

PKP Rekanan membuat: Dengan Dengan SPT


- FP tgl 20/1/10 diisi SSP MASA PPN
lengkap PEMUNGUT
- SSP diisi identitas &
jumlah pajak

Pemungutan
dilakukan
28/10/2015

15

Tujuan Dikenakannya PPnBM

1. Memperoleh kesetaraan atas pengenaan pajak


antara wajib pajak yang berpenghasilan rendah
dan wajib pajak yang berpenghasilan tinggi.
2. Melakukan pengendalian atas pembelian barang
mewah di masyarakat.
3. Melindungi para pengusaha kecil atau tradisional.
4. Menambah penerimaan negara.

16
28/10/2015

PERBEDAAN PPN & PPnBM

17

Tarif PPnBM
(PMK No 106 /PMK.010/ 2015)

18
28/10/2015

Kasus
• Pengusaha Kena Pajak “D” mengimpor Barang Kena Pajak yang
tergolong Mewah dengan Nilai Impor sebesar Rp5.000.000,00
Barang Kena Pajak yang tergolong mewah tersebut selain dikenai
PPN juga dikenai PPnBM misalnya dengan tarif 20%.
Penghitungan PPN dan PPnBM yang terutang atas impor Barang
Kena Pajak yang tergolong mewah tersebut adalah:
– Dasar Pengenaan Pajak = Rp 5.000.000,00
– PPN = 10% x Rp 5.000.000,00 = Rp 500.000,00
– PPn BM = 20% x Rp 5.000.000,00 = Rp 1.000.000,00

• PPN sebesar Rp500.000,00 yang dibayar pada saat impor


merupakan pajak masukan bagi PKP “D”.
• PPnBM sebesar Rp1.000.000,00 tidak dapat dikreditkan.

19

Kasus (Lanjutan.....)
• Kemudian PKP “D” menggunakan BKP yang diimpor tersebut sebagai
bagian dari suatu BKP yang atas penyerahannya dikenakan PPN 10%
dan PPnBM dengan tarif misalnya 35%.
Oleh karena PPnBM yang telah dibayar atas BKP yang diimpor
tersebut tidak dapat dikreditkan, maka PPnBM sebesar
Rp1.000.000,00 dapat ditambahkan ke dalam harga BKP yang
dihasilkan oleh PKP “D” atau dibebankan sebagai biaya.
Misalnya PKP “D” menjual BKP yang dihasilkannya, maka
penghitungan PPN dan PPn BM yang terutang adalah :
– Dasar Pengenaan Pajak = Rp50.000.000,00
– PPN = 10% x Rp50.000.000,00 = Rp 5.000.000,00
– PPn BM = 35% x Rp50.000.000,00= Rp 17.500.000,00
• PPN sebesar Rp5.000.000,00 merupakan pajak keluaran bagi PKP
“D”.
• PPnBM sebesar Rp17.500.000,00 tidak dapat dikreditkan oleh PKP “X”.

20
28/10/2015

RESTITUSI
1. Restitusi Atas Kelebihan Pembayaran Pajak Akibat Pajak
Masukan Lebih Besar dari Pajak Keluaran.
Kelebihan Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak sesuai
dengan ketentuan dikompensasikan pada Masa Pajak
berikutnya. Namun, apabila kelebihan Pajak Masukan
terjadi pada Masa Pajak akhir tahun buku, kelebihan
Pajak Masukan tersebut dapat diajukan permohonan
pengembalian (restitusi). Termasuk dalam pengertian akhir
tahun buku dalam ketentuan ini adalah Masa Pajak saat
Wajib Pajak melakukan pengakhiran usaha (bubar).
2. Restitusi Atas Kelebihan Pembayaran Pajak yang
Seharusnya Tidak Terutang. Kelebihan pembayaran pajak
dapat terjadi karena adanya pembayaran pajak yang
seharusnya tidak terutang.
22
28/10/2015

Restitusi PPN Lebih Bayar


Pasal 9 Ayat (2a), (4b), (6a) UU PPN, PMK No. 81/ PMK.03/ 2010

Secara umum, PPN lebih bayar akan dikompensasi ke masa pajak


berikutnya. Restitusi di setiap masa pajak hanya dimungkinkan untuk PPN
lebih bayar yang muncul akibat:

Merupakan
Penyerahan Perolehan hasil
Penyerahan BKPJKP yang BKP atau JKP penghitungan
Kegiatan kepada terutang di permulaan di masa
ekspor BKP pemungut tidak usaha/ pajak akhir
atau JKP. tahun (bulan
PPN. dipungut sebelum
Desember).
PPN. berproduksi.

