Anda di halaman 1dari 12

KETENTUAN UMUM

PEPAJAKAN

NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)


SPT (Surat Pemberitahuan)
STP (Surat Tagihan Pajak)
Keberatan & Banding

Oleh : Kelompok 2
NPWP

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang


diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda
pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan
hak dan kewajiban perpajakannya.
FUNGSI
NPWP
• Sebagai tanda pengenal diri atas identitas wajib pajak
1

• Dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan


pengawasan
2

• Dipergunakan untuk semua hal yang berhubungan dengan dokumen


perpajakan
3

• Untuk mendapatkan pelayanan dari instansi tertentu yang mewajibkan


untuk mencantumkan NPWP dalam setiap dokumen yang
4 diwajibkannya.
CARA MEMBUAT NPWP
OFFLINE
CARA MEMBUAT NPWP
ONLINE
SPT
(SURAT PEMBERITAHUAN)
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib
pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau
pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek Pajak,
dan atau harta dan kewajiban menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan
Surat Pemberitahuan (SPT) dibedakan menjadi 2
(dua) hal, yakni Surat Pemberitahuan Masa dan
Surat Pemberitahuan Tahunan. SPT masa adalah
Surat Pemberitahuan untuk suatu masa pajak
tertentu. Sementara untuk SPT Tahunan adalah Surat
Pemberitahuan untuk satu tahun pajak atau bagian
tahun pajak
FUNGSI SPT
(SURAT PEMBERITAHUAN)

Menurut Mardiasmo (2011: 31-32), fungsi SPT bagi wajib pajak


Menurut Marsyahrul (2005: 46), adapun fungsi SPT sebagai berikut:
adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan
a. Sebagai sarana wajib pajak untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang
mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:
sebenarnya terutang. Laporan tentang pemenuhan pembayaran a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan
pajak yang telah dilaksanakannya sendiri dalam satu tahun pajak sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak
atau bagian tahun pajak. lain dalam 1 (satu) tahun pajak atau bagian tahun pajak,
b. Laporan pembayaran dari pemotong/atau pemungut tentang b. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukn
pemotongan/pemungutan pajak orang atau badan lain dalam satu objek pajak,

masa pajak ditentukan oleh peraturan perundang-undangan c. Harta dan kewajiban dan/atau,

perpajakan yang berlaku. d. Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang

c. Merupakan sarana penelitian atas kebenaran perhitungan pajak pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan
lain dalam 1 (satu) masa pajak sesuai dengan ketentuan
yang terutang yang dilaporkan oleh para wajib pajak.
peraturan perundang-undangan perpajakan.
8

YANG WAJIB MENGISI SPT TAHUNAN BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT


• Setiap orang pribadi yang menerima penghasilan • Untuk surat pemberitahuan masa, paling
yang jumlahnya melebih batas penghasilan tidak lama 20 (dua puluh) hari setelah akhir
kena pajak (PTKP), dan masa pajak. Khusus untuk surat
pemberitahuan masa Pajak Pertambahan
• Setiap badan yang didirikan di Indonesia Nilai disampaikan paling lama akhir bulan
(berkedudukan) yang terdiri atas perseroan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak,
terbatas, CV, persekutuan, koperasi, yayasan, • Untuk surat pemberitahuan tahunan Pajak
BUMN, dan bentuk usaha tetap. Penghasilan wajib pajak orang pribadi,
paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir
tahun pajak, atau
• Untuk surat pemberitahuan tahunan Pajak
Penghasilan wajib pajak badan, paling
lama 4 (empat) bulan setelah akhir tahun
pajak
STP
(Surat Tagihan Pajak)
Surat Tagihan Pajak (STP) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi
administrasi berupa bunga dan/atau denda.
STP dikeluarkan apabila:
a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar,
b. Dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis
dan/atau salah hitung,
c. Wajib pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda dan/atau bunga,
d. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak, tetapi tidak membuat
faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu
e. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak yang tidak mengisi
faktur pajak secara lengkap (selain: identitas pembeli, nama dan tanda tangan),
f. Pengusaha kena pajak melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan
faktur pajak, atau
g. Pengusaha kena pajak yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian pajak
masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6a) Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya
FUNGSI, SANKSI ADMINISTRASI, 10

KEKUATAN HUKUM STP


(Surat Tagihan Pajak)

FUNGSI SANKSI ADMINISTRASI KEKUATAN HUKUM


Menurut Mardiasmo (2011: 45), • Jumlah Kekkurangan Pajak
STP (Surat Tagihan Pajak)
bahwa fungsi STP sebagai berupa 2% perbulan paling
mempunyai kekuatan hukum
berikut: lama 24 Bulan yang sama dengan surat
a. Sebagai koreksi atas jumlah • Terhadap pengusaha denda ketetapan pajak, sehinggal dalam
pajak yang terutang menurut sebesar 2% dari DPP hal penagihannya dapat juga
SPT wajib pajak, • Terhadap pengusaha Kena dilakukan dengan surat paksa
b. Sarana mengenakan sanksi Pajak bunga sebesar 2%
administrasi berupa bunga perbulan dari jumlah pajak
atau denda, ditagih Kembali dihitung
c. Alat untuk menagih pajak. dari tanggal Penerbitan Surat
Keputusan Pengembalian
Kelebihan Pembayaran
Pajak
KEBERATAN
Hal keberatan diatur dalam Pasal 25 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan. Adapun syarat-syarat mengajukan keberatan adalah sebagai berikut (Marsyahrul, 2005: 79-81):
a. Wajib pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu
b. Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan menyatakan alasan-alasan secara jelas.
c. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat, tanggal pemotongan, atau
pemungutan sebagaimana dalam ayat (a), kecuali apabila wajib pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu
tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.
d. Tanda penerimaan Surat Keberatan yang diberikan oleh pejabat Direktorat Jenderal Pajak yang ditunjuk untuk itu
atau tanda pengiriman Surat Keberatan melalui pos tercatat menjadi tanda bukti penerimaan Surat Keberatan
tersebut bagi kepentingan wajib pajak.
e. Apabila diminta oleh wajib pajak untuk keperluan pengajuan keberatan, Direktur Jenderal Pajak wajib memberikan
secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaan, pemotongan, atau pemungutan pajak.
f. Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar pajak.
BANDING
Hal banding diatur dalam Pasal 27 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan, yaitu (Marsyahrul, 2005: 83):
a. Wajib pajak dapat mengajukan banding hanya kepada badan peradilan pajak terhadap keputusan
yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak mengenai keberatan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
sejak tanggal keputusan diterima, dengan dilampiri salinan surat keputusan tersebut.
b. Sebelum badan peradilan pajak dibentuk, permohonan banding diajukan ke Majelis Pertimbangan
Pajak.
c. Permohonan banding diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan alasan yang jelas.
d. Putusan badan peradilan pajak merupakan putusan akhir dan bersifat tetap.
e. Pengajuan permohonan banding tidak menunda kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan
penagihan pajak.
f. Susunan, kekuasaan dan acara badan peradilan pajak diatur dengan undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai