Anda di halaman 1dari 25

BENTUK BADAN USAHA

PERSEKUTUAN KOMANDITER (CV)

Disusun Oleh:

KELOMPOK 4

1. Muh. Syukur (A031191077)


2. Muh. Ikram (A031191081)
3. Muh Nur Irfan Syarif (A031191127)
4. Nada Aulia Syarif (A031191119)
5. Namyra Talytha Ramadhani Y. (A031191108)
6. Nurul Izzah Mahyuddin (A031191193)

DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah Teori Akuntansi
tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “Bentuk Badan Usaha – Persekutuan Komanditer


(CV)” dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah ini
dapat menjadi referensi bagi pihak yang tertarik pada manajemen pemasaran. Selain
itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah
membaca makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama


pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi
penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat.

Makassar, 13 September 2021

TIM PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG .........................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH .....................................................................................................5
1.3 TUJUAN ..............................................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi Persekutuan Komanditer (Cv) ................................................................................6
2.2 Ciri-Ciri dari Persekutuan Komanditer ................................................................................7
2.3 Jenis Dari Persekutuan Komanditer .....................................................................................7
2.4 Unsur-Unsur Dari Persekutuan Komanditer ........................................................................8
2.5 Tujuan Dari Didirikan Persekutuan Komanditer .................................................................9
2.6 Kelebihan dan Kekurangan dari Bentuk Usaha Persekutuan Komanditer .........................10
2.7 Dasar Hukum dari Cv ........................................................................................................10
2.8 Prosedur Pendirian Cv .......................................................................................................13
2.9 Jenis/Macam Dari Sekutu Dalam Bentuk Usaha Cv .........................................................17
2.10Tanggung Jawab Di Dalam Bentuk Badan Usaha Cv ......................................................17
2.11Prosedur Berakhirnya Cv ..................................................................................................20
BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan ............................................................................................................................21
3.2 Saran ...................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


CV termasuk badan usaha bukan berbadan hukum seperti PT,  walaupun
demikian keberadaan badan usaha ini tidak mengurangi hak dan kewajibannya sebagai
perusahaan yang diakui pemerintah dan kalangan dunia usaha khususnya. Hal ini dapat
kita lihat dari banyaknya pengusaha, terutama Pengusaha Kecil dan Menengah (UKM)
yang menggunakan badan usaha CV sebagai landasan untuk dapat melakukan kegiatan
usaha di Indonesia.
Pasal 19 ayat 1 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) menjelaskan
bahwa CV adalah Persekutuan secara melepas uang yang dinamakan persekutuan
komanditer, didirikan antara satu orang atau beberapa sekutu yang tanggung
menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada pihak satu, dan satu orang atau
lebih sebagai pelepas uang pada pihak lain. Menurut Prof. Sukardono sendiri dengan
salah memakai perkataan geldschieters (atau pihak yang meminjamkan modal) untuk
menunjukkan para anggota komanditer.
Sedangkan pada pasal 19 ayat 2 berbunyi ‘Dengan demikian bisalah terjadi
suatu persekutuan itu pada suatu ketika yang sama merupakan persekutuan firma
terhadap sekutu firma di dalamnya dan merupakan persekutuan komanditer terhadap
pelepas uang. Pada beberapa referensi lain, pemberian pinjaman modal atau biasa
disebut inbreng, dapat berbentuk selain uang, misalnya benda atau yang lainnya.
Dari ketentuan pasal itu terlihat bahwa di dalam CV terdapat dua alat
kelengkapan, yaitu pesero yang bertanggung jawab secara tanggung renteng (pesero
aktif, pesero komplementer) dan pesero yang memberikan pinjaman uang (pesero pasif,
pesero komanditer), Persero Aktif ; adalah orang yang mempunyai tanggung jawab
penuh untuk mengelola perusahaan dengan jabatan sebagai Direktur. Sedangkan Persero
Pasif ; adalah orang yang mempunyai tanggung jawab sebatas modal yang ditempatkan
dalam perusahaan, yaitu sebagai Persero Komanditer
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan persekutuan komanditer (CV)?
1.2.2 Bagaimana ciri-ciri dari persekutuan komanditer?
1.2.3 Apa saja jenis dari persekutuan komanditer?
1.2.4 Apa saja unsur-unsur dari persekutuan komanditer?
1.2.5 Apa tujuan dari didirikannya persekutuan komanditer?
1.2.6 Apa kelebihan dan kekurangan dari bentuk usaha persekutuan komanditer?
1.2.7 Bagaimana dasar hukum dari CV?
1.2.8 Bagaimana prosedur pendirian CV?
1.2.9 Apa saja jenis/macam dari sekutu dalam bentuk usaha CV?
1.2.10 Bagaimana tanggung jawab di dalam bentuk badan usaha CV?
1.2.11 Bagaimana prosedur berakhirnya CV?