Restitusi bagi PKP yang belum berproduksi harus dikembalikan jika mengalami
gagal produksi 3 tahun paska restitusi atau gagal penyerahan 1 tahun paska restitusi.

23

YANG DAPAT MELAKUKAN


RESTITUSI SETIAP MASA

a. PKP yang melakukan ekspor BKP Berwujud


b. PKP yang melakukan penyerahan BKP dan/atau penyerahan
JKP kepada Pemungut Pajak Pertambahan Nilai;
c. PKP yang melakukan penyerahan BKP dan/atau penyerahan
JKP yang Pajak Pertambahan Nilainya tidak dipungut;
d. PKP yang melakukan ekspor BKP Tidak Berwujud;
e. PKP yang melakukan ekspor JKP; dan/atau
f. PKP dalam tahap belum berproduksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2a).
28/10/2015

TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGEMBALIAN


(RESTIRUSI)
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 72/PMK.03/2010
tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan PPN/PPnBM

• PKP dapat mengajukan permohonan pengembalian


kelebihan Pajak dengan menggunakan :
– SPT Masa PPN, dengan cara mengisi (memberi tanda silang) pada
kolom "Dikembalikan (restitusi)"; atau
– Surat permohonan tersendiri, apabila kolom "Dikembalikan
(restitusi)" dalam SPT Masa PPN tidak diisi atau tidak
mencantumkan tanda permohonan pengembalian kelebihan Pajak.
• Permohonan pengembalian kelebihan Pajak diajukan
kepada KPP di tempat PKP dikukuhkan.
• Permohonan pengembalian kelebihan Pajak ditentukan 1
(satu) permohonan untuk 1 (satu) Masa Pajak.
25

Form SPT Induk 1111

26
28/10/2015

Pengembalian Pendahuluan Pajak Lebih Bayar


Bagi PKP Kriteria Tertentu
PMK No. 197/ PMK.03/ 2007
PKP kriteria tertentu dapat memperoleh pengembalian pendahuluan, jika
memenuhi persyaratan:

Tepat waktu melaporkan SPT dan SPT Masa setiap jenis pajak selama 3
tahun terakhir.

Tidak pernah dijatuhi pidana perpajakan selama 5 tahun terakhir.

Tidak sedang memiliki tunggakan pajak per 31 Desember.

Apabila laporan keuangan diaudit, harus memperoleh predikat WTP


selama 3 tahun berturut – turut.

27
28/10/2015

PPN PPN / VAT (Value Added Tax) Refund

"Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak


Penjualan atas Barang Mewah yang sudah
dibayar atas pembelian Barang Kena Pajak
yang dibawa ke luar Daerah Pabean oleh
orang pribadi pemegang paspor luar negeri
dapat diminta kembali“
( Pasal 16E ayat 1)

29

Syarat Restitusi Bagi WP OP Luar Negeri


(WPOPLN)
Pasal 16E UU PPN, PMK No. 18/ PMK.03/ 2011
Menunjukkan
WPOPLN bukan paspor luar
WNI dan tinggal WPOPLN bukan negeri, boarding
di Indonesia tidak kru maskapai pass, barang
lebih dari dua penerbangan. bawaan, dan
bulan. faktur pajak
khusus.

