Anda di halaman 1dari 13

PEMUNGUT PPN

WAJIB PUNGUT DAN


KETENTUAN
Pasal 1
angka 27 PEMUNGUT PPN Pasal 16A

Bendaharawan oleh PKP atas


Memungut, penyerahan
Pemerintah, badan, u menyetor, BKP/JKP kepada
atau instansi n dan bendaharawan
Pemerintah yang t melaporkan Pemerintah,
ditunjuk oleh Menteri u pajak yang badan, atau
Keuangan k terutang
instansi
Pemerintah tsb

Bendahara Pemerintah & KMK No:563/KMK.03/2003


KPPN Sejak 1 Januari 2004

Kontraktor Perjanjian Kerjasama PMK No: 11/PMK.03/2005


Pengusahaan Pertambangan
Minyak & Gas Bumi Sejak 1 Februari 2005
PEMUNGUT PPN (Bendahara Pemerintah & KPPN)

Objek Pemungutan

Setiap pembayaran yang dilakukan PEMUNGUT PPN


kecuali
Pembayaran yang jumlahnya tidak lebih dari Rp1juta termasuk
PPN/PPnBM, dan tidak merupakan jumlah yang terpecah-pecah
Pembayaran untuk pembebasan tanah, kecuali pembayaran atas
penyerahan tanah oleh real estat
Pembayaran atas penyerahan BKP/JKP yang mendapat fasilitas: PPN tidak
dipungut / dibebaskan dari pengenaan PPN
Pembayaran untuk penyerahan BBM dan bukan BBM oleh Pertamina
Pembayaran atas rekening telepon
Pembayaran untuk jasa angkutan udara yang diserahkan oleh
perusahaan penerbangan
Menurut ketentuan tidak terutang PPN
PEMUNGUT PPN (Bendahara Pemerintah & KPPN)

Mekanisme Pemungutan

PKP Rekanan wajib membuat Faktur Pajak dan SSP pada saat
menyampaikan tagihan (id Billing)
Pemungut PPN wajib memungut pajak yang terutang pada saat
pembayaran

Penyerahan BKP/JKP kepada Pemungut PPN dilaporkan oleh PKP Rekanan


dalam SPT Masa PPN pada masa sesuai dengan tanggal Faktur Pajak

Pemungut PPN wajib menyetor pada:


KPPN  dicatat saat pembayaran
Bendahara  paling lambat 7 hari setelah bulan pembayaran

Pelaporan oleh Pemungut PPN:


KPPN  setiap hari kerja menyampaikan lb ke-3 Faktur Pajak
Bendahara  dengan SPT Masa bagi Pemungut paling lambat 20 hari
setelah bulan pembayaran
Mekanisme Pemungutan Pajak oleh Bendahara
selaku Pemungut PPN
Penyerahan
Penagihan Pembayaran Setor Lapor
BKP/JKP

20/1/07 9/2/07 23/3/07 7/4/07 20/4/07

P
PKP membuat: e
Dengan Dengan
- FP tgl 9/2/07 diisi id Billing
m SPT MASA
lengkap u PPN
n 1111
g
PUT
ut
Dilaporkan oleh
a
PKP dlm SPT
n
Masa Februari
PEMUNGUT PPN (Kontraktor Perjanjian
Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Minyak
dan Gas Bumi)
Objek Pemungutan

Setiap pembayaran yang dilakukan PEMUNGUT PPN


kecuali
Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp10juta dan tidak merupakan
jumlah yang terpecah-pecah
Pembayaran atas penyerahan BKP/JKP yang mendapat fasilitas: PPN tidak
dipungut / dibebaskan dari pengenaan PPN
Pembayaran untuk penyerahan BBM dan bukan BBM oleh Pertamina
Pembayaran atas rekening telepon
Pembayaran untuk jasa angkutan udara yang diserahkan oleh
perusahaan penerbangan
Menurut ketentuan tidak terutang PPN
PEMUNGUT PPN (Kontraktor Perjanjian
Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Minyak
dan Gas Bumi)
Mekanisme pemungutan

Pemungutan dan pembuatan Faktur Pajak dilakukan


paling lambat:

A. penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa


Kena Pajak;
B. penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran
terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak; atau
C. penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan
sebagian tahap pekerjaan.
PEMUNGUT PPN (Kontraktor Perjanjian
Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Minyak
dan Gas Bumi)
Mekanisme pemungutan

Penyetoran PPN dan PPnBM yang dipungut dilakukan paling


lambat pada hari ke-15 (lima belas) bulan berikutnya
setelah bulan dilakukannya pemungutan .

Kontraktor wajib melaporkan PPN dan PPnBM yang dipungut


dan disetor ke KPP yang bersangkutan melalui SPT Masa PPN
bagi Pemungut pada masa pajak saat terjadinya pemungutan,
paling lambat pada hari ke-20 (dua puluh) bulan
berikutnya setelah bulan dilakukan pemungutan .
PEMUNGUT PPN (BUMN)

Kriteria BUMN

NOMOR 85/PMK.03/2012:

A. Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan.
B. Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah harga jual, penggantian,
atau nilai lain yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah yang
PEMUNGUT PPN (BUMN)

Objek Pemungutan

Setiap pembayaran yang dilakukan PEMUNGUT PPN


kecuali
pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) termasuk jumlah
Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
yang· terutang dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;

Pembayaran atas penyerahan BKP/JKP yang mendapat fasilitas: PPN tidak


dipungut / dibebaskan dari pengenaan PPN
Pembayaran untuk penyerahan BBM dan bukan BBM oleh Pertamina
Pembayaran atas rekening telepon
Pembayaran untuk jasa angkutan udara yang diserahkan oleh
perusahaan penerbangan
Menurut ketentuan tidak terutang PPN
PEMUNGUT PPN (BUMN)

Mekanisme pemungutan

Pemungutan dan pembuatan Faktur Pajak dilakukan


paling lambat:

A. penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa


Kena Pajak;
B. penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran
terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak; atau
C. penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan
sebagian tahap pekerjaan.
PEMUNGUT PPN (BUMN)

Mekanisme pemungutan

Penyetoran PPN dan PPnBM yang dipungut dilakukan paling


lambat pada hari ke-15 (lima belas) bulan berikutnya
setelah bulan dilakukannya pemungutan .

BUMN wajib melaporkan PPN dan PPnBM yang dipungut dan


disetor ke KPP yang bersangkutan melalui SPT Masa PPN bagi
Pemungut pada masa pajak saat terjadinya pemungutan, paling
lambat pada akhir bulan berikutnya setelah berakhimya
Masa Pajak.

Anda mungkin juga menyukai