1.3 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan persekutuan komanditer (CV).
1.2.12 Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri dari persekutuan komanditer.
1.2.13 Untuk mengetahui apa saja jenis dari persekutuan komanditer.
1.2.14 Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur dari persekutuan komanditer.
1.2.15 Untuk mengetahui apa tujuan dari didirikannya persekutuan komanditer.
1.2.16 Untuk mengetahui apa kelebihan dan kekurangan dari bentuk usaha
persekutuan komanditer.
1.2.17 Untuk mengetahui bagaimana dasar hukum dari CV.
1.2.18 Untuk mengetahui bagaimana prosedur pendirian CV.
1.2.19 Untuk mengetahui apa saja jenis/macam dari sekutu dalam bentuk usaha
CV.
1.2.20 Untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab di dalam bentuk badan usaha
CV.
1.2.21 Untuk mengetahui bagaimana prosedur berakhirnya CV.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi persekutuan komanditer (CV)


Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) adalah suatu
persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan
uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan
dan bertindak sebagai pemimpin. Menurut Pasal 19 KUHD CV adalah Perseroan yang
terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau disebut juga perseroan komanditer,
didirikan antara seseorang atau antara beberapa orang persero yang bertanggung jawab
secara tanggung-renteng untuk keseluruhannya, dan satu orang atau lebih sebagai
pemberi pinjaman uang.
Adapun dasar pekiran dari pembentukan CV yakni seorang atau lebih
mempercayakan uang atau barang untuk digunakan didalam perniagaan atau lain
perusahaan kepada seorang lainnya atau lebih yang menjalankan perusahaan itu sajalah
yang pada umumnya berhubungan dengan pihak-pihak ketiga. Dan memang demikian
maksud KUHD bahwa perseroan komanditer ialah suatu perseroan yang tidak bertindak
di muka umum. Dalam perseroan ini seorang atau lebih dari anggota-anggota (si
pemberi uang ) tidak menjadi pimpinan perusahaan maupun bertindak terhadap pihak
ketiga. Mereka ini hanyalah sekedar menyediakan sejumlah modal bagi anggota lainnya
menjalankan perseroan komanditer tersebut. Dari pengertian di atas, sekutu dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Sekutu aktif atau sekutu Komplementer
Adalah sekutu yang menjalankan perusahaan dan berhak melakukan perjanjian
dengan pihak ketiga. Artinya, semua kebijakan perusahaan dijalankan oleh sekutu
aktif. Sekutu aktif sering juga disebut sebagai persero kuasa atau persero pengurus.
2. Sekutu Pasif atau sekutu Komanditer
Merupakan sekutu yang hanya menyertakan modal dalam persekutuan. Jika
perusahaan mengalami rugi, mereka hanya bertanggung jawab sebatas modal yang
disertakan dan begitu juga apabila untung, uang yang mereka peroleh terbatas
tergantung modal yang mereka berikan. Status Sekutu Komanditer dapat disamakan
dengan seorang yang menitipkan modal pada suatu perusahaan, yang hanya
menantikan hasil keuntungan dari inbreng yang dimasukan itu, dan tidak ikut
campur dalam kepengurusan, pengusahaan, maupun kegiatan usaha perusahaan.
Sekutu ini sering juga disebut sebagai persero diam.

2.2 Ciri-Ciri Cv / Persekutuan Komanditer


Kita dapat mengenali suatu badan usaha adalah Persekutuan
Komanditer (CV) dilihat dari karakteristiknya. Mengacu pada pengertian CV
di atas, berikut ini adalah ciri-ciri CV tersebut:
1. Terdapat dua jenis keanggotaan dalam CV, yaitu sekutu aktif dan
sekutu pasif.

2. Sekutu aktif adalah anggota yang berperan menjalankan perusahaan.

3. Sekutu pasif adalah anggota yang hanya menanamkan modal usaha


tanpa turut serta dalam menjalan perusahaan.

4. Sekutu aktif memiliki tanggungjawab yang tidak terbatas.

5. Sekutu pasif memiliki tanggungjawab hanya sebesar modal yang


ditanamkan kepada perusahaan.

2.3 Jenis-Jenis Cv / Persekutuan Komanditer


Persekutuan Komanditer (CV) dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
diantaranya adalah:

1. Persekutuan Komanditer Murni

2. Ini adalah bentuk persekutuan komanditer dimana di dalamnya hanya terdapat


satu sekutu komplementer, sedangkan sekutu lainnya adalah sekutu
komanditer.
3. Persekutuan Komanditer Campuran
4. Ini bentuk persekutuan komanditer yang berasal dari bentuk firma jika
firma memerlukan modal tambahan. Sekutu firma menjadi sekutu
komplementer sedangkan sekutu lainnya adalah sekutu komanditer.
5. Persekutuan Komanditer Bersaham

6. Ini adalah bentuk persekutuan komanditer yang mengeluarkan saham yang


tidak bisa diperjualbelikan dimana sekutu komplementer dan sekutu
komanditer mengambil satu saham atau lebih.. Alasan dikeluarkan saham
tersebut adalah untuk mencegah terjadinya modal beku karena dalam
persekutuan komanditer tidak mudah untuk menarik modal yang telah
diserahkan.

2.4 Unsur-Unsur Cv / Persekutuan Komanditer


1. Unsur CV sebagai perkumpulan.
Unsur-unsur CV sebagai perkumpulan yaitu kepentingan bersama, kehendak
bersama, tujuan bersama, dan kerja sama. Maksud dari unsur-unsur tersebut
adalah persekutuan komanditer didirikan untuk kepentingan bersama dan atas
kehendak bersama. Persekutuan komanditer mempunyai tujuan bersama dan
terdiri dari anggota yang saling bekerja sama.
2. Unsur CV sebagai persekutuan perdata.
Unsur-unsur CV sebagai persekutuan perdata yaitu perjanjian timbal balik,
inbreng, dan pembagian keuntungan. Perjanjian timbal balik yang dimaksud
merupakan perjanjian yang hak dan kewajiban ada pada kedua belah pihak.
Tujuan kerja sama dalam persekutuan ini adalah untuk membagi keuntungan
dari hasil kerja sama tersebut, dengan syarat masing-masing anggota
persekutuan menyerahkan sesuatu (inbreng) ke dalam persekutuan sebagai
modal kegiatan usaha.
3. Unsur CV Sebagai Firma.
Unsur-unsur CV sebagai Firma yaitu untuk menjalankan perusahaan (pasal
16 KUHD), dengan nama bersama atau firma (pasal 16 KUHD), dan sebagai
tanggung jawab sekutu (kerja) yang sifatnya pribadi untuk keseluruhan (pasal 18
KUHD). Persekutuan komanditer adalah persekutuan firma dengan bentuk
khusus yaitu persekutuan firma yang mempunyai satu atau lebih sekutu
komanditer.
4. Unsur Kekhususan Persekutuan Komanditer
Persekutuan komanditer memiliki bentuk khusus yakni sekutu komanditer
itu sendiri. Sekutu komanditer adalah sekutu pasif yang tidak berwenang
menjalankan perusahaan, tetapi mempunyai kewajiban memberi pemasukan
modal kepada perusahaan.

2.5 Tujuan Didirikannya Cv


2.5.1 Pendirian persekutuan komanditer (CV) untuk dapat melakukan usaha.
Tujuan pertama dari pendirian suatu persekutuan komanditer (CV)
adalah agar dapat melakukan bentuk usaha. CV merupakan salah satu bentuk
badan usaha yang dapat dipilih oleh para pengusaha yang ingin melakukan
usaha dengan permodalan terbatas, dengan tujuan untuk menginvestasikan uang
mereka ke dalam bisnis tanpa mengambil bagian secara aktif dalam mengelola
bisnis tersebut, serta tanpa risiko lebih dari jumlah awal kontribusi mereka.

2.5.2 Pendirian persekutuan komanditer (CV) sebagai wadah usaha resmi.


Tujuan kedua dari pendirian persekutuan komanditer (CV) ialah dapat
dijadikan sebagai wadah usaha resmi. Di samping dapat dijadikan sebagai
wadah usaha resmi, pendirian persekutuan komanditer juga bisa dijadikan
sebagai wadah legal guna memudahkan pergerakkan badan usaha itu sendiri.
Persekutuan komanditer biasanya menawarkan kemudahan bagi pemilih bentuk
usaha tersebut karena badan usaha persekutuan komanditer memiliki
kepercayaan yang tinggi oleh para petinggi bank yang ada di Indonesia.
2.6Kelebihan Dan Kekurangan CV / Persekutuan Komanditer
Badan usaha terbentuk CV / Persekutuan Komanditer memiliki kelebihan dan
kekurangan tersendiri. Sesuai dengan dengan pengertian CV di atas, berikut ini adalah
kelebihan dan kekurangan bentuk usaha CV:
1. Kelebihan CV / Persekutuan Komanditer
 Proses pendiriannya tergolong mudah.
 Kemampuan manajemen badan usaha berbentuk CV umumnya lebih
besar.
 Bentuk usaha CV cenderung lebih mudah mendapatkan modal dari
perbankan karena lebih dipercaya.
 Biasanya CV lebih mudah berkembang karena manajemennya dapat diisi
oleh profesional sehingga pengelolaannya lebih baik.
 Resiko perusahaan dapat ditanggung secara bersama-sama oleh sekutu.
2. Kekurangan CV / Persekutuan Komanditer
 Operasional CV tergantung pada sekutu aktif yang bertindak sebagai
pemimpin sekutu sehingga kelangsungan hidup perusahaan tidak
menentu.
 Modal yang telah disetorkan ke perusahaan sangat sulit untuk ditarik
kembali.
 Mudah terjadi konflik antara sekutu pengusaha di dalam CV

2.7 Dasar Hukum Persekutuan Komanditer CV dan Kedudukan Hukum


Persekutuan Komanditer CV
Dasar hukum pendirian CV diatur dalam KUHD, khususnya pasal 19 s/d 21
yang mengatur tentang Persekutuan Komanditer. Tentu juga tidak lupa KUHPerdata,
sebagaimana konsep awalnya merupakan Persekutuan atas dasar Perjanjian.

Berikut ini kutipan pasal 19 s/d pasal 21 antara lain :


Pasal 19

Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau disebut juga perseroan
komanditer, didirikan antara seseorang atau antara beberapa orang persero yang
bertanggung jawab secara tanggung-renteng untuk keseluruhannya, dan satu orang atau
lebih sebagai pemberi pinjaman uang.

Suatu perseroan dapat sekaligus berwujud perseroan firma terhadap persero-persero


firma di dalamnya dan perseroan komanditer terhadap pemberi pinjaman uang. (KUHD.
16, 20, 22 dst.)

Pasal 20

Dengan tidak mengurangi kekecualian yang terdapat dalam pasal 30 alinea kedua, maka
nama persero komanditer tidak boleh digunakan dalam firma. (KUHD 19-21.)

Persero ini tidak boleh melakukan tindakan pengurusan atau bekerja dalam perusahaan
perseroan tersebut, biar berdasarkan pemberian kuasa sekalipun. (KUHD 17, 21, 32.)

Ia tidak ikut memikul kerugian lebih daripada jumlah uang yang telah dimasukkannya
dalam perseroan atau yang harus dimasukkannya, tanpa diwajibkan untuk
mengembalikan keuntungan yang telah dinikmatinya. (KUHPerd. 1642 dst.)

Pasal 21

Persero komanditer yang melanggar ketentuan-ketentuan alinea pertama atau alinea


kedua dari pasal yang lain, bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk
seluruhnya terhadap semua utang dan perikatan perseroan itu. (KUHD 18.)

Itulah beberapa dasar hukum CV. Graha Inspirasi menawarkan pembuatan CV, dengan
adanya layanan Graha Inspirasi ini akan jadi lebih mudah dan sangat terpercaya dalam
mengurus surat izin usaha perdagangan Anda.

persekutuan secara melepas uang, yang juga disebut persekutuan komanditer,


didirikan atas satu atau beberapa orang yang bertanggung jawab secara pribadi untuk
keseluruhan dengan satu atau beberapa orang pelepas uang. Letak aturan persekutuan
komanditer yang ada di tengah-tengah aturan mengenai persekutuan firma, yaitu pasal
19, 20 dan 21 KUHD. Letak aturan persekutuan komanditer di tengah-tengah pasal-
pasal yang mengatur persekutuan firma itu sudah sepatutnya, karena persekutuan
komanditer itu juga persekutuan firma.
Pada persekutuan firma hanya ada sekutu kerja “firmant”, sedangkan dalam
persekutuan komanditer, kecuali sekutu kerja, juga ada sekutu komanditer, yakni sekutu
yang tidak kerja, sekutu yang hanya memberikan pemasukan saja, tidak ikut mengurus
perusahaan. Kemudian adalah hubungan hukum antar sesama sekutu dengan pihak
ketiga.Di dalam CV ada dua jenis hubungan hukum, ialah hubungan hukum ke dalam
dan hubungan hukum ke luar.Hubungan hukum ke dalam meliputi hubungan kerja antar
sesama sekutu komplementer dan antar sekutu komplementer dan sekutu
komanditer.Hubungan hukum ke luar meliputi hubungan hukum antar sekutu dengan
pihak ketiga. Hubungan hukum antar sekutu komplementer dan sekutu komanditer
tuduk pada ketentuan pasal 1624 sama 1641 KUHPerdata.
Dalam CV hanya sekutu komplementer yang dapat mengadakan hubungan dengan
pihak ketiga.Jadi yang bertanggung jawab kepada pihak ketiga hanya sekutu
komplementer. Pihak ketiga hanya dapat menagih kepada sekutu komplementer dengan
menyerahkan sejumlah pemasukan pasal 19 ayat 1 KUHD . Sedangkan yang
bertanggung jawab kepada pihak ketiga hanya sekutu komplementer. Dengan kata lain
sekutu komplementer hanya bertanggung jawab ke dalam sedangkan sekutu
komplementer bertanggung jawab ke luar dan ke dalam.
Dalam pasal 20 ayat 1 KUHD di tentukan, bahwa sekutu komanditer tidak boleh
memakai namanya sebagai nama firma. Dalam ayat 2 di tentukan, bahwa sekutu
komanditer tidak boleh melakukan pengurusan walaupun dengan surat kuasa. Apabila
sekutu komanditer melanggar pasal ini, maka menurut ketentuan pasal 21 KUHD ia
bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan. Ini berarti tanggung jawabnya
sama dengan sekutu komplementer. Dalam soal pengurusan persekutuan, sekutu
komanditer di larang melakukan pengurusan meskipun dengan surat kuasa. Ia hanya
boleh mengawasi pengurusan, jika ditentukan dalam anggaran dasar persekutuan.
Apabila ketentuan ini di langgar, pasal 21 KUHD memberi sangsi, bahwa tanggung
jawab sekutu komplementer secara pribadi untuk keseluruhan.
Adapun untuk kedudukan hukum persekutuan komanditer adalah Apabila suatu
perseroan dikatakan sebagai badan hukum, berarti perseroan ini merupakan subjek
hukum yaitu sebagai pengemban hak-hak dan kewajiban menurut hukum. Dengan
demikian sama haknya seperti manusia, dapat memiliki kekayaan, dapat menggugat dan
digugat di muka pengadilan. Dengan kata lain, dalam perseroan itu sama anggotanya
secara bersama sama merupakan suatu kesatuan yang mempunyai hak- hak sendiri yang
terpisah dari hak-hak para anggotanya, kesatuan yang mempunyai kewajiban sendiri
yang terpisah dari kewajiban anggotanya, dapat bertindak sendiri di dalam dan diluar
hukum. Suatu badan, agar dapat merupakan badan hukum harus memenuhi syarat-
syarat atau unsur-unsur sebagai berikut;
a. Adanya harta kekayaan yang terpisah
b. Mempunyai tujuan tertentu
c. Mempunyai kepentingan tersendiri
d. Adanya organisasi yang teratur Karena persekutuan komanditer ini pada
hakekatnya adalah juga persekutuan firma dalam bentuk khusus, maka
persoalan, apakah persekutuan firma badan hukum.

2.8 Langkah/Prosedur Pendirian


Industri kecil seperti UMKM atau home industri menjadikan CV sebagai alternatif
badan usaha karena minimnya permodalan serta Prosedur Pendirian CV yang lebih
mudah dan simpel, yaitu:
1. Tentukan Dua Pendiri CV
Syarat utama dari pendiran CV adalah minimal dua orang pendiri, yang
memiliki peran sebagai sekutu aktif dan pasif. Pentingnya menentukan siapa
yang akan menjadi sekutu aktif dan pasif karena adanya perbedaan hak &
kewajiban yang signifikan. Sekutu aktif memiliki kewajiban yang tidak
terbatas, sedangkan sekutu aktif mempunyai tanggung jawab terbatas sebagai
investor.
Selain itu, kesepakatan mengenai pembagian properti antara pendiri CV
harus jelas dari awal pembentukan CV. Hal ini karena tidak akan dimuat dalam
akta dan juga berpengaruh terhadap tanggung jawab masing-masing peran saat
perusahaan mengalami kerugian.

2. Persiapan Data Pendirian CV


Pasal 19 KUHD menyebutkan bahwa perisapan pendirian CV di
hadapan notaris memerlukan dokumen-dokumen sebagai berikut:
a. Bukti Identitas (e-KTP): KTP setiap orang yang terlibat dalam pembuatan
CV, sebagai orang yang aktif atau pasif (nama dan nama keluarga, profesi
dan tempat lahir).
b. Nama yang akan Anda gunakan di CV.
c. Tempat kedudukan CV.
d. Tujuan dan sasaran Pendirian CV (profiling)
e. Nama sekutu yang berkuasa (sebagai orang yang menandatangani kontrak
a.k.a sekutu aktif).
f. Klausul pihak ketiga penting lainnya yang menentang sekutu pendiri.
g. Pendaftaran tanggal akta pendirian ke PN.
h. Buat uang tunai (uang) dari resume yang khusus untuk pihak ketiga. Jika
kosong, ambil tanggung jawab Sekutu sepenuhnya.
i. Pengecualian satu atau lebih mitra dari kewenangan mereka untuk bertindak
atas nama Persekutuan.

3. Pengajuan Nama CV Ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham)


Pengajuan permohonan pemesanan nama CV sebagai langkah pertama
pendirian CV melalui Sistem Administrasi Badan Usaha (SABU). Ada syarat
dan ketentuan dalam pengajuan nama CV, yaitu:
a. Menggunakan huruf latin
b. Belum dipakai CV lain secara sah sebagaimana terdaftar dalam SABU
c. Tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan
d. Tidak sama atau mirip dengan nama lembaga negara, lembaga pemerintah,
atau lembaga internasional kecuali mendapat izin dari lembaga yang
bersangkutan
e. Tidak mengandung angka atau rangkaian angka, huruf, atau rangkaian huruf
yang tidak membentuk kata, dan karakter special
Selanjutnya, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (DJAHU)
akan memberikan persetujuan secara elektronik jika nama CV sudah sesuai
dengan syarat dan ketentuan di atas. Sebaliknya, DJAHU dapat menolak
pemakaian nama apabila nama CV tidak memenuhi salah satu syarat dan
ketentuan. Untuk itu, pengecekan nama CV merupakan langkah yang sangat
vital bagi pelaku usaha untuk mencegah adanya kesamaan nama atau
ketidaksesuaian nama dengan peraturan yang berlaku.

4. Pembuatan Akta Pendirian CV di Hadapan Notaris

Notaris menandatangani akta pendirian CV. Notaris dapat berasal dari


wilayah manapun yang berbeda dengan tempat kedudukan CV sepanjang
notaris yang terkait sudah memperoleh keputusan pengangkatan, telah
disumpah dan didaftarkan pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

5. Penandatanganan Akta oleh Para Pendiri CV

Semua pendiri CV (pemilik dan pengelola) akan menandatangani akta


pendirian CV tersebut di hadapan notaris. Jika salah satu atau semua pendiri
CV tidak dapat hadir di hadapan notaris, mereka dapat memberi kuasa.

6. Pengurusan SKDP
SKDP (Surat Keterangan Domisili Perusahaan) merupakan syarat yang
penting karena jika kita membuat NPWP maupun Izin Usaha, surat ini akan
diminta. Pihak yang mengeluarkan adalah kantor kelurahan tempat CV berada.