Dikenai PPN dengan pajak


Apabila PPN yang dikenakan minimal Rp 500.000,00,
melebihi Rp 5.000.000,00, pembelian Barang Kena Pajak
maka restitusi dilaksanakan dilakukan dalam jangka waktu
melalui transfer ke rekening 1 (satu) bulan sebelum
WPOPLN. keberangkatan ke luar Daerah
Pabean
30
28/10/2015

Tujuan fasilitas PPN dan PPnBM

• Mendorong ekspor
• Menampung kemungkinan perjanjian dengan Negara
lain di bidang perdaganan investasi
• Mendorong peningkatan kesehatan masyarakat
melalui pengadaaan vaksin
• Menjamin tersediannya peralatan TNI/Polri yang
memadai untuk melindungi wilyah Republik Indonesia
• Menjamin tersedianya perumahan yang terjangkau
oleh masyarakat kalangan bawah
28/10/2015

FASILITAS DI BIDANG PPN Pasal 16B UU


PPN

Pajak terutang dibebaskan dari


tidak dipungut pengenaan pajak

PAJAK MASUKAN ATAS PAJAK MASUKAN ATAS


PEROLEHANNYA DAPAT PEROLEHANNYA TIDAK
DIKREDITKAN DAPAT DIKREDITKAN

Faktur pajak tetap dibuat (kode FP 07) Faktur pajak tetap dibuat (kode FP 08)
Dan diberi cap : Dan diberi cap :
“ PPN TIDAK DIPUNGUT “ PPN DIBEBASKAN
BERDASARKAN PP NOMOR... BERDASARKAN PP NOMOR...
TAHUN…” TAHUN…”

FASILITAS DI BIDANG PPN Pasal 16B UU


PPN

Pajak terutang dibebaskan dari


tidak dipungut pengenaan pajak

Kegiatan di kawasan • Penyerahan BKP/JKP tertentu


Tertentu/tempat tertentu • Impor BKP tertentu
Di dalam daerah pabean : • Pemanfaatan BKP TB/JKP
• Fasilitas sehubungan tertentu dari luar daerah pabean
dengan kawasan berikat. di dalam daerah pabean
• Fasilitas di kawasan bebas
dan pelabuhan bebas

Proyek pemerintah yg dananya


berasal dari bantuan luar negeri
28/10/2015

Fasilitas PPN dan PPn BM terutang tidak


dipungut atau dibebaskan, diberikan
terhadap :
• Kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu
di dalam Daerah Pabean, seperti Kawasan Berikat,
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu
(KAPET).
• Penyerahan BKP/JKP Tertentu
• Impor BKP Tertentu
• Pemanfaatan BKP tdk berwujud tertentu dari luar
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
• Pemanfaatan JKP tertentu dari luar Daerah Pabean
di dalam Daerah Pabean

Question
Apakah atas penyerahan BKP/JKP
mendapat fasilitas PPN & PPnBM terutang
tidak dipungut Pajak Masukan sehubungan
dengan penyerahan tersebut dapat
dikreditkan?
28/10/2015

Answer
• Pajak Masukan yang dibayar untuk
perolehan Barang Kena Pajak dan atau
perolehan Jasa Kena Pajak yang atas
penyerahannya tidak dipungut Pajak
Pertambahan Nilai, dapat dikreditkan
sepanjang Pajak Masukan tersebut tidak
termasuk dalam Pajak Masukan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(8) atau telah dibebankan sebagai biaya.

Question
Apakah atas penyerahan BKP/JKP
mendapat fasilitas PPN & PPnBM terutang
dibebaskan Pajak Masukan sehubungan
dengan penyerahan tersebut dapat
dikreditkan?
28/10/2015

Answer
• Pajak Masukan yang dibayar untuk
perolehan Barang Kena Pajak dan atau
perolehan Jasa Kena Pajak yang atas
penyerahannya dibebaskan dari pengenaan
Pajak Pertambahan Nilai, tidak dapat
dikreditkan.

Ilustrasi
28/10/2015

Fasilitas PPN di Kawasan Bebas


(PMK No : 62/PMK.03/2012)
• Kawasan Bebas, adalah suatu kawasan yang berada dalam wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah dari Daerah
Pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan cukai.
• Pasal 10 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan nomor 62/PMK.03/2012
 menyatakan bahwa Pemasukan BKP dari TLDDP ke Kawasan
Bebas melalui pelabuhan atau Bandar udara yang ditunjuk,tidak
dipungut PPN dan PPn BM.
 Atas pemasukan BKP dari Tempat lain Dalam Daerah Pabean
(TLDDP) ke Kawasan Bebas wajib dibuat Faktur Pajak dengan
kode 07 dan diberi cap “PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
TIDAK DIPUNGUT BERDASARKAN PP NO 10 TAHUN 2012”
oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan penyerahan.

