Pelaporan Pajak
Pertemuan 5
Siti Nuraini, S.E., M.E
Pembayaran Pajak
Dalam self assessment system, Wajib Pajak melakukan pembayaran pajak
menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) dan untuk pelaporan mengguankan Surat
Pemberitahuan (SPT). Dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak terutang sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku
2. Jumlah pajak terutang yang disampaiakan dalam SPT sesuai dengan kenetuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
3. Apabila petugas mendapatkan bukti jumlah pajak terutang menurut SPT tidak benar,
maka DJP menetapkan jumlah pajak terutang.
2
Surat Setoran Pajak
Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang kas negara melalui Kantor
Pos atau bank BUMN atau bank BUMD.
1. SSP Standar, digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak terutang
ke kantor penerima pembayaran dan sebagai bukti pembayaran
2. SSP Khusus, adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak terutang ke kantor
penerima pembayaran yang dicetak Surat Setoran Pajak (SSP) adalah surat yang oleh
Wajib Pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang
terutang kas negara melalui Kantor Pos atau bank BUMN atau bank BUMD.
3
SSP Standar
SSP Standar digunakan untuk pembayaran semua jenis pajak, baik yang bersifat
final maupun yang bukan final, kecuali Setoran Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea
Perolehan Hak atas tanah dan Bangunan.
SSP Khusus
SSP Khusus dicetak oleh Kantor Penerima Pembayarn yang telah mengadakan
kerja sama Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3) oleh Dirjen Pajak. SSP
Khusus dicetak apabila:
1. Pada saat transaksi pembayaran atau penyetoran pajak sebanyak 2 lembr yang
berfungsi sama dengan lembar 1 dan lembar 3 SSP Standar;
2. Terpisah sebanyak 1 lembar yang berfungsi sama dengan lembar 2 SSP Standar
untuk diteruskan ke Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara sebagai lampiran
Daftar Nominatif Penerimaan(DPN)
4
e-Billing System
E- Billing System merupakan upaya Direktorat Jenderal Pajak(DJP) dalam
memaksimalkan layanan pembayaran pajak secara daring. Layanan ini
memiliki keunggulan diantaranya adalah fleksibilitas waktu dan tempat.
Selain itu, dapat mempercepat proses pembayaran pajak dan juga dapat
meminimalisir peluang kesalahan entri data.
5
• Pengelompokan Pembayaran
Pajak
1. Pembayaran masa;
2. Pembayaran kekurangan pajak setelah berakhirnya tahun pajak/ bagian tahun
pajak;
3. Pembayaran karena adanya Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding
6
Pengangsuran atau
Penundaan Pembayaran
Pajak
Wajib pajak dapat mengajukan permohonan dalam hal:
1. Mengangsur atau menunda pembayaran pajak terutang dalam Surat Tagihan
Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan
Banding yang menyebabkan jumlah apaja terutang bertambah.
2. PPh Pasal 29, kepada DJP dalam hal ini Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat
Wajib Pajak terdaftar, apabila Wajib Pajak mengalami kesulitan likuiditas atau hal
lain sehingga tidak dapat emenuhi kewajiban pajak pada waktunya.
Permohonan untuk mengangsur atau menunda pajak terutang harus diajukan paling
lambat 15 hari sebelum saat jatuh tempo pembayaran utang pajak berakhir.
7
Pengembalian Kelebihan Pembayaran
Pajak
1. Apabila ternyata Wajib Pajak memiliki utang pajak, maka kelebihan pajak akan
langsung diperhitungkan untuk melunasi utang pajak tersebut.
2. Pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan paling lama satu bulan
sejak permohonan pengembalian kelebihan pemayaran pajak diterima.
3. Apabila pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelah satu bulan,
maka pemerintah akan memberikan imbalan bunga sebesar 2 persen per bulan
atas keterlambatan pengembalian.
4. DJP setelah melakukan pemeriksaan atas permohonan pengembalian, harus
menerbitkan SKP paling lama 12 bulan sejak surat permohonan diterima secara
lengkap.
8
Imbalan Bunga
Jika kepada Wajib Pajak diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, maka Wajib
Pajak diberikan imbalan bunga sebesar 2% perbulan untuk paling lama 24 bulan,
dihitung sejak berakhirnya jangka waktu 12 bulan sampai diterbitkannya SKP Lebih
Bayar, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan.
9
Surat Pemberitahuan
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan
untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak
dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban, menurut
ketentuan perundang-undangan perpajakan.
Fungsi SPT
Bagi Wajib Pajak, Bagi Pengusaha Kena Pajak,
a. Pembayaran atau pelunasan pajak a. Pengkreditan Pajak Masukan
baik yang dilaksanakan sendir terhadap Pajak Keluaran
maupun melalui pemotongan atau
pemungutan pihak lain; b. Pembayaran atau pelunasan pajak
baik dilaksanakan sendiri maupun
b. Penghasilan baik berupa objek pajak melalui pihak lain
maupun bukan objek pajak
c. Bagi pemotong atau pemungut,
c. Harta dan kewajiban berfungsi sebagai sarana untuk
d. Pembayaran dari pemotong atau melaporkan dan
pemungut tentang pemotongan mempertanggungjawabkan pajak
atau pemungutan pajak pribadi atau yang dipotong atau dipungut.
badan lain.
11
Jenis-jenis SPT:
SPT
PPh 21 20 hari setelah masa pajak PPh Pasal 22 dari penyerahan 20 hari setelah masa pajak
berakhir Pertamina atas hasil berakhir
produksinya dan dari
PPh Pasal 23 dan 26 20 hari setelah masa pajak penyerahan bahan bakar
berakhir minyak dan gas oleh badan
usaha lain
PPh Pasal 25 20 hari setelah masa pajak
berakhir PPh Pasal 22 yang 20 hari setelah masa pajak
pemungutannya dilakukan berakhir
PPh Pasal 22, PPN, dan 14 hari setelah masa pajak oleh badan tertentu sebagai
PPnBM atas Impor berakhir Pemungut Pajak
PPh Pasal 22, PPN, dan 7 hari setelah batas waktu PPN dan PPnBM yang 20 hari setelah masa pajak
PPnBM atas impor penyetoran pajak berakhir terutang dalam satu masa berakhir
yang pemungutannya pajak
dilakukan oleh Bea
Cukai PPN dan PPnBM yang 14 hari setelah masa pajak
pemungutannya dilakukan berakhir
PPh Pasal 22 yang 14 hari setelah masa pajak oleh Bendaharawan
pemungutannya berakhir Pemerintah atau instansi
dilakukan oleh pemerintahan yang ditunjuk
Bendaharawan PPN dan PPnBM yang 20 hari setelah masa pajak
Pemerintah pemungutannya dilakukan berakhir
oleh Pemungut Pajak selain
Bendaharawan Pemerintah
atau instansi pemerintahan
yang ditunjuk 15
Batas Waktu Pemberitahuan SPT
Tahunan
Jenis pajak Tenggat Waktu
16
Sanksi Keterlambatan
Penyampaian SPT
Apabila SPT tidak disampaikan hingga tenggat waktu atau batas waktu perpanjangan
penyampaian SPT maka akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda dengan
besaran:
17