7. Pengurusan NPWP

Selanjutnya, pengajuan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan


usaha melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat sesuai dengan domisili
CV. Kelengkapan dokumen untuk mengajukan NPWP adalah: akta pendirian,
peraturan menteri hukum dan HAM, SKDP, fotokopi KTP, NPWP dan KK
direksi perusahaan. Anda akan mendapatkan surat keterangan wajib pajak
badan.

8. Pendaftaran CV ke Pengadilan Negeri

Proses ini dilakukan setelah mendapatkan akta notaris. Pendaftaran akta


notaris di wilayah hukum tempat CV melalui Sekretaris Pengadilan Negeri
setempat. Selain itu, saat pendaftaran membawa kelengkapan dokumen adalah
berupa Surat Keterangan Tinggal (SKDP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) dengan nama CV Anda. Proses ini membutuhkan waktu hingga 2
bulan untuk menunggu persetujuan dari Pengadilan Negeri.

9. Pengurusan Nomor Izin Berusaha (NIB)

Langkah selanjutnya setelah akta pendirian berhasil didaftarkan di


Pengadilan Negeri setempat adalah pengurusan NIB. Pengurusan Nomor Induk
Berusaha (NIB) melalui Online Single Submission (OSS). Adapun NIB
berlaku juga sebagai:
a. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
b. Angka Pengenal Impor (API), jika pelaku usaha akan melakukan kegiatan
impor
c. Akses Kepabeanan, jika pelaku usaha akan melakukan kegiatan ekspor
dan/atau impor
d. Notifikasi kelayakan untuk memperoleh fasilitas fiskal dan/atau;
e. Izin Usaha, misalnya untuk Izin Usaha di sektor Perdagangan (Surat Izin
Usaha Perdagangan/SIUP).

10. Pengumuman Ikhtisar Resmi

Publikasi ringkasan resmi dilakukan setelah akta pendirian CV


disetujui oleh Pengadilan Negeri. Pendiri CV wajib mempublikasikan
rangkuman resmi CV sebagai pelengkap Lembaran Negara Republik
Indonesia.

2.9 Macam-Macam Sekutu dalam Cv


1. Sekutu Aktif Atau Sekutu Komplementer (Pengurus)

Sekutu yang menjalankan perusahaan dan berhak melakukan perjanjian


dengan pihak ketiga. Artinya, semua kebijakan perusahaan dijalankan oleh sekutu
aktif. Sekutu aktif sering juga disebut sebagai persero kuasa atau persero pengurus
adalah sekutu yang bertanggung jawab penuh terhadap jalannya perusahaan
termasuk bertanggungjawab atas utang piutang (harta pribadinya) Pasal 18 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang.

2. Sekutu Pasif Atau Sekutu Komanditer (Tidak Kerja)

Sekutu yang hanya menyertakan modal dalam persekutuan. Jika perusahaan


menderita rugi, mereka hanya bertanggung jawab sebatas modal yang disertakan
dan begitu juga apabila untung, uang mereka memperoleh terbatas tergantung
modal yang mereka berikan. Status Sekutu Komanditer dapat disamakan dengan
seorang yang menitipkan modal pada suatu perusahaan, yang hanya menantikan
hasil keuntungan dari inbreng yang dimasukan itu, dan tidak ikut campur dalam
kepengurusan, pengusahaan, maupun kegiatan usaha perusahaan. Sekutu ini sering
juga disebut sebagai persero diam (Pasal 21 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang).

2.10 Tanggungjawab dalam Cv


Dalam kamus hukum, tanggung jawab adalah suatu keharusan bagi
seseorang untuk melaksanakan apa yang telah diwajibkan kepadanya.

Dalam akta pendirian ditentukan juga hak dan kewajiban masing-masing sekutu,
serta tanggung jawab yang melekat pada masing-masing sekutu. Dengan demikian,
maka setiap sekutu memiliki hak dan kewajiban yang apabila dilanggar akan memiliki
konsekuensi tanggung jawab yang sangat besar atau tidak terbatas sampai kepada harta
pribadi para sekutu. Resiko bagi pengurus CV adalah menyangkut kinerja perusahaan.
Apabila perusahaan yang dikelolanya mengalami kerugian, maka pengurus yang paling
banyak menanggung beban untuk melunasi utang perusahaan. Resiko yang paling besar
lagi adalah harta kekayaannya bisa menjadi jaminan untuk menutupi utang perusahaan.
1) Hak dan kewajiban masing-masing antara sekutu aktif dan sekutu pasif

Salah satu atau beberapa anggota bertanggung jawab secara tidak terbatas dan anggota
lain bertanggung jawab secara terbatas terhadap utang. Kedua sekutu tersebut
mempunyai hak dan kewajiban masing-masing.
a. Sekutu Aktif (Komplementer)

Sekutu aktif (komplementer) mempunyai hak dan kewajiban terhadap CV sebagai


berikut:
1. wajib mengurus CV;
2. wajib bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kewajiban CV terhadap
pihak ketiga;
3. berhak memasukkan uang atau kekayaan lainnya kepada CV, dan
4. berhak menerima pembagian keuntungan.

b. Sekutu Pasif (Komanditer)


Sekutu pasif (komanditer) mempunyai hak dan kewajiban terhadap CV sebagai berikut:
1. wajib menyerahkan uang atau kekayaan lainnya kepada CV;
2. wajib bertanggung jawab atas kewajiban persekutuan terhadap pihak
ketiga terbatas pada jumlah pemasukan yang telah disetor untuk modal
persekutuan;
3. berhak memperoleh pembagian keuntungan;
4. sekutu komanditer dilarang untuk melakukan pengurusan meskipun
dengan menggunakan surat kuasa. Akan tetapi, sekutu komanditer boleh
melakukan pengawasan jika ditetapkan dalam akta pendirian. Apabila
sekutu komanditer melakukan pengurusan persekutuan maka
tanggungjawabnya diperluas menjadi sama dengan sekutu
komplementer, yaitu bertanggung jawab secara renteng.