List Kawasan Bebas


• Kawasan Bebas Batam yang meliputi Pulau Batam, Pulau Tonton,
Pulau Setotok, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang, Pulau
Galang Baru, dan Pulau Janda Berias dan gugusannya. Kawasan Bebas
Batam ditetapkan sejak 20 Agustus 2007 yang berlaku hingga 19
Agustus 2077 berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2007
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah
nomor 5 tahun 2011
• Kawasan Bebas Bintan yang meliputi:
 Sebagian dari wilayah Kabupaten Bintan serta seluruh Kawasan
Industri Galang Batang, Kawasan Industri Maritim, dan Pulau
Lobam;
 Sebagian dari wilayah Kota Tanjung Pinang yang meliputi
Kawasan Industri Senggarang dn Kawasan Industri Dompak Barat
• Kawasan Bebas Karimun. Kawasan Bebas Karimun ditetapkan sejak 20
Agustus 2007 yang berlaku hingga 19 Agustus 2077 berdasarkan
Peraturan Pemerintah nomor 48 tahun
28/10/2015

Ketentuan fasilitas PPN dan PPnBM yang tidak dipungut

a. Faktur Pajak Standar diterbitkan paling lama pada


saat pengiriman barang
b. Faktur Pajak Dicap : “PPN TIDAK DIPUNGUT
BERDASARKAN PP NO.2/2009”;
c. Mendapatkan Pemberitahuan Pabean FTZ-03 yang
telah di-Endorse oleh Petugas DJP dengan catatan
“DAPAT DIBERIKAN FASILITAS PPN TIDAK
DIPUNGUT”.

Barang Kena Pajak Tertehtu yang atas impomya dibebaskan


dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai adalah:

• Senjata, amunisi, alat angkutan di air, alat angkutan di bawah air, alat angkutan di
udara, alat angkutan di darat, kendaraan lapis baja, kendaraan patroli, dan kendaraan
angkutan khusus lainnya, serta suku cadangnya yang diimpor oleh Departemen
Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia
(POLRI) atau oleh pihak lain yang ditunjuk oleh Departemen Pertahanan, TNI atau
POLRI untuk melakukan impor tsb, dan komponen atau bahan yang belum dibuat di
dalam negeri, yang diimpor oleh PT (PERSERO) PINDAD, yang digunakan dalam
pembuatan senjata dan amunisi untuk keperluan Departemen Pertahanan, TNI atau
POLRI;
• Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan Program Pekan Imunisasi Nasional (PIN);
• Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama;
• Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan kapal angkutan
penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan
suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau keselamatan manusia yang diimpor
dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional, Perusahaan Penangkapan
Ikan Nasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan
Penyelenggara Jasa Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan Nasional, sesuai
dengan kegiatan usahanya;

44
28/10/2015

Barang Kena Pajak Tertehtu yang atas impomya


dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai
(lanjutan....)

• Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat
keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan
digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional, dan suku cadang serta
peralatan uhtuk perbaikan atau pemeliharaan pesawat udara yang diimpor oleh pihak
yang ditunjuk oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional yang digunakan dalam
rangka pemberian jasa rawatan atau reparasi pesawat udara kepada Perusahaan Udara
Niaga Nasional;
• Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta
prasarana yang diimpor dan digunakan oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia, dan
komponen atau bahan yang diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh PT (PERSERO) Kereta
Api Indonesia, yang digunakan untuk pembuatan kereta api, suku cadang, peralatan
untuk perbaikan atau pemeliharaan, serta prasarana yang akan digunakan oleh PT
(PERSERO) Kereta Api Indonesia; dan
• Peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan oleh Departemen Pertahanan atau
TNI untuk penyediaan data batas dan photo udara wilayah Negara Republik Indonesia
yang dilakukan untuk mendukung pertahanan Nasional, yang diimpor oleh Departemen
Pertahanan, TNI atau pihak yang ditunjuk oleh Departemen Pertahanan atau TNI.

