1
4. PMK-16/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pemotongan PPh Pasal 21 atas
Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, THT/JHT, atau Pembayaran
Sejenis yang Dibayarkan Sekaligus
5. PMK-250/PMK.03/2008 tentang Besar Biaya Jabatan atau Biaya Pensiun
yang dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto Pegawai Tetap atau
Pensiunan
6. PMK-206/PMK.11/2012 tentang Penetapan Bagian Penghasilan
Sehubungan dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan Serta
Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang tidak Dikenakan Pemotongan PPh
Pasal 21
7. PER-31/PJ/2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan,
Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26
Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi
8. PER-32/PJ/2009 tentang Bentuk Formuli SPT PPh Pasal 21 dan/atau PPh
Pasal 26 dan Bukti Pemotongan/Pemungutan PPh Pasal 21 dan/atau PPh
Pasal 26
9. PER-6/PJ/2009 tentang Penyampaian SPT Dalam Bentuk Elektronik
2
2. Pengusaha Kena Pajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah PPN dan PPnBM yang sebenarnya terutang dan untuk
melaporkan tentang :
a) Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran;
b) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh
PKP dan atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak, yang ditentukan
oleh ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
3. Pemotong/Pemungut Pajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang
dipotong atau dipungut dan disetorkan.
3
menandatangani serta menyampaikannya ke kantor DJP tempat WP terdaftar
atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak.”
a. Yang dimaksud dengan benar, lengkap, dan jelas dalam mengisi SPT
adalah : benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam
penerapan ketentuan peraturan UU Pajak, dalam penulisan, dan sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya;
b. Lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek
pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT; dan
c. Jelas melaporkan asal-usul / sumber objek pajak dan unsur lain yg harus
diisikan dalam SPT. SPT yang telah diisi dengan benar, lengkap, dan jelas
tersebut wajib disampaikan ke kantor DJP tempat WP terdaftar atau
dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh DJP, dan kewajiban
penyampaian SPT oleh Pemotong atau Pemungut Pajak dilakukan untuk
setiap Masa Pajak.
4
Ket:
PTKP yang digunakan PTKP yang baru tahun 2015
Pertama, Pastikan formulir yang akan diisi adalah formulir 1721.
Kedua, isi masa pajak (Panah A) dengan masa pajak yang akan dilaporkan,
dalam contoh ini masa pajak bulan juli (bulan 7), selanjutnya cakra kotak yang
bertuliskan SPT Normal (Panah B), Selanjutnya isi identitas perusahaan sebagai
pemotong pajak (Panah C). Identitas perusahaan dibawah adalah fiktif..
5
Ketiga, Isi Kolom 4 Jumlah penerima penghasilan dengan jumlah pegawai
yang menerima penghasilan, dalam contoh di atas sebanyak 8 orang, selanjutnya
isi kolom 5 Jumlah penghasilan Bruto dengan jumlah seluruh penghasilan
pegawai, dalam contoh di atas jumlahnya RP. 23.000.000,- dan kolom 6 Jumlah
pajak Dipotong isi dengan jumlah pajak yang dipotong, dalam contoh di atas
nihil / nol.
Keempat, Isi nomor urut 14 dan 15 dengan nol, itu merupakan penjumlahan dari
atas.
Kelima, Untuk selanjutnya isi halaman 2, yang pertama harus diisi di halaman 2
adalah NPWP perusahaan sebagai pemotong pajak.
6
Keenam, Selanjutnya isi identitas pemotong / pimpinan perusahaan yang
mempunyai hak untuk menandatangani SPT (lihat panah G), selanjutnya tanda
tangan dan kasih stempel perusahaan (lihat panah H)
Contoh Kedua :
Data Pegawai Tetap :
Pengisisan SPT
7
8
9