2) Tugas sekutu aktif (komplementer) dan tugas sekutu pasif (komanditer)


a. Sekutu Aktif (Komplementer)

Adapun tugas sekutu aktif (komplementer), adalah sebagai berikut:


1) Mengurus CV;
2) Melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga;
3) Bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan.
b. Sekutu Pasif (Komanditer)

Sedangkan tugas seekutu pasif (komanditer), adalah:


1) Wajib menyerahkan uang, benda ataupun tenaga kepada persekutuan
sebagaimana yang telah disanggupkan;
2) Berhak menerima keuntungan;
3) Tanggung jawab terbatas pada jumlah pemasukan yang telah
disanggupkan; dan
4) Tidak boleh campur tangan dalam tugas sekutu aktif sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 20 KUHD, bila dilanggar maka tanggung
jawabnya menjadi tanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan
(tanggung jawab sekutu aktif) berdasarkan Pasal 21 KUHD

Tanggung Jawab CV terhadap Pihak Ketiga


Tanggung jawab para pesero terhadap pihak ketiga terkait dengan akta pendirian
dan akta perubahan anggaran dasar CV setelah diundangkannya Permenkumham No.
17/2018 bahwa bentuk legalisasi untuk memberikan kepastian hukum bagi pihak ketiga
yaitu Surat Keterangan Terdaftar dan Surat Keterangan Pendaftaran Perubahan dari
SABU yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.
Sebagaimana dikemukakan Satjipto Rahardjo mengenai konsep tanggung jawab
hukum, bahwa tanggung jawab hukum berkaitan erat dengan konsep hak dan
kewajiban, artinya dia bertanggung jawab atas suatu sanksi bila perbuatannya
bertentangan dengan peraturan yang berlaku. Jika dikaitkan dengan tanggung jawab
pesero dalam suatu perseroan yang berbentuk CV, maka mereka memiliki tanggung
jawab terhadap legalitas usahanya, baik dalam hal pendaftaran usaha, perizinan usaha,
dan lain sebagainya, untuk dapat dijadikan bukti yang memberikan kepastian hukum
bagi pihak ketiga yang menjalin kerja sama dengan perseroan tersebut.

2.11 Berakhirnya Persekutuan Cv


CV pada hakekatnya merupakan persekutuan firma, dan persekutuan firma
adalah persekutuan perdata yang didirikan untuk melakukan perusahaan dengan nama
bersama (firma), maka aturan tentang berakhirnya firma berlaku juga pada CV. Dengan
demikian, Pasal 1646 sampai dengan 1652 KUH Perdata dan Pasal 31 sampai dengan
35 KUHD dapat diberlakukan juga.

Dalam Pasal 31 KUHD ditegaskan bahwa:


1) Membubarkan suatu perseroan firma sebelum waktu yang ditentukan dalam
persetujuan, atau sebagai akibat pengunduran diri atau pemberhentian, begitu
juga memperpanjang waktu sehabis waktu yang ditentukan, dan mengadakan
perubahan-perubahan dalam persetujuan semula yang penting bagi pihak ketiga,
semua itu harus dilakukan dengan akta otentik, pula harus didaftarkan seperti di
atas dan diumumkan dalam berita negara.
2) Kelalaian tentang hal ini berakibat tidak berlakunya pembubaran, pengunduran
diri, pemberhentian atau perubahan tadi terhadap pihak ketiga.
3) Apabila pendaftaran dan pengumuman itu dilalaikannya dalam hal perpanjangan
waktu, maka berlakulah ketentuan-ketentuan dalam Pasal 29.

Mengacu kepada Pasal 31 KUHD tersebut, maka bubarnya CV dengan cara sebagai
berikut:
1. Berakhirnya jangka waktu pendirian CV yang ditetapkan dalam anggaran dasar
pendirian.
2. Akibat pengunduran diri atau pemberhentian sekutu.
3. Akibat perubahan anggaran dasar.