45

Barang Kena Pajak Tertentu yang atas


penyerahannya dibebaskan dari pengenaan
Pajak Pertambahan Nilai
• Rumah sederhana, rumah sangat sederhana, rumah susun sederhana, pondok boro,
asrama mahasiswa dan pelajar serta perumahan lainnya, yang batasannya ditetapkan
oleh Menteri Keuangan setelah mendengar pertimbangan Menteri Pemukiman dan
Prasarana Wilayah;
• Senjata, amunisi, alat angkutan di air, alat angkutan di bawah air, alat angkutan di
udara, alat angkutan di darat, kendaraan lapis baja, kendaraan patoli dan kendaraan
angkutan khusus lainnya, serta suku cadangnya yang diserahkan kepada Departemen
Pertahanan, TNI atau POLRI, dan komponen atau bahan yang diperlukan dalam
pembuatan senjata dan amunisi oleh PT (PERSERO) PINDAD untuk keperluan
Departemen Pertahanan, TNI atau POLRI;
• Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan Program Pekan Imunisasi Nasional (PIN);
• Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama;
• Kapal Laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan kapal angkutan
penyeberangan, Kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan
suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau keselamatan manusia yang
diserahkan kepada dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional,
Perusahaan Penangkapan Ikan Nasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepelabuhan
Nasional atau Perusahaan Penyelenggara Jasa Angkutan Sungai, Danau dan
Penyeberangan Nasional sesuai dengan kegiatan usahanya;
46
28/10/2015

Barang Kena Pajak Tertentu yang atas


penyerahannya dibebaskan dari pengenaan
Pajak Pertambahan Nilai
• Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat
keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diserahkan
kepada dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional dan suku
cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan pesawat udara yang
diperoleh oleh pihak yang ditunjuk oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional
yang digunakan dalam rangka pemberian jasa perawatan atau reparasi Pesawat Udara
kepada Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional;
• Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta
prasarana yang diserahkan kepada dan digunakan oleh PT (PERSERO) Kereta Api
Indonesia dan komponen atau bahan yang diserahkan kepada pihak yang ditunjuk oleh
PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia, yang digunakan untuk pembuatan kereta api, suku
cadang, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan, serta prasarana yang akan
digunakan oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia;
• Peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan untuk penyediaan data batas dan
photo udara wilayah Negara Republik Indonesia untuk mendukung pertahanan Nasional
yang diserahkan kepada Departemen Pertahanan atau TNI."

47

Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu


yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari PPN.
(PP N0.31 Thn 2007)
• Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis adalah:
– barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan
terpasang maupun terlepas, tidak termasuk suku cadang;
– makanan ternak, unggas dan ikan dan/atau bahan baku untuk
pembuatan makanan ternak, unggas dan ikan;
– bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan, penangkaran, atau perikanan;
– air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum;
– listrik, kecuali untuk perumahan dengan daya di atas 6.600 (enam ribu
enam ratus) watt; dan
– Rumah Susun Sederhana Milik (RUSUNAMI).
– Barang hasil pertanian sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf c
adalah barang yang dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang:
• pertanian, perkebunan, dan kehutanan;
• peternakan, perburuan atau penangkapan, maupun penangkaran;
atau
• perikanan baik dari penangkapan atau budidaya,
48
28/10/2015

Ketentuan terhadap Fasilitas dIbebaskan PPN dan PPnBM

• Prosedur Pemberian Fasilitas


• Barang Modal menggunakan SKB PPN dengan prosedur
sebagai berikut:
– PKP wajib mengajukan permohonan SKB PPN kepada Direktur
Jenderal Pajak c.q. Kepala Kantor Pelayanan Pajak dimana PKP
terdaftar;
– permohonan harus sudah diajukan sebelum impor dilakukan;
– permohonan SKB PPN diajukan dengan melampirkan:
• fotokopi Kartu NPWP;
• fotokopi Surat Pengukuhan PKP;
• surat Kuasa Khusus bila diwakilkan dalam permohonan;
• dokumen impor berupa: Invoice, Bill of Lading (B/L) atau Airway Bill
(AWB), dokumen kontrak pembelian atau dokumen yang dipersamakan,
Dokumen pembayaran berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti transfer
atau bukti lainnya yang berkaitan dengan pembayaran tersebut.
• penjelasan tertulis secara rinci mengenai kegunaan dari BKP.
• Selain Barang Modal tidak menggunakan SKB PPN.