Abdulkadir Muhammad dalam bukunya Pengantar Hukum Perusahaan


mengatakan pembubaran CV sama dengan firma, yaitu harus dilakukan dengan akta
otentik dimuka Notaris, didaftarkan di kepanitraan pengadilan negeri dan diumumkan
dalam tambahan berita negara. Kelalaian pendaftaran dan pengumuman tersebut
mengakibatkan tidak berlaku pembubaran, pengunduran diri, pemberhentian, perubahan
akta pendirian terhadap pihak ketiga.
Saat ini, proses pendaftaran pembubaran CV, apabila CV tersebut didirikan
sebelum diterbitkannya Permenkumham No17/2018, maka sebelum CV dibubarkan,
diharuskan terlebih dahulu untuk dilakukan pencatatan pendaftaran di AHU, hal ini
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 23 Ayat (1) Permenkumham No.
17/2018. Kemudian dilanjutkan untuk pembuatan akta pembubaran CV oleh Notaris,
dan akta pembubaran kemudian didaftarkan melalui SABU untuk diberitahukan kepada
Menteri.
Permenkumham No. 17/2018 mengatur pendaftaran pembubaran CV, yang
dilakukan dengan cara membuat akta pembubaran di Notaris, namun sebelumnya
Notaris akan menanyakan alasan-alasan CV tersebut dibubarkan, misalnya karena:
1. Berakhirnya jangka waktu perjanjian;
2. Musnahnya barang yang dipergunakan untuk tujuan CV telah tercapai;
3. Karena kehendak para sekutu;
4. Menghapus Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) CV;
5. Atau alasan-alasan lain sesuai dengan ketentuan perundangundangan.

Setelah memenuhi salah satu alasan di atas, maka pelaku usaha dapat melakukan
pembubaran CV.
Pengajuan pendaftaran pembubaran tersebut harus dilengkapi dengan:
1. Akta pembubaran yang dibuat oleh Notaris;
2. Putusan pengadilan yang menyatakan pembubaran; atau
3. Dokumen lain yang menyatakan pembubaran.

Selanjutnya akta pembubaran disampaikan secara elektronik kepada Menteri


melalui SABU, dengan langkah-langkah kurang lebih sama dengan pendaftaran
perubahan CV
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Peran Badan Usaha dalam perekonomian Indonesia sangat penting guna
mengembangkan perekonomian negara, meningkatkan kemakmuran rakyat Indonesia,
memupuk keuntungan dan pendapatan, dan melaksanakan dan menunjang pelaksanaan
program kebijakan pemerintah di bidang ekonomi. Banyak sekali bentuk-bentuk badan
usaha di Indonesia, salah satunya adalah Persekutuan Komanditer atau CV.
Perseroan Komanditer atau biasa disebut CV adalah salah satu jenis badan usaha
di Indonesia. CV termasuk badan usaha bukan berbadan hukum seperti PT,  walaupun
demikian keberadaan badan usaha ini tidak mengurangi hak dan kewajibannya sebagai
perusahaan yang diakui pemerintah dan kalangan dunia usaha khususnya. Hal ini dapat
kita lihat dari banyaknya pengusaha, terutama Pengusaha Kecil dan Menengah (UKM)
yang menggunakan badan usaha CV sebagai landasan untuk dapat melakukan kegiatan
usaha di Indonesia.
Menurut Pasal 1 butir 5 RUU, CV adalah badan usaha bukan badan hukum yang
mempunyai satu atau lebih sekutu komplementer dan sekutu komanditer. Sekutu
komplementer berhak bertindak untuk dan atas nama bersama semua sekutu serta
bertanggung jawab terhadap pihak ketiga secara tanggung renteng. Namun sekutu ini
bertanggung jawab sampai harta kekayaan pribadi. Hal ini terjadi jika harta CV tidak
cukup untuk membayar hutang saat CV bubar.
3.2 Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini, diharapkan agar para pembaca dapat
lebih mengetahui dan memahami tentang “ Bentuk Badan Usaha – Persekutuan
Komanditer (CV) ‘’. Kami selaku tim penulis memohon kritik dan saran dari para
pembaca mengenai makalah kami demi kesempurnaan kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Abdulkadir Muhammad, Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung: Citra
Aditya Bakti, 1991.
Andi Hamzah, Kamus Hukum, Bandung: Ghalia Indonesia, 2005.
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Cetakan ke 6, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010.
Ramlan dan Dewi Kartika, Pendirian Persekutuan Komanditer Pasca Lahirnya
Permenkumham Nomor 17 Tahun 2018, Medan: Pustaka Prima, 2020.

Jurnal, Tesis, dan Internet:


Dasar Hukum Persekutuan Komanditer (CV) dan Kedudukan Hukum Persekutuan
Komanditer’’, https://text-id.123dok.com/document/8yd9o4p1z-dasar-hukum-
persekutuan-komanditer-cv-dan-kedudukan-hukum-persekutuan-komanditer-
cv.html, diakses pada tanggal 13 September 2021
Endarwati, Christina. 2011. Pertanggungjawaban dan Pengurusan Kekayaan
Persekutuan Komanditer. Tesis. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
“Jenis, Tanggung Jawab, Hak dan Kewajiban Sekutu Pada Persekutuan Komanditer
(CV)”¸ www.artonang.com , diakses tanggal 13 September 2021.
Krisnadi Nasution dan Alvin Kurniawan, “Pendaftaran Commanditaire Vennootschap
(CV) Setelah Terbitnya Permenkumham Nomor 17 Tahun 2018”, Jurnal Hasil
Penelitian, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Vol. 04, No. 01, Januari 2019.

Anda mungkin juga menyukai