50
28/10/2015

EKSPOR
Pasal 4 huruf f, g, dan h
 Ekspor adalah setiap kegiatan mengeluarkan barang dari
dalam Daerah Pabean ke luar Daerah Pabean.
 Ekspor akan dikenakan PPN apabila yang melakukan
ekspor adalah Pengusaha Kena Pajak.
 Ekspor meliputi BKP, BKP Tidak Berwujud dan JKP
 Tarif pajak PPN sebesar 0% diterapkan atas :
 Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud
 Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
 Ekspor Jasa Kena Pajak

10/28/2015 51

Ekspor BKP Tidak berwujud


(Pasal 4 ayat 1 g)
1. penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di
bidang kesastraan, kesenian atau karya ilmiah,
paten, desain atau model, rencana, formula atau
proses rahasia, merek dagang, atau bentuk hak
kekayaan intelektual/industrial atau hak serupa
lainnya;
2. penggunaan atau hak menggunakan
peralatan/perlengkapan industrial, komersial,
atau ilmiah;
3. pemberian pengetahuan atau informasi di bidang
ilmiah, teknikal, industrial, atau komersial;
52
28/10/2015

Ekspor BKP Tidak berwujud lanj..


4. pemberian bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan dengan penggunaan
atau hak menggunakan hak-hak tersebut pada angka 1, penggunaan atau hak
menggunakan peralatan/perlengkapan tersebut pada angka 2, atau pemberian
pengetahuan atau informasi tersebut pada angka 3, berupa:
a. penerimaan atau hak menerima rekaman gambar atau rekaman suara atau
keduanya, yang disalurkan kepada masyarakat melalui satelit, kabel, serat
optik, atau teknologi yang serupa;
b. penggunaan atau hak menggunakan rekaman gambar atau rekaman suara
atau keduanya, untuk siaran televisi atau radio yang disiarkan/dipancarkan
melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang serupa; dan
c. penggunaan atau hak menggunakan sebagian atau seluruh spektrum radio
komunikasi;
5. penggunaan atau hak menggunakan film gambar hidup (motion picture films), film
atau pita video untuk siaran televisi, atau pita suara untuk siaran radio; dan
6. pelepasan seluruhnya atau sebagian hak yang berkenaan dengan penggunaan atau
pemberian hak kekayaan intelektual/industrial atau hak-hak lainnya sebagaimana
tersebut di atas.

53

54
28/10/2015

Jasa Kena Pajak


• Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan yang berdasarkan suatu
perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang,
fasilitas, kemudahan, atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa
yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau
permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan.
• Penyerahan Jasa yang terutang pajak harus memenuhi kriteria :
a) Jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak (selain yang
dikecualikan dalam Pasal 4a ayat (3);
b) Penyerahan dilakukan di dalam daerah pabean dan ;
c) Penyerahan dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya ;

55

Ekspor Jasa Kena Pajak


• Ekspor Jasa Kena Pajak adalah setiap kegiatan penyerahan
Jasa Kena Pajak ke luar Daerah Pabean.
• Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas Ekspor Jasa Kena
Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak
• Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dihitung dengan
cara mengalikan tarif Pajak Pertambahan Nilai dengan
Dasar Pengenaan Pajak.
• Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 0% (nol persen).
• Dasar Pengenaan Pajak adalah Penggantian

56
28/10/2015

Jenis Ekspor Jasa Kena Pajak


• Jasa Maklon
• untuk selain Jasa Maklon
– jasa perbaikan dan perawatan.
– jasa konstruksi, yaitu layanan jasa konsultasi
perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan
jasa konsultasi pengawasan pekerjaan
konstruksi.

57

58
28/10/2015

IMPOR
• Impor merupakan proses pembelian barang atau
jasa asing dari suatu negara ke negara lain atau
setiap kegiatan memasukkan barang barang dari
luar Daerah Pabean ke dalam Daerah Pabean.

59

IMPOR BKP
• Pemungutan dilakukan melalui Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai.
• Siapapun yang memasukkan Barang Kena Pajak
ke dalam Daerah Pabean tanpa memperhatikan
apakah dilakukan dalam rangka kegiatan usaha
atau pekerjaannya atau tidak, tetap dikenakan
pajak.
• Impor atas barang yang bersifat strategis
dibebaskan dari pemungutan PPN

60
28/10/2015

Saat Terutang PPN Impor Atas BKP TB & JKP


• Saat terutangnya PPN atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean terjadi pada
saat dimulainya pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean tersebut. Dimulainya
pemanfaatan adalah pada saat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut secara nyata digunakan oleh pihak yang
memanfaatkannya;
a) saat harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa
Kena Pajak tersebut dinyatakan sebagai utang oleh pihak yang
memanfaatkannya;
b) saat harga jual Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau
penggantian Jasa Kena Pajak tersebut ditagih oleh pihak yang
menyerahkannya; atau
c) saat harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa
Kena Pajak tersebut dibayar baik sebagian atau seluruhnya oleh pihak
yang memanfaatkannya
d) Jika tidak diketahui maka saat terutangnya PPN adalah tanggal
ditandatanganinya kontrak atau perjanjian atau saat lain yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. 61

Penyetoran PPN Impor atas BKP TB & JKP


• Saat terutangnya PPN atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean terjadi pada
saat dimulainya pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean tersebut. Dimulainya
pemanfaatan adalah pada saat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut secara nyata digunakan oleh pihak yang
memanfaatkannya;
a) saat harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa
Kena Pajak tersebut dinyatakan sebagai utang oleh pihak yang
memanfaatkannya;
b) saat harga jual Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau
penggantian Jasa Kena Pajak tersebut ditagih oleh pihak yang
menyerahkannya; atau
c) saat harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa
Kena Pajak tersebut dibayar baik sebagian atau seluruhnya oleh pihak
yang memanfaatkannya
d) Jika tidak diketahui maka saat terutangnya PPN adalah tanggal
ditandatanganinya kontrak atau perjanjian atau saat lain yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. 62
28/10/2015

Penyetoran PPN Impor atas BKP TB & JKP


• Disetorkan seluruhnya ke Kas Negara melalui Kantor Pos atau Bank Persepsi
dengan menggunakan Surat Setoran Pajak oleh orang pribadi atau badan
yang memanfaatkan BKP Tidak Berwujud dan/atau JKP dari luar Daerah
Pabean, paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah saat
terutangnya pajak.
Cara pengisian Surat Setoran Pajaknya adalah sebagai berikut:
1. Pada kolom "Nama WP" dan "Alamat WP" diisi nama dan alamat orang pribadi
atau badan yang bertempat tinggal atau berkedudukan di luar Daerah Pabean
yang menyerahkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak
ke dalam Daerah Pabean.
2. Pada kolom "NPWP" diisi dengan angka 0 (nol), kecuali kode Kantor Pelayanan
Pajak diisi dengan kode Kantor Pelayanan Pajak dari pihak yang memanfaatkan
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak.
3. Pada kotak "Wajib Pajak/Penyetor" diisi nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak
pihak yang memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa
Kena Pajak.
4. Pada kolom Masa Pajak pada Surat Setoran Pajak diisi dengan memberi tanda
silang (x) pada salah satu kolom Masa Pajak untuk Masa Pajak saat terutangnya
pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari
luar Daerah Pabean. 63

SSP ini merupakan


dokumen tertentu
yang kedudukannya
dipersamakan sebagai
Faktur Pajak

64
28/10/2015

65

Pasal 4 Tanggung Renteng

PENJUAL

?
Pungut PPN
PEMBELI
SKPKB

TANGGUNG JAWAB
RENTENG

Kecuali

Menunjukkan A PPN dapat


T
bukti telah A ditagih kepada
U
membayar PPN penjual

Ps 16F UU PPN

Penjual adalah penanggung jawab PPN (menyetor PPN), namun untuk kondisi tertentu Pembeli dapat dikenai Diatur lebih lanjut
tanggung jawab renteng. di PMK
66
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 BACK 66
28/10/2015

67

Anda mungkin juga